Perkembangan intelektual pada anak berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai dangan pra-sekolah (2-7 tahun). Oleh sebab itu, usia pra-sekolah sering kali disebut sebagai “masa peka belajar”. Pada usia tiga tahun, seorang anak umumnya mampu menghitung hingga lima. Anak usia empat tahun harus mampu menghitung hingga 10 dan mengidentifikasi bentuk bengun datar seperti lingkaran, segitiga, persegai dan lain-lainnya.
2. Perkembangan Pemahaman Sains
Perkembangan pemahaman sains pada anak masa prasekolah umumnya pada tahap mengenal benda-benda alam disekitarnya. Untuk mengembangkan pemahaman anak pada usia prasekolah umumnya dapat ditingkatkan dengan berbagai macam permainan. Mereka dapat menjelajah ke dunia imajinasi atau khayalan sehingga tanpa disadari mereka telah mengembangkan daya kemampuan belajar sains sederhana, daya cipta dan juga kemampuan berpikirnya. Sains merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempelajari dan memahami kejadian atau fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga untuk memperkenalkan konsep sains pada anak dapat dilakukan melalui kegiatan bermain. Di dalam kegiatan bermain tersebut anak diajak untuk bereksperimen. Ketika anak menguji coba sesuatu yang memancing rasa ingin tahunya, sebenarnya dia telah mencoba berlatih untuk berpikir kritis.
3. Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial mulai agak komplek ketika anak menginjak usia 4 tahun dimana anak mulai memasuki ranah pendidikan yang paling dasar yaitu taman kanak-kanak. Pada masa ini anak belajar bersama temanteman diluar rumah. Anak sudah mulai bermain bersama teman sebaya (cooperative play). Anak usia prasekolah perkembangan sosialnya sudah mulai berjalan. Hal ini tampak dari kemampuan mereka dalam melakukan kegiatan secara berkelompok. Kegiatan bersama berbentuk seperti sebuah permainan. Tanda-tanda perkembangan pada tahap ini yaitu anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain, sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan, anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain, serta anak mulai dapat bermain bersama anakanak lain, atau teman sebaya (peer group). Dari sisi sosial emosional, kegiatan bermain dalam melatih anak dalam memahami perasaan teman lainnya. Konflik dalam interaksi keduanya akan membantu anak dalam memahami bahwa orang selain dirinya yaitu temannya memiliki cara pandang yang berbeda dari dirinya.