Definisi BBLR
Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram. BBLR merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Neonatus dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
kurang 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants (Proverawati, 2010). BBLR
dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).
Berdasarkan IDI (2014), BBLR yaitu bayi berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa maemandang masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Menurut Hasan & Alatas (2005),
bayi yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram dengan batas maksimal
2499 gram.
2. Klasifikasi BBLR
Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) dengan berat
lahir 1500–2499 gram.
Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight (VLBW)
dengan berat badan lahir 1000–1499 gram.
Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau extremely low birth weight
(ELBW) dengan berat badan lahir <1000 gram (Meadow &Newell, 2005).
Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
5. Patofisiologi BBLR
Menurut WHO (2004) faktor etiologi yang berkontribusi menyebabkan
kejadian berat badan lahir rendah dari faktor ibu terutama di negara-negara
berkembang meliputi penggunaan tembakau ( merokok, konsumsi tembakau
kunyah, dan tembakau untuk kegunaan terapi), kurang intake kalori, berat
badan rendah sebelum masa kehamilan, primipara, jenis kelamin janin, tubuh
pendek, ras, riwayat BBLR sebelumnya, angka mordibitas umum, dan faktor
risiko lingkungan seperti paparan timbal, dan jenis-jenis polusi udara (WHO,
2004).
Pengendalian suhu
Sistem pencernaan
Sistem pernafasan
Lebih pendek masa gestasi maka semakin kurang perkembangan paru-paru
pada bayi dengan berat 900 gr. Alveoli cenderung kecil, dengan adanya
sedikit pembuluh darah yang mengelilingi stroma seluler. Semakin matur
bayi dan lebih berat badannya maka akan semakin besar alveoli. Ritme dari
dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur, seingkali ditemukan apnea,
dalam keadaan ini harus dihitung selama 1 menit untuk perhitungan yang
tepat.
Sistem sirkulasi
Jantung relatif kecil pada saat lahir, pada beberapa bayi pretem kerjanya
lambat dan lemah.Terjadinya ekstrasistole dan bising yang dapat di dengar
pada atau segera setelah lahir. Hal ini hilang ketika apartusa jantung fetus
menutup secara berangsur-angsur. Sirkulasi perifer seringkali buruk dari
dinding pembuluh darah intracranial. Hal ini merupakan sebab dari
timbulnya kecenderungan perdarahan intrakranial yang terlihat pada bayi
peterm. Tekanan darah lebih rendah di bandingkan dengan bayi aterm.
Tekanan menurun dengan menurunnya berat badan. Tekanan sistolik bayi
aterm sekitar 80 mmHg dan pada bayi preterm 45-60 mmHg. Tekanan
diastolik bayi aterm sekitar 80 mmHg dari pada bayi preterm 45-60 mmHg.
Nadi bervariasi antara 100-160 kali / menit cenderung ditemukan aritmia.
6. Pencegahan BBLR
Terdapat beberapa pencegahan terjadinya BBLR pada bayi yaitu (Mitayani,
2011) :
Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat mencegah
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum terjadi. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah kejadian BBLR :
Meningkatkan pengetahuan calon ibu mengenai kehamilan yang sehat.
Makan-makanan yang bergizi guna menjaga gizi ibu maupun janin yang
dikandung.
Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan antenatal
minimal sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali
pada trisemester II dan dua kali pada trisemester III. Dengan melakukan
pemeriksaan antenatal segala bentuk kelainan ataupun gangguan pada ibu
dan janin dapat dideteksi sedini mungkin.
Menghindari perilaku berisiko tinggi seperti merokok, minum-minuman
beralkohol karena dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Pencegahan Sekunder
Menegakkan diagnosa pada bayi BBLR
Menegakkan diagnosa BBLR adalah dengan dilakukan pemeriksaan
anamnesis untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya BBLR dan pemeriksaan penunjang.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah mencegah terjadinya cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi pada bayi BBLR, yaitu dengan cara :
Pengawasan berat badan secara ketat untuk melihat perkembangan kenaikan
berat badan bayi
Pemberian imunisasi untuk meningkatkan kekebalan
Pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya pendarahan pada bayi baru
lahir
Menjaga tali pusar tetap bersih untuk mencegah terjadinya infeksi
7. Pemeriksaan Fisik
Anamnesis yang dilakukan pada ibu dengan BBLR yaitu : umur ibu, Hari
pertama haid terakhir, Riwayat persalinan sebelumnya, Paritas, jarak kelahiran
sebelumnya, Kenaikan berat badan selama hamil, Aktivitas, penyakit yang
diderita, dan obat-obatan yang diminum selama hamil
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi dengan BBLR yaitu : berat badan
< 2500 gram, tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan), tanda bayi cukup
bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan) (Sistiarani,
2008).
8. Pemeriksaan Penunjang
9. Penanganan BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) memerlukan penanganan yang tepat untuk
mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Penanganan BBLR meliputi :
Pengaturan suhu tubuh/Termoregulasi Bayi BBLR
Bayi BBLR akan cepat mengalami kehilangan panas badan atau suhu tubuh
dan dapat menjadi hipotermia atau hipertermia. Hal ini disebabkan oleh
pusat pengaturan suhu tubuh belum berfungsi dengan baik atau sistem
metabolisme yang rendah. Hipotermia adalah penurunan suhu di bawah
36,50C sedangkan hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh > 37,50C.
Suhu tubuh normal terjadi jika ada keseimbangan antara produksi panas dan
hilangnya panas. Suhu tubuh dijaga pada suhu 36,5 – 37,50C.
Mencegah infeksi dengan ketat.
Bayi BBLR mempunyai daya tahan tubuh yang rendah dan sistem imun
yang belum matang menyebabkan bayi BBLR sangat rentan dengan infeksi.
Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi pada bayi seperti mencuci tangan sebelum memegang bayi,
membersihkan tempat tidur bayi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi.
Pengawasan nutrisi dan ASI.
Pemberian makanan terbaik bagi bayi adalah ASI Pemberian makanan
secara dini akan mengurangi risiko hipoglikemia, dehidrasi dan
hiperbilirubinemia. Pada bayi dengan masa gestasi 32 minggu atau kurang
atau berat badan kurang dari 1500 gram terlalu lemah untuk bisa mengisap
secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan yang memadai, ASI
dapat diberikan dengan menggunakan sonde lambung.
Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dilakukansecara ketat
karena peningkatan berat badan merupakan salah satustatus gizi/nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh (Syafrudin&Hamidah, 2009).
Perawatan bayi dalam incubator
Merupakan cara pemberian perawatan pada bayi dengan dimasukkan
kedalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang
cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam
incubator terdapat 2 cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.
Incubator tertutup : Incubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka
apabila dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka
incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu
disediakan. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui
hidung. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk
memudahkan observasi. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat
badan dan kondisi tubuh. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.
Incubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan
suhu 270C.
Incubator terbuka: Pemberian incubator dilakukan dengan keadaan
terbuka saat pemberian perawatan pada bayi. Menggunakan lampu
pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan.
Membungkus dengan selimut hangat. Dinding keranjang ditutup dengan
kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. Kepala bayi harus
ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala. Pengaturan
suhu incubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan
dibawah ini (Hidayat, 2005).
10. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badanlahir rendah adalah
sebagai berikut (Syafrudin&Hamidah, 2009) :
Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan barnapas pada bayi)
Hipoglikemi simptomatik, terutama pada laki-laki
Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
nspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk pernapasan berikutnya.
Asfiksia neonatorum
Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin
disebabkan karena gangguan pertumbuhan hati.
PATHWAY
BBLR/BBSR
Ketidakseimbangan
Reflek menelam Pernafasan Pola nafas
nutrisi : kurang dari biot tidak efektif
tidak sempurna
kebutuhan tubuh
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
DS : -
DO : prematuritas mengakibatkan penurunan imunitas tubuh
DX : Resiko infeksi
DS : keluarga pasien mengatakan suhu tubuh pasien menurun
DO : jaringan lemak subkutan pasien tipis, pasien prematur
DX : Ketidakefektifan termoregulasi
DS : -
DO : pasien tampak kurus, berat badan pasien 1700 gr, pasien lahir kurang
bulan
DX : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan NIC Label : Manajemen nutrisi NIC Label : Manajemen nutrisi
nutrisi : kurang dari keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Lakukan observasi BAB 1. Deteksi adanya kelainan
kebutuhan tubuh diharapkan tidak terjadi infeksi dan BAK jumlah dan pada eleminasi pasien dan
pada pasien dengan kriteria hasil : frekuensi serta konsistensi segera mendapatkan
NOC Label : Status nutrisi bayi 2. Monitor mukosa dan intervensi yang sesuai
1. Pasien mengalami turgor kulit 2. Mengetahui derajat hidrasi
peningkatan berat badan 3. Berikan ASI sesuai dengan dari muksa mulut dan turgor
sesuai tujuan kebutuhan pasien kulit
2. Pasien menunjukkan 4. Monitor berat badan setiap 3. ASI merupakan nutrisi yang
peningkatan reflek menelan harinya pada jam yang paling baik bagi bayi
3. Pasien tidak mengalami sama dengan bera lahir rendah
penurunan berat badan 4. Monitor peningkatan berat
4. Intake cairan dan nutrisi badan maupun penurunan
pasien adekuat berat badan pada pasien