Anda di halaman 1dari 10

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No.

ANALISA ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK


MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6

Ali Supriyadi *)

Abstrak

Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya
aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada
keadaan operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan
terjadi di masa yang akan datang. Dengan studi aliran daya dapat mengetahui
tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa
tegangan, daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada
dalam system, kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas batas yang
ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan.
Untuk menyelesaikan studi aliran daya, metode yang sering digunakan adalah
metode Gauss-Seidel dan metode Newton Raphson. Metode Newton Raphson lebih
cepat mencapai nilai konvergen sehingga proses iterasi yang berlangsung lebih sedikit.
Dengan menggunakan ETAP dapat diketahui dengan cepat tindakan apa yang harus
diketahui, dari hasil analisa untuk memperbaiki keadaan over excited pada generator 2
dilakukan penambahan kapasitor pada bus yang terhubung langsung dengan
generator 2 sebesar 21 Mvar.

I. PENDAHULUAN 1.1 Bus Referensi (Swing atau


Slack Bus)
Studi aliran daya merupakan Bus ini berfungsi untuk mensuplai
penentuan atau perhitungan tegangan, kekurangan daya aktif (P) dan daya
arus, daya aktif maupun daya reaktif reaktif (Q) dalam sistem. Parameter
yang terdapat pada berbagai titik atau besaran yang di tentukan adalah
jaringan listrik pada keadaan operasi tegangan (V) dan sudut fasa (δ). Setiap
normal, baik yang sedang berjalan sistem tenaga listrik hanya terdapat 1
maupun yang diharapkan akan terjadi bus referensi, yaitu bus yang
di masa yang akan datang. Dengan didalamnya terdapat pembangkit atau
studi aliran daya dapat mengetahui generator yang memiliki kapasitas
tegangan-tegangan pada setiap bus terbesar di antara pembangkit yang lain
yang ada dalam sistem, baik magnitude didalam sistem.
maupun sudut fasa tegangan, daya
aktif dan daya reaktif yang mengalir 1.2 Bus Generator (Voltage Control
dalam setiap saluran yang ada dalam Bus)
system, kondisi dari semua peralatan, Bus ini merupakan bus yang
apakah memenuhi batasbatas yang tegangannya dapat dikontrol melalui
ditentukan untuk menyalurkan daya pengaturan daya reaktif agar
listrik yang diinginkan. tegangannnya tetap. Parameter atau
besaran yang diketahui adalah daya

56
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

aktif (P) dan tegangan (V). Bus ini c. Data saluran transmisi, yaitu
dinamakan PV bus. resistansi (R) dalam ohm (Ω) dan
reaktansi (X) dalam ohm (Ω).
1.3 Bus Beban (Load Bus) d. Data beban, yaitu daya aktif (P)
Bus ini adalah bus yang dalam Megawatt (MW) dan daya
terhubung dengan beban sistem. reaktif (Q) dalam satuan Megavolt
Parameter atau Ampere (MVA).
besaran yang ditentukan adalah daya
aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka bus II. DASAR TEORI
ini di sebut juga PQ bus.
Sebelum analisis aliran daya 2.1 Studi Aliran Daya Listrik
dilakukan, komponen sistem yang terdiri Studi aliran daya merupakan
dari pembangkit (generator), penentuan atau perhitungan tegangan,
transformator, saluran transmisi dan arus, daya aktif maupun daya reaktif
beban harus di representasikan atau di yang terdapat pada berbagai titik
modelkan melalui diagram satu garis jaringan listrik pada keadaan operasi
(oneline diagram) dengan menganggap normal, baik yang sedang berjalan
sistem tiga fasa dalam keadaan maupun yang diharapkan akan terjadi di
seimbang. Diagram ini di maksudkan masa yang akan datang
untuk memberikan gambaran secara (Stevenson,1996).
ringkas suatu sistem tenaga listrik Adapun tujuan dari studi analisa
secara keseluruhan, dalam hal ini aliran daya antara lain (Sulasno,1993):
sistem tenaga listrik di Sumatera Utara. a. Untuk mengetahui tegangan-
Untuk itu di butuhkan data-data yang tegangan pada setiap bus yang
terkait dengan komponen-komponen ada dalam sistem, baik magnitude
tersebut. Menurut Stevenson (1996), maupun sudut fasa tegangan.
data-data yang dibutuhkan untuk b. Untuk mengetahui daya aktif dan
analisis aliran daya adalah sebagai daya reaktif yang mengalir dalam
berikut : setiap saluran yang ada dalam
sistem.
a. Data pembangkit (generator), c. Untuk mengetahui kondisi dari
yaitu kapasitas daya aktif (P) semua peralatan, apakah
dalam satuan Megawatt (MW) dan memenuhi batas batas yang
reaktif (Q) dalam satuan Megavolt ditentukan untuk menyalurkan
Ampere (MVA) , tegangan daya listrik yang diinginkan.
terminal (V) dalam satuan Kilovolt d. Untuk memperoleh kondisi mula
(KV) dan reaktansi sinkron (X) pada perencanaan sistem yang
dalam satuan Ohm (Ω). baru.
b. Data Transformator Daya, yaitu e. Untuk memperoleh kondisi awal
kapasitas tiap trafo dalam satuan untuk studi-studi selanjutnya
Megavolt Ampere (MVA), seperti studi hubung singkat,
tegangan (V) dalam satuan stabilitas, dan pembebanan
Kilovolt (KV) dan reaktansi bocor ekonomis.
(X) dalam satuan Ohm (Ω).

57
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

Beberapa hal di atas inilah yang Sehingga persamaan daya pada


sangat diperlukan untuk menganalisa persamaan (5) dan (6) akan menjadi :
keadaan sekarang dari sistem guna
𝑛
perencanaan perluasan sistem yang
𝑃𝑝 = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
akan datang. 𝑞=1
Persamaan umum untuk arus + 𝐵𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
yang mengalir menuju suatu bus adalah …………………………………..…… (7)
(Pai,1979) : 𝑛
𝑄𝑝 = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 + 𝐵𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝
𝑞=1
I1 = Y11 V1 + Y12 V2 + Y13 V3 + … + Y1n Vn − 𝛿𝑞
I2 = Y21 V1 + Y22 V2 + Y23 V3 + … + Y2n Vn …………………………………………. (8)
I3 = Y31 V1 + Y32 V2 + Y33 V3 + …+ Y3n Vn
2.2 Metode Newton Rapson
, , , , ,
Pada metode Newton Raphson,
, , , , , slack bus diabaikan dari perhitungan
, , , , , iterasi untuk menentukan tegangan-
In = Yn1 V1 + Yn2 V2 + Yn3 V3 + … + Ynn Vn tegangan, karena besar dan sudut
………………………………………... (1) tegangan pada slack bus telah
Atau dapat juga ditulis dengan ditentukan. Sedangkan pada generator
persamaan berikut : bus , dayaaktif dan magnitude tegangan
𝑛
bernilai tetap, sehingga hanya daya
𝐼𝑃 = 𝑌𝑝𝑞 𝑉𝑞 ;𝑝 = 1,2,3,…, n …. (2) reaktif yang dihitung pada setiap
𝑞=1
iterasinya. Dalam analisa aliran daya,
ada dua persamaan yang harus
Daya kompleks pada bus p diselesaikan pada tiap-tiap bus. Kedua
tersebut adalah : persamaan itu adalah seperti pada
Persamaan (7) dan Persamaan (8).
Sp = Pp + jQp = Vp Ip* …………….. (3) Dalam penyelesaian iterasi pada
metode Newton Raphson, nilai dari
dengan memasukkan Persamaan (2) ke
daya aktif (Pp) dan daya reaktif (Qp)
Persamaan (3) akan menghasilkan :
yang telah dihitung harus dibandingkan
dengan nilai yang ditetapkan, dengan
𝑃𝑝 + 𝑗𝑄𝑝 = 𝑉𝑝 𝑛𝑞 =1 𝑌𝑝𝑞
∗ 𝑉 ∗ ……..…. (4)
𝑞
persamaan berikut (Pai,1979) :
Apabila bagian real dan imajiner dari
persamaan (4) dipisahkan maka akan 𝑠𝑝𝑒𝑐
∆𝑃𝑝 = 𝑃𝑝 − 𝑃𝑝𝑐𝑎𝑙𝑐
diperoleh : 𝑛
𝑠𝑝𝑒𝑐
∆𝑃𝑝 = 𝑃𝑝 − 𝑉𝑝 𝑉𝑞
𝑛 ∗ ∗
𝑃𝑝 = 𝑅𝑒 𝑉𝑝 𝑞=1 𝑌𝑝𝑞 𝑉𝑞 …………….. (5) 𝑞=1
𝐺𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 + 𝐵𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 . (9)
𝑄𝑝 = 𝐼𝑚 𝑉𝑝 𝑛𝑞=1 𝑌𝑝𝑞
∗ ∗
𝑉𝑞 ……………. (6)
p = 1, 2, 3, … n
Apabila impedansi dinyatakan dalam
𝑠𝑝𝑒𝑐
bentuk siku siku maka : ∆𝑄𝑝 = 𝑄𝑝 − 𝑄𝑝𝑐𝑎𝑙𝑐
𝑛
𝑠𝑝𝑒𝑐
∆𝑃𝑝 = 𝑄𝑝 − 𝑉𝑝 𝑉𝑞
Ypq = Gpq + jBpq 𝑞=1

58
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

𝐺𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 + 𝐵𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − a. Untuk p ≠ q


𝛿𝑞…………………………………….(10)
𝜕𝑃𝑝
p = 1, 2, 3, … n 𝐻𝑝𝑞 = = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 −
𝜕𝛿𝑞
dimana superskrip spec berarti yang 𝐵𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
ditetapkan (specified) dan calc adalah 𝜕𝑃𝑝
𝑁𝑝𝑞 = = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
yang dihitung (calculated). 𝜕 𝑉𝑞
Proses iterasi ini akan +
berlangsung sampai perubahan daya 𝐵𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
aktif (ΔPp) dan perubahan daya reaktif
(ΔQp) tersebut telah mencapai nilai 𝜕𝑄𝑝
konvergen (ε ) yang telah ditetapkan. 𝐽𝑝𝑞 = = − 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
𝜕𝛿𝑞
Pada umumnya nilai konvergen antara
+
0,01 sampai 0,0001. (Sulasno,1993).
𝐵𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
Matrik Jacobian terdiri dari
𝜕𝑄𝑝
turunan 𝐾𝑝𝑞 = = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
parsial dari P dan Q terhadap masing- 𝜕 𝑉𝑞
masing variabel, besar dan sudut fasa −
tegangan, dalam Persamaan (7) dan 𝐵𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 ………….……… (12)
Persamaan (8). Besar dan sudut fasa
tegangan yang diasumsikan serta daya b. Untuk p = q
aktif dan daya reaktif yang dihitung 𝜕𝑃𝑝 2
𝐻𝑝𝑝 = = −𝑄𝑝 − 𝐵𝑝𝑝 𝑉𝑝
digunakan untuk mendapatkan 𝜕𝛿𝑝
elemenelemen Jacobian. Setelah itu 𝜕𝑃𝑝 2
akan diperoleh harga dari perubahan 𝑁𝑝𝑝 = = 𝑃𝑝 + 𝐺𝑝𝑝 𝑉𝑝
𝜕 𝑉𝑝
∆𝑣
besar tegangan , dan perubahan 𝜕𝑄𝑝 2
𝑣
𝐽𝑝𝑝 = = 𝑃𝑝 + 𝐺𝑝𝑝 𝑉𝑝
sudut fasa 𝜕𝛿𝑝
tegangan, Δδ.
𝜕𝑄 𝑝 2
𝐾𝑝𝑝 = = 𝑄𝑝 − 𝐵𝑝𝑝 𝑉𝑝 …...… (13)
𝜕 𝑉𝑝
Secara umum persamaan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut
(Pai,1979) : dengan :
𝑛
𝑃𝑝 = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 +
∆𝑃 𝐻 𝑁 ∆𝛿 𝑞=1
= ∆𝑉 ……… (11) 𝐵𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
∆𝑄 𝑘 𝐽 𝐾 𝑘 𝑉 𝑘 𝑛
Submatrik H, N, J, L menunjukkan 𝑄𝑝 = 𝑉𝑝 𝑉𝑞 𝐺𝑝𝑞 sin 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞 +
𝑞=1
turunan parsial dari Persamaan (7) dan
𝐵𝑝𝑞 cos 𝛿𝑝 − 𝛿𝑞
(8) terhadap |V | dan δ, dimana matrik
tersebut disebut matrik Jacobian. Nilai
dari masing masing elemen Jacobian
sebagai berikut (Pai,1979) :

59
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

III. ANALISA ALIRAN DAYA c. Mengganti mode load-flow


MENGGUNAKAN ETAP dengan cara klik load flow
analysis pada mode toolbar.
3.1 Langkah-langkah menjalankan d. Pilih metode aliran daya
simulasi aliran daya pada ETAP dengan cara klik load flow
a. Menggambar single-line study case, disi terdapat
diagram pada lembar kerja beberapa pilihan metode yaitu:
ETAP. newtonraphson, gaus siedel,
b. Memasukan parameter- fast decouple.
parameter setiap komponen e. Run load flow dengan cara klik
- Power grid (rated kV, ikon run load flow pada load
MVAsc, %V,Vangle, dll) flow toolbar.
- Bus (Nominal Kv) f. Untuk melihat hasil secara
- Transformator (Kv prim,Kv komplit klik report manager.
sek, rating MVA, %Z, X/R, Disini terdapat beberapa
dll) pilihan format dari hasil aliran
- Line (panjang, R0, X0, Y0, daya yaitu: pdf, Microsoft word,
R1,2, X1,2,Y1,2, dll) Microsoft excel, dll.
- Load (1 fasa/ 3 fasa, MVA,
PF, Amps, rated KV, dll)

3.2 Single Line Diagram

PF
Gambar 1. Single Line Diagram Sistem Distribusi : 95%
Tenaga Listrik
Generator 2
3.3 Data Percobaan :
Mode : Swing
a. Data Generator Tegangan : 20 Kv
Generator 1 Daya : 90,3 MW
Mode : Swing PF : 95%
Tegangan : 20 Kv
Daya : 60 MW
60
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

b. Data Beban Heesung – XLPE – 3/C


Beban 1 Metric CU 50 Hz 30 Kv
V : 20 Kv Panjang : 40 km
P : 20,13 MW Size 120 mm2
Q : 12,08 Mvar Cable 4 (bus 2 – 4)
Beban 2 Heesung – XLPE – 3/C
V : 20 Kv Metric CU 50 Hz 30 Kv
P : 54,4 MW Panjang : 50 km
Q : 32,64 Mvar Size 120 mm2
. Bebab 3
Cable 5 (bus 4 – 3)
V : 20 Kv
Heesung – XLPE – 3/C
P : 25,01 MW
Metric CU 50 Hz 30 Kv
Q : 15,23 Mvar
Panjang : 50 km
c. Data Saluran Size 120 mm2
Cable 1 (bus 1 – 2) Cable 6 (bus 2 – 3)
Heesung – XLPE – 3/C Heesung – XLPE – 3/C
Metric CU 50 Hz 30 Kv Metric CU 50 Hz 30 Kv
Panjang : 150 km Panjang : 130 km
Size 120 mm2 Size 120 mm2
Cable 2 (bus 4 – 5) Cable 7 (bus 1 – 3)
Heesung – XLPE – 3/C Heesung – XLPE – 3/C
Metric CU 50 Hz 30 Kv Metric CU 50 Hz 30 Kv
Panjang : 60 km Panjang : 20 km
Size 120 mm2 Size 120 mm2
Cable 3 (bus 2 – 5)

3.4 Hasil Simulasi


a. Simulasi aliran daya ETAP

Gambar 2. Model Sistem Distribusi Tenaga Listrik setelah di simulasi aliran daya ETAP 12.6

61
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

b. Alert View

Gambar 3. Alert View

c. Load Flow Analysis

Gambar 4. Load flow Report

62
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

Gambar 5. Losses Report

3.5 Analisa Untuk memperbaiki keadaan bus


Dari hasil simulasi aliran daya 4 yang under voltage dilakukan dengan
menggunakan software ETAP 12.6 di memperbaiki impedansi dengan
atas dapat dilihat daya yang mengalir memperbesar luas penampang pada
pada tiap bus. Besarnya daya yang kabel 4.
mengalir tergantung pada beban yang Sedang untuk memperbaiki
terpasang pada bus tersebut. Bus 4 keadaan generator 2 yang mengalami
diketahui pada kondisi under voltage over excited, dilakukan dengan
(marginal) dan pada generator 2 memasang kapasitor
mengalami over excited (critical) karena
setting marginal 95%.

Gambar 6. Model Sistem Distribusi Tenaga Listrik setelah di simulasi aliran daya ETAP 12.6
(Setelah melakuakan koreksi luas penampang kabel dan penambahan kapasitor)

63
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

Besarnya kapasitor yang harus C = 48,197 – (0,95 x 29,688)


dipasang dapat diketahui dari alert view. C = 20 Mvar
Pada alert view ditunjukkan bahwa
rating/limitnya adalah sebesar 29,688 Karena setting marginal 95% (artinya
Mvar sedangkan pada kenyataannya akan mengalami keadaan marginal
beroperasi (operating) sebesar 48,197 apabila beroperasi 95%) jadi nilai
Mvar. Besar nilai kapasitor yang harus kapasitor harus lebih besar dari 20 Mvar
ditambahkan adalah Mvar operating – agar operatingnya kurang dari 95%.
95 % Mvar rating. Untuk itu diambil nilai kapasitor sebesar
21 Mvar / 21000 kvar.

Gambar 7. Alert View


(Setelah melakuakan koreksi luas penampang kabel dan penambahan kapasitor)

Gambar 8. Load flow Report


(Setelah melakuakan koreksi luas penampang kabel dan penambahan kapasito)
64
FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3

Gambar 9. Losses Report


(Setelah melakuakan koreksi luas penampang kabel dan penambahan kapasito)

IV. KESIMPULAN diketahui. Pada analisa di atas,


untuk memperbaiki keadaan over
1. Analisa aliran daya merupakan excited pada generator dilakukan
suatu analisa aliran daya aktip (P) penambahan kapasitor pada bus
dan daya reaktif (Q) dari suatu yang terhubung langsung dengan
sistem pembangkit melalui suatu generator. Untuk memperbaiki
saluran hingga ke beban. keadaan bus 4 yang under voltage
2. Besarnya daya yang mengalir dilakukan dengan memperbaiki
tergantung pada besarnya beban impedansi dengan memperbesar
yang terpasang pada bus. luas penampang pada kabel 4,
3. Dengan menggunakan ETAP dan sekaligus memperbaiki
dapat diketahui dengan cepat losses.
tindakan apa yang harus

DAFTAR PUSTAKA

1. John J. Grainger, William D. Stevenson, Jr., “Power System Analysis”, McGraw-


Hill Inc, 1994
2. Hadi Saadat, “Power System Analysis”, McGraw-Hill Inc, 1999
3. Turan Gonen, “Modern Power System Analysis”, John Wiley & Sons, 1988
4. Sulasno, Ir. “Analisis Sistem tenaga”,Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 1993
5. Sulasno, Ir. “Sistem Distribusi Tenaga Listrik”,Semarang: Satya Wacana, 1993

*) Ali Supriyadi adalah pejabat fungsional Widyaiswara

65

Anda mungkin juga menyukai