Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

PROJECT BASED LEARNING


PASIEN GANGGUAN JIWA

Oleh
SGD1:

1. Komang Anisa Anggun Cahyaningrum (1602521003)


2. I Gede Nova Ariawan (1602521005)
3. Ni Putu Sri Fatmiwiryastini (1602521016)
4. Ni Komang Dewi Trisia Pratiwi )
(1602521039)
5. Ni Kadek Wirati (1602521046)
6. Ni Komang Suastiniasih (1602521050)
7. Ni Made Yessi Karmawati (1602521051)
8. GustiAyu Made Sri Sunari (1602521056)
9. I Dewa Gede Anggara Wibawa (1602521062)
10 Bella Jenifer Rachael Maria Kesek (1502105026)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................i
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi Halusinasi..............................................................................1

1.2 Epidemiologi Halusinasi......................................................................1

1.3 Etiologi Halusinasi..............................................................................1

1.4 Tanda dan gejala halusinasi.................................................................3

1.5 Kalsifikasi Halusinasi..........................................................................3

1.6 Fase Halusinasi....................................................................................4

1.7 Rentang Respon Halusinasi.................................................................5

1.8 Penatalaksanaan Medis Halusinasi......................................................6


BAB II FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
MASYARAKAT

2.1 Pengkajian Kepererawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat...........................7


BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Renpra.......................................................................................................22

3.2 Implementasi.............................................................................................25

3.2. Evaluasi....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

LAMPIRAN DOKUMENTASI

i I
BAB

LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi yang ditandai dengan adanya


perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
pengelihatan, pengecapan, perabaan, dan penghidu (Samal et. al,
2018).

Menurut Wardani (2016) menjelaskan bahwa halusinasi adalah


distorsi persepsi yang terjadi pada respon neurobiologis yang
maladaptif dan persepsi sensori yang salah pada indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan.

1.2 Epidemiologi Halusinasi

Pada tahun 2012 pasien gangguan jiwa halusinasi berjumlah


851 (48%) dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 919
(52%) pasien dengan pasien halusinasi yang di rawat inap 73 (12,58%)
pasien ( Wardani, 2016).

Menurut Mamnu’ah (2010) menyebutkan bahwa di Rumah


Sakit Jiwa di Indonesia terdapat sekitar 70% pasien dengan halusinasi
pendengaran, 20% halusinasi pengelihatan, dan 10% mengalami
halusinasi penghidu, pengecapan, dan perabaan. Data yang didapatkan
di Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan 85% pasien mengalami
halusinasi. Sedangkan di Rumah Sakit Grhasia Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, penderita halusinasi mencapai 46,7%. data lain
berdasarkan Data Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali pada tahun 2015
menyebutkan bahwa pasien yang mengalami halusinasi mencapai
1.572 orang.

1.3 Etiologi Halusinasi

Halusinasi dapat terjadi karena adanya faktor predisposisi dan presipitasi.


Beberapa faktor tersebut meliputi (Stuart dan Sundeen, 2007):
1. Faktor predisposisi 1
a. Faktor perkembangan. Terjadinya gangguan pencapaian tugas
perkembangan dapat menyebabkan seseorang berperilaku menarik
diri. Menurut Yosep (2011), contoh gangguan perkembangan yaitu
kurangnya kemampuan mengontrol emosi dan adanya
ketidakmampuan mandiri sejak kecil, mudah frustasi, dan hilang
percaya diri.
b. Faktor biokomia. Adanya perasaan stres yang berlebihan pada
seseorang dapat memicu tubuh menghasilkan zat halusinogenik
neurokimia yang dapat menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan asetilkolin dan dopamine.
c. Faktor sosiokultural. Adanya perasaan tidak diterima di lingkungan
sejak kecil dapat menyebabkan adanya perasaan tersingkirkan
hingga dewasa, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
d. Faktor keluarga. Adanya norma keluarga yang tidak mendukung
adanya hubungan dengan pihak lain dan sistem keluarga yang tidak
harmonis menyebabkan adanya sikap penarikan diri sampai
halusinasi.
2. Faktor presipitasi
a. Dimensi fisik. Halusinasi dapat terjadi akibat beberapa kondisi
fisik, seperti kelelahan, penggunaan obat-obatan, dan intoksikasi
alkohol.
b. Dimensi emosional. Adanya perasaan cemas berlebihan karena
masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab terjadinya
halusinasi.
c. Dimensi sosial. Adanya anggapan bahwa hidup bersosialisasi di
alam nyata sangat membahayakan, menyebabkan klien lebih
menyukai isi halusinasinya. Hal tersebut membuat seseorang
seolah-olah mendapatkan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan
interkasi sosial, kontrol diri, dan harga diri yang tidak didapatkan
di dunia nyata.

1.4 Tanda dan Gejala Halusinasi

Menurut Stuart (2013) tanda dan gejala yang muncul pada penderita
2
halusinasi pendengaran dan penglihatan adalah :

1.Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai


2.Sulit berkonsentrasi pada tugas

3.Mendengar suara atau bunyi

4.Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, penglihatan dapat


berupa sesuatu yang menyenangkan atau menakutkan

5.Gerakan mata cepat

6.Respon verbal lambat atau diam

7.Terlihat bicara sendiri

8.Duduk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba berlari ke ruangan lain

9.Disorientasi (waktu, tempat, orang).

1.5 Kalsifikasi Halusinasi

Jenis-jenis halusinasi menurut Stuart dan Sundeen (2007) meliputi :

1. Halusinasi pendengaran (Akustik)

Karakteristik: Mendengar suara-suara/bisikan-bisikan, suara orang,


suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang
jelas berbicara tentang klien, bahkan pasien disuruh untuk melakukan
sesuatu yang membahayakan.

2. Halusinasi penglihatan (visual)

Karakteristik: Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar


geometri, gambar kartoon, bayangan yang rumit/kompleks, bayangan
bisa menyenangkan atau menakutkan seperti milihat monster.

3. Halusinasi penghidu

Karakteristik: Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin atau


feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau dimensi.

4. Halusinasi pendengaran 3

Karakteristik: Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.

5. Halusinasi perabaan
Karakteristik: Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus
yang jelas rasa kesetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.

6. Halusinasi canesthetic

Karakteristik: Merasakan fungsi tubuh seperti: aliran darah di vena atau


di arteri, perencanaan makanan atau pembentukan urine.

7. Halusinasi klinesthetic

Karakteristik: Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berhenti

1.6 Fase Halusinasi

Fase halusinasi menurut Depkes RI, 2000 dalam Rusdi (2013) :

1. Fase comforting

Fase dimana memberikan rasa nyaman atau menyenangkan, tingkat


ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan.

Karakteristik : Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi


seperti ansietas, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba
untuk memusatkan pada penenangan pikiran untuk mengurani ansietas,
individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya
tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bisa diatasi (Nonpsikotik).

2. Fase Condemning

Secara umum halusinasi bersifat menjijikan, ansietas tingkat berat.


Karakteristik: Pengalaman sensori yang bersifat menjijikan dan
menakutkan. Orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan
kendali dan mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber
yang dipersepsikan, individu mungkin merasa malu karena pengalaman
sensorinya dan menarik diri dari orang lain (Nonpsikotik).

3. Fase Controling
4
Ansietas tingkat berat, halusinasi tidak dapat ditolak lagi.

Karakteristik: Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan


pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya.
Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami
kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir (Psikotik).

4. Fase Conquering panic

Ansietas tingkat panik, secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan
saling terkait dengan delusi.

Karakteristik : Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu


tidak mengikuti perintah. Halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik).

1.7 Rentang Respon Halusinasi

Respon pada seseorang yang mengalami halusinasi dapat berupa respon


adaptif, transisi, dan maladaptif. Beberapa respon tersebut meliputi:
1. Respon adaptif
a. Pikiran logis
b. Persepsi akurat
c. Perilaku cocok
d. Hubungan sosial humoris
2. Respon transisi
a. Proses pikir terganggu
b. Ilusi
c. Emosi berlebihan
d. Menarik diri
3. Respon maladaptif
a. Waham
b. Kerusakan proses emosi
c. Perilaku tidak terorganisasi
d. Isolasi sosial
e. Perilaku kekerasan

1.8 Penatalaksanaan Medis Halusinasi5

Obat-obat antipsikotik konvensional (seperti klorpromazin, flufenazin,


haloperidol, loksapin, perfenazin, trifluoperazin dan tioridazim) terbukti
mampu mengurangi gejala halusinasi dan secara signifikan menurunkan
risiko simtomatik dan dirawat inap ulang. Namun efek samping neurologis
yang serius menyebabkan obat ini sulit ditoleransi oleh banyak pasien
(Stuart, 2013).

BAB6II

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


MASYARAKAT

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial :V (L/P) Tanggal Pengkajian : 09 Oktober 2018
Umur :35 Th
Informan :Ny. E
II. RIWAYAT PENYAKIT
1.Riwayat Penyakit Terdahulu : Informan mengatakan Pasien mengalami
kejang saat usia 7 tahun yang mengakibatkan penurunan fungsi kognitif
pasien yang ditandai dengan sampai saat ini pasien tidak bisa berhitung
sederhana, kondisi pasien diperparah dengan ditinggal oleh ayah pasien
menikah dengan wanita lain yang menyebabkan pasien merasa sedih dan
sering berbicara sendiri. Pasien pernah dirawat di RSJ Bangli selama 3
Bulan.
2. Riwayat Penyakit Saat ini :
Saat ini pasien sering berbicara sendiri
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
kejiwaan

III. FAKTORPREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

Tidak Berhasil

3.
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik  
Aniaya Seksual
Penolakan  
7 
Kekerasan dalam
Keluarga
Tindakan Kriminal
Jelaskan No. 1,2,3 : 1)Pasien sebelumnya belum pernah
mengalami gangguan kejiwaan. 2)Informan mengatakan pengobatan
yang dilakukan tidak berhasil karena tidak ada perubahan pada
kondisi anaknya, informan mengatakan obat diberikan saat pasien
kambuh, informan mengatakan bahwa pelayanan di RSJ kurang
bagus sehingga perawatan pasien dihentikan 3)Pasien pernah
melakukan kekerasan kepada ibunya seperti memukul dan menarik-
narik ibunya karena pasien tidak ingin ditinggal pergi bekerja oleh
ibunya

Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Tidak Ada
HubunganKeluarga Gejala Riwayat Pengobatan/
perawatan

Masalah :
Keperawatan

8
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- Pasien merasa sedih ditinggal menikah oleh ayahnya
- Pasien marah ketika melihat ayahnya bersama wanita lain.
Masalah Keperawatan: Sindrom pasca trauma

IV. FISIK
1. Tanda Vital TD:120/80 N: S:36,5C P:
2. Ukuran TB :160 BB:150  Turun  Naik
3. Keluhanfisik Ya
Jelaskan:
IMT: 150
1602 = 58,59 kg/m2 (Pasien Obesitas)
Pasien mengalami sesak terutama saat tidur, karena pasien kelebihan berat badan
Masalah keperawatan: Berat badan berlebih

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram (lihatpetunjuk)
Jelaskan :

Keterangan :

: Laki-Laki
:Garis Keturunan

: Perempuan

9
----: Tinggal Dalam 1 Rumah

: Garis Pernikahan

: Cerai

: Pasien

: Sudah meninggal

Masalah keperawatan:

2. KonsepDiri

a. Citra Tubuh : Pasien mengatakan menyukai giginya


b. Identitas : Pasien mengatakan menyukai baju bunga-bunga, suka menjadi wanita
c. Peran : Pasien terkadang mau membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah
d. Ideal diri : Pasien memiliki cita-cita menjadi seorang pendeta
e. Harga diri : Pasien tidak memiliki rasa malu ketika pasien telanjang di jalan

Masalah : Pengabaian diri


Keperawatan

3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat : Ibu Pasien

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Pasien tidak ikut serta dalam kegiatan
kelompok / masyarakat

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien sulit untuk memulai
pembicaraan dengan orang lain
Masalah keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Pasien memiliki keyakinan Kristiani

b. Kegiatan Ibadah : Informan mengatakan pasien rutin melakukan


ibadah setiap hari minggu di gereja

Masalah keperawatan:

10
VI. STATUSMENTAL

1. Penampilan

 Tidak rapi  Penggunaan pakaian  Cara berpakaian tidak


Tidak sesuai Seperti biasanya
Jelaskan : Pasien tampak rapi

Masalah keperawatan:

2. Pembicaraan

 Cepat  Keras  Gagap  Inkoheren


 Apatis  Lambat  Membisu  Tidak mampu
memulai
pembicaraan
Jelaskan : Pasien berbicara dengan nada yang keras dan cepat pasien terkadang membisu dan
tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah Keperawatan: Hambatan Pengelolaan Mood

3. AktivitasMotorik

 Lesu  Tegang  Gelisah  Agitasi


 Tik  Grimasen  Tremor  Kompulsif
Jelaskan : Pasien tampak gelisah dan pasien tampak menggerakkan ibujarinya secara berulang

Masalah Keperawatan: Ansietas

4. Alam Perasaan
 Sedih  Ketakutan  Putusasa

11
 Khawatir  Gembira Berlebihan
Jelaskan : pasien tampak khawatir dengan kehadiran mahasiswa karena pasien mengira
mahasiswa adalah dokter yang akan menyuntik pasien

Masalah Keperawatan: Ansietas

5. Afek
 Datar  Tumpul  Labil  Tidaksesuai
Jelaskan : Afek pasien tumpul, pasien akan berekspresi apabila diberi rangsangan dan tiba-
tiba blocking.

Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal

6. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan  Tidakkooperatif  Gagap
 Kontakmatakurang  Defensif  Membisu
Jelaskan : Saat melakukan wawancara pasien terkadang membisu

Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal

7. Persepsi

Halusinasi
 Pendengaran  Penglihatan  Perabaan
 Pengecapan  Penghidu
Jelaskan : isi Halusinasi : Kamu Akan Disuntik !
Bapakmu akan diambil untuk selamanya !
Waktu : Pasien berhalusinasi saat pasien duduk sendiri

Masalah Keperawatan: Halusinasi Pendengaran

12

8. Proses Pikir
 Sirkumstansial  Tangensial  Kehilanganasosiasi
 Flight of ideas  Blocking Pengulangan
pembicaraan/persevarasi
Jelaskan: saat diajak berkomunikasi pasien diam secara tiba-tiba.
Masalah Keperawatan : Hambatan Komunikasi Verbal

9. Isi Pikir
 Obsesi  Fobia  Hipokondria
 Depersonalisasi  Ide yang terkait  Pikiranmagis

13
Waham
 Agama  Somatik  Kebesaran  Curiga
 Nihilistik  Sisip pikir  Siar pikir  Kontrol pikir
Jelaskan: Informan mengatakan bahwa pasien sangat takut dengan boneka
Pasien tampak curiga kepada mahasiswa yang datang saat kunjungan, karena
pasien mengira mahasiswa adalah dokter yang akan menyuntik pasien
Masalah Keperawatan: Waham Curiga

10. Tingkat Kesadaran


Disorientasi
 Bingung  Sedasi  Stupor

 Waktu  Tempat  Orang

Jelaskan:

Masalah Keperawatan: Pasien Compos mentis dan tidak mengalami disorientasi

11. Memori
 Gangguan daya ingat jangka  Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
 Gangguan daya ingat saat ini  Konfabulasi
Jelaskan: Daya ingat pasien bagus
Masalah Keperawatan:

