Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok akan menguraikan kasus yang diamati serta
membandingkannya dengan teori. Setelah kelompok melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Combustio (luka bakar) di ruangan rawat inap
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, kelompok menemukan banyak persamaan
antara konsep dengan pasien yang ada di lapangan. Adapun pembahasan dari
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi sebagai berikut:
A. Pengkajian
Kelompok menggunakan metode wawancara dan observasi secara
langsung kepada pasien, serta melihat data sekunder dari medical records.
Data pengkajian yang telah dikumpulkan adalah tentang identitas pasien,
kondisi pasien saat ini, dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien masuk kerumah sakit pada
tanggal 07 juni 2019. Kelompok melakukan pengkajian kepada klien pada
tanggal 17 juni 2019 hasil pada pengkajian didapatkan, Klien mengalami luka
bakar grade II, III dengan luas 25%. Bagian yang terkena adalah tangan kiri
9%, tangan kanan 4,5%, paha kanan bagian belakang 4%, bawah lutut kiri 1%,
bawah aksila 2% dan bokong 4,5%. Saat ini klien mengeluhkan nyeri pada
seluruh bagian tubuhnya terutama bagian yang terkena luka bakar, nyeri
dirasakan terus menerus, seperti rasa panas/perih, skala nyeri 7, ekspresi klien
meringis dan merintih, terlihat kaku dan gelisah. Setelah dilakukan
pengukuran tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 123/53 mmHg, nadi
120 x/m, pernapasan 22 x/m dan suhu 38,20C. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan bahwa leukosit 15,88 [10^3/uL]
Hasil temuan ini sesuai dengan pendapat Amin Hardi (2015), tanda
yang terjadi pada luka bakar grade II adalah Nyeri, hiperestesia, sensitif
terhadap udara yang dingin. Menurut Brunner & Suddarth’s (2012) tanda dan
gejala yang terjadi pada luka bakar grade II adalah kerusakan pada epidermis
dan dermis, terdapat vesikel dan edema subkutan, luka merah dan basah,

54
mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 – 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang didapatkan pada Tn. M setelah kelompok lakukan
pengkajian yaitu ada 3 diagnosa yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik : luka bakar, kerusakan integritas kulit b.d adanya luka bakar serta
resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka.
NANDA (2015) menyebutkan bahwa diagnosa untuk klien dengan
luka bakar adalah kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
bakar. Wong (2011) juga menyebutkan diagnosa untuk klien luka bakar
adalah nyeri akut berhubungan dengan trauma luka bakar. Effendi, C (1999)
menyebutkan diagnosa untuk klien luka bakar adalah resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan kerusakan barier kulit.
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
persamaan antara teori dan konsep dengan hasil pengkajian di lapangan. Dari
tiga teori diatas semua diagnosanya sama dengan yang kelompok temukan
pada pasien kelolan
C. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan pada hari tanggal 18 juni 2019 sampai 20 juni
2019 :
Adapun tindakan keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik : luka bakar adalah merapikan / membersihkan
tempat tidur dan lingkungan klien, memonitor skala nyari, intensitas serta
karakteristik nyeri, melaksanakan observasi tensi 123/53 mmHg, Suhu 38,2°C,
Nadi 120 x/mnt, RR 22 x/mnt, mengatur klien pada posisi semifowler,
menjelaskan pada klien tentang tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Adapun tindakan keperawatan untuk diagnosa kerusakan integritas kulit
b.d adanya luka bakar adalah melakukan perawatan luka, mengkaji dan
menilai kondisi luka, mempertahankan teknik aseptic serta steril selama
melakukan prosedur perawatan luka.
Adapun tindakan keperawatan untuk diagnosa resiko infeksi
berhubungan dengan adanya luka terbuka adalah mengkaji tanda tanda infeksi,

55
melakukan perawatan luka dengan teknik steril, menjelaskan pada klien
tentang upaya untuk mencegah infeksi, melaksanakan observasi suhu 38,2°C,
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan yang dilakukan kelompok pada Tn. M
dengan luka bakar yaitu membandingkan respon klien, baik dari data subjektif
dan data objektif. saat klien akan diberikan implementasi dan setelah
implementasi dilakukan. Evaluasi yang didapatkan adalah dimana terjadi
perubahan kondisi yang dialami oleh Tn. M setelah diberikan implementasi.
Evaluasi untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
fisik : luka bakar adalah klien mengatakan nyeri masih ada, skala nyeri 5-6,
TTV klien : TD : 116/73 mmHg, RR 20 x/menit, Nadi 98 x/menit, suhu
37,9°C, klien bisa melakukan teknik relaksasi, klien nyaman dengan posisi
semifowler.
Evaluasi untuk diagnosa kerusakan integritas kulit b.d adanya luka
bakar adalah klien mengatakan senang setelah di lakukan perawatan luka, luka
bersih dan pertumbuhan jaringan bagus.
Evaluasi untuk diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan adanya
luka terbuka adalah klien mengatakan nyeri di area luka, tampak kemerahan di
area sekitar luka, suhu 37,9 oC

56
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut pengkajian yang dilaksanakan tidak
banyak berbeda dengan pengkajian teoritis, dalam usaha mengatasi masalah
yang dihadapi pasien kelompok menyusun tindakan keperawatan sesuai
dengan keluhan pasien, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan
dengan perencanaan dan dapat dilaksanakan, pada tahap evaluasi terhadap
tindakan keperawatan masalah yang dihadapi pasien teratasi semua sesuai
dengan masalah pasien.

B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Agar meningkatkan penerapan asuhan keperawatan pada pasien
dengan luka bakar.
2. Bagi Rumah Sakit
Dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien dengan luka
bakar.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian
tentang asuhan keperawatan pasien dengan luka bakar.

57

Anda mungkin juga menyukai