Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FARMAKOGNOSI

DISPEPSIA DAN PENYAKIT HATI

Nama Kelompok: Ayu Anggresti (24185575A)

Hikmah Dwi R (24185576A)

Brillian Alfi S (24185577A)

Murtiani (24185578A)

Puput Sofich (24185579A)

Alosia Desta W. (24185580A)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena olehnya kami diberi
kesehatan untuk menyeselesaikan makalah tentang penyakit hati dan dipepsia
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada kita
semua . Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing kami
karena telah memberikan arahan dalam mnyelesaikan tugas ini.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang pengobatan penyakit dipepsia dan gangguan hati menggunakan obat
tradisional Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
YME senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Surakarta, 26 September 2019


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam masyarakat penyakit dispepsia sering disamakan dengan


penyakit maag, dikarenakan terdapat kesamaan gejala antara keduanya. Hal ini
sebenarnya kurang tepat, karena kata maag berasal dari bahasa Belanda, yang
berarti lambung. Sedangkan kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari dua kata yaitu “dys” yang berarti buruk dan “peptei “ yang
berarti pencernaan, jadi dispepsia berarti pencernaan yang buruk. Istilah
dispepsia mulai sering digunakan sejak akhir tahun 1980-an, merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang tidak nyaman atau
nyeri pada perut bagian atas atau dada bagian bawah. Hampir semua orang
pernah mengalami dispepsia, setidaknya satu kali dalam masa hidupnya, baik
laki-laki maupun perempuan semuanya dapat mengalami gejala ini. Pada
artikel ini akan dijelaskan apa itu dispepsia dan bagaimana dispepsia bisa
terjadi.

Dispepsia adalah sekumpulan gejala( syndrome ) yang terdiri dari


nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa
penuh atau cepat kenyang dan sering bersendawa. Kondisi tersebut dapat
menurunkan kualitas hidup manusia. Jika tidak diatasi sejak dini dan tindakan
yang tepat, maka dapat berakibat fatal bagi manusia.

Penurunan fungsi tubuh manusia akan menurun seiring bertambahnya


umur seseorang. Hal tersebut dapat membuat manusia sangat identik dengan
menurunnya daya tahan tubuh dan akan mengalami berbagai macam penyakit.
Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran pencernaan akibat proses
penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung.

Oleh karna itu, jumlah peningkatan penduduk harus diimbangi dengan


peningkatan pelayanan kesehatan yang baik. Harapannya agar terjadi
peningkatan kualitas hidup manusia dan memperkecil resiko dyspepsia .

Hati merupakan salah satu organ tubuh yang besar dan


merupakan pusat metabolisme tubuh manusia. Organ ini memiliki
fungsi yang kompleks di antaranya mempunyai peranan dalam
memetabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan obat-obatan
(Ganong, 2008). Pada proses metabolisme, obat akan diproses melalui
hati sehingga enzim hati akan melakukan perubahan
(biotransformasi) kemudian obat menjadi dapat lebih larut dalam tubuh
dan dikeluarkan melalui urin atau empedu (Depkes RI, 2003)

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada bagian


teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati secara
luas dilindungi oleh iga-iga. Hati terbagi dalam dua belahan utama (lobus),
yaitu lobus kanan (lobus dextra hepatic) yang besar dan lobus kiri. (lobus
sinistra hepatic) yang kecil. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak
di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan
lekukan, fisura transverses. Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh
darah yang masuk keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan
dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal-
hal yang sama di permukaan atas hati.
Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan
kombinasi glikogenesis, glikogenolisis, glikolisis, dan glukoneogenesis diatur
oleh sejumlah hormon termasuk insulin, glukagon, hormon pertumbuhan dan
katekolamin tertentu. Pada keadaan puasa hati menambah homeostasis
glukosa dengan glikoneogensis dan hiperglukogenesis. kadar glukosa darah
normal melalui glukoneogenesis akhirnya berhubungan dengan katabolisme
protein otot, yang memberikan precursor asam aminon yang diperlukan,
terutama alanin. Dalam keadaan pascapandial hati mengarahkan alanin dan
asam amino rantai cabang ke jaringan perifer, tempat asam amino kemudian
bergabung ke dalam protein otot.
Kelainan homeostasis glukosa yang terjadi pada hati ada dua
yaitu pertama faktor yang menyebabkan hiperglikemia seperti penurunan
ambilan glukosa hati, penurunan sintesis glikogen hati, resistensi hati
terhadap insulin, pintas glukosa portal-sistemik, kelainan hormonal (serum)
berupa peningkatan glukagon, penurunan kortisol, dan peningkatan insulin
(hemokromatosis);kedua faktor yang menyebabkan hipoglikemia seperti
penurunan glikoneogenesis, penurunan kandungan glikogen hati, resistensi
hati terhadap glukagon, masukan oral yang buruk, dan hiperinsulinemia
sekunder terhadap pintas portal-sistemik.

B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dyspepsia dan gangguan hati ?
b. Apa saja macam obat tradisional untuk dyspepsia dan gangguan hati ?
c. Bagaimana mekanisme kerja obat dyspepsia dan gangguan hati ?
d. Bagaimana efek farmakologi dari obat dyspepsia dan obat untuk gangguan
hati ?
e. Apa saja senyawa kimia yang digunakan untuk Terapi/Pengobatan
dyspepsia dan gangguan hati?
f. Bagaimana cara pengaplikasian obat untuk dyspepsia dan gangguan hati ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dyspepsia dan gangguan hati
b. Mengetahui macam-macam obat tradisional untuk dyspepsia dan
gangguan hati
c. Mengetahui mekanisme kerja obat dyspepsia dan gangguan hati
d. Memahami efek farmakologi dari obat dyspepsia dan obat untuk gangguan
hati
e. Untuk mengetahui senyawa kimia yang digunakan untuk
Terapi/Pengobatan dyspepsia dan gangguan hati
f. Mengetahui cara pengaplikasian obat untuk dyspepsia dan gangguan hati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI
Dyspepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari
kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas,
perih, mual, yang kadang¬kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas
kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam
dari mulut (Hadi, 2009).
Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk suatu sindrom
(kumpulan gejala atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman
di ulu hati (daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat
kenyang, dan perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap
penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat berganti
atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan. Jadi,
dispepsia bukanlah suatu penyakit, melainkan merupakan kumpulan gejala
ataupun keluhan yang harus dicari penyebabnya (Sofro dan Anurogo, 2013).
Dispepsia adalah suatu istilah yang merujuk pada gejala abnormal di
perut bagian atas. Istilah ini biasa pula digunakan untuk menerangkan bebagai
keluhan yang dirasakan di abdomen bagian atas. Diantaranya adalah rasa nyeri
ataupun rasa terbakar di daerah epigastrum (ulu hati), perasaan penuh atau rasa
bengkak di perut bagian atas, sering sendawa, mual, ataupun rasa cepat
kenyang. Dispepsia sering juga dipakai sebagai sinonim dari gangguan
pencernaan (Herman, 2004).
Sebagai suatu gejala ataupun sindrom, dispepsia dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit, baik yang bersifat organik, maupun yang fungsional.
Berdasarkan konsensus terakhir (kriteria Roma) gejala heartburn atau pirosis,
yang diduga karena penyakit refluks gastroesofageal, tidak dimasukkan dalam
sindrom dispepsia (Djojoningrat, 2014).
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia.Di dalam
hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita,yaitu proses
penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan
metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh
kita. Sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi
kerusakan pada hati (John, 209:2002).
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh,
berwarna merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi,
termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme
zat gizi dalam sistem pencernaan. Hati terletak di perut kanan atas, dibawah
diafragma kanan, di bagian bawah rongga toraks, di lapisi kapsula glisson,
yang kemudian bersatu dengan jaringan ikat daerah portal. Hati normal
perabaannya kenyal dan permukaannya halus mengkilat, berwarna tangguli
(Baron, 211:1990)
Hati normal biasanya tidak teraba dari luar. hati hanya teraba pada tepi
bawah iga kanan, terutama pada inspirasi. Hati terdiri atas lobus kanan (3/5
bagian), lobus kiri (3/10 bagian), lobus-lobus kuadratus dan lobus kaudatus
(1/10 bagian). Pembagian yang lebih kecil dengan aliran darah, limfe, dan
bilier tersendiri, maka hati dapat dibagi menjadi 8 (atau 9 bial lobus kaudatus
dihitung), segmen yang bermakna bagi penentuan tindakan bedah (Baron,
211:1990).
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul fibriolastik yang disbut kapsul
Glissondan secara makroskopik di piasahkan juga menjadi lobus kiri dan
kanan. Kapsul Glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf.
Kedua lobus hati tersusun oleh unit-unit yang kecildi sebut lobules. Lobules
terdiri atas sel-sel hati (hepatosit), yang menyatu dalam satu lempeng.
Hepatosit dianggapa sebagai unit fungsional hati. Sel-sel hati dapat melakukan
pembelahan sel dan mudah di produksi kembali saat dibutuhkan untuk
mengganti jaringan yang rusak (John, 209:2002).
Hati menerima suplai darahnya dari dua sumber yang berbeda.
Sebagian besar darah hati, sekitar 1000 ml per menit, adalah darah vena yang
berasala dari lambung, usus halus dan usus besar, pankreas dan limpa. Darah
ini mengalir ke hati melalui vena porta. Darah vena kurang mengandung
oksigen tetapi kaya zat-zat gizi, termasuk glukosa, yang dapat diubah hati
menjadi glikogen dan disimpan dengan cepat. Darah tersebut juga mungkin
mengandung bakteri usus, racun, dan obat yang dicerna. Sumber darah hati
yang lain adalah arteri hepatica yan mengalirka darah sekitar 100 ml permenit.
Darah arteri ini memiliki sirkulasi darah yang tinggi. Setelah mengaliri hati,
kedua sumber darah tersebut mengalir dalam kapiler hati yang disebut
sinusoid. Dari sinusoid, darah mengalir kesebuah vena sentralis di setiap
lobules dan semua lobules kesemua vena hepatica. Vena hepatica
mengosongkan isinya kedalam vena cava inferior (Baron, 211:1990)
BAB III
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
a) Dispesia
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys berarti sulit dan pepse berarti
pencernaan.Dispesia merupakan nyeri kronis atau berulang atau keti- daknyamanan
berpusat di perut bagian atas. Kumpulan keluhan/ gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Gejalanya meliputi nyeri epigastrium, perasaan cepat kenyang (tidak dapat
menyelesaikan makanan dalam porsi yang normal), dan rasa penuh setelah makan.
Dispepsia fungsional adalah .bagian dari ganngguan pen- cernaan fungsional yang
memiliki gejala umum gastrointestinal dan tidak ditemukan kelainan organik
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi.
Dispepsia fungsional dibagi menjadi 2 kelom-pok, yakni postprandial distress
syndrome dan epigastric pain syndrome. Postprandial distress syndrome mewakili
kelompok dengan perasa- an “begah” setelah makan dan perasaan cepat kenyang,
sedangkan epigastric pain syndrome merupakan rasa nyeri yang lebih konstan di-
rasakan dan tidak begitu terkait dengan makan seperti halnya postprandial distress
syndrome.
Dari sudut pandang patofisiologis, proses yang paling banyak dibicarakan dan
potensial berhubungan dengan dispepsia fungsional adalah hipersekresi asam
lambung, infeksi Helicobacter pylori, dismotilitas gastrointestinal, dan
hipersensitivitas viseral.5
patofisiologi dispepsia hingga kini masih belum sepenuhnya jelas dan penelitian-
penelitian masih terus dilakukan terhadap faktor-faktor yang dicurigai memiliki
peranan bermakna, seperti di bawah ini:17

1. Abnormalitas fungsi motorik lambung, khususnya keterlambatan pengosongan


lambung, hipomotilitas antrum, hubungan antara volume lambung saat puasa yang
rendah dengan pengosongan lambung yang lebih cepat, serta gastric compliance yang
lebih rendah.
2. Infeksi Helicobacter pylori
3. Faktor-faktor psikososial, khususnya terkait dengan gangguan cemas dan
depresi.
b) Penyakit Hati

Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-


penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur
dan fungsi dari hati.
Penyakit hati meliputi berbagai kondisi dan penyebab. Meskipun memiliki
penyebab dan gejala yang berbeda, semuanya dapat menyebabkan gagal hati (hati
rusak dan tidak bisa disembuhkan serta berhenti bekerja). Gagal hati adalah suatu
kondisi yang mengancam jiwa yang menuntut perawatan medis yang mendesak.

Penyakit hati terkait alkohol adalah kerusakan pada hati yang disebabkan oleh
penggunaan alkohol yang lama. Tahap pertama dari penyakit hati terkait alkohol
adalah alcoholic fatty liver, yang akan berubah menjadi hepatitis alkoholik dan
kemudian sirosis, di mana hati secara signifikan luka dan tidak dapat berfungsi
dengan baik.
Penyakit lemak hati non-alkohol juga menyebabkan lemak hati pada awalnya,
walau tidak menggunakan alkohol dan bisa berkembang menjadi sirosis juga.
Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan
hati. Ini merupakan hasil dari infeksi virus atau kerusakan hati yang disebabkan oleh
alkohol. Tergantung pada virus yang menyebabkan kondisi tersebut, ada berbagai
jenis hepatitis.
Hemokromatosis berarti tingkat zat besi dalam tubuh terlalu tinggi. Kelebihan
zat besi terakumulasi dalam organ, seperti jantung dan hati, dan dapat menyebabkan
luka pada kanker hati atau liver.
Sirosis bilier primer adalah suatu kondisi di mana saluran empedu dari hati
rusak. Hal ini menyebabkan penumpukan empedu dalam hati dan akhirnya
meninggalkan bekas luka pada hati.
B.Obat Tradisional Penyakit Dipepsia Dan Gangguan Hati

Cara Mengobati Sindrom Dispepsia Secara Alami


Obat lambung dapat membantu mengatasi sindrom dispepsia. Namun jika anda ingin
memilih cara pengobatan yang lebih alami, beberapa bahan makanan berikut dapat
digunakan menenangkan perut anda:
1. Jahe
Jahe dapat membantu mengurangi mual, muntah, dan diare. Jahe juga dapat
memperlancar kontraksi lambung sehingga mempercepat pencernaan. Tambahkan
sedikit jahe ke dalam makanan atau minuman untuk menenangkan lambung .
2. Mint
Mint tidak hanya membuat napas segar, tetapi juga dapat mengurangi nyeri,
mengurangi kram pada otot usus, dan mencegah muntah. dapat mengonsumsi daun
mint mentah atau menambahkannya ke dalam teh.
3. Jeruk nipis atau lemon, baking soda, dan air
Campurkan 1 sendok makan perasan jeruk nipis atau lemon, dan 1 sendok teh
baking soda ke dalam segelas air. Campuran ini membentuk asam karbonat yang
dapat menetralkan asam lambung sehingga bermanfaat mengurangi produksi gas dan
gejala sindrom dispepsia lainnya.
4. Kayu manis
Kayu manis mengandung antioksidan yang membantu mengurangi rasa begah,
kembung, dan kram perut. Tambahkan 1 sendok teh kayu manis ke dalam makanan
atau minuman anda untuk merasakan manfaatnya.
5. Cengkeh
Kandungan cengkeh mampu mengurangi gas dan meningkatkan cairan
lambung sehingga memperlancar pencernaan. Campurkan 1-2 sendok teh cengkeh
bubuk ke dalam segelas air. Minum 1-2 kali sehari.
Manfaat cengkeh yang pertama adalah menjaga agar sistem pencernaan
berfungsi dengan maksimal. Cengkeh merangsang sekresi enzim pencernaan,
mengurangi perut kembung, mengatasi iritasi lambung, dispepsia, dan mual. Selain
itu, menurut pakar kesehatan, bagi Anda yang memiliki masalah diare dan disentri
kronis, sepertinya Anda harus mendapatkan khasiat cengkeh.
Obat tradisional untuk penyakit hati
a)Temulawak
Curcumin adalah zat yang terkandung dalam rimpang temulawak yang mampu
melindungi hati dari peradangan. Zat aktif curcumin ini berkhasiat sebagai anti
inflamasi dan anti hepatotoksik untuk menjaga kesehatan organ hati dari radang.
.
b)Sambiloto

Menurut laman Rapidhomeremedies, bagian yang digunakan pada tanaman


obat sambiloto adalah daunnya. Daun sambiloto memiliki rasa pahit yang kuat karena
mengandung zat andrographolid.
Tapi jangan salah, tanaman ini ampuh merusak inti sel tumor, meningkatkan daya
tahan tubuh dan infeksi, serta merangsang fagositosis yaitu kemampuan sel dalam
bekerja membunuh benda asing seperti bakteri dan virus dalam tubuh.

c) Pegagan
Daun pegagan memiliki efek hepatoprotektor yang bagus untuk penderita
hepatitis. Tanaman ini dapat meningkatkan perbaikan dan penguatan sel hati dan
menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Hal ini karena
pegagan memiliki kandungan asiatikoside sebagai zat aktifnya.

EFEK FARMAKOLOGIS CURCUMIN SEBAGAI OBAT HATI


Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya
memiliki efek farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor),
meningkatkan nafsu makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), dan mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan
disentri.12Komponen senyawa yang bertindak sebagai antioksidan dari rimpang
temulawak adalah flavonoid, fenol dan kurkumin.13Selain itu rimpang temulawak
juga mengandung pati, kurkuminoid, serat kasar, abu, protein, mineral, minyak
atsiri yang terdiri dari d-kamfer, siklo isoren, mirsen, tumerol,xanthorrhizol,
zingiberen, zingeberol.
Mekanisme hepatoprotektif kurkumin
Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin sebagai
antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai
antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena
peroksidasi lipid dengan cara dimediasi
oleh enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD
akan mengonversi O2-menjadi produk yang kurang toksik.Curcumin juga mampu
meningkatkan gluthation S-transferase (GST)dan mampu menghambat beberapa
faktor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik sitokin.
Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor transkripsi
sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya
untuk membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal
bebas dari hasil sampingan inflamasi berkurang Efek kurkumin sebagai
antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai
antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar
Curcumin berperan juga sebagai pelengkap dalam aktivitas antiviral dari
analog nukleotida/nukleosida yang digunakan sebagai gold-standarduntuk terapi anti-
virushepatitis B. Kombinasi antara curcumin dan Lamivudine dapat menekan dari
ekspresi virus hepatitis B sebesar 75% dibandingkan yang tidak diberikan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa curcumin bekerja sinergis dengan analog
nukleotida/nukleosida. Kombinasi tersebut menghasilkan penekanan yang lebih
besar terhadap virus hepatitis B

KANDUNGAN PADA JAHE UNTUK DISPEPSIA

Gingerol memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik, gastroprotektif,


kardiotonik, hepatotoksik, antioksidan, anti kanker, antiangiogenesis dan anti
arterosklerotik. Gingerol dan zingerone dapat melindungi mukosa lambung
dengan cara menghambat �+�+-ATPase sehingga dapat menghambat sekresi asam
lambung. Flavonoid yang terkandung dalam jahe dapat meningkatkan
prostaglandin yang merupakan faktor defensif dari lambung.Asetondan
methanoldapat melindungi lambung dengan cara menurunkan asam lambung dan
mencegah iritasi pada mukosa lambung.
Berikut adalah beberapa penelitian jahe :
Pada penelitian yang mengkaji efek ektrak jahe dan mashmallow
yang diinduksi indometasin pada tikuspada tahun 2015, didapatkan bahwa
pemberian jahe dan marshmallow dapatmelindungi mukosa lambung
karenamemilikisifat antioksidan dan penghambatan pelepasan histamine.202
.Penelitian yang membandingkan efek gastroprotektif pada ekstrak jahe
dengan H2 reseptor (ranitidine pada tahun 2016, didapatkan bahwa jahe dapat
melindungi mukosa lambung dengan cara meningkatkan sekresi mukus dan jahe
memiliki efek perlindungan yang lebih tinggi dari ranitidin terhadap
agen iritasi.
Penelitian lain telah mengkaji efek anti ulkurogenik pada akar jahe ditikus
albino yang diinduksi indometasin, hasil menunjukkan jahe dapat menghambat
kerusakan lambungyang diinduksi indometasin bahkan efek Jahe telah terbukti
memiliki efek sebagai anti ulserogenikkarena mengandung Gingerol, Zingerone,
Flavonoid, Aseton, Metanol dan minyak atsiri. Gingeroldan zingerone dapat
menghambat �+�+ATP-ase yang dapat menghambat sekresi dari asam lambung.
Flavonoid memiliki efek sitoprotektifyang bekerja dengan menstimulus COX1
sehingga meningkatkan prostaglandin. Aseton dan Metanol dapat melindungi
lambung dengan cara menurunkan asam lambung dan mencegah iritasi pada
mukosa lambung. Simpulan Jahe mengandung Gingerol, Zingerone,
Flavonoid,Aseton, Metanoldan minyak Atsiri yang mempunyai manfaat untuk
melindung lambung dan sebagai anti ulserogenik.

C. MEKANISME KERJA OBAT DAN EFEK FARMAKOLOGI DYSPEPSIA


DAN GANGGUAN HATI
1. OBAT DYSPEPSIA
a. Antasida
Obat ini berguna untuk melawan efek asam lambung. Contoh obatnya
adalah Alka-Seltzer, Maalox, Rolaids, Riopan, dan Mylanta. Obat-obatan over-the-
counter (OTC) ini tidak memerlukan resep dokter. Seorang dokter biasanya akan
merekomendasikan pengobatan antasid sebagai salah satu perawatan pertama untuk
dyspepsia.
b. Antagonis Reseptor H2
Obat ini mengurangi kadar asam lambung dan bertahan lebih lama dari
antasida. Namun, antasida bertindak lebih cepat. Contoh obat antagonis reseptor H-2
termasuk Zantac, Tagamet, Pepcid, dan Axid. Beberapa di antaranya adalah OTC,
sementara yang lain hanya tersedia dengan resep dokter. Beberapa orang mungkin
mengalami mual, muntah, konstipasi, diare, dan sakit kepala setelah meminumnya.
Efek samping lainnya meliputi memar atau pendarahan.
c. Pompa Pump Inhibitor (PPI)
Contoh obat PPI termasuk Aciphex, Nexium, Prevacid, Prilosec, Protonix, dan
Zegerid. PPI sangat efektif untuk orang yang juga menderita
penyakit gastroesophageal reflux. Obat ini mengurangi asam lambung dan lebih kuat
dari antagonis reseptor H-2. Berbicaralah kepada dokter tentang kemungkinan efek
samping.

d. Prokinetick
Salah satu contoh obat prokinetik adalah Reglan. Efek sampingnya meliputi
kelelahan, depresi, mengantuk, cemas, dan kejang otot.
e. Antibiotik
Jika H. pylori menyebabkan ulkus peptik yang menyebabkan gangguan
pencernaan, antibiotik akan diresepkan. Efek sampingnya bisa termasuk sakit perut,
diare, dan infeksi jamur.

Sementara itu, jika dokter tidak menemukan penyebab gangguan pencernaan


setelah dievaluasi secara menyeluruh, dan orang dengan dispepsia belum
menunjukkan perubahan, dokter mungkin meresepkan antidepresan dosis rendah.

Antidepresan terkadang mengurangi ketidaknyamanan dengan mengurangi


sensasi rasa sakit. Efek sampingnya bisa berupa mual, sakit kepala, agitasi, konstipasi,
dan keringat malam Bagi penderita dispepsia fungsional, terapi psikologis dapat
membantu mengelola aspek kognitif gangguan pencernaan. Terapi perilaku
kognitif, biofeedback, hipnoterapi, dan terapi relaksasi mungkin direkomendasikan
Bahkan, dokter juga menyarankan untuk membuat perubahan pada jadwal pengobatan
seseorang jika mereka menduga hal itu bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
Sementara aspirin atau ibuprofen kadang kala dihentikan dan beralih menggunakan
obat alternatif lainnya.

2. PENYAKIT HATI

1. Lecithin

Lecithin secara alami diproduksi di hati tetapi fungsi ini akan berkurang jika
hati mengalami kerusakan. Lecithin akan membantu memenuhi kebutuhan
phosphotidylcholine sel-sel hati yg mengalami kerusakan, sehingga dapat
memperbaiki kondisi sel-sel tersebut serta dapat memperbaiki dan mengembalikan
fungsi hati.
2. Chlorophyllin

Chlorophyllin berfungsi sebagai antioksidan. Secara alami antioksidan


merupakan senyawa anti radikal bebas, sehingga dapat membantu mencegah dan
melindungi sel-sel hati dari oksidasi radikal bebas yg dapat menyebabkan peradangan
dan kerusakan pada hati. Chlorophyllin memiliki kandungan Asam chlorophyll,
membantu fungsi hati mengubah zat basil metabolisme yang bersifat racun (fungsi
detoksifikasi) karena dapat melarutkan zat-zat tersebut dan segera membuangnya
melalui saluran ekskresi.

D. SENYAWA KIMIA UNTUK DYSPEPSIA DAN PENYAKIT HATI

1. DYSPEPSIA

Magnesium Hidroksida bereaksi dengan asam lambung menghasilkan


magnesium klorida dan air. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga
meningkatkan pertahanan mukosa lambung denagn memicu produksi prostaglandin
pada mukosa lambung, tetapi ketika jumlahnya berlebih akan menjadi obat pencahar
yang menyebabkan diare. Metabolisme senyawa ini dalam tubuh yaitu Magnesium
Hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida yang tidak larut dan efektif
sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. 1 gram Mg(OH)2 dapat
menetralisir 32,6 mEg dari asam lambung. Disamping itu terdapat beberapa efek
samping yang disebabkan dari penggunaan Magnesium Hidroksida di dalam antasida,
diantaranya adalah menyebabkan diare, sebanyak 5-10% magnesium diabsorsi dan
dapat menyebabkan kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardivoaskular.
Magnesium Hidroksida juga digunakan di dalam pasta gigi, hal berfungsi untuk asam
yang ada di dalam mulut dan mencegah terjadi kerusakan gigi, serta gangguan
pencernaan terutama pada lambung.

2. PENYAKIT HATI

Sylmarin melindungi hati melalui tindakan sebagai antioksidan dan dengan


mendorong tumbuhnya sel hati baru. Sylmarin juga membantu dalam mencerna
lemak, dapat membantu mencegah atau memulihkan kerusakan pada hati yang
disebabkan oleh alkohol, narkoba, pestisida, racun lain atau hepatitis. Sylmarin
telah digunakan untuk mengobati hepatitis, kerusakan hati yang diakibatkan oleh
kecanduan alkohol, dan keracunan oleh beberapa jenis jamur tertentu. Namun
sebuah penelitian baru ini pada orang hepatitis C menunjukkan tidak adanya
manfaat dari penggunaan sylmarin.

E. PENGAPLIKASIAN OBAT DISPEPSIA DAN GANGGUAN HATI

1. OBAT DIPEPSIA

a). Pada Antasida tablet konsumsi obat dengan mengunyahnya terlebih dahulu
sebelum ditelan, dan minum air putih setelahnya. Pada Antasida suspensi
kocok sebelum digunakan. Pakai alat penakar yang tersedia pada kemasan atau
yang diberikan dokter. Hindari menggunakan alat penakar sendiri seperti
sendok makan.

b). Pada obat antagonis reseptor H2 digunakan secara oral dengan konsentrasi
puncak serum dicapai dalam 1 sampai 3 jam. Sejumlah kecil obat (dari<10%
hingga 35%) mengalami metabolisme dihati.

c) Pada obat Pompa Pump Inhibitor (PPI), Prokinetick, dan antibiotik dapat
dikonsumsi atau digunakan secara oral. Untuk menghasilkan efek yang
diinginkan dan hancur dilambung.

2. OBAT PENYAKIT HATI

a). Pemberian obat lectithin pada orang dewasa dapat diberikan secara per oral
dengan dosis terbagi 3-9 g sehari.

b). Pemberian obat Chlorophyllin dapat diberikan secara peroral.


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis selesai dalam pembuatan makalah yang telag dilakukan, dapat
dsimpulkan sebagai berikut :

Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada,
yang sering dirasakan keberadaan gas,perasaan penuh atau rasa terbakar di perut. Ada
beberapa hal yang menjadi penyebab dispepsia antara berbaring yaitu, iritasi lambung,
peradangan kandung empedu ( kolesistitis), pemulihan atau depresi, infeksi bakteri
Helibacter Pylori, kelainan gerakan pencernaan misal usus, dan menunggu asam
lambung yang berlebih. Dispepsia dapat diobati dengan bahan alami yaitu seperti
jahe, mint, jeruk nipis atau lemon, kayu manis, dan cengkeh. Adapun dsipepsia dapat
di obati. Seperti obat Antasida, Antagonis Reseptor H2, Pompa Pump Inhibitor ( PPI),
Prokinetik, dan Antibiotik.

Hati ( liver ) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi
proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpana energi,
pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan
penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Sehingga dapat di bayangkan
akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan hati.

Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam
membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.

Secara fisiolohis, fungsi utama hati adalah membantu metabolisme karbohidrat,


membantu dalam proses protein, membantu dalam metabolisme lemak, membantu
metabolisme obat dan toksin, mensekrikan cairan empedu, sebagai tempat
penyimpanan darah, sebagai tempat penyimpanan vitamin dan mineral, dan sebagai
fumgsi imunologis.
Adapun kelainan hati yang terdapat pada hati yaitu : perlemakan, amilodosis, gagal
hati, sirosis hati, esafalopati hepatica, penyakit karena infeksi dan hepatitis. Penyakit
hati dapat di obati dengan bahan alam seperti : Temulawak, Sambiloto, dan Pegagan.
Adapun penyakit hati dapat di obati dengan obat yaitu : Lecithin, dan Chlorophyllin.

DAFTAR PUSTAKA:

Baron, D.N.1990. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4 . Jakarta: EGC Penerbit

Djojoningrat, D., 2009. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam , Jilid I, Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing

Hadi, Mochammad, 2009. Biologi Insecta Entomologi . Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai