Anda di halaman 1dari 3

Penampang Melintang

Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah pengukuran


sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat sama,
sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh
pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau
bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus
pada arah datang dan arah belokan selanjutnya.

Gambar 2.4 Arah


Potongan Melintang
Cara Pengukuran :
Alat di Atas Titik
1. Tempatkan alat di atas titik A.
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu diatas titik 1. Baca BA, BT dan BB.
6. Hitung jarak optis dari alat ke rambu 1, d =(BA-BB).100
7. Lakukan hal yang sama (v,vi,vii) pada titik-titik 2, 3, 4 dan seterusnya sebagai
titik-titik relief.
8. Demikian juga point 1 s/d 8 dilakukan pada setiap potongan melintang.
(Nurjati, 2004 )
https://belajargeomatika.wordpress.com/

Pengukuran Jarak Datar Terhadap Bidang Miring

Pada medan yang miring, misalnya saja A ke B adalah jarak yang berisi area
miring, maka dalam pengukurannya bisa dibantu dengan unting unting. Dalam
pengukuran jarak dalam area miring perlu dilakukan pelurusan dan pembuatan
penggalan - penggalan lebih dahulu. Baru kemudian dilakukan pengukuran jarak
untuk setiap penggalannya. Disini pita ukur ditarik sehingga mendatar ( bisa
dengan alat khusus dan pengukur ketegangan ) dan batas penggal jarak yang
diukur ditanah diperoleh dengan bantuan unting unting yang digantung dengan
benang dari pita ukur yang direntangkan dan padaa ujung unting unting diatas
tanah ditancapkan pen ukur. Angka bacaan jarak dibaca pada angka yang berimpit
dengan benang unting unting. Selain dengan cara tersebut pengukuran dapat pula
dilakukan dengan permukaan tanah yang miring, kemudian besarnya kemiringan
medannya ( Ɵ ) diukur dengan alat klinometer atau Abney level sehingga jarak
datar sama dengan jarak miring cos Ɵ.

https://docplayer.info/73051017-Laporan-resmi-praktikum-ilmu-ukur-tanah-1-
pengukuran-jarak-langsung-pada-area-mendatar-miring-dan-terhalang.html

KESALAHAN PADA PENGUKURAN

Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada, dimana


sumber kesalahan tersebut antara lain :

a. Kesalahan yang Bersumber dari Pengukur


Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat, yaitu, pembacaanbenang
atas, benang bawah, dan benang tengah. Adanya emosi dari pengukur akibat
rasa lapar sehingga tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya
terjadi kesalahan mencatat.
b. Kesalahan yang Bersumber dari Alat
Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan
berubah, apalagi jika menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur
tidak memenuhi standar lagi. Patahnya pita ukur akibat terlalu kencangnya
menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur berkurang.
c. Kesalahan yang Bersumber dari Alam
Adanya angin yang membuat rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga
tidak dapat berdiri tegak. Angin yang merupakan faktor alam, membuat
pitaukur menjadi susah diluruskan , sehingga jarak yang didapatkan menjadi
lebih panjang daripada jarak sebenarnya.

https://geomatika07.wordpress.com/2008/09/07/kesalahan-dalam-pengukuran-
waterpass/

Anda mungkin juga menyukai