LAPORAN PID Mengatur Kecepatan Motor AC (Motor Mesin Jahit)
LAPORAN PID Mengatur Kecepatan Motor AC (Motor Mesin Jahit)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada semester II mata kuliah elektronika terintegrasi terdapat tugas project yaitu
“Simulasi Centrifuged dengan Kontrol PID”. Centrifuge adalah alat yang memisahkan
partikel zat berdasarkan berat jenis. Objek akan ditempatkan pada wadah dan berotasi
pada sumbu tetap. Centrifuge berfungsi dalam prinsip sedimentasi yang pada percepatan
sentripetal sehingga menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial.
Partikel dengan berat jenis besar akan bergerak keluar dari pusat putaran. Pada tugas
projek akhir semester II kali ini, mahasiswa ditugaskan membuat simulasi kontrol
percepatan putaran motor pada centrifuge dengan metode kontrol PID.
Kontrol PID sendiri terdiri dari kontrol proporsional, kontrol integral dan kontrol
derivatif. Ketiga kontrol tersebut akan diatur hingga mendapatkan hasil kecepatan motor
menjadi stabil. Kestabilan kecepatan motor sangat penting agar proses sedimentasi
organel pada centrifuge berjalan dengan efisien dan mendapatkan hasil yang sempurna.
Dengan adanya projek ini, diharapkan mahasiswa Teknik Elektromedik lebih
memahami dan berpengalaman tentang elektronika, memahami konsep kerja dari
centrifuge dan kontrol PID.
1.4 Tujuan
1.4.1 Mahasiswa mampu membuat rangkaian kontrol PID (Proporsional, Integral, dan
Derivatif).
1.4.2 Mahasiswa mampu membuat rangkaian kontrol percepatan motor berbasis PID.
1
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa mampu mengetahui dan mengaplikasikan macam-macam rangkaian
yang digunakan pada simulasi centrifuge.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu membuat rangkaian pada simulation centrifuge dengan
control PID dengan baik dan benar.
2
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
BAB II
DASAR TEORI
Di Cina kuno, orang-orang mengikatkan toples tembikar dengan satu ujung tali,
memegang ujung tali satunya, memutar toples tanah liat, menghasilkan kekuatan
sentrifugal untuk meremas madu dari stoples tembikar, yang merupakan penerapan awal
3
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
asas pemisahan sentrifugal. Sentrifugal industri lahir di Eropa, seperti pertengahan abad
ke-19, berturut-turut membentuk sentrifugal berkaki tiga untuk dehidrasi tekstil, dan
pusat sentrifugasi top untuk memisahkan gula kristal dari pabrik gula.
Sentrifugal paling awal ini berselang dan diminum secara artifisial. Karena
perbaikan mekanisme bongkar muat terak, operasi sentrifugal terus menerus muncul
pada tahun 1930 abad ke-20, dan sentrifugal operasi intermiten dikembangkan dengan
kontrol otomatis. Sentrifugal Industri menurut persyaratan struktur dan pemisahan,
dapat dibagi menjadi sentrifugal saringan, centrifuge sedimentasi dan separator tiga
kategori. Sentrifugal memiliki silinder yang berputar mengelilingi porosnya, yang
disebut drum, biasanya digerakkan oleh motor. Setelah suspensi (atau emulsi)
bergabung dengan drum, dengan cepat digerakkan dan memutar drum dengan kecepatan
yang sama, pada gaya sentrifugal komponen dipisahkan dan dikelompokkan secara
terpisah. Biasanya, semakin tinggi kecepatan drum, efek pemisahannya lebih baik.
4
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
5
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
6
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
7
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
berbentuk impuls. Kontrol derivatif hanya berubah saat ada perubahan error sehingga
saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler
derivatif tidak dapat dipakai sendiri.
8
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
9
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
PWM (Pulse Width Modulation) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi
lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulse dalam satu periode, untuk mendapatkan
tegangan rata-rata yang berbeda. PWM merupakan salah satu teknik modulasi dengan
mengubah lebar pulse (duty cycle) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu
siklus pulse merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low.
Lebar pulse PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum
termodulasi. Duty cycle merupakan representasi dari kondisi logika high dalam suatu
periode sinyal dan dinyatakan dalam bentuk (%) dengan range 0% sampai 100%.
Rangkaian osilator gelombang segitiga adalah rangkaian yang tidak mempunyai
input. Rangkaian ini berfungsi untuk pembangkit sinyal segitiga dan kotak. Output dari
rangkaian osilator gelombang kotak segitiga adalah gelombang segitiga dan gelombang
kotak. Pembentukan gelombang kotak dipengaruhi oleh IC pertama yang mirip dengan
rangkaian komparator yaitu rangkaian smitch trigger sedangkan gelombang segitiga
karena dari IC ke dua merupakan rangkaian Integrator.
C1
-12
-12
U1
U2
4
5
LM741
4
5
2 - R LM741
6 2 -
3 + 6
3 +
7
1
7
1
+12
+12
R2
R1
10
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
itu summing amplifier memiliki fase tegangan keluaran berkebalikan dengan fase
tegangan masukan akibat penggunaan dasar rangkaian inverting. Tegangan input
seolah-olah dijumlahkan, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan paralel
antar tahanan input.
a. Apabila R1 ≠ R3 dan R2 ≠ R4
𝑹𝟏+𝑹𝟐 𝑹𝟒 𝑹𝟐
𝑽𝒐𝒖𝒕 = (𝑹𝟑+𝑹𝟒) 𝑹𝟏 . 𝑽𝒃 − 𝑹𝟏 . 𝑽𝒂 (4)
11
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
12
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Low pass filter adalah rangkaian yang dapat dirancang untuk memodifikasi,
semua frekuensi tinggi yang tidak diinginkan dari sinyal listrik dan menerima atau
hanya melewatkan sinyal yang diinginkan oleh perancang sirkuit. Dengan kata lain
rangkaian ini memfilter sinyal yang tidak diinginkan dan filter ideal akan memisahkan
dan melewati sinyal input berdasarkan frekuensi yang ada. Pada aplikasi frekuensi
rendah (sampai 100 kHz), filter pasif dibangun menggunakan jaringan RC (Resistor-
Capacitor) sederhana.
Low pass filter hanya memungkinkan sinyal frekuensi rendah dari 0Hz ke
frekuensi cut off, ƒc titik ke pass saat melemahkan yang lebih tinggi. Filter pasif orde 1
(satu) yang sederhana dapat dilakukan dengan menghubungkan satu resistor dan satu
kapasitor secara seri melintasi sinyal input, (Vin) dengan output filter, (Vout).
13
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
2.7 Komponen Yang Digunakan Pada Simulasi Centifuge dengan Kontrol PID
14
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
2.7.4 Kapasitor
Kapasitor adalah salah satu jenis komponen elektronika pasif yang dapat
menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara. Kapasitor juga memiliki sebutan
lain, yakni kondensator. Saat kapasitor sudah terisi penuh dengan arus listrik, maka
kapasitor tersebut akan mengeluarkan muatannya, dan kembali mengisinya lagi
seperti awal. Proses tersebut berlangsung terus-menerus dan begitu seterusnya. Pada
umumnya kapasitor terbuat dari bahan dua buah lempengan logam yang dipisahkan
oleh bahan dielektrik. Kapasitor memiliki beberapa jenis, diantaranya kapasitor
elektrolit yang mempunyai polaritas yaitu positif dan negatif serta kapasitor keramik
atau poliester yang tidak mempunyai polaritas.
15
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
2.7.5 Photodioda
16
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
IC LM 741
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational
Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu
tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk
persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat
video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya
bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja.
Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda,
keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
17
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
2.7.8 Motor AC
Motor AC adalah salah satu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi
energi gerak berupa putaran. Pada motor AC, energi listrik yang digunakan adalah
energi listrik dengan arus searah atau yang juga biasa dikenal dengan nama listrik AC.
18
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Oleh karena itu motor DC juga kerap disebut dengan nama motor arus searah. Agar
dapat bekerja, motor AC memerlukan supply tegangan searah alias tegangan AC yang
disambungkan melalui dua terminalnya. Motor AC bekerja dengan menghasilkan
putaran per menit atau yang juga biasa dikenal dengan istilah RPM. Motor AC dapat
berputar searah maupun berlawanan arah jarum jam. Untuk membalikan arah putaran,
cukup dengan membalikan polaritas listriknya. Pada motor AC yang digunakan
memerlukan tegangan sebesar 220 volt dengan daya 100 Watt, frekuensi 50Hz, serta
kuat arus sebesar 0,5A. Sedangkan untuk polaritasnya sebesar 6.000 RPM.
19
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
20
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Desain Project
Pada poros putaran putaran dari motor AC, dipasang piringan guna memberikan
frekuensi yang akan diproses oleh sensor cahaya berupa infrared dan photodioda.
Berikut merupakan desain penempatan piringan pada poros motor AC.
Dari gambar 3.1 adalah desain peletakan piringan pada projek simulasi centrifuge
dengan kontrol PID. Jenis motor yang digunakan pada projek kali adalah motor pada
mesin jahit dengan kecepatan maksimal 6000 rpm.
Dari gambar 3.2 adalah desain piringan tampak atas dari piringan pada poros
motor. Pada project ini menggunakan piringan yang terbuat dari akrilik yang dipotong
membentuk lingkaran dengan diameter 7 cm. Pada bagian tengah triplek diberi lubang
untuk memudahkan pemasangan piringan pada motor AC. Pada bagian pinggir piringan,
terdapat lubang kecil dengan diameter 1cm guna penghubung antara cahaya infrared
21
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
dan photodioda sehingga photodioda akan mengalami kondisi terang dan gelap, hal ini
akan membuat output dari sensor cahaya tersebut memiliki frekuensi.
Pada project ini menggunakan alas yang terbuat dari papan kayu dengan ukuran
60 x 27 cm dan 15 x 12 cm. pada papan kayu ukuran 60 x 27 cm digunakan untuk
meletakkan seluruh rangkaian dan papan kayu dengan ukuran 15 x 12 digunakan untuk
meletakkan motor dan rangkaian sensor cahaya.
Dari gambar 3. adalah desain pemasangan sensor cahaya pada bagian piringan
motor. Jarak antara infrared dan photodioda adalah 3 cm. Penempatan sensor cahaya
menggunakan baut ukuran 14 dengan panjang 13 cm dari permukaan papan.
22
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada point kali ini kita akan membahas tentang blok diagram, pada blok diagram
akan diketahui alur mulai dari input kemudian proses lalu output.
Pada blok diagaram, kecepatan motor diatur menggunakan 3 Set point. Set point
ini berupa tegangan inputan yang 1 inputan mewakili 1 kecepatan. Set point ini
digunakan sebagai rpm yang diatur untuk kecepatan putaran motor. Dari set point, akan
dihubungkan pada input dari rangkaian difference, salah satu input lain dari rangkaian
difference berasal dari output rangkaian sensor cahaya pada motor. Output dari sensor
cahaya akan dikonversi sedemikian rupa menggunakan beberapa rangkaian, antara lain
komparator, FTV, PSA , LPF (Low Pass Filter) yang kemudian menuju input dari
rangkaian difference. Nilai error dari rangkaian difference akan digunakan sebagain
input dari rangkain kontrol PID yang kemudian output dari rangakian PID dihubungkan
pada input dari rangkaian summing yang berguna menjumlahkan output dari masing
masing rangkain PID. Output dari rangkaian summing akan dihubungkan pada
rangkaian PWM yang akan dibandingkan dengan gelombang segitiga dari rangkaian
osilator. Output dari rangkaian PWM akan berupa perbandingan antara T on dan T off
yang kemungkinan berbeda berdasarkan masing masing kecepatan putaran motor. Pada
driver motor, Ton Toff ini akan dikonversi oleh driver motor sehingga motor akan
berputar tergantung perbandingan dari T on dan T off yang akan mengatur kecepatan
motor menjadi low, medium, high. Kestabilan motor akan dilihat menggunakan arduino
dengan menggunakan output dari sensor cahaya pada bagian LPF dan akan dihubungkan
dengan PC, sehingga rpm dan kestabilan motor dapat dilihat dengan melihat grafik pada
software delphi pada PC.
23
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada projek kali ini terdapat power supply yang berfungsi untuk memberikan
supply tegangan dan arus yang akan dialirkan pada seluruh rangkaian.
24
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Rangkaian ini berkerja dengan menyelisihkan antara Vset dan output dari sensor
cahaya yang telah di konversi dan telah dilakukan pemfilteran menggunakan LPF yang
kemudian akan ditemukan nilai selisih dari kedua input tegangan tersebut. Nilai output
dari rangkaian difference amplifier yang berasal dari selisih antara kedua inputnya
tersebut disebut dengan nilai error (tegangan).
Perhitungan :
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(500𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (0,82 𝑉 − 0,43𝑉)
1𝐾
25
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
1𝐾
= × 0,39𝑉
1𝐾
= 0,39 𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(900𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (2,44 𝑉 − 0.87 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 1,57 𝑉
1𝐾
= 1,57 𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(1200𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (3,35 𝑉 − 1,19 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 2,16𝑉
1𝐾
= 2,16 𝑉
Pengukuran:
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(500𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (0,82 𝑉 − 0,43𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 0,39𝑉
1𝐾
= 0,39 𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(900𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (2,44 𝑉 − 0.87 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 1,57 𝑉
1𝐾
= 1,57 𝑉
𝑅𝑓
𝑉𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(1200𝑟𝑝𝑚) = (𝑉𝑠𝑒𝑡 − 𝑉𝑙𝑝𝑓)
𝑅𝑖𝑛
1𝐾
= (3,35 𝑉 − 1,19 𝑉)
1𝐾
1𝐾
= × 2,16𝑉
1𝐾
= 2,16 𝑉
26
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
= −70,27𝑉
𝑅𝑓
VP 900rpm = −(𝑅𝑖𝑛 × 𝑣𝑖𝑛)
85,7𝐾
=− (2,44𝑉 )
1𝐾
85,7𝐾
=− (2,44𝑉)
1𝐾
= −209.11𝑉
𝑅𝑓
VP 1200rpm = −(𝑅𝑖𝑛 × 𝑣𝑖𝑛)
85,7𝐾
=− (3,35𝑉 )
1𝐾
85,7𝐾
=− (3,35𝑉)
1𝐾
= −287,095𝑉
Pengukuran :
𝑅𝑓
VP 500rpm = −(𝑅𝑖𝑛 × 𝑣𝑖𝑛)
27
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
85,7𝐾
=− (0,82𝑉 )
1𝐾
85,7𝐾
=− (0,82𝑉)
1𝐾
= −10,85 𝑉
𝑅𝑓
VP 900rpm = −(𝑅𝑖𝑛 × 𝑣𝑖𝑛)
85,7𝐾
=− (2,44𝑉 )
1𝐾
85,7𝐾
=− (2,44𝑉)
1𝐾
= −10,92 𝑉
𝑅𝑓
VP 1200rpm = −(𝑅𝑖𝑛 × 𝑣𝑖𝑛)
85,7𝐾
=− (3,35𝑉 )
1𝐾
85,7𝐾
=− (3,35𝑉)
1𝐾
= −10,85𝑉
Data diatas diambil dari percobaan pengambilan data, sehingga didapat hasil
seperti diatas. Antara pengukuran dan perhitungan memiliki selisih atau nilai error,
dikarenakan tegangan input supply pada ic lm 741 yang digunakan hanya 12 volt. Seperti
halnya rangkaian inverting, maka output yang keluar akan dikuatkan dan berbalik fase,
sehingga output menjadi negatif.
Rangkaian Integrator ini terdiri dari kapasitor dan resistor yang dihubungkan
secara pararel, dengan pemberian signal pulse pada input. Dengan adanya kapasitor,
rangkaian integrator memiliki nilai frekuensi cut off.
Perhitungan Integrator:
28
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
1
F Cut Off = 2𝜋𝑅𝑓𝐶
1
= 2𝑥3,14𝑥33𝑥103 𝑥10−7
104
= 207,24 Hz
= 48,25 Hz
Karena frekuensi input diatas dari frekuensi cut off maka rangkaian berfungsi
sebagai rangkaian integrator.
Rangkaian derivatif adalah salah satu rangkaian pada rangkaian PID yang
berfungsi untuk merubah input dari segitiga menjadi kotak.
= 1592 Hz
Karena frekuensi input kami di bawah frekuensi cut off maka rangkaian bekerja
sebagai rangkaian diferensiator.
29
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada rangkaian PID terdapat rangkaian summing PID. Rangkaian ini berfungsi
sebagai rangkaian penjumlah yang terdiri dari dua input atau lebih.
= −1. (−20,11)
= 20,11 𝑉
Vout Ketika 900 RPM
𝑅𝑓
= − 𝑅𝑖𝑛 . (𝑉𝑃 + 𝑉𝐼 + 𝑉𝐷 )
1𝑘
= − 1𝑘 . (−10,92 + (−10,2) + (0,17) )
= −1. (−21,12)
= 21,12 𝑉
Vout Ketika 1200 RPM
𝑅𝑓
= − 𝑅𝑖𝑛 . (𝑉𝑃 + 𝑉𝐼 + 𝑉𝐷 )
1𝑘
= − 1𝑘 . (−10,84 + (−10,6) + (0,14) )
= −1. (−21,44)
= 21,44 𝑉
30
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
= 116,27 Hz
Vout Segitiga :
𝑅3
Vout = Vs. (𝑅2)
10𝐾
= 24 . (20𝐾)
= 12 Vp-p
31
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
32
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada rangkaian PWM terdapat rangkaian driver dimana fungsi rangkaian driver
ini adalah untuk mengkonversi output dari rangkaian PWM, sehingga kecepatan motor
akan berubah tergantung dari output rangkaian PWM.
Rangkaian kali ini adalah rangkaian sensor cahaya yang digunakan untuk
mengambil data kecepatan motor. Rangkaian ini berfungsi untuk menghitung RPM
motor dengan mendeteksi lubang pada pinggir piringan.
Rangkaian sensor motor terdiri dari photodioda dan infrared. Sensor inframerah
dan photodioda berfungsi untuk menghitung rpm motor dengan mendeteksi lubang yang
terdapat pada piringan. Infra merah berfungsi sebagai pemancar sinar sedangkan
photodioda berfungsi sebagai penerima pantulan sinar inframerah, dimana keluarannya
berupa pulse-pulse listrik yang akan dikirimkan ke rangkaian komparator. Pada saat
sensor mendeteksi lubang (kondisi terang), maka resistansi pada photodioda akan kecil
sehinggal output sensor akan memiliki tegangan. Ketika sensor tidak mendeteksi lubang
(kondisi gelap), output dari sensor akan berupa tegangan minus. Dari kedua kondisi
33
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
tersebut, maka apabila motor berputar, output dari sensor akan menjadi sebuah tegangan
yang memiliki frekuensi.
34
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada rangkaian sensor juga terdapat rangkaian PSA yang berfungsi sebagai
penguat output FTV agar mencapai nilai vset.
= −2,1𝑥(−1 𝑥 𝑉𝑓𝑡𝑣)
= 2,1 𝑥 Vftv
Rangkaian kali ini dalah rangkaian low pass filter, rangkaian ini digunakan untuk
memfilter sinyal dengan noise berfrekuensi tinggi dan meloloskan sinyal berfrekuensi
rendah.
35
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
1
= 4𝑥103 𝑥44−6
10
= 176
= 0,05 Hz
3.4.1 Arduino
float rpm;
int mulai;
unsigned long detik, menit;
void waktu(void){detik++;
if(detik>59){menit++;
detik=0;
}}
Penjelasan : Tipe Data pada Arduino
if(readSerial=='2')
{mulai=0;
detik=0;
menit=0;
readSerial=0;
delay(100);
}
36
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
if (mulai==1){rpm=analogRead(A0);
Serial.print('a');
Serial.print(rpm);
Serial.print('b');
Serial.print(detik);
Serial.print('c');
Serial.print(menit);
Serial.print('d');
Penjelasan : Mengkonversi nilai RPM menjadi data sesungguhnya dan Mengirim Data
delay(10);}}
ke Delphi
unit Unit1;
Penjelasan : Nama dari unit dari suatu object form yang kita pakai, nama ini bisa diganti
saat proses penyimpanan project secara otomatis00
interface
unit Unit1;
Penjelasan : Suatu object yang digunakan untuk tempat bekerja program aplikasi.
37
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
type
TForm1 = class(TForm)
ComPort1: TComPort;
ComDataPacket1: TComDataPacket;
CheckBox1: TCheckBox;
Chart1: TChart;
FastLineSeries11: TFastLineSeries;
SaveDialog1: TSaveDialog;
MainMenu1: TMainMenu;
Setup1: TMenuItem;
Connect1: TMenuItem;
Save1: TMenuItem;
ManualConnect1: TMenuItem;
AutoConnect1: TMenuItem;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
Label6: TLabel;
ComDataPacket2: TComDataPacket;
ComDataPacket3: TComDataPacket;
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Memo1: TMemo;
procedure ComDataPacket1Packet(Sender: TObject; const Str: String);
procedure ManualConnect1Click(Sender: TObject);
procedure AutoConnect1Click(Sender: TObject);
procedure Connect1Click(Sender: TObject);
procedure Save1Click(Sender: TObject);
procedure ComDataPacket3Packet(Sender: TObject; const Str: String);
procedure ComDataPacket2Packet(Sender: TObject; const Str: String);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
Penjelasan : Deklarasi class utama dari aplikasi kita bernama procedure, function,dan
komponen – komponen.
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
38
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Form1: TForm1;
myFile: TextFile;
akandisimpan: Boolean=false;
xvalch1: Real=0;
implementation
{$R *.dfm}
dataadc1 : real;
i: integer;
a:string;
Penjelasan : Kode untuk menghitung waktu pengambilan data ( dalam bentuk integer
dan string)
begin
val(str, dataadc1, i);
if i=0 then
begin
dataadc1 := ((dataadc1/1023)*6000);
end;
a:=floattostrF(dataadc1,ffFixed,7,2);
memo1.Lines.Add(a);
Chart1.Series[0].AddXY(xvalch1,dataadc1);
label1.Caption:=floattostr(dataadc1);
xvalch1:=xvalch1+0.01;
if xvalch1 >= 300 then begin
Penjelasan : Untuk mengubah data analog menjadi digital. Pada program ini
menggunakan 10 bit sehingga pembaginya adalah 1023. Pada program
diatas dikali 6000, 1 volt disini = konversi tegangan atau sebagai sumber
tegangan.
SaveDialog1.Execute;
form1.chart1.SaveToBitmapFile(SaveDialog1.FileName+'.bmp');
memo1.Lines.SaveToFile(SaveDialog1.FileName+'.txt');
39
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Penjelasan : Kode ketika sudah melakukan pengambilan data dan chart sudah penuh
akan muncul kolom penyimpanan.
memo1.Lines.Clear;
Chart1.Series[0].Clear;
xvalch1:=0;
end;
end;
Penjelasan : Menandakan akhir dari sebuah unit, dan menghapus komponen yang ada
pada tampilan Delphi tersebut.
Penjelasan : Text bar yang berisi menu manual setting dan auto setting untuk connect
port arduino
end;
end;
end;
Penjelasan : Text bar yang berisi menu untuk memunculkan save dialog yang
berfungsi menyimpan data yang akan diambil.
40
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Penjelasan : Tombol pada text bar tersebut memulai mengambil data lalu saat ditekan
tombol save akan berubah menjadi stop, pada telah disimpan tombol stop
akan berubah jadi simpan
end;
end;
41
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Penjelasan : Berupa tombol start yang berfungsi untuk memulai penulisan data pada
chart.
42
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil dan Analisa
Berikut merupakan hasil dari pengambilan data pada kecepatan 500 RPM:
Tabel 4.1 Hasil Output PID 500 RPM
VPSA Vset PID Summing PID
Kp Kd Ki
Volt 0,43 0,82 10,18
-10,93 0,08 -9,18
500 RPM
600 510.36 510.36 510.36 510.36 510.36
500
Axis Title
400
300
200
100
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5
Series 1 510.36 510.36 510.36 510.36 510.36
Axis Title
Series 1
43
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa rpm yang telah ditentukan adalah 500
RPM. Dengan toleransi osilasi sebesar ±15. Pada tahap ini sensor diletakkan di antara
piringan yang telah dipasang di motor AC, sensor yang digunakan adalah photodioda
dan infrared yang akan saturasi apabila tidak terhalang oleh piringan yang berputar.
Kontrol yang digunakan pada tahap ini adalah P, I, dan D. Dengan Kp =85,7k, Kd =
107,7k, Ki = 91,4k. Gambar diatas merupakan hasil monitoring rpm selama 5 menit
yang dimulai saat detik ke-20.
44
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
900 RPM
914.96 914.96 914.96 914.96 914.96
1000
800
Axis Title
600
400
200
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5
Series 1 914.96 914.96 914.96 914.96 914.96
Axis Title
Series 1
45
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Berikut merupakan hasil dari pengambilan data pada kecepatan 1200 RPM:
Tabel 4.7 Hasil Output PID 1200 RPM
Summing
VPSA Vset PID
PID
Kp Kd Ki
Volt 1,19 3,35 10,6
-10,84 0,17 -10,2
1200 RPM
1500 1214.08 1214.08 1214.08 1214.08 1214.08
Axis Title
1000
500
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5
Series 1 1214.08 1214.08 1214.08 1214.08 1214.08
Axis Title
Series 1
46
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Berikut merupakan output LPF yang ditampilkan pada osiloskop pada kecepatan
500 RPM:
47
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Berikut merupakan output LPF yang ditampilkan pada osiloskop pada kecepatan
900 RPM:
48
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
Berikut merupakan output LPF yang ditampilkan pada osiloskop pada kecepatan
1200 RPM:
Dari gambar 4.8 merupakan gambar dari tegangan output dari low pass filter
(LPF) dengan nilai 1,19 V diperoleh dari rangkaian LPF yang terdiri dari resistor dan
kapasitor yang disusun secara seri dengan frekuensi cutoff sebesar 0,05 Hz.
49
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
4.1.7 PWM
50
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
51
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
52
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
53
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
54
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
55
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
56
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
57
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
58
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
59
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
60
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada elektronika terintegrasi kali ini adalah Simulai Centrifuge Dengan Kontrol
PID terdiri dari berbagai macam rangkaian yang disusun secara kompleks demi
mendukung tercapainya projek Simulai Centrifuge Dengan Kontrol PID. Rangkaian
yang digunakan adalah rangkaian Difference Amplifier, Rangkaian Proporsional,
Rangkaian Integratif, Rangkaian Derivatif, rangkaian Summing Amplifier, Rangkaian
PWM, rangkaian Driver Motor, rangkaian Sensor, rangkaian Komparator, rangkaian
Frequency To Supply, dan rangkaian Pengondisi Sinyal Aktif (PSA). Selain rangkaian-
rangkaian tersebut terdapat beberapa pendukung yaitu : Motor AC 6000 RPM, Arduino
nano, dan rangkaian Low Pass Filter.
Pada projek ini menggunakan arduino guna melihat kecepatan motor dengan
menggunakan pemrograman delphi. Penggunaan rangkaian PID adalah sebagai
penyetabil kecepatan motor. Pada arduino, setiap data tegangan akan dibaca oleh
arduino yang kemudian data tersebut akan disimpan sebagai bukti pendataan. Masalah
utama pada projek kami adalah adanya noise dan osilasi yang terlalu besar. Dengan
mengubah kapasitor pada LPF dengan kapasitor dengan kapasistansi yang lebih besar
dan mengecilkan penguatan pada PSA, noise pada rangkaian jadi berkurang. Grafik
yang menunjukan osilasi yang besar, dapat diperkecil dengan melakukan pengaturan
pada PID.
Pada project Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID terdapat suatu kendala
yaitu kurang stabilnya motor. Dengan mengatur nilai resistansi pada PID, akan
didapatkna hasil kestabilan motor. Kualitas dari setiap komponen akan sangat
berpengaruh dalam kestabilan motor ataupun output dari setiap rangkaian. Dengan PSA
yang terlalu besar, kemungkinan besar noise yang ditimbulkan akan semakin besar pula.
Maka dari itu, pemilihan komponen dan filter yang tepat dapat mengurangi noise yang
ditimbulkan pada rangkaian.
61
Arvin (017), Arga (020)
Simulasi Centrifuge Dengan Kontrol PID
DAFTAR PUSTAKA
[11] Kho, Dickson. 2014. ”Cara Kerja Kapasitor dab Struktur Kapasitor”.
https://teknikelektronika.com/cara-kerja-kapasitor-kondensator-struktur-kapasitor/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[12] Permadi, Ferdy. 2012. ”Pengertian Photodioda”.
https://ryankudeta.wordpress.com/2012/12/17/pengertian-photodioda/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[13] No Name. 2017. ”Prinsip Kerja LED Infrared”.
http://labelektronikaterapan104.blogspot.com/2017/07/prinsip-kerja-led-infra-red.html
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[14] No Name. 2012. ”Operasional Amplifier IC LM741”.
https://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp-ic-lm741/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[15] Datasheet. IC LM741.
http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/53589/FAIRCHILD/LM741.html
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[16] Datasheet. IC LM2917.
http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/545562/TI/LM2917-N.html
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[17] No Name. 2013. ”Frequency to Supply Converter IC LM2917”.
https://e-belajarelektronika.com/frequency-to-supply-converter-ic-lm2917/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[18] No name. 2015. ”Motor AC”. http://zonaelektro.net/motor-ac/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
[19] Djukarna. 2015. “Arduino Nano”.
https://djukarna4arduino.wordpress.com /2015/01/19/arduino-nano/
(Diakses pada : 28 Juni 2019)
LAMPIRAN
1. Power Supply
2. Pembagian Tegangan
3. LPF
4. Difference Amplifier
5. Proporsional
6. Derivatif
7. Integral
8. Komparator PWM
9. Osilator
9. Summing Osilator
13. Sensor
14. FTV
15. PSA