Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hepatitis adalah suatu proses peradangan atau inflamasi hati dapat terjadi karena infeksi
virus, reaksi toksikterhadap obat-obatan serta biokimia. Hepatitis virus merupakan jenis yang
paling dominan dimana merupakan hasil infeksi yabg disebbabkan oleh salah satu dari lima
golongan besar jenis virus, antar lain:
1. Virus hepatitis A (HAV)
2. Virus hepatitis B (HBV)
3. Virus hepatitis C (HCV)
4. Virus hepatits D (HDV) atau virus delta
5. Virus hepatitis E (HEV)
6. Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini
jarang ada.
7. Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi
dengan virus-virus lainnya.

Adapun komplikasi hepatitis seperti kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik,
komplikasi yang sering adalah sesosis pada sesosis kerusakan sel hati akan diganti ooleh
jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan semakin besar jaringan parut yang
terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat, ensefalopati hepatik terjadi
pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksiik
merpakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.

1.2 TUJUAN PENULISAN

3
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medis pada pasien dengan penyakit hepatitis

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian hepatitis
b. Menjelaskan etiologi hepatitis
c. Menjelaskan patofisiologi hepatitis
d. Menjelaskan manifestasi klinis hepatits
e. Menjelaskan penatalaksaan medis hepatitis
f. Menjelaskan pemeriksaan penunjang hepatits
g. Menjelaskan pengkajian keperawatan hepatitis
h. Menjelaskan diagnosa keperawatan hepatits
i. Menjelaskan rencana keperawatan hepatitis

3. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Hepatitis

b. Bagaimana etiologi hepatitis

c. Bagaimana patofisiologi hepatitis

d. Bagaimana manifestasi klinis hepatitis

e. Bagaimana penatalaksaan medis hepatitis

f. Bagaimana pemeriksaan penunjang hepatitis

g. Bagaimana pengkajian keperawatan hepatitis

h. Bagaimana diagnosa keperwatan hepatitis

i. Bagaimana rencana keperawatan hepatitis

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obta-obatan serta bahan-bahan kimia. (sujono
hadi, 1999).
Hepatitis Virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (smeltzer,2001)
Jadi, hepatitis adalah suatu proses peradangan atau inflamasi hati dapat terjadi karena
infeksi virus, reaksi toksikterhadap obat-obatan serta biokimia.

2.2 Etiologi
1. Hepatitis virus : dapat terjadi akibat penggunaan jarum yang terkontaminasi
virus(sepperti melalui suntikan narkoba, tato, tindik tubuh, suntukan obat atau jarum
transfuse), tinggal beraama atau melakukan hubunngan seks dengan seseorang yang
terinfeksi hepatitis. Ada juga resiko infeksi virus jika mengonsumsi sumber air atau
makanan yang tidak aman.
2. Hepatitis non-virus (hepatitis alkoholik dan hepatitis atuo imun) :
Alkohol dapat melemahkan kerja hati sehingga membuat anda lebih rentan terhadap
infeksi hepatitis. Hepatitis auto imun terjadi saat system kekebalan tubuh menyerang hati.
Ada 2 jenis hepatitis auto imun, dengan hepatitis autuo imun tipe 1 lebih umum
dibandingkan hepatitis auto imun tipe 2.

2.3 Manifestasi Klinis


Manifestasi Klinis Menurut FKUI (2006) terdiri dari :
1. Massa Tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus Non A dan B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari).
2. Fase Pre Ikterik

5
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), perut kanan atas (ulu hati)
dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama dipinggang, bahu, lekas capek
terutama sore hari, suhu badan meningkat berlangsung selama 2-5 hari, pusinG, nyeri
persendian, keluhan disertai gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penuruna suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit sklera yang terus meningkat pada minggu pertama,
kemudian menetap dan baru berkurang setrelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-
gatal pada seluruh badan, rasa lesu, dan lekas capek dirasakan selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit diulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna
urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas
capek.

Tidak semua kasus hepatitis menimbulkan gejala, atau jika pun ada ggejalanya cukup
samar pada tahapan awal. Ada kemungkinan bagi bagi pendeerita untuk langsung
mengalami gejala setelah terinfeksi. Gejala bias bersifat ringan tetapi juga parah bagi
sebagian orang meliputi BAK dan BAB yang tidak lazim, warna kulit dan bagian putih mata
menguning, perubahan mental seperti kurangnnya konsentrasi atau koma mual dan muntah.

2.4 Patofisiologi :
Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki sumpay
darah sendiri. Gangguan terhadap suplay darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon system imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru
yang sehat. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan mewnyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasan tidak nnyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri diulu
hati.

6
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
bilirubin tersebut dalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat
kerusakan sel ekresi) dan regurgitas pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi
ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan,
konjugasi dan ekresi bilirubin. Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja
tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat
diekresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
Peningkatan kadar bilirubin berkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu
dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

7
Pathway :

8
9
2.5 Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
a. Hepatitis virus B. Penderita hepatitis sampai 6bulan sebaiknya tidak menjadi
donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
b. Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml/kg BB, intramuskular.
2. Medis :

1). Pencegahan, obat-obatan terpilih

a. Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi


imun yang berlebihan.
b. Antibiotik, misalnya neomycin 4 x 1000 mg/hr peroral.
c. Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d. Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10mg/hari intravena.
e. Roboransia
f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intravena (jika ada hipokalsemia).
g. Sulfas magnesikus 15gr dalam 400 ml air.
h. Infus glukosa 10% 2liter/hari.
2). Istirahat
3). Jika penderita tidak nafsu makan sebaiknya diberiikan infus glukosa.
3. Keperawatan : tirah baring, nutrisi yang adekuat, pengendalian dan pencegahan,
pertimbangan psikososial.

2.6 Pemeriksaan penunjang :


1. Total hepatitis core antibody (Anti-HBc)
Antibodi ini muncul sejak terjadinya infeksi akut dan bertahan seumur hidup.
Keberadaan anti-HBc menunjukkan adanya infeksi lama atau infeksi yang sedang
berlangsung dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.
2. Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat system kekebalan tubuh terhadap virus
hepatitis B. biasanya hasil pemeriksaan positif karena sebelumnya sudah pernah

10
melakukan vaksin hepatitis B. Selain itu, hasil pemeriksaan yang positif juga berarti
bahwa andan sedang dalam masa pemulihan dari infeksi hepatitis B akut. HBsAg
dapat ditemukan dalam darah beberapa minggu setelah terinfeksi.
3. IgM-anti HAV
Antibody yang pertama kali terdeteksi dalam darah, sebagai tanda peradangan akut
dan terdeteksi lagi dalam darah setelah 3-6 bulan setelah infeksi hepatitis A. Hasil
yang negative menandakan bahwa saat ini anda tidak terinfeksi hepatitis A.
4. Tes darah lainnya
Tes darah dilakukan untuk melihat fungsi hati apakah bekerja lebih keras dari
biasanya, sedang dalam tekanan, atau malah mengalami kerusakan yang parah.

2.7 Pengkajian keperawatan


Pengkajian :
1. Aktivitas
a) Kelemahan
b) Kelelahan
c) Malaise

2. sirkulasi
a) Bradikardi
b) Ikterik pada sclera kulit, membrane mukosa

3. eliminasi
a) Urine gelap
b) Diare feses warna tanah liat

4. makanan dan cairan


a) Anoreksia
b) Berat badan menurun
c) Peningkatan oedema

11
5. neurosensory
a) Peka terhadap rangsang
b) Cenderung tidur

6. nyeri/kenyamanan
a) Kram abdomen
b) Nyeri tekan pada kuadran kanan.

2.8 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri b/d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
danberhubungna venaporta
2. Hipertermi b/d invasi adennt dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
3. Keletihan b/d proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis

2.9 Intervensi keperawatan


Intervensi :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati
dan berhubungna venaporta.
Kolaborasi dengan individu unttuk menentukan metode yang digunakan untuk intensitas
nyeri.
2. Hipertermi b/d invasi adennt dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
Monitor TTV, berikan kompres hangat, anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang
menyerap keringat
3. Keletihan b/d proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis.
Sarankan pasien untuk tirah baring, bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan,
kemampuan dan minat, bantu untuk belajar tentang keterampiilan koping yang efektif.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hepatitis adalah suatu proses peradangan atau inflamasi hati dapat terjadi karena
infeksi virus, reaksi toksikterhadap obat-obatan serta biokimia. Hepatitis ini dapat kita
ketahui dengan dilakukan dengan pemeriksaan uji serologis penyakit ini pun dapat
dicegah dengan beberapa cara salah satunya dengan tidak mendonorkan darah kepada
orang lain. Untuk melakukan pengobatan ini kita perlu lakukan pemeriksaan awal untuk
pengkajian selanjutnya kita lakukan pendiagnosaan terhadap penderita tersebut kemudian
dilakukan intervensi sebagai perencaan dan setelah itu baru dilakukan pengobatannya.

3.2 SARAN
Bagi pembaca ataupun penderita sebagai pencegahan supaya tidak terkena
penyakit hepatitis sebaiknya kita jaga pola hidup kita dan jangan lakukan donor darah
sembarangan sebaiknya kita cek darah kita jangan langsung di donor begitu saja.

DAFTAR PPUSTAKA

13
https://id.scribd.com/doc/298875200/lp-askep-hepatitis

https://id.scribd.com/document/338205424/lp-hepatitis

14

Anda mungkin juga menyukai