1. Latar Belakang
a. Karakteristik Lansia
Menurut Muhith dan Siyoto (2016), lansia adalah seseorang individu yang
berumur diatas 60 tahun, pada umumnya terjadi penurunan fungsi-fungsi biologis,
psikologis, sosial dan ekonomi. Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun
keatas baik pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun
mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada
orang lain untuk menghidupi dirinya (Ineko, 2012).
Proses menua adalah proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh individu. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO), sesorang yang dikatakan lanjut usia (lansia)
meliputi usia pertengahan (middle age) dengan rentang usia 45 sampai 59 tahun, usia
lanjut (elderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun,
dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006). Departemen
kesehatan RI (2006) memberikan batasan lansia dengan 3 kategori yaitu Virilitas
(prasenium) yang merupakan masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa yakni dengan rentang usia 55 sampai 59 tahun, usia lanjut dini
(senescen) yakni kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini dengan rentang
usia 60 sampai 64 tahun, dan lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit
degeneratif yakni dengan usia di atas 65 tahun (Fatmah, 2010). Menurut Undang-
Undang No.4 tahun 1965 pasal 1 “seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau
lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
menerima nafkah dari orang lain.
Golongan di atas merupakan orang-orang yang mengalami pertambahan usia
dimana pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan
fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia.
Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan
memburuk, gerakan lambat, dan kelainan di berbagai organ vital. Sedangkan
kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, menurunnya gairah,
bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan,
meningkatnya minat terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah
hanya orientasi dan subyek yang berbeda.
Kemunduran-kemunduran yang dialami oleh lansia berdampak pada penyakit
yang dideritanya. Beberapa penyakit yang ditemukan pada lansia memiliki
karakteristik tertentu yaitu penyakit yang sering multiple (berhubungan satu sama
lain), penyakit bersifat degenerative (sering menimbulkan kecacatan), gejala sering
tidak jelas yakni berkembang secara perlahan), sering bersama-sama problem
psikologis dan sosial, lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut, dan sering
terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik (Mubarak, 2006).
Proses asuhan keperawatan individu gerontik merupakan suatu proses
kompleks dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan konseptualisasi
keperawatan keluarga untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai
anggota keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose, intervensi,
implementasi serta evaluasi. Pengkajian merupakan tahap utama dimana seorang
perawat harus mengumpulkan data dan menggali informasi secara bertahap dan terus-
menerus terhadap lansia. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga
mendapatkan suatu rumusan masalah dan dapat ditegakkan suatu diagnosa
keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka perawat akan
merumuskan rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan di implementasikan
kepada lansia binaan.
b. Data yang perlu dikaji
Data yang perlu dikaji pada tahap penjajakan 1, meliputi :
1. Data umum yang terdiri dari nama kepala keluarga, alamat dan nomor telepon,
komposisi keluarga, suku, agama, status social ekonomi keluarga dan aktivitas
rekreasi.
2. Riwayat kesehatan sebelumnya dan alasan masuk ke PSTW.
3. Struktur keluarga terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga,
struktur peran serta nilai dan norma budaya.
4. Stress dan koping terdiri dari stress jangka pendek, stress jangka panjang,
kemampuan keluarga berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan,
dan strategi adaptasi disfungsional.
5. Pemeriksaan fisik secara head to toe.
c. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum dapat dirumuskan karena ners muda belum melakukan
pengkajian secara mendalam terhadap klien. Masalah kesehatan baru bisa ditemukan
pada hari ketiga setelah melakukan pengkajian terhadap klien.
2. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum bisa ditegakkan karena belum melakukan pengkajian
mendalam terhadap klien. Pengkajian dilakukan mulai tanggal 21 Oktober 2019.
Diagnosa keperawatan bisa ditegakkan pada hari ketiga tanggal 23 Oktober 2019.
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 6 pertemuan x 60 menit dapat mengidentifikasi dan membuat asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dimulai dari
tahap pengkajian, diagnosa, dan menyusun rencana asuhan keperawatan.
c. Tujuan Khusus
1) Keluarga menerima kunjungan mahasiswa dan terbina hubungan saling percaya
dalam 1 x 60 menit.
2) Keluarga memberikan informasi masalah kesehatan yang dialami lansia,
pemeriksaan fisik.
3) Teridentifikasi masalah keperawatan
3. Implementasi Tindakan Keperawatan
a. Topik
Melakukan pengkajian secara menyeluruh dari berbagai aspek lansia binaan.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara, observasi, pemerikasaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
Aspiani, R.Y. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan gerontik aplikasi nanda NIC & NOC
Jilid 1. Jakarta: CV Trans Info Media
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra, B., & Darmawan, R. (2008). Can
your self hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Dewi, S. R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik Ed I.Yogjakarta: Deepublish.
Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Fatimah. (2010). Merawat manusia lanjut usia suatu pendekatan proses keperawatan
gerontik. Jakarta: CV TIM
Fatmah. (2010). Gizi usia lanjut . Jakarta: Penerbit Erlangga
Kartinah. & Sudaryanto. A. (2017). Masalah psikososial pada lanjut usia. Jurnal UMS FIK
UMS. Retrieved from http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3743
Keliat, B. A., Helena, N. & Farida, P. (2013). Manajemen keperawatan psikososial dan
kader kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Padila. (2013). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta: Nuha Medika