Anda di halaman 1dari 3

Teh (Camellia sinensis) sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk daun teh muda yang

telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis,
dan pengeringan. Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah memberi rasa segar, dapat
memulihkan kesehatan badan, dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif serta manfaat
yang lain. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh tersebut berasal dari kandungan senyawa
kimia yang terdapat dalam daun teh. Komposisi susunan kimia dalam daun teh sangat bervariasi
bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan
kultur teknis, umur daun, dan banyaknya sinar matahari yang diterima (Towaha, 2019).
Kandungan senyawa kimia pada daun teh serta perubahan - perubahan yang terjadi
pada senyawa kimia tersebut selama pengolahan sangat penting diketahui terutama bagi pelaku
industri teh seperti pengusaha dan petani sehingga dapat menghasilkan produk teh yang bercita
rasa dan beraroma serta berkhasiat tinggi yang dapat bersaing dengan teh produksi luar negeri.
Begitupun dengan konsumen teh, dengan pengetahuan tersebut konsumen dapat memilih jenis
teh yang tepat sesuai kebutuhannya (Towaha, 2019).
Oleh karena itu, dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap manfaat
kesehatan yang diperoleh dari minuman teh maka untuk mewujudkan produk teh dengan
kualitas terjamin, penguasaan tentang bahan baku serta perubahannya selama proses
pengolahan tak kalah pentingnya dengan penguasaan teknologi pengolahan itu sendiri. Apalagi
saat ini produk teh tidak hanya terbatas pada produk minuman saja, tetapi telah menjadi salah
satu komponen penting pada produk makanan, farmasi, perawatan tubuh, dan kecantikan
(Towaha, 2019).
Adapun kandungan yang terdapat di dalam daun teh antara lain:
1. Katekin (Tanin)
Katekin adalah senyawa metabolit sekunder yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan
dan termasuk dalam golongan flavonoid. Katekin pada daun teh merupakan senyawa yang
sangat kompleks, tersusun sebagai komponen senyawa katekin (C), epikatekin (EP), epikatekin
galat (ECG), epigalokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG), dan galokatekin (GC). Kandungan
total katekin pada daun teh segar berkisar 13,5 - 31 %. Senyawa katekin merupakan senyawa
yang paling penting pada daun teh, yang berfungsi sebagai antioksidan yang menyehatkan
tubuh. Katekin dalam teh hijau berkemampuan 100 kali lebih efektif untuk menetralisir radikal
bebas daripada vitamin C dan 25 kali lebih ampuh dari vitamin E. Selain itu, senyawa katekin
juga berperan dalam menentukan sifat produk teh seperti rasa, warna, dan aroma. Katekin
menentukan warna seduhan terutama pada teh hitam, pada proses oksidasi enzimatis
(fermentasi) sebagian katekin terurai menjadi senyawa theaflavin yang berperan memberi
warna kuning dan senyawa thearubigin yang berperan memberi warna merah kecoklatan.
Selama proses pengolahan teh, kandungan katekin akan mengalami penurunan akibat proses
pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan, dan pengeringan. Hasil penelitian Karori et al. (2007)
dari pengolahan daun teh yang mengandung katekin 13,76% mendapatkan bahwa penurunan
kandungan katekin terjadi pada pengolahan teh oolong, teh hijau, dan teh hitam. Penurunan
kandungan katekin tertinggi terjadi pada pengolahan teh hitam. Penurunan kandungan katekin
pada teh hitam merupakan suatu keharusan mengingat katekin sengaja diubah menjadi
theaflavin dan thearubigin untuk menghasilkan citarasa yang khas. Selain itu, katekin pada teh
hijau bermanfaat sebagai antibakteri (Towaha, 2019).
2.L- Theanin
L-Theanin merupakan asam amino yang memberikan cita rasa yang khas pada teh dan
hanya ditemukan pada tanaman teh. L-Theanin dalam teh dapat mempengaruhi kondisi
psikologi atau mental seseorang yang minum teh hijau sehingga akan terasa lebih rileks dan
nyaman. Dalam hal ini, L-Theanin mampu mengurangi rasa stress dan dapat meningkatkan daya
ingat seseorang karena L-Theanin mengandung efek relaksasi.
3. Vitamin B
Teh Hijau mengandung vitamin B (B1, B2, B3, B5) dimana kandungannya 10 kali lebih
besar daripada kandungan yang terdapat pada serealia dan sayuran. Vitamin B ini membantu
metabolisme karbohidrat, sekresi cairan pencernaan, dan melindungi membran mukosa.
Vitamin B1 (Thiamine) berfungsi menjaga sistem saraf agar tetap sehat dan diperlukan untuk
mengubah makanan menjadi energi. Vitamin B2 (Riboflavin) berfungsi untuk menjaga
kesehatan mata dan kulit. Vitamin B3 (niacin) berfungsi untuk menjaga sistem saraf agar tetap
bekerja, menjaga kesehatan kulit, dan mengubah makanan menjadi energi. Vitamin B5
(Panthotenic acid) berfungsi untuk membantu pertumbuhan tubuh, produksi hormon, dan
membantu mengubah makanan menjadi energi (Towaha, 2019).

DAPUS
Towaha, Juniaty. 2019. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Vol 19(3).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai