Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

Nama : Maylani Gusda


NIM : 1811437116
Pertemuan : Minggu ke-1 (kunjungan 1 - 6)
Tanggal : 23 September - 28 September 2019

A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karna ada hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka tergabung dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta memperthankan kebudayaan (Friedman, 2010). Harmoko, 2012
juga menjelaskan bahwa keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga adalah dua orang atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu
rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan budaya (Ali, 2010)
Asuhan keperawatan diberikan kepada keluarga menggunakan suatu pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi dan
implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap pertama dan utama dalam
suatu proses keperawatan, di mana pada tahap ini seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Pengkajian
keluarga melibatkan upaya menetapkan kemampuan keluarga berfungsi secara efektif
dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Pada tahap ini ners muda menggali
dan mengambil informasi kesehatan pada keluarga. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa dan dirumuskanlah masalah kesehatan yang ada pada keluarga,
lalu ditegakkan diagnosa dan dirancang intervensi keperawatan serta dilakukan
implementasi dan evaluasi (Friedman, 2010). Tujuan terpenting dari keperawatan
keluarga adalah memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa
paksaan.
Kebutuhan fisik dan kesejahteraan psikososial merupakan dua hal dalam fungsi
keluarga. Kesejahteraan fisik meliputi terpenuhinya kebutuhan makanan, pakaian, rasa
aman dan kesehatan jasmani, sedang kesejahteraan psikososial adalah bila keluarga
mampu menjadi struktur atau kerangka dasar pertumbuhan psikososial dan/atau
keluarga yang berhasil menjalani pertumbuhan psikososial dengan baik. Keluarga
berfungsi sehat atau baik apabila berhasil memenuhi kedua fungsi dasar keluarga ini.
Keluarga yang berfungsi sehat, juga harus mampu melaksanakan tugas kesehatan
keluarga, yaitu antara lain:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Pada minggu pertama ini, keluarga yang akan dibina oleh ners muda yaitu
keluarga Tn. A dengan anak usia sekolah. Dalam sebuah keluarga, ketika anak sudah
memasuki bangku sekolah yaitu berumur sekitar 6 tahun, maka keluarga tersebut telah
memasuki tahapan baru dalam kehidupannya yaitu tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah. Tahapan ini ditandai dengan masuknya anak ke sekolah
sampai anak tersebut berusia 12 tahun. Pada tahap perkembangan keluarga ini keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri dan
demikian pula dengan orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak.
Untuk itu keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah adalah memberikan
perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan semangat belajar, tetap
mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan, mendorong anak untuk
mencapai perkembangan daya intelektual, menyediakan aktifitas untuk anak dan
menyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan anak. (Harmoko,
2012).
2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data awal yang perlu dikaji atau dikenal pada tahap penjajakan yang pertama
terdiri meliputi :
a. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga dan genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga yang terdiri dari tahap perkembangan
keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat
keluarga inti, dan riwayat keluarga sebelumnya.
c. Lingkungan terdiri dari karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas
RW, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, serta sistem pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran, nilai dan norma budaya anggota keluarga.
e. Fungsi keluarga terdiri atas fungsi efektif, sosialisasi, dan fungsi perawatan
keluarga.
f. Stress dan koping keluarga terdiri dari stresor jangka pendek dan jangka panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan,
dan strategi adaptasi disfungsional.
g. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.
h. Pemeriksaa fisik pada semua anggota keluarga secara head to toe.
Adapun penjajakan kedua mengkaji kemampuan keluarga menjalankan 5
fungsi perawatan kesehatan keluarga terhadap masalah kesehatan spesifik. Di mana
keluarga mampu mengenal atau mengidentifikasi masalah, mampu mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, mampu melakukan keperawatan terhadap
anggota yang sakit, mampu memodifikasikan lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan, dan mampu memilih, membawa dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan komunitas terdiri atas 3 jenis yaitu masalah keperawatan
aktual, masalah keperawatan resiko, dan masalah keperawatan potensial.
1. keperawatan aktual merupakan masalah yang saat ini sedang terjadi ditandai
dengan terdapat nyata dan gejala masalah pada keluarga.
2. Masalah keperawatan resiko yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi
namun terdapat faktor predisposisi serta faktor presipitasi terhadap masalah yang
akan terjadi.
3. Masalah keperawatan potensial merupakan kondisi kesehatan keluarga pada
keadaan positif atau perbaikan kearah yang baik.
Keluarga dengan anak usia sekolah mempunyai beberapa permasalahan yang
mungkin terjadi antara lain adalah terjadinya tuntutan ganda pada orang tua dimana
orang tua harus berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya dan
memperhatikan perkembangan anak usia sekolah itu sendiri, sementara anak usia
sekolah sibuk mencari kesibukan diluar sekolah.
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Setelah dirumuskan masalah keperawatan, dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan sudah dapat dirumuskan pada kujungan ke
keenam yaitu tanggal 28 September 2019.
2. Tujuan Umum
Tujuan khusus terakhir yang akan dicapai pada hari kunjungan, yaitu
memandirikan anggota keluarga untuk mengidentifikasi, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan keluarga secara suka rela atau tanpa paksaan.
3. Tujuan Khusus
Tujuan khusus harus sesuai dengan prinsip SMART, artinya Spesifik (S) yaitu
rumusan tujuan harus jelas, Measurable (M) yaitu dapat diukur, Achievable (A) yaitu
dapat dicapai, Realistik (R) yaitu dapat tercapai dan nyata, Timing (T) yaitu memiliki
target waktu.
a. Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dalam 1 x 60 menit.
b. Keluarga memberikan informasi berkaitan dengan data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan
koping keluarga, pemerikasaan fisik terkait anggota keluarga yang tinggal dalam
satu rumah dan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.
c. Mengidentifikasi masalah keperawatan.
d. Menentukan diagnosa dan prioritas utama dari masalah kesehatan keluarga.
e. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan pada keluarga.
f. Melakukan implementasi kepada keluarga berdasarkan rencana tindakan yang
telah dibuat, sehingga keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat.

C. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
2. Media dan alat : Format pengkajian, alat tulis, nursing kit
3. Waktu dan tempat : 23 s/d 28 September 2019
Rumah keluarga binaan di Jalan Pepaya gang Koperasi RT
03 RW 04 Kelurahan Jadirejo Kecamatan Sukajadi

D. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Menyiapkan LP
b. Menyiapkan alat bantu atau media
c. Kontrak dengan keluarga, tempat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan yang telah ditetapkan.
b. Keluarga aktif dalam kegiatan mahasiswa mulai dari pengkajian, memprioritaskan
masalah kesehatan keluarga.
3. Kriteria Hasil
Kriteria P resentase Pencapaian
a. Didapatkan data umum dan tahap 90 %
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping
keluarga, harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan, dan pemeriksaan fisik.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan. 90 %
c. Diagnosa dan prioritas masalah kesehatan dapat 100 %
ditetapkan.
d. Rencana keperawatan keluarga dapat 90 %
dirumuskan.
90 %
e. Rencana keperawatan terlaksana
(implementasi).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta


Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2014). Buku ajar keperawatan
keluarga: riset, teori, & praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai