Anda di halaman 1dari 3

Sistem Orofacial Sistem yang berhubungan dengan mulut serta wajah adalah pengertian dari

sistem orofacial. Perkembangan orofacial dimulai dari perkembangan wajah, perkembangan


labium oris superius, perkembangan palatum, perkembangan dan erupsi gigi geligi, cartilago
rangka wajah, lingua dan pipi (Dixon, 1993). Organ-organ dalam Orofacial 1) Mata (neuro-
ektoderm, ektoderm permukaan dan mesoderm) · Mula-mula tampak adanya gelembung ke
lateral dari bagian otak depan yang disebut gelembung optic (optic vesicle). · Gelembung optic
membentuk lapisan baru sehingga menjadi dua lapisan yang disebut mangkuk mata (optic cup).
· Gelembung optic tersebut akan berpisah dengan lapisan di dinding otak, tetapi masih
dihubungkan oleh tangkai optic (optic stalk). · lapisan ektoderm makin menebal, bundar dan
padat yang disebut gelembung lensa (lens vesicle). · Antara gelembung lensa dan mangkuk
optic dihubungkan oleh khoroid mata. 2) Hidung · Mula-mula tampak olfactory palacode yaitu
penebalan ectoderm di daerah ventro-lateral kepala embrio. Placode berkembang menjadi
lesung olfactory hidung (olfactory pit). · Di sekitar lubang hidung tepinya terdapat tonjolan
medial dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc. maksila. jaringan di antara tonjolan medial
sebelah kanan dan kiri disebut septum nasi. · Tonjolan medial hidung bergabung dengan proc.
maksila yang terletak di sebelah lateralnya, terbentuklah rongga hidung. · Di sebelah dalam
rongga hidung, mula-mula masih ada membran oro-nasal. Membrane ini pecah, dan terjadilah
hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut 3) Telinga Secara anatomis, organ telinga
dibedakan menjadi : 1. Telinga dalam · Penebalan ektoderm kepala di daerah samping setinggi
otak belakang (sepasang) yang disebut otic placode. · Selanjutnya placode tersebut
berinvaginasi ke lapisan mesenkim di sebelah dalamnya. · Placode yang tertanam di lapisan
mesenkim ini disebut otosis. · Otosis memanjang dan berdiferensiasi membentuk duktus
endolimfatik dan kantung. 2. Telinga tengah · Kantung faring I bagian dalam berkembang
menjadi tuba eustachi. · Bagian tengah dari kantung faring I akan menjadi rongga timpani. ·
Rongga timpani kemudian berkembang menjadi telinga tengah. · Lapisan entoderm yang
melapisi rongga ini akan membungkus tulang-tulang (maleus, inkus, stapes), tendon, ligament
dan saraf dari telinga tengah. 3. Telinga luar · Daun telinga, liang telinga luar, dan membran
timpani adalah termasuk telinga luar. · Closing membrane yang disusun oleh lapisan entoderm
dan lapisan ectoderm akan menjadi membrane timpani. · Liang telinga luar berasal dari epitel
lekuk brancial (ectoderm). · Daun telinga dibentuk dari proliferasi mesenchim dari lengkung
branchial I dan II. 4) Bibir Bibir, beberapa otot yang membentuk bibir secara konvensional bisa
dianggap sebagai sebuah unit fungsional tunggal, karena dengan cara inilah otot tersebut
biasanya bekerja. Otot berperan pada perkembangan oklussal melalui ukuran bentuk dan
fungsinya. Bentuk fungsi bibir dapat dibicarakan dalam 2 bidang yakni vertikal dan sagital (
Foster, 1997). 5) Lidah Lidah, lidah yang berfungsi terutama hubungannya dengan bibir dan pipi,
adalah gaya penuntun utama dalam erupsi gigi. Otot ekstrinsik dari lidah melekat pada bagian
dalam mandibula, tulang hioid, palatum dan prosessus stiloideus. Oleh karena itulah, lidah
terletak dalam lengkung rahang bawah dan mempengaruhi perkembangan gigi-gigi melaui
ukurannya, postur istirahatnya dan fungsinya (Foster, 1997). OtotOrofacial Terdiri dari beberapa
otot mulut dan wajah, yaitu : 1. Otot Spincter Bibir Otot spincter bibir adalah orbicularis oris yang
membentuk sebagian jaringan pada bibir. Memeliki koneksi yang luas terhadap muskulus-
mulkulus yang terdapat dalam rongga mulut. 2. Origo dan Insersio Serat-serat berjalan
melingkari orificium oris didalam substansi bibir. Beberapa serat berawal ditengah garis maxilla
dan berjalan serong ke membran mukosa permukaan dalam bibir. Umumnya serat-serat ini
berasal dari muskulus buccinator. 3. Otor Dilator Bibir Terdiri dari : a. Muskulus labii superior b.
Muskulus zygomaticus mayor dan minor c. Muskulus levator anguli oris d. Muskulus risorius e.
Muskulus depressor anguli oris f. Muskulus depressor labii inferior g. Muskulus mentalis 4. Otot
Penguyah Termasuk otot pengunyah adalah masseter, temporalis, pterygoideus lateralis dan
medialis. a. Muskulus Masseter Masseter adalah salah satu otot yang paling kuat dilihat dari
ukurannya pada tubuh. Terdapat pada bagian lateral arcus zigomaticus dan memasuki angulus
mandibula. Fungsi muskulus masseter adalah mengangkat mandibula untuk merapatkan bibir
waktu mengunyah. b. Â Muskulus Temporalis Fungsi muskulus temporalis adalah mengangkat
mandibula dan mengembalikan posisi mendibula c. Muskulus pterygoideus lateralis Fungsi
muskulus pterygoideus lateralis adalah menarik collum mandibula ke arah depan. d. Â Muskulus
pterygoideus medialis Fungsi muskulus pterygoideus medialis adalah mengangkat mandibula.
Faktor yang Mempengaruhi dalam Orofacial 0. Herediter Sudah lama diketahui bahwa faktor
heriditer sebagai penyebab maloklusi. Kerusakan genetik mungkin akan tampak setelah lahir
atau mungkin baru tampak beberapa tahun setelah lahir. Peran heriditer pada pertumbuhan
kraniofasial dan sebagai penyebab deformitas dentofasial sudah banyak dipelajari, tetapi belum
banyak diketahuai bagian dari gen yang mana berperan dalam pemasakan muskulatur orofasial.
0. Lingkungan Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi terus
menerus selama individu masih bertumbuh dan berkembang. Ada beberapa pengaruh
lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan
kraniofasial : a) Trauma · Trauma prenatal a. Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh
tekanan intrauterin atau trauma selama kelahiran. b. “Vogelgesicht  pertumbuhan
mandibula terhambat berhubungan dengan ankilosis persendian temporomandibularis,
mungkindisebabkan karena cacat perkembangan oleh trauma. c. Asimetri. Lutut atau kaki dapat
menekan muka sehingga menyebabkan asimetri pertumbuhan muka dan menghambat
pertumbuhan mandibula. d. Trauma postnatal a) Fraktur rahang atau gigi b) Trauma pada
persendian temporomandibularis menyebabkan fungsi dan pertumbuhan yang tidak seimbang
sehingga terjadiasimetri dan disfungsi persendian. b) Agen Fisik 1) Ekstraksi prematur gigi susu
Bila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai erupsi (mahkota terbentuk
sempurna dan akar mulai terbentuk), tulang akanterbentuk diatas gigi permanen, menyebabkan
erupsi terlambat,terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi ya ng lain bergeser ke arahruang
yang kosong. 2) Jenis makanan Pada masyarakat primitif, diet yang berserat merangsang otot
mastikasi bekerja keras, menambah beban fungsi pada gigi. Diet semacam ini mencegah karies,
mempertahankan lebar lengkung gigi tetapi menyebabkan atrisi pada gigi. Pada masyarakat
modern, diet berubah menjadi lunak dan kurang berserat, menyebabkan beberapa maloklusi dan
kariogenik. Berkurang fungsi penguyahan dan menyebabkan kontraksi lengkung gigi, tidak
terjadi atrisi, tidak terjadi penyesuaian oklusal seperti yang terjadi pada perkembangan normal.
3) Kebiasaan Buruk Beberapa kebiasaan merangsang pertumbuhan rahang secara normal
misalnya gerakan bibir dan penguyahan yang fisiologis. Kebiasaan abnormal mempengaruhi
pola pertumbuhan fasial yang akan mempengaruhi fungsi orofasial yang mempunyai pengaruh
penting pada pertumbuhan kraniofasial dan fisiologi oklusal. Kebiasaan buruk dan kebiasaan
otot menghambat pertumbuhan tulang, malposisi gigi, hambatan pernapasan, gangguan bicara,
keseimbangan otot fasial dan problem psikologis. a. Mengisap jempol dan mengisap jari Bila
kebiasaan ini sudah tampak pada minggu pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh
problem makan. Bila kebiasaan ini dilakukan pada anak usia yang lebih lanjut biasanya
disebabkan oleh problem psiko logis. Arah dan kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol
menyebabkan incisivus atas tertekan ke labial, incisivus bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi
menekan lengkung gigi didaerah lateral ke arah lingual. b. Menjulurkan lidah Ada 2 tipe : 1.
Simple tongue thrust swallow Biasanya berhubungan dengan kebiasaan mengisap jari. 1.
Complex tongue thrust swallow Biasanya disebabkan oleh karena gangguan nasorespiratori
kronis, bernapas lewat mulut, tosilitis atau pharingitis. Pada penelanan normal, gigi dalam
kontak, bibir menutup, punggung lidah terangkat menyentuh langit-langit. Pada penelanan
abnormal yang disebabkan pembengkaan tonsil atau adenoid, lidah tertarik dan menyentuh
tonsil yang bengkak, akan menutup jalan udara, mandibula turun, lidah menjulur ke depan
menjauhi pharynk, dengan mandibula turun bibir harus berusaha menutup untuk menjaga lidah
dalam rongga mulut dan menjaga efek penelanan dapat rapat sempurna.Diastemata dan open
bite anterior merupakan akibat dari kebiasaan menjulurkan lidah. c. Mengisap dan menggigit
bibir Mengisap bibir dapat sendiri atau bersamaan dengan mengisap ibu jari.Dapat dilakukan
pada bibir atas atau pada bibir bawah.Bila dilakukan dengan bibir bawah maka maloklusi yang
ditimbulkanadalah labioversi gigi depan atas, open bite, lunguoversi gigi depan rahang bawah d.
Posture Sikap tubuh mempengaruhi posisi mandibula. Seseorang dengan sikap kepala
mendongak, dagu akan menempati posisi ke depan, pada sikap kepala menunduk maka
pertumbuhan mandibula bisa terhambat. e. Mengigit kuku (Menyebabkan malposisi gigi). f.
Kebiasaaan buruk yang lain Kebiasaan menggendong bayi hanya pada satu sisi menyebabkan
kepala dan muka menjadi asimetri. Kebiasaan atau posisi tidur, dengan bantal atau dengan
lengan, bertopang dagu.Kebiasaan mengigit pensil dan lain-lain. 2.1.8 Saraf pada Orofasial
Saraf pada orofasial terdiri dari : 1. Saraf Trigeminus Saraf trigeminus adalah saraf yang
berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung,
gigi dan meninges (Lapisan otak). Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi : a. Cabang oftalmik
(mata) b. Cabang maksilar (rahang atas) c. Cabang mandibular (rahang bawah) Selanjutnya
diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf
motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah. Saraf Trigeminus
merupakan saraf campuran dimana sebagian besar merupakan serat saraf sensoris wajah, dan
sebagian yang lain merupakan serat saraf motoris dari otot mastikasi (M Baehr and M Frotscher,
2005). 2. Saraf Fasialis Saraf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam mengatur
ekspresi dan indra perasa di kulit wajah manusia. Saraf fasialis memiliki 2 komponen utama.
Komponen yang lebih besar merupakan murni saraf motorik dan berperan dalam persarafan otot
ekspresi wajah. Disamping itu saraf fasialis juga berfungsi sebagai: · Penyalur sensasi dari
bagian anterior lidah dan rongga mulut. · Melalui persarafan parasimpatis saraf facialis,
kelenjar saliva,lakrimal, hidung dan kelenjar palatina bisa menghasilkan sekret 3. Saraf
Glossofaringeus Adalah saraf kranial ke-9. Fungsi utama dari saraf glosofaringeal adalah suplai
persarafan sensoris dari orofaring dan bagian posterior (belakang) dari lidah. Selain itu saraf.
Glosofaringeal juga memiliki fungsi motorik terhadap otot stilofaringeus, fungsi otonom
parasimpatis pada kelenjar parotis, serta fungsi sensoris dari sinus karotis, badan karotis, dan
terkadang kulit dari meatus acusticus’’ externus dan membran timpani 4. Saraf Vagus
Saraf vagus adalah saraf kranialis ke-10 yang sebagian besar serat sarafnya merupakan saraf
parasimpatis. Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus
juga berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus
auditori eksternal dan membran timpani. 5. Saraf Hipoglosus Adalah saraf yang berperan dalam
memberikan persarafan pada otot-otot lidah. Gerakan lidah memiliki berbagai macam peranan
mulai dari untuk mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara.

Anda mungkin juga menyukai