Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman PJOK

1. Voli
Teknik:

-Service

Service adalah suatu bentuk tekhnik dalam memukul bola voli. Dimana pukulan tersebut haruslah
melewati net menuju area tim lawan, menuju area yang kosong atau mengarah pada para pemain lawan
yang terlihat kurang piawai, sehingga lawan tersebut tidak mampu menguasai bola yang datang dan tim
Anda yang menjatuhkan bola di daerah lawan akan mendapatkan tambahan poin.

Dalam pelaksanaannya, tekhnik untuk service ini terbagi dalam beberapa cara, antara lain.

1. Service bawah

2. Service samping

3. Service atas

4. Jump service

-Passing

Passing adalah suatu tekhnik dimana pemain bola voli memberika bola kepada teman yang berada di
dalam timnya dengan tekhnik tertentu guna untuk membuat perencanaan strategi penyerangan terhadap
lawan.

Dalam garis besar, tekhnik passing ini terbagi menjadi 2 macam, yakni passing atas dan passing bawah.

Passing atas

Langkah – langkah untuk melakukan service atas adalah sebagai berikut.

1. Salah satu pemain berdiri dengan posisi sikap tubuh siap tegap, kedua kaki direnggangkan hingga
mencapai lebar seukuran bahu.

2. Posisi badan agak direndahkan dan bungkuk ke depan, posisi kedua lutut di tekuk sedikit.

3. Tumpukan berat badan pada kaki bagian depan.

4. Saat bola datang dari kubu lawan, posisikan badan secepatnya di bagian bawah bola.

5. Posisikan jari – jemari tangan Anda renggang dan membentuk seperti sebuah mangkuk, angkatlah
tangan dan tekuklah sedikit lengan Anda.

6. Agar bola yang datang bisa memantul dengan baik maka tegangkanlah jari – jemari Anda saat
bola tengah menyentuh jari. Doronglah bola dengan menggerakkan pergelangan tangan dengan posisi
siku yang lurus.
7. Pada saat mendorong bola yang datang, maka ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah adalah jari –
jemari yang berada pada posisi dominan.

8. Untuk mengakhiri gerakan tersebut maka doronglah sedikit tubuh Anda dengan mengangkat
sedikit tumit Anda dari atas tanah atau laintai. Naikkan pula pinggul serta lutut. Kedua lengan lurus dan
fokuskan pandangan pada gerakan bola.

Passing bawah

Langkah – langkah untuk melakukan service atas adalah sebagai berikut.

1. Salah satu pemain berada pada posisi berdiri tegap dengan membuka kedua kakinya selebar bahu.

2. Sejajarkan ibu jari dengan meluruskan dan merapatkan kedua lengan yang ada di depan badan.

3. Cobalah untuk mengayunkan kedua lengan secara bebarengan dari bawah lalu ke atas hingga
mencapai tinggi setinggi bahu.

4. Luruskanlah posisi lutut Anda pada saat bola tengah tersentuh kedua lengan.

5. Posisi bola yag terbaik adalah berada pada pergelagan tangan bagian atas.

6. Ayunkalah lengan Anda tidak melebihi 90 derajat dengan bahu ataupun badan pada saat
melakukan passing bawah ke depan.

-Smash

smash atau yang dikenal dengan spike merupakan tekhnik dasar permainan bola voli yang berupa pukulan
dengan gerakan melompat penuh kekuatan, lalu bola diarahkan ke area tim dari lawan yang kosong. Di
dalam permainan bola voli ini, tekhnik dasar ini adalah bentuk pukulan yang ketiga.

Untuk melakukan smash ini dibagi menjadi 4 bagian. Apa sajakah itu ? yakni awalan, pukulan, tolakan
dan pendaratan.

-Blocking

Tekhnik ini dilakukan dengan tujuan agar mampu menahan atau mencegah terjadinya serangan dari tim
lawan kepada tim Anda. Untuk pertahanan Anda bisa melakukannya dengan menggunakan kedua tangan
Anda bersamaan dengan lompatan yang cukup tinggi. Setelah itu tahan bola supaya tidak bisa masuk ke
dalam area tim Anda.

Peraturan

Setiap olahraga pastinya ada peraturan,sama halnya dengan bola voli. Berikut ini beberapa aturan yang
paling penting dan harus kamu pahami terkait permainan ini. Yaitu
1. Pemain terdiri dari 6 orang.

2. Pemain wajib menggunakan pakaian olahraga dengan warna yang sama, nomor punggung dan
nomor di dada.

3. Pergantian dalam melakukan servis, yaitu dengan berputar searah jarum jam.

4. Durasi permainan bergantung pada total poin pada satu set, rally poin baru didapat ketika sudah
mencapai 15 poin.

5. Dipimpin oleh satu wasit, dibantu dengan 4 asisten wasit yang tugasnya untuk menjaga garis dan
satu orang untuk mengatur skor.

6. Masing-masing regu diberi kesempatan memainkan bola sebanyak 3 x sentuhan. dan masing-
masing pemain tidak diperkenankan menyentuh bola lebih dari 1 x secara berturut-turut.

8. Poin bertambah apabila bola masuk / kena area bagian dalam / garis pas lapangan.

2. Basket
Teknik

1. Passing & Catching

Dalam permainan bola basket, terdapat beberapa teknik mengoper (passing) yang berbeda:

a. Chest Pass (operan setinggi dada)

Operan ini dilakukan dengan memegang bola didepan dada, kemudian bola dilempar lurus kedepan.

b. Bounce Pass (operan pantul)

Untuk melakukan operan ini, bola berawal pada posisi sejajar dengan dada, lalu dioper dengan cara
memantulkan bola kearah lantai.

c. Overhead Pass (operan diatas kepala)

Operan ini dilakukan dengan kedua tangan berada diatas dan penerima bola pun juga harus menerimanya
dengan posisi tangan diatas

d. Behind the Back Pass

Operan ini dilakukan dengan cara mengoper bola dari tangan yang berposisi dibelakang punggung,
sehingga lawan tidak mengetahui posisi sasaran yang dituju.

2. Dribbling (Menggiring bola)


Prinsip dasar menggiring bola dalam permainan bola basket yaitu kontrol pada jari-jari, kepala tegak,
mempertahankan tubuh yang rendah, melindungi bola, dan melatih kedua tangan agar sama-sama dapat
menggiring bola dengan baik.

3. Shooting (Menembak bola)

Gerakan ini adalah menembakkan bola kearah keranjang lawan untuk mendapatkan poin.

4. Pivot (Cara berputar)

Pivot adalah gerakan memutar badan dengan menggunakan salah satu kaki sebagai poros putaran. Pivot
dapat dilakukan sebelum melakukan dribbling, passing ataupun shooting.

5. Rebound

Rebound merupakan suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari
papan atau keranjang akibat dari tembakan yang tidak berhasil.

Peraturan

Buka link: https://gurupenjaskes.com/peraturan-dalam-permainan-bola-basket

3. Penyakit Menular Seksual


A. Sifilis

Pengertian

Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis diawali
dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.
Luka pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit, sehingga
tidak disadari oleh penderitanya. Meski demikian, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain.
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak, jantung, dan beberapa organ lain. Pada
wanita hamil, infeksi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian bayi.
Oleh karena itu, semakin dini diagnosis dan pengobatannya, semakin mudah sifilis disembuhkan.

Penyebab Sifilis

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri, yang menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita sifilis.
Meski demikian, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui melalui kontak fisik dengan luka yang ada di
penderita. Melihat penularannya, sifilis rentan tertular pada seseorang yang sering bergonta-ganti pasangan seksual.

Diagnosis Sifilis

Untuk mengetahui seseorang menderita sifilis, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah dan
pengambilan cairan luka. Tes darah untuk mengetahui adanya antibodi untuk melawan infeksi, sementara
pemeriksaan cairan luka guna mengetahui keberadaan bakteri penyebab sifilis (sipilis).
Pengobatan Sifilis

Pengobatan siflis atau raja singa ini akan lebih efektif jika dilakukan ketika tahap awal. Sifilis dapat diatasi
dengan antibiotik penisilin. Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks,
sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh.

Pencegahan Sifilis

Penularan sifilis dapat dicegah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia pada 1 pasangan seksual atau
menggunakan kondom. Selain itu, pemeriksaan atau skrining terhadap penyakit sifilis atau sipilis ini juga perlu
dilakukan secara rutin pada orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi mengalami penyakit ini.

B. Gonorhea

Pengertian Gonore

Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Pada pria, gonore akan
menimbulkan gejala berupa keluarnya nanah dari penis. Selain itu, penderita gonore akan merasakan perih saat
buang air kecil.

Berbeda dengan gonore pada pria, jika terjadi pada wanita gonore bisa tidak menimbulkan gejala. Penyakit
gonore dapat sembuh dalam beberapa hari, jika diberikan pengobatan yang tepat dan segera.

Penyebab Gonore

Penyebab gonore adalah infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini paling sering menular melalui
hubungan intim, termasuk seks oral dan seks anal. Seseorang lebih mudah terkena gonore apabila sering bergonta-
ganti pasangan seks atau bekerja sebagai pekerja seks.

Gejala Gonore

Gonore dapat terjadi pada pria maupun wanita, namun gejala yang muncul pada pria dan wanita berbeda.
Gejala utama gonore yang muncul pada pria berupa keluarnya nanah dari penis dan rasa sakit saat buang air kecil.
Sedangkan pada wanita, gonore sering kali tidak menimbulkan gejala.

Di samping itu, gonore juga dapat terjadi pada bayi akibat tertular dari ibunya selama proses persalinan.
Bayi yang terkena gonore akan mengalami keluhan pada mata.

Diagnosis Gonore

Untuk mendiagnosis gonore, dokter akan menanyakan tentang aktivitas seksual dan melakukan
pemeriksaan fisik. Bila diperlukan, dokter juga akan mengambil sampel cairan tubuh penderita, terutama cairan dari
vagina, penis dan dubur. Cairan ini akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Pengobatan Gonore

Pengobatan utama untuk penyakit gonore adalah pemberian antibiotik, karena penyakit ini disebabkan oleh
infeksi bakteri. Perlu diingat bahwa tidak hanya penderita saja yang perlu diobati, tetapi pasangan seksual dari
penderita juga perlu diobati, karena kemungkinan besar juga menderita gonore. Setelah sembuh dari gonore, tidak
tertutup kemungkinan seseorang bisa terkena gonore lagi.
Komplikasi Gonore

Gonore yang tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan komplikasi. Wanita lebih mudah terkena
komplikasi gonore dibanding pria. Komplikasi gonore yang dapat muncul pada pria adalah epididimitis dan luka
pada saluran kencing.

Sedangkan komplikasi gonore yang dapat muncul pada wanita adalah penyakit radang panggul dan
sumbatan pada saluran telur. Kondisi ini dapat memicu terjadinya hamil anggur atau kehamilan ektopik.

Pencegahan Gonore

Penyakit ini menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral atau anal. Oleh karena itu, cara
pencegahan penyakit ini adalah melakukan hubungan intim yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom atau
tidak bergonta-ganti pasangan.

C. Human papillomavirus atau HPV

Pengertian

Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta
berpotensi menyebabkan kanker serviks. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil pada kulit di berbagai
area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area kelamin.

Infeksi virus HPV dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit penderita atau melakukan
hubungan seks dengan penderita. Sebagian besar infeksi HPV tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala. Meski
begitu, diperkirakan sekitar dan tidak menimbulkan gejala. Meski begitu, diperkirakan sekitar 70% dari kasus
kanker serviks di dunia disebabkan infeksi virus ini.

Untuk mencegahnya, vaksinasi HPV dapat diberikan kepada pria dan wanita sejak usia 9 hingga 26 tahun.
Selain itu, guna mengurangi risiko tertular infeksi virus HPV, disarankan untuk tidak bergonta-ganti pasangan.

Gejala HPV

Infeksi virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun pada beberapa kasus, virus ini dapat
bertahan hingga menimbulkan gejala berupa tumbuhya kutil di permukaan kulit. Kutil bisa tumbuh di lengan,
tungkai, wajah, dan kelamin. Kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita
maupun laki-laki. Selain di kelamin, kutil juga bisa tumbuh di dubur dan menimbulkan rasa gatal.

Penyebab dan Fakor Risiko HPV

Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui luka di kulit. Penyebaran infeksi HPV
dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita.

Sebagian besar virus HPV menimbulkan kutil pada bagian tubuh, sedangkan sebagian kecil lainnya dapat
memasuki tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan virus ini pada bayinya saat persalinan.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus HPV, yaitu:

 Sering berganti pasangan seksual.


 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Memiliki luka terbuka pada kulit.
 Menderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau chlamydia.
 Melakukan hubungan seksual melalui anal.

Pengobatan Infeksi HPV

Sebagian besar kasus HPV dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Namun bagi yang telah
terdiagnosis mengalami infeksi HPV, terutama wanita yang mengalami kutil kelamin, dokter kandungan akan
menganjurkan penderita untuk melakukan tes kembali dalam waktu 1 tahun.

Kunjungan ulang ke dokter ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita masih terinfeksi HPV dan
adakah perubahan sel pada serviks (leher rahim), yang berisiko menimbulkan kanker serviks.

Langkah Pencegahan Infeksi HPV

Langkah utama untuk mencegah infeksi HPV adalah melakukan vaksinasi HPV. Vaksin tersebut bertujuan
untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menimbulkan kanker serviks. Usia yang dianjurkan untuk mendapat
vaksin HPV adalah 9-26 tahun. Berikut ini adalah anjuran dalam vaksinasi HPV:

Perempuan berusia di bawah 15 tahun dianjurkan untuk menjalani 2 kali vaksinasi HPV, dengan selang
waktu 6 bulan.

Perempuan di atas 15 tahun diajurkan untuk menjalani 3 kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu 2 bulan
antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi kedua dan ketiga.

Tidak hanya pada wanita, vaksinasi juga perlu dilakukan pada pria untuk mencegah penyebaran HPV. Pria
dan wanita antara usia 27 hingga 45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV juga masih dapat melakukan
vaksinasi, tetapi sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya.

Di samping vaksinasi, terdapat sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan, di antaranya:

 Melakukan pemeriksaan rutin


 Makin cepat terdeteksi, infeksi HPV bisa segera ditangani.
 Tidak menyentuh kutil secara langsung
 Jika tidak sengaja menyentuh dengan tangan, segera cuci tangan setelahnya.
 Melakukan hubungan seksual yang aman
 Melakukan hubungan seksual yang aman artinya tidak bergonta-ganti pasangan dan menggunakan
kondom.
 Memakai alas kaki
 Memakai alas kaki ketika beraktivitas di luar rumah adalah salah satu upaya agar tidak tertular infeksi
HPV di tempat umum.

D. Chlamydia

Pengertian

Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Chlamydia yang tidak
segera diobati dapat meningkatkan risiko kemandulan, terutama pada wanita.Penyakit ini dapat terjadi pada pria
maupun wanita. Pada pria, chlamydia dapat menyerang saluran dalam penis (uretra). Sedangkan pada wanita,
chlamydia dapat terjadi di organ panggul.
Selain organ kelamin, chlamydia dapat menyerang dubur, tenggorokan, dan mata. Penularan terjadi bila
bagian tersebut terkena cairan yang dihasilkan oleh organ kelamin.Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya
telah terinfeksi bakteri Chlamydia, karena penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala.

Gejala Chlamydia

Chlamydia biasanya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderita chlamydia tetap dapat
menularkan penyakit ini kepada orang lain. Bila terdapat gejala, biasanya gejala tersebut baru muncul 1-3 minggu
setelah penderita terinfeksi.

Karena organ yang terinfeksi berbeda, gejala chlamydia pada pria dan wanita juga akan berbeda. Berikut
ini adalah gejala yang dapat dialami oleh penderita chlamydia:

Gejala chlamydia pada wanita

 Keputihan yang sangat bau.


 Rasa terbakar ketika buang air kecil.
 Sakit saat sedang berhubungan seksual, dan dapat mengalami perdarahan di vagina sesudahnya.
 Bila infeksi sudah menyebar, maka penderita akan merasa mual, demam, atau merasa sakit pada perut
bagian bawah.

Gejala chlamydia pada pria

 Keluar cairan dari penis.


 Luka di penis terasa gatal atau terbakar.
 Rasa terbakar ketika buang air kecil
 Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar.
 Baik pada pria maupun wanita, apabila chlamydia menginfeksi dubur, akan timbul rasa sakit yang
dapat disertai keluarnya cairan atau darah dari dubur.

Pencegahan Chlamydia

Pencegahan chlamydia dapat dilakukan dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual, menggunakan
kondom dengan benar saat berhubungan seksual, serta rutin mengikuti tes skrining chlamydia.

Penderita chlamydia perlu menghindari hubungan seksual sampai diizinkan oleh dokter, untuk menghindari
penularan penyakit ke pasangannya.

Orang yang berisiko terinfeksi chlamydia perlu rutin menjalani skrining chlamydia agar penyakit ini dapat
dideteksi dan diobati secara dini, sehingga risiko penularannya ke orang lain juga akan lebih rendah.

E. Trikomoniasis

Pengertian

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Trikomoniasis dapat dicegah dengan perilaku seksual yang aman, yaitu tidak bergonta-ganti pasangan seksual dan
menggunakan kondom.

Trikomoniasis menular melalui hubungan seksual. Selain hubungan seksual, berbagi pakai alat bantu seks
dengan penderita trikomoniasis juga dapat menularkan penyakit ini. Penyakit trikomoniasis sering kali tidak
menimbulkan gejala. Walaupun tanpa gejala, seseorang yang menderita trikomoniasis tetap dapat menularkannya
kepada orang lain.

Penyebab Trikomoniasis

Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, yang menyebar melalui hubungan seksual.
Parasit ini juga bisa menular lewat berbagi pakai alat bantu seks yang tidak dibersihkan terlebih dahulu.

Risiko trikomoniasis akan meningkat pada seseorang yang:

 Sering bergonti-ganti pasangan seksual.


 Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
 Pernah menderita trikomoniasis.
 Pernah menderita penyakit menular seksual.
 Parasit ini tidak bisa menular melalui seks oral, seks anal, ciuman, dudukan kloset, atau berbagi pakai alat
makan.

Gejala Trikomoniasis

Kebanyakan penderita trikomoniasis tidak merasakan gejala apapun. Meski begitu, penderita tetap bisa
menularkan trikomoniasis ke orang lain. Bila terdapat gejala, biasanya keluhan akan muncul 5-28 hari setelah
terinfeksi.

Pada wanita, trikomoniasis dapat ditandai dengan gejala berikut:

 Keputihan yang banyak dan berbau amis.


 Keputihan berwarna kuning kehijauan, bisa kental atau encer, serta berbusa.
 Gatal yang disertai rasa terbakar dan kemerahan di area vagina.
 Nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.

Pada pria, gejala trikomoniasis yang muncul dapat berupa:

 Sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis.


 Keluar cairan putih dari penis.
 Nyeri saat buang air kecil atau setelah ejakulasi.
 Lebih sering buang air kecil dari biasanya.

Pencegahan Trikomoniasis

Guna mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis dan penyakit menular seksual lainnya, lakukanlah beberapa
langkah di bawah ini:

 Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.


 Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
 Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai digunakan.

F. Tinea Cruris

Pengertian
Tinea cruris adalah rasa gatal di selakangan akibat infeksi jamur. Infeksi jamur ini dapat terjadi pada siapa
saja, namun lebih sering dialami oleh pria atau seorang atlet.

Jamur mudah tumbuh pada area kulit yang lembab, hangat, dan berkeringat, seperti selangkangan. Selain
selangkangan, tinea cruris dapat menyebar ke paha, bokong, hingga dubur, tetapi jarang timbul di skrotum atau
penis.

Gejala Tinea Cruris

Gejala utama tinea cruris adalah rasa gatal di selangkangan yang memburuk saat beraktivitas atau
berolahraga, dan perubahan pada kulit di area selangkangan yang berupa:

 Ruam kemerahan dengan bentuk melingkar seperti pulau, dan bagian tepinya tampak lebih merah.
 Kulit pecah-pecah dan terkelupas.
 Warna kulit menjadi lebih terang atau lebih gelap.
 Selain gatal, kulit di daerah selangkangan juga terasa perih seperti terbakar.

Penyebab Tinea Cruris

Tinea cruris disebabkan oleh jamur dermatofita yang tumbuh di daerah selangkangan atau lipat paha. Jamur
selangkangan ini dapat muncul bila:

 Kulit selangkangan sering mengalami gesekan dengan pakaian.


 Kulit selangkangan terlalu lembap, akibat keringat yang berlebihan.
 Kutu air menyebar ke selangkangan.
 Terdapat kontak fisik dengan kulit penderita secara langsung atau kontak dengan baju penderita yang
belum dicuci.

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami tinea cruris, yaitu:

 Berjenis kelamin pria.


 Sering menggunakan celana dalam yang ketat.
 Banyak berkeringat.
 Memiliki berat badan berlebih.
 Menderita diabetes.
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita AIDS.

Pencegahan Tinea Cruris

Menjaga kebersihan diri adalah hal yang paling penting dalam pencegahan tinea cruris. Di bawah ini adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan:

 Cuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di luar ruangan.


 Keringkan seluruh bagian tubuh dengan handuk setelah mandi.
 Segera ganti pakaian bila sudah terasa lembap atau basah.
 Jangan gunakan pakaian yang belum dicuci.
 Gunakan celana dalam berbahan katun.
 Hindari menggunakan pakaian yang terlalu sempit.
 Gunakan pakaian yang longgar, saat cuaca panas atau lembap.
 Jangan berbagi pakai barang-barang pribadi, seperti pakaian dan handuk, dengan orang lain.
 Obati kutu air secepatnya untuk mencegah penyebaran infeksi jamur.

Tinea cruris jarang menyebabkan komplikasi, namun infeksi jamur selangkangan ini dapat meluas hingga ke
paha dan bokong. Jika terus tergesek atau tergaruk, kondisi ini juga dapat menimbulkan selulitis.

G. Herpes Genital

Pengertian Herpes Genital (Herpes Simplex)

Herpes kelamin atau herpes genital adalah penyakit menular seksual pada pria dan wanita, yang
menyebabkan luka melepuh di area kelamin. Namun, penderita herpes genital juga bisa tanpa gejala.

Karena herpes genital bisa tidak menimbulkan gejala, banyak penderita yang tidak sadar bahwa dirinya
terkena penyakit ini. Oleh karena itu, perilaku seksual yang aman perlu dilakukan untuk mencegah penularan
penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) ini.

Gejala Herpes Genital

Herpes genital sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun jika muncul, gejala yang terlihat berupa luka
lepuh di area kelamin. Luka tersebut biasanya terasa sakit dan gatal. Gejala ini dapat kambuh beberapa kali dalam
setahun. Namun seiring terbentuknya sistem kekebalan tubuh terhadap virus herpes, frekuensi kekambuhannya akan
berkurang.

Penyebab Herpes Genital

Virus herpes simpleks (HSV) adalah penyebab dari penyakit herpes genital atau herpes kelamin.
Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu,
herpes genital dari ibu hamil juga dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya.

Pencegahan Herpes Genital

Upaya untuk mencegah penularan herpes genital adalah senantiasa melakukan hubungan seksual yang
aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan. Jika pernah mengalami herpes genital, sebaiknya bicarakan kondisi ini
kepada pasangan dan sarankan pasangan untuk melakukan pemeriksaan agar dapat segera diobati jika tertular.

H. Candidiasis

Pengertian

Candidiasis adalah infeksi akibat jamur Candida. Normalnya, kulit manusia ditinggali oleh bakteri dan
jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis bakteri dan fungi bahkan dapat membantu kulit
untuk melakukan fungsinya. Akan tetapi, jika bakteri dan fungi tersebut berkembangbiak tanpa terkontrol, maka
dapat menyebabkan infeksi.

Jenis jamur Candida yang umumnya menimbulkan candidiasis pada manusia, antara lain adalah:

 Candida tropicalis.
 Candida albicans.
 Candida parapsilosis.
 Candida glabrata.
 Candida guilliermondii.
Jenis candidiasis yang umum terjadi berdasarkan lokasi atau bagian tubuh yang terkena, antara lain adalah:

 Candidiasis oral, yaitu infeksi candidiasis pada mulut.


 Candidiasis vulvovaginal, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital wanita.
 Balanitis, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital pria.
 Intertirgo, yaitu infeksi candidiasis pada daerah lipatan kulit.
 Dermatitis napkin, yaitu infeksi candidiasis yang menyebabkan munculnya ruam karena pemakaian
popok.
 Paronikia kronis dan onikomikosis, yaitu infeksi candidiasis pada daerah kuku.
 Candidiasis mukokutaneus kronis.

Gejala Candidiasis

Gejala candidiasis yang muncul akan berbeda-beda tergantung lokasinya. Gejala yang sering muncul
adalah ruam pada kulit. Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan
kering. Selain itu, candidiasis juga dapat menimbulkan lepuhan dan nanah pada kulit.

Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat terjadi pada kulit di berbagai bagian tubuh, namun umumnya
terjadi di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, dan bawah payudara. Candidiasis juga dapat
terjadi pada kuku, tepian kuku, dan di sudut mulut.

Penyebab dan Faktor Risiko Candidiasis

Candidiasis dapat terjadi ketika jamur Candida pada kulit berkembang biak tanpa terkendali dan
menyebabkan infeksi. Infeksi Candida dapat terjadi karena dipicu oleh hal-hal berikut:

 Cuaca yang hangat.


 Kulit yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada kehamilan atau diabetes.
 Pakaian yang ketat.
 Kebersihan pribadi yang buruk.
 Penggunaan kortikosteroid yang dapat menyebabkan gangguan sistem imun.
 Penggunaan antibiotik yang dapat membunuh bakteri pada kulit yang berfungsi untuk menekan
perkembangbiakan Candida.
 Obesitas.
 Jarang mengganti pakaian dalam.

Selain faktor-faktor tersebut, kondisi di bawah ini juga dapat memicu candidiasis pada kulit, antara lain:

 Berusia lanjut atau masih anak-anak.


 Kekurangan zat besi.
 Mengonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung tinggi estrogen.
 Menjalani kemoterapi.
 Memiliki penyakit kulit lainnya, seperti psoriasis.
 Menderita sindrom Cushing atau gangguan kelenjar endokrin lainnya.
 Kelemahan yang kronis akibat kanker atau malnutrisi.

Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis


Candidiasis pada kulit dapat dicegah dengan pengobatan sederhana, yaitu dengan menjaga kebersihan
pribadi dengan baik dan mengubah pola hidup. Beberapa pola hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi
candidiasis, antara lain adalah:

 Segera mengganti pakaian yang lembab, seperti pakaian renang atau pakaian olahraga, dengan pakaian
yang kering.
 Mengganti kaos kaki dan pakaian dalam secara teratur.
 Mengonsumsi probiotik secara teratur.
 Memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.
 Menjaga kadar gula darah.
 Membersihkan area kulit yang terkena candidiasis menggunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung
parfum.

Anda mungkin juga menyukai