Anda di halaman 1dari 2

Amalan-amalan hari ‘Asyura’

- Zikir dan Doa ‘Asyura’


Membaca zikir berikut ini 70 kali :
ِ ‫اَّللُ ونِ ْعم الْوكِيل نِ ْعم الْمو ََل ونِ ْعم الن‬
‫هص ُي‬ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ‫َح ْسبُ نَا ه‬
“Cukuplah Allah bagi kami, (Dialah) sebaik-baik pemelihara, sebaik-baik pelindung, dan sebaik-baik penolong".
Barang siapa membacanya maka Allah melindunginya dari keburukan tahun itu. 1
Kemudian membaca bacaan-bacaan berikut ini :

َ‫ضا َوِزنَة‬ ِ ‫َّلل ِملء ال ِْم َيز‬


ِ ‫ان َوُمْن تَ َهى الْعِل ِْم َوَمْب لَ َغ‬ ِِ ِ ‫ضا َوِزنَةَ ال َْع ْر‬ ِ ‫اَّلل ِملء ال ِْم َيز‬
ِ ‫ان َوُمْن تَ َهى الْعِل ِْم َوَمْب لَ َغ‬ ِ ِ ِ‫بِس ِم ه‬
َ ‫الر‬ َ ْ ‫ َوا ْْلَ ْم ُد ه‬, ‫ش‬ َ ‫الر‬ َ ْ ‫ ُسْب َحا َن ه‬, ‫اَّلل ال هر ْْحَ ِن ال هرح ِيم‬ ْ
ِ‫ش ْف ِع والْ ِوتْ ِر و َع َد َد َكلِمات‬ ِ ِ ِ
‫ ُسْب َحا َن ه‬, ‫اَّلل هإَل إلَْيه‬ ِ ِ ‫ضا َوِزنَةَ ال َْع ْر‬ ِ ِ ِ ِ
ِ ‫اَّللُ أَ ْكبَ ُر م ْل َء الْم َيزان َوُمْن تَ َهى الْعل ِْم َوَمْب لَ َغ‬
َ َ َ ‫اَّلل عَ َد َد ال ه‬ ‫ْجأَ َوََل َمْن َجا من ه‬ َ ‫ش ََل َمل‬ َ ‫الر‬ ‫ َو ه‬, ‫ش‬ ِ ‫ال َْع ْر‬
ِ‫ات ه‬
ِ ‫اَّلل التها هم‬ ِ ‫ش ْف ِع والْ ِوتْ ِر وعَ َد َد َكلِم‬ ِ‫ات ه‬
ِ ‫اَّلل التها هم‬ ِ ‫ش ْف ِع والْ ِوتْ ِر وعَ َد َد َكلِم‬ ِِ ِ ِ‫ه‬
‫ أسألك‬, ‫ات كلها‬ َ َ َ ‫اَّللُ أَ ْكبَ ُر عَ َد َد ال ه‬
‫ َو ه‬, ‫ات كلها‬ َ َ َ ‫ وا ْْلَ ْم ُد هَّلل عَ َد َد ال ه‬, ‫اَّلل التها همات كلها‬
‫ب‬ِ ‫ وا ْْلَ ْم ُد هَّللِ َر‬, ‫ص ْحبِ ِه أمجعني‬ ِِ ٍ ِ
َ ‫اَّللُ َعلَى َسيِد ََن ُُمَ همد َو َعلَى آله َو‬‫صلهى ه‬ ِ
َ ‫ َو‬, ‫ َوََل َح ْو َل َوََل قُ هوةَ هإَل ِِبَ هَّلل العلي العظيم‬, ‫السالمة برْحتك اي أرحم الراْحني‬
. ‫ني‬ ِ ‫ال َْعال‬
َ ‫َم‬
“ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maha Suci Allah, sepenuh timbangan, sebanyak ilmu, sebanyak ridha
dan seberat ‘Arsy, Segala puji bagi Allah sepenuh timbangan, sebanyak ilmu, sebanyak ridha dan seberat ‘Arsy, Allah Maha Besar sepenuh timbangan,
sebanyak ilmu, sebanyak ridha dan seberat ‘Arsy, tiada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa Allah, melainkan hanya kepada Allah.
Maha suci Allah, sebanyak bilangan ganjil dan genap, sebanyak kalimat-kalimatNya yang sempurna semuanya. Segala puji bagi Allah sebanyak
bilangan ganjil dan genap, sebanyak kalimat-kalimatNya yang sempurna semuanya. Allah Maha Besar sebanyak bilangan ganjil dan genap,
sebanyak kalimat-kalimatNya yang sempurna semuanya. Aku mohon keselamatan dengan berkat rahmatMu wahai Dzat Yang Maha paling
pengasih di antara para pengasih, tiada daya dan kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Agung. Semoga Allah
SWT memberikan rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya semuanya, segala puji bagi Allah Tuhan seru
sekalian alam”.
Barang siapa membacanya di hari ‘Asyura’ maka hatinya tidak mati (tidak menjadi orang yang keras hati).2
Selain bacaan zikir dan doa di atas ada juga doa-doa lainnya yang bisa dibaca, seperti yang tercantum dalam kitab yang
disusun oleh syekh Abdul Hamid Ali Qudus yang berjudul : ‫كنز النجاح والسرور ىف األدعية الىت تشرح الصدور‬
- Puasa ‘Asyura
Disunnahkan puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) .3 Imam Muslim meriwayatkan :
ِ ‫سنَةَ اَلْم‬ ِ ِ ِ ِ
)197( )1162( 167/3 ‫أخرجه مسلم‬ " َ‫اضيَة‬ َ ‫ " يُ َكف ُر اَل ه‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫اء‬َ ‫َو ُسئ َل َع ْن صيَ ِام يَ ْوم َعا ُش‬
َ ‫ور‬
“Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari ‘Asyura’, maka beliau bersabda : menghapus (dosa-dosa) setahun yang telah lewat”. 4
‫صالِح‬
َ ‫ال َما َه َذا قَالُوا َه َذا يَ ْوم‬
َ ‫اء فَ َق‬
َ ‫ور‬
َ ‫وم يَ ْو َم َعا ُش‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ْم ِدينَةَ فَ َرأَى الْيَ ُه‬
ُ َ‫ود ت‬
ِ ‫هب صلهى ه‬
َ ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم ال‬
ِ َ َ‫اَّلل َعْن ُهما ق‬
َ ‫ال قَد َم النِ ي‬ َ ُ‫اس َرض َي ه‬
ِ ٍ ‫َعن ابْ ِن َعبه‬
ْ
ِ‫صي ِامه‬
ِ ِ‫صامهُ وأَمر ب‬ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َ َ َ َ‫وسى مْن ُك ْم ف‬ َ ُ‫َح يق ِِب‬َ ‫ال فَأَ ََن أ‬
َ َ‫وسى ق‬ َ َ‫يل م ْن َع ُد ِوه ْم ف‬
َ ‫ص َامهُ ُم‬ ِ ‫َه َذا يَ ْوم َنَهى ه‬
َ ‫اَّللُ بَِن إ ْس َرائ‬
“Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, dia berkata : Rasulullah s.a.w. datang ke Madinah, lalu beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang
berpuasa di hari ‘Asyura. Lalu Beliau bertanya : “Hari apakah ini ?” . Mereka menjawab : “Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari Allah
menyelamatkan kaum Bani Israil (dan Nabi Musa) dari musuh mereka (Fir’aun dan kaumnya). Maka Musa berpuasa pada hari itu, (sebagai
ungkapan syukur kepada Allah). (Menanggapi kata-kata Yahudi ini) maka Rasulullah s.a.w. bersabda : “Kami lebih berhak atas Musa dari pada
kalian”. Setelah itu, beliau berpuasa dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa di hari itu.” (HR.Al-Bukhari : 1900, Ahmad : 2644).
Bahkan yang unik, diceritakan oleh Imam al-Yafi’i dan al-Nasyiri bahwasanya binatang-binatang liar dan
serangga juga berpuasa di hari ‘Asyura’.5
- Puasa Tasu’a
Disunnahkan pula puasa Tasu’a (tanggal 9 Muharram) karena ada hadits riwayat Imam Muslim bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
ِ ‫ابل ألَصوم هن الت‬ ُ ‫لَئِ ْن بَِق‬
)134( )1134( 151/3 ‫أخرجه مسلم‬ ‫هاس َع‬ َ ُ ٍ َ‫يت إِ ََل ق‬
“ Sungguh jika saya masih hidup sampai tahun depan maka saya akan menjalankan puasa pada hari kesembilan”.6
Hikmah puasa Tasu’a adalah untuk ihtiyath (hati-hati) dan agar berbeda dengan orang-orang Yahudi yang
berpuasa Asyura’ saja. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak berpuasa di hari Tasu’a itu, maka disunnahkan berpuasa
pada hari ke sebelas. Bahkan meskipun sudah puasa Tasu’a, tetap disunnahkan berpuasa pada hari ke sebelas.7
Jadi, ada kesunahan juga berpuasa di hari ke sebelas (tanggal 11 Muharram), bahkan puasa sepuluh hari yang
awwal di bulan muharram.8
- Peristiwa-peristiwa bersejarah di hari ‘Asyura

Muhammad Nawawi al-Bantani, Nihayatuzzin, Bandung : Syirkah al-Ma’arif, tt, h. 196. Lihat juga Sayyid Abu- Bakar Syatho
1

al-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, Indonesia : Dar Ihya’ al-kutub al-Ilmiyyah, tt, juz 2, h. 267.
2
Ibid
3
Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu’in, Semarang : Thaha Putra, tt, h. 58
4
Ibn Hajar al-Asqallani, Bulugul Maram, Semarang : Thaha Putra, tt, h.137
5
Zainuddin al-Malibari, Irsyadul Ibad, Semarang : Thaha Putra, tt, h.48-49
6 Zainuddin al-Malibari, op cit, h.58, lihat juga kitab hadits Riyadhus Shalihin, no. urut 1254.
7
Al-Malibari, op cit, hal. 59. Lihat juga Abdullah bin Hijazi al-Syarqawi, Hasyiyah Al-Syarqawi ‘Ala Al-Tahrir, Indonesia : Al-
Haramain, tt, juz 1, hal. 426.
8
Syaikh Sa’id Ba ‘isyun, Busyral Karim, Indonesia : Al-Haramain, tt, juz 2,h. 81.
Selain riwayat Ibnu Abbas tentang kisah puasa nabi Musa di atas, diriwayatkan pula bahwa di hari ‘Asyura’ Nabi
Adam diciptakan dan diterima taubatnya, Nabi Idris diangkat ke tempat yang tinggi (di langit), kapal Nabi Nuh a.s.
berhasil berlabuh di bukit Judiy yang terletak di Armenia bagian selatan berbatasan dengan Mesopotamia setelah
perahu itu terombang ambing di tengah banjir bandang yang menenggelamkan semua orang kafir. Nabi Ibrahim a.s.
juga lahir dan selamat dari kobaran api Raja Namrud di hari ‘Asyura’. Nabi Yunus a.s. dikeluarkan dari ikan yang
menelannya, Nabi Yusuf keluar dari penjara, Nabi Isa dilahirkan dan diangkat ke langit, sembuhnya penyakit Nabi
Ya’qub dan Nabi Ayyub juga di hari ‘Asyura’.9 Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada hari
‘Asyura’. Semua itu menunjukkan keistimewaannya.
- Amalan-amalan ‘Asyura’
Dikutip dari sebagian ulama bahwasanya amalan-amalan hari ‘Asyura’ itu ada 12,10 yaitu :
1. Shalat sunah (yang lebih utama adalah shalat Tasbih)
2. Puasa
3. Sedekah
4. Memberi nafkah lebih untuk keluarga (seperti memberi makan dengan menu yang lebih spesial dibanding hari-
hari biasa). Diriwayatkan dalam sebuah hadits : 11
»‫اء َو هس َع هللا َعلَْي ِه يف َسنَتِ ِه ُكلِ َها‬ ِِ ِ
َ ‫ور‬
َ ‫« َم ْن َو هس َع َعلَى عيَاله يَ ْو َم عَا ُش‬
“Barang siapa meluaskan nafkah keluarganya di hari ‘Asyura maka Allah akan meluaskan rizkinya sepanjang tahunnya”.
(HR. al-Thabrani dan al-Baihaqi)
5. Mandi
6. Berziarah (sowan) kepada orang alim yang shalih
7. Membesuk orang sakit
8. Mengusap kepala anak yatim
9. Memakai celak
10. Memotong kuku
11. Membaca Surat Al-Ikhlash 1000 kali
12. Shilaturrahim.
Namun dari 12 amalan di atas, hanya berpuasa dan memberi nafkah lebih untuk keluarga saja yang berdasarkan
Hadits Shahih. Sedangkan yang lain berdasarkan Hadits Dha’if, bahkan sebagian diantaranya Hadits Munkar dan
Maudhu’(palsu).12
Harus menjadi perhatian bahwa tidak ada shalat khusus ‘Asyura, bahkan Bid’ah Madzmumah.13 Oleh karena itu,
bagi yang ingin melakukan shalat sunnah maka hendaknya diniati Shalat Hajat atau Shalat Sunnah Muthlaq, dikerjakan
sendiri-sendiri (tidak berjama’ah) dan tanpa menentukan hitungan raka’at tertentu. 14
Di masyarakat kita, hal-hal di atas sudah menjadi sebuah tradisi yang secara turun-temurun dilakukan. Tradisi
yang biasa dilakukan itu memang termasuk salah satu masalah furu'iyah yang di dalamnya terdapat perbedaan
pendapat di kalangan para ulama yang timbulnya dikarenakan tidak adanya dalil yang sharih atau nash syar’i yang
khusus menjelaskan tentang masalah itu. Namun, secara umum syari'at kita menganjurkan berbuat baik atau beramal
sholih, baik yang berupa ibadah mahdhah atau ibadah ghairu mahdhah, yang bersifat qauliyah, badaniyah, atau maliyah.
Walaupun demikian, karena sudah menjadi tradisi, maka hal tersebut bisa saja dilestarikan, namun dengan
catatan : bagi yang melakukannya jangan mempunyai keyakinan atau anggapan bahwa yang dilakukan itu merupakan
anjuran khusus dari Rasulullah, kecuali beberapa amalan yang memang sudah dinash dalam hadits Nabi. Ketentuan ini
sesuai dengan keterangan dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah yang ditulis oleh Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki,
hal. 314 :
ِ ‫ و ِذ ْكرى نُ ُزو ِل الْ ُقر‬،‫ وا ْْلِ ْجرةِ النهب ِويهِة‬،‫ف ِمن َش ْعبا َن‬
‫آن َو ِذ ْك َرى‬ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ
ِ‫ص‬ ِ
ْ ِ‫ َولَيْ لَة الن‬،‫اج‬ِ ‫ َو ِذ ْك َرى اْ ِإل ْس َر ِاء َوال ِْم ْع َر‬،‫ات التها ِرِْْييه ِة َكال َْم ْولِ ِد النهبَ ِو ِي‬
ِ ‫اداتُنَا أَ ْن ََْنتَ ِمع ِإلحي ِاء مجُْلَةٍ ِمن الْمنَاسب‬
ََ ُ َ َْ َ َ َ‫ت ع‬ ْ ‫َج َر‬
ِ‫اد م ْشرو ِعيهة‬
ِ ‫اْلَطَر ُهو ْيف ا ْعتِ َق‬ ِ ِ ِ ِ ٌّ ‫ َوِيف ا ْعتبَارََِن أَ هن َه َذا اْأل َْم َر َعاد‬.‫غَ ْزَوةِ بَ ْد ٍر‬
ِ ِ
ُْ َ َ َ ْ ‫ ألَ هن‬،‫ُص ْو ِل الديْ ِن‬ ُ ‫َص ٍل م ْن أ‬ ً ‫س ُم َعا ِر‬
ْ ‫ضا أل‬ َ ‫ف ِبَنههُ َم ْش ُرْوع أ َْو ُسنهة َك َما أَنههُ ل َْي‬
ِ ُ ‫ص‬ َ ‫ فَالَ يُ ْو‬،‫ي َلَ صلَةَ لَهُ ِِبلديْ ِن‬
.ٍ‫س ِِبَ ْش ُرْوع‬ ٍ
َ ْ‫َش ْيء لَي‬
“Kita mempunyai tradisi yang sudah berlaku yaitu kita berkumpul untuk perayaan sejumlah hari-hari yang bernilai sejarah, seperti kelahiran nabi,
peringatan Isra' Mi'raj, malam NishfuSya'ban, peringatan hijrahnya nabi, malam nuzulul qur'an dan peringatan perang badar. Menurut anggapan
kita, perkara semacam itu merupakan suatu tradisi semata tidak ada sangkut pautnya dengan syari'at agama, maka tidak bisa dikatakan bahwa
hal tersebut disyari'atkan atau disunnatkan. Namun amalan tadi sama sekali tidak bertentangan dnegan prinsip-prinsip agama. Karena yang
menjadi kekhawatiran itu hanya lah timbulnya anggapan adanya anjuran syari’at terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak disyari’atkan”.

9
Muhammad Nawawi al-Bantani, op cit, h. 196, lihat juga Sayyid Abu Bakar Syatho al-Dimyathi, op cit, juz 2, h. 267, lihat juga
Syekh Nashr al-Samarkandi, Tanbihul Ghafilin, Indonesia : Al-Haramain, tt, h.123.
10
Al-Bantani, op cit, hal. 196
11
Dalam kitab Asnal Mathalib fi Ahaditsa Mukhtalifatil Maratib, juz 2 hal 586, dijelaskan bahwa menurut para ahli hadits, hadits
tersebut masih diperselisihkan keshahihannya.
12
Al-Dimyathi, op cit, juz 2, hal. 286, Abdul Hamid Ali Qudus, Kanzun Najah was Surur fil Ad’iyatil Lati Tasyrahus Shudur,
Sarang-Rembang : al-Maktabah al-Anwariyah, tt, hal. 21
13
al-Malibari, Irsyadul Ibad, hal. 50.
14
Abdul Hamid Ali Qudus, ibid , hal. 24. Lihat juga al-Ibanah Kajian Masalah Aktual Dalam Perspektif Fiqh, MWC NU
Mayong & Nalumsari, 2001, hal. 23.

Anda mungkin juga menyukai