Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Vol.9 No.

1, Januari 2019

PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM PADA


PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS TANJUNGPINANG

Ns. Linda Widiastuti, M. Kep1, Ns. Yusnaini Siagian, M.Kep2


Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes HangTuah Tanjungpinanng
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang
Email : lindawidiastuti078@gmail.com

ABSTRAK

Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis TBC
sudah dapat dipastikan tetapi tidak mudah mendapatkan sputum terutama pada pasien yang
tidak batuk atau batuk yang non produktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB di Puskesmas Kampung
Bugis Kota Tanjungpinang. Penelitian ini merupakan pra eksperimen dengan jenis one-group
pre-post test design. Populasi sejumlah 26 responden mencakup Semua pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis. Sampel sejumlah 24 responden diambil menggunakan Accidental
sampling. Variabel independen adalah batuk efektif dan Variabel dependen pengeluaran
sputum. Analisa data dengan uji chi kuadrat dengan tingkat signifikan p ≤ 0,05. Hasil penelitian
didapatkan sebagian besar responden tidak dapat mengeluarkan sputum sebelum dilatih batuk
efektif sebesar 13 responden (54,2%) dan hampir seluruh responden dapat mengeluarkan
sputum sesudah dilatih batuk efektif sebesar 19 responden (79,2%) dan hasil uji statistik chi
kuadrat 0,021 berarti < 0,05 maka Ha diterima. Pasien TB dengan melakukan batuk yang benar
yaitu batuk efektif dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal dan dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum,
pasien dianjurkan minum ± 2 liter untuk mempermudah pengeluaran sputum.

Kata kunci : Batuk Efektif, Pengeluaran Sputum, Tuberkulosis

ABSRACT

The checking of sputum is very important because of finding the bacteria of BTA , the
diagnosis of TBC has been able to be positive but it isn’t easy to obtain sputum, especially for
patient who doesn’t cough or non productive cough. The purpose of research is to understand
the influence of effective cough against the out of sputum against the patient of TB at Public
Health Center of Kampung Bugis. This research is as pre experience with a kind of one – group
pre – post test design. The population is 26 respondents includes all patients of TB at Public
Health Center of Kampung Bugis. The total of samples is 24 respondents taken to use
Accidental sampling . independent variable is effective cough and dependent variable is the
out of sputum. The analysis of data with the test of chi quadrate with the level of significance
α ; ≤ 0,05. The result of research is obtained the most of respondents can’t take out of sputum
before being trained effective cough are 19 respondents ( 79,2% ) and the statistic test result of
chi quadrate is 0,021 means ,0,05 so that Ha is accepted. The patient of TB with getting right
cough is namely effective cough can make the best of energy so that patient doesn’t get tired
easily and being able to take out of sputum maximally and being advised one day before
checking sputum , patient is advised to drink ± 2 liters to make sputum get out easily.

Key words : Effective cough, The out of sputum, Tuberculosis


PENDAHULUAN

p-ISSN : 2086 - 9703 1069 e-ISSN : 2621 - 7694


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang lainya. Penularan penyakit ini sebagian
disebabkan oleh bakteri mycobacterium besar melalui inhalan basil yang
Tuberculosis9. TB merupakan salah satu mengandung droplet nuclei, khususnya
penyakit saluran pernafasan bagian bawah. yang didapat dari pasien TB paru dengan
Keluhan yang dirasakan pada pasien TB batuk berdahak atau berdahak yang
dapat bermacam-macam atau malah banyak mengandung basil tahan asam (BTA)3.
pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan
sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
Pemeriksaan sputum adalah penting karena bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis membuang produk-produk radang keluar.
TB sudah dapat dipastikan. Disamping itu Karena terlibatnya bronkus pada setiap
pemeriksaan sputum juga juga dapat penyakit tidak sama, mungkin saja batuk
memberikan evaluasi terhadap pengobatan baru ada setelah penyakit berkembang
yang sudah diberikan3. dalam jaringan paru yakni setelah
berminggu-minggu atau berbulan-bulan
Jumlah penderita TB dunia tahun 2015 peradangan bermula. Sifat batuk dimulai
sebanyak9,6 juta kasus baru TB. 1⁄3 dari dari batuk kering kemudian setelah timbul
populasi dunia sudah tertular dengan TB peradangan menjadi produktif
dimana sebagian besar penderita TB adalah (menghasilkan sputum)2.
usia produktif (15-55 tahun)7. Indonesia
masih termasuk 2 besar dari 5 negara Batuk adalah gejala yang paling dini dan
dengan beban permasalahan TB terbesar. merupakan gangguan yang paling sering
Sementara total estimasi incidence (kasus dikeluhkan. Biasanya batuk ringan
Baru) TB di Indonesia yang dilaporkan sehingga dianggap batuk biasa atau akibat
olehWHO dalam Global report 2015adalah rokok. Proses yang paling ringan ini
1 juta kasus baru per tahun.Pada tahun 2013 menyebabkan sekret akan terkumpul pada
jumlah seluruh kasus TB sebanyak 37.226 waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat
kasus dan 23.223 diantaranya adalah TB penderita bangun pagi hari. Untuk
paru BTA postif. Dinas Kesehatan Kota mengeluarkan sekret dengan baik caranya
Tanjungpinang menetapkan target CDR dengan cara batuk yang benar yaitu batuk
minimal pada tahun 2015 sebesar 70%. efektif. Batuk efektif yaitu merupakan
Pencapaian CDR pada tahun 2014 sebesar latihan batuk untuk mengeluarkan sekret8.
48,50%. Angka ini masih dibawah target Batuk efektif adalah merupakan suatu
minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar metode batuk dengan benar, dimana klien
70%. Pada tingkat puskesmas, CDR dapat menghemat energi sehingga tidak
tertinggi di Puskesmas Sei Jang dan yang mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
terendah di Puskesmas Kampung Bugis. secara maksimal10.
Angka tersebut didapatkan dari data pasien
yang diobati pada tahun 2013 yang telah Mekanisme batuk adalah inhalasi dalam,
menyelesaikan pengobatannya4. penutupan glottis, kontraksi aktivitas otot-
otot ekspirasi dan pembukaan glottis.
Lingkungan hidup yang sangat padat dan Inhalasi dalam meningkatkan volume paru
pemukiman diwilayah perkotaan dan diameter jalan nafas memungkinkan
kemungkinan besar mempermudah proses udara melewati sebagian plak lendir yang
penularan dan berperan sekali atas mengobstruksi atau melewati benda asing
peningkatan jumlah kasus TB. Proses lain. Kotraksi otot-otot ekspirasi melewati
terjadinya infeksi oleh Mycobacterium glotis yang menutup sehingga
tuberculosis biasanya secara inhalan, menyebabkan terjadinya tekanan intra
sehingga TB paru merupakan menifestasi thorak yang tinggi, saat glotis membuka
klinis yang paling sering di banding organ aliran udara yang besar keluar dengan

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1070


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

kecepatan yang tinggi, memberikan mukus sampai bulan 6), Pasien TB yang bersedia
kesempatan untuk bergerak ke jalan nafas diteliti, Pasien TB yang kooperatif, Umur <
bagian atas. Sehingga mukus dapat 70 tahun. Kriteria eksklusi adalah
dicairkan dan dikeluarkan11. mengeluarkan sebagian subyek yang
memenuhi inklusi dari penelitian karena
Pemeriksaan sputum sangat berguna untuk berbagai sebab16. Kriteria eksklusi dalam
mengevaluasi penderita dengan dugaan penelitian ini adalah : Pasien TB yang tidak
penyakit paru. Sputum purulen atau berbau hadir saat penelitian, Pasien yang pernah
busuk menunjukkan infeksi bakterial, menjadi responden pada waktu studi awal,
sputum cair berbusa menunjukkan edema Pasien TB dengan komplikasi, Pasien TB >
paru6. 70 tahun.

