Disusun oleh :
Desi Julianti Yudesman (2031015720004)
Farida Istiqamah (2031015320001)
Rini Setiawati (2031015320002)
ANGKATAN VIII
Penulis
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN PRAKTEK KERJA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Lambung Mangkurat berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yang Menyatakan :
TTD
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN PRAKTEK KERJA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Lambung Mangkurat berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Farida Istiqamah
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN PRAKTEK KERJA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Lambung Mangkurat berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Rini Setiawati
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Halaman Persetujuan Publikasi Laporan Praktek Kerja iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
Ringkasan xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
2.1 Instalasi Farmasi........................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian.............................................................................................. 4
2.1.2 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi...................................................... 4
2.1.3 Persyaratan Instalasi Farmasi................................................................ 5
2.2 UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjramasin .............................................. 7
2.2.1 Sejarah................................................................................................... 7
2.2.2 Visi dan Misi......................................................................................... 7
2.2.3 Motto dan Kebijakan Mutu................................................................... 8
2.2.4 Struktur Organisasi................................................................................ 9
2.2.5 Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Setiap Jabatan....................... 10
BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN....................................... 12
3.1 Kegiatan PKPA............................................................................................. 12
3.2 Pembahasan (Bandingkan Teori dengan Penerapan)............................... 12
3.2.1 Alur Obat Masuk Hingga Keluar.......................................................... 12
3.2.2 Prinsip Dasar Perencanaan.................................................................... 15
viii
3.2.3 Monitoring dan Pengawasan Penyimpanan.......................................... 15
3.2.4 Distribusi Obat dari Instalasi Farmasi................................................... 16
3.2.5 Pengelolaan Obat Rusak, Kadaluwarsa, Dan Pemusnahan Obat.......... 17
3.2.6 Penanganan Obat Kembalian Dan Obat Yang Ditarik.......................... 18
3.2.7 Tata Kelola Administrasi dan Pelaporan............................................... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 20
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 20
4.1 Saran............................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi ........................................................................................ 9
2. Alur Obat Masuk di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin................... 12
3. Alur Obat Keluar di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin................... 13
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi
2. Visi dan Misi
3. Penerimaan Barang/ Vaksin
4. Tata Cara Pemesanan Obat melalui Aplikasi e-logistik
5. Berita Acara Pengembalian Obat/Vaksin oleh Puskesmas
6. Tempat Penyimpanan Reagen
7. Tempat Penyimpanan Obat Sirup
8. Tempat Penyimpanan Obat Tablet
9. Berita Acara Penyerahan Obat Kadaluarsa oleh Puskesmas
10. Mengecek Ulang Data LPLPO secara Manual
11. Contoh Rencana Kebutuhan Obat (RKO) Tahun 2021
12. Contoh Surat Bukti Barang Keluar Obat dan Perbekalan Kesehatan
13. Jadwal Distribusi Obat Bulan Juni 2021
14. Contoh Berita Acara Stok Opname
15. Contoh Surat Pesanan Obat Psikotropika
16. Tempat Penyimpanan BMHP dan Reagen Obat Covid
17. Lemari Tempat Penyimpanan Obat Golongan Narkotika dan
Psikotropika
18. Contoh Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
19. Contoh Kartu Stok Obat
20. Lampiran Kerja Harian dengan Preseptor
21. Lampiran Kerja Harian dengan Dosen Pembimbing
xi
RINGKASAN
xii
1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Profesi Apoteker di Instalasi Farmasi Provinsi
Kalimantan Selatan adalah:
1) Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian di Instalasi Farmasi.
2) Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
Instalasi Farmasi.
3) Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Instalasi Farmasi.
4) Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang profesional.
1
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGADMINISTRASI OBAT PENGADMINISTRASI OBAT SAGI ADMIN E-LOGISTIK ADMIN E-LOGISTIK MUHAMMAD
BAB III
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN
Barang didistribusikan
27
Wilayah kerja UPTD IF Kota Banjarmasin meliputi 26 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit
Umum Daerah. Permintaan rutin menggunakan LPLPO, yang mana sebelumnya dilakukan
pengecekan terlebih dahulu oleh IFK Banjarmasin terkait jumlah permintaan dengan stok
yang ada kemudian dilakukan pertimbangan terhadap jumlah yang akan diberikan.
( Lampiran 10) Selanjutnya obat akan disiapkan selama 4-5 hari kerja dan didistribusikan
pada minggu kedua secara terjadwal dengan melampirkan Surat Bukti Barang Keluar
(SBBK) dan LPLPO. (Lampiran 12) dan (lampiran 18). SBBK ditandatangi oleh penerima
dan kepala UPTD IFK Banjarmasin. Adapun LPLPO ditandatangani oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin, Kepala IFK yang menyerahkan, Kepala Puskesmas, dan
Petugas Puskesmas yang menerima.
Alur pengeluaran vaksin terutama Vaksin COVID-19 di IFK Kota Banjarmasin.
Permintaan vaksin dan logistik terlebih dahulu didisposisikan oleh kepala IFK, setelah
mendapatkan persetujuan untuk permintaan vaksin, maka petugas IFK akan membuat SBBK,
menyiapkan cold box/ vaksin carrier yang dilengkapi dengan cool pack agar suhu terjaga
antara suhu 2֯C-8֯C, kemudian menyiapkan vaksin sesuai dengan permintaan, sebelum
diserahkan vaksin diperiksa kembali kondisi dan masa kadaluarsa vaksin, mencatat
pengeluaran vaksin pada kartu stok dan mencatat suhu vaksin saat diberikan (suhu
berangkat) dan suhu vaksin saat datang dipuskesmas akan diberitahukan oleh petugas
dipuskesmas lewat whatsapp group.
3.2.2 Prinsip Dasar Perencanaan
Perencanaan Obat di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin dilakukan oleh
bersama Tim Perencanaan Obat Terpadu (TPOT) yang telah dibuat Surat Keputusan oleh
Kepala Dinas Kesehatan. Proses perencanaan dilakukan secara bottom up, yaitu berdasarkan
perencanaan yang disusun oleh puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah kota
Banjarmasin melalui Rencana Kebutuhan Obat (RKO) (Lampiran 11). Format RKO telah
dibuat sebelumnya oleh IFK agar format seragam dan memudahkan dalam perekapan. IFK
kemudian mengumpulkan RKO tersebut untuk proses pengadaan obat. RKO kemudian
diserahkan ke masing-masing puskesmas, setelah itu dilakukan desk data RKO untuk
memastikan kesesuaian data yang dibuat, pada saat desk RKO Puskesmas menghadirkan
dokter, apoteker, dan tenaga laboratorium. Setelah revis RKO, maka RKO akan direkap oleh
28
petugas IFK. Pertemuan perencanaan obat pada pertemuan ke-2 biasanya dihadiri oleh kepala
Puskesmas, dokter, dan apoteker penanggung jawab setelah tercapai kesepakatan maka
pengadaan obat di lanjukan pertemuan dengan Tim Pengadaan Obat Terpadu. RKO disusun
secara kombinasi antara metode konsumsi dan epidemiologi. Obat-obatan Pelayanan
Kesehatan Dasar (PKD) disusun perencanaannya berdasarkan konsumsi, sedangkan obat-
obatan program disusun berdasarkan epidemiologi. Perencanaan dilakukan setiap tahun
sekali untuk merencanakan kebutuhan selama 18 bulan (12 bulan pemakaian dan 6 bulan
sebagai safety stock).
Pengadaan di IFK dilakukan melalui dua sistem pengadaan yaitu melalui e-catalogue
(Lampiran 4) dan non e- catalogue. Sistem pengadaan e-catalogue merupakan sistem
pengadaan secara elektronik yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang berisi daftar, merk, jenis dan spesifikasi
barang/jasa berdasarkan kerjasama kontrak antara LKPP dengan penyedia barang/jasa.
Pembelian barang/jasa e-catalogue menggunakan metode e-purchasing pengadaan obat
dilakukan di Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE). Pengadaan non e-catalogue
dilakukan secara pembelian langsung jika total biaya pemesanan obat secara keseluruhan ≤
Rp. 200.000.000 oleh Pejabat Pengadaan. Jika total biaya pemesanan obat ≥ Rp. 200.000.000
dapat dilakukan tender melalui panitia lelang Pemerintah Kota Banjarmasin . Pengadaan
tidak dilakukan oleh IFK namun dilakukan oleh seksi Farmasi di Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin namun tetap melakukan koordinasi dengan IFK Kota Banjarmasin.
3.2.3 Monitoring dan Pengawasan Penyimpanan
Penyimpanan yang dilakukan di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin dibagi
menjadi beberapa ruang yang berada pada lantai 1 dan lantai 2. Ruang penyimpanan obat
PKD dan BMHP di lantai 1 (lampiran 8 dan 16), obat program, obat narkotika dan
psikotropika (lampiran 17), reagen (lampiran 5), dan alat kesehatan lainnya di lantai 2.
Penyimpanan di setiap ruang dikelompokkan kembali berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan
(contohnya tablet, sirup atau obat luar), dan suhu. Suhu dan kelembaban tiap ruangan
disesuaikan dengan ketentuan pada setiap sediaan, seperti untuk vaksin, beberapa jenis
injeksi, dan suppositoria.
Setiap sediaan farmasi dan perbekalan farmasi memiliki kartu stok yang memuat
jumlah barang yang masuk, stok yang tersedia dan catatan pengeluaran. Setiap barang yang
masuk dan keluar dicatat dalam kartu stok sebagai data tertulis untuk membandingkan
kesesuaian antara fisik dan data yang ada. Kartu stok dapat dilihat pada Lampiran 19.
Setiap akhir bulan dilakukan stok opname untuk pengecekan stok yang ada dengan data yang
29
telah direkap, lalu dilakukan stok silang yang bertujuan untuk memastikan (double check)
bahwa stok telah sesuai. Kegiatan stok opname didokumentasikan dalam berita acara stok
opname (Lampiran 14).
Setiap ruang penyimpanan memiliki alat monitoring suhu dan kelembaban untuk
menjaga kualitas sediaan. Penyusunan obat diperhatikan dimana obat yang dikeluarkan
terlebih dahulu diletakkan di depan adalah obat yang tanggal kadaluarsanya lebih dekat
(FEFO) dan obat yang masuk lebih dahulu (FIFO). Sedangkan obat yang baru datang
diletakkan di belakang. Terdapat pula pelabelan dengan warna pada sediaan berdasarkan
tanggal kadaluwarsa. Label merah yaitu sediaan yang memiliki tanggal kadaluwarsa yang
kurang dari 1 tahun, label kuning memiliki tanggal kadaluwarsa ≥ 2 tahun, dan label hijau
untuk menandakan sediaan yang memiliki masa kadaluwarsa lebih lama dibanding sediaan
berlabel kuning (> 2 tahun).
3.2.4 Distribusi Obat dari UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin
Pendistribusian obat UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin dilakukan ke 26
puskesmas dan 1 rumah sakit yang ada di wilayah Kota Banjarmasin. Pendistribusian obat
rutin dilakukan pada setiap bulan dengan menggunakan berita acara pengeluaran obat dan
Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Puskesmas mengirimkan
LPLPO kepada UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin setiap awal bulan pada hari kerja.
LPLPO kemudian dianalisis dengan memeriksa jumlah pemakaian barang bulan sebelumnya,
sisa stok, jumlah permintaan, dan jumlah ketersediaan barang yang ada di IFK. Seksi tata
usaha akan menuliskan lembar disposisi yang ditujukan kepada kepala UPTD Instalasi
Farmasi Kota Banjarmasin untuk mendapat persetujuan pendistibusian perbekalan farmasi.
Pengepakan maksimal selama 4-5 hari sambil diperiksa kembali nama dan jumlah barang,
tanggal kadaluarsa, nama puskesmas tujuan, serta diberikan penandaan agar tidak tertukar
dengan obat/alkes untuk puskesmas lain.
Pendistribusian obat di IFK Kota Banjarmasin ada berupa distribusi tidak rutin yang
merupakan permintaan dari institusi atau organisasi yang akan melakukan kegiatan sosial
seperti pengobatan gratis atau puskesmas dan rumah sakit yang meminta perbekalan
farmasi dalam kondisi tertentu, seperti stok obat habis sebelum waktu permintaan obat atau
adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). Permintaan distribusi obat tidak rutin dari institusi atau
organisasi harus mengirimkan surat permintaan melalui Dinas Kesehatan untuk dilakukan
disposisi. Permintaan obat tidak rutin dari puskesmas atau rumah sakit dilakukan dengan
menyertakan surat permohonan obat yang mencantumkan daftar nama obat yang diminta,
satuan, dan jumlah yang diminta serta telah disetujui.
30
Pendistribusian obat/alkes dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan setiap
bulannya. (Lampiran 13) Pendistribusian obat/alkes ke seluruh puskesmas di wilayah kota
Banjarmasin dijadwalkan pada setiapa bulannya yang dilakukan pada minggu ke 2 dan 3.
Obat yang diserahkan pada puskesmas dilakukan pengecekan kembali jenis dan jumlahnya
berdasarkan yang tertera pada LPLPO oleh petugas puskesmas dengan disaksikan oleh
petugas IFK. Jika ditemukan ketidaksesuaian perbekalan farmasi yang datang, maka kedua
pihak akan melakukan kesepakatan. Kesepakatan dapat berupa menerima perbekalan farmasi
yang tidak sesuai kemudian disesuaikan kembali dengan LPLPO, pengembalian perbekalan
farmasi untuk jumlah yang berlebih, dan pendistribusian kembali untuk perbekalan farmasi
yang jumlahnya kurang.
3.2.5 Pengelolaan Obat Rusak, Kadaluarsa dan Pemusnahan Obat
Pengelolan obat rusak dan kadaluarsa dikumpulkan dari 26 puskesmas di wilayah
kota Banjarmasin, Rumah Sakit Sultan Suriansyah dan dari gudang penyimpanan IFK
Banjarmasin sendiri. Pengembalian obat dari puskesmas harus menyertakan berita acara
mengembalikan obat. Berita acara untuk obat dengan sumber dana Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) wajib mencantumkan harga satuan. Sedangkan untuk obat sumber dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak diwajibkan mencantumkan harga.
Pemusnahan dapat dilaksanakan tergantung dari dana yang diberikan oleh Dinas Kesehatan.
Pemusnahan di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dilakukan melalui pihak ketiga sebagai
pihak yang melakukan pemusnahan obat. Jika terdapat alokasi dana untuk pemusnahan maka
sebelum dilakukan pemusnahan dibuat SK tentang Tim Pemusnahan Obat dan Perbekalan
Kesehatan di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin. Tim pemusnahan terdiri dari 17
anggota dengan jabatan dan jabatan dalam tim sebagai berikut:
1. Walikota Banjarmasin sebagai pengarah I
2. Wakil Walikota Banjarmasin sebagai pengarah II
3. Sekretaris Daerah sebagai penanggung jawab
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai koordinator
5. Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai ketua
6. Kepala UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin sebagai sekretaris
7. Kepala Instalasi Sanitasi RSU Ulin Banjarmasin sebagai anggota
8. Kepala Bidang Aset BPKAD sebagai anggota
9. Pengawas Farmasi Makanan Penyelia Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
Banjarmasin sebagai anggota
10. Pengawas Fungsional Umum Bidang Pemdik Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
31
Banjarmasin sebagai anggota
11. Kepala Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai anggota
12. Kepala Sub bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai anggota
13. Kepala Sub bagian Umum Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai
anggota
14. Pengurus Barang Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sebagai anggota
15. Kepala Subbagian Tata Usaha UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin sebagai
anggota
16. Staf Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin sejumlah 2 orang sebagai
anggota
17. Staf UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin sejumlah 4 orang sebagai anggota.
Berita acara yang telah masuk di IFK kemudian direkap selama satu tahun dengan
mencantumkan tanggal pengembalian, nama Puskesmas, nama obat, satuan obat, jumlah
obat, tanggal kadaluarsa, nomor batch, keadaan obat (rusak/ED), dan sumber dana.
(Lampiran 9). Hasil rekap tersebut kemudian dibuat laporan untuk dibawa pada pertemuan
dengan tim pemusnahan. Pertemuan tersebut membahas diantaranya mengenai total obat,
dana tersedia, dan penentuan waktu pemusnahan. Obat yang telah terkumpul dibungkus
dengan kardus berdasarkan bentuk sediaan cairan atau padat. Obat-obat narkotika dan
psikotropika dibungkus terpisah. Setiap kotak obat ditutup dengan lakban dan dicantumkan
daftar nama obat beserta jumlahnya di bagian luar kotak. Pemusnahan dilakukan bekerja
sama dengan pihak ketiga yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri. Setelah selesai
proses pemusnahan, dibuat berita acara pemusnahan akan dikeluarkan oleh pihak ketiga
sebagai pihak yang melakukan pemusnahan obat.
3.2.6 Penanganan Obat Kembalian dan Obat yang Ditarik
Penarikan obat dilakukan oleh industri farmasi dapat disebabkan karena dicabutnya
izin edar akibat tidak terpenuhinya standar kualitas mutu yang ditetapkan. Penarikan obat
yang belum didistribusikan dilakukan industri farmasi dengan menginfokan kepada IFK
mengenai obat-obatan yang ditarik berdasarkan kode barcode, nomor batch serta tahun
pembuatan atau produksi untuk tidak didistribusikan. Selanjutnya untuk obat yang sudah
didistribusikan, IFK akan menginfokan kepada setiap puskesmas atau rumah sakit untuk
mengembalikan obat yang ditarik ke IFK berdasarkan kode barcode, nomor batch serta tahun
pembuatan atau produksi. Obat yang telah dikumpulkan kemudian diletakkan terpisah dari
sediaan lainnya dan di data jumlahnya. Selanjutnya dilakukan pengembalian kepada
distributor disertai dengan berita acara pengembalian obat. Berita acara pengembalian obat
32
pada (Lampiran 9).
3.2.7 Tata Kelola Administrasi dan Pelaporan
Pelaporan yang ada di UPTD Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin terdiri dari laporan
bulanan dan laporan tahunan. Adapun jenis laporan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Laporan pencacahan obat merupakan pelaporan stok obat tahunan
2. Laporan dinamika obat setiap 6 bulan sekali yang dilaporkan melalui Aplikasi
Persediaan Pemko
3. Laporan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) dilaporkan melalui aplikasi
Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP)
4. Laporan Vaksin melalui aplikasi Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik Elektronik
(SMILE) ini merupakan aplikasi khusus untuk vaksi COVID-19
5. Laporan Logistik TB TB melalui aplikasi Software Sistem Informasi TB (SITB)
6. Laporan Logistik Obat melalui aplikasi E-Logistik
7. Laporan ketersediaan obat dan Vaksin melalui google form
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan PKPA (Praktik Kerja Profesi Apoteker)
di Instalasi Farmasi Kota Banjarmasin adalah:
a. Mahasiswa PKPA memahami tentang peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab
Apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi mencakup
managemen perbekalan kefarmasian antara lain perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan obat.
b. Mahasiswa PKPA memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku
(professionalisms) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan
praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Instalasi Farmasi wilayah kotamadya.
c. Mahasiswa PKPA mendapat kesempatan untuk melihat dan mempelajari strategi dan
pengembangan praktik profesi Apoteker di Instalasi Farmasi.
d. Mahasiswa PKPA mendapat gambaran nyata tentang permasalahan (problem- solving)
praktik dan pekerjaan kefarmasian di Instalasi Farmasi.
e. Mahasiswa PKPA mendapat kesempatan untuk belajar berkomunikasi dan berinteraksi
dalam lingkup Instalasi Farmasi.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan pelaksanaan PKPA di Instalasi
Farmasi Kota Banjarmasin, yaitu:
a. Penambahan ruang karantina obat sehingga lebih mudah dalam penyimpanan,
penggolongan obat, dan dapat memenuhi syarat penyimpanan obat yang baik.
b. Penambahan alat penunjang gudang sehingga mudah dalam proses pengambilan barang
yang terletak pada rak atas.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
36
Lampiran 12. Contoh Surat Bukti Barang Keluar Obat dan Perbekalan Kesehatan
Lampiran 18. Contoh Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
47