Anda di halaman 1dari 2

BATU REA

Cerita Batu Rea berasal dari Desa Banjar di Kabupaten Sumbawa Barat. Pada
zaman dahulu hiduplah seorang petani bernama Nde Bosang.

Nde Bosang mempunyai dua anak laki-laki yang diberi nama Sulung dan Bungsu. Si
Sulung ini akrab disapa Ucung dan terkenal nakal di kampungnya pada saat itu. Setelah
beranjak dewasa dia dikenal dengan sapaan papen Ucung.

Pada suatu hari, papen Ucung pergi mancing ke Pantai Boa dengan mengunakan pancing
yang sangat bagus tanpa menunggu lama ikannya datang dan langsung memakan upannya.

Sepulang dari memancing papen Ucung bertemu dengan seorang kakek tua yang
berbadan kurus pucat. Kaket itu kemudian menyapa, “ Anak, lo kam uba me ke…..,kam
telu ngano nongka ku mangan, eneng me mu anak e….”

Karena Ucung hanya membawa sebungkus nasi maka papen Ucung tidak memberikan nasi
itu kepada kakek tua itu malahan papen Ucung menghina kakek itu dan mengolok-oloknya
dengan membungkus batu dengan daun pisang dan melemparnya kepada kakek tersebut!

“ini untuk mu pak tua.” Karena sangat lapar kakek itu segera mengambil bungkusan itu
dan membukanya. Alangkah kagetnya kakek melihat isinya yang ternyata adalah batu.

Kakek tua itu sangat kecewa dan memasukkan kembali bungkusan batu tersebut
kedalam tasnya dengan mengatakan: “ Wahai papen Ucung, kakek sangat berterimakasih
kepada mu dan kelak kamu akan menjadi batu seperti bungkusan yang kau berikan kepada
ku”.

Papen Ucung pun kemudian menjawab : “ Wahai kakek tua, besok carilah makan kepada
orang kaya saja, jangan minta kepada ku”. Selang beberapa saat kemudia betapa kagetnya
papen Ucung karena kakek tua tersebut tiba-tiba menghilang.

Kemudian papen Ucung lari dan pulang menuju rumahnya. Di tengah perjalanan, hujan
badai turun dengan sangat deras dan papen Ucung sangat ketakutan. Kemudian dia
mencoba berteduh di sebuah pohon besar dekat pinggir sungai seraya bergumam seandainya
aku besar, aku akan lawan hujan dan petir ini, biar mereka yang takut padaku.
Tiba-tiba petir menyambar dan merubah badan papen Ucung menjadi lebih besar
melebihi pohon besar. Badannya menjadi kaku dan berubah menjadi batu.

Keluarganya tidak ada yang mengetahui kalau papen Ucung telah berubah menjadi batu,
namun masyarakat seketika menjadi kaget karena tiba-tiba di kampung mereka terdapat
batu yang sangat besar.

Teman-teman demikian cerita tentang Batu Rea.

Sekarang saya ingin bertanya, Pesan moral apa yang hedak disampaikan oleh cerita Batu
Rea tadi?

Pesan moralnya adalah : Hendaklah kita tidak belaku sombong dalam kehidupan ini dan
tidak memandang remeh orang lain walaupun kita mempunyai status sosial yang lebih
tinggi.

Teman-teman… jangan sampai kita seperti Papen Ucung ya…………

Anda mungkin juga menyukai