Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

KOMUNIKASI PADA DEWASA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi
Dosen Mata Ajar : Ns. Nanang KA, M.Kep

Disusun oleh :
1. Abu Thoyib (20101440118001)
2. Aini Aniyati (20101440118007)
3. Arum Kusuma A ( 20101440118015)
4. Hana Putri S (20101440118032)
5. Heru Khoeruddin (20101440118035)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO


SEMARANG
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata komunikasi berasal dari kata “to commune” yang berati “menjadi milik
bersama. “Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi.
1. Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua atau lebih manusia,
atau dengan kata lain, pertukaran ide dan pikiran (Kozeir & Erb, 1995)
2. Komunikasi adalah proses pengoprasian lambang yang memiliki arti
diantara individu (William Abliq)
3. Komunikasi adalah proses ketika seorang individu (komunikator)
mengoper perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah
tingakh laku individu yang lain (komunikan) (Carl I. Hovland)
4. Komunikasi adalah proses berbagi (sharing) informasi atau proses
pembangkitan dan pengoperan arti (Taylor, Lilis, Le Mone)

Berdasarkan berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan komunikasi :

1. Merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih


2. Merupakan bentuk pembagian ide , pikiran dengan menggunakan
lambang
3. Memiliki tujuan terjadi perubahan pada orang lain
B. TUJUAN
Bertujuan agar mahasiswa bisa mengetahui tentang apa itu komunikasi
terapeutik terutama komunikasi pada usia dewasa
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau meneruskan
makna atau arti. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian
informasi, makna atau pemahaman dari pengirim ke penerima. Dari
komunikasi yang telah dilakukan diharapkan akan menimbulkan perubahan
tingkah laku atau muncul perilaku baru sesuai yang diinginkan oleh pengirim
pesan atau informasi dari penerima informasi.
B. Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dam kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional
yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Komunikasi
terapieutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar perawat dengan pasien
C. Tujuan Komunikasi Terapieutik
Tujuan komunikasi terapieutik adalah sebagai berikut :
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang
ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya
D. Fungsi Komunikasi Terapeutik
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antar perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
E. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi beberapa faktor
1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan perawat harus mengerti
pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun proses
berpikir dari orang tersebut.
2. Persepsi
Pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi
dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
3. Nilai
Standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang.
4. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi
seseorang.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian, seperti
marah,sedih,senang, dan akan dapat mempengaruhi perawat dalam
berkomunikasi.
6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-beda.
Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespon
pertanyaan yang mengandung bahas verbal.
8. Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi. Cara berkomunikasi seorang perawat pada pasien akan
berbeda tergantung perannya. Demikian juga antar guru dengan murid.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Suasana bising tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan
kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa
aman dan kontrol. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang
tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.

F. Jenis komunikasi
Komunikasi berdasarkan bentuk
1. Komunikasi verbal, merupakan pertukaran informasi dengan
menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk tulisan maupun tertulis.
Komunikasi verbal bergantung pada bahasa.
2. Komunikasi non verbal, merupakan pertukaran informasi tanpa
penggunaan bahasa atau kata-kata. Komunikasi non verbal disebut juga
bahasa tubuh (body language).

G. Tingkat hubungan komunikasi


Dibagi menjadi 3, sebagai berikut :
1. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonal ini terjadi dalam diri individu sendiri. Komunikasi
ini dapat membantu seseorang tetap sadar akan kejadian sekitarnya.
2. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau kelompok
kecil. Komunikasi interpersonal ini merupakan inti dari praktek keperawatan
karena dapat terjadi antara perawat dan klien serta keluarga, perawat
dengan perawat, perawat dengan team kesehatan.
3. Komuniklasi massa
Komunikasi massa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok besar,
seperti ceramah yang diberikan pada mahasiswa, kampanye.

H. Prinsip Komunikasi Terapeutik


Prinsip-prinsip terapeutik antara lain:
1. Klien harus menjadi fokus utama interaksi
2. Tngkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik
3. Membuka diri digunakan dalam interaksi
4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
5. Kerahasiaan klien harus dijaga
6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
8. Memlihara interaksi yang tidak menilai dan dihindari membuat penilaian
tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
9. Memberi petunjuk untuk menginterpretasikan kembali pengalamannya
secara rasional
I. Komunikasi Pada Dewasa
Komunikasi pada dewas mengalami puncaknya karena kematangan fisik,
mental, dan kemampuan sosial mencapai optimal. Peran dan tanggung jawab
serta tuntutan sosial telah membentuk orang dewasa melakukan komunikasi
dengan orang lain, baik pada setting profesional ketika mereka bekerja atau
pada saat mereka berada di lingkungan keluarga dan masyarakat umum.
(Anas Tamsuri, 2004).
Teknik komunikai yang dikembangkan pad masa dewasa telah mencapai
tahap optimla, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan
untuk mengembangkan komunikasi (sebagai media transfer informasi).
Dalam menguasai pesan yang diterima, individu dewasa tidak hanya melihat
isi pesan, tetapi juga memperspsikan pesan tersebut juga lebih baik dengan
menciptakan hubungan antara pesan yang diterima dengan konteks isi pesan,
tetapi lebih komplesk lagi dengan disesuaikan situasi dan keadaan yang
menyertai . Contoh : “Sayang......” sepenggal kata ini, ketidakmungkinan
datar, akan memberi kesan penyesalan. Kesan ini semakin kuat bila
penyampai pesan menunjukan rasa penyesalan dari gerakan bibir, raut wajah,
dan kepala yang menunduk. Namun, bila ungkapan tersebut diucapkan
dengan bahasa yang halus dan mendesah dan penyampai pesan menujukkan
mata berbinar, wajah cerah atau normal, persepsi individu dewasa tersebut
adalah bahwa makna kata “Sayang” tersebut adalah ungkupan perasaan
suka/cinta. . (Anas Tamsuri, 2004).
komunikasi pada orang dewasa
1. Pekerjaan dan tugas : pembagian tugas, deskripsi kerja, dan transaksi
kerja.
2. Kegiatan kerumahtanggaan : pembagian tugas dalam keluarga,
pendidikan terhadap anak, pemenuhan /pengaturan kegiatan sosial
ekonomi.
3. Kegiatan profesional : pembagian kerja, transaksi
4. Kegiatan sosial : hubungan sosial, peran dan tugas sosial. (Anas Tamsuri,
2004).
J. Sikap komunikasi pada orang Dewasa
Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan
permasalahan yang terjadi, agar tercapai komunikasi yang efektif ,
terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu ditunjukan
dan diterapkan sikap-sikap terapeutik. Dalam berkomunikasi dengan
dewasa diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Berikut
sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap
komunikasinya.
1. Orang dewasa melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan/
pengalamannya sendiri.
Sikap perawat :
a. Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai
yang diinginkan.
b. Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberi motivasi untuk
menggantikan perilaku yang kurang tepat.
2. Berkomunikasi pada orang dewasa harus melibatkan pikiran dan
perasaan
Sikap perawat:
Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa sebagai kekuatan untuk
merubah perilakunya.
3. Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling
memberi pengalaman serta saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapan mengenai suatu masalah.
Sikap perawat :
a. Bekerja sama dengan orang dewasa untuk menyelesaikan
masalah .
b. Memberikan kesempatan pada dewasa untuk mengungkapkan
pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman
tersebut.
K. Suasana komunikasi pada orang dewasa
Disamping sikap , kita juga harus memperhatikan atau mampu
menciptakan suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi pada
kelompok usia dewasa. Upaya penciptaan suasana komunikasi yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Suasana hormat menghormati
Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik
apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh
turut berpikir dan mengemukakan pikirannya.
2. Suasana saling percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya
akan dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan
penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa,
karena mereka tidak akan percaya dengan anda dan mengakibatkan
tujuan komunikasi tidak tercapai
3. Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang
dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri
mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
4. Suasana saling terbuka
Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan,maksut terbuka
adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali.
L. Teknik komunikasi pada orang dewasa
Berikut ini teknik komunikasi pada orang dewasa:
1. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara.
Dengam penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk
menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau
media komunikasi media , misal tulisan akan dapat menimbulkan salah
persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara
langsung.
2. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi
Maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada
keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan
selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan
yang selalu patuh. Teknik ini menekan pada hubungan saling
membantu.
3. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung
Komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya
salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini
menujunkan pentingnya arti hubungan perawat-klien
4. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat
dinamis.
BAB II

KESIMPULAN

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau meneruskan


makna atau arti. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian
informasi, makna atau pemahaman dari pengirim ke penerima. Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dam
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Fungsi komunikasi terapeutik
adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antar perawat dan pasien
melalui hubungan perawat dan pasien.

Faktor komunikasi terapeutik yaitu perkembangan, persepsi, nilai, latar


belakang sosial budaya, emosi, jenis kelamin, pengetahuan, peran dan hubungan,
lingkungan, jarak. Jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, dan non verbal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tamsuri, Anas. 2005. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC
2. Musliha, Siti Fatimah. 2010. Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai