Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 1 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
PENGESAHAN
Dibuat Oleh, Disetujui Oleh
A. Tujuan
SOP ini dibuat untuk memastikan identifikasi bahaya K3 & dampak aspek lingkungan, penilaian resiko
terkait bahaya K3 & dampak aspek lingkungan, dan penurunan resiko hingga seminimum mungkin dapat
dilaksanakan di dalam lingkup operasional perusahaan.
1. SOP ini dimulai dari identifikasi bahaya K3 dan dampak aspek lingkungan sampai dengan
implementasi usaha-usaha penurunan resiko K3LL.
2. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi jenis
pekerjaan yang ada di area kerjanya beserta kondisi lingkungan di sekitar area kerjanya.
3. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab juga untuk melakukan identifikasi atas hal-
hal terkait pekerjaan sebagai berikut :
4. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi resiko bahaya
K3 terkait pekerjaan dan hal-hal terkait pekerjaan serta identifikasi dampak lingkungan yang
mungkin terjadi akibat operasi perusahaan atau mempengaruhi operasi perusahaan.
f. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber daya alam,
flora dan fauna, polusi dan pemborosan sumber daya alam)
6. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menilai resiko bahaya K3 serta
dampak lingkungan yang teridentifikasi dengan memperhitungkan tingkat keparahan maksimum
apabila resiko benar-benar terjadi dan probabilitas kemunculannya.
7. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menetapkan prioritas
penindaklanjutan resiko bahaya K3 serta dampak lingkungan yang teridentifikasi sebagai ”Rendah”,
”Sedang” atau ”Tinggi” (lihat lampiran).
8. Tingkat resiko bahaya & dampak lingkungan yang “Sedang” dan “Tinggi” adalah
“Unacceptable/Significant Risk” yang harus diprioritaskan alokasi anggarannya untuk usaha-
usaha mitigasi terkait. Tingkat resiko bahaya & dampak lingkungan yang “Rendah” adalah
“Acceptable/ Not Significant Risk” yang tidak diprioritaskan alokasi anggarannya untuk usaha-
usaha mitigasi terkait. Perubahan tingkat resiko bahaya dan dampak lingkungan akibat
implementasi usaha-usaha mitigasi terkait tidak dapat merubah prioritisasi alokasi anggaran untuk
usaha-usaha mitigasi terkait.
9. HSE Officer & Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk menetapkan usaha-usaha untuk
menurunkan resiko hingga seminimum mungkin secara proaktif dengan prioritisasi pelaksanaan
usaha tersebut yang dilakukan dengan mendahulukan usaha yang prioritas resiko bahayanya lebih
tinggi.
10. Usaha-usaha untuk menurunkan resiko yang diutamakan adalah usaha yang bersifat preventif &
proaktif dan bukan yang bersifat korektif & reaktif.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 3 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
11. Usaha untuk menurunkan resiko hingga seminimum mungkin dilakukan sesuai hierarki sebagai
berikut :
12. Aksi dan kondisi actual yang berbeda dari hasil identifikasi bahaya serta penilaian resiko dan atau
belum diidentifikasi resiko bahaya dan dampak lingkungannya serta tindakan mitigasi terkait,
menjadi inisiator dilakukannya pertemuan K3LL khususnya “Rapat Penilaian Resiko Pekerjaan” (ref.
IK-HSE-05 Pertemuan K3LL) yang melibatkan kegiatan “Job Safety Analysis”.
13. Perubahan unsur & mekanisme organisasi harus diidentifikasi terlebih dahulu resiko bahayanya
apabila akan diterapkan, sehingga dapat ditetapkan dan diimplementasikan tindakan-tindakan
mitigasi resiko bahaya yang diperlukan pada penerapan perubahan tersebut. Perubahan unsur &
mekanisme organisasi dimaksud adalah:
14. HSE Officer dan Pejabat Fungsional menetapkan hukum, peraturan dan persyaratan lainnya yang
terkait dengan bahaya dan dampak lingkungan yang ditetapkan.
15. HSE Officer dan Pejabat Fungsional merangkum hasil identifikasi bahaya & dampak lingkungan,
penilaian resiko, prioritas resiko dan penetapan usaha penurunan resiko serta penetapan hukum
dan persyaratan lainnya yang terkait dengan bahaya & dampak lingkungan di dalam form
Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan.
16. HSE Officer dan Pejabat Fungsional bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan hasil kepada
karyawan di area kerjanya agar dapat diimplementasikan.
17. HSE Officer dan Pejabat Fungsional meninjau ulang dan jika diperlukan memperbaharui form
Identifikasi Bahaya & Aspek Lingkungan setiap setahun sekali.
18. HSE Officer bertanggungjawab untuk memantau implementasi usaha-usaha penurunan resiko
melalui inspeksi K3LL.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 4 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
C. Target Kinerja
Resiko terkait bahaya dan dampak aspek lingkungan dapat diturunkan dan dihilangkan.
D. Prosedur
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 6 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
Start
HSE Officer
End
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 7 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
LAMPIRAN 1.
Keterangan :
1. Tentukan skor Probabilitas Kemunculan resiko bahaya dari skala 1,2,3, dan 4.
2. Tentukan skor Tingkat Keparahan Akibat Paparan Bahaya (Maksimum) dari skala 1,2,3,4 dan 5.
3. Kata “RESIKO” menurut Terms & Definition dari standar OHSAS 18001:2008 butir 3.21 berarti “KOMBINASI
dari kecenderungan kemunculan kejadian berbahaya atau paparan bahaya dan keparahan cedera atau
penyakit akibat kerja yang dapat disebabkan oleh kejadian berbahaya atau paparan bahaya”. Sesuai arti
kata “KOMBINASI”, maka nilai dari suatu “RESIKO” adalah penjumlahan hasil kuantifikasi dari
kecenderungan kemunculan kejadian berbahaya atau paparan bahaya dan keparahan cedera atau penyakit
akibat kerja.
4. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Bahaya adalah = 2 sampai dengan 9. Semakin tinggi skor dari suatu “RESIKO”, maka semakin tinggi
Klasifikasi Prioritas Bahaya-nya untuk ditindaklanjuti.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 8 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
6. Pengecualian ada pada bahaya dengan probabilitas kemunculan “Jarang” namun memiliki akibat paparan
bahaya “Sangat Parah” dimana klasifikasi yang seharusnya “Sedang” ditetapkan sebagai “Tinggi”, misalnya
perbaikan atap/ genting bocor yang resikonya bisa berupa jatuh dari atap yang menyebabkan kematian.
Tingkat Paparan Bahaya yang Mungkin Tingkat Keparahan Akibat Paparan Bahaya
(Maksimum)
· Kebakaran
· Keracunan
· Polusi
· Iritasi berat
LAMPIRAN 2.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 9 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
Keterangan :
1. Tentukan skor Probabilitas Kemunculan dampak lingkungan dari skala 1,2,3, dan 4.
2. Tentukan skor Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan (Maksimum) dari skala
1,2,3,4 dan 5.
3. Kata “DAMPAK LINGKUNGAN” menurut Terms & Definition dari standar ISO 14001:2004 butir 3.7 berarti
“Setiap perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat yang keseluruhannya ataupun
sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi”. Pemberian nilai dari suatu “Dampak Lingkungan ”
di dalam prosedur ini adalah penjumlahan hasil kuantifikasi dari Probabilitas Kemunculan Dampak
Lingkungan dan Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan. Hal ini menyesuaikan
dengan penilaian “RESIKO” sesuai standar OHSAS 18001:2008 (Klausul 4.3.1, butir (e), Note 1) yang membuat
mungkin “Resiko Bahaya” disejajarkan perlakuannya dengan “Dampak Lingkungan”.
4. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Dampak Terhadap Lingkungan adalah = 2 sampai dengan 9. Semakin tinggi skor dari suatu “Dampak
Lingkungan”, maka semakin tinggi Klasifikasi Prioritas Dampak-nya untuk ditindaklanjuti.
5. Skor yang mungkin muncul dari penjumlahan Probabilitas Kemunculan dengan Tingkat Keparahan Akibat
Paparan Dampak Terhadap Lingkungan= 2 sampai dengan 9.
PROSEDUR Nomor SOP-HSE-04
Revisi 0
Tanggal 02-Jun-2017
IDENTIFIKASI BAHAYA & Halaman 10 dari 11
ASPEK LINGKUNGAN Dokumen HSE
7. Pengecualian ada pada dampak terhadap lingkungan dengan probabilitas kemunculan “Jarang” namun
memiliki akibat paparan dampak terhadap lingkungan “Sangat Parah” dimana klasifikasi yang seharusnya
“Sedang” ditetapkan sebagai “Tinggi”, misalnya penangan bahan radio aktif yang resikonya bisa berupa
radiasi yang menyebabkan kerusakan sangat berat pada daya tunjang lingkungan untuk kehidupan.
8. Beberapa contoh Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan sebagai pembanding :
Tingkat Paparan Dampak Terhadap Lingkungan Tingkat Keparahan Akibat Paparan Dampak Terhadap
yang Mungkin Lingkungan (Maksimum)