PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030
sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara. Penyebab kematian di dunia
sekitar 71 persen adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun.
Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular menjadi ancaman yang serius dalam
pembangunan, karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. 73% kematian saat ini
disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan
pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena
diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018).
Deteksi dini faktor risiko PTM di Posibindu adalah upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) yang dilaksanakan di pos pembinaan terpadu (Posbindu). Dasar Hukum dan Pedoman
pelaksanaan posbindu adalah instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat dan peraturan Menteri Kesehatan No. 1 Penyakit Tidak Menular. Posbindu PTM
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor risiko secara
mandiri dan berkesinambungan. Pengembangan Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya
yang telah terselenggara di masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat sesegeranya dilakukan
pencegahan faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan.
PERMASALAHAN
1.Banyak masyarakat yang belum memahami faktor risiko yang dapat menimbulkan dan
memperparah penyakit tidak menular
2. Adanya anggapan masyarakat untuk berobat dan kontrol tekanan darah dan kadar gula darah
hanya pada saat adanya keluhan, sehingga terjadi ketidak patuhan minum obat dan berakibat
pada tidak terkontrolnya tekanan darah dan kadar guladarah dan meningkatnya risiko terhadap
komplikasi yang terjadi.
3. Ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya komplikasi hipertensi, diabetes mellitus,
hiperuremia jika tidak terkontrol
PELAKSANAAN
Program Posbindu dilakukan pada hari Kamis, 12 Maret 2020. Jumlah peserta 35 orang
berusia antara 30-60 tahun. Kegiatan meliputi pencatatan dan pengukuran tekanan darah, kadar
gula darah sewaktu, kolestrol, asam urat. Kemudian diakhiri dengan sesi konseling dan edukasi.
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
PELAKSANAAN
Jumlah peserta yang hadir cukup banyak. Peserta hadir mengikuti kegiatan dengan baik.
Pasien cukup kooperatif dan lebih memahami mengenai penyakit TB setelah penyuluhan.
3. Jenis Kegiatan : F5 –Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Tidak Menular tanggal 24 Maret 2020
DokterPendamping : dr. Ranu Vera
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan dan penjaringan TB anak TK Pertiwi Talawi
Hilir
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Saat ini, TB
telah menjadi ancaman global oleh karena morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama pada
negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Data WHO tahun 2007 menyatakan
bahwa Indonesia menempati posisi tiga di dunia setelah India dan China. Insiden tuberkulosis
sekitar 528 ribu kasus denganjumlah kematian sekitar 91.369 orang pertahun.1 Dari seluruh
prevalensi tuberkulosis, kejadian sakit tuberkulosis pada anak 15%. Data Dinas Kesehatan Kota
Semarang tahun 2010 menemukan 15% kasus sakit tuberkulosis anak dari semua kasus TB.
Anak yang terinfeksi TB tidak selalu akan mengalami sakit TB, 10%-15% yang terinfeksi TB
akan menjadi sakit TB. Pemberian terapi pencegahan pada anak infeksi TB mengurangi
kemungkinan berkembangnya sakit TB. Anak yang terinfeksi tuberkulosis dapat memperlihatkan
hasil uji tuberkulin positif tanpa ditemukan kelainan manifestasi klinis, radiologis, ataupun
laboratorium. Anak yang sudah terinfeksi TB harus dicegah untuk berkembang menjadi sakit
tuberkulosis. Faktor yang memengaruhi seseorang anak sakit TB adalah daya tahan tubuh yang
lemah, sosial dan ekonomi yang rendah, kemiskinan, perumahan yang kurang memenuhi syarat
kesehatan, kepadatan penduduk, besar keluarga, gizi kurang, serta kebersihan lingkungan.
Disamping itu, ada faktor lain, seperti sumber penularan penyakit, usia, tidak mendapat
imunisasi, virulensi serta jumlah kuman memegang peran penting dalam sakit TB paru. Pada
tahun 2010, di Semarang, tercatat cukup banyak kasus TB usia di bawah 5 tahun atau balita dan
mengalami peningkatan dari 4,7% dari tahun 2009 menjadi 8,7% pada tahun 2010. Diperkirakan
kasus TB pada anak di masyarakat masih cukup banyak dan perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
PERMASALAHAN
1.Banyak masyarakat yang belum memahami penyakit TB pada anak
2. Ketidaktahuan masyarakat terhadap adanya komplikasi dari TB pada anak
3. Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan bagaimana melakukan pencegahan dan
pengobatan penyakit TB pada anak.
PELAKSANAAN
Program Penjaringan TB dilakukan pada hari Selasa, 24 Maret 2020 Pukul 09.00 sampai
dengan selesai. Jumla peserta sekitar 20 yaitu anak TK Pertiwi Talawi Hilir berusia 4-6 tahun
dan orangtua siswa berusia antara 20-40tahun. Kegiatan meliputi edukasi dan pemaparan
mengenai TB anak dan pengisian kueioner.
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Hampir 1 milyar
orang diseluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah salah satu penyebab
utama kematian dini diseluruh dunia. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun
di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan. Sekitar
tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan 51%
kematian karena penyakit stroke. Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler,
terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3
PERMASALAHAN
1. Tingginya angka prevalensi hipertensi di Indonesia termsuk di Sumatera Barat
2. Tingginya angka kasus hipertensi di Puskesmas Talawi
3. Adanya faktor gaya hidup yang dapat dimodifikasi sebagai salah satu bagian
pengontrolan hipertensi, namun kebanyakan pasien sulit melakukan modifikasi gaya
hidup.
PELAKSANAAN
Jumlah peserta yang hadir cukup banyak. Peserta hadir mengikuti kegiatan dengan baik.
Pasien cukup kooperatif dan lebih memahami mengenai penyakit hipertensi setelah penyuluhan.
5. Jenis Kegiatan : F5 –Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Tidak Menular tanggal 10 Maret 2020
Dokter Pendamping : dr. Ranu Vera
Judul Lap. Kegiatan : Penyuluhan Diabetes Melitus di Posyandu Lansia Tumpuk
Tangah
PESERTA HADIR
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
LATAR BELAKANG
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif, dan
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
Jumlah peserta yang hadir cukup banyak. Peserta hadir mengikuti kegiatan dengan baik.
Pasien cukup kooperatif dan lebih memahami mengenai penyakit diabetes melitus setelah
penyuluhan.