Anda di halaman 1dari 3

METODE DESINFEKSI MEMBRAN

1. FILTRASI

Banyak perancang teknologi membran dengan RO yang menyatakan bahwa tidak ada
virus yang ditemukan setelah proses pemurnian air di lakukan dari membran.
Pernyataan ini berdasarkan pada ukuran pori membran yang secara teori lebih kecil
dibandingkan ukuran virus. Pada hasil percobaanya, tetep saja virus seperti virus
polovirus masih bisa ditemukan setelah melewati membran selulosa asetat, meskipun
begitu, tingkat penyaringan virus dapat mencapai rentan 99,2-100 persen. Lolosnya
virus ini disebabkan adanya kecacatan pada permukaan membran dan bagiannya.

Proses membran merupakan aplikasi yang baik untuk desinfektan air karena proses non-
adiktifnya. Secara teknis proses membran dengan cara terbaik. Untuk membersihkan
patogen adalah dengan reverse osmosis. Namun, peneliti telah menemukan metode lain
dengan tepat guna mengangkat seluruh pathogen termasuk virus dari umpan yang
terkontaminasi yaitu dengan ulfiltrasi.

1.1 REJECTION

Pembuangan partikel termasuk koloid biologis dan non-biologis tergantung pada


beberapa faktor termasuk ukuran membran, dapat di asumsikan bahwa parameter
ukuran kritis adalah pori. Dari sana dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran pori
lebih kecil daripada ukuran mikroorganisme. Namun dapat dilihat bahwa ukuran pori
bisa lebih besar dari ukuran partikel untuk pengurangan secara signifikan.

Terdapat dua mekanisme yang digunakan untuk memisahkan partikel yaitu sieve
retention dan adsorbtion squestration. Dalam sieve retention, media berpori bertindak
sebagai penghalang masuknya partikel. Partikel tertahan dipermukaan membran dan
membentuk lapisan yang ketebalannya bertambah selama filtrasi berlangsung.
Mekanisme kedua melibatkan masuknya dan tertangkapnya partikel ke matrik
membran.mekanisme yang dapat menstabilkan suspensi koloid ke permukaan dalam
membran. Faktor yang dapat menghasilkan interaksi lebih banyak dapat menambah
penolakan. Jika partikel dan membran diberi muatan yang berbeda atau potensial zeta
bernilai cukup, partikel yang menghadapi matrik membran menghasilkan
pembuangan partikel yang lebih kecil daripada pori membran.

Membran sangat efektif dalam membuang koloid biiologis yang berukuran lebih
besar atau kecildari membran. Untuk koloid non biologis yang lebih kecil atau lebih
besar dari pori membran sudah pernah dilaporkan. Dalam kondisi tertentu seperti
absorbsi elektrostatik, secara virrtual semua partikelnya dapat dibuang tanpa
memperhitungkan ukurannya. Pembuangan total membunuh kontaminan. Namun
membunuh kontaminan tidak mengeluarknanya dari larutan. Sebuah percobaan
normal bakterial terhadap air minum. Pembuangan total E-Colli yang terdapat di
dalam air. Pembaung E-Colli menggunakan membran selulosa asetat. Mereka
menyatakan bahwa teknik ini dapat menghasilkan air yang kualitas cukup. Berbagai
percobaan telah menunjukkan bahwa membran sangat efektif untuk menghasilkan air
dengan jumlah bakteri yang sudah direduksi.

RO dapat membuang bakteri dalam jumlah yang besar. Sebuah percobaan dilakukan
untuk mengevaluasi efisiense membran ultrafiiltrasi untuk membuang partikel dan
bakteri dari permukaan ke sumber air.

1.2 FOULING

Fouling dapat diartikan sebagai deposisi irreversibel material diluar atau didalam
membran yang menyebabkan hilangnya plak dan dorongan yang berubah.
Keseluruhan permeabilitas, pembusukan terjadi disebabkan sumbatan pada pori yang
membentuk lpisan pada permukaan membran. Dengan tekanan pump yang konstan,
foiling membran akan menghasilkan plak yang berbeda, sedangkan pada arus konstan
filtrasi, fouling akan menyebabkan, naiknya hilang sepanjang membrane.

Fouling secara partikular adalah suatu masalah yang mana umpan larutnya berasal
dari. Hingga sekarang fouling adalah faktor yang sanagt penting yang membatasi
penggunaan teknologi membran untuk mengeluarkan mikroorganisme dari air.

Fluk adalah kunci dari kedua ukuran pori dandensitas pori.ketika fluida melewati
membran pori menjadi terhalang dengan partikelsehingga dentitas pori menjadi
berkurang menghasilkan beda laju filtrasi. Penyebab lainnya turunnya fluks adalah
akumulasi dari fouling material, bahan organik maupun anorganik pada permukaan
membran.

Industri pengolahan air menggunakan membran menggunakan lapisan biofilm yang


memnyebabkan turunnya fluks. Proses utama yang dilibatkan dalam tatanan biofilm
adalah penambahan mikroorganisme pada permukaan membran. Partikel non biologis
juga dilibatkan dalam pengembangan biofilm dengan peran substrat nutrisional.

Gaya yang memungkinkan yang dikenai mikroorganisme pada permukaan membran


adalah elektrostatis, van der waals ionic, ikatan hidrogen dan intraksi hidrofobik.
Ikatan hidrogen dan gaya elektrostatis adalah faktor yang tidak begitu penting pada
proses adesi. Interaksi hidrofobik dengan mempertimbangkan energi bebas untuk
membawa 2 molekul larutan dan bagian lainnya adalah fungsi pelarut.

Anda mungkin juga menyukai