Jumlah
Karakteristik
Frekuensi %
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pegawai 32 38,6
Wiraswasta 31 37,3
Total 83 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat di lihat bahwa frekuensi dukungan keluarga pasien
TB paru yang paling banyak adalah kategori baik 54 orang (65,1%), diikuti oleh
kelompok kategori tidak baik sebanyak 29 orang (34,9%).
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pasien tuberkulosis paru berdasarkan kepatuhan
minum obat.
Kepatuhan Minum Obat Frekuensi Persentasi
Tinggi 55 66,3%
Rendah 28 33,7%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat di lihat bahwa frekuensi kepatuhan minum obat
pasien TB paru yang paling banyak adalah kategori tinggi 55 orang (66,3%),
diikuti oleh kelompok kategori rendah sebanyak 28 orang (33,7%).
Karakteristik Responden
Mayoritas umur penderita tuberkulosis paru pada penelitian ini berada pada
kelompok umur dewasa awal dan dewasa akhir. Menurut CDC (2009), penyakit
TB Paru merupakan penyakit kronis yang dapat menyerang semua lapisan usia;
selain menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi, juga dapat
merugikan secara ekonomi karena hilangnya jam kerja. Berdasarkan penelitian
Panjaitan (2012), insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia
dewasa. Penyakit TB paru sebagian besar terjadi pada orang dewasa yang telah
mendapatkan infeksi primer pada waktu kecil dan tidak ditangani dengan baik.
Usia dewasa dan diikuti usia tua merupakan kelompok yang paling sering terkena
TB di Amerika Serikat pada tahun 2008. Jumlah kasus TB paling tertinggi
mengenai usia 25 sampai dengan 44 tahun (33% dari semua kasus), diikuti usia 45
sampai dengan 64 tahun (30% dari semua kasus). Pada usia tua di atas 65 tahun
berkisar 19%. Sedangkan sisanya berada pada usia antara 15 sampai dengan usia
24 tahun (11%) dan usia 14 tahun kebawah (6%). Keadaan ini diduga ada
hubungannya dengan tingkat aktivitas dan pekerjaan sebagai tenaga kerja
produktif yang memungkinkan untuk mudah tertular dengan kuman TB setiap saat
dari penderita, khususnya dengan BTA positif. Mobilitas dan interaksi sosial yang
lebih tinggi pada orang usia 15-50 tahun, yang harus bekerja untuk memperoleh
pemasukan guna memenuhi kebutuhan keluarga, memungkinkan mereka untuk
terinfeksi dari orang lain menjadi lebih tinggi. Mayoritas penderita TB Paru di
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki
lebih banyak menderita tuberkulosis paru dibandingkan perempuan di Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad. Menurut penelitian yang dilakukan Watkins
dan Plant (2006), hal ini dikarenakan kebiasaan merokok pada laki-laki. Merokok
diprediksikan sebagai faktor yang signifikan menyebabkan terjadinya perbedaan
proporsi jenis kelamin terhadap kejadian TB paru di dunia. Penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa merokok adalah faktor resiko penting yang dapat diubah
(modified) dan memiliki dampak yang signifikan terhadap epidemiologi TB paru
secara global. Menurut penelitian yang telah dilaksanakan Hiswani (2009),
penderita TB Paru cenderung lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Pada karakteristik jenis kelamin ini laki-laki lebih tinggi karena merokok
tembakau dan minum alcohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan
tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB-paru.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan
dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat dalam keberhasilan pengobatan
pasien TB paru di Puskesmas Sentosa baru Medan, didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pasien TB paru dengan dukungan keluarga baik adalah yang terbanyak
yaitu berjumlah 54 orang (65,1%). Pasien TB paru dengan kepatuhan
minum obat tinggi adalah yang terbanyak yaitu berjumlah 55 orang
(66,3%).
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat denngan nilai probabilitas (p)= 0,00.
5.2 Saran
1. Bagi Terapan
di tujukan kepada masyarakat dan yang member pelayanan.
2. Bagi Teoritis
Agar bisa dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
LAMPIRAN 1
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENHAN KEPATUHAN MINU
M OBAT DALAM KESEMBUHAN PASIEN TB DI PUSKESMAS SENTOS
A BARU MEDAN
BULAN JANUARI 2019-JUNI 2019
1. DATA KRITERIA
Nama ( inisial) :
Jenis kelamin :
Usia :
2. Dukungan keluarga
Berilah tanda ( ) pada kolom dibawah ini, sesuai dengan apa yang anda ra
sakan
No Pernyataan Tidak pe jarang Selalu
rnah
Keluarga saya
1 Mengambilkan obat bila saya tidak bisa
ambil sendiri
2 Mendorong saya untuk sembuh dan pat
uh dalam pengobatan
3 Ada disaat saya merasa kesepian
4 Mengantar berobat jika saya tidak bisa d
atang sendiri
5 Menginformasin tentang manfaat dan r
esiko tidak patuh minum obat
6 Mengingatkan minum obat bila saya lup
a
7 Memberikan kasih sayang
8 Mengantarkan saya untuk periksa
9 Mau mendengar keluh kesah saya
10 Menemani saya saat minum obat
11 Memberikan perhatian
12 Ada saat dibutuhkan
13 Ada saat saya merasa sendiri
14 Mencontohkan cara minum obat bila sa
ya tidak mampu
15 Memenuhi kebutuhan makan-minum sa
ya dirumah
16 Mengantar saya jika tidak mampu, wala
u jaraknya dekat
17 Memberikan penghargaan bila saya sed
ang putus asa
18 Mengingatkan saya untuk pasrah dan be
rsyukur kepada tuhan
19 Menanggung biaya bila saya tidak mam
pu
20 Mencintai saya
21 Membantu membacakan dosis bila saya
tidak mampu
22 Membantu memfasilitasi pengobatan bil
a saya tidak mampu
23 Memberi nasehat saat saya menghadapi
masalah
24 Bertemu dan berbicara, saat saya memb
utuhkan mereka
25 Menyediakan obat dalam sebuah wadah
bila saya tidak mampu
3. Kepatuhan minum obat
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan yang anda rasakan dan anda la
kukan selama pengobatan.
No Pertanyaan Tidak Ya
1 Apakah anda terkadang lupa minum obat?
2 Pernahkah anda tidak minum obat selain karena alasan
lupa?
3 Pernahkah berhenti minum obat dan tidak memberi tah
u dokter anda?
4 Pernahkah anda lupa membawa obat saat dalam perjala
nan?
5 Apakah kemarin anda minum obat dengan lengkap?
6 Apakah anda pernah berhenti untuk minum obat saat ti
dak ada gejala?
7 Apakah anda perah kesal dengan rencana pengobatan a
nda yang lama?
8 Apakah anda sering lupa untuk minum obat?