Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Riset yang dilakukan oleh International Labour Office (ILO) tahun 2009 menghasilkan
kesimpulan, setiap hari rata-rata 5500 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap
15 detik, dan setiap 15 detik 160 pekerja mengalami kecelakaan kerja, berarti dalam satu
hari hampir satu juta pekerja menderita akibat kecelakaan kerja.
Setiap kejadian kecelakaan kerja, ternyata menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, baik
berupa kerugian yang bersifat ekonomi, dalam bentuk kerusakan, hilangnya waktu kerja,
biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya jumlah mutu dan produksi, maupun
kerugian yang berupa penderitaan karena cedera, cacat atau bahkan kematian.

2. Rumusan Masalah

Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko merupakan prosedur wajib yang
harus disediakan oleh Manajemen PT. EKA IRIAN JAYA untuk melakukan Manejemen
untuk segala Risiko ditempat kerja.
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko merupakan prosedur wajib yang
harus disediakan oleh Manajemen PT. EKA IRIAN JAYA untuk melakukan Manejemen
untuk segala Risiko ditempat kerja.

3. TUJUAN

Secara umum prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana potensi dan keadaan
bahaya diidentifikasi, Risiko yang terjadi dinilai dan dikendalikan sehingga dapat
dipertimbangkan dalam membuat Tujuan dan Sasaran Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan.

Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko ini dibuat dan disahkan
oleh
PT. EKA IRIAN JAYA dengan tujuan khusus :

a) Menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan ramah lingkungan;


b) Mampu menghindari atau menekan terjadinya kecelakaan sebelum hal tersebut terjadi;
c). Semua pekerja mampu dan bisa mengenali dan mengetahui bahaya-bahaya ditempat
kerja tersebut;
d). Semua pekerja mampu dan bisa melakukan upaya untuk mengurangi (minimal atau
mitigation) dan menangani bahaya-bahaya ditempat kerja;

4. RUANG LINGKUP

Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko dilakukan dari setiap kegiatan
rutin dan non rutin yang dilakukan, kegiatan yang punya akses pada tempat kerja dan
fasilitas pada tempat kerja yang digunakan di PT. EKA IRIAN JAYA.

Ruang Lingkup dari Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko ini
adalah:
a. Semua pekerjaan yang akan dikerjakan oleh PT. EKA IRIAN JAYA terutama yang
menggunakan alat kerja, pekerja, material dan lokasi kerja yang berbeda-beda harus
dilakukan Manajemen Risiko atau secara sederhana harus dilakukan analisa terhadap
semua kemungkinan risiko yang akan terjadi untuk pekerjaan tersebut.

b. Semua pekerja, alat kerja dan lingkungan kerja wajib dilakukan Identifikasi bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko);

c. Prosedur ini akan diberlakukan jika client atau pemilik proyek tidak memiliki standard
baku mengenai Menejemen Risiko khusus untuk proyek tersebut. Prinsipnya PT. EKA
IRIAN JAYA akan mengikuti semua permintaan client atau pemilik proyek mengenai
standard K3/HSE di lapangan khususnya kententuan mengenai bagaimana melakukan
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko ditempat kerja;

5. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

Sebagai bentuk rasa komitmen untuk ikut melakukan dan mendukung semua proses
Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ini
maka Manajemen PT. EKA IRIAN JAYA menetapkan tanggung jawab dan wewenang
untuk menjalankan Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) ini dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Direktur Utama
Direktur Utama PT. EKA IRIAN JAYA bertanggung jawab dan berwenang atas:

1) Persetujuan pembuatan Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan


Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) sesuai kebutuhan PT. TALENTA
PRATAMA MANDIRI;
2) Memastikan penyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka
melakukan Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) ini;
3) Direktur Utama bertanggung jawab Mengesahkan Prosedur Identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ini;

b. Manager K3
Manajer K3 PT. TALENTA PRATAMA MANDIRI bertanggung jawab dan berwenang
untuk:

1) Penyediaan Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen


Risiko) sesuai ketentuan yang berlaku dan kebutuahan dari masing-masing proyek
(sesuai permintaan klien);
2) Ikut membantu semua penanggung jawab pekerjaan dalam melakukan Identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ditempat
kerjanya atau pekerjaan yang akan dilakukan;
3) Memberikan masukan untuk laporan dan pencatatan mengenai Identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko);

c. Tim K3

Tim K3 dari PT. TALENTA PRATAMA MANDIRI bertanggung jawab dan berwenang
untuk:
i. Membantu semua proses yang berhubungan dengan Prosedur
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko);

ii. Membantu Manajer K3 untuk memastikan pelaksanaan Prosedur


Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) dimana dilakukan sebelum tim proyek /
pelaksana kerja mengerjakan pekerjaannya;
iii. Melaporkan semua proses yang berkaitan dengan pelaksanaan
prosedur ini ke Manajer K3;
iv. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan prosedur Identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko)
ini;
v. Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan Prosedur
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) untuk semua pekerjaan yang kerjakan dimana
harus ada JSA (Job Safety Analysis) atau RA (Risk Assessment)
dari pekerjaan tersebut;
vi. Memastikan bahwa pekerja yang terlibat didalam pekerjaan
tersebut paham mengenai adanya Identifikasi bahaya, Penilaian
dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) atas pekerjaannya
atau pekerja paham mengenai apa itu JSA (Job Safety Analisys)
atau RA (Risk Assessment);
vii. Mendokumentasikan semua bentuk JSA (Job Safety Analisys) atau
RA (Risk Assessment) selama pekerjaan berlangsung;

d. Para Manager
Manager Level dari PT. EKA IRIAN JAYA bertanggung jawab dan berwenang
untuk :

i. Semua Manager Level terkait wajib mendukung dan membantu


K3/HSE department bilamana diperlukan untuk mengaplikasikan
prosedur ini;
ii. Meminta semua Lini Supervisor untuk melakukan tahapan dalama
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) sebelum melakukan pekerjaan apapun di
wilayah operasi PT. EKA IRIAN JAYA
iii. Memastikan Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko (Manajemen Risiko) dilakukan oleh semua lini Supevisor
yaitu dengan ikut menandatangani semua bentuk JSA (Job Safety
Analisys) atau RA (Risk Assessment) yang dibuat oleh Supervisor
sebagai bentuk persetujuan pekerjaan tersebut bisa dilaksanakan;
iv. Memberikan sanki tegas bagi Lini Supervisor yang bekerja tanpa
JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment);

e. Para Supervisor Lapangan

Para Supervisor Lapangan PT. TALENTA PRATAMA MANDIRI merupakan


orang yang bertanggung jawab langsung atas pekerjaan yang dipimpinnya.
Dengan itu peranan Supervisor Lapangan ini sangatlah penting,

berikut ini tugas dan tanggung jawab dari Supervisor Lapangan:

i. Wajib membuat JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk


Assessment) untuk semua pekerjaan yang berisiko;
ii. Harus mensosialisasilan JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk
Assessment) kepada semua pekerja yang terlibat;
iii. Wajib melaksanakan seluruh rangkaian pekerjaan sesuai dengan
tahapan yang ada didalam JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk
Assessment) yang sudah di buat dilapangan;

iv. JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment) harus di


tandatangani oleh pihak-pihak terkait dilapangan seperti Site
Manager, HSE Supervisor dan Klien;
v. JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment) di pasang
dilapangan sebagai bentuk sosialisasi bagi pekerja dan semua
orang bisa melihat dan membacanya kembali kapan saja;
vi. Wajib melibatkan semua pekerja dan bagian terkait ketika
membuat JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment);
vii. Memberikan semua dokumen JSA (Job Safety Analisys) atau RA
(Risk Assessment) ke HSE officer untuk di dokumentasikan;

a. Semua Pekerja / Karyawan

Semua pekerja / karyawan PT. EKA IRIAN JAYA bertanggung jawab untuk :

a. Berpartisipasi aktif untuk melakukan semua ketentuan yang ada dalam Identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ini;
b. Wajib meminta ke Supervisor Lapangan mengenai JSA (Job Safety Analisys) atau RA
(Risk Assessment) dari pekerjaan yang akan dikerjakan;
c. Wajib menghadiri toolbox meeting dan menandatangani absen toolbox meeting yang
membahas mengenai JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment) dari
pekerjaan yang akan dikerjakannya;
d. Memberikan masukan atas isi JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment)
jika dirasa masih ada risiko yang belum dikaji;
e. Berhak menolak pekerjaan yang tidak memiliki JSA (Job Safety Analisys) atau RA
(Risk Assessment);
f. Menjalankan semua ketentuan yang dituangkan dalam JSA (Job Safety Analisys) atau
RA (Risk Assessment) selama proses kerja berlangsung;

f. Sub Kontraktor
PT. EKA IRIAN JAYA juga meminta semua Sub-Kontraktor yang bekerja
diwilayah atau didaerah operasi PT. EKA IRIAN JAYA bertanggung jawab
untuk:

a. Ikut melaksanakan semua proses dalam Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ini;
b. Berkoordinasi dengan Supervisor dari PT. EKA IRIAN JAYA untuk membuat dalam
JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment) atas pekerjaan yang akan
dilakukannya;
c. Site Management PT. EKA IRIAN JAYA berhak menghentikan pekerjaan sub-
kontraktornya jika ditemukan bekerja tanpa JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk
Assessment);

6. DEFINISI

a. JSA
JSA adalah Job Safety Analysis, JSA ini adalah bentuk kajian risiko untuk menilai
risiko-risiko dari tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan.
b. RA
RA adalah Risk Assesment, istilah lain dari JSA dimana memiliki maksud yang sama
yaitu untuk menilai risiko-risiko dari tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan.
c. HSE/K3
HSE adalah Health, Safety and Environment atau sering disebut juga Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3L).
d. KLIEN
Klien adalah pemberi pekerjaan atau pemilik pekerjaan (proyek) yang memberikan
pekerjaan dalam bentuk kontrak kerja ke PT.EKA IRIAN JAYA. Dimana segala
ketentuan dan persyaratan yang diminta Klien harus dipenuhi (sesuai kontrak kerja).
e. PT. EKA IRIAN JAYA (EIJ)
EIJ adalah PT. EKA IRIAN JAYA , yaitu kontraktor yang menyediakan Prosedur
Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) ini.

7. Tahapan Prosedur
Secara umum Prosedur Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
(Manajemen Risiko) adalah suatu proses atau perencanaan untuk menghindari ,
terjadinya gangguan terhadap bisnis perusahaan. Prosedur Identifikasi bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko (Manajemen Risiko) merupakan inti atau sasaran
utama dari setiap program K3/HSE didalam perusahaan, dan hal ini sangat disadari
penuh oleh Manajemen PT. EKA IRIAN JAYA.
a. Mengenal Bahaya dan Resiko

7.1.1. Pengertian Bahaya dan Resiko

Bahaya (Hazards)
a. Bahaya (Hazards)
Bahaya adalah suatu potensi yang dapat memberikan pengaruh buruk pada
kesehatan dan keselamatan orang ditempat kerja, mengganggu lingkungan
dan merusak mesin (plant) serta alat-alat lainnya.
b. Resiko (Risk)
Sedangkang Risiko adalah probabilitas (kemungkinan) dari bahaya atau
kerusakan yang terjadi dari paparan bahaya dan kemungkinan konsekuensi
yang merugikan atau kerusakan bari pekerja, alat dan lingkungan.

7.1.2. Kategori Bahaya

Bahaya (hazards) dapat di klasifikasikan dengan beberapa kategori dibawah ini :

a. Biological – bacteria, viruses, insects, plants, birds, animals, dan humans;


b. Chemical – tergantung pada physical, jenis bahan kimia (chemical) dan bahan
toxic dari unsur kimia tersebut;
c. Ergonomic – pergerakan yang dilakukan secara berulang-ulang (repetitive
movements), kesesuain orang dengan alat kerja, dan lainnya;
d. Physical – radiasi, magnetic fields, tekanan ekstrim (pressure extremes) atau
high pressure atau vacuum, kebisingan (noise) dan lainnya;
e. Psychosocial – Stress, mengalami tekanan, kekerasan, dan lainnya;

f. Keselamatan (Safety) – bahaya (hazard) terpeleset / tersandung (slipping /


tripping), mesin yang tidak diberi pengaman, penyalah gunaaan peralatan
yang tidak sesuai dengan fungsinya atau pemakaiannya dan lainnya;

b. Tahapan Risk Management (Manajemen Risiko)

Ruang lingkup proses Identifikasi bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko


(Manajemen Risiko) dibuat dalam beberapa bagian dimana bagian ini merupakan
kesatuan yang saling mendukung guna penerapan K3L/HSE yang benar di tempat
kerja. Ruang lingkupnya meliputi:

a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya (scope of work)


b. Identifikasi bahaya (hazards identification);
c. Analisis risiko (risk analysis);
d. Evaluasi risiko (risk evaluate);
e. Pengendalian risiko (risk control);
f. Pemantauan dan telaah ulang (monitoring and reviewing);
g. Koordinasi dan komunikasi (coordination and communication);

Secara detail tahapan proses Manajemen Resiko (Risk Management) dijelaskan


sebagai berikut:

i. Penentuan Konteks Kegiatan Yang Akan Dikelola Risikonya (Scope Of


Work)

Sebelum membuat kajian risiko dalam pekerjaan yang akan dikerjakan hal-hal
dibawah ini penting untuk diketahui:
a. Topik pekerjaan / judul pekerjaan;
b. Batasan dari pekerjaan yang akan dikerjakan;
c. Mengetahui siapa yang terlibat, alat yang digunakan, material yang akan dipakai serta
lokasi pekerjaan;

Bagaimana mengetahui konteks kegiatan yang akan dikerjakan bisa melalui:

a. Kontrak Kerja dari Klien;


b. Instruksi Kerja dari pemberi pekerjaan;

ii. Identifikasi Bahaya (Hazards Identification)


Sepanjang waktu dari setiap pekerjaan teknik identifikasi bahaya akan terus
digunakan. Identifikasi Bahaya merupakan langkah yang menentukan dalam
pembuatan JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk Assessment) ditempat kerja.

Identifikasi sumber bahaya adalah usaha-usaha untuk mengetahui secara dini,


mengenal dan memperkirakan adanya resiko dari bahaya yang mungkin terjadi
dengan suatu sistem yang meliputi prosedur, peralatan, dan unit kerja. Hal ini
berguna untuk memberikan peringatan lebih awal serta mengetahui resiko dari
bahaya yang ada, potensi-potensi dan akibat bahaya; untuk itu sebagai langkah
awal Manajemen mendorong dan mewajibkan kepada Supervisor di lapangan
untuk selalu membuat J JSA (Job Safety Analisys) atau RA (Risk
Assessment)sebelum dimulainya setiap jenis pekerjaan.

Identifikasi Bahaya (Hazards Identification) juga merupakan proses menentukan


apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana. Arti lainnya Identifikasi Bahaya
(Hazards Identification) yaitu mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko (risk) untuk analisis lebih
lanjut.

a. Cara Melakukan Identifikasi Potensi Bahaya (Identify Potential Hazards)

Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, yaitu:

I. Pembagian kerja sesuai dengan urutan adalah langkah awal yang sangat
penting sebelum identifikasi bahaya dilakukan;
II. Pembagian kerja sesuai dengan urutan adalah langkah awal yang sangat
penting sebelum identifikasi bahaya dilakukan;
III. Melihat tempat kerja tersebut dan menggunakan pengamalan sebelumnya
untuk melihat kesalahan apa yang terdapat disana.
IV. Ujilah setiap langkah untuk mengidentifikasi setiap bahaya. Apa yang salah?
dan apa yang dapat mengakibatkan cidera atau penyakit bahkan bisa
menyebabkan kerusakan lingkungan.
V. Cara yang terbaik untuk memeriksa bahaya adalah dengan melakukan
pemeriksaan secara berkeliling dan dilakukan bersama-sama dengan team.
VI. Sebagai seorang Pekerja dan Supervisor, tugas andalah untuk
mengidentifikasi bahaya-bahaya ditempat kerja.

Berikut ini cara terbaik untuk melakukan identifikasi bahaya :

I. Pemeriksaan Keliling

Dengan berkeliling area tempat kerja, maka Pekerja dan Supervisor dapat
memeriksa potensi bahaya. Akan sangat berguna bila dilakukan dengan pekerja
yang bekerja diarea tersebut atau dengan safety officer

II. Daftar Pemeriksaan


Tempat kerja yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, mungkin diperlukan
menggunakan tenaga ahli dari luar. Setiap lokasi kerja sebaiknya memiliki daftar
pemeriksaan sendiri yang dapat menunjukkan daftar potensi bahaya di tempat
kerja tersebut.

III. Laporan Terdahulu


Tim K3 harus memeriksa laporan mengenai incident/accident atau cidera
termasuk near miss (hampir celaka) yang terjadi ditempat kerja atau pada tempat
yang sama

IV. Penyelidikan Kecelakaan


Penyelidikan dari kecelakaan yang lampau harus mampu mengidentifikasi potensi
bahaya.

V. Konsultasi
Konsultasikan dengan anggota / staff ditempat kerja mengenai cara yang
termudah dan terefektif dalam mengidentifikasi bahaya, sebab merekalah yang
pertama kali akan mengetahui kesalahan yang akan terjadi pada pekerjaan
mereka.

VI. Dokumentasi
Jenis dokumentasi yang dapat anda gunakan adalah:

 Material safety data sheets (MSDS) dan label produksi;


 Peraturan Pemerintah;
 Kode Etik dalam Bekerja;
 Terbitan dokumen dari Unit Technical;
 Terbitan dokumen dari Unit Training;
 Management System dari PT. EKA IRIAN JAYA;
 Dokumentasi Toolbox;
VII. Analisa Keselamatan Kerja dan Lingkungan

Analisa Keselamatan Kerja dan Lingkungan adalah metode yang dipakai untuk
membagi pekerjaan dalam beberapa komponen atau bagian agar dapat mengukur
resiko yang dapat terjadi.

b. Alat dan Teknik Yang Digunakan Untuk Melakukan Identifikasi Potensi Bahaya
(Identify Potential Hazards)

Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi potensi bahaya (identify potential


hazards) diantaranya, checklist, penilaian berdasarkan pengalaman dan pencatatan,
flowcharts, brainstorming, analisis sistem, analisis skenario, dan teknik sistem
engineering. Untuk menolong proses identifikasi potensi bahaya (identify potential
hazards),
alat yang digunakan untuk menganalisa pekerjaa (job analyst) bisa menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang bisa dipakai seperti dibawah ini:

i. Siapa sajakah yang dapat terjebak didalam atau diantara benda/obyek?


ii. Apakah perkakas, mesin-mesin atau peralatan yang masih digunakan bisa
membahayakan?
iii. Dapatkah para pekerja bisa kontak dengan bahaya (hazards) pada saat ada
perpindahan obyek?
iv. Dapatkah para pekerja tergelencir, tergerupis atau terjatuh?
v. Dapatkah para pekerja mengalami ketegangan karena kegiatan pengangkatan,
mendorong atau menarik?
vi. Apakah para pekerja terekspos kondisi ekstrim panas atau dingin?
vii. Apakah getaran atau kebisingan yang berlebihan menjadi masalah?
viii. Apakah terdapat bahaya dari obyek yang jatuh?
ix. Apakah ada masaalah dengan penerangan atau pencahayaan?
x. Dapatkah kondisi cuaca berdampak pada keselamatan?

xi. Apakah suatu radiasi memiliki kemungkinkan untuk berbahaya?


xii. Dapatkah kontak dengan panas, toxic, atau unsur-unsur yang tajam sengaja
dibuat?
xiii. Apakah terdapat debu, uap, aroma atau kabut di udara?

7.2.3. Analisis Risiko (Risk Analysis)

Hasil dari Identifikasi bahaya (hazards identification) akan dilakukan Analisis Resiko
(risk analysis) yang bertujuan untuk menentukan besarnya potensi bahaya yang di
ukur secara kuantitatif dan kualitatif, dari hasil penilaian ini maka setiap Supervisor
yang melakukan indentifikasi ini akan dapat menyusun rating potensi bahaya yang
dilnilai significant bagi pekerjaan yang akan dikerjakannya.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan Analisis Risiko (Risk Analysis):
i. Sangatlah penting untuk menilai bahaya dengan pikiran jernih;
ii. Penilaian resiko bisa didapatkan sesuai kondisi pekerjaan, beberapa resiko
memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibanding yang lain. Penilaian resiko
akan menentukan tingkat dari resiko tersebut. Penilaian resiko bisa
mengembangkan kontrol pengukur untuk bahaya yang anda identifikasi;
iii. Penilaian resiko adalah bagian integral dari tahap kualifikasi yang tujuannya
adalah untuk menjabarkan pekerjaan dan menilai resiko-resiko atau potensi-
potensi penyimpangan terhadap pelaksanaan Keselamatan Kerja yang
berhubungan dengan eksekusi pekerjaan;
iv. Tim K3 bertanggung jawab untuk membuat penilaian awal dari resiko-resiko
penyimpangan pelaksanaan K3L/HSE dalam setiap pekerjaan guna
mengembangkan program dan tata cara bekerja yang aman dan nyaman bagi
semua pekerja.
v. Acuan yang dipergunakan untuk menilai resiko yaitu
likelihood/kecenderungan dan consequences/akibat.

Resiko = Kecenderungan x Akibat

vi. Likelihood/kecenderungan dapat berupa peluang atau frekuensi. Masing-


masing parameter standard ini kemudian dijabarkan lebih detail seperti berikut
:

Peluang Frekuensi

Probable Kemungkinan besar dapat Continue Seringkali terjadi (min 1


terjadi kali sehari)

Possible Dapat terjadi, 50/50 Often Sering terjadi (tiap minggu)


kesempatan
Occasionally Kadang-kadang
Unlikely Kemungkinan kecil terjadi (bulanan)
Very
Rare Jarang sekali (tahunan)
Unlikely Jarang sekali / belum
pernah terjadi

vii. Consequences/akibat dapat berupa bentuk kerugian terhadap manusia, harta


benda, dll;

Manusia Lingkungan
Major Kematian Major Pencemaran ke luar proyek

Serious Cacat tubuh Serious Penceramran dalam area


proyek
Moderate Perawatan Medis/Lost
Time Injury Moderate Pencemaran dalam
departemen
Minor P3K
Minor Pencemaran on site

viii. Selanjutnya dari parameter tersebut dapat di analisa resiko yang ada/mungkin
akan terjadi.

ix. Peneliian Resiko yang dimaksud meliputi/termasuk hal-hal berikut ini :


 Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Lokasi dan tempat Pekerjaan,
 Material/Peralatan yang digunakan,
 Exposures/paparan potensi bahaya terhadap tempat kerja dan personil
yang bekerja,
 Jangka waktu atau lamanya pekerjaan.

7.2.4. Evaluasi Risiko (Risk Evaluate)

Evalusi risiko (risk evaluate) yang dilakukan akan memudahkan dalam


melakukan pengendalian risiko (risk control). Evalusi risiko (risk evaluate)
juga diartikan sebagai Proses yang biasa digunakan untuk menentukan
manajemen risiko dengan membandingkan tingkat risiko terhadap standar
yang telah ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
a. Gambaran tentang seberapa penting resiko yang ada
b. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
c. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam
parameter biaya ataupun parameter lainnya
d. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

7.2.5. Pengendalian Risiko (Risk Control)


Ketika sudah ditetapkan apa yang menjadi prioritas utama, maka dapat
diputuskan sebuah jalan untuk pengendalian yang spesifik untuk masing-
masing bahaya (hazards).
Metode pengendalian bahaya (hazards) dapat dikelompokkan sesuai dengan
hirakri kontrol dibawah ini:

1. Eliminasi Termasuk Subtitusi (Elimination Including Substitution);


2. Pengendalian Rekayasa (Engineering Controls);
3. Pengendalian Administrasi (Administrative Controls); 4.
4. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment);

Tabel Hirarki Kontrol dari risiko:

Control (Kontrol) Example (Contoh)

Eliminate atau Menghapuskan Menghapus bahaya, misalnya


mengambil sepotong berbahaya
keluar peralatan yang digunakan

Substitute atau Pengganti Mengganti zat berbahaya atau


proses berbahaya, misalnya
mengganti zat berbahaya dengan
zat tidak berbahaya.

Isolation atau Isolasi Membatasi akses terhadap lokasi


kerja dan peralatan atau dalam
melakukan penguncian dengan
kontrol yang ketat.

Engineering atau Rekayasa Redesign sebuah proses atau


peralatan untuk membuatnya
menjadi kurang berbahaya.
Mengisolasi bahaya dari orang
yang akan terkena risiko misalnya
menggunakan penjaga atau
penghalang.

Administrative atau Administrasi Mengadopsi prosedur operasi


standar (SOP) atau praktek kerja
yang aman atau memberikan
instruksi yang sesuai, pelatihan atau
informasi yang jelas dalam setiap
pekerjaan.

Personal Protective Equipment Penyediaan dan penggunaan


(PPE) atau Alat Pelindung Diri berbagai Personal Protective
(APD) Equipment (PPE) atau Alat
Pelindung Diri (APD) yang
mencakup sarung tangan, kacamata,
penutup telinga, mask, sepatu,
masker debu, pelindung kepala dll.

7.2.6. Pemantauan Dan Telaah Ulang (Monitoring And Reviewing)


Adalah sangat penting untuk mengetahui apakah penilaian resiko (risk
assessment) dilakukan sudah lengkap dan akurat. Ini juga penting untuk
meyakinkan bahwa perubahan yang terjadi di tempat kerja tidak menimbulkan
bahaya baru (new hazards) atau perubahan bahaya (changed hazards) dimana
bisa merubah rangkinnya dari prioritas rendah menjadi prioritas tinggi.
Sangatlah baik melakukan peninjauan kembali untuk penilaian (assessment)
yang sudah dilakukan secara regular untuk memastikan tidak ada perubahan
dan memastikan bahwa metode pengendalian berjalan dengan efektif.
Alasan utama dilakukannya peninjauan kembali adalah:

a. Pada waktu memulai proyek baru,


b. Ketika terjadi perubahan proses kerja atau alur kerja,
c. Saat ada perubahan atau tambahan perkakas, peralatan, mesin-mesin
(termasuk perubahan atau tambahan lokasi atau jalan/jalur kerja yang
digunakan),
d. Ada pekerja baru,
e. Ketika melakukan perpindahan ke gedung yang baru atau lokasi kerja
baru,
f. Ada pengenalan bahan kimia atau subtansi yang baru,
g. Ketika ada informasi baru yang disediakan menyangkut sebuah produk,

Hal ini sangat penting untuk memonitor keduanya yaitu bahaya (hazards) dan
metode pengendaliannya untuk memastikan upaya pengendalian bisa berjalan
dengan efektif dan ekspos terhadap bahaya (hazards) bisa di kurangi atau di
eliminasi.

Beberapa peralatan yang meliputi inspeksi secara fisik, pengujian, penilaian


terhadap ekspos, pengamatan, luka-luka dan penyakit, masukan atau saran
dari pekerja, penilaian kesehatan kerja serta metode lainnya. Maka untuk
menjawabnya dapat mengikuti pertanyaan berikut ini:
a. Apakah sudah memiliki pengendalian mengenai pemecahan masalah?
b. Apakah resiko (risks) yang di ajukan sudah termasuk yang ada pada
bahaya (hazards) sebelumnya?
c. Apakah ada bahaya baru (new hazards) yang tercipta?
d. Apakan bahaya yang baru (new hazards) memiliki pengendalian yang
tepat?
e. Apakah proses monitoring sudah cukup?
f. Sudahkah para pekerja sudah memberikan informasi yang memadahi
mengenai semua situasi yang ada?
g. Sudahkah program orinetasi dan pelatihan di modifikasi sesuai dengan
situasi yang baru?
h. Apakah memerlukan tindakan yang lain?
i. Adalah efektifitas dari pengendalian bahaya di dokumentasikan di dalam
catatan pertemuan yang dibuat?
j. Apa lagi yang bisa dilakukan?

7.2.7. Koordinasi Dan Komunikasi (Coordination And Communication)


Koordinadi dan Komunikasi merupakan pertimbangan penting pada setiap
langkah atau tahapan dalam proses manejemen risiko. Sangat penting untuk
mengembangkan rencana komunikasi, baik kepada kontributor internal
maupun eksternal sejak tahapan awal proses manajemen risiko.

Koordinadi dan Komunikasi termasuk didalamnya dialog dua arah diantara


pihak yang berperan didalam proses manajemen risiko dengan fokus terhadap
perkembangan kegiatan.

Komunikasi internal dan eksternal yang efektif penting untuk meyakinkan


pihak manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
Persepsi risiko dapat bervariasi karena adanya perbedaan dalam asumsi dan
konsep, isu-isu, dan fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan risiko
dan isu yang dibicarakan. Kontributor membuat keputusan tentang risiko yang
dapat diterima berdasarkan pada persepsi mereka terhadap risiko. Karena
kontributor sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan maka sangat
penting bagaimana persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan
persepsi keuntungan-keuntungan yang bisa didapat dengan pelaksanaan
manajemen risiko.
7.2.8. Dokumentasi
a. Umum
Setiap tingkatan dari proses manajemen risiko harus didokumentasikan.
Dokumentasi harus meliputi asumsi, metode, sumber data dan hasil

b. Alasan Pendokumentasian
Alasan untuk pendokumentasian adalah sebagai berikut:
1) Menggambarkan proses manajemen risiko yang dilaksanakan telah
berjalan dengan tepat.

2) Memberikan masukan data dan informasi untuk proses identifikasi


dan analisis risiko.
3) Menyediakan daftar risiko yang ada dan mengembangkan database
organisasi
4) Menyediaka informasi untuk proses pengambilan keputusan yang
relevan dengan rencana dan pelaksanaan manajemen risiko.
5) Menyediakan informasi untuk mekanisme tanggung gugat dan
peralatan.
6) Memfasilitasi pengawasan dan review yang berkelanjutan
7) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk uji coba audit dan
8) Memsosialisakan dan mengkomunikasikan informasi yang .
berhubungan dengan manajemen risiko.

Anda mungkin juga menyukai