Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN KAUR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PERAWATAN
MUARA NASAL
Jl. Pangeran Raden Putu Negara Desa Tanjung Betuah, Kec.
Nasal, Kab. Kaur, Prov Bengkulu, Kode Pos 38564

LAPORAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN


PENCEGAHAN KOMPLIKASI ( P4K ) DENGAN STIKER

A. Pendahuluan
P4K dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh
bidan di desa khususnya, dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Fokus dari P4K adalah pemasangan stiker pada setiap rumah yang ada ibu
hamil. Diharapkan dengan adanya stiker di depan rumah, semua warga masyarakat
di desa tersebut mengetahui dan juga diharapkan dapat mengembangkan norma-
norma social termasuk kepeduliannya untuk menyelamatkan ibu hamil dan ibu
bersalin. Dianjurkan kepada ibu hamil untuk melahirkan ke fasilitas kesehatan
termasuk bidan desa. Bidan diharuskan melaksanakan pelayanan kebidanan antara
lain pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, asuhan masa nifas dan
perawatan bayi baru lahir sehingga kelak dapat mencapai dan mewujudkan Visi
Departemen Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”. P4K
merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman, selamat dan sehat. Yang terpenting adalah persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB
pasca persalinan. Dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran
dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi baru lahir (DepKes RI, 2009).

B. Latar Belakang
Dalam rangka pencapaian target sasaran rencana pembangunan jangka
menengah bidang kesehatan (RPJMN-KN) 2004-2009 yaitu AKI 226/100.000 KH,
dan target pencapaian Millenium Development Golals (MDG’s), yaitu AKI menjadi
102/100.000 KH pada tahun 2015, perlu dilakukan upaya terobosan yang efektif dan
berkesinambungan.
Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung, yaitu
perdarahan, infeksi, eklampsi, persalinan lama dan abortus komplikasi abortus. Di
samping itu, kematian ibu juga dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran perempuan, faktor sosial budaya
serta faktor transportasi, yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya dua
keadaan yang tidak menguntungkan, yaitu : (1) Tiga Terlambat (terlambat mengenal
tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan,
dan terlambat mendapatkan pelayanan fasilitas kesehatan); (2) Empat Terlalu
(terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlali rapat jarak melahirkan,
dan terlalu tua untuk melahirkan). Mengingat penyebab dan latarbelakang kematian
ibu yang sangat kompleks dan menyangkut bidang-bidang yang ditangani oleh
sektor, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka upaya percepatan
penurunan AKI memerlukan penanganan yang menyeluruh terhadap masalah yang
ada dengan melibatkan sektor terkait.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, telah dilakukan upaya
percepatan penurunan AKI. Pada tahun 2000 Departemen Kesehatan telah
mencanangkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strategi
terfokus dalam penyediaan dan pemantapan pelayanan kesehatan, dengan 3(tiga)
pesan kunci MPS, yaitu: (1) setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih, (2) setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat, dan (3) setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Upaya
penceptan penurunan AKI tersebut dilaksanakan melalui empat strategi, yaitu: (1)
peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatatan ibu dan bayi, (2) Kerjasama
lintasan program, lintasan sektor terkait dan masyarakat termasuk swasta, (3)
Pemberdayaan perempuan, keluarga dan pemberdayaan masyarakat, dan (4)
meningkatkan survailance, monotoring-evaluasi KIA dan pembiayaan.
Berbagai upaya peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan manajemen
program KIA bersama dengan program terkait dan lembaga internasional telah
dilaksanakan, namun masih perlu adanya peningkatan keterlibatan masyarakat
dalam perhatian dan pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Seperti
diketahui bersama bahwa di tingkat masyarakat masalah keterlambatan, utamanya
terlambat mengenali tanda bahaya dan pengambilan keputusan, serta masalah 4
Terlalu, masih dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan dan kondisi
ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Di masyarakat kita, seringkali perempuan
tidak mempunyai akses dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dan
kewenangan untuk memutuskan masalah kesehatannya sendiri. Sehubungan
dengan hal tersebut dan sesuai dengan strategi MPS, upaya percepatan angka
kematian ibu diperlukan adanya dukungan lintas sektor dalam pemberdayaan
perempuan, keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan dan
kesiagaan dalam menghadapi komplikasi obstetri dan neonatal.
Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K (program
perencanaan dan pencegahan komplikasi) dengan stiker yang merupakan “upaya
terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus
merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian
masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru
lahir.
Dari pengalaman lapangan, ditemukan bahwa kemampuan dalam
berkomunikasi merupakan kunci keberhasilan untuk dapat membangun
kepercayaan masyarakat terhadap bidan. Dalam P4K dengan Stiker bidan
diharapkan berperan sebagai fasilitator dan dapat membangun komunikasi
persuasif dan setara di wilayah kerjanya agar dapat terwujud kerjasama dengan ibu,
keluarga dan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir.
Melalui P4K dengan Stiker, masyarakat diharapakan dapat mengembangkan
norma sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu hamil-bersalin-nifas
dan bayi lahir ke bidan dengan memeriksakan kehamilan, bersalin, perwatan nifas,
dan perawatan bayi baru lahir ke bidan atau tenaga kesehatan terampil di bidang
kebidanan, sehingga kelak dapat mencapai dan mewujudkan Visi Departemen
Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”.
Dasar Hukum
1) Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2) Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3) Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentangTenagaKesehatan
4) Keputusan Menteri Kesehatan No. 900 tahun 2002 tentang registrasi dan
praktek bidan
5) Keputusan Menteri Kesehatan No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
6) Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2004 tentang Buku KIA
7) Keputusan Menteri Kesehatan No.564 tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga

P4K dengan Stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh
Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi
ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan
bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker P4K disetiap rumah ibu
hamil yang memuat informasi tentang : lokasi tempat tinggal ibu hamil,
identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping
persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang
akan digunakan serta pembiayaan.
2) Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB passca
persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
3) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi
komplikasi selama, hamil, bersalin maupun nifas.
4) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal,
dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan stiker, dan KB
pascasalin sesuai dengan perannya masing-masing.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Orientasi P4K dengan stiker
Orientasi ditujukan untuk pengelola program dan stakeholders terkait di
tingkat Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan,
sistem pencatatan dan pelaporan serta dukungan apa saja yang disiapkan dan
diperlukan agar P4K dengan stiker dapat terlaksana di lapangan.
2. Sosialisasi
Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa/lurah, bidan, dukun, tokoh agama,
tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat
desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang
tujuan, manfaat dan mekanisme pelaksanaan agar mendapat dukungan dari
seluruh lapisan masyarakat dalam pelaksanaannya di lapangan.
3. Operasionalisasi P4K denganStiker di Tingkat Desa
a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa/kelurahan.
Pertemuan dipimpin oleh kepala desa/lurah, dan dihadiri bidan di desa,
kader, dukun, tokoh masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu mempersiapkan persalinan
yang aman bagi ibu yang diwujudkan dengan mendata jumlah ibu hamil yang
ada diwilayah desa, serta membahas dan menyepakati calon donor darah,
transport dan pembiayaan. Pertemuan ini juga dapat dipakai untuk
mengembangkan forum yang telah ada sebelumnya, seperti Pokja Posyandu,
Forum GSI yang ditujukan untuk melaksanakan program P4K dengan stiker
ini.
b. Kontak dengan Ibu Hamil dan Keluarga dalam Pengisian Stiker
Bidan di desa bersama kader dan/dukun melakukan kontak dengan ibu
hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker, termasuk
pemakaian KB pasca persalinan. Keterampilan berkomunikasi sangat
penting dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan yang melakukan kontak dengan
ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker.
c. Pemasangan Stiker di Rumah Ibu Hamil
Setelah melakukan konseling, stiker diisi oleh Bidan, kemudian stiker
tersebut ditempel di rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah, dan ibu
hamil diberikan buku KIA untuk dipahami isinya. Stiker P4K ini memuat
informasi tentang nama ibu hamil, nama suami, golongan darah ibu hamil,
nama pendamping persalinan diarahkan agar suami yang mendampingi (tulis
namanya), nama tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan, rencana
nama pendonor darah yang akan diminta bila ibu hamil mengalami
kegawatdaruratan dan rencana transportasi/ ambulan desa yang akan
dipakai bila ibu hamil mengalami kegawatdaruratan, rencana pembayaran.
Program pemasangan stiker ini menjadi media utama dalam P4K. melalui
stiker, pendataan dan pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara intensif
oleh Bidan bersama dengan suami, keluarga, kader, masyarakat, Forum
Peduli KIA, serta pendeteksi dini kejadian komplikasi sehingga ibu hamil
dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan selamat, serta
bayi yang dilahirkan sehat. Pemasangan “stiker P4K” bukanlah sekedar
menempelkan stiker pada setiap rumah ibu hamil, tapi harus dilakukan
konseling kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk mendapatkan
kesepakatan dan kesiapan dalam merencanakan persalinan.
d. Pendataan Jumlah Ibu Hamil di Wilayah Desa
Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan
secara teratur untuk up-dating, dan disampaikan pada setiap pertemuan
bulanan .Kemudian pemberian konseling kepada ibu hamil, dilanjutkan
dengan penempelan stiker dirumah ibu hamil dan pemberian Buku KIA
kepada ibu hamil tersebut.

E. SASARAN
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pertemuan dipimpin oleh kepala desa/lurah, dan dihadiri bidan di desa, kader,
dukun, tokoh masyarakat
2. Bidan di desa bersama kader dan/dukun melakukan kontak dengan ibu hamil,
suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker, termasuk pemakaian
KB pasca persalinan
3. Setelah melakukan konseling, stiker diisi oleh Bidan, kemudian stiker tersebut
ditempel di rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah, dan ibu hamil diberikan
buku KIA untuk dipahami isinya
4. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan secara
teratur untuk up-dating, dan disampaikan pada setiap pertemuan bulanan

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Nama Desa Tanggal/tahun Waktu ket

pelaksanaan

1 Sukutiga 09.00 wib

2 Tanjung betuah 02 Februari 2019

3 Gedung Menung 04 Februari 2019 10.00 Wib

4 Ulak Pandan 22 Februari 2019 09.30.Wib

5 Batulungun 07 Februari 2019 09.00 Wib

6 Merpas 08 Februari 2019 10.00 Wib

7 Pasar Baru 09 Februari 2019 09.00 Wib

8 Tebing Rambutan 11 Februari 2019 10.30 Wib

9 Air batang 20 Februari 2019 10.30 Wib

10 trijaya 21 Februari 2019 10.00 Wib

11 Sinar banten 15 Februari 2019 09.00 Wib

12 Bukit Indah 16 Februari 2019 10.00 Wib

13 Sukajaya 18 Februari 2019 10.00 wib

14. Pasar Jum’at 19 Februari 2019 10.00 Wib

15. Air Palawan 12 Februari 2019 10.00 Wib

16 Muara Dua 14 Februari 2019 10.00 Wib

17 Sumber harapan 13 Februari 2019 10.00 Wib


E. EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Pemasangan stiker P4K oleh bidan kemudian dicatat kedalam buku KIA
(merah muda) dan dilaporkan kepada koordinator KIA untuk dicatat dalam kohort
ibu serta dilaporkan setiap bulan. Kegiatan monev dilakukan setiap 3 bulan sekali
bersama dengan program lainnya. Pada akhir tahun direkaputulasi dalam satu
tahun sebagai hasil kegiatan program KIA.
Muara Nasal, 2019
Penanggung Jawab

JUITA, A.Md, Keb


NIP.19730720 200604 2 014

Anda mungkin juga menyukai