Pemberian Imunisasi BCG pada saat bayi Tempat penelitian di Puskesmas Kampung
untuk mencegah penularan penyakit TB Bugis. Pengolahan data dilakukan dengan
pada masa bayi dan anak Balita. Bagi beberapa langkah yaitu; Editing, Coding,
penderita TB paru: Minumlah obat TB Scoring, tabulating. Analisa data dilakukan
secara lengkap dan teratur sampai sembuh. untuk menentukan ada tidaknya pengaruh
Terapkan prilaku hidup bersih dan sehat: batuk efektif terhadap pengeluaran sputum
dengan mengikuti cara batuk yang benar pada pasien TB di Puskesmas Kampung
(etika batuk) yaitu bila akan mau batuk atau Bugis dengan mengunakan uji statistik chi
bersin segera palingkan muka dari orang square
lain juga bila ada makanan, tutup mulut dan
hidung dengan tissue atau saputangan, HASIL PENELITIAN
buang dahak jangan di sembarang tempat,
tapi buang dahak pada tempat khusus yang Data Umum dalam penelitian ini
berisi antiseptic dan ditutup, cuci tangan didasarkan pada karakteristik responden
dengan air bersih dan sabun1. berdasarkan mulai berobat, Umur,
pendidikan, pekerjaan dan cara batuk di
METODE PENELITIAN Puskesmas Kampung Bugis tahun 2016.
Desain penelitian yang digunakan dalam Diketahui dari 24 responden hampir
penelitian ini adalah pra experiment dengan setengahnya responden mulai berobat bulan
Jenis penelitian yang digunakan adalah one 1-2 sebesar 10 responden (41,6%), hampir
group pre test-post test design. Populasi dari setengah responden berumur 36-50
adalah objek penelitian atau objek yang tahun sebesar 11 responden (45,8%),
akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah hampir seluruh responden berpendidikan
Semua pasien TB di Puskesmas Kampung dasar sebesar 23 responden (95,8%),
Bugis pada bulan Mei sampai Juli 2016 setengahnya responden bekerja wiraswasta
berjumlah 158 dengan rata-rata setiap bulan sebesar 12 responden (50%) dan seluruh
26 orang. Sampling menggunakan teknik responden tidak pernah dilatih batuk efektif
accidental sampling dengan jumlah sampel sebesar 24 responden (100%). Data hasil
24 orang. Dalam penelitian ini penelitian (data khusus) tersebut disajikan
penggumpulan data dengan menggunakan dalam bentuk tabel sebagai berikut
alat ukur SAP (Satuan acara penyuluhan) Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
dan check list. Kriteria inklusi adalah berdasarkan pengeluaran sputum sebelum
karakteristik umum subyek penelitian pada dilatih batuk efektif pada pasien TB di
populasi target dan populasi terjangkau. Puskesmas Kampung Bugis.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
:Semua pasien TB di Puskesmas Kampung No Pengeluaran Frekuensi Persent
Bugis yang sedang melakukan pengobatan sputum ase (%)
pada saat penelitian (Periode bulan 1

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1071


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

1 Dapat 11 45,8 Pada tabel 3 menunjukkan bahwa


mengeluarkan pengeluaran sputum dari 24 responden
sputum sebelum dilatih batuk efektif pada pasien
2 Tidak dapat 13 54,2 TB 13 responden (54,2%) tidak dapat
mengeluarkan mengeluarkan sputum. Setelah dilatih
sputum
batuk efektif 19 responden (79,2%) dapat
Total 24 100
mengeluarkan sputum meningkat 8
responden dari hasil sebelumnya.
Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak dapat mengeluarkan Berdasarkan tabel 3 kemudian dianalisa
sputum sebelum dilatih batuk efektif pada dengan uji statistik dengan uji chi square
pasien TB sebesar 13 responden (54,2%). diperoleh  = 0,021 < 0,05 berarti ada
pengaruh batuk efektif terhadap
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden pengeluaran sputum pada pasien TB di
berdasarkan pengeluaran sputum sesudah Puskesmas Kampung Bugis dan nilai
dilatih batuk efektif pada pasien TB di interpretasi 0,427 berarti pengaruhnya
Puskesmas Kampung Bugis. cukup batuk efektif terhadap pengeluaran
sputum
No Pengeluaran Frekuensi Persent
sputum ase (%)
PEMBAHASAN
1 Dapat 19 79,2
mengeluarkan
Dari analisis data hasil penelitian
sputum didapatkan Pengaruh batuk efektif terhadap
2 Tidak dapat 5 20,8 pengeluaran sputum pada pasien
mengeluarkan tuberkulosis di Puskesmas Kampung Bugis
sputum yang akan diuraikan dalam pembahasan
Total 24 100 sebagai berikut:

Dari tabel 2 diketahui bahwa hampir


seluruhnya responden dapat mengeluarkan Pengeluaran sputum sebelum dilatih
sputum sesudah dilatih batuk efektif pada batuk efektif pada pasien TB
pasien TB sebesar 19 responden (79,2%).
Tabel 3 Distribusi silang berdasarkan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
pengeluaran sputum sebelum dan sesudah seluruh responden tidak pernah dilatih
dilatih batuk efektif pada pasien TB di batuk efektif. Dari hasil pemeriksaan pada
Puskesmas Kampung Bugis. specimen 1 (sebelum dilatih batuk efektif),
didapatkan rata-rata volume sputum dari 24
Pengeluaran Cara Batuk responden 0,32 cc, sebanyak 13 responden
sputum Pre % Po % (54,2%) tidak dapat mengeluarkan sputum
st dan hanya mengeluarkan ludah.
Dapat 11 45,8 19 79,2 Pasien dengan batuk lama akan
mengeluar % % menghasilkan sputum. Batuk yang sangat
kan hebat menyebabkan spasme bronkial dan
sputum obstruksi. Lebih jauh mengiritasi bronkus
Tidak dapat 13 54,2 5 20,8 dan mengakibatkan sinkop (pingsan).
mengeluarkan % % Batuk hebat berulang, atau tidak terkontrol
sputum yang tidak produktif akan sangat
Total 24 100 24 100 melelahkan dan berpotensi
% % membahayakan. Pembentukan sputum
adalah reaksi paru-paru terhadap setiap
iritan yang kambuh secara konstan3.

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1072


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

Batuk adalah merupakan pengeluaran udara kering (non-produktif) setelah timbul


dari paru-paru yang tiba-tiba dapat peradangan menjadi produktif
didengar. Saat individu menghirup napas, (menghasilkan sputum)3. Batuk berdahak
maka glotis akan menutup sebagian dan terus menerus selama 3 minggu atau lebih,
otot bantu pernafasan berkontraksi untuk pada tahap lanjut dahak bercampur darah
mengeluarkan udara secara paksa. Batuk dan batuk darah10.
merupakan reflek membersihkan trakea,
bronkus dan paru-paru untuk melindungi Batuk dipicu secara refleks ataupun
organ-organ tersebut dari iritasi dan disengaja. Sebagai reflek pertahanan diri,
sekresi6. batuk dipengaruhi oleh jalur saraf relaksasi
diagfragma dan kontraksi otot melawan
Batuk diperlukan untuk membuang produk- glotis yang menutup. Hasilnya akan terjadi
produk radang keluar. Karena terlibatnya tekanan yang positif pada intra thorak yang
bronkus pada setiap penyakit tidak sama, menyebabkan penyempitan trakea. Sekali
mungkin saja batuk baru ada setelah glotis terbuka, bersama dengan
penyakit berkembang dalam jaringan paru penyempitan trakea akan menghasilkan
yakni setelah berminggu-minggu atau aliran udara yang cepat melalui trakea.
berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat Kekuatan eksposif ini akan menyapu sekret
batuk dimulai dari batuk kering kemudian dan benda asing yang ada di saluran nafas.
setelah timbul peradangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum). Tetapi Pasien sebelum mendapatkan pelatihan
kadang-kadang tidak mudah untuk batuk efektif seluruhnya tidak bisa
mengeluarkan sputum. Terutama pada mengeluarkan sputum yang maksimal,
pasien yang tidak batuk atau batuk yang sebagian besar yang dikeluarkan adalah
non produktif. Dalam hal ini dianjurkan ludah hal ini dikarenakan pasien belum tahu
satu hari sebelum pemeriksaan sputum, bagaimana cara batuk efektif. Mereka
pasien dianjurkan minum sebanyak 2 liter hanya melakukan batuk dengan cara biasa
dan diajarkan melakukan reflek batuk19. sehingga tidak bisa maksimal pengeluaran
Untuk mempermudah pengeluaran sputum sputumnya. Ketidak mampuan responden
dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu dalam pengeluaran sputum dapat
batuk efektif, postural drainase, vibrating dipengaruhi beberapa hal yaitu sebagian
dan clapping10. besar responden sudah masuk bulan
berobat 3 bulan sampai 6 bulan sehingga
Cara melakukan batuk efektif posisi badan produktifitas pengeluaran sputum menjadi
agak condong kedepan, kemudian hirup berkurang dengan begitu batuk efektif
napas dalam 2 kali secara perlahan-lahan sangat perlukan supaya pengeluaran
melalui hidung dan hembuskan melalui sputum menjadi maksimal dan 1 hari
mulut hirup napas dalam ketiga kalinya sebelumnya disarankan minum air 2 liter.
ditahan 3 detik kemudian batukkan dengan Pendidikan yang rendah mengakibatkan
kuat 2 atau 3 kali secara berturut turut tanpa pengetahuan yang kurang sehingga pasien
menghirup napas kembali selama TB kurang tahu bagaimana cara batuk yang
melakukan batuk kemudian napas ringan. benar dan sebelumnya tidak pernah
Batuk ini diperlukan untuk membuang mendapat informasi bagaimana
produk-produk radang keluar. Karena mengeluarkan sputum dengan benar dari
terlibatnyabronkus pada setiap penyakit petugas kesehatan sehingga
tidak sama, mungkin saja batuk baru ada menggakibatkan pengeluaran sputum tidak
setelah penyakit berkembang dalam dapat maksimal. Jika demikian bisa
jaringan paru yakni setelah berminggu- mengakibatkan petugas laborat membuat
minggu atau berbulan-bulan peradangan diagnosa yang salah karena jumlah sputum
bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1073


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

tidak sesuai dengan jumah yang meningkatkan mobilisasi sekresi dan


diharapkan. mencegah resiko tinggi retensi sekret.
Pemberian batuk efektif dilaksanakan
Pengeluaran sputum sesudah dilatih terutama pada klien dengan masalah
batuk efektif pada pasien TB keperawatan ketidak efektifan jalan nafas
dan masalah resiko tinggi infeksi saluran
Pengeluaran sputum sesudah dilatih batuk pernafasan bagian bawah yang
efektif dari 24 responden 19 responden berhubungan dengan akumulasi sekret pada
(79,2%) dapat mengeluarkan sputum dan 5 jalan nafas yang sering disebabkan oleh
responden (20,8%) tidak dapat kemampuan batuk yang menurun atau
mengeluarkan sputum. adanya nyeri setelah pembedahan thoraks
Pemeriksaan specimen menunjukkan atau pembedahan abdomen bagian atas
adanya peningkatan rata-rata volume sehingga klien merasa malas untuk
sputum yaitu pada specimen 1 (sebelum melakukan batuk. Hal tersebut merupakan
batuk efektif) sebesar 0,32 cc menjadi 0,88 masalah yang sering di temukan perawat
cc pada specimen 1 (sesudah dilatih batuk praktisi diklinik keperawatan9.
efektif), sedangkan pada specimen 2 Melakukan batuk yang benar bukan saja
(sesudah dilatih batuk efektif) rata-rata dapat mengeluarkan sputum secara
volume sputum menjadi 1,6 cc. maksimal tetapi juga dapat menghemat
Pemeriksaan specimen menunjukkan energi. Batuk efektif memberikan
adanya peningkatan volume sputum yang kontribusi yang positif terhadap
dihasilkan dari pasien TB paru yang telah pengeluaran volume sputum. Seluruh
diajarkan bagaimana batuk efektif. responden melakukan batuk efektif dengan
Berdasakan hasil penelitian perbandingan baik, Walaupun melakukan batuk efektif
specimen 1 (sebelum batuk efektif) dengan dengan baik masih ada yang tidak dapat
specimen post 2 (setelah batuk efektif) mengeluarkan sputum dapat juga
sebanyak 19 responden (79,2%) mengalami dikarenakan faktor mulai berobat sudah
peningkatan volume sputum (cc) yang bulan terahir bulan pengobatan dan
dihasilkan setelah bantuk efektif. sebagian kecil responden yang berusia
Sedangkan 5 responden (20,8) tidak lansia.
mengalami peningkatan sputum (cc) yang
dihasilkan setelah batuk efektif Batuk Usia yang cukup juga mempermudah
efektif adalah merupakan suatu metode mengajarkan cara batuk efektif sehingga
batuk dengan benar, dimana klien dapat pasien TB cepat tanggap apa yang
menghemat energi sehingga tidak mudah disarankan peneliti dengan batuk efektif
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara pasien menjadi tahu tentang bagaimana
maksima11. cara mengeluarkan sputum secara
maksimal dan cara batuk yang benar.
Caranya sebelum batuk efektif pasien Pengeluaran sputum yang dihasilkan
posisi duduk agak membungkuk, kemudian dengan maksimal menyebabkan lebih
dianjurkan minum air hangat dan satu hari mudahnya petugas laborat memeriksa
sebelumnya disarankan minum air 2 liter. sputum pasien. Karena untuk menegakkan
Kemudian hirup napas 2 kali dan hirupan diagnosa secara tepat salah satu diantaranya
napas ke 3 ditahan 3 detik setelah itu adalah dengan pemeriksaan sputum
batukan dengan kuat 2-3 kali secara (dahak). Penting untuk mendapatkan
berturut-turut kemudian napas ringan9. sputum yang benar, bukan ludah ataupun
sekret hidung sehingga dapat diketemukan
Latihan batuk efektif merupakan aktivitas diagnosa yang pasti.
perawat untuk membersihkan sekresi pada
jalan nafas. Tujuan batuk efektif adalah

