Anda di halaman 1dari 4

1.

Fungsi Permintaan Fungsi permintaan tunduk pada hukum permintaan yang


mengatakan bahwa: ”bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah
barang yang diminta konsumen akan turun; dan sebaliknya bila harga turun, maka
jumlah barang yang diminta akan bertambah” Bila hukum permintaan itu dipenuhi
maka fungsi permintaan mempunya curam negatif dan di dalam grafik, sumbu-Y
digunakan untuk harga per unit dan sumbu-X digunakan untuk jumlah barang yang
diminta. Dalam inisiasi sebelumnya telah didiskusikan bahwa fungsi linier yang
menghubungkan dua titik (x1, y1) dan (x2, y2) adalah: 𝑦 − 𝑦1 = 𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1 (𝑥 −
𝑥1) Jika sumbu-Y adalah harga (P) dan sumbu-X adalah jumlah barang yang diminta
(Q), maka fungsi linier permintaan adalah: 𝑃 − 𝑃1 = 𝑃2−𝑃1 𝑄2−𝑄1 (𝑄 − 𝑄1) Contoh
Dua puluh lima unit rak almari akan terjual bila harganya Rp 70 (dalam ribuan),
sedangkan bila harganya naik menjadi Rp 100 (dalam ribuan) maka rak almari terjual
sebanyak sepuluh unit, Bagaimana bentuk fungsi permintaannya? Berdasarkan soal
diketahui pasangan urutnya adalah (25, 70) dan (10, 100) Fungsi linier permintaan: 𝑃
− 𝑃1 = 𝑃2−𝑃1 𝑄2−𝑄1 (𝑄 − 𝑄1) 𝑃 − 70 = 100−70 10−25 (𝑄 − 25) 𝑃 − 70 = −2(𝑄 − 25) 𝑃
= −2𝑄 + 120 atau 𝑄 = −0.5𝑃 + 60 2 Fungsi Penawaran Menurut hukum penawaran,
pada umumnya bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang
yang ditawarkan bertambah. Curam kurva penawaran umumnya positif. Seperti
halnya untuk kurva permintaan, sumbu-Y digunakan untuk harga barang per unit (P)
dan sumbu-X digunakan untuk jumlah barang yang ditawarkan (Q). Bentuk umum
fungsi penawaran adalah: Q = a + bP. Contoh Jika harga radio per unit sebesar Rp
50 (dalam ribuan), maka akan ada 120 unit radio yang ditawarkan kepada konsumen,
namun bila harganya naik menjadi Rp 80 (dalam ribuan) maka banyaknya radio yang
ditawarkan bertambah menjadi 150 unit. Bagaimana bentuk fungsi penawarannya?.
Berdasarkan soal diketahui pasangan urutnya adalah (120, 50) dan (150, 80) Fungsi
linier penawaran: 𝑃 − 𝑃1 = 𝑃2−𝑃1 𝑄2−𝑄1 (𝑄 − 𝑄1) 𝑃 − 50 = 80−50 150−120 (𝑄 − 120)
𝑃 − 50 = 1(𝑄 − 120) 𝑃 = 𝑄 − 70 atau 𝑄 = 𝑃 + 70 Keseimbangan Permintaan dan
Penawaran Keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada saat harga
permintaan sama dengan harga penawaran atau kuantitas permintaan sama dengan
kuantitas penawaran. Pd = Ps atau Qd = Qs Di mana : Pd = Harga permintaan Ps =
Harga penawaran Qd = Kuantitas permintaan Qs = Kuantitas penawaran 3 Contoh
Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh persamaan : Qd = 120 - 3P Qs =
-60 + 6P Berapa harga dan jumlah keseimbangannya? Jawab : Qd = Qs 120 - 3P = -
60 + 6P 120 + 60 = 6P + 3P 180 = 9P P = 20, maka: Q = 120 - 3(20) Q = 120 – 60=
60 Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga Rp 20 dan kuantitas sebanyak 60 unit.
2. Keseimbangan Setelah Pajak dan Subsidi
Adanya pajak dan subsidi hanya akan menggeser fungsi penawaran dan tidak
berpengaruh kepada fungsi permintaan. Pajak akan menggeser kurva penawaran ke
atas, sedangkan subsidi akan menggeser kurva penawaran ke bawah. Adanya pajak
akan menaikkan harga barang, sedangkan adanya subsidi justru akan menurunkan
harga barang tersebut. Contoh Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh :
Pd = -2Q + 10 Ps = 0,5 Q + 5 ✓ Bila dikenakan pajak Rp 1/unit, di mana titik
keseimbangannya? Adanya pajak akan menaikan harga produk yang ditawarkan.
Jika 𝑃𝑠 ′ merupakan harga penawaran setelah pajak maka 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑠 + 1 sehingga: 𝑃𝑠
′ = 0.5 𝑄 + 5 + 1 𝑃𝑠 ′ = 0.5 𝑄 + 6 Titik keseimbangan akan diperoleh jika 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑑 dan
𝑄𝑠 = 𝑄𝑑 4 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑑 0.5 𝑄 + 6 = -2Q + 10 2.5Q=4 Q=1.6, maka harga
keseimbangannya: P=0.5 x 1.6 + 6 P=6.8 Titik keseimbangan setelah pajak (1.6, 6.8)
✓ Bila diberikan subsidi Rp 1/unit, di mana titik keseimbangannya ? Adanya subsidi
akan menurunkan harga produk yang ditawarkan. Jika 𝑃𝑠 ′ merupakan harga
penawaran setelah subsidi maka 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑠 − 1 sehingga: 𝑃𝑠 ′ = 0.5 𝑄 + 5 − 1 𝑃𝑠 ′ = 0.5
𝑄 + 4 Titik keseimbangan akan diperoleh jika 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑑 dan 𝑄𝑠 = 𝑄𝑑 𝑃𝑠 ′ = 𝑃𝑑 0.5 𝑄 +
4 = -2Q + 10 2.5Q=6 Q=2.4, maka harga keseimbangannya: P=0.5 x 2.4 + 4 P=5.2
Titik keseimbangan setelah subsidi (2.4, 5.2). B. FUNGSI KONSUMSI DAN
TABUNGAN Secara matematis, hubungan fungsional antara konsumsi dan
pendapatan dapat dituliskan sebagai berikut: C=f(Y) atau C=a+ bY (a>0, b>0) dimana:
C = pengeluaran untuk konsumsi a = besarnya konsumsi pada saat pendapatannya
nol b = besarnya tambahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan sebesar
satu satuan uang 5 Pendapatan (Y) digunakan untuk konsumsi (C) dan tabungan (S),
atau Y = C + S S = Y – C S = Y – (a + bY) S = Y – a – bY S = -a + (1-b) Y Contoh Bila
fungsi konsumsi C=10 + 0.75Y, maka fungsi tabungannya adalah: S= Y – C S= Y –
(10 + 0.75Y) S= -10 + 0.25Y Berapa konsumsi pada saat tabungannya sama dengan
nol (posisi titik impas), S = 0: 0= -10 + 0.25Y Y=40, sehingga: C=10 + 0.75x 40 C=10
+ 30 C=40

3. Fungsi konsumi merupakan penjelasan mengenai hubungan antara konsumsi dan


pendapatan ke dalam bentuk persamaan dengan menggunakan beberapa asumsi
sebagai berikut:
a. Jika Y = 0, maka masyarakat akan tetap melakukan pengeluaran konsumsi minimum
b. Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan
c. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang
lebih kecil dibanding kenaikan pendapatan
Berdasarkan asumsi persamaan linear pengeluaran konsumsi dirumuskan sebagai
berikut
C = a + bY
dimana :
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
a = Konstanta
b = tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan

Fungsi Tabungan merupakan fungsi dari pendapatan yang dimanfaatkan untuk konsumsi
dan tabungan, sehingga rumus umumnya adalah:
Y=C+S
dimana
s = Tabungan
dikarenakan Y = C+S, makan S = Y - C, jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi,
maka:
S = Y-C
S = Y - (a + bY)
S = Y - a - bY
S = Y(1-b) - a
Pembahasan
a. Fungsi tabungan = S = Y(1-b) - a
Dimana C = 150 + 0,5 Y
S = Y(1-0,5) - 150
S = 0.5Y - 150
b. Jika 1/4 dari pendapatan ditabung, berapa besar konsumsi?
pendapatan adalah Y, dimana 0,25 nya ditabung, maka persamaan fungsi konsumsi
menjadi
C = 150 + 0,5 (1-0,25) Y
C = 150 + 0,5 (0,75)Y
C = 150 + 0,375Y
c. Titik Impasnya
titik impas terjadi ketika Y = C
Y = 150 + 0,5Y
0,5 Y = 150
Y = 300
Kesimpulan
fungsi tabungan dari C = 150 + 0,5 Y adalah S=0,5Y - 150, sedangkan titik impas dari
fungsi diatas adalah 300

4. Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional


kedalam bentuk persamaan C = f (Y).
Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan sehingga rumus umumnya: S
= f (Y).
Biaya hidup: Rp 750.000/bulan
Gaji setelah 2 bulan di PHK = 3.000.000/bulan
Tabungan setelah 2 bulan PHK = 20% dari gaji = (20% * 3.000.000)/bulan

Anda mungkin juga menyukai