Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04

Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 1 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

PENGESAHAN
Dibuat Oleh, Disetujui Oleh

HSE Project Direktur


Revisi Ke Tanggal Keterangan Perubahan

0 02 Jun 2017 SOP Baru.

A. Tujuan

SOP ini dibuat untuk memastikan identifikasi bahaya K3 & dampak aspek lingkungan, penilaian resiko
terkait bahaya K3 & dampak aspek lingkungan, dan penurunan resiko hingga seminimum mungkin dapat
dilaksanakan di dalam lingkup operasional perusahaan.

B. Ruang Lingkup & Kebijakan

1. SOP ini dimulai dari identifikasi bahaya K3 dan dampak aspek lingkungan sampai dengan
implementasi usaha-usaha penurunan resiko K3LL.

2. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi jenis
pekerjaan yang ada di area kerjanya beserta kondisi lingkungan di sekitar area kerjanya.

3. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab juga untuk melakukan identifikasi atas hal-
hal terkait pekerjaan sebagai berikut :

a. Kegiatan rutin dan non rutin.


b. Kegiatan semua personil yang memiliki akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan
tamu).
c. Perilaku manusia, kemampuan dan factor manusia lainnya.
d. Bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat merugikan K3LL dari
personil yang bekerja dibawah kendali perusahaan di dalam tempat kerja.
e. Bahaya-bahaya dan dampak lingkungan yang tercipta di sekitar tempat kerja oleh kegiatan
yang terkait pekerjaan di bawah kendali perusahaan.
Catatan : ada baiknya jika beberapa bahaya dinilai sebagai suatu aspek lingkungan.
f. Infrastruktur, peralatan dan bahan-bahan di tempat kerja, baik yang disediakan oleh
perusahaan maupun yang lainnya.
g. Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam perusahaan, kegiatannya atau
bahan-bahan.
h. Modifikasi atas sistem manajemen K3 dan lingkungan, termasuk perubahan sementara dan
dampaknya atas operasi, proses dan kegiatan.
i. Setiap kewajiban terhadap hukum yang berlaku, terkait dengan penilaian resiko dan
implementasi pengendalian yang diperlukan.
j. Desain area kerja, proses, instalasi, mesin/perlengkapan, prosedur operasi dan organisasi
kerja, termasuk adaptasinya terhadap kapabilitas manusia dan aspek lingkungan.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 2 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

4. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi resiko bahaya
K3 terkait pekerjaan dan hal-hal terkait pekerjaan serta identifikasi dampak lingkungan yang
mungkin terjadi akibat operasi perusahaan atau mempengaruhi operasi perusahaan.

5. Resiko bahaya K3 dan dampak lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).

b. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah


meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif, oksidator, penyebab
kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb).

c. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat, ketinggian,


tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan
ventilasi).

d. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta ergonomi


tempat kerja/alat/mesin).

e. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen, lingkungan


sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).

f. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya alam,
flora dan fauna, polusi dan pemborosan sumber daya alam)

6. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menilai resiko bahaya K3 serta
dampak lingkungan yang teridentifikasi dengan memperhitungkan tingkat keparahan maksimum
apabila resiko benar-benar terjadi dan probabilitas kemunculannya.

7. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menetapkan prioritas
penindaklanjutan resiko bahaya K3 serta dampak lingkungan yang teridentifikasi sebagai ”Rendah”,
”Sedang” atau ”Tinggi” (lihat lampiran).

8. Tingkat resiko bahaya & dampak lingkungan yang “Sedang” dan “Tinggi” adalah
“Unacceptable/Significant Risk” yang harus diprioritaskan alokasi anggarannya untuk usaha-
usaha mitigasi terkait. Tingkat resiko bahaya & dampak lingkungan yang “Rendah” adalah
“Acceptable/ Not Significant Risk” yang tidak diprioritaskan alokasi anggarannya untuk usaha-
usaha mitigasi terkait. Perubahan tingkat resiko bahaya dan dampak lingkungan akibat
implementasi usaha-usaha mitigasi terkait tidak dapat merubah prioritisasi alokasi anggaran untuk
usaha-usaha mitigasi terkait.

9. HSE Officer & Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menetapkan usaha-usaha untuk
menurunkan resiko hingga seminimum mungkin secara proaktif dengan prioritisasi pelaksanaan
usaha tersebut yang dilakukan dengan mendahulukan usaha yang prioritas resiko bahayanya lebih
tinggi.

10. Usaha-usaha untuk menurunkan resiko yang diutamakan adalah usaha yang bersifat preventif &
proaktif dan bukan yang bersifat korektif & reaktif.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 3 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

11. Usaha untuk menurunkan resiko hingga seminimum mungkin dilakukan sesuai hierarki sebagai
berikut :

a. Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).


b. Substitusi (mengganti sumber /alat /mesin /bahan /material /aktivitas /area yang lebih aman).
c. Pengendalian rekayasa/ teknikal (modifikasi/ instalasi sumber/ alat/ mesin/ bahan/ material/
aktivitas/ area supaya menjadi aman).
d. Rambu/ peringatan dan atau pengendalian administratif (penerapan prosedur /aturan kerja,
pelatihan dan pengendalian visual di tempat kerja).
e. Penggunaan Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan
paparan bahaya/resiko tinggi).

12. Aksi dan kondisi actual yang berbeda dari hasil identifikasi bahaya serta penilaian resiko dan atau
belum diidentifikasi resiko bahaya dan dampak lingkungannya serta tindakan mitigasi terkait,
menjadi inisiator dilakukannya pertemuan K3LL khususnya “Rapat Penilaian Resiko Pekerjaan” (ref.
IK-HSE-05 Pertemuan K3LL) yang melibatkan kegiatan “Job Safety Analysis”.

13. Perubahan unsur & mekanisme organisasi harus diidentifikasi terlebih dahulu resiko bahayanya
apabila akan diterapkan, sehingga dapat ditetapkan dan diimplementasikan tindakan-tindakan
mitigasi resiko bahaya yang diperlukan pada penerapan perubahan tersebut. Perubahan unsur &
mekanisme organisasi dimaksud adalah:

a. Perubahan struktur organisasi dan gugus tugas di dalam Perusahaan.

b. Perubahan di dalam Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja &


Lingkungan.

c. Perubahan di dalam unsur kegiatan organisasi Perusahaan.

d. Penindaklanjutan ketidaksesuaian di bidang K3L.

14. HSE Officer dan Pejabat Fungsional menetapkan hukum, peraturan dan persyaratan lainnya yang
terkait dengan bahaya dan dampak lingkungan yang ditetapkan.
15. HSE Officer dan Pejabat Fungsional merangkum hasil identifikasi bahaya & dampak lingkungan,
penilaian resiko, prioritas resiko dan penetapan usaha penurunan resiko serta penetapan hukum
dan persyaratan lainnya yang terkait dengan bahaya & dampak lingkungan di dalam form
Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan.
16. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan hasil kepada
karyawan di area kerjanya agar dapat diimplementasikan.
17. HSE Officer dan Pejabat Fungsional meninjau ulang dan jika diperlukan memperbaharui form
Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan setiap setahun sekali.
18. HSE Officer bertanggungjawab untuk memantau implementasi usaha-usaha penurunan resiko
melalui inspeksi K3LL.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 4 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

C. Target Kinerja

Resiko terkait bahaya dan dampak aspek lingkungan dapat diturunkan dan dihilangkan.

D. Referensi Dokumen & Formulir

Nomor Dokumen Judul Dokumen

FM-HSE-08 Form Identifikasi Bahaya dan Aspek Lingkungan


PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 5 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

D. Prosedur
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 6 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

ALUR PROSES DOKUMENTASI KETERANGAN

Start

Pejabat Fungsional, HSE Officer


· Melakukan identifikasi bahaya K3 dan dampak aspek
lingkungan.
· Menilai resiko bahaya K3 dan dampak aspek lingkungan.
· Menetapkan prioritas mitigasi resiko bahaya K3 dan dampak
aspek lingkungan.
· Menetapkan usaha-usaha mitigasi resiko bahaya K3 dan
dampak aspek lingkungan.
· Merangkum hasil-hasil terkait identifikasi bahaya K3 dan Form Identifikasi Bahaya & Aspek
dampak aspek lingkungan di dalam satu form. Lingkungan
· Melakukan sosialisasi untuk implementasi usaha-usaha
mitigasi resiko bahaya K3 dan dampak aspek lingkungan.
· Melakukan peninjauan ulang terhadap hasil identifikasi
bahaya K3 dan dampak aspek lingkungan serta pelaksanaan
program mitigasi resiko.

HSE Officer

· Melakukan pemantauan implementasi program mitigasi resiko


melalui inspeksi K3LL.

End
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 7 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

LAMPIRAN 1.

MATRIKS PRIORITISASI RESIKO BAHAYA K3

TINGKAT KEPARAHAN AKIBAT PAPARAN BAHAYA (MAKSIMUM)

MATRIKS PRIORITAS RESIKO Dapat Ringan Sedang Parah Sangat


BAHAYA Diabaikan Parah
(2) (3) (4)
(1) (5)

Sangat Jarang Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi


= 1x per
tahun
(1)
Jarang = 1 x Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
per bulan
PROBABILITAS (2)
KEMUNCULAN Sering = 1 x Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
per minggu
(3)
Sangat Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
= 1 x per hari
(4)

Keterangan :

1. Tentukan skor Probabilitas Kemunculan resiko bahaya dari skala 1,2,3, dan 4.

2. Tentukan skor Tingkat Keparahan Akibat Paparan Bahaya (Maksimum) dari skala 1,2,3,4 dan 5.

3. Kata “RESIKO” menurut Terms & Definition dari standar OHSAS 18001:2008 butir 3.21 berarti “KOMBINASI
dari kecenderungan kemunculan kejadian berbahaya atau paparan bahaya dan keparahan cedera atau
penyakit akibat kerja yang dapat disebabkan oleh kejadian berbahaya atau paparan bahaya”. Sesuai arti
kata “KOMBINASI”, maka nilai dari suatu “RESIKO” adalah penjumlahan hasil kuantifikasi dari
kecenderungan kemunculan kejadian berbahaya atau paparan bahaya dan keparahan cedera atau penyakit
akibat kerja.

4. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Bahaya adalah = 2 sampai dengan 9. Semakin tinggi skor dari suatu “RESIKO”, maka semakin tinggi
Klasifikasi Prioritas Bahaya-nya untuk ditindaklanjuti.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 8 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

5. Klasifikasi Prioritas Bahaya :

a. “Rendah” = Skor 2 sampai skor 4.3.

b. “Sedang”= Skor 4.4 sampai skor 6.7.

c. “Tinggi” = Skor 6.8 sampai skor 9.

6. Pengecualian ada pada bahaya dengan probabilitas kemunculan “Jarang” namun memiliki akibat paparan
bahaya “Sangat Parah” dimana klasifikasi yang seharusnya “Sedang” ditetapkan sebagai “Tinggi”, misalnya
perbaikan atap/ genting bocor yang resikonya bisa berupa jatuh dari atap yang menyebabkan kematian.

7. Beberapa contoh Tingkat Keparahan Akibat Paparan Bahaya sebagai pembanding :

Tingkat Paparan Bahaya yang Mungkin Tingkat Keparahan Akibat Paparan Bahaya
(Maksimum)

· Kematian SANGAT PARAH

· Kebakaran

· Bersifat Cacat Tetap PARAH

· Keracunan

· Penyakit yang berpotensi kematian

· Penurunan fungsi organ vital SEDANG

· Kerusakan alat, mesin, perlengkapan

· Polusi

· Iritasi berat

· Luka ringan RINGAN

· Ketidaknyamanan yang mengganggu


konsentrasi kerja.

· Ketidaknyamanan sesaat DAPAT DIABAIKAN

LAMPIRAN 2.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 9 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

MATRIKS PRIORITISASI RESIKO DAMPAK LINGKUNGAN

TINGKAT KEPARAHAN AKIBAT PAPARAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN


(MAKSIMUM)
MATRIKS PRIORITAS RESIKO
DAMPAK TERHADAP Dapat Ringan Sedang Parah Sangat
LINGKUNGAN Diabaikan Parah
(2) (3) (4)
(1) (5)

Sangat Jarang Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi


= 1x per
tahun
(1)
Jarang = 1 x Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
per bulan
PROBABILITAS
(2)
KEMUNCULAN Sering = 1 x Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
per minggu
(3)
Sangat Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
= 1 x per hari
(4)

Keterangan :

1. Tentukan skor Probabilitas Kemunculan dampak lingkungan dari skala 1,2,3, dan 4.

2. Tentukan skor Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan (Maksimum) dari skala
1,2,3,4 dan 5.

3. Kata “DAMPAK LINGKUNGAN” menurut Terms & Definition dari standar ISO 14001:2004 butir 3.7 berarti
“Setiap perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat yang keseluruhannya ataupun
sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi”. Pemberian nilai dari suatu “Dampak Lingkungan ”
di dalam prosedur ini adalah penjumlahan hasil kuantifikasi dari Probabilitas Kemunculan Dampak
Lingkungan dan Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan. Hal ini menyesuaikan
dengan penilaian “RESIKO” sesuai standar OHSAS 18001:2008 (Klausul 4.3.1, butir (e), Note 1) yang membuat
mungkin “Resiko Bahaya” disejajarkan perlakuannya dengan “Dampak Lingkungan”.

4. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Dampak Terhadap Lingkungan adalah = 2 sampai dengan 9. Semakin tinggi skor dari suatu “Dampak
Lingkungan”, maka semakin tinggi Klasifikasi Prioritas Dampak-nya untuk ditindaklanjuti.

5. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Dampak Terhadap Lingkungan= 2 sampai dengan 9.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 10 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

6. Klasifikasi Prioritas Dampak Terhadap Lingkungan :

a. “Rendah” = Skor 2 sampai skor 4.3.

b. “Sedang”= Skor 4.4 sampai skor 6.7.

c. “Tinggi” = Skor 6.8 sampai skor 9.

7. Pengecualian ada pada dampak terhadap lingkungan dengan probabilitas kemunculan “Jarang” namun
memiliki akibat paparan dampak terhadap lingkungan “Sangat Parah” dimana klasifikasi yang seharusnya
“Sedang” ditetapkan sebagai “Tinggi”, misalnya penangan bahan radio aktif yang resikonya bisa berupa
radiasi yang menyebabkan kerusakan sangat berat pada daya tunjang lingkungan untuk kehidupan.

8. Beberapa contoh Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan sebagai pembanding :

Tingkat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap
yang Mungkin Lingkungan (Maksimum)

· Kerusakan sangat berat pada daya SANGAT PARAH


tunjang lingkungan untuk kehidupan

· Hilangnya seluruh fungsi penting


lingkungan untuk menunjang kehidupan.

· Musnahnya sumber daya lingkungan yang


penting untuk menunjang kehidupan.

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan PARAH


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan Cacat
Tetap

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Keracunan

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Penyakit yang berpotensi kematian

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan SEDANG


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Penurunan fungsi organ vital
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 11 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Kerusakan alat, mesin, perlengkapan

· Polusi dan pemborosan sumber daya.

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan Iritasi
berat

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan RINGAN


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan Luka
ringan

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Ketidaknyamanan yang mengganggu
konsentrasi kerja.

· Sifat, jumlah dan mutu lingkungan DAPAT DIABAIKAN


berubah sehingga dapat menimbulkan
paparan bahaya yang menimbulkan
Ketidaknyamanan sesaat

Anda mungkin juga menyukai