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1074


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

Pengaruh batuk efektif terhadap sebelum batuk efektif dianjurkan minum air
pengeluaran sputum pada pasien TB hangat dan minum air sebanyak 2 liter 1
hari sebelumnya dengan tujuan dahak
Berdasarkan analisa data pada specimen 1 menjadi encer dan mempermudah
dan specimen post 2 dengan analisa data pengeluaran sputum supaya dapat
menggunakan uji chi square diperoleh p = maksimal.
0,021 < 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha Sedangkan pada batuk biasa tidak
diterima, sehingga ada pengaruh batuk menggunakan teknik yang benar karena
efektif terhadap pengeluaran sputum pada tidak ada perlakuan-perlakuan khusus
pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis. sehingga penggeluaran sputum tidak
Batuk efektif adalah merupakan latihan maksimal.
batuk untuk mengeluarkan sekret13. Batuk
efektif adalah merupakan suatu metode
batuk dengan benar, dimana klien dapat KESIMPULAN
menghemat energi sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara Berdasarkan analisa data hasil penelitian
maksimal. Jika sputum terlalu kental untuk dan pembahasan tentang pengaruh batuk
dapat dikeluarkan, ada baiknya mengurangi efektif terhadap pengeluaran sputum pada
viskositasnya dengan meningkatkan pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis
kandungan airnya melalui hidrasi yang dapat disimpulkan. Pengeluaran sputum
adekuat4. sebelum dilatih batuk efektif pada pasien
TB di Puskesmas Kampung Bugis sebagian
Pada beberapa kondisi paru, seperti besar tidak dapat mengeluarkan sputum.
bronkhitis kronis, emfisema, dan fibrosis Pengeluaran sputum sesudah dilatih batuk
kistik, lendir kental berkumpul didalam efektif pada pasien TB di Puskesmas
paru-paru. Kondisi ini membuat anda lebih Kampung Bugis hampir seluruhnya dapat
sulit bernafas dan meningkatkan mengeluarkan sputum. Analisa data
kemungkinan anda menderita pneumonia menggunakan uji chi square diperoleh p =
atau infeksi lain. Untuk membantu 0,021 < 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha
mengencerkan lendir dan mengeluarkannya diterima, yaitu ada pengaruh batuk efektif
dari paru-paru, dokter telah menganjukan terhadap pengeluaran sputum pada pasien
supaya anda melakukan fisioterapi dada. TB dengan Interpretasi cukup.
Tindakan ini meliputi drainase postural,
perkusi dada, dan batuk efektif. Ingatlah DAFTAR PUSTAKA
meminum banyak cairan (sekurang-
kurangnya 1893 ml per hari) juga akan 1. Aditama, T. Y., Kamso, S., Basri, C.,
membantu mengencerkan lendir18. dan Surya, A. et al. 2006. Pedoman
Batuk efektif jika dilakukan dengan baik Nasional Penanggulangan
dan tepat akan terlihat perbedaan yang Tuberkulosis. Jakarta: Departemen
cukup mencolok terhadap pengeluaran Kesehatan Republik Indonesia.
sputum dibandingkan dengan batuk biasa 2. Asti Werdhani, Retno. 2008. Patologi,
karena batuk efektif adalah cara batuk yang Klasifikasi, dan Diagnosis
benar. Tuberkulosis. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan
Batuk yang benar caranya pertama yang Keluarga: FKUI.
dilakukan duduk agak condong kedepan 3. Alsagoff, Hood dkk. (2005). Dasar-
kemudian tarik nafas dalam dua kali lewat Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
hidung keluarkan lewat mulut kemudian Airlangga University Press
nafas yang ketiga ditahan 3 detik dan
batukan 2 sampai 3 kali batukkan dan

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1075


Jurnal Keperawatan Vol.9 No.1, Januari 2019

4. Dinkes, Tanjungpinang. (2014). Profil


Kesehatan Kota Tanjungpinang :
Dinas Kesehatan
5. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006).
Konsep Dasar Manusia. Jakarta :
EGC.
6. Indriasari, Devi, (2009). Deteksi, Obat,
dan Cegah Penyakit. Yogyakarta :
Pustaka Grhatama.
7. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.(2013).http://www.depkes.g
o.id/index.php/berita/press-
release/1444-tbc-masalah-kesehatan-
dunia.html. Tanggal 8 April 2015. Jam
11.00 WIB.
8. Manalu, Helper Sahat P. Desember
2010. “Jurnal Etiologi Kesehatan: .
Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Kejadian TB Paru dan Upaya
penanggulangannya”. Vol. 9 No.4
Desember 2010
9. Nizar, Muhammad. 2010.
Pemberantasan dan Penanggualangan
Tuberkulosis. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
10. Nugroho, Yosep Agung. Desember
2011. “Batuk Efektif Dalam
Pengeluaran Dahak Pada Pasien
Dengan Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Nafas di Instalasi Rehabilitasi
Medik Rumah Sakit Baptis Kediri”.
Jurnal STIKES RS Baptis Kediri.
Volume 4 No. 2 Desember 2011.
11. Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta
: Salemba Medika.
12. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
13. Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian. Jakarta.
Salemba Medika.

p-ISSN : 2086 – 9703 || e-ISSN : 2621 - 7694 1076

Anda mungkin juga menyukai