Anda di halaman 1dari 3

Safwah M Amin

175130107111032

2017 D

Food Borne Disease

Food borne disease adalah penyakit akibat makanan yang terkontaminasi oleh
mikroorganisme atau racun. Makanan yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme atau
racun masuk ke dalam tubuh melalui proses pencernaan yang dapat menyebabkan penyakit,
seperti syndrome gastrointestinal atau gejala neurologic. Kejadian food borne disease seperti
diare, typhoid dan infeksi cacing, masih cukup rentan terhadap anak usia sekolah. Penyebab
utamanya karena kurangnya perilaku menjaga kebersihan dan kesehatan, sehingga agen dengan
mudah masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang di konsumsi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku anak sekolah dalam menjaga kebersihan dan kesehatan
terkait pencegahan food borne disease adalah faktor sekolah dan lingkungannya.

Kebersihan diri responden yang kurang baik, lebih banyak menderita food borne disease
sebesar 79,5%. Hal ini disebabkan karena kebiasaan responden untuk mencuci tangan sebelum
makan, sesudah bermain bahkan setelah buang air besar yang kurang baik, serta kuku responden
yang panjang dan kotor, sehingga akan memudahkan masuknya penyakit ke dalam tubuh yang
mengakibatkan terjadinya food borne disease pada responden.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko terserang Food
Borne Disease :

1. Kebersihan

Sesudah ke WC, mengganti popok, sebelum makan atau menyiapkan makanan, cucilah
tangan dengan teliti memakai sabun dan kucuran air setidaknya 15 detik, lalu keringkanlah
dengan handuk bersih.

2. Pemantauan suhu

Menyimpan makanan pada suhu yang keliru bisa berakibat membiaknya kuman yang
menyebabkan racun makanan, yang tumbuh di antara suhu 5° C dan 60° C. Untuk berjaga-jaga:

a. suhu lemari es jangan lebih tinggi dari 5° C dan ada aliran udara di seputar makanannya
agar pembagian suhunya merata,
b. makanan panas sebaiknya disimpan di atas suhu 60° C,

c. makanan yang harus dipanaskan lagi harus segera dipanaskan sampai semua bagiannya
mencapai suhu 75° C,

d. makanan beku sebaiknya dicairkan di dalam lemari es atau microwave, sebab makin
lama makanan mentah dibiarkan pada suhu ruangan, makin cepat pulalah kuman
berbiak dan racun bisa terbentuk,

e. agar kuman di dalamnya mati, makanan harus dimasak matang sempurna.

3. Cara Menyimpan

Daging, ikan, unggas dan sayur yang mentah bisa mengandung banyak kuman, dan juga
mencemari makanan yang sudah siap jika tidak disimpan atau ditangani dengan cermat. Untuk
berjaga-jaga:

a. makanan mentah sebaiknya disimpan tertutup atau dalam tempat bertutup di bawah
makanan lain yang sudah siap agar bagian makanan atau cairan daging tidak
menumpahi atau menetesinya,

b. makanan sebaiknya ditutupi sebelum disimpan di dalam lemari es bawah maupun atas
atau di lemari agar terhindar dari pencemaran,

c. tangan harus segera dicuci sesudah menangani makanan mentah dan sebelum
menangani makanan yang sudah matang atau siap,

d. sebaiknya menggunakan talenan, sendok garpu dan piring lain untuk makanan mentah
dan yang sudah siap, dan jika talenan mesti dipakai kembali basuhlah terlebih
dahulu baik-baik dengan air panas bersabun,

e. mencuci sayur mentah sebelum menyiapkannya untuk dimakan,

f. bahan makanan harus disimpan baik-baik, jauh dari bahan beracun, semprot serangga,
bahan pembersih dll,

g. tidak memakai serbet pengering piring untuk menyeka tangan atau meja, selain itu
serbetnya harus sering dicuci dan dikeringkan,

h. serbet harus sering disucihamakan dan diganti.


Daftar Pustaka

Anantajati, Paramita. 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRAKTIK HIGIENE


PERORANGAN DENGAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI PATOGEN PADA
PENJAMAH MAKANAN DI KATERING PT. PIM KALIMANTAN TIMUR.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Herman. Dkk. 2015. FAKTOR-FAKTOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FOOD BORNE DISEASE PADA ANAK DI
SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) INPRES 3 TONDO KOTA PALU. Palu : Jurnal
Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 2, Juli 2015 : 1- 78

Anda mungkin juga menyukai