Anda di halaman 1dari 9

A.

Campur Kode

Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai


campur kode. Kedua peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat yang bilingual ini
mempunyai kesamaan yang besar, sehingga seringkali sukar dibedakan. Malah Hill dan Hill
(1980: 122) dalam penelitian mereka mengenai masyarakat bilingual bahasa Spanyol dan
Nahuali di kelompok Indian Meksiko, megatakan bahwa tidak ada harapan untuk dapat
membedakan antara alih kode dan campur kode.

Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah digunakannya dua
bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Banyak
ragam pendapat mengenai beda keduanya. Namun, yang jelas, kalau dalam alih kode setiap
bahasa atau ragam bahasa yang digunakan itu masih memiliki fungsi otonomi masing-masing,
dilakukan dengan sadar, dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu seperti yang sudah
dibicarakan di atas.

Sedangkan di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang
digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat
dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau
keotonomian sebagai sebuah kode. Seorang penutur misalnya, yang berbahasa Indonesia
banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan
campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan
(kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Jawa), atau bahasa Indonesia yang kesunda-sundaan
(kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda). (Abdul Chaer dan Leonie Agutina, 2010:
114).

Penguasaan beberapa bahasa asing akan memudahkan seseorang melakukan campur


kode. Campur kode digunakan untuk memperbanyak variasi atau gaya berbicara seseorang.
Dalam bahasa Jepang campur kode dikenal dengan istilah koudo mikushingu (コードミクシング).
Berikut pendapat ahli mengenai campur kode :

1. Pada peristiwa campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang berbicara menggunakan bahasa tertentu. Unsur-unsur yang diambil dari bahasa lain
seringkali berwujud kata-kata, tetapi dapat juga berupa frasa atau
kelompok kata (Sumarsono dan Paina Partana, 2002: 202).

2. “Di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan
dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam
peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau keotonomian
sebagai sebuah kode” (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 114).

3. Campur kode adalah suatu keadaan seorang penutur yang menguasai beberapa
bahasa dan menyisipkan unsur-unsur bahasa atau variasinya di dalam bahasa lain yang tidak
lagi mempunyai fungsi sendiri (Suwito, 1983: 75).
4. Code mixing occurs when conversants use both languages together to the extent
that they change from one language to the other on the course of a single utterance
(Wardaugh, 1986: 103). “Campur kode terjadi saat penutur menggunakan dua bahasa secara
bersamaan untuk memperluas tuturan dan mereka mengubah satu bahasa ke bahasa lainnya
dalam satu ucapan.”
Simpulan yang diperoleh dari beberapa ahli tersebut, campur kode adalah peristiwa
penggunaan beberapa bahasa oleh penutur dengan menyelipkan unsur-unsur bahasa
lain, misalnya terdapat unsur kata, frasa atau kelompok kata, dan sebagainya yang
diucapkan dalam satu ucapan.

B.Wujud Campur Kode

Wujud campur kode bermacam-macam dalam penggunaannya. Dapat dikatakan


bahwa campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih yang diungkapkan penutur.
Wujud campur kode sudah tidak dalam bentuk kalimat yang utuh.

Menurut Thelander (1976; 103) mencoba menjelaskan perbedaan alih kode dan
campur kode. Katanya, bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa
suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi
apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa- klausa maupun frase-frase yang digunakan
terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing
klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi
adalah campur kode, bukan alih kode.
Dalam hal ini menurut Thelander selanjutnya, memang ada kemungkinan terjadinya
perkembangan dari campur kode ke alih kode. Perkembangan misalnya, dapat dilihat kalau
ada usaha untuk mengurangi kehibridan klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan, serta
memberi fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan keotonomian bahasanya masing-masing.

Fasold (1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dari
alih kode. Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa, dia telah
melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika
satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain, maka
peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Untuk menjelaskan keterangannya itu Fasold
memberikan contoh campuran bahasa Spanyol dan bahasa Inggris yang diangkat dari Labov
(1971 :45 7).
-Y cuando estoy con gonte me borrocha porque me siento
(dan ketika saya dengan orang saya mabuk sebab saya merasa)

mas happy, mas free, you know, pero si yo estoy con mucha
(lebih bahagia, lebih bebas, tahu kan, tetapi saya dengan banyak)

gente yo no estoy, you know, high, more or less


(orang saya tidak, tahu kan, tinggi, kira-kira)

-I couldn't get along with anybody


(saya tidak bisa bergaul dengan siapa pun)

Berdasarkan kriteria kegramatikalan, maka dari awal sampai kata pero merupakan
serpihan bahasa Spanyol. Kata-kata happy, free, dan you know dipinjam dari bahasa Inggris.
Lalu, pernyataan high dan more or less adalah bahasa Inggris. Klausa berikutnya sepenuhnya
dalam bahasa Inggris, baik dalam kosakata maupun gramatika. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa bagian awal teks di atas sampai dengan ungkapan clause adalah bahasa Spanyol yang
bercampur Inggris. Alih kode ke dalam bahasa Inggris baru dimulai dengan kata I, meskipun
di depannya ada empat buah kata bahasa Inggris.

Menurut Kridalaksana (2008: 41), wujud campur kode ada beberapa macam, yaitu
kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya. Selain wujud campur kode yang disebutkan
tersebut, ada juga campur kode berwujud baster. Menurut Suwito, “baster adalah hasil
perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda membentuk satu makna” (dalam Anggraeni, 2008:
30).
Pada situasi apa pun campur kode bebas digunakan misalnya, percakapan santai
antara teman, percakapan di pasar, terdapat dalam bentuk lirik lagu, pada media cetak, dan
sebagainya. Berikut contoh yang menunjukkan adanya wujud campur kode :

1. Campur kode yang berwujud kata


Apabila dalam percakapan atau dalam kalimat terdapat penggunaan dua
bahasa atau lebih, ada kemungkinan terjadi percampuran bahasa. Misalnya, ada
sebuah kata bahasa asing yang diselipkan pada satu kalimat yang diucapkan, hal
tersebut termasuk peristiwa campur kode berwujud kata.

2. Campur kode yang berwujud klausa


Pada saat penutur dengan tidak sadar berbicara menyelipkan sebuah klausa
dalam satu ucapan, hal tersebut sudah termasuk campur kode. Klausa digunakan
penutur sebagai bentuk variasi dalam sebuah kalimat.

3. Campur kode yang berwujud idiom


Campur kode juga terjadi saat seseorang tanpa sengaja berbicara dengan
mencampur sebuah idiom. Idiom dipilih oleh penutur karena ada maksud tertentu.
Selain itu, idiom digunakan untuk memperhalus suatu ungkapan.

C. Penyebab Campur Kode

Campur kode dapat terjadi atau dilakukan oleh siapa pun yang mampu menggunakan
beberapa bahasa dan terjadi dalam situasi apa pun. Penutur mempunyai tujuan tertentu saat
tidak sengaja melakukan campur kode.

Faktor penyebab terjadinya campur kode menurut Nababan (1984: 32), yaitu :

1. Kesantaian atau situasi informal


Pada situasi santai biasanya seseorang tidak menghiraukan akan berbicara sesuai
aturan baku. Orang tersebut akan sesuka hati berbicara dengan beragam bahasa dan
mencampurnya tanpa takut menyalahi aturan berbahasa. Misalnya, campur kode terjadi
dalam lingkungan pertemanan.
Hubungan pertemanan yang sudah dekat akan menimbulkan suasana santai satu sama
lain. Percakapan sehari-hari, melalui tatap muka langsung ataupun dengan media lain akan
terasa santai. Misalnya, dalam percakapan melalui media SMS, A dan B mempunyai rencana
pergi bersama :

A : today, mau pergi kemana?


B : anywhere, yang penting tempatnya nyaman.
Percakapan akan berlanjut dengan bahasa santai dan akrab. Percakapan tersebut
menunjukkan bahwa mereka melakukan campur kode berupa campuran bahasa Inggris dan
Indonesia yang dapat dimengerti keduanya.

2. Tidak ada ungkapan yang tepat dalam bahasa yang dipakai


Saat ini, orang dapat mempelajari bahasa asing dengan mudah dan media sarananya
cukup banyak. Dalam berbahasa asing akan didapatkan juga pengetahuan budaya asing,
pemahaman budaya yang berbeda akan menimbulkan ungkapan yang berbeda. Saat
membicarakan budaya asing, akan memerlukan ungkapan bahasa asing untuk mengimbangi
ungkapan yang dijelaskan oleh bahasa asli penutur.
Ada sebuah ilustrasi, saat diadakan acara seminar dengan tema tips mencari pekerjaan.
Seorang pembicara menjelaskan seluk-beluk dunia kerja. Salah satunya, pembicara
menyampaikan materi tentang hard skill dan soft skill yang harus dimiliki seorang pekerja
profesional. Kedua istilah tersebut tidak dapat lepas dari konteks pekerjaan, arti masing -
masing istilah, yaitu “keterampilan keras”dan “keterampilan lunak”. Jika kedua istilah
dipakai dengan menggunakan arti harfiah, ungkapan tersebut terkesan kaku. Penutur sering
menggunakan istilah hard skill dan soft skill untuk mendapatkan ungkapan yang tepat.

3. Pembicara ingin memamerkan keterpelajarannya


Pergaulan sosial antara pelajar sekarang semakin luas. Mereka juga bersaing untuk
mendapatkan beberapa prestasi dibidang akademik. Pergaulan antara pelajar tersebut
cenderung memperlihatkan keunggulannya, seperti penguasaan bahasa asing untuk
menunjukkan pretise atau intelek bahwa pengetahuan dan wawasan mereka luas.

Ada sebuah ilustrasi, sebuah pertemuan reuni teman SMA yang sudah lama tidak
berjumpa dan telah sukses dijalannya masing-masing. Latar belakang pendidikan beberapa
orang tersebut beracam-macam, ada lulusan universitas ternama dalam negeri, ada lulusan
universitas luar negeri, dan ada yang menjadi direktur perusahaan ternama. Percakapan
mereka akan banyak mengalami campur kode, dikarenakan latar belakang pendidikan,
lingkungan pekerjaan, dan penguasaan beberapa bahasa, misalnya bahasa Inggris, Perancis
atau bahkan bahasa Jerman. Mereka akan menunjukkan sisi keterpelajarannya satu sama lain
dan dapat dijadikan sarana berbagi pengalaman.

D. CAMPUR KODE DALAM LAGU “FOREVER LOVE” X JAPAN

X Japan adalah sebuah band yang berasal Jepang, memiliki aliran Heavy Metal,
Speed Metal, Rock Ballad, Progressive Rock, Orchestra Classic dan Visual Kei. Band ini
didirikan pada tahun 1982 oleh Yoshiki Hayashi serta sahabatnya dari Taman kanak-
kanaknya yaitu Toshimitsu Deyama atau yang lebih akrab dipanggil Toshi. Band ini juga
terinflunce oleh KISS walaupun sebenarnya mereka menggunakan gaya visual yang sudah
ada di Jepang. Di mana saat itu Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang
Dunia II. Saat itu ada sebuah komunitas yang ‘‘terbuang’’ dari masyarakat. Komunitas ini
tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan.

Sebelum bernama X Japan, band ini menggunakan nama Dynamite, Noise, X, dan
akhirnya diberi penambahan Japan pada kata X setelah salah satu dari personil mereka keluar.
Band ini terdiri dari lima orang personil. Mereka adalah Yoshiki yang berperan sebagai
leader X Japan, pianis dan penabuh drum, Toshi sebagai vokalis yang memiliki karakter
suara yang unik, Hideto Matsumoto (Hide) sebagai lead guitar, Tomoaki Ishizuka (Pata)
sebagai rhythm guitar, dan Taiji Sawada sebagai pemain bass.

Sebelum band ini mendunia, band ini menjadi band indie yang selalu mengikuti
festival-festival musik baik di perfektur maupun di SMA. Mereka membawakan lagu-lagu
dari Led Zeppelin, Deep Purple, Frank Marino, Loudness, dan Iron Maiden. Pada mulanya,
cara berpakaian mereka menyebabkan tidak ada label rekaman yang mau mengontrak mereka
untuk rekaman, tapi gaya berpakaian ala X Japan nantinya menjadi ciri khas gerakan Visual
Kei dalam rock music Jepang. Yoshiki pun akhirnya menjual semua harta warisan mendiang
ayahnya yang akan dijadikan perusahan rekaman pribadi bernama Extasy Records. Extasy
Records menjadi label pertama yang kemudian digunakan oleh band-band khusus beraliran
Visual Kei.

Lirik lagu X JAPAN “ FOREVER LOVE”

Forever Love
=== Cinta Abadi ===

Lirik:YOSHIKI
Komposer:YOSHIKI

ひと ある
もう独りで歩けない Aku tak bisa berjalan sendirian lagi
とき かぜ つよ
時の風が強すぎて Saat angin berhembus terlalu kuat
きづ
Ah 傷つくことなんて Ah beberapa kali aku terluka

慣れたはず だけど今は… Tapi sekarang sudah terbiasa…


Ah このまま抱きしめて Ah Tetaplah peluk aku

濡れたままの心を Peluk hatiku yang terguncang
か つづ とき
変わり続けるこの時に Dalam waktu yang terus menerus berubah ini
か あい
変わらない愛があるなら Tak akan pernah merubah cinta

Will you hold my heart Akankah kau sentuh hatiku


なみだ う と
涙 受け止めて Dan menerima air mataku
こわ
もう壊れそうな All my heart Sepertinya aku sudah hancur, seluruh hatiku
Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi
あふ おも
溢れる想いだけが Hanya meluapkan kenangan
はげ じ か ん う つ
激しく せつなく 時間を埋め尽くす Mengisi waktu yang berat dan menyakitkan
Oh Tell me why Oh, Katakan padaku kenapa

All I see is blue in my heart


Aku pahami semua kesedihan di hatiku

Will you stay with me Akankah kau tetap bersamaku


かぜ す さ
風が過ぎ去るまで Hingga angin berlalu
あふ だ
また溢れ出す All my tears Semua masih mengalir, seluruh air mataku

Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi


このままそばにいて Tetaplah di sisiku seperti ini
よ あ ふる こころ だ
夜明けに震える心を抱きしめて Saat fajar, memeluk hatiku yang terguncang
Oh Stay with me Oh Tetaplah bersamaku

すべて お
Ah 全 てが終わればいい Ah, Segalanya akan berakhir
おわ よる
終りのないこの夜に Di malam tiada akhir ini
うしな
Ah 失 うものなんて Ah, Apa yang hilang dariku
なに あ な た
何もない 貴方だけ Tak ada, hanya dirimu

Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi


このままそばにいて Tetaplah di sisiku seperti ini
よ あ ふる こころ だ
夜明けに震える心を抱きしめて Saat fajar, memeluk hatiku yang terguncang

Ah Will you stay with me Ah, Akankah kau tetap bersamaku


かぜ す さ
風が過ぎ去るまで Hingga angin berlalu
だれ
もう誰よりもそばに Lebih dari siapapun, tetaplah disini

Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi


いじょう ある
これ以上 歩けない Aku tak bisa berjalan lebih dari ini
Oh Tell me why Oh Tell me true Oh, Katakan padaku kenapa, Oh, Katakan padaku yang
sebenarnya
おし い い み
教えて 生きる意味を Katakan padaku arti dari kehidupan

Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi


あふ なみだ なか
溢れる 涙 の中 Dalam air mata yang mengalir
かがや き せ つ えいえん か
輝 く季節が 永遠に変わるまで Kilauan musim berubah menjadi keabadian
Forever Love Cinta Abadi

E. Wujud dan Penyebab Campur Kode dalam Lirik Lagu X JAPAN “ FOREVER LOVE”

1. Campur Kode Wujud Kata

DATA 1

ひと ある
もう独りで歩けない Aku tak bisa berjalan sendirian lagi
とき かぜ つよ
時の風が強すぎて Saat angin berhembus terlalu kuat
きづ
Ah 傷つくことなんて Ah beberapa kali aku terluka

慣れたはず だけど今は… Tapi sekarang sudah terbiasa…


Ah このまま抱きしめて Ah Tetaplah peluk aku

濡れたままの心を Peluk hatiku yang terguncang
か つづ とき
変わり続けるこの時に Dalam waktu yang terus menerus berubah ini
か あい
変わらない愛があるなら Tak akan pernah merubah cinta

Will you hold my heart Akankah kau sentuh hatiku


なみだ う と
涙 受け止めて Dan menerima air mataku
こわ
もう壊れそうな All my heart Sepertinya aku sudah hancur, seluruh hatiku

Bait lagu pada data 1 bercerita tentang seseorang yang tidak bisa hidup sendiri dan
ingin mengajak kekasihnya yg dulu pernah menyakiti dia sampai beberapa kali tetapi
seseorang tersebut tetap ingin hidup bersama kekasihnya meskipun hati dan perasaanya telah
hancur. Pada baris terakhir bait lagu di atas terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode
dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan liriknya lebih banyak
penggunaan kata dalam bahasa Jepang.

こわ
Pada kata bait terahir もう壊れそうな All my heart (Sepertinya aku sudah hancur,
seluruh hatiku), bahwa penulis ingin menegaskan suatu perasaan yang benar-benar hancur
dengan menggunakan pengulangan penekanan dalam bahasa jepang dan bahasa inggris. Jadi,
penyebab campur kode pada data 1 adalah untuk penekanan perasaan dan menyelaraskan
irama lagu.

2. Campur kode yang berwujud klausa

DATA 2

Will you stay with me Akankah kau tetap bersamaku


かぜ す さ
風が過ぎ去るまで Hingga angin berlalu
あふ だ
また溢れ出す All my tears Semua masih mengalir, seluruh air mataku

Bait lagu pada data 2 bercerita tentang seseorang yang masih meneteskan air mata dan
berharap kekasihnya mau bersama dia sampai akhir hayatnya. Baris pertama bait di atas
“Will you stay with me” terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode dari bahasa Inggris
ke bahasa Jepang. Hal ini terjadi karena baris tersebut dimulai dengan bahasa Inggris.
Campur kode berwujud klausa. Penyebab campur kode di atas, yaitu kesantaian atau situasi
informal. Klausa bahasa Inggris dengan bebas dicampur dengan bahasa Jepang.

3. Campur kode yang berwujud idiom

DATA 3

Forever Love Forever Dream Cinta Abadi, Mimpi Abadi


あふ なみだ なか
溢れる 涙 の中 Dalam air mata yang mengalir
かがや き せ つ えいえん か
輝 く季節が 永遠に変わるまで Kilauan musim berubah menjadi keabadian
Forever Love Cinta Abadi

Bait lagu pada data 3 bercerita tentang perjalanan hidup yang penuh rintangan dan selalu di
かがや き せ つ
penuhi kesedihan yang selalu meneteskan air mata. Pada bait ke 3 dan 4 di atas “ 輝 く季節が
えいえん か
永遠に変わるまで dan Forever Love” terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode dari
bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan liriknya lebih banyak penggunaan
kata dalam bahasa Jepang. Penyebab campur kode di atas yaitu Adanya kesinambungan
antara (Kilauan musim berubah menjadi keabadian dan Cinta Abadi) kehidupan dari musim
ke musim sampai mendapatkan kehidupan yang abadi/ cinta yang abadi.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta.

https://xjapanfans.wordpress.com/2015/03/24/biografi-x-japan/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/03/pembahasan-tentang-campur-kode-dalam-
ilmu-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai