Jenis incinerator yang biasanya digunakan untuk limbah rumah sakit adalah jenis
controlled-air, yang dikenal di pasaran sebagai pembakaran secara starved air atau
secaramodular atau secara pyrolytic. Sistem ini disebut demikian karena jenis ini dioperasikan
dengan dua ruangan yang bekerja secara seri.
Incenerator ini memiliki ruang pembakaran, tempat sampah yang akan dibakar. Pada
chamber terdapat saluran untuk mengalirkan bahan bakar juga dilengkapi saluran untuk
mengalirkan udara dari blower, yang diperlukan pada proses pembakaran, pembakaran ini
dilakukan pada chamber tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari
sampah yang akan dimusnahkan.
Proses pembakaran ini memerlukan waktu yang bervariasi, tergantung jenis sampahnya
serta volume sampah yang akan dimusnahkan. Pada incinerator, biasanya memiliki dua buah
ruang pembakaran untuk membakar obyek dan membakar asap sebelum difilter, sehingga sisa-
sisa karbon dari pembakaran yang terbawa asap akan semakin berkurang, sehingga gas CO
yang dihasilkan juga semakin berkurang, dan tidak membahayakan bagi lingkungan.
Incinerator yang ada di RSUD Lewoleba mengalami kerusakan sejak bulan Desember
2019 sehingga incenerator tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kerusakan incenerator ini
sdh disurvey pada bulan Januari 2020, yang mana incinerator ini mengalami 90% kerusakan
sehingga pembakaran sampah dilakukan secara manual. Adapun kerusakan incinerator antara
lain :
NO NAMA ALAT YANG RUSAK JUMLAH KEERANGAN
1 Burner 3 buah
2 Blower 2 buah
3 Webscraber 1 buah
4 Panel 1 set
5 Thermo coupel 3 unit
6 Motor hidrolik 1 set
7 Motor gear box 1 set
8 Motor lifter 1 set
Demikian laporan kerusakan fungsi incenerator di Rumah Sakit Umum Daerah
Lewoleba.
Mengeahui
Kepala Instalasi Penyehatan Lingkungan, Kepala Ruangan IPL,