133G PDF
133G PDF
ABSTRAK
Dalam preliminary design maupun desain lanjut suatu fundasi ada kalanya diperlukan interpretasi
parameter tanah yang diperoleh dari upaya korelasi tanah, selain tentunya data utama berasal dari
penyelidikan tanah lengkap. Korelasi yang biasa dilakukan selama ini dengan bantuan grafik
maupun tabel, telah dibuat oleh para ahli tanah yang sebagian besar berasal dari luar Indonesia.
Penelitian ini akan melihat sebaran data dan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanah
untuk tanah di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menggunakan data sekunder dengan
memanfaatkan data soil investigation yang sudah ada. Adapun yang menjadi acuan adalah grafik
korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta persamaan
antara N-SPTdengan Ød dari Ohsaki dkk, 1959 ;Dunham, 1954; Peck,dkk, 1953, serta Hatanaka &
Uchida, 1996. Metodologi yang dilaksanakan yaitu : pengumpulan data penyelidikan tanah untuk
wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dilakukan penyeleksian, pengelompokan dan plot data
N-SPT terhadap c dan Ø, serta analisis dan perbandingan dengan grafik korelasi tersebut.
Dari plot data antara data N-SPT dan Ø, untuk tanah Jakarta dan sekitarnya diperoleh persamaan
Ød = (13N)0,5 + 15. Kemudian Untuk plot data terhadap grafik Hatanaka & Uchida, 1996 terlihat
terdapatnya perbedaan. Sedangkan terhadap grafik hubungan antara N–SPT dengan Cu (Su) oleh
Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 sebaran data menunjukkan kesamaan area.
Kata Kunci: korelasi, N-SPT; grafik; parameter; kekuatan geser
1. PENDAHULUAN
Dalam merencanakan suatu sub structure tentunva membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapat
dari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium. Namun ada kalanya data tidak cukup dan
tidak memungkinkan dilakukan pengujian lagi, sehingga interpretasi dan korelasi parameter melalui grafik-grafik
yang sudah ada akan sangat membantu. Oleh karena itu sampai saat ini, grafik-grafik maupun tabel korelasi
parameter masih sangat diperlukan. Korelasi tanah juga digunakan oleh para praktisi dalam memberikan gambaran
umum mengenai sifat-sifat tanah, berikut pertimbangan awal dalam melakukan rencana pendahuluan desain fundasi.
Pemakaian korelasi parameter-parametertanah hasil uji laboratorium pada saat ini telah dikembangkan dan
dipublikasikan oleh para ahli tanah. Tetapi pembuatan grafik-grafik korelasi parameter tanah yang banyak dipakai
selama ini dibuat sebagian besar berasal dari luar Indonesia untuk tanah di luar Indonesia. Salah satu korelasi yang
umum dipakai adalah hubungan dengan nilai N-SPT.
Uji penetrasi standar (SPT = Standard Penetration Test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan
untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk
mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji
SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan
untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertical. SPTdilakukan dengan memukul sebuah tabung
standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760
mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yang
digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir.
Nilai SPT dapat digunakan untuk menghitung sifat sifat-sifat statis dan dinamis
is tanah berbutir kasar seperti internal
fricition angle (∅’), relative density (Dr), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelombang geser ((vs) dari
tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sisi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan untuk tanah berbu berbutir kasar
telah diaplikasikan untuk pada tanah berbutir halus untuk memperkirakan sifat sifat-sifat engineeringnya
engineeringnya, seperti
undrained compressive strength (qu),undrained shear strength (Su)) dan koefisien kompresibilitas volume ((mv).
Gambar 1.Internal
Internal friction angle untuk tanah pasir dari data SPT (Hatanaka & Uchida, 1996)
Gambar 2.Korelasi nilai N SPT vs Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)
3. TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana dikemukakan di awal, bahwa grafik-grafik korelasi umumnya dibuat untuk tanah di luar Indonesia,
maka penelitian ini akan melihat sebaran data dan bentuk hubungan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser
tanah untuk tanah di DKI Jakarta dan sekitarnya, dengan memanfaatkan hasil soil investigationyang telah dilakukan
untuk berbagai proyek pembangunan struktur. Adapun yang menjadi acuan adalah persamaan empiris hubungan
antara N-SPT dan Ød yang dikemukakan pada persamaan (1) sampai dengan (4). Kemudian grafik yang menjadi
acuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta korelasi
antara N-SPTdengan Ø’ oleh Hatanaka dan Uchida (1996).
4. METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini.
Pengumpulan data
Tidak memenuhi
Seleksi
Buang
data
Memenuhi kriteria
Plot data
Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan soil investigationyang berasal dari berbagai
sumber, baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta di area DKI Jakarta dan sekitarnya.Dipilih yang
memiliki data uji lapangan (sondir dan SPT) serta data uji laboratorium (sieve analysis & hydrometer analysis,
Atterberg limits, triaxial, unconfined compressive, direct shear,konsolidasidan lain-lain).
( N1) 60 = Nm CN CE CB CR CS (2)
Di mana Nm = measured standard penetration resistence
CN = depth correctin factor
CE = hammer energy ratio ( ER ) correction factor
CB = borehole diameter correction factor
CR = rod leght correction factor
CS = correction factor for samplers with or without liners
e. Setelah nilai N – SPT lapangan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan memasukan nilai N
N–SPT
koreksi dan ∅
5. HASIL
IL DAN PEMBAHASAN
Dari seluruh data yang dikumpulkan, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi kriteria dan dapat dipakai
sebanyak 62 laporan (62 proyek).Pencatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan pengelompokan
data per kedalaman dapatat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupun ∅ dapat dilihat pada Tabel
6.Adapun hasil dari plot data dapat dilihat pada Gambar 4 untuk Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979
serta Gambar 5 untuk Grafik Hatanaka & Uchida
Tabel
bel 3. Contoh pencatatan keseluruhan data per lokasi
No Lokasi Depth qc N-SPT Deskripsi Tanah Triaxial Direct Shear UCT
( Bor ) C Ø C Ø qu
2 2 2 2
(m) Kg/cm Kg/cm ○ Kg/cm ○ Kg/cm
1 Jalan kuta elok kelapa gading ( B1) 2,0 - 2,5 28 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,46 33 0
Jakarta - Utara 5,0 - 5,5 10 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,20 14 0
2 Jalan villa permata gading ( B1 ) 2,0 - 2,5 11 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,23 28 0,70
Jakarta - Utara 5,0 - 5,5 18 0 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,19 22 0,55
3 Jalan Margonda ( B1) 1,0 - 1,5 12 4 Silt ( ML ) 0 0 0,10 25 0,29
Depok 3,0 - 3,5 23 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 0,46
5,0 - 5,5 20 2 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 0,96
7,0 - 7,5 21 3 Silty Clay ( CH ) 0 0 0 0 0,44
9,0 - 9,5 48 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,14 6,5 0,38
11,0 - 11,5 114 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 0,31
( B2 ) 1,0 - 1,5 17 4 Silt ( MH ) 0 0 0 0 0,55
3,0 - 3,5 12 3 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 0,50
5,0 - 5,5 11 5 Silty Clay ( MH ) 0 0 0 0 0,79
7,0 - 7,5 16 6 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,11 23 0,43
9,0 - 9,5 25 7 Silt ( MH ) 0 0 0,18 17,50 0,20
11,0 - 11,5 24 9 Silt ( ML ) 0 0 0 0 0,87
( B3 ) 1,0 - 1,5 14 4 Silt ( ML ) 0 0 0 0 0,53
3,0 - 3,5 12 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 1,07
5,0 - 5,5 24 8 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0 0 1,18
7,0 - 7,5 17 9 Clayey Silt ( CH ) 0 0 0,8 10 0,31
9,0 - 9,5 16 4 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,12 22 0,55
11,0 - 11,5 21 5 Clayey Silt ( MH ) 0 0 0,14 26 0
spt dan ∅
Tabel 5. Contoh pengelompokan data per kedalaman untuk nn-spt
N-SPT dan Cu (Su), serta Harga N-SPT dan ∅ Sesuai Klasifikasi Tanah
Tabel 6. Pecatatan Harga N
ML MH CH
N-SPT Cu (Kg/cm2)
0 140 110 50 54 286 110 98 110 140 296 420 300 390 78 106 126 132 214 150 56 32
1 40 16 78
2 192 6 146 64 60 49.6 40
3 92 20 100 282 50 88 150 116
4 58 76 110 106 214 110 238 36 102 60 64 129.6 72.4 252 324 118.4 45.6
5 158 606 288 370 354 86 174 164 40 148 104 46.8 140.4 56 112 204 100 88.2
6 86 336 140 128 62
7 40 318 154 170 150 114 20 180 106 88 178.2
8 62 236 170 18 222 140 195.6 208 18
9 174 62 363 202.8 170.2
10 70 264 92 202.2
11 408
12 192 102.4
13 122
14
15 358 566 142 253.6
16 168 94
17 134 126
18 250
19 98 352 222 34
20 428.4
21 235.2 262 272
22 178 168
23 338.6 126
24 258 64
25 339.8 118 140
26 254 64 630
27 387.6
28
29 384.2
30 128 206 244 224
31
32 408.4
33 410 418.4
34
35 404 580
36 404
37
38
39 516
40 374 230
41
42 136 580
43
44
45
46
47 200
48 658.4
49
50
51
52
53
54
55 216
56
57 176
58
59
60 954 212.2 142
>60
65 584 100
Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Ohsaki (1959),
Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanaka &Uchi
&Uchida,1996
Gambar 5. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979
Pembahasan
Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959),
Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakarta dan sekitarnya
mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5 + 15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hubungan antara N N–SPT
yang telah dikoreksi dengan sudut geser dalam Ø yang dib dibuat
uat oleh Hatanaka & Uchida, 1996 juga terdapat
perbedaan.
Untuk pencarian korelasi N SPT dengan paramater kohesi, seharusnya data yang diambil adalah dari tanah yang
betul-betul
betul mempunyai jenis lempung, tetapi dari Laporan Soil Investigation yang terkumpu
terkumpul (untuk tanah Jakarta
dan sekitarnya), ternyata sebagian besar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanau dan berklasifikasi MH
(berdasarkan USCS). Kemudian untuk beberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakukan melalui lebih dari 1
jenis, misalnya direct shear dan UCS, triaxial dan direct shear, atau triaxial dan UCS. Karena yang akan diplot
terhadap grafik adalah Cu (Su) terhadap nilai N
N-SPT,
SPT, maka pada tanah yang berjenis lanaupun nilai Cu (Su)
(Su)-nya
Su relevan untuk tanah yang betul-betul
digunakan dan diplot. Walaupun idealnya nilai S betul lempung.
Pada plot data terhadap grafik hubungan antara N N–SPT dengan Cu (Su)oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers,
kiri. Akan
1979, didapat persamaan area klasifikasi tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH berada di area kir
tetapi sebagaimana dikemukakan di atas, ini adalah plot data terhadap nilai pengujian UCS.
6. KESIMPULAN
1. Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki
(1959), Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakarta
dan sekitarnya mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5 + 15.
2. Dari plot nilai sudut geser dalam tanah pasir, Ø, pada Grafik Hatanaka & Uchida, 1996, ternyata terdapat
perbedaan.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa nilaiundrained shear strength untuk tanah di
Jakarta dan sekitarnya sesuai dengan korelasi antara Cu(Su) dengan N-SPT dari Grafik Terzaghi & Peck,
1967 dan Sowers,1979.
DAFTAR PUSTAKA