Kelas XI - SMK - Ilmukesehatan - Heru PDF
Kelas XI - SMK - Ilmukesehatan - Heru PDF
ILMU
KESEHATAN
JILID 2
SMK
ILMU
KESEHATAN
JILID 2
Untuk SMK
Penulis : Heru Nurcahyo
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008,
telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui
website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK
yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12
tahun 2008.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dengan menyediakan sumber belajar
telah ditetapkan program penyusunan buku pelajaran kejuruan pada
tahun 2007 ini. Salah satu dari buku pelajaran kejuruan yang
diprogramkan untuk ditulis adalah buku dengan judul ”Ilmu Kesehatan”.
Buku tersebut rencananya akan digunakan untuk pegangan para Guru
dan Siswa SMK di seluruh Indonesia.
Mengingat banyak dan beragamnya topik bahasan atau persoalan dalam
bidang ilmu kesehatan, maka untuk menjaring kebutuhan yang otentik
dari para guru dan agar sesuai dengan kebutuhan kompetensi siswa
kejuruan dipilihkan materi dengan topik-topik bahasan yang relevan
dengan kebutuhan untuk proses belajar dan mengajar di SMK. Pada
tataran kesehatan pribadi dikaji tentang struktur-fungsi dan kesehatan
dari masing-masing sistem organ tubuh manusia. Pada tataran
kesehatan masyarakat dibahas beberapa topik penting antara lain gizi
dan makanan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan
olahraga, obat dan penyalahgunaan obat.
Dengan kata lain, orang sehat adalah orang yang memiliki kondisi fisik,
jiwa, dan sosial dapat berfungsi secara normal. betul-betul dapat
menikmati hidupnya, sejahtera, bebas dari gangguan penyakit,
emosional, intelektual, dan sosial.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut berperan serta secara aktif dan bekerja
sama dalam penyusunan buku ini. Terima kasih yang setinggi-tingginya
kami sampaikan kepada Direktur Pembinaan SMK yang memberikan
dana untuk penulisan buku pelajaran ini. Terima kasih kepada bapak
Bambang Sutiyono yang telah berperan sebagai editor buku ini. Bapak
Dr. Zarfiel Tafal, M.Ph yang telah berperan sebagai evaluator buku ini.
Akhirnya penulis berharap semoga buku pelajaran ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang memerlukan. Tentu saja buku ini masih banyak
kekurangan, sehingga kesempatan masih terbuka untuk mendapatkan
masukan yang relevan dari berbagai pihak. Penulis juga berharap bahwa
dari semua pihak untuk memberikan saran yang akan lebih
menyempurnakan buku ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap
semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan.
ii
Ilmu Kesehatan
Setiap insan pasti sangat mengidam-idamkan tubuhnya selalu dalam
kondisi sehat. Kesehatan menempati posisi penting dalam kehidupan
setiap manusia karena sehat merupakan kebutuhan dasar dan hak setiap
orang. Kondisi sehat merupakan salah satu faktor penentu kualitas
sumber daya manusia, dan sebagai suatu syarat untuk mewujudkan
perkembangan jasmani, rohani (mental), sosial, dan ekonomi yang
seimbang. Oleh karena itu, wajar jika secara alami semua orang selalu
berusaha agar dirinya dalam kondisi sehat.
Kesehatan pribadi dapat dicapai secara fisik, apabila seluruh aktivitas
kehidupan manusia berfunsgi nromal dan seimbang (homeostasis)
seperti: mencerna makanan, metabolisme, mengedarkan zat-zat
makanan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi, melakukan
pernafasan, tumbuh dan berkembang, melakukan pengeluaran sisa-sisa
metabolisme melalui sistem ekskresi, melakukan gerakan melalui rangka
tulang dan otot (lokomosi), peka terhadap rangsangan (irritabilitas)
melalui indera, dan melakukan perkembang-biakan melalui sistem
reproduksi.
pola makan yang tidak sehat
Olahraga merupakan sebagian aktivitas fisik secara teratur dan terukur
untuk meningkatkan kebugaran dan derajat kesehatan.. Kesehatan
olahraga memberikan pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat
terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatakan
derajat kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja. Jenis olahraga,
manfaat olahraga, persiapan sebelum olahraga, olahraga yang baik dan
yang perlu diperhatikan setelah berolahraga, yang tidak dianjurkan
berolahraga. Kebugaran jasmani, komponen kebugaran jasmani,
komposisi tubuh, kelenturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan,
jantung paru, daya tahan otot. faktor-faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani.
Kesehatan masyarakat Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan
dengan baik. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
tingkat pendidikan masyarakat, adat-istiadat, kepercayaan, dan perilaku
(budaya). Kondisi tersebut merupakan beberapa contoh dari
permasalahan yang menghambat perwujudan kesehatan masyarakat.
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang
benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara:
iii
Sinopsis: Ilmu Kesehatan
eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
Kesehatan lingkungan, Fakta dalam kehidupan kita sehari-hari,
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat masih kurang mendapatkan
perhatian yang memadai. Pengamatan empirik di lapangan masih sering
dijumpai kondisi rumah tempat tinggal yang tidak sehat, lingkungan kotor,
tempat mandi cuci dan kakus (MCK) jorok, tempat pembuangan sampah
dan limbah rumah-tangga tidak tertata.
Kesehatan dan keselamatan kerja,
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara.
Sumber penularan, cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang
sehat, infeksi, mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor
antara lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal
dengan penyebab majemuk suatu penyakit. Cara penularan dapat
melalui saluran pernafasan, saluran makanan, saluran kelamin, dan kulit.
Meskipun demikian, dalam keadaan tidak sakit (sehat) ada beberapa
gelintir orang yang kurang memperhatikan dan menghargai
kesehatannya. Sebagai contoh konkrit penyalah-gunaan obat dan
narkotika (Narkoba), menenggak minuman beralkohol, merokok, seks
bebas dsb, semua kegiatan tersebut dapat mengganggu kesehatan.
iv
Sinopsis: Ilmu Kesehatan
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………... ii
SINOPSIS iii
DAFTAR ISI …………….............................................................. v
BUKU JILID 1
Bab 1. Kesehatan ………………………………………………… 1
1 Pengertian Sehat ………………………………………. 1
1.1. Mengapa Sehat Itu Perlu?.......................................... 4
1.2. Ilmu Kesehatan …………………………………………. 6
1.3. Obyek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan ………….. 7
1.4. Pengembangan Ilmu Kesehatan ……………………... 11
1.5. Penemuan-penemuan yang Bermanfaat Bagi 12
Kesehatan ……………………………………………….
1.6. Manfaat Mempelajari Ilmu Kesehatan ……………….. 13
vi
Ilmu Kesehatan
Bab 9. Rangka dan Otot …………………………………………... 169
9. Sistem Rangka 170
9.1. Rangka Sumbu ……………………………………….. 172
9.2. Rangka Anggota Badan…………………………….... 174
9.3. Persendian 176
9.3. Otot 181
9.4. Pengaturan KadarIon Kalsium dalam Darah 177
9.5. Pemeliharaan Kesehatan Rangka 178
9.6. Makanan untuk Pertumbuhan Tulang 179
9.7. Cidera, Kelainan, dan Penyakit pada Rangka 179
BUKU JILID 2
Bab 12. Olahraga dan Kesehatan ............................................. 255
12. Apakah Olahraga Itu?............................................... 256
12.1. Jenis Olahraga ………………………………………… 257
12.2. Cara Melakukan Olahraga …………………………… 259
12.3. Manfaat Olahraga …………………………………… 264
vii
Ilmu Kesehatan
Bab 13. Kesehatan Masyarakat ………………………………….. 275
13. Batasan Pengertian Kesehatan Masyarakat ……..... 276
13.1. Sanitasi Lingkungan 282
13.2. Pemberantasan Penyakit 282
13.3. Promosi kesehatan 283
13.4. Pengembangan Rekayasa Sosial dalam rangka 290
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat …..................
13.5. Pencegahan dan Penanggualangan Penyakit 291
ix
Ilmu Kesehatan
▲ Gambar 12.1. Berolah secara teratur
dan terukur menyehatkan badan
255
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12. Apakah Olahraga itu?
Apakah olahraga itu? Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik
yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.
Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan
olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga
merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga
usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.
Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan
sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak
(hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan
tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan
menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Gaya hidup duduk terus-
menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah
dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak
sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti: penyakit
jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat
badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat
Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Orang
yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara
teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih
tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang
bergaya hidup sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat
keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes
mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih
tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Pendidikan jasmani
dan kesehatan (penjaskes) bertujuan agar masyarakat terhindar dari
penyakit-penyakit tersebut menjadi bergerak agar sehat dan bugar.
Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga
perlu menjadi gerakan masyarakat. Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat.
256
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan
energi (pembakaran kalori) dalam tabel 1 berikut:
257
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12.1.1. Olahraga aerobik
Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-
menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
Sebagai contoh olahraga aerobik adalah gerak jalan cepat,
jogging, lari, senam, renang, dan bersepeda. Olahraga aerobik
merupakan latihan intensif yang menggerakkan dua tangan dan
kedua kaki seperti jogging, bulu tangkis, berenang gaya krol
(bukan gaya katak), bersepeda aktif (bukan sepeda statis).
Latihan ini dimulai dengan pemanasan selama 5 menit kemudian
diikuti latihan pokok dengan mengukur maksimum detak jantung
menuju pencapaian 200 dikurangi usia yang sedang berlatih per
menit (DNM). Latihan ini dilakukan selama 20 menit, namun bila
dilakukan setiap hari atau bila tidak ada waktu boleh dilakukan
3x30 menit per minggu.
Senam aerobik telah menjadi sangat populer di Indonesia.
Dahulu, kaum pria menganggap senam aerobik adalah olahraga
untuk wanita saja dan menganggapnya kurang bermanfaat.
Tetapi kini, baik pria maupun wanita, bersama-sama melakukan
senam aerobik demi kebugaran dan kegembiraannya. Senam
tersebut diiringi dengan musik kesenangannya dan irama musik
menjadi panduan dari gerakan yang dilakukan. Mereka yang
dahulu mengira senam aerobik merupakan olahraga ringan,
setelah melakukannya sendiri merasa bahwa senam aerobik
keras intensitasnya sehingga mereka menghargai seperti
olahraga lain yang juga cukup keras intensitasnya. Dalam rangka
meningkatkan kebugaran/kesegaran jasmani karyawan/karyawati
mengadakan senam aerobik.
258
Bab 12: Kesehatan Olahraga
yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan serangan
jantung mendadak.
Latihan anaerobik dan aerobik juga bekerja untuk meningkatkan
daya kerja dari organ jantung terutama dalam meningkatkan
volume kedua ventrikel kiri dan kanan dari organ jantung dengan
latihan aerobik, atau memperbaiki kekuatan otot myocardial
jantung dengan latihan anaerobik Terutama latihan aerobik akan
memperbaiki endurance, dan bila latihan ini dilakukan oleh orang
yang sudah lanjut usia, akan memperbaiki keadaan fisiknya dan
juga mencegah agar tidak pelupa.
259
Bab 12: Kesehatan Olahraga
temperatur ruangannya dapat diatur. Lakukanlah setiap sore hari
minimal 30 menit. Kenapa demikian? Menurut penyelidikan di
Framingham USA, di Inggris, Belgia, National University of
Singapore dan di Jepang bahwa serangan jantung frekuensinya
banyak terjadi antara pukul 06.00–12.00 siang. Kenapa hal ini
bisa terjadi? Beberapa faktor yag menjadi penyebab di antaranya
adalah adanya circardian hormone adrenalin yang banyak
bersirkulasi dalam tubuh pada pagi mulai pukul 04.00–09.00.
Juga aktivitas fibrinolitic yaitu zat pengencer darah dari tubuh
sendiri pada pagi hari aktivitasnya menurun sehingga darah relatif
akan lebih kental pada pagi hari. Menurut laporan terakhir Dr
Peter Kokkinos dari Veterans Affairs Medical Center dan dimuat
di majalah kedokteran Circulation, Januari 22 2008, pada 15.660
orang pria veteran yang menderita atau tidak menderita penyakit
cardiovaskuler, setelah melakukan tes treadmill, diperoleh hasil
bahwa latihan fitness dapat mengurangi angka risiko kematian
(mortalitas) sampai 70%. Selamat berlatih.(*) Dr D Amidi SpJP
Klinik Plaza Indonesia Perlindungan terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes, kegemukan, hipertensi, penurunan memori,
kanker kolon, patah tulang, dan depresi pada pria dapat
dilakukan dengan berolahraga. Tapi bagi yang perlu ekstra
motivasi harus mempertimbangkan manfaat tambahan bagi
prostat dan seksualitas mereka. Pernyataan tersebut adalah hasil
laporan Harvard Men’s Health Watch
260
Bab 12: Kesehatan Olahraga
3. Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya
tunggu hingga kurang lebih 2 jam.
4. Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis (manis jambu).
5. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut.
6. Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan
lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak
menimbulkan cedera. Misalnya: di halaman rumah, tempat
kerja, dan lapangan.
7. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, berganti-
ganti jenisnya supaya tidak monoton dan membosankan.
8. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3-5 kali per
minggu.
261
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12.2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga
1. Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga,
makanlah makanan lunak atau cairan seperti bubur kacang
hijau. Sebaiknya kita menunggu satu jam sebelum makan
besar. Gizi yang tepat juga penting. Dengan badan lebih
bergerak, kita mungkin membutuhkan lebih banyak kalori agar
menghindari kehilangan berat badan.
2. Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan
langsung mandi. Minum cairan secukupnya sangat penting
saat kita berolahraga. Air tambahan dapat membantu
mengganti cairan yang hilang. Ingatlah bahwa meminum teh,
kopi, kola, coklat atau alkohol justru dapat menghilangkan
cairan tubuh.
3. Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.
262
Bab 12: Kesehatan Olahraga
akan merasakan manfaat olahraga. Berikut, 7 alasan orang
menghindari olahraga dan tips mengatasinya:
1. Terlalu tua. Bukan alasan, toh Anda bisa mencari tempat atau
klub kebugaran yang membuka kelas sesuai usia Anda.
2. Terlalu gemuk. Tak perlu canggung atau malu. Umumnya,
orang memang merasa malu untuk memulai berolahraga,
padahal orang lain justru menghargai Anda sebagai individu
yang berkomitmen dalam menjaga kesehatan tubuh.
Lagipula, kalau Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulny
justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun
pasti akan membantu menurunkan berat badan. Jadi, kenapa
tidak memulai berolahraga?
3. Terlalu lemah. Justru aktivitas fisik yang teratur akan
memberikan Anda tambahan kekuatan dan energi.
4. Terlalu lelah. Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya akan
memberikan Anda tambahan tenaga. Dengan melatih otot,
jantung, paru-paru dan pembuluh darah, maka Anda akan
mendapat tambahan tenaga untuk mengatasi stres dan
beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari.
5. Sering sakit. Anda tidak disarankan berolahraga bila kondisi
tubuh tidak sehat. Namun, begitu Anda merasa sehat,
mulailah berolahraga karena akan membantu Anda
mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan
lakukan secara konsisten.
6. Tidak ada waktu. Tak perlu waktu berjam-jam untuk
merasakan manfaat olahraga. Yang penting teratur dan
porsinya cukup, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap
hari. Perubahan-perubahan kecil pada kegiatan rutin Anda,
seperti menggunakan tangga daripada lift atau memarkir
kendaraan agak jauh dari kantor atau supermarket, juga
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan Anda, sama
seperti manfaat yang didapatkan dari olahraga.
7. Tidak bersemangat. Olahraga terbukti mampu meningkatkan
dan mempertahankan suasana hati. Nah, bila Anda berhasil
menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda untuk
memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan
bahagia. Cara terbaik untuk mengembalikan tubuh ke bentuk
semula tentunya dengan berolahraga. Bukan saja membantu
mengembalikan kelenturan otot dan menghilangkan timbunan
lemak, tetapi juga sangat baik untuk mengatasi stres.
263
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Berkonsultasilah dengan dokter kapan sebaiknya mulai
berolahraga.
1. Komposisi tubuh
1. Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan
Indeks Massa Tubuh (IMT).
2. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan
cenderung menurun setelah berumur 60 tahun.
3. Memberi bentuk tubuh.
4. Pengukuran: Skinfold callipers, IMT.
5. Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh: hipeplasi dan
hipertropi sel adiposit serta input berlebihan.
6. Obesitas pada orang dewasa oleh: hiperplasi dan hipertropi
sel adiposit serta output yang kurang.
2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh
1. Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian,
tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
2. Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan
sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
3. Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki.
264
Bab 12: Kesehatan Olahraga
4. Anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
5. Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.
6. Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan
efisiensi kerja otot.
7. Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak
baik cenderung mudah mengalami cedera).
8. Pengukuran: Duduk tegak depan (Sit and reachTest)
Flexometer.
3. Kekuatan otot
1. Adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan
kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
2. Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari wanita (testoteron
merupakan anabolik steroid).
3. Diukur dengan dinamometer.
265
Bab 12: Kesehatan Olahraga
kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin
berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
2. Jenis Kelamin. Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani
anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi
setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai
nilai yang jauh lebih besar.
3. Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru,
postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.
4. Makanan. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi
karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk
memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan
kekuatan otot yang besar.
5. Rokok. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2
maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu
menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada,
dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi
nafsu makan.
266
Bab 12: Kesehatan Olahraga
5. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah adalah sungai
kehidupan Anda, sebab darah membawa oksigen, zat
makanan dan za-zat penting lainnya ke seluruh tubuh
manusia. Darah juga yang membawa produk sisa
metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan
dari tubuh Anda.
6. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
7. Mengurangi aterosklerosis.
2. Paru-paru
1. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas pernapasannya,
masuk dan keluar.
2. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan
paru-paru berkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini
menyebabkan paru-paru lebih berdayaguna, sebab lebih
banyak oksigen akan disalurkan ke dalam darah dan lebih
banyak karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.
3. Otot
1. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan
emosi yang negatif. Ini akan membuat Anda lebih merasa
senang terhadap diri sendiri, sebab kemarahan dan frustasi
dapat dikurangi.
2. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
3. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan Anda dari kehilangan mineral tulang, dengan
demikian Anda akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang
menyimpan oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih
besar dan banyak sehingga badan kita menjadi lebih efisien
untuk membuang panas. Mari kita tingkatkan kebugaran tubuh
dengan senam aerobik!
4. Metabolisme
1. Penumpukan asam laktat berkurang.
2. Meningkatkan HDL Kolesterol.
3. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan
memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan
saraf sadar dan tak sadar.
267
Bab 12: Kesehatan Olahraga
4. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus,
mengurangi gas dan sembelit.
5. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin
Anda, sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin dan
seks akan menjadi lebih berdayaguna.
5. Seks
Pria yang aktif secara fisik dilaporkan kemampuan ereksinya
lebih baik. Semakin fit seorang pria, maka akan semakin baik
ereksinya. Latihan yang giat, setara dengan lari paling sedikit 3
jam seminggu atau bermain tenis tunggal 5 jam seminggu, dapat
menghasilkan manfaat lebih dan penurunan risiko impotensi
sebesar 30%. Hasil temuan ini juga menunjukkan bahwa pria
yang kurang dari 60 tahun mendapat manfaat paling banyak dari
olahraga. Namun, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat akan
menghilangkan manfaat tetap awet muda. Peneliti mengharapkan
agar para pria mendapat pesan penting dari penelitian ini, yaitu
aktivitas seksual dapat bertahan kuat bertahun-tahun selama
mereka menjalani hidup yang sehat.
268
Bab 12: Kesehatan Olahraga
selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang
telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk mengambil
keputusan. Semua manusia pernah mengalami stres; dan Anda
harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak oarang menderita
penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stres!
Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata
olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres.
Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana kerja otot
yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi
kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan.
Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga,
maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada
urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik
yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular,
sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan
dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif
dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik macam berjalan
kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.
3. Endogenous opioids
Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah
menemukan satu sistem hormon yang berfungsi sebagai
morphine yang disebut endogenous opioids. Hal ini cukup
menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam
hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan
dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon
endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin yang
telah dibahas pada pasal yang terdahulu, bukan hanya
mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan
menghadapi kanker saja, tetapi juga menambah daya ingat,
menormalkan selera, seks, tekanan darah dan ventilasi. Saat
269
Bab 12: Kesehatan Olahraga
berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin;
dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam
darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri,
cemas, depresi dan perasaan letih.
270
Bab 12: Kesehatan Olahraga
daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi
manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam."
271
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Olahraga tidak dapat mengendalikan atau melawan penyakit,
tetapi dapat membantu kita merasa lebih sehat dan melawan
berbagai dampak dari penyakit dan efek samping obat-obatan
yang dipakai oleh seseorang.
2. Hipertensi
Olahraga menurunkan tekanan darah tinggi. Banyak orang yang
merasa kaget saat mendapatkan hasil diagnosis bahwa mereka
mempunyai hipertensi dalam pemeriksaan kesehatan. Banyak
dari mereka yang berusia muda, menengah ataupun tua tidak
pernah menyangka bahwa mereka mempunyai masalah ini, oleh
sebab merasa mempunyai kesehatan yang sempurna, dan tidak
ada gejala-gejala bahwa mereka menderita penyakit tekanan
darah tinggi. Keadaan ini, bila terjadi secara berlarut tanpa
penanggulangan, dapat membawa kepada keadaan yang
berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan masalah lain
yang juga sangat serius. Dengan berolahraga teratur dapat
menurunkan tekanan darah yang tinggi. Hal ini disebabkan
272
Bab 12: Kesehatan Olahraga
karena aktifitas fisik akan mengurangi lemak tubuh, yang mana
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi:
mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.
3. Diabetes
Penyakit diabetes melitus atau sering kita kenal dengan istilah
kencing manis. Diabetes melitus adalah penyakit serius yang
biasa terdapat pada usia baya atau usia lebih lanjut. Tanda yang
nyata dari diabetes adalah tingginya kadar gula pada darah dan
air seni. Gejala dari diabetes meliputi selalu kehausan, selera
yang tinggi dan turunnya berat dan air dalam tubuh. Penderita
diabetes janganlah berolahraga sendirian, dan penting untuk
mengenakan sepatu yang baik dan sehat. Senantiasa dianjurkan
pengembangan olahraga dengan berangsur-angsur. Olahraga
akan memberikan kemajuan pesat dalam penyembuhan diabetes
bila pengawasan makanan diadakan dengan ketat. Penelitian
menunjukkan bahwa 90% dari penderita diabetes yang tidak
tergantung insulin dapat disembuhkan dengan pengaturan
makanan dan olahraga. Bila anda adalah penderita diabetes,
anda mempunyai harapan sembuh! Berolahragalah secukupnya.
4. Menghindarkan kegemukan
Olahraga akan mengurangi lemak tubuh dan diganti dengan otot.
Kemampuan tubuh untuk menggunakan kalori juga menjadi lebih
baik. Kurangnya bergerak telah menjadi penyebab utama dalam
kegemukan dalam masyarakat modern sekarang ini. Olahraga
aerobik menghindarkan kelebihan berat badan dengan
membakar lemak dalam tubuh. Olahraga juga memberikan
mekanisasi pengontrolan selera lebih berdayaguna, dan
membawa kepada penambahan dalam “resting metabolic rate”
menyusul setelah olahraga. Kehilangan lemak tubuh setelah
olahraga dan program makan sehat akan mengurangi tingkatan
glukosa dan insulin kepada penderita diabetes yang tidak
bergantung kepada insulin.
Osteoporosis
tulang menjadi lebih kuat dan kerapuhan tulang akibat usia dapat
diperlambat.
Nyeri punggung
273
Bab 12: Kesehatan Olahraga
dengan meningkatnya kekuatan otot dan daya tahan, disertai
dengan meningkatnya kelenturan dan sikap tubuh akan
mencegah terjadinya nyeri punggung.
Rasa percaya diri dan stres
Menurut penelitian, olahraga ternyata mampu memperbaiki
suasana hati dan rasa percaya diri. Sehingga akan mencegah
terjadinya stres dan kecemasan.
Kelemahan
dengan berolahrga, kelemahan yang akan timbul pada saat usia
lanjut akan diperlambat, sehingga kualitas hidup dapat diperbaiki.
274
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Gambar 13.1. Kondisi selokan tempat
pembuangan limbah rumah tangga yang
telah dibuat permanen, tetapi kurang
terawat, kotor dan tidak mengalir
275
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
13. Batasan Kesehatan Masyarakat
Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor
Winslow (1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk meningkatkan dan perbaikan sanitasi lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan pribadi,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatan. Dari batasan tersebut tersirat bahwa
kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk
(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling
berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai
ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan
peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan masyarakat berurusan
dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat
mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus
secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup
untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan
kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para
penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali
ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan
tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh
masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan
saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi,
sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, penanganan atau perbaikan derajat kesehatan masyarakat
sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan
kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada
anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan
276
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi
keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.
Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek
kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat
adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek penerapan ilmu
kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang
sangat kompleks.
Tujuan kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan
antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat. Pengorganisasian masyarakat
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada
hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber
daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup:
1. Sanitasi lingkungan.
2. Pemberantasan penyakit
3. Pendidikan kesehatan (higiene)
4. Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan
5. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan
diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial
adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan
kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit, dan pelayanan
kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik,
fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian
pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta
pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka.
Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini, maka sarana-sarana
atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta
optimal.
Di berbagai Negara berkembang termasuk Indonesia, usaha
kesehatan masyarakat merupakan usaha utama. Hal ini dilakukan
karena usaha ini dianggap lebih murah dan lebih posistif daripada
mengobati. ”Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada Mengobati”.
Biaya yang diperlukan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada
biaya kesehatan. Biaya pengobatan inipun akan terus naik dengan
semakin canggihnya teknologi pengobatan yang digunakan dalam
277
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
usaha penyembuhan. Berbeda dari usaha di masa lampau yang
ditekankan pada usaha pengobatan, yaitu mengobati orang-orang
telah sakit dengan segala penderitaan serta kerugian-kerugian yang
diakibatkannya. Saat ini, usaha utama untuk mencapai derajat
kesehatan, yang bertujuan mencegah jangan sampai masyarakat
jatuh sakit dan memelihara agar masyarakat tetap atau bahkan
menjadi semakin sehat. Dengan demikian, dapat dikurangi kerugian
materiil, penderitaan, dan dapat juga dicegah terjadinya cacat. Cacat
yang terjadi pada bayi, anak-anak, serta tenaga kerja sangat
merugikan masyarakat dan Negara. Selain itu cacat merupakan
penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat selama masa
hidupnya. Kesemuanya ini, terutama dilihat dari segi pembangunan
sumber daya manusia tidak dapat dibiarkan. Sebagai contoh adalah
kasus adlah kasus kekurangan vitamin A, yang dapat diikuti oleh
penyakit Trachoma serta kebutaan. Sepanjang hidup anak-anak
tersebut akan harus hidup di dalam kegelapan dengan berbagai
keterbatasan serta ketergantungan yang sangat besar. Contoh lain
yang saat ini sangat memprihatinkan adalah banyaknya terjadi
kecelakaan lalu lintas diantara anak muda dan yang seringkali
mengenai otak, suatu organ yang paling berharga bagi manusia; bila
tidak meninggal, maka kecelakaan itu sering meninggalakan cacat. Di
samping itu masih banyak lagi penyakit menular yang dapat
meninggalkan cacat, seperti Poliomelitis, Hepatitis, Encephalitis, dan
sebagainya. Keadaan cacat ini memerl;ukan program rehabilitasi
yang cukup mahal, dan juga meningkatkan beban masyarakat yang
produktif.
Pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu
dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi
masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit atau
meningkatkan kesehatannya. Agar masyarakat dapat terlindung dari
penyakit, masyarakat harus mampu berperilaku sehat. Kemampuan-
kemampuan serta partisipasi masyarakat dalam memberantas
penyakit diharapkan dapat ditimbulkan oleh usaha-usaha kesehatan
masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu kesehatan
masyarakat menjadi sangat luas, mencakup segala aspek, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi
perilaku masyarakat. Dapat dimengerti bahwa usaha kesehatan
masyarakat inipun membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti
ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan
lain-lainnya.
278
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan
efisien, maka masyarakat perlu terorganisisr. Lewat organisasi
masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha
kesehatan secara efektif dan efisien. Hal ini mudah dimengerti,
karena kesehatan masyarakat itu populasinya adalah masyarakat
secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat
dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam
usaha dasar yang dikenal dalam ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai
“The Basic Six” atau enam usaha dasar. Usaha kesehatan
masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The Basic Six” juga
ditambah dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu. Konsep
“The Basic Six” menurut WHO (World Health Organization)
1. Pemeliharaan dokumen kesehatan
2. Pendidikan kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pemberantasan penyakit menular
5. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
6. Pelayanan medis dan perawatan kesehatan
Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya
kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:
1. Kesehatan keluarga
2. Perbaikan gizi
3. Pengamanan mkanan dan minuman
4. Kesehatan lingkungan
5. Kesehatan kerja
6. Kesehatan jiwa
7. Pemberantasan penyakit
8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. Pengamanan zat aditif
12. Kesehatan sekolah
13. Kesehatan olah raga
14. Pengobatan tradisional
15. Kesehatan mata
16. Kesehatan olah raga
17. Kesehatan pekerja nonformal
18. Pembinaan pengobatan tradisional
19. Peningkatan upaya dana sehat masyarakat.
279
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Kesemuanya ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan
kesehatan yang dihadapi. Misalnya, program untuk kesehatan
lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air bersih, limbah,
lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya. Penyuluhan akan
memerlukan penyuluh dan ke-ikut-sertaan tokoh masyarakat;
penanggulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga
ahli mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor, atau
tenaga ahli jalan, pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli
pertranian, pengatur lalu-lintas, dan pendidik pengguna jalan dan
kendaraan bermotor. Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi
dilakukan dengan usaha KIA, karena berbagai alas an, yang antara
lain:
• masyarakat peka terhadap kesehatan anak
• bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat
lainnya seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi,
kesehatan balita, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,
dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-usaha lainnya dapat
ikut berkembang bersama dengan usaha KIA.
Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma,
adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain,
yang tidak menunjangkesehatan. Kesehatan anak terutama sangat
dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya,
sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi
melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut.
Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan
sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk
mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan
optimal meliputi usaha-usaha:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengawasan
• Pengkoordinasian
• Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang
berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan
kelangsungan hidup manusia.
280
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan anggapan.
• bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia
selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan, dan
• bahwa perubahan dapat diinduksikan
Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi
apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke
dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden.
Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi.
Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota
masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya
sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau
keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah
keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang
menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif
inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini
sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan
masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup
kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus
yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat
harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada
masyarakat. Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari
sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan
bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat
terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat
air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun
jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu
dipelajari. Dengan demikian usaha kesehatan lingkunganpun perlu di
dukung oleh usaha pendidikan kesehatan.
Usaha laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang semua usaha
kesehatan. Di dalamnya termasuk laboratorium klinis yang didapatkan
di poliklinik ataupun rumah sakit, serta yang berdiri sendiri. Tujuan
utama laboratoriumkesehatan adalah untuk mencegah penyakit.
Usaha laboratorium sedemikian meliputi;
a. pembuatan vaksin dan serum
b. melakukan pemeriksaan material yang berbahaya bagi
masyarakat, misalnya drah, hewan terjangkit Rabies
281
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
c. pemeriksaan dan pemantauan udara, air, lumpur, dan
makanan
d. pemeriksaan dan pemantauan vektor penyakit(serangga
pembawa penyakit)
e. memberi pelayanan pengobatan pencegahan seperti
vaksinasi, observasi hewan terjangkit rabies. Dai uraian ini
jelas sudah hubungan dengan kesehatan lingkungan.
282
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan
dengan berbagai cara yakni mekanik, kimiawi, dan biologis.
1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menutup, menguras, dan
mengubur).
2. Secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif.
283
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
jangka panjang. Hasil investasi pendidikan kesehatan baru dapat
dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek
(immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan
peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung
terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku
sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari
pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat
sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda
dengan program kesehatan yang lain, terutama program
pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate
impact) terhadap penurunan kesakitan.
Melibatkan 5 dimensi:
1. Kebijakan
2. Lingkungan
3. Tenaga kes
4. PSM
5. Perorangan
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan.
Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep
pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti
didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan
atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih
matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai
hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain
yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan
tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas
dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi
dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat
dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi
dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua
284
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan
anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan
ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses
kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa
kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri: belajar adalah kegiatan
yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri
kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut
didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu
yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi
karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak
dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan
kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari
konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan
kesehatan didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan (perilaku) nya / mereka untuk mencapai
kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal. Disamping
konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan
kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang
pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep
mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang
sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green,
tim ahli WHO dan lain sebagainya.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan
kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat
3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input), proses dan
persoalan keluaran (output).
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme
dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri
subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal
balik antara berbagai faktor