Pada bab ini akan dibahas penetapan harga faktor produksi dan bagaimana
pengaruhnya terhadap produsen dalam usahanaya memaksimumkan
keuntungan. Bebagai kemungkinan permintaan faktor produksi oleh produsen,
apakah produsen barang/jasa menghadapi pasar yang bersaing sempurna, atau
sebagai monopolis. Kemungkinan yang lain adalah apakah penjual factor
produksi juga menghadapi pasar yang bersaing sempurna, ataukah sebagai
monopolis. Monopolis adalah keadaa di mana dalam pasar hanya ada satu
pembeli sehingga kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah:
K1
E
L
0 L1
tambahan penggunaan input L sebesar satu unut akan menambah biaya total
sebesar PL. tambahan satu unit L akan meningkatkan output sebesar MPL.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perubahan biaya karena perubahan
output adalah PL/MPq.
Hubungan ini berlaku juga untuk input K. Syarat kombinasi antara K dan L
dengan biaya yang paing rendah:
𝑀𝑃𝐾 1
= 𝑀𝐶 (11.1.4)
𝑃𝐾 𝑞
MPL 1
= MC (11.1.5)
PL q
Atau
MPK MPL 1
= = MC (11.1.6)
PK PL q
Persamaan 11.1.6 merupakan syarat untuk kombinasi input dengan biaya yang
paling rendah. Dalam persaingan sempurna, kurva permintaan merupakan
garis lulurs sejajar dengan sumbu datar seperti terlihat pada gambar 11.2.
Pq
LRMC LRAC
Pq A E Pq= MRq
C B
Q
0 Q0 Q1
MPL 1
= MC
PL q
Pq . MPL = PL (11.2.2)
Untuk menggambarkan hubungan antara MPL dan PL, kita perhatikan Tabel
11.1.
PL=12
VMPL
L/t
0 2 6
π = TRq - TCq
π = keuntungan
Q = f(K,L)
Kita inagt bahwa perubahan harga mempunyai dua dampak (1) dampak
subsitusi dan (2) dampak pendapatan. Dengan menurunnya haraga(upah) L,
aggaran perusahaan secara rill meningkat. Peningkatan anggaran rill ini
dibelanjakan untuk menambah L dan K. Kedua dampak ini dilihat pada
gambar 11.4.
P
PL1 A
B
PL2 C
DL= (PK tidak berubah)
VMPL1 VMPL2
L/t
0 L1 L2 L3
A’’
A
E3
K3
K2 E2 Q2
K1 E1
Q1
L/t
O L1 L3 L2 C C’ C’’
Pada waktu hargupah L sebesar PL1, kombinaasi dengan biaya terendah antara
K dan L terjadi pada titik E1. Kombinasi antara K dan L adalah 0K1 dan 0L1.
Permintaan input K dan L adalah OK1 dan OL1. Harga/upah L turun menjadi
PL1 dan permintaan input K menjadi OK2. Ternyata turunya harga/upah L
tidak hanya meningkatkan permintaan input L, tetapi juga permintaan
permintaan input K. peningkatan permintaan input L sebesar L1L2 terdiri dari
L1L3 dan L3L2.
Turunnya harga/upah L, seperti yng dijelaskan pada Dambar 11.5, tidak hanya
menyebabkan perubahan jumlah L yang diminta, tetapi juga jumlah K yang
diminta (analisis jangka panjang). Perubahan L yang diminta L1L2 dan
perubahan K sebesar K1K2 penurunan harga/upah L mempunyai dampak
internal bagi perusahaan dan dampak eksternal pada pasar output.
Harga/upah tenaga kerja turun menjadi PL2. Kalau tidak terjadi perubahan
input K, jumlah L yang diminta menjadi OL2. Naman, dengan penurunan
harga/upah L, produsen mengubah kombinasi L dan K dengan mengubah
input K untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Kombinasi yang baru
ini memerlukan tenaga yang lebih banyak, dan yanfg diserap oleh perusahaan
individual sebesar OL3. Pada tingkat harga PL2 Perubahan tenaga kerja (L)
yang diminta oleh perusahaan individual ini merupakan internal effect. Kurva
tenaga kerja(L) oleh perusahaan individual dL1, denagan VMPL2, jumlah tenga
kerja OL3.
Denagn turunya harhga/upah tenaga kerja (L), buka satu perusahaan saja yang
mentesuaikan kombinasi K dan L pada biaya yang paling kecil (least cost
combination), perusahaan lainnya pun akan baerbuat hal serupa. Hal ini akan
meningkatkan jumlah L yang diminta dan produk yang dipasarkan akan
menjadi lebih banyak. Pengaruh perubahan output yang dipasarkan ini
merupakan dampak eksternal (external effect) dari turunnya harga/upah L.
Perusahaan Pasar
S1
PL1 A
S2
C
PL2 B dL1
dL2 VMPL2
VMPL1 DL
VMP’ L1
VMP’ L2
L1 L2 L3 L4 O L’1 L’4 L
0 (b)
(a )
(a) (b)
SL2
PL1 A
PL2 B C
dL1
DL
dL2
0 L1 L2 L3 0 L’1 L’3
(a) (b)
A
L0 I
Jam kerja/hari
0 II5 II1 II4 II2 II3 10
CH3/OH3 C
BH2/OH2 B
A
AH1/OH1
Jam kerja/hari
0 H1 H5 H4 H2 H3
Pq=MR=AR SRMC
D
Pq1
SRAC
E F
SRAVC
B C
0 Q1
Secara umum dapat dikatakan bahwa quasi rent dapat lebih besar, sama atau
lebih daripada biaya total.
Apabila hasil investasi lebih dari hasil rata-rata investasi di sektor ekonomi
yang lain maka quasi rent lebih besar dari biaya tetap dan perusahaan
memperoleh keuntungan murni. Apabila quasi rent lebih rendah dari biaya
tetap, perusahaan menderita rugi. Kemudian, apabila quasi rent sama dengan
biaya tetap maka perusahaan mendapatkan return yang normal dan investasi.
Quasi rent jangan dikacau dengan economic rent. Quasi rent merupakan
konsep jangka panjang, sementara economic rent adalah surplus di atas biaya
produksi secara penuh (baik biaya tetap maupun biaya variabel). Economic
rent muncul sehubungan dengan inelastisitas penawaran (supply) input. Hal
ini merupakan biaya determinan dari harga.
Untuk penelaahan economic rent lebih lanjut, kita bicarakan masalah produksi
di bidang pertanian. Diasumsikan bahwa dalam berproduksi digunakan dua
input (dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja,(TK), dan tanah (L).
diasumsikan juga bahwa L merupakan input tetap dan barang bebas,
sedangkan TK merupakan input variabel (analisa jangka pendek). Selanjutnya,
juga diasumsikan bahwa pasar yang dihadapi produk pertanian dan input yang
digunakan adalah pasar berstruktur persaingan sempurna/murni.
Oleh karena tanah (L) tebatas adanya, perusahaan lain tidak dapat
meningkatkan produksi tanpa melakukan intensifikasi penggunaan tanah atau
membeli tanah dari pemilik yang ada. Dengan demikian, tanah tidak lagi
menjadi barang bebas, melainkan barang yang mempunyai nilai ekonomi.
Luas segi empat BP2CD menunjukkan economic rent. Economic rent
merupakan surplus sebagai akibat inelastic persedian tanah (supply of L).
jumlah rent ini ditentukan oleh harga produk. Dengan demikian economic rent
merupakan price-determined cost.
P2 C D3
D G
E
P1
B D2
D1
0 q1 q2 q3 q Q1 Q2 Q3 Q
Gambar 11.11 Economic- rent, internal dan external extensive margin
Pq1
C1 LRMC LRAC
MRq=MCq
MR AR=D
0 Q1 Q2 Q
Misalnya L = 2 dan L = 4
Untuk L = 4:
1. TR = 25×7
= 175,00,
MRq =∆TR/MPL
= (175,00 -136,00)/8
=39/8
=4,88
2. VML = Pq ×MPL
=7×8=56,
MRPL = MRq × MPL
= 4,88 × 8
= 39,04
3. ARPL = TR/L
=175,0/4
= 43,75
Dari angka-angka yang disajikan pada Tabel 11.2, terlihat bahwa:
1. VMPL maupun MRPL kedua-duanya naik kemudian menurun apabila
L dtambah dan VMPL lebih besar dari MRPL.
2. Apabila PL =39 maka pada L =4, tambahan pada total cost (biaya total
untuk L) =4 × 39 = 156. Sementara itu, tambahan pada total revenue
(TR) = 175. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan tenaga kerja
4 unit adalah 175 -156 = 19. Ini merupakan keuntungan maksimum.
Semua pengeluaran untuk tenaga kerja dapat tertutup. Pada L = 4
produsen monopolis memperoleh keuntungan maksimum. Apabila
produsen menggunakan tenaga kerja (L) lebih dari 4 unit maka
keuntungan akan menurun. Sebaliknya, jika tenaga kerja yang
digunakan kurang dari jumlah tersebut maka profit bisa ditingkatkan.
3. Pada penggunaan tenaga kerja 4 unit, persyaratan untuk memperoleh
keuntungan maksimum terpenuhi, yaitu MRPL =PL =39. Namun
demikian, pada posisi ini, VMPL > MRPL. perhatiakn Gambar 11.13.
PL
56
43,75
39
MRPL
VMPL ARPL
0 4 L
PL= V.MPL
Permintaan input L dalam persaingan murni baik dalam pasar input maupun
output.
PL= MRPL
VMPL berbeda dengan MRPL. VMPL adalah nilai produk marginal fisik
dikalikan dengan harga produk Pq MPL, sementara Pq adalah harga output
(produk). Oleh karena dalam persaingan murni MRq = Pq maka MRPL =
Marginal revenue output yang dihasilkan oleh L adalah MRP L = MRL . MRq.
pada pasar monopoli, MR<P.
Pada Tabel terlihat bahwa biaya rat-rata (untuk L), sama dengan harga input.
Oleh karena itu, kurva ACL merupakan penawaran L(SL) yang dihadapi oleh
monopolis. Kurva biaya marginal (MCL) terletak di atas SL= ACL. perhatikan
Gambar 11.14. penawran tenaga kerja (SL) terletak dibawah biaya marginal
MCL. Dalam persaingan murni/sempurna, harga, biaya marginal dan biaya
rata-rata tenaga kerja terletak pada satu garis yang sejajar dengan sumbuh
datar.
PL
S=ACL
MCL
0 L/t
Gambar 11.14 Kurva biaya arginal dan biaya rata-rata tenaga kerja
pada pasar monopsonyi
MRPL3=PL3
A
PL1
D
MRPL
L
0 L1 L2
Dalam pasar input yang monopsonis, tenaga kerja mendapat upah di bawah
nilai sumbangan mereka terhadap kemampuannya untuk memberikan
sumbangan keuntungan perusahaan.terjadi pemerasan tenaga kerja. Hal ini
terjadi karena monopsonis sebagai price maker atau yang menentuka harga
input. Apabila kebutuhan tenaga kerja meningkat maka monopsonis akan
meningkatkan harga, SL= PL = ACL.
MCL2
B
MRPL1=MCL1 C SL=ACL
MRPL2=PL2
A
PL1
D
MRPL
0 L1 L2
L
1 1 1 1 1 1
1
2 4 3 3 2 1.5
2
3 9 5 6 3 2
3
4 16 7 10 4 2.5
4
5 25 9 15 5 3
5
6 36 11 21 6 3.5
6
7 49 13 28 7 4
7
MCL A
MCLD ACL=PL=SL=MCLD
B
PL ACLD
PLD
MRPL
L
L LD
0
ΣMCL
MCL A B C
ACL1
PL1 D
PL2 E
MRPL
L
0 L2 L1 L
ΣMCL tidak lain merupakan derivasi jumlah biaya masing-masing pasr yang
merupakan kemiringan (slope) kurva biaya total cost. Dengan menggunakan
kaidah deferensial calculus, dapat dicari L1 dan L2 serta besarnya keuntungan
maksimum:
D
B
D’
PL1 F AC(monopsonis)= MC(monopolis)
I
PL3 C
G AR(monopolis)=MRPL(monopsoni
PL2 H s)
S’
MR(monopolis)
L
O L2 L1 L3
M menunjukkan jumlah uang (Rp.) persatuan waktu, yang diukur pada sumbu
vertical. L menunjukkan input tenaga kerja persatuan waktu, uang diukur pada
sumbu horizontal. Kita berasumsibahwa pembeli (monopsonis) sebagi pemilik
uang dan digunakan untuk membeli tenaga kerja, sebaliknya penjual
(monopolis) sebagai suplier tenaga kerja. KH merupakan Edgeworth
Contract Curve.
B3 G
B2
B1
J
C
F B3
E
H S1 B2
S3 S2
S4 B1
R
O L1
L/t
MPL MPL 1 1 1
= = = > untuk input L
MCL PL MCq MRq Pq
MPL MPL 1 1 1
> = = = untuk input L
MCL PL MCq MRq Pq
MPK MPK 1 1 1
> = = = untuk input K
MCK PK MCq MRq Pq
MPL MPL 1 1 1
> = = > untuk input L
MCL PL MCq MRq Pq
MPK MPK 1 1 1
untuk input K
MCK > PK = MCq MRq Pq
= >
PK < MCK = MRPK < VMPK.