Anda di halaman 1dari 9

1.

Jenis Kegiatan :  F6 – Upaya Pengobatan Dasar tanggal 20-04-2020


Dokter Pendamping    :  dr. Fitrous Oktariza
Judul Lap. Kegiatan   :  Kunjungan Lansia Risiko Tinggi di Sikalang

Latar Belakang

Lansia merupakan kelompok usia yang sangat perlu diperhatikan kesehatannya.


Bertambahnya penuaan dan kelemahan fisik pada lansia, kondisi rumah yang jauh
dari fasilitas kesehatan, dan keterbatasan waktu keluarga untuk mengantarkan lansia
ke sarana kesehatan membuat beberapa lansia terabaikan kesehatannya. Oleh sebab
itu, diperlukan inisiatif tinggi tenaga kesehatan dari puskesmas dan puskesmas
pembantu untuk melakukan kunjungan langsung ke rumah lansia, melakukan cek
kesehatan sekaligus memberikan obat yang diperlukan.

Masalah

Banyak lansia yang tinggal jauh dari sarana kesehatan dan memiliki keterbatasan
fisik, serta tidak adanya anggota keluarga yang dapat mengantarkan lansia ke
puskesmas untuk berobat.

Intervensi

Tenaga medis dari puskesmas, puskesmas pembantu, dan dokter langsung turun
ke rumah beberapa lansia yang mengalami kesulitan untuk berobat ke puskesmas.

Pelaksanaan

Satu orang perawat, satu orang bidan, dan satu orang dokter datang ke rumah
lansia secara langsung, membawa tensimeter, termometer, dan alat pengukur gula
darah, serta beberapa obat yang dirasa perlu oleh lansia tersebut. Perawat dan dokter
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik kepada lansia, memberi obat dan
melakukan edukasi.

Monev

Semua lansia menyambut dan merasa sangat senang karena tenaga kesehatan
memperhatikan kesehatannya. 3 orang mengalami Hipertensi Urgensi, 1 orang
mengalami kelainan irama jantung (Atrial Fibrilasi), 1 orang mengalami Diabetes
Melitus.
2. Jenis Kegiatan :  F6 – Upaya Pengobatan Dasar tanggal 20-05-2020
Dokter Pendamping    :  dr. Ari Sekartini
Judul Lap. Kegiatan   :  Pos Layanan Terpadu Lansia di Bukik Gadang
PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain

LATAR BELAKANG
Penduduk lansia mengalami peningkatan signifikan, menurut WHO penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang sehingga jumlah penduduk lansia Indonesia terbesar keempat di dunia setelah
Cina, Amerika dan India. Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan
mengalami penurunan derjat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit.
Oleh karena itu, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia maka
sejak sekarang harus sudah mempersiapkan dan merencanakan berbagai program
kesehatan yang ditujukan bagi kelompok lansia.
Posyandu lansia merupakan suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat. Bersama Lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotive dan
preventif. Selain itu, juga bisa memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,
keterampilan, olahraga, seni budaya dan pelayanan lain yang dibutuhkan lansia
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain itu, posyandu lansia membantu memacu lansia agar dapat
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Posyandu lansia berkaitan dengan peningkatan sarana untuk mempertahankan
kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati penyakit dan upaya
rehabilitasi bagi lansia dengan program-program antara lain pengukuran tinggi badan
dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan berkala dan pengobatan
ringan, latihan fisik seperti olahraga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang
kesehatan. Sehingga lansia yang teratur dalam memanfaatkan posyandu lansia akan
terkontrol kesehatannya.
PERMASALAHAN
1. Adanya anggapan untuk berobat dan kontrol tekanan darah dan kadar gula darah
hanya pada saat adanya keluhan, sehingga terjadi ketidak patuhan minum obat
dan berakibat pada tidak terkontrolnya tekanan darah dan kadar gula darah dan
meningkatnya risiko terhadap komplikasi yang akan terjadi.
2. Ketidak tahuan masyarakat terhadap adanya komplikasi hipertensi dan diabetes
mellitus jika tidak terkontrol.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Program ini dilakukan untuk mendata, mengobati, mengontrol dan mencegah
terjadinya komplikasi yang akan terjadi pada penyakit yang diderita di masayarakat
sehingga dapat dikurangi dan ditatalaksana secara cepat.

PELAKSANAAN
Program Posyandu Lansia dilakukan pada tanggal 20/05/2020 di Pustu Bukik
Gadang, Talawi. Kegiatan meliputi pencatatan dan pengukuran indeks massa tubuh
oleh kader terlatih. Dilanjutkan pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan dasar
terhadap penyakit dan keluhan lansia yang datang. Kemudian diakhiri dengan sesi
konseling dan edukasi.

MONITORING & EVALUASI


Jumlah lansia yang diintervensi sebanyak 25 orang dengan berbagai riwayat
penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan osteoathritis. Dan diantaranya masih
ada yang belum patuh untuk meminum obat. Peserta tampak antusias dalam menjalani
setiap pemeriksaan dan sangat kooperatif.
3. Jenis Kegiatan :  F6 – Upaya Pengobatan Dasar tanggal 21-04-2020
Dokter Pendamping    : dr. Riyan Permana Rifyandi
Judul Lap. Kegiatan   :  Kunjungan rumah pasien dengan Retensio Urin di
Talawi Hilir
PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
perawat
  pasien
LATAR BELAKANG
Berbagai macam perubahan terjadi pada lansia, salah satunya pada sistem
perkemihan yaitu penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih atau
uretra yang disebabkan oleh penurunan hormon esterogen, sehingga menyebabkan
terjadinya inkontinensia urin, otot–otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi Buang Air Kecil (BAK) meningkat
dan tidak dapat dikontrol. Pola berkemih yang tidak normal ini disebut sebagai
inkontinensia urin (Maryam et al, 2008: 55-57; Karjoyo et al, 2017: 2).
Di Indonesia jumlah penderita inkontinensia urin sangat signifikan. Pada tahun
2017 diperkirakan sekitar 5,8% dari jumlah penduduk mengalami inkontinensia
urin. Di Surakarta didapatkan prevalensi inkontinensia urin sekitar 47% dari
jumlah penduduk, sedangkan survei yang dilakukan di Puskesmas
Purwodiningratan tahun 2017 didapatkan angka kejadian inkontinensia urin sekitar
5% dari jumlah pasien yang datang berobat di sana.
Perlu penanganan secara komprehensif pada pasien dengan retensio urin terutama
pada usia lanjut. Dikarenakan dapat menghambat mobilisasi dan keberlangsungan
hidup para lanjut usia. Edukasi dan penjelasan mengneai penyakit ini perlu untuk
disampaikan.
PERMASALAHAN
Adanya keterbatasan mobilisasi pada pasien sehingga tidak mampu datang ke
puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Program ini dilakukan untuk, mengobati dan melakukan perawatan terhadap
pasien sehingga kondisi kesehatan pasien dapat tetap terkontrol dan membaik.
Intervensi yang dilakukan berupa pemeriksaan kodisi pasien, melakukan pemasangan
kateter urin. Disertai edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan
indikasi pemasangan kateter.
PELAKSANAAN
Program kunjungan rumah dilakukan pada hari tanggal 21/04/2020 di Talawi
Hilir, kota Sawahlunto. Kegiatan meliputi pemeriksaan kodisi pasien dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemasangan kateter urin. Kemudian diakhiri
dengan sesi konseling dan edukasi.
MONITORING & EVALUASI
Kondisi kesehatan pasien saat di periksa secara umum cukup baik, merasa nyeri dan
tidak bisa BAK secara mandiri. Sebelumnya pasien sempat sulit makan namun saat
kunjungan nafsu makan mulai meningkat.

4. Jenis Kegiatan :  F6 – Upaya Pengobatan Dasar tanggal 22 Mei 2020


Dokter Pendamping    :  dr. Fitrous Oktariza
Judul Lap. Kegiatan   :  Kunjungan rumah pasien dengan Ulkus DM di Talawi
Mudik
PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
perawat
  pasien
LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakanpenyakit kronis yang ditandai dengan
hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak
dapat memproduksi insulin secara adekuat yang atau karena tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau keduaduanya.Diabetes
Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1, yang dikenal sebagai insulindependent,
dimana pankreas gagal menghasilkan insulin ditandai dengan kurangnya produksi
insulin dan DM tipe 2, yang dikenal dengan non insulin dependent, disebabkan
ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif yang dihasilkan oleh
pankreas.
Diabetes tipe 2 jauh lebih umum danmenyumbang sekitar 90% dari semua
kasus diabetes di seluruh dunia. Hal ini paling sering terjadi pada orang dewasa,
namun juga semakin meningkat pada remaja.Prevalensi menurut World
HealthOrganization (WHO), bahwa sekitar 150 juta orang menderita diabetes melitus
di seluruh dunia, dan jumlah ini mungkin dua kali lipat pada tahun 2025. Sebagian
besar kenaikan ini akan terjadi di negara-negara berkembang dan akan disebabkan
oleh pertumbuhan populasi,penuaan, diet tidak sehat, obesitas dan gayahidup. Pada
tahun 2025, sementara kebanyakan penderita diabetes di negara maju yang berusia 65
tahun atau lebih, di negara-negara berkembang kebanyakan berada di kelompok usia
45-64 tahun dan terpengaruh pada usia produktif mereka.
Pada penyandang DM dapat terjadikomplikasi pada semua tingkat sel dan
semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat
mikrovaskular (retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, dan
kardiomiopati) maupun makrovaskular (stroke, penyakit jantung koroner, peripheral
vascular disease).Komplikasi lain dari DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap
infeksi akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkulosis paru, dan infeksi
kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangren diabetik.
Masalah pada kaki diabetik misalnyaulserasi, infeksi dan gangren, merupakan
penyebab umum perawatan di rumah sakit bagipara penderita diabetes. Perawatan
rutin kakidiabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki yang
disebabkan oleh diabetes mellitus. Faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya
kaki diabetik merupakan kombinasi neuropati otonom dan neuropati somatik,
insufisiensi vaskuler, serta infeksi.Penderita kaki diabetik yang masuk rumah sakit
umumnya disebabkan oleh trauma kecil yang tidak dirasakan oleh penderita. Hal ini
menyebabkan transmisi infeksi terus terjadi dan angka kecacatan semakin tinggi.
PERMASALAHAN
Adanya keterbatasan mobilisasi pada pasien sehingga tidak mampu datang
kepuskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Program inidilakukanuntuk, mengobati dan melakukan perawatan terhadap
pasien sehinggakondisi kesehatan pasien dapat tetap terkontrol dan membaik.
Intervensi yang dilakukan berupa pemeriksaan kodisi pasien, pengecekan gula darah,
dan perawatan luka, serta pemberian obat pada pasien.
PELAKSANAAN
Program kunjungan rumah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22/05/2020 di
Talawi Mudik, Talawi, Sawahlunto. Kegiatan meliputi pemeriksaan kondisi
pasiendengan anamnesi dan pemeriksaan fisik, pengecekan gula darah, dan perawatan
luka, serta pemberian obat pada pasien. Kemudian diakhiri dengan sesi konseling dan
edukasi.

MONITORING & EVALUASI


Kondisi kesehatan pasien saat di periksa secara umum cukup baik, kondisi ulkus
pasien cukup baik dan bersih, pus berkurang, dan pertumbuhan jaringan baru cukup
baik, tapi gula darah pasien tinggi yaitu 384mg/dl karna masih tidak terkonrolnya pola
makan dan putus obat dm. Selanjutnya pasien di periksa secara berkala setiap 3 hari .
Peserta tampak antusias dalam menjalani setiap pemeriksaan dan sangat kooperatif.

5.Jenis Kegiatan :  F6 – Upaya Pengobatan Dasar tanggal 30/03/2020


Dokter Pendamping    :  Rian Permana Rifyandi
Judul Lap. Kegiatan   :  Pos Layanan Terpadu Lansia di Sijantang
PESERTA HADIR
  Peserta PIDI
  Masyarakat
  Lain-lain
LATAR BELAKANG
Penduduk lansia mengalami peningkatan signifikan, menurut WHO penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang sehingga jumlah penduduk lansia Indonesia terbesar keempat di dunia setelah
Cina, Amerika dan India. Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan
mengalami penurunan derjat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit.
Oleh karena itu, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia maka
sejak sekarang harus sudah mempersiapkan dan merencanakan berbagai program
kesehatan yang ditujukan bagi kelompok lansia.
Posyandu lansia merupakan suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakt Bersama Lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotive dan
preventif. Selain itu, juga bisa memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,
keterampilan, olahraga, seni budaya dan pelayanan lain yang dibutuhkan lansia
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan. Selain itu, posyandu lansia membantu memacu lansia agar dapat
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Posyandu lansia berkaitan dengan peningkatan sarana untuk mempertahankan
kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati penyakit dan upaya
rehabilitasi bagi lansia dengan program-program antara lain pengukuran tinggi badan
dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan berkala dan pengobatan
ringan, latihan fisik seperti olahraga dan diberikan penyuluhan-penyuluhan tentang
kesehatan. Sehingga lansia yang teratur dalam memanfaatkan posyandu lansia akan
terkontrol kesehatannya.
PERMASALAHAN
1. Adanya anggapan untuk berobat dan kontrol tekanan darah dan kadar gula darah
hanya pada saat adanya keluhan, sehingga terjadi ketidak patuhan minum obat
dan berakibat pada tidak terkontrolnya tekanan darah dan kadar gula darah dan
meningkatnya risiko terhadap komplikasi yang akan terjadi.
2. Ketidak tahuan masyarakat terhadap adanya komplikasi hipertensi dan diabetes
mellitus jika tidak terkontrol.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Program ini dilakukan untuk mendata, mengobati, mengontrol dan mencegah
terjadinya komplikasi yang akan terjadi pada penyakit yang diderita di masayarakat
sehingga dapat dikurangi dan ditatalaksana secara cepat.

PELAKSANAAN
Program Posyandu Lansia dilakukan pada tangal 30 maret 2020 di Sijantang,
Talawi, Sawahlunto. Kegiatan dihadiri oleh 25 orang peserta. Kegiatan meliputi
pencatatan dan pengukuran indeks massa tubuh oleh kader terlatih. Dilanjutkan
pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan dasar terhadap penyakit dan keluhan
lansia yang datang. Kemudian diakhiri dengan sesi konseling dan edukasi.
MONITORING & EVALUASI
Jumlah lansia yang diintervensi sebanyak 30 orang dengan berbagai riwayat
penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan osteoathritis. Dan diantaranya masih
ada yang belum patuh untuk meminum obat. Peserta tampak antusias dalam menjalani
setiap pemeriksaan dan sangat kooperatif.

Anda mungkin juga menyukai