Anda di halaman 1dari 4

HUKUM EPIDEMI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU

SUWANDI SAWADI, SKM.,M.Kes

KELOMPOK III

ARIEF RAHMAN 19.C2.0016

RAHMAT SAPTONO 19.C2.0017

LISA DEPARI 19.C2.0018

ADRIAN 19.C2.0019

NANIK SULASMI 19.C2.0020

MAGISTER HUKUM KESEHATAN


ANGKATAN XXXI
FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019
Tabel 1. Angka serangan Diare menurut Sumber Air Minum

pada Masyarakat A dan B, Agustus 1985

No. Pelayanan Air Jumlah Orang Sakit Attack Rate


Sakit Sehat Total
1. Masyarakat A 98 57 155 63,23
2. Masyarakat B 31 158 187 16,38
3. Masyarakat B :
a) Yang tidak terpapar air 9 132 141 6,38
masyarakat A
b) Yang terpapar air masyarakat 22 24 46 47,83
A
4. Masyarakat B yang terpapar air
masyarakat A :
a) Yang minum air A 22 18 40 55
b) Yang tidak minum air A 0 6 6 0

Tugas

1. Lakukan analisa dan interpretasi data dari table 1 diatas!


Jawab : Berdasarkan tabel diatas :
a) 1. Masyarakat A lebih banyak terkena serangan diare dibandingkan masyarakat B.
2. Masyarakat B yang terkena serangan diare sebagian besar (70,96%) akibat
terpapar air masyarakat A.
3. Masyarakat B yang terkena serangan diare akibat terpapar air masyarakat A
seluruhnya (100%) dengan cara minum air terpapar.
Kesimpulan: masyarakat B yang minum air yang terpapar dari masyarakat A
terkena diare

b) Dari tabel di atas, Sumber air minum adalah sumber air yang digunakan untuk
minum. Bisa berasal dari air sumur, air tadah hujan, air sungai, air PAM, dll?
Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan (logika) yaitu logika induktif dan logika
deduktif. Logika deduktif biasa menggunakan pola pikir yang dinamakan
silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan .
pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut premis yang kemudian dapat
dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan
pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua pemis
tersebut. Berdasarkan kasus diatas maka contoh silogisme yaitu premis mayor :
“masyarakat A dan B minum air yang tercemar”, sedangkan premis minor :
“Masyarakat B yang terkena serangan diare sebagian besar (70,96%) akibat
terpapar air masayarakat A” dan “Masyarakat B yang terkena serangan diare
akibat terpapar air masyarakat A seluruhnya (100%) dengan cara minum air
terpapar” dan kesimpulannya : “Masyarakat B yang minum air yang terpapar dari
masyarakat A terkena diare”. Hal ini sesuai dengan tabel yang disajikan.

2. Daerah masyarakat mana yang menjadi sumber pencemaran sumber air minum dan
jelaskan!
Jawab : Daerah yang menjadi sumber pencemaran air yaitu daerah A. Mengapa demikan,
jika di lihat dari tabel masyarakat A yang menderita sakit berjumlah 98 orang (attack
rate 63,23) lebih tinggi bila dibandingkan masyarakat B yang menderita sakit hanya 31
orang (16,38), berarti angka serangan diare paling tinggi ada di Masyarakat A.
Kemudian jika dilihat dalam tabel masyarakat B yang terpapar dan minum air dari
masyarakat A seluruhnya terkena diare sehingga kemungkinan yang menjadi penyebab
oleh karena minum air yang tercemar dari masyarakat A.

3. Upaya intervensi apa yang harus dilakukan?


Jawab :
1. Lokalisasi sumber air tercemar didaerah masyarakat A.

2. Mencari penyebab air tercemar oleh jenis polutan apa, melalui analisa air yg di dapat
dari dareah masyarakat A.

3. Penyuluhan bahaya mengkonsumsi sumber air tercemar.

4. Penyuluhan dampak lingkungan oleh air tercemar.

5. Membuat instalasi pegolahan air limbah (baik limbah rumah tangga dan pabrik).
6. Merehabilitasi lingkungan daerah A agar sumber air menjadi tidak tercemar.

7. Memberikan pengobatan bagi masyarakat yang terkena dampak air yang tercemar dari
daerah masyarakat A.

Upaya Preventif :

 Melarang pembuangan limbah rumah tangga dan detergen di sungai


mengingat bisa saja masyarakat mencuci baju di sungai.
 Jika air sumur maka harus diatur jarak antara Septitank dengan sumur agar
menghindari bakteri E. Coli dan juga jika sumur tersebut dekat dengan
lahan persawahan maka di upayakan untuk tidak menggunakan pupuk
kimia yang berlebihan karena dapat mempengaruhi air
 Pembuangan limbah pabrik harus benar-benar diolah sedemikian rupa
sehingga aman jika dibuang.
 Dalam pembangunan pabrik harus memperhatikan AMDAL terlebih jika
dekat dengan sumber mata air
 Menanam kembali pohon dekat sumber air.

Anda mungkin juga menyukai