Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA

NOMOR: TAHUN 2019

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN UTILITAS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD


Lewoleba, maka diperlukan Pengelolaan Utilitas Rumah
Sakit yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pengelolaan utilitas di RSUD Lewoleba dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya pedoman Direktur
RSUD Lewoleba sbagai landasan bagi penyelenggaraan
pengelolaan utilitas di RSUD Lewoleba;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan
keputusan Direktur RSUD Lewoleba.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
2. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008
tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan banguan
gedung, Pedoman Teknis Sarana dan Prasrana Rumah
Sakit Kelas C Departemen Kesehatan RI Tahun 2007;
3. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :
29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor :
012/Menkes/Per/III/2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
|
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Peraturan direktur RSUD Lewoleba tentang Pemberlakuan
Pedoman Pengelolaan Utilitas RSUD Lewoleba.
Kedua : Memberlakukan Pedoman Pengelolaan Utilitas RSUD Lewoleba
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Dengan dikeluarkan Peraturan Direktur Utama ini, maka
apabila terdapat Peraturan yang bertentangan dengan Peraturan
Direktur Utama ini maka peraturan – peraturan yang terdahulu
dinyatakan tidak berlaku.
Keempat Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan / atau
: kekeliruan dalam Peraturan Direktur ini maka akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lewoleba
Pada Tanggal :

DIREKTUR RSUD LEWOLEBA,

dr. Bernardus Yoseph Beda


NIP.19761108 200803 1 001

|
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSUD LEWOLEBA
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PEDOMAN PENGELOLAAN UTILITAS

1. DEFENISI
Sistem Utilitas menyiapkan pelayanan penting yang dibutuhkan RSUD
Lewolebauntuk mendukung standar pelayanan pasien yang berkualitas
tinggi dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan biaya yang
efektif. Dokumen ini mengidentifikasi Perencanaan Manajemen Utilitas
yang digunakan untuk memastikan bahwa pelayanan penting ini selalu
tersedia

2. TUJUAN
Fasilitas dan konstruksi harus mempunyai perencanaan pengelolaan
utilitas.

3. RUANG LINGKUP
Perencanaan ini berlaku di RSUD Lewoleba.

4. TATA LAKSANA
 Kepala Instalasi bertanggung jawab atas administrasi dan
manajemen dari pelaksanaan Sistem Utilitas
 Kepala Instalasi mendapat pemberitahuan mengenai status Program
Pengelolaan Sistem Utilitas oleh staf Maintanance yang bertanggung
jawab untuk Sistem Utilitas tertentu.Kepala Instalasi merevie dan,
jika diperlukan, mengkomunikasikan perhatian tentang isu- isu
kunci kepada staf yang sesuai.Kepala instalasi bekerjasama dengan
Departemen/Devisi lainnya untuk menetapkan anggaran Program
Manajemen Sistem Utilitas.
 Kepala Instalasi bekerja dibawah pengawasan Kasubag Penunjang
dan bertanggung jawab untuk pemeliharaan secara keseluruhan
fasilitas dan pengelolaan kontraktor yang menyediakan berbagai
layanan. Pemeliharaan korektif dan perbaikan dilakukan dengan
perintah kerja yang dihasilkan dari permintaan staf atau identifikasi
oleh program pemeliharaan preventif. Inspeksi, pengujian dan
pemeliharaan preventif dilakukan sesuai jadwal oleh Program
Manajemen Pemeliharaan.
 Kepala Unit bertanggung jawab untuk meorientasikan staf baru di
Departemennya masing – masing dan sebagaimana mestinya,
menjelaskan penggunaan khusus dari sistem utilitas. Jika
diperlukan, Kepala Instalasi menyediakan bantua.

|
 Kepala Unit bertanggung jawab untuk belajar dan mengikuti
prosedur kerja khusus untuk pengoperasian sistem utilitas yang
aman, pemeliharaan, dan penggunaan.
4.1 Ketersediaan air 24 jam 7 hari
 Kebutuhan air RSUD Lewoleba dipenuhi oleh air PDAM sebanyak
25 m³ perhari. Air tersebut disimpan dalam reservoir yang terdiri
dari : 1 unit bak ukuran (tinggi, lebar, panjang)
300cmx220cmx2000cm total kapasitas 264 m³ terdapat di grund
tank.
4.2 Ketersediaan listrik 24 jam 7 hari
4.2.1 RSUD Lewoleba dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan
total kapasitas 147 KVA
4.2.2 UPS adalah sistem pelayanan kegiatan Medik sebagai penanda
suatui stop kontak / tusuk kontak dalam ruangan atau unit
kerja pelayanan, UPS menggunakan stop kontak single. Area
yang mendapat pelayanan tersebut disebut critical area
ataupun Power Critical yang meliputi area – area sebagai
berikut :
4.2.3 Pelayanan medik digunakan UPS yang meliputi area :
Laboratorium, Poliklinik sebagai stop kontak terhubung dengan
UPS
4.3 Pelayanan Non Medik dilayani UPS ini meliputi :
4.3.1 PABX, Central telepon
4.4 RSUD Lewoleba memiliki generator darurat 100 KVA yang
dipergunakan ketika pasokan listrik dari PLN terhenti. Generator
mampu beroperasional secara terus menerus 24 jam 7 hari
sepanjang tahun. Generator tersebut digunakan untuk :
4.4.1 Mendukung sistem pencahayaan rute keluar dengan sumber
listrik darurat yang dapat diandalkan.
4.4.2 Mendukung sistem komunikasi darurat
4.4.3 Menyediakan sumber listrik darurat yang dapat diandalkan
untuk daerah dengan prosedur khusus tetapi tidak terbatas
pada : Kamar Bersalin, Kamar Bayi, Urgent Care Area, Unit
Gawat Darurat, Trauma Kamar, Perawatan Intensif, Kamar
Operasi dan Ruang Pemulihan.
4.4.4 Menyediakan sumber tenaga listrik darurat yang dapat
diandalkan untuk sistem penting lainnya namun tidak
terbatas pada : sistem udara medis, sistem vacum medis,
penyimpanan darah dan jaringan, area dimana sistem
pendukung kehidupan pasien digunakan dan sistem
mempengaruhi keselamatan pasien, pengunjung dan staf.

|
4.5 Area resiko tinggi kegagalan listrik
4.5.1 Area layanan pasien :
4.5.2 ICU
4.5.3 IGD
4.5.4 Ruang Operasi
4.5.5 Ruang Isolasi
4.5.6 Radiologi
4.5.7 Poliklinik
4.5.8 Kamar Pemulihan
4.5.9 Laboratorium
4.6 Area bukan pelayanan pasien :
4.6.1 PABX
4.6.2 Personal computer yang terkait untuk Departemen Keuangan
4.6.3 Kulkas Obat
4.7 Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan
listrik alternatif, sehingga dalam kondisi listrik dari PLN terputus,
area tersebut tetap menerima aliran listrik.
4.8 Pengujian sumber Listrik dan Air alternatif
4.8.1 Untuk menjamin ketersediaan listrik dan air alternatif,
RSUD Lewoleba melakukan pengujian secara teratur setiap
bulan untuk sistem tenaga listrik dan air alternatif. Hasil
pengujian tersebut dicatat dan disimpan didevisi umum.
4.8.2 Setiap minggu dilakukan tes Running genset tanpa beban
dalam dua bulan sekali dilakukan tes running menggunakan
beban selama 30 menit dengan mematikan suplai listrik dari
PLN
4.9 Pengujian Biokimia Air
Untuk melakukan pemantauan terhadap kualitas air kadar biokimia
air di RSUD Lewoleba sudah diuji berkala sebagai berikut :
4.9.1 Reserver Orsmosis : setiap 1 bulan sekali
4.9.2 Air tanah : setiap 6 bulan sekali
4.10 Sistem Utilitas lainnya
Selain listrik dan air, sistem utilitas yang tercakup dalam
perencanaan ini adalah : Gas medis. Gas medis adalah gas dengan
spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis
pada sarana kesehatan di RSUD Lewoleba. Kebutuhan Gas medis
tersedia selama 24 jam 7 hari dalam seminggu. Jenis Gas medis
yang digunakan dalam pelayanan medis di RSUD Lewoleba :
4.10.1 Oksigen ( O2) gas dan liquid dengan tabung warna putih
4.10.2 Udara tekan warna biru – putih

|
4.11 Telepon
Untuk kebutuhan komunikasi menggunakan telepon di RSUD
Lewoleba sistem telepon tersentral di ruang telepon / ruang PABX
di ruang manajemen. Telepon berlangganan dari PT Telkom
Indonesia dengn menggunakan sistem analog dan digital/ISDN.
4.12 Saluran Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah domestik yaitu air bekas dan kotor berasal
dari kamar mandi dan kloset, pantry dan dapur diolah dalam
sistem STP (Swage treatment Plan) dengan kapasitas total 350 m³
perhari.sistem yang digunakan aerob dengan reactor Biodetox
bakteri pengurai yang ramah lingkungan. Swapantau dilakukan
setiap hari oleh maintanance untuk parameter debit hasil air
limbah, PH limbah, Autlet terakhir dan secara berkala melakukan
pelaporan ke instansi berwenang yaitu DLH dengan mengirim
sampel hasil olahan air limbah yang telah terkareditasi.
4.13 Inspeksi, Pengujian dan Pemeliharaan Sistem Utilitas
4.13.1 Bagian penunjang mempunyai tanggung jawab untuk
mengelolah keseluruhan pemeriksaan, pengujian dan proses
pemeliharaan utilitas.
4.13.2 sistem pemeliharaan preventif digunakan untuk menetapkan
pemeriksaan, pengujian dan jadwal pemeliharaan. Sistem
pemeliharaan preventif digunakan untuk menetapkan jadwal
terprogram yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap
komponen berkaitan dengan inspeksi, pengujian atau
pemeliharaan preventif. Sistem ini menghasilkan perintah kerja
untuk setiap kegiatan yang diprogram, data alat, lokasi alat,
riwayat alat.
4.14 Program Orientasi dan Pendidikan
Staf IPSRS memiliki program pelatihan spesifik pekerjaan untuk
mempertahankan pengetahuan dan kesiapan dalam rangka
mendukung dan mengoperasikan sistem utilitas dengan cara yang
aman dan terpercaya. Kepala Ruang bertanggung jawab untuk
memberikan pelatihan pada sistem utilitas. Contoh pendidikan
tersebut meliputi : proses untuk melaporkan permasalahan,
prosedur untuk menjaga agar fungsi – fungsi penting selama
kegagalan utilitas, lokasi pengendalian penghentian operasional
alat darurat prosedur pada kerusakan alat.
4.15 Pemantauan dan Kepatuhan
Kinerja pengelolaan utilitas dipantau pada saat ronde lingkungan
dan audit. Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan
dilaporkan kepada Risk & Quality Unit

|
5. DOKUMEN
Panduan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

Lewoleba,
DIREKTUR RSUD LEWOLEBA,

dr.Bernardus Yoseph Beda


NIP.197611082008031001

Anda mungkin juga menyukai