DISUSUN OLEH :
IRAWATI AZIS (1854040007)
NUR AINUN (1854041004)
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi nikmat terbesar pada kita, yaitu nikmat
iman dan islam. Shalawat serta salam kita curahkan untuk Nabi kita Muhammad SAW yang
telah menebarkan dan mendakwahkan islam ini kesegenap penjuru dunia, dan dari alam yang
gelap gulita sampailah kepada alam yang terang benerang seperti yang kita rasakan saat ini.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing dan dapat diselesaikan tepat waktunya walaupun cukup sederhana. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing mata kuliah dan penulis
juga berterima kasih pada teman-teman yang telah memberi pengarahan dan petunjuk dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen pembimbing maupun teman-teman sangat penulis
harapkan tegur sapanya untuk perbaikan makalah ini dan selanjutnya. Kepada Allah SWT,
saya memohon taufik dan hidayah-Nya semoga dalam pembuatan makalah ini senantiasa
dalam keridhaannya-Nya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih banyak orang/mahasiswa yang belum mengetahui dan belum paham tentang
makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengannya, yaitu berkisar
tentang kalimat bahasa Jerman yang digunakan sebagai bahan ajar maupun pembelajaran.
Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu
pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari terkhusus mahasiswa yang mempelajari bahasa
jerman.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat dikatakan tata bahasa yang membahas
hubungan antarkata dalam tuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam
tuturan (speech/Die Rede). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah
frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas tentang Proses Pembentukan
Tataran Sintaksis dalam BahasaJerman.
B. Rumusan Masalah
` Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,dapat diambil tujuan sebagai
berikut:
Banyak pengertian dan definisi tentang sintaksis. Tentu saja diantara definisi-definisi
yang diberikan oleh para ahli tersebut, memiliki persamaan maupun perbedaan, baik dalam
jumlah aspek yang tercakup di dalamnya, maupun redaksi atau kata-kata yang digunakannya.
Bidang sintaksis (Inggris, syntax) menyelidiki semua hubungan antar kelompok kata
(atau antar-frase) dalam satuan dasar sintaksis itu. Sintaksis itu mnempelajari hubungan
gramatikal di luar batas kata, tetapi di dalam satuan yang kita sebut kalimat (verhaar,
1981:70).
Istilah sintaksis (Belanda, syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2001:18).
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli bahasa tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan kaidah
kombinasi kata menjadi satuan gramatik yang lebih besar yang berupa frase, klausa, dan
kalimat, serta penempatan morfem-morfem supra sekmental (intonasi) sesuai dengan struktur
sematik yang diinginkan oleh pembicara sebagai dasarnya.
B. Struktuk Sintaksis
Secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O),
dan keterangan. Menurut Verhar (1978) fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-
unsur S, P, O, dan K itu merupakan “kotak-kotak kosong” atau “tempat-tempat kosong” yang
tidak mempunyai arti apa-apa karenan kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan diisi
oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
Dalam tataran morfologi kata merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah
morfem), tetapi dalam tataran sintaksis katamerupakan satuan terkecil yang secara hierarkial
menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase. Kata sebagai
satuan sintaksis, yaitu dalam hubungannya dengan unsure-unsur pembentuk satuan sintaksis
yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Sebagai satuan terkecill dalam sintaksis,
kata berperanan sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda kategori sintaksis, dan
sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan sintaksis.
Dalam pembicaraan kata sebagai pengisi satuan sintaksis, pertama-pertama harus kita
bedakan dulu adanya dua macam kata, yaitu yang disebut kata penuh (Volles Wort) dan kata
tugas (Wort der Pflicht). Kata penuh adalah kata yang secara leksikal memiliki makna,
mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan
dapat bersendiri sebagai sebuah satuan tuturan.
Sedangkan yang disebut kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna,
tidak mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam pertuturan dia
tidak dapat bersendiri.
D. Frasa
Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang
bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis di dalam kalimat. Berikut adalah contoh frasa umum atau yang sering digunakan
sehari-hari.
Danke Schoen
Vielen Dank
Bitte Schoen
Entschuldigen Sie, Bitte!
Es tut mir leid!
Wie Bitte?
Noch einmal, Bitte!
Keine Ahnung!
Einen Moment,bitte!
E. Klausa
Dalam bahasa Jerman konsep perluasan dapat dilakukan di dalam klausa utama dan dapat
diperluas dalam klausa relatif atau klausa subordinatif. Inilah yang membedakan konsep
dengan perluasan dalam bahasa Indonesia. Perluasan yang berbasis pada predikat atau verba
dalam bahasa Jerman dapat dikonstruksikan dengan adjektivisasi atau membuat verba
menjadi adjektif. Pengembangan ini dilakukan dalam bentuk frasa dan tidak perlu dibuat
dalam klausa relatif. Ini merupakan pilihan konstruksi penulis atau aspek apa yang akan
ditonjolkan dalam konteks itu. Perhatian contoh berikut.
Der kommende Gast ist mein onkel. ‘Tamu yang datang adalah paman saya’
Pada contoh tersebut hanya terdapat satu klausa. Satu klausa itu ditandai dengan satu verba
sein yaitu ist. Meskipun tunggal, klausa itu bisa dipecah dalam dua klausa tunggal.
Dalam bahasa Jerman konstruksi ini biasanya dibahasa dalam pokok bahasa Partizip I yang
berhubungan dengan konsep penggunaan dan pembentukan adjektiva. Meskipun konsepnya
sama karena hal ini bukan merupakan klausa relatif hal ini juga tidak akan dibicarakan. Perlu
adanya kajian lanjutan tentang perbandingan hal ini juga dalam bahasa Indonesia. Contoh
tersebut dapat disusun dalam bentuk relatif dengan struktur sebagai berikut.
Der Gast, der kommt, ist mein Onkel ‘Tamu yang datang adalah paman saya’.
Struktur klausa pada contoh tersebut merupakan klausa relatif karena strukturnya dibentuk
dengan pengembangan klausa subordinatif der kommt. Makna klausa dari contoh pertama
dan contoh kedua adalah sama tetapi klausa no 2 disusun dalam klausa relatif.
Sebelum dibicarakan klausa relatif perlu disampaikan pronomina relatif dalam bahasa
Jerman. Tabel berikut memberikan informasi pula bahwa pronomina relatif ini digunakan
secara produktif dalam bahasa Jerman.
Tabel
SINGULAR
Dalam bahasa Jerman klausa relatif dapat merelatifkan fungsi seperti berikut:
Berikut ini disajikan contoh secara berurut sesuai dengan informasi yang telah disampaikan.
I. Der Mann, der aus Solo kommt, heißt Herr Nurman. ‘Laki-laki yang berasal dari
Solo bernama Pak Nurman.
II. Das Auto, das Herr Anto letzte Woche gekauft hat, war sehr teur. ‘ Meja yang dibeli
Pak Anto minggu lalu sangat mahal’.
III. Pak Puji, dem mehrere Häuser gehören, hat neuerdings Geldprobleme ‘Pak Puji yang
memiliki banyak rumah baru-baru ini mempunyai masalah keuangan'.
IV. Das ist Herr Rahmat, dessen Frau eine Buchhanlung geöffnet hat ‘Itu adalah Pak
Rahmat yang istrinya telah membuka sebuah toko buku’.
V. Endlich kommt der Zug an, auf den wir so lange warten mussten. Akhirnya tiba juga
kereta yang harus kita tunggu'.
VI. Es gibt viele Drachen. Der blaue kostet ein thousand und der rote kostet zwei
thousand rupiah ‘Ada banyak layang-layang. Yang biru harganya seribu dan yang
merah harganya dua ribu’
VII. Alles, was ich weiß, habe ich bei meinem Studium gelernt ‘Semua yang saya ketahui
telah saya pelajari di kuliah saya'.
VIII. Das, worüber wir uns unterhalten haben, war interessant für mich ‘ yang telah kita
bicarakan sangat menarik bagi saya.
F. Kalimat
Pengertian kalimat dalam bahasa Jerman menurut Wahrig (1974: 3039) adalah
sprachlicher, nach bestimmten Regeln aufgebauter, sinnvoller Ausdruck eines in sich
abgeschlossen Gedanken. Kurang lebih artinya adalah ekspresi yang stilistis menurut aturan-
aturan tertentu, terbentuk dan bermakna pada sebuah ide yang tertutup.
Kalimat dalam bahasa Jerman dapat berbentuk einfacher Satz dan zusammergesetzter
Satz. Einfacher Satz merupakan kalimat tunggal atau kalimat sederhana yang ditandai dengan
sebuah verba. Sedangkan zusammergesetzter Satz atau kalimat majemuk adalah kalimat yang
berdiri dari beberapa bagian dari kalimat secara keseluruhan (Teilsatz).
Dalam bahasa Jerman, kalimat majemuk terbentuk melalui hubungan koordinative
Verbindung (hubungan koordinasi) dan subordinative Verbindung (hubungan subordinasi).
Hubungan koordinasi terdiri dari dua atau lebih kalimat (Hauptsatz). Sedangkan hubungan
subordinasi terdiri dari induk kalimat (Hauptsatz) dan anak kalimat (Nebensatz). Perhatikan
contoh berikut.
a) Peter studiert in Leipzig, aber seine Schwester studiert in Berlin.
‘Peter kuliah di Leipzig, tetapi saudara perempuannya kuliah di Berlin.’
b) Wir wissen nicht, ob er kommt. (Helbig, 1996: 642)
‘Kita tidak tahu, apakah dia (laki-laki) datang.’
Contoh (4a) merupakan kalimat majemuk yang terbentuk melalui hubungan
koordinasi. Kalimat (Hauptsatz) yang pertama adalah Peter studiert in Leipzig dan kalimat
(Hauptsatz) yang kedua adalah seine Schwester studiert in Berlin. Kedua kalimat tersebut
dihubungkan dengan konjungsi aber. Sedangkan contoh (4b) merupakan kalimat majemuk
yang terbentuk melalui hubungan subordinasi. Induk kalimatnya yaitu Wir wissen nicht,
sedangkan anak kalimatnya yaitu ob er kommt.
a) Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau
dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
jawaban apa atau siapa, dapat didahului oleh kata bahwa, berupa kata atau frasa benda
(nomina) dapat diserta kata ini atau itu, dapat disertai pewatas yang, tidak didahului preposisi
di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain, tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak,
tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan. Contoh subjek dalam bahasa jerman sebagai
berikut.
Menurut Götz, D., Haensch, G., & Wellmann, H. (1993: 944-955), menyatakan bahwa
“Subjekt ist der Teil des Satzes, der bestimmt, ob das Verb eine Singularform oder eine
Pluralform hat. Der kasus für das Subjekt ist der Nominativ.” Maksudnya subjek adalah
bagian dari kalimat yang menentukan apakah kata kerja itu memiliki bentuk tunggal atau
jamak. Kasus untuk subjek adalah nominatif. Contoh:
Ich
Du
Er/sie/es
Ihr
Wir
Sie/sie
b) Predikat
Predikat atau verben merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat
atau subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di
bawah ini.
Die Mutter kocht. (S) die Mutter adalah pokok kalimat kocht adalah yang menjelaskan pokok
kalimat.
Menurut Götz, D., Haensch, G., & Wellmann, H. (1997: 751), Prädikat ist der Teil des
Satzes, der etwas über das Subjekt aussagt. Artinya, predikat adalah bagian dari kalimat yang
menyatakan sesuatu tentang subjeknya. Sementara itu, Meibauer, J. et al. (2007: 157)
berpendapat, orang dapat bisa merumuskan menjadi lebih tepat, bahwa semua kata kerja finit
dan infinit dari sebuah kalimat bisa dibentuk bersama predikat kalimat tersebut. Sementara
itu, apakah ini berhubungan dengan satu atau beberapa kata kerja, predikat dibagi menjadi
dua, yaitu:
c) Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi
predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi
predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berupa nomina atau frasa nominal seperti contoh
berikut,
Nominativ-Objekt
Der Lehrer wird ein guter Schuldirektor. (Helbig, 1996: 540)
‘Guru itu akan menjadi Direktur Sekolah yang baik.’
Akkusativ-Objekt
Karin lernt italienische Vokabeln. (Meibauer, J. et al. 2007: 156)
‘Karin mempelajari kosa kata bahasa Italia.’
Dativ-Objek
Er hilft seinem Freund. (Helbig, 1996: 547)
Dia (laki-laki) menolong temannya.’
Genitiv-Objekt
Sie erinnern sich des Geburtstages. (Helbig, 1996: 547)
‘Mereka teringat hari ulang tahun itu’.
d) Pelengkap
Gegenwart (saat ini): heute ‘hari ini’ , jetzt/nun ‘sekarang’. Vergangenheit (masa lalu):
gestern ‘kemarin’, früher ‘dulu. - Zukunft (masa datang): morgen ‘besok’, danach ‘setelah
itu’, dll. Contoh: Mein Freund kommt heute (jeden Tag). Er arbeitete gestern den ganzen Tag.
Er kommt morgen in Berlin an.
Die Sekretärin schreibt schnell (mit großer Geschwindigkeit). ‘Sekretaris itu menulis cepat
(dengan kecepatan tinggi).’
Sintaksis adalah cabang yang membicarakan kalimat dengan segala bentuk dan unsur-
unsur pembentuknya. Tiga kajian sintaksis yakni frase, klausa, dan kalimat.
Salah satu definisi sintaksis menurut para ahli yaitu ilmu yang mempelajari hubungan
antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (clause atau
kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frase, klause, kalimat dan wacana
(Ramlan. 1985:21)
Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat interaksi dan kelengkapan
pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang teratur
yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis
yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa), kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari
konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan,
serta disertai dengan intonasi final.
Kalimat juga merupakan satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung satu pengertian dan mempunyai pola intonasi akhir serta bagian ujaran yang
didahului dan diikuti oleh kesenyapan, serta memiliki fungsi-fungsi gramatikal.
B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami berharap makalah ini
berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima dengan baik. Tapi, sebagai manusia biasa
yang tidak luput dari kekurangan, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga kami sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan
mempertahankan kelebihan yang ada pada makalah kami. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/23747/analisis-sintaksis-semantis
diakses pada tanggal 25 september 2019.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/05/klausa_relatif_bahasa_jerman_
kajian_sintaksis_dan_semantis.pdf
diakses pada tanggal 25 september 2019.