Anda di halaman 1dari 8

Cerita Fantasi

Elisa dan tiga butir jagung emas

Di sebuah gubuk tua, tinggallah seorang gadis bernama Elisa bersama ibu dan
adiknya. Ayahnya telah meninggal sehingga tulang punggung keluarga hanyalah
ibunya. Elisa harus putus sekolah karena ibunya sudah tidak sanggup membiayai
sekolah Elisa. Untuk membantu ibunya, Elisa bekerja pada tetangganya yang
memiliki rumah besar. Pada suatu pagi ketika hendak bekerja Elisa melihat kakek tua.
Kakek tua itu tampaknya sangat lelah dan tersungkur di jalan. Kakek itu lalu
meminta tolong dan Elisa segera membantu kakek tersebut. Elisa kemudian
mengobati luka kakek sembari berbincang. Kakek menanyakan tentang hidup Elisa
dan Elisa menceritakan semuanya. Setelah cukup beristirahat Elisa menawarkan untuk
mengantar si kakek akan tetapi kakek tua menolak dan memberikan sepotong kain.
Di dalam sepotong kain yang diberikan kakek tua, terdapat 3 butir jagung
berwarna emas. Kakek tua berpesan bahwa jagung ini adalah jagung ajaib. Jika
ditanam dengan ikhlas dan sabar maka akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Elisa berterimakasih dan melanjutkan perjalanan untuk bekerja. Setelah pulang, Elisa
menceritakan kejadian dan jagung emas kepada sang ibu.
Sang ibu lalu meminta Elisa untuk menanam jagung tersebut di belakang
rumah. Setiap pagi Elisa menyiram jagung dan siangnya ibunya membantu merawat
jagung tersebut. Setelah jagung tersebut tumbuh, betapa terkejtnya Elisa ketika
hendak memasak jagung tapi seluruh biji jagung terbuat dari emas. Elisa kemudian
menceritakan kepada sang ibu. Keduanya berencana menjual jagung emas itu.
Jagung emas tersebut selalu berbuah satu buah dalam seminggu sehingga
keluarga Elisa kini hidup sejahtera. Setelah merasa serba cukup, hasil panen jagung
lainnya kemudian dia bagikan biji jagung emas tersebut kepada tetangga dan orang
miskin agar bisa menikmati hasil jagung tersebut. Meski sudah merasa cukup, namun
Elisa masih selalu berbaik hati dan senang membantu sesama.
Cerita Fantasi

Sepasang Saudara penyihir


Di sebuah desa yang damai, hiduplah dua saudara kembar yang memiliki

kekuatan sihir. Mereka adalah Niko dan Arko. Meski merupakan saudara kembar,

namun watak keduanya sangat berbeda drastis. Niko sangat sombong dan angkuh

serta Arko merupakan anak yang baik hari. Niko memiliki keistimewaan yaitu

menguasai sihir lebih banyak sehingga dengan sombongnya selalu memamerkan

kemampuannya.

Arko yang merupakan kakak dari Niko selalu melarang adiknya untuk

memamerkan kekuatannya kepada teman-temannya atau menggunakan sihir dengan

sembarang. Akan tetap Niko selalu mengelak dan mengatakan bahwa Arko iri dengan

kemampuan sihir Niko. Sikap Niko justru semakin menjadi-jadi, diubahnya semua

benda di sekelilingnya menjadi batu termasuk hewan ternak milik keluarganya.

Arko terus menasihati si adik tapi tetap saja Niko yang keras kepala dan angkuh

merasa bahwa dirinya paling kuat dan hebat hingga seluruh benda di dalam rumahnya

diubah menjadi batu. Ada satu benda yang belum diubah, yaitu cermin. Niko yang

membacakan mantera kemudian berniat mengubah cermin menjadi batu ternyata

terbalik ke arahnya. Mantera tersebut ternyata terpantul ke arah Niko.

Niko akhirnya berubah menjadi batu. Melihat keadaan kakaknya, Arko

memberitahukan guru sihir kemudian meminta bantuannya untuk membebaskan sang

kakak dari sihir yang diperbuat sendiri. Namun guru sihir tidak bisa membantu karena

mantera itu bersifat abadi dan hanya bisa di ubah oleh orang yang memiliki telah

membacakan mantera sihir mengubah benda menjadi batu.


Cerita Fantasi
Ikan Emas
Di tepi desa di dekat sungai, hiduplah keluarga yang terdiri dari dua orang anak perempuan
dan ibunya yang janda. Ayahnya sudah lama meninggal dan ibunya sakit-sakitan. Kedua anak tersebut
bernama Ninda dan Andini. Keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Andini yang
merupakan anak tertua memiliki sifat sombong dan keras kepala serta selalu membangkang perintah
orang tuanya.
Sedangkan Ninda merupakan adik Andini yang memiliki sifat ramah, sabar, lemah lembut dan
selalu menaati orang tua. Sepulang sekolah, Ninda selalu membantu ibunya merapikan dagangan
ibunya setelah pulang dari pasar. Ninda juga sangat rajin membantu segala pekerjaan rumah. Ninda
kasihan kepadaibunya yang telah lelah bekerja dan harus melakukan segala pekerjaan rumah yang
berat.
Sedangkan Andini, kakaknya sangat sombong dan pemalas. Sepulang sekolah, Andini
langsung bermain dengan teman-temannya. Ia tidak mau membantu ibunya apalagi membantu
pekerjaan rumah. Pakaiannya pun dicucikan oleh Ninda. Andini hanya pulang ke rumah ketika lapar
dan meminta uang kepada ibu. Meski demikian, Ninda tidak pernah mengeluh akan sifat kakaknya itu.
Pada suatu hari minggu, Ninda diminta oleh ibunya untuk mencari ikan di sungai dekat rumahnya
sebagai lauk makan siang. Ninda yang kala itu berangkat sendiri kemudian mulai memancing ikan di
sungai dengan peralatan seadanya. Tak lama kemudian, kail Ninda di tarik oleh seekor ikan. Ninda
terkejut karena ikan yang di dapat merupakan ikan besar dan berwarna emas.
Ninda akhirnya memutuskan untuk membawa pulang ikan tersebut dan menceritakan betapa
indahnya ikan tersebut kepada ibunya. Ninda berencana untuk tidak memasak ikan tersebut dan
memeliharanya hingga lebh besar. Ibu Ninda kemudian menyetujui keinginan anaknya untuk
memelihara ikan yang baru saja ditangkapnya. Ninda meletakkan ikan pada bak air kemudian pergi
mencari makanan lainnya.
Setelah pulang, Ninda terkejut karena di sekitar bak tempat ikat di letakkan terdapat 2 buah
sisik emas yang terkelupas dari tubuh ikan. Ninda kemudian memberitahukan ibunya lalu berencana
menjual sisik emas tersebut. Ternyata memang benar, sisik tersebut adalah emas dan dapat dijual.
Akhirnya Ninda dan ibunya menjual sisik emas tersebut dan uangnya dipakai untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Ikan tersebut terus mengeluarkan sisik emas selama seminggu sekali tanpa se-pengetahuan
Andini. Andini yang mulai curiga karena rumahnya selalu terisi makanan enak dan barang baru
akhirnya bertanya. “ Darimana kalian mendapatkan semua ini”. “Semua adalah rizki titipan Tuhan”
jawab ibunya. Sang ibu lalu berpesan agar Andini tidak membuang atau menyakiti ikan peliharaan
Ninda.
Pada suatu hari, Ninda dan ibunya belum pulang dari pasar, sedangkan Andini sudah merasa
sangat lapar karena baru pulang bermain. Melihat tudung makanan serta bakul nasi yang kosong,
Andini merasa kesal dan marah. Ia kemudian mencari-cari makanan sambil membanting barang-barang
di dapur. Andini akhirnya melihat ikan emas peliharaan Ninda di dalam bak di dekat dapur.
Andini yang sedang kelaparan dan kesal karena ibu dan adiknya tidak menyiapkannya makan langsung
mengambil ikan emas tanpa mempedulikan pesan dari sang ibu untuk tidak menyakiti ikan emas
tersebut. Andini kemudian memotong ikan emas dan menggorengnya lalu dimakanlah ikan emas ajaib
yang telah memberikan kesejahteraan kepada keluarga tersebut.
Setelah pulang dari pasar, Ninda dan ibunya sangat terkejut melihat dapur yang beratakan
serta tulang belulang ikan diatas meja makan. Ninda kemudian melihat bak dimana ikan emasnya
diletakkan, ternyata ikan emas tersebut sudah tidak ada. Ninda kemudian menyadari bahwa tulang
belulang diatas meja makan merupakan duri dari ikan emas kesayangannya telah di makan oleh sang
kakak.
Ninda kemudian menangis dan sembari menguburkan sisa duri dari ikan emas tersebut.
Setelah Andini pulang, ibunya langsung menanyakan perihal ikanemas milik adiknya. Dengan santai
Andini menjawab “Sudah ku masak, karena kau lapar dan kalian tidak memasak untukku hari ini”.
Mendengar keangkuhan anaknya, ibunya merasa sedih dan terpukul karena sifat anak sulungnya itu.
Kini ikan emas yang telah memberikan kesejahteraan pada keluarga tersebut telah hilang. Andini
semakin kesal setiap harinya karena harus kembali hidup serba pas-pasan dan memakan makanan
seadanya. Seandainya saja ia bisa menunggu sebentar saja dan mendengar pesan ibunya, pastilah
keluarga mereka akan tetap sejahtera.
Cerita Fantasi
Wiz Dan Belimbing Ajaib
Wiz, sang kurcaci penggali sumur dengan memiliki sebatang pohon belimbing ajaib di
rumahnya di tengah hutan Morin, buahnya berwarna-warni sesuai warna cabangnya. Pohon
belimbing ini merupakan pohon ajaib di kalangan para kurcaci di hutan Morin. Pohonya
bercabang lima seperti jari tangan, dengan warna yang berbeda-beda.

Yang setiap warna memiliki khasiatnya sendiri, buah merah cabang ibu jari, yang berkhasiat
dapat menyembuhkan penyakit asma. Buah hijau cabang telunjuk, berkhasiat menyembuhkan
sakit perut. Buah kuning cabang jari tengah berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit mata,
buah putih cabang jari manis berkhasiat mempercantik wajah.

Seperti bentuk jari manis yang anggun, belimbing putih sering dipesan kurcaci wanita untuk
mempercantik wajah dan tubuh, supata tetap segar dan penuh pesona. Nah buah biru cabang
kelingking, kecil dan agak rapuh. Buah biru berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit lupa,
semua kurcaci yang pelupa dihutan Morin, langsung pulih ingatanya ketika memakan
belimbing biru. Pokoknya nyos deh khsiatnya.

Suatu hari, Wiz pergi menggali sumur di didesa sebelah hutan morin, tiba-tiba matanya
terkena pecahan batu galian, wah bahaya kalau tidak cepat ditangani. Wiz lalu mengambil
belimbing kuning dari dalam tasnya, kemudian dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit
mata wiz kembali pulih. Ketika hari mulai sore, Wiz pulang ke hutan.

Di tengah perjalanan Wiz bertemu seorang Ibu tuas yang sakit asma, Wis jatuh kasihan,
kemudian ia mengambil belimbing merah dari tasnya dan diberikan kepada Ibu tua tersebut,
setelah Ibu tuas memakannya, seketika itu juga sembuhlah penyakit asmanya, Ibu tua lalu
mengucapkan terima kasih kepada Wiz, Wiz melanjutkan perjalanan pulangnya, kembali Wiz
bertemu dengan kakak beradik yang tengah duduk di atas batu dipinggir sungai. “Aduh, sakit
perutku, kak!!” kata anak laki-laki sambil meringis kesakitan memegang perutnya.

“Sakit sekali ya, dek??” tanya kakak perempuanya yang buruk rupa, iya kak aku sudah tidak
tahan ;lagi,” ucap anak lelaki menahan sakit. Wiz yang mendengar percakapan tersebut
bertanya,”ada yang dapat saya bantu??”” “Oh, iya pak kurcaci, adikku butuh pertolongan, ia
sakit perut, mungkin terlalu banyak makan jambu air,” sang kakak memberitahu Wiz. Wiz
mengambil belimbing hijau dari tasnya dan diberikan ke anak lelaki itu.

“Nah, makan ini!!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing tersebut, Wiz menatap kakak
perempuan yang buruk rupa kemudian menjadi iba, Wiz lalu mengambil belimbing putih dan
diberikan kepada sang kakak. “Saya tidak sakit pak kurcaci,” kata sang kakak.

“Kamu juga boleh memakannya, nanti kamu akan tahu khasiatnya!!” jawa Wiz, akhirnya
kedua kakak beradik itu memakan buah belimbing dari pohon ajaib itu. “Haa?? aku bisa jadi
cantik?? kulitku pun jadi putih dan halus!!”” sorak sang kakak perempuan buruk rupa takjub
dengan perubahan yang baru saja terjadi. “Aku juga sudah sembuh, kak!! perutku sudah nggal
mules lagi,”kata si anak lelaki.“Wah, terima kasih ya pak kurcaci, kami sangat beruntung
bertemu kamu hari ini, terima kasih, terima kasih, terima kasih,” keduanya menyampaikan
rasa terima kasihnya berulang-ulang. Wiz hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih
itu. Mendekati rumahnya di hutan, Wiz bertemu dengan seorang kakek, kelihatannya sang
kakek sedang kebingungan. Wiz mendekati si kakek dan bertanya,”ada apa, kek?? ada yang
dapat saya bantu??”tanya Wiz lembut.“Iya, saya butuh bantuan, saya mau pulang ke rumah
saya di pinggir hutan tapi saya lupa jalan pulangnya, sekarang saya tersesat,”ujar sang kakek
yang pelupa. “Oh jangan khawatir, kek, kakek makan saja belimbing biru ini!!” kata Wiz
sambil menyerahkan belimbing terkahir dari dalam tasnya. Beberapa saat kemudian
tampaklah reaksinya, kakek mulai sadar dan telah tahu arah ke rumahnya. “Terima kasih,
sekarang saya jadi tahu jalan pulang ke rumah!!” kata kakek senang.“Oke, hat-hato ya, kek!!”
jawab Wiz sopan, nah, lengkaplah sudah tugas Wiz hari itu, dengan menyembuhkan lima
penyakit dengan buah belimbing ajaib. Setiap hari, wis si kurcaci dan belimbing ajaibnya
akan terus menyembuhkan siapa saja yang membutuhkan pertolongan.
Cerita Fantasi

Sahabatku Malaikat
“Sausan!” teriakku pada Sausan. ia menoleh. Kuhampiri dia
“Hari ini cerah, kicauan burung pagi yang merdu membuatku senang..” Kata Sausan.
“Iya kau benar Sausan” Kataku.

Hai, Aku SherinaAliskha. cukup panggil aku Sher.


Aku dan Sausan telah 1 minggu bersahabat. dia murid baru yang cantik, baik hati,
pintar, dan imut. Rambutnya bewarnacoklat diikat dua setiap hari. Dia selalu
mengatakan hal yang sama seperti tadi. Aku dan Sausan bermain setiap sore di
rumahku. Namun, ketika kuajak bermain ke rumahnya, dia menolak katanya
rumahnya jauh. Aku mengerti, mungkin dia takut ibunya marah atau semacamnya.

Jam istirahat…
“Sausan, ayo ke kantin!” seruku.
“Terima kasih, aku tidak lapar..” katanya. Aku menghampirinya.
“Sausan, ada apa?” tanyaku. Kupegang tangannya ia begitu dingin, tak seperti
biasanya.. Wajahnya begitu pucat.
“Sausan?” tanyaku lagi.
Ia berhenti bernafas, aku kaget.
“Sausan!!, tolong! teman-teman! bantu Sausan!!” aku berteriak kencang. Sausan pun
pingsan. Kami membawanya ke klinik sekolah.

2 jam kemudian…
“Tidak!! jangan Sausan!!” Aku berteriak histeris. Sausan telah meninggalkanku.
“Tidak!!!”

Aku terbangun dari mimpiku, untung itu hanya mimpi. Aku pergi ke luar lalu ke
rumah Sausan diam-diam.

Saat sampai…
Rumahnya begitu sepi.. tak ada seorang pun… “Sausan!, Sausan!” teriakku. Aku
pergi ke halaman belakang Sausan. Kulihat batu nisan bertuliskan nama Sausan. Aku
tercegang begitu kaget. Aku pun pulang lari bergitu cepat.

Di sekolah…
“Kamu kenal sama Sausanga?” tanyaku pada Mella temanku.
“Dia udah pergi, udah ke alam sana..” jawab Mella. kukira kemarin mimpi tapi…
nyata..
Lalu siapa yang bersamaku 1 minggu yang lalu? Apa itu arwah Sausan?

Sesampainya di rumah… kuceritakan semua pada ibu


“Bu.. Sausan..” gumamku sedih.
“Iya.. dia meninggal 7 tahun yang lalu..” jelas ibu.
“Apa? lalu siapa yang bersamaku semasa 1 minggu yang lalu bu?” tanyaku.
“Dialah Sausan.. dia malaikat yang bersamamu..” jawab ibu.

Aku pun pergi ke tempat Sausan berbaring tenang. Aku berdoa agar ia Tenang di alam
sana… Dan aku tahu itulah akibatnya Sausan menolak bermain di rumahnya..
TerimakasihSausan…
Cerita Fantasi

Kubah Besi
Dua ribu? Sepuluh ribu? Entah berapa banyak liter yang sudah aku habiskan hanya
untuk bernapas, atau hanya untuk membelai rambut jagungku saja.

Waktu itu layaknya seorang penguasa Eurasia, aku menghambur hamburkannya. Dan
sekarang sudah bisa kurasakan karmanya. Rasanya tercekik. Bernapas bukan lagi
suatu kebutuhan tetapi kegiatan yang dicaci dan harus dimusnahkan. Sayang, masih
banyak yang ingin kucapai dan aku tidak mau mati dulu.

Jadi kukumpulkan semua yang tersisa dari seluruh penjuru bumi yang bulat ini.
Menyimpannya dalam sebuah kubah besar berbahan dasar besi langka yang kudapat
dari seorang petani tua pesakitan. Mencoba berbagai cara mengembangbiakkan
udara… gila memang. Tapi apalah aku yang egois ini, yang masih mau bermimpi dan
mewujudkannya.

Entah kekuatan dari mana, tapi kubah besiku bekerja dengan sempurna. Tidak mau
menerima karma yang buruk, dengan senang hati kubagikan semuanya ke makhluk
yang mengiba udara, termasuk mereka yang kehilangan muka karena mencaci kubah
besiku.

Waktu terus berjalan dan orang orang memuakkan yang tumbuh semakin subur itu
siap melakukan fungsinya bahkan tanpa ada tanda peringatan. Mereka yang berpundi,
melalui pengkhinat yang bekerja untukku, menukarnya lebih banyak hanya untuk
disimpan dan dipamerkan kepada mereka yang terlunta.

Kututup kubah besi kebanggaanku karena demi Tuhan.. aku hanya ingin membuat
keadaan sedikit membaik bukan malah memperumitnya! Ada apa sih dengan orang
orang itu? Apa harus aku lagi yang mencari solusinya? Tidak! Tidak sudi.

Kalau sudah tau begini, kenapa dulu mereka tidak memperbanyak apa yang sering
mereka sebut ‘sampah’?

Demi Tuhan kurindu dengan semua zamrud itu. Sungguh.


Cerita Fantasi

Sahabat Cermin
Aku termenung di balkon sekolah. Termenung sedih dan berkhayal, bahwa akan punya
sahabat. Sahabat setia yang tidak akan meninggalkan diriku sendiri. Tapi, tak ada yang ingin
berteman denganku. Bahkan semua orang membenciku. Padahal, aku tak pernah berbuat jahat
kepada mereka. Aku juga selalu berusaha yang terbaik agar mereka tak menganggapku aneh.

CaseylaDiandra. Itulah namaku. Orangtuakumemangil aku Casey. Tapi teman-temanku


memanggilku BadGirl. Panggilan yang sangat menyayat hati. Yah sebenarnya mereka yang
kusebut teman tidak menganggapku teman. Mereka lebih mirip dengan musuhku.

Setiap hari, kucoba jalani hari dengan senyuman. Tapi dibalik senyuman itu tersimpan beribu
luka yang sangat menyakitkan. Dan hari ini aku akan pergi membeli sebuah cermin untuk
hiasan di kamar baruku. Dengan segera aku pergi ke Mirror Shop. Di sana terdapat banyak
model cermin terbaru. Tetapi, pandanganku hanya tertuju kepada sebuah cemin besar yang
dikelilingi ukiran yang sangat indah. Dan setelah kutanya harganya Rp. 895.000. Karena
tertarik, aku segera membelinya tanpa pikir panjang. Kata penjaga di sana, cermin itu akan
dikirim tepat jam 4 sore.

“Tiiiiiin!!! tiiiiiin!!!” klakson mobil pengantar cermin itu pun terdengar. Casey segera berlari
untuk membukakan pintu rumahnya.

“Silakan masuk Pak. Kamar saya ada di sana.” Ujar Casey sembari menunjukan kamarnya.

Tak lama kemudian cermin itu sudah dipasang. Orang-orang yang mengantar cermin itu, juga
sudah pulang. Casey yang sendirian di rumah, asyik meratapi cermin itu. “Ah, indah sekali
cermin itu.” Pikir Casey. Tapi, karena merasa janggal dengan cermin itu, Casey mulai
mendekati cermin itu. “Aaaaaa…” Casey berteriak keras. Ia sangat ketakutan. Itu karena ada
bayangan seseorang di cermin itu. Tapi bayangan itu bukan bayangan dirinya. Bayangan itu
adalah bayangan gadis seusia Casey dengan wajah riang. “Aaaaaa…” Casey kembali
berteriak. Ia berteriak kali ini karena bayangan itu bersuara kecil.

Lalu Casey pun membalas suara itu. “Siapa kau?”


“Hai Casey, jangan takut. Namaku Mirrory. Kau bisa memanggilku Rory. Aku tidak akan
menyakitimu. Aku di sini hanya ingin menjadi temanmu.” Jelas bayangan itu yang ternyata
bernama Rory.
“Oh, mmm… kalau begitu maafkan aku ya Ro…ry.” Ucap Casey ragu.
“Tentu,” jawab Rory.

“Oh ya, bagaimana kau bisa ada di cermin itu Rory?” Tanya Casey.
“Aku bisa ada di cermin ini karena kejadian 3 tahun lalu. Saat itu aku masih berumur 8 tahun.
Waktu itu aku menemukan cermin ini. Dan memencet tombol kecil di belakang cermin.
Seketika aku tersedot masuk ke dalam cermin. Lalu cermin ini ditemukan oleh seseorang.
Kemudian cermin in dijual di Mirror Shop.” Jelas Rory panjang lebar. Casey yang
mendengarkan hanya diam setia mendengarkan.
“Oh… Gitu,” Caseyber-oh ria.
“Rory, kau mau tidak jadi sahabatku?” Tanya Casey tiba-tiba.
“Aku sangaaat… mau.” Jawab Rory.
“Tapi, aku hanya bisa menjadi sahabat cermin untukmu.” Lanjut Rory tak bersemangat.
“Tidak apa-apa kok. Begini saja aku sudah senang.” Balas Casey. Lalu mereka asyik
mengobrol tanpa peduli apapun.

Kini Casey sudah punya sahabat. Walaupun ia tau bahwa sahabatnya itu ada dicermin.
Rory pun setia menjadi sahabat cermin seperti apa yang diinginkan Casey. Casey pun
tak perlu lagi punya sahabat lain. Baginya, Rory sudah lebih dari cukup. Dan tak ada
yang bisa menggantikan kedudukan Rory di hati Casey. Setiap hari, Casey berharap
Rory akan menjadi manusia utuh. Dan tidak lagi menjadi sahabat cermin. Tapi,
entahlah, kapan itu semua akan terjadi.
Cerita Fantasi

Pewaris Terakhir
Aku memandangi senjataku yang sudah berlumur darah, Ini semua salah mereka..
Siapa yang suruh menyerang dan memburuku.

Mentari semakin bersembunyi dibalik gusarnya kekacauan kerajaan. Takdirku bagai


tertulis di lembar usang, terlupakan dan juga dicari disaat yang bersamaan, kutarik
rambut panjangku ke belakang telinga dan mulai melangkah melalui sekumpulan
mayat tentara berbaju besi yang tamak akan kenaikan pangkat. Bodoh… Mereka
hanya memikirkan hasil tanpa peduli prosesnya, padahal jelas-jelas Akulah Sang
Pewaris Terakhir dari kerjaan yang penuh kutukan itu. Pewaris dari Pedang yang akan
memakan sisi manusiamu jika kau lengah, Pewaris dari mahkota berkarat yang
diperebutkan begitu keras.

Muncul lagi seseorang di hadapanku, kembali kutarik pedang yang adalah musuh
sekaligus kawanku, Lelaki itu tersenyum kecil, dia adalah salah satu orang yang ikut
serta dalam perebutan Takhta.
Mata hitamnya memandangiku tajam “Tidak apa-apa jika kau tidak ingin, tapi…
kenapa kau juga menarik pedang untukku?” ujarnya, Aku menatapnya siaga.

“Aku… Tidak peduli dengan siapapun, aku hanya ingin hidup” sahutku.
“Bohong” ia menyahut tanpa ragu “kau juga ingin ditemukan” lanjutnya, Aku terdiam
sesaat tanpa melonggarkan pertahananku.

Ia maju berberapa langkah dan mengusap darah di wajahku “Aku menemukanmu”


ujarnya lagi sambil tersenyum.
“Kenapa? Kenapa? semuanya seperti ini? Padahal Papa bilang semuanya akan baik-
baik saja Jika aku tidak tidur terlalu malam, dan Mama bilang semuanya akan
berakhir bahagia jika Aku menjadi anak baik, tapi kenapa? Mereka meninggalkanku
dengan beban begitu besar.. Aku tidak ingin menjadi Raja, aku tidak menginginkan
Mahkota ataupun kekuasaan, aku hanya ingin rakyatku bahagia” Aku sudah tidak
tahan lagi, Lelaki tadi memelukku, dialah Tunanganku ketika situasi masih baik-baik
saja, Dan saat itu juga darah mengucur dari perutnya yang sudah berlubang.

“Tapi Akulah sang Pewarias terakhir” Aku masih berada dalam dekapannya yang
penuh darah atas senjataku “Akulah orang yang akan menguasai semuanya, bukan
dirimu, bukan Paman ataupun musuh kita… Hanya Aku… Aku seorang” lanjutku.

Ia memelukku semakin erat, kurasakan bahuku basah akan sesuatu yang hangat.
“tidak apa-apa.. Aku sudah menemukanmu, karena itu… Jangan sembunyi lagi,
MyLady” ujarnya dan tubuhnya gontai kehilangan nyawa, Kutelentangkan jasadnya
dan kututup dengan jaket yang biasa kupakai.

Anda mungkin juga menyukai