Campur Kode
Kesamaan yang ada antara alih kode dan campur kode adalah digunakannya dua
bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Banyak
ragam pendapat mengenai beda keduanya. Namun, yang jelas, kalau dalam alih kode setiap
bahasa atau ragam bahasa yang digunakan itu masih memiliki fungsi otonomi masing-masing,
dilakukan dengan sadar, dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu seperti yang sudah
dibicarakan di atas.
Sedangkan di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang
digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat
dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau
keotonomian sebagai sebuah kode. Seorang penutur misalnya, yang berbahasa Indonesia
banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan
campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan
(kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Jawa), atau bahasa Indonesia yang kesunda-sundaan
(kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Sunda). (Abdul Chaer dan Leonie Agutina, 2010:
114).
1. Pada peristiwa campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang berbicara menggunakan bahasa tertentu. Unsur-unsur yang diambil dari bahasa lain
seringkali berwujud kata-kata, tetapi dapat juga berupa frasa atau
kelompok kata (Sumarsono dan Paina Partana, 2002: 202).
2. “Di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan
dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam
peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja, tanpa fungsi atau keotonomian
sebagai sebuah kode” (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 114).
3. Campur kode adalah suatu keadaan seorang penutur yang menguasai beberapa
bahasa dan menyisipkan unsur-unsur bahasa atau variasinya di dalam bahasa lain yang tidak
lagi mempunyai fungsi sendiri (Suwito, 1983: 75).
4. Code mixing occurs when conversants use both languages together to the extent
that they change from one language to the other on the course of a single utterance
(Wardaugh, 1986: 103). “Campur kode terjadi saat penutur menggunakan dua bahasa secara
bersamaan untuk memperluas tuturan dan mereka mengubah satu bahasa ke bahasa lainnya
dalam satu ucapan.”
Simpulan yang diperoleh dari beberapa ahli tersebut, campur kode adalah peristiwa
penggunaan beberapa bahasa oleh penutur dengan menyelipkan unsur-unsur bahasa
lain, misalnya terdapat unsur kata, frasa atau kelompok kata, dan sebagainya yang
diucapkan dalam satu ucapan.
Menurut Thelander (1976; 103) mencoba menjelaskan perbedaan alih kode dan
campur kode. Katanya, bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa
suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi
apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa- klausa maupun frase-frase yang digunakan
terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing
klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi
adalah campur kode, bukan alih kode.
Dalam hal ini menurut Thelander selanjutnya, memang ada kemungkinan terjadinya
perkembangan dari campur kode ke alih kode. Perkembangan misalnya, dapat dilihat kalau
ada usaha untuk mengurangi kehibridan klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan, serta
memberi fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan keotonomian bahasanya masing-masing.
Fasold (1984) menawarkan kriteria gramatika untuk membedakan campur kode dari
alih kode. Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa, dia telah
melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatika
satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain, maka
peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Untuk menjelaskan keterangannya itu Fasold
memberikan contoh campuran bahasa Spanyol dan bahasa Inggris yang diangkat dari Labov
(1971 :45 7).
-Y cuando estoy con gonte me borrocha porque me siento
(dan ketika saya dengan orang saya mabuk sebab saya merasa)
mas happy, mas free, you know, pero si yo estoy con mucha
(lebih bahagia, lebih bebas, tahu kan, tetapi saya dengan banyak)
Berdasarkan kriteria kegramatikalan, maka dari awal sampai kata pero merupakan
serpihan bahasa Spanyol. Kata-kata happy, free, dan you know dipinjam dari bahasa Inggris.
Lalu, pernyataan high dan more or less adalah bahasa Inggris. Klausa berikutnya sepenuhnya
dalam bahasa Inggris, baik dalam kosakata maupun gramatika. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa bagian awal teks di atas sampai dengan ungkapan clause adalah bahasa Spanyol yang
bercampur Inggris. Alih kode ke dalam bahasa Inggris baru dimulai dengan kata I, meskipun
di depannya ada empat buah kata bahasa Inggris.
Menurut Kridalaksana (2008: 41), wujud campur kode ada beberapa macam, yaitu
kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya. Selain wujud campur kode yang disebutkan
tersebut, ada juga campur kode berwujud baster. Menurut Suwito, “baster adalah hasil
perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda membentuk satu makna” (dalam Anggraeni, 2008:
30).
Pada situasi apa pun campur kode bebas digunakan misalnya, percakapan santai
antara teman, percakapan di pasar, terdapat dalam bentuk lirik lagu, pada media cetak, dan
sebagainya. Berikut contoh yang menunjukkan adanya wujud campur kode :
Campur kode dapat terjadi atau dilakukan oleh siapa pun yang mampu menggunakan
beberapa bahasa dan terjadi dalam situasi apa pun. Penutur mempunyai tujuan tertentu saat
tidak sengaja melakukan campur kode.
Faktor penyebab terjadinya campur kode menurut Nababan (1984: 32), yaitu :
Ada sebuah ilustrasi, sebuah pertemuan reuni teman SMA yang sudah lama tidak
berjumpa dan telah sukses dijalannya masing-masing. Latar belakang pendidikan beberapa
orang tersebut beracam-macam, ada lulusan universitas ternama dalam negeri, ada lulusan
universitas luar negeri, dan ada yang menjadi direktur perusahaan ternama. Percakapan
mereka akan banyak mengalami campur kode, dikarenakan latar belakang pendidikan,
lingkungan pekerjaan, dan penguasaan beberapa bahasa, misalnya bahasa Inggris, Perancis
atau bahkan bahasa Jerman. Mereka akan menunjukkan sisi keterpelajarannya satu sama lain
dan dapat dijadikan sarana berbagi pengalaman.
X Japan adalah sebuah band yang berasal Jepang, memiliki aliran Heavy Metal,
Speed Metal, Rock Ballad, Progressive Rock, Orchestra Classic dan Visual Kei. Band ini
didirikan pada tahun 1982 oleh Yoshiki Hayashi serta sahabatnya dari Taman kanak-
kanaknya yaitu Toshimitsu Deyama atau yang lebih akrab dipanggil Toshi. Band ini juga
terinflunce oleh KISS walaupun sebenarnya mereka menggunakan gaya visual yang sudah
ada di Jepang. Di mana saat itu Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang
Dunia II. Saat itu ada sebuah komunitas yang ‘‘terbuang’’ dari masyarakat. Komunitas ini
tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan.
Sebelum bernama X Japan, band ini menggunakan nama Dynamite, Noise, X, dan
akhirnya diberi penambahan Japan pada kata X setelah salah satu dari personil mereka keluar.
Band ini terdiri dari lima orang personil. Mereka adalah Yoshiki yang berperan sebagai
leader X Japan, pianis dan penabuh drum, Toshi sebagai vokalis yang memiliki karakter
suara yang unik, Hideto Matsumoto (Hide) sebagai lead guitar, Tomoaki Ishizuka (Pata)
sebagai rhythm guitar, dan Taiji Sawada sebagai pemain bass.
Sebelum band ini mendunia, band ini menjadi band indie yang selalu mengikuti
festival-festival musik baik di perfektur maupun di SMA. Mereka membawakan lagu-lagu
dari Led Zeppelin, Deep Purple, Frank Marino, Loudness, dan Iron Maiden. Pada mulanya,
cara berpakaian mereka menyebabkan tidak ada label rekaman yang mau mengontrak mereka
untuk rekaman, tapi gaya berpakaian ala X Japan nantinya menjadi ciri khas gerakan Visual
Kei dalam rock music Jepang. Yoshiki pun akhirnya menjual semua harta warisan mendiang
ayahnya yang akan dijadikan perusahan rekaman pribadi bernama Extasy Records. Extasy
Records menjadi label pertama yang kemudian digunakan oleh band-band khusus beraliran
Visual Kei.
Forever Love
=== Cinta Abadi ===
Lirik:YOSHIKI
Komposer:YOSHIKI
ひと ある
もう独りで歩けない Aku tak bisa berjalan sendirian lagi
とき かぜ つよ
時の風が強すぎて Saat angin berhembus terlalu kuat
きづ
Ah 傷つくことなんて Ah beberapa kali aku terluka
な
慣れたはず だけど今は… Tapi sekarang sudah terbiasa…
だ
Ah このまま抱きしめて Ah Tetaplah peluk aku
ぬ
濡れたままの心を Peluk hatiku yang terguncang
か つづ とき
変わり続けるこの時に Dalam waktu yang terus menerus berubah ini
か あい
変わらない愛があるなら Tak akan pernah merubah cinta
すべて お
Ah 全 てが終わればいい Ah, Segalanya akan berakhir
おわ よる
終りのないこの夜に Di malam tiada akhir ini
うしな
Ah 失 うものなんて Ah, Apa yang hilang dariku
なに あ な た
何もない 貴方だけ Tak ada, hanya dirimu
E. Wujud dan Penyebab Campur Kode dalam Lirik Lagu X JAPAN “ FOREVER LOVE”
DATA 1
ひと ある
もう独りで歩けない Aku tak bisa berjalan sendirian lagi
とき かぜ つよ
時の風が強すぎて Saat angin berhembus terlalu kuat
きづ
Ah 傷つくことなんて Ah beberapa kali aku terluka
な
慣れたはず だけど今は… Tapi sekarang sudah terbiasa…
だ
Ah このまま抱きしめて Ah Tetaplah peluk aku
ぬ
濡れたままの心を Peluk hatiku yang terguncang
か つづ とき
変わり続けるこの時に Dalam waktu yang terus menerus berubah ini
か あい
変わらない愛があるなら Tak akan pernah merubah cinta
Bait lagu pada data 1 bercerita tentang seseorang yang tidak bisa hidup sendiri dan
ingin mengajak kekasihnya yg dulu pernah menyakiti dia sampai beberapa kali tetapi
seseorang tersebut tetap ingin hidup bersama kekasihnya meskipun hati dan perasaanya telah
hancur. Pada baris terakhir bait lagu di atas terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode
dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan liriknya lebih banyak
penggunaan kata dalam bahasa Jepang.
こわ
Pada kata bait terahir もう壊れそうな All my heart (Sepertinya aku sudah hancur,
seluruh hatiku), bahwa penulis ingin menegaskan suatu perasaan yang benar-benar hancur
dengan menggunakan pengulangan penekanan dalam bahasa jepang dan bahasa inggris. Jadi,
penyebab campur kode pada data 1 adalah untuk penekanan perasaan dan menyelaraskan
irama lagu.
DATA 2
Bait lagu pada data 2 bercerita tentang seseorang yang masih meneteskan air mata dan
berharap kekasihnya mau bersama dia sampai akhir hayatnya. Baris pertama bait di atas
“Will you stay with me” terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode dari bahasa Inggris
ke bahasa Jepang. Hal ini terjadi karena baris tersebut dimulai dengan bahasa Inggris.
Campur kode berwujud klausa. Penyebab campur kode di atas, yaitu kesantaian atau situasi
informal. Klausa bahasa Inggris dengan bebas dicampur dengan bahasa Jepang.
DATA 3
Bait lagu pada data 3 bercerita tentang perjalanan hidup yang penuh rintangan dan selalu di
かがや き せ つ
penuhi kesedihan yang selalu meneteskan air mata. Pada bait ke 3 dan 4 di atas “ 輝 く季節が
えいえん か
永遠に変わるまで dan Forever Love” terdapat campur kode ke luar, yaitu campur kode dari
bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan liriknya lebih banyak penggunaan
kata dalam bahasa Jepang. Penyebab campur kode di atas yaitu Adanya kesinambungan
antara (Kilauan musim berubah menjadi keabadian dan Cinta Abadi) kehidupan dari musim
ke musim sampai mendapatkan kehidupan yang abadi/ cinta yang abadi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
https://xjapanfans.wordpress.com/2015/03/24/biografi-x-japan/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/03/pembahasan-tentang-campur-kode-dalam-
ilmu-bahasa.html