Anda di halaman 1dari 5

GAMBAR PROSES KEGIATAN

LAPORAN
PEMBUATAN PERAHU DIPULAU SEWANGI
KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
SARTIKA PUTRI 1610111220021
SITI AMINAH 1610111120017
M. RIFQI ALMIYAWI 1610111210014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
PULAU SEWANGI, TEMPATNYA PEMBUATAN JUKUNG DAN PERAHU KHAS
BANJAR

Di Indonesia juga ada sebuah kampung yang hampir sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian sebagai pembuat Jukung. Desa ini adalah Pulau Sewangi yang
merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi
Kalimantan Selatan. Tepatnya terletak di antara perbatasan antara Banjarmasin dan Kabupaten
Barito Kuala. Namun ada juga yang menyebut pulau sewangi ini sebagai Kuin Utara, tidak tahu
asal mula penyebutan ini darimana. Untuk menuju desa ini, aksesnya memang tidak harus
melewati jalur air, perjalanan di jalur darat pun cukup mudah untuk mencapai lokasi ini. Luas
pulau yang banyak dikelilingi sungai ini hanya sekitar lima kilometer persegi.

Penduduk di pulau ini rata-rata berprofesi sebagai pembuat jukung dan kelotok.
Pekerjaan ini mereka jalani secara turun temurun. Memasuki pulau kecil ini, tampak sekali
penduduknya sangat padat. Hampir di tiap rumah ada bengkel pembuatan jukung dan kelotok,
baik besar maupun kecil.

Tak hanya jukung atau kelotok untuk dipakai warga yang biasa mencari nafkah dari
mengoperasikan perahu, tapi .ada juga warga sekitar yang membeli perahu yang dijual disitu
juga dan pembeli dari luar daerah lainnya.

-Alat
Alat-alat yang digunakan untuk membuat jukung terdiri dari bermacam-macam jenis,
sesuai dengan keperluannya. Alat yang digunkan tiap daerah ditentukan dari jenis jukung serta
ketrampilan pembuat jukung tersebut.
Alat-alat yang digunkan dalam pembuatan jukung di Banjarmasin masih menggunakan
peralatan tradisional, yaitu :
1. Belayung, digunakan untuk menebang pohon besar yang akan dibuat jukung.
2. Parang pembalukan, digunakan untuk menebang dan membentuk bakal atau bentuk dasar jukung
dan melubangi badan jukung.
3. Kapak, digunakan untuk menebang pohon.
4. Gergaji, digunakan untuk memotong dan membuat kelengkapan.
5. Katam, digunakan untuk meratakan atau menghaluskan permukaan jukung.
6. Panggodam, digunakan menancapkan baji ketika membelah kayu bulat.
7. Baji, digunakan untuk membelah kayu bulat yang akan dijadikan jukung.
8. Bor, digunakan untuk membuat lubang.
9. Mal/acuan/lapian, digunakan sebagai acuan atau pola untuk membentuk badan jukung secara
keseluruhan.

-Bahan
Bahan baku yang digunakan untuk membuat jukung sebagian besar di kawasan Kalimantan
Selatan. Umumnya yang membuat adalah tukang-tukang perahu suku Banjar yang merantau
khusus untuk membuat jukung di hutan daerah tersebut.
Secara umum bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jukung adalah :
a. Kayu kapur naga
b. Kayu lanan
c. Kayu balangiran
d. Kayu damar putih
e. Kayu ulin
f. Kayu rasak
g. Kayu bungur
h. Kayu halaban
i. Kayu pipil
j. Kayu mahui

Pertama tama kami dalam kelompok yang berjumlah 3 orang pergi kerumah tempat rt 11
desa pulau sewangi untuk meminta izin observasi mengenai perahu didesa itu. Kami berkunjung
kerumah rt 11 yaitu bapak hj. Anhar. Beliau adalah ketua rt dan juga seorang pembuat perahu
didesa sewangi. Namun, beliau stop membuat perahu 5 bulan terakhir, berprofesi sebagai
pembuat perahu dari tahun 1900-an. Bapak anhar menjelaskan pada tahun 1997 adalah tahunnya
jukung dan kelotok paling laku, selain pembeli dari kalimantan selatan banyak juga dari daerah
kalimantan yang lain salah satunya kapuas, dan juga sempat ada pemesanan yang berasal dari
papua. Selain berprofesi sebagai pembuat perahu kala itu bapa anhar juga membuka sewa
perahu, jadi beliau mempunyai banyak perahu kemudian disewakan kepada orang orang yang
ingin menggunakan jukung tersebut. Tarifnya tergantung berapa lama perahu tersebut disewa.
Namun, karena bahan yang sulit beliau mulai jarang membuat perahu dan jukung itu, beliau
membuat satu jukung yang belum selesai. Dan sudah berhenti mengerjakan 5 bulan yang lalu
dan belum dilanjutkan. Penyewaan perahu juga sudah tidak dijalankan beliau karena masyarakat
sudah banyak beralih ketransfortasi darat. Oleh karena itu juga dari segi penghasilanpun juga
berkurang.

Seorang pemilik dan pembuat perahu kami temui di sini adalah abdul hamid beliau
berkenan memberikan waktu untuk kami melakukan wawancara, beliau sudah menekuni bidang
ini dari sekolah menengah pertama karena memang keluarga beliau juga seorang pembuat
perahu. Dari penjelasan beliau menerangkan bahan dasar dari pembuatan jukung atau kelotok
yang paling kuat yaitu kayu cangang tapi pada saat ini sangat sulit ditemukan jadi bapak abdul
hamid beralih ke kayu kedua yaitu kayu madihirang dan kayu ketiga jenis kayu lanan biru dan
yang ke empat kayu kupang ini macam-macam kayu yang sering bapak abdul hamid gunakan
untuk pembuatan jukung atau kelotok.

Waktu yang diperlukan untuk pembuatan jenis jukung atau kelotok ini sesuai dengan
ukuran jukung besar kecilnya jika panjang jukung 4 depa/ 6 meter waktu yang dibutuhkan sekitar
satu minggu, jika ukuran jukung panjang nya 5 depa/ 8 meter memerlukan waktu sekitar dua
minggu, dan jika panjang jukung 6 depa/ 10 meter waktu yang diperlukan sekitar 20 hari .

Untuk harga rata-rata jukung yang dijual bapak abdul hamid sesuai dengan panjang
ukuran jukung jika panjang jukung 6 meter/ 4 depa berkisar 3-4 juta, sedangkan jika panjang
jukung 8 meter/5 depa berkisar 8 juta, jika panjang jukung 10 meter/ 6 depa berkisar 10-16 juta.
Dan konsumen yang membeli jukung dari bapak abdul hamid para nelayan pesisir seperti daerah
aluh-aluh, bakabat taboanen, takisung, kurau dll. Kendala yang bapak abdul hamid alami jika
memasuki musim hujan beliau susah untuk mengeringkan papan dan harapan dari bapak abdul
hamid pemerintah kabupaten ataupun provinsi memberikanalat pengering kayuc pemerintah
membeli perahu ke mereka.

Pada tahun 2010 beliau menjual lebih dari 50 perahu maupun kelotok dalam setahun. Itu
adalah penjualan tertinggi beliau selama menjadi pengrajin perahu, tetapi sekarang perahu dan
jukung paling tinggi terjual hanya 5 perahu dalam setahun. Sistem penjualannya mereka belum
memasarkan secara online dan dari dulu pembeli ada yang membeli dengan cash ada juga kredit,
kerugian yang dialami hanya dari pembeli itu sendiri karena dari kredit itu ada yang tidak
membayar namun hal itu tidak membuat beliau jera.
Untuk warna yang dicat kejukung maupun perahu itu bervariasi tidak ada makna khusus,
namun untuk warna bawah itu merah itu mennjukkan indonesia. Sisanya sesuai kemauan
pembeli. Jukun dan perahu yang dibuat itu tidak semuanya dipesan ada juga yang dibuat terlebih
dahulu lalu dipajang sampai ada pembeli. Pernah ada pekerja beliau yang meninggal dunia
karena tersetrum, itu merupakan kecelakaan kerja paling parah. Selain itu tidak pernah terjadi
kecelakaan kerja yang lain.
Bapak hj hamid dan pemilik pembuatan jukung yang lain pernah mengikuti sosialisasi
tentang pemberdayaan jukung itu, dan penah mendapat pinjaman dari pemerintah untuk modal
usaha mereka tetapi masyrakat tidak ada yang membayar kembali pinjaman itu.
Ketika kami bertanya apa da keinginan untuk beralih profesi, beliau hanya menjawab
hanya itulah kebiasaan orang orang disana, tidak mempunyai ijazah jika ingin bekerja yang lain.
Bisa juga membangun rumah sebagai pekerjaan lain.
Untuk upah mereka berbagi tergantung ukuran perahu dan banyak orang yang
mengerjakan, pernah satu kelotok penghasilannya satu orang sampai 3juta. Itu sudah upah paling
besar. Selain membuat jukung dan kelotok, didesa ini juga dibuat kapal besar yang biasanya
dipakai oleh dinas perikanan.
Untuk potensi wisata, tempat ini sangat berpotensi besar karena uniknya tempat ini
hampir setiap rumah didepan rumahnya membuat kapal, perahu dan kelotok ini. Selain
transportasi darat, akses menuju pulau sewangi juga bisa lewat air sambil menikmati
pemandangan sungai selama perjalanan. Dan padatnya penduduk rumah yang saling
berdempetan dan penduduknya ramah ramah. Jika bisa dioptimalkan dan dikonsepkan matang
matang maka akan banyak masyarakat dari luar sana yang ingin berkungkung ke desa pulau
sewangi mereka bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatan kelotok itu yang biasanya
dipakai para nelayan, maupun kelotok pengantar barang desa antar desa, kelotok yang masih
dipakai untuk berpergian dan sebagainya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai