Anda di halaman 1dari 6

GERMANISTISCHE LINGUISTIK

SISTEM PEMBENTUKAN BAHASA


JERMAN UNTUK KATA KERJA LEMAH
(SWARCHE VERBEN)

OLEH:

IRAWATI AZIS (1854040007)

NUR AINUN (1854041004)

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi nikmat terbesar pada kita, yaitu nikmat
iman dan islam. Shalawat serta salam kita curahkan untuk Nabi kita Muhammad SAW yang
telah menebarkan dan mendakwahkan islam ini kesegenap penjuru dunia, dan dari alam yang
gelap gulita sampailah kepada alam yang terang benerang seperti yang kita rasakan saat ini.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing dan dapat diselesaikan tepat waktunya walaupun cukup sederhana. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing mata kuliah dan penulis
juga berterima kasih pada teman-teman yang telah memberi pengarahan dan petunjuk dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen pembimbing maupun teman-teman sangat penulis
harapkan tegur sapanya untuk perbaikan makalah ini dan selanjutnya. Kepada Allah SWT,
saya memohon taufik dan hidayah-Nya semoga dalam pembuatan makalah ini senantiasa
dalam keridhaannya-Nya. Amin.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Swache Verben

Menurut Weerman dan Wolk (2008: 9) Regelmäßige Verben „verba


beraturan‟ dijelaskan sebagai berikut:
Bei den regelmäßigen Verben verändert sich der Stamm des
Verbs nicht. Im Präteritum erhält der Verbstamm die Endung
te- und das Partizip II die Vorsilbe ge- und die Endung –t. Sie
werden auch schwache Verben genannt. z. B: holen er holt,
er holte, sie haben geholt.

Dalam bahasa Indonesia kutipan di atas dapat dipahami sebagai berikut,


„Pada verba beraturan bentuk akar verba tidak berubah. Dalam kala lampau
Präteritum akar verba mendapatkan akhiran te- dan Partizip II
mendapatkan awalan ge- dan akhiran –t. Verba beraturan disebut juga verba
lemah. Contohnya: holen er holt, er holte, sie haben geholt‟.

Schwache Verben „verba lemah‟ dalam bahasa Jerman memiliki


jumlah terbesar. Verba lemah mamiliki aturan-aturan yang mudah dikenali.
Hal ini timbul karena verba lemah memiliki bentuk dasar yang sama. Verba
lemah memiliki ciri khas yaitu bentuk akhiran t- di dalam kala lampau
Präteritum dan Partizip II.

B. CIRI-CIRI SWACHE VERBEN


Ciri-ciri Swache Verben menurut Dreyer dan Schmitt antara lain sebagai
berikut:
1. Verba lemah tidak mengubah huruf hidup (vokal) pada pokok verba, contohnya
(lachen, sie lachte, sie hat gelacht)
2. Akhiran verba beraturan dalam bentuk kala lampau Präteritum dibentuk dengan –
te, contohnya (lachen, sie lachte)
3. Kala Futur I dibentuk dengan werden + Infinitiv, sedangkan kala Futur II
dibentuk werden + Infinitiv Perfekt (= haben atau sein = Partizip Perfekt),
contohnya (Futur I: ich werde lachen/folgen), (Futur II: ich werde gelacht
haben/gefolgt sein)

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pokok verba


pada verba beraturan tidak berubah. Bentuk verba lemah merupakan bagian
terbesar dari jumlah verba dalam bahasa Jerman. Di samping itu, verba
lemah memiliki aturan-aturan yang mudah dikenal. Verba lemah memiliki
ciri khas yaitu mendapat awalan ge- dan akhiran –t dalam kala waktu
Partizip II dan mendapat akhiran –te untuk Präteritum.

C. KOJUGASI SWACHE VERBEN


1. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan dan lemah secara umum.

Subjekt Wohnung Endungen


Ich Wohne E
Du Wohnst St
Er, Sie, Es Wohnt T
Wir Wohnen En
Ihr Wohnt T
Sie, sie wohnen En

2. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan dan lemah secara “ieren”

Subjekt Probieren Endung


Ich Probiere E
Du Probeierest St
Er, Sie, Es Probiert T
Wir Probieren En
Ihr Probiert T
Sie, sie Probieren En
3. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan yang berakhiran “t” “d”.

Subjekt Warten Gründen Endung


Ich Warte Gründe E
Du Wartest Gründest Est
Er, Sie, Es Wartet Gründet t
Wir Warten Gründen En
Ihr Wartet Gründet T
Sie, sie Warten Gründen En
4. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan yang berakhiran “m” “n” setelah hurf
konsonan

Subjekt Rechnen Atmen Endung


Ich Rechne Atme e
Du Rechnest Atmest est
Er, Sie, Es Rechnet Atmet t
Wir Rechnen Atmen en
Ihr Rechnet Atment t
Sie, sie Rechnen Atmen en

5. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan yang berakhiran “ß” “z” “s”

Subjekt Heißen Heizen Reisen Endung


Ich Heiße Heize Reise e
Du Heißest Heizest Reisest est
Er, Sie, Es Heißet Heizet Reiset t
Wir Heißen Heizen Reisen en
Ihr Heißet Heizet Reiset t
Sie, sie Heißen Heizen Reisen en

6. konjugasi kata kerja infinitiv beraturan yang berakhiran “ern” “eln”

Subjekt Feiern Bügeln Endung


Ich Feiere Bügele e
Du Feierst Bügelst st
Er, Sie, Es Feiert Bügelt t
Wir Feiern Bügeln en
Ihr Feiert Bügelt T
Sie, sie Feiern Bügeln en
DAFTAR PUSTAKA
Syams (2005, Januari) Wordpress: Grammatik Tata Bahasa [Diakses pada 3 September
2019] http://syams.wordpress.com

Indriani, Putri (2005) Universitas Pendidikan Indonesia: Analisis Verba Tidak Beraturan
Bentuk Kala Lampau Perfekt Dalam Buku Studio B1[Diakses pada: 3
September 2019] http://repository.upi.edu

Hanifa, Imaniar (2018) Academia Edu: Panduan Grammatik Bahasa Jerman [ Diakses pada
11 September 2019] http://academia.edu/8729152

Anda mungkin juga menyukai