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih  Tidak mampu  Tidak mampu
berkonsentrasi Berhitung sederhana
Jelaskan: Saat diberikan instruksi berhitung pasien tidak mampu berhitung
Masalah Keperawatan: Defisien Pengetahuan

14
13. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan  Gangguan bermakna

Jelaskan:
Masalah Keperawatan:

14. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang  Menyalahkan hal-hal diluar
Diderita Dirinya

15
Jelaskan: Pasien marah dan menyalahkan wanita yang mengambil ayahnya
Masalah Keperawatan: Respon pasca trauma

VII. KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. Makan
 Bantuan minimal  Bantuan total

2. Defekasi/berkemih
 Bantuan minimal  Bantuan total

3. Mandi
 Bantuan minimal  Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan minimal  Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

 Tidur siang lama :Tidur siang tidak tentu

 Tidur malam lama :Pasien sering bergadang

 Aktivitas sebelum/setelah tidur : Tidak Ada

6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal  Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan  
Sistem pendukung  

16

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan  
Menjaga kerapian rumah  
Mencuci pakaian  
Mengatur keuangan  

17
9. Aktivitas di luar rumah
Ya Tidak
Belanja  
Transportasi  
Lain-lain  
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minumalcohol
Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi
lambat/berlebihan
 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olahraga  Mencederai diri
 Lainnya  Lainnya ( mengamuk
dan memukul
ibunya)
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok,uraikan


_

 Masalah berhubungan dengan lingkungan,uraikan

18

 Masalah dengan pendidikan,uraikan


Informan mengatakan bahwa pasien pernah bersekolah di Sekolah Sd biasa sebelum Pasien
bersekolah di SLB

 Masalah dengan perumahan,uraikan

 Masalah dengan ekonomi,uraikan

Informan mengatakan perekonomian saat ini cukup karena informan sendiri merupakan
pensiunan pegawai sanglah dan saat ini berjualan gorengan

 Masalah dengan pelayanan kesehatan,uraikan

Informan mengatakan bahwa saat ini memperoleh obat dari praktek dokter swasta.

 Masalah lainnya,uraikan

19
Masalah Keperawatan:

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:

 Penyakitjiwa  Sistempendukung
 Faktorpresipitasi  Penyakitfisik
 Koping  Obat-obatan
 Lainnya :

Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Terapi Medis:
1. Arkine Tablet ( 1xSehari)
2. Haloperidol Tablet (1x1 Sehari)
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Halusinasi 4. Hambatan pengelolaan 7. Ketidakefektifan
Pendengaran mood koping
2. Resiko Perilaku 5. Hambatan komunikasi 8. Kurang pengetahuan
Kekerasan verbal 9. Waham curiga
3. Respon pasca trauma 6. Ansietas

XIII. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Respon Pasca Trauma

20
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA BERDASARKANPRIORITAS
1. Halusinasi

Mahasiswa,

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 RENPRA
No Halusinasi Pasien 1. Identifikasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi
halusinasi, isi kegiatan latihan menghardik kegiatan kegiatan latihan
halusinasi, menghardik. dan obat. Beri pujian latihan menghardik,
waktu terjadi, Beri pujian 2. Latih cara menghardik obat, dan
situasi 2. Latih cara mengontrol dan obat bercakap-cakap
pencetus, mengontrol halusinasi dengan dan dan kegiatan
perasaan, halusinasi bercakap-cakap saat bercakap- harian. Beri
respon dengan obat terjadi halusinasi cakap. Beri pujian

2. Jelaskan cara (jelaskan 6 3. Masukkan pujian 2. Latih kegiatan


pada
mengontrol benar: jenis, jadwal kegiatan 2. Latih cara harian
hausinasi, guna, dosis, untuk latihan mengontrol 3. Nilai
hardik, obat, frekwensi, menghardik,minumo halusinasi kemampuan
bercakap- cara, bat dan bercakap dengan yang telah
cakap, kontinuitas cakap melakukan mandiri
melakukan minum obat) kegiatan
4. Nilai apakah
kegiatan 3. Masukan pada harian
halusinasi
3. Latih cara jadwal (mulai 2
terkontrol
mengontrol kegiatan untuk kegiatan)
22
halusinasi latihan 3. Masukan
dengan menghardik pada jadual
menghardik dan kegiatan

4. Masukan pada minumobat untuk


Keluarga 1. Diskusikan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi
masalah yang kegiatan keluarga dalam kegiatan kegiatan
dirasakan keluarga merawat/melatih keluarga keluarga dalam
dalam merawat dalam pasien menghardika dalam merawat/melati
pasien merawat/mela dan memberikan merawat/me h pasien

2. Jelaskan tih obat. Beri pujian latih pasien menghardik

pengertian, pasienmengha 2. Jelaskan cara menghardik dan

tanda dan rdik. Beri bercakap-cakap dan , memberikan

gejala, dan pujian melakukan kegiatan memberika obat dan


23
proses 2. Jelaskan 6 untuk mengontrol n obat dan bercakap-cakap

terjadinya benar cara halusinasi bercakap- dan melakukan

halusinasi memberikan caka. Beri kegiatan harian


3. Latih dan sediakan
(gunakan obat pujian dan Follow Up.
waktu bercakap-
booklet) Beri pujian
3. Latih cara cakap dengan pasien 2. Jelaskan

3. Jelaskan cara memberikan / terutama saat follow Up 2. Nilai

merawat membimbing halusinasi ke PKM, kemampuan

halusinasi minum obat tanda keluarga


4. Anjurkan membantu
Kambuh, merawat pasien
4. Latih cara 4. Anjurkan pasien sesuai
rujukan 3. Nilai
merawat membantu dengan jadwal dan
halusinasi:hard pasien sesuai berikan pujian 3. Anjurkan kemampuan

ik jadwal dan membantu keluarga

memberi pasien melakukan


5. Anjurkan
24
3.2 Implementasi
No Halusinasi Pasien 1. Mengidentifikasi 1. Mengevaluasi 1. Mengevaluasi 1. Mengevalu 1. Mengevalua
halusinasi, isi kegiatan legiatan latihan asi si kegiatan
halusinasi, waktu menghardik. menghardik dan kegiatan latihan
terjadi, situasi Memberi pujian obat. Memberi latihan menghardi,
pencetus, perasaan, 2. Melatih cara pujian menghardi obat, dan
respon mengontrol 2. Melatih cara k dan obat bercakap-

2. Menjelaskan cara halusinasi dengan mengontrol dan cakap dan

mengontrol obat(jelaskan 6 halusinasi dengan bercakap- kegiatan

hausinasi, hardik, benar: jenis, bercakap-cakap cakap. harian.

obat, bercakap- guna, dosis, saat terjadi Memberi Memberi

cakap, melakukan frekwensi, cara, halusinasi pujian pujian

kegiatan kontinuitas 3. Memasukkan 2. Melatih 2. Melatih

3. Melatih cara minum obat) pada jadwal cara kegiatan

mengontrol 3. Memasukan pada kegiatan untuk mengontro harian

halusinasi dengan jadwal kegiatan latihan l 3. Menilai


menghardik untuk latihan menghardik, halusinasi kemampuan
menghardik dan minum obat dan dengan yang telah
4. Memasukan pada
minumobat bercakap cakap melakukan mandiri
jadwal kegiatan
kegiatan
untuk latihan 4. Menilai
harian
menghardik apakah
(mulai 2
25 halusinasi
kegiatan)
terkontrol
Keluar 1. Mendiskusikan 1. Mengevaluasi 1. Mengevaluasi 1. Mengevalu 1. Mengevalua
ga masalah yang kegiatan keluarga kegiatan keluarga asi si kegiatan
dirasakan dalam dalam dalam kegiatan keluarga
merawat pasien merawat/melatih merawat/melatih keluarga dalam

2. Menjelaskan pasienmenghardi pasien dalam merawat/me

pengertian, tanda k. Memberi menghardika dan merawat/m latih pasien

dan gejala, dan pujian memberikan obat. elatih menghardik


26
proses terjadinya 2. Menjelaskan 6 Beri pujian pasien dan

halusinasi (gunakan benar cara 2. Menjelaskan cara menghardi memberika

booklet) memberikan obat bercakap-cakap k, n obat dan

dan melakukan memberika bercakap-


3. Menjelaskan cara 3. Melatih cara
kegiatan untuk n obat dan cakap dan
merawat halusinasi memberikan
mengontrol bercakap- melakukan
4. Melatih cara /membimbing
halusinasi caka. kegiatan
merawat minum obat
Memberi harian dan
halusinasi:hardik 4. Menganjurkan 3. Melatih dan
pujian Follow Up.
membantu pasien sediakan waktu
5. Menganjurkan Memberi
bercakap-cakap 2. Menjelask
membantu pasien sesuai jadwal dan
an follow pujian
memberi pujian dengan pasien
sesuai jadwal dan
terutama saat Up ke 2. Menilai
memberi pujian
halusinasi PKM, kemampuan
tanda keluarga
4. Menganjurkan
Kambuh, merawat
membantu pasien

27
3.3 Evaluasi

No Diagnosa Tindakan Evaluasi


Keperawatan
1. Pasien S: - Pasien mengatakan mau mengkuti cara mengenal halusinasi

- Pasien mengatakan mau mengikuti cara mengontrol halusinasi dengan


menutup mata dan telinga
Halusinasi
- Pasien mengatakan mau rajin minum obat yang diberikan ibunya
O: - Pasien tampak belajar mengenal halusinasinya

- Pasien tampak belajar cara mengontrol halusinasinya

- Pasien tampak mengikuti sesuai intruksi

- Pasien tampak senang dipuji oleh ibunya


A: Tujuan belum tercapai

P: Lanjutkan intervensi

28
2. Keluarga S:- Keluarga mengatakan mau membantu cara mengenal halusinasi pasien

- Keluarga mengatakan mau bercakap-cakap dengan pasien disaat pasien


mulai kambuh dengan penyakitnya

- Keluarga mengatakan akan memberikan pujian kepada pasien yang


mau mengikuti perintah

- Keluarga mengatakan akan rutin memberikan pasien obat dengan


mengikuti prinsip 6 benar obat dan rutin control ke dokter untuk
melihat perkembangan pasien
O: - Keluarga tampak mengerti cara membantu pasien dalam mengenal
halusinasi

- Keluarga tampak bercakap- cakap dengan pasien saat pasien kambuh.

- Keluarga tampak mengerti prinsip 6 benar obat dan ingin control lagi
ke dokter
A: Tujuan belum tercapai

P: Lanjutkan intervensi

29
DAFTAR PUSTAKA

Mamnu’ah (2010) Stres dan Strategi Koping Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang
Mengalami Halusinasi. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.
Rusdi&Dermawan, R. (2013). KeperawatanJiwa:
KonsepdanKerangkaKerjaAsuhanKeperawatanJiwa. Yogyakarta :Gosyen Publishing.
Samal M.H., Ahmad A.K, & Saidah (2018) Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Klien Halusinasi Terhadap Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi di RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Vol 12 No 5. ISSN :
2302-2531
Stuart, G. W. & Sunden, S. J. (2007). BukuSakuKeperwatanJiwa. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St.
Louis: Mosby
Wardani, N.S. (2016) Pengaruh Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi
Terhadap Kemampuan Kognitif dan Psikomotor Pasien dalam Mengontrol Halusinasi
di RS Jiwa Pontianak. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan. Vol.3 No.1. ISSN 2086-
8375
Yosep (2011) Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama

30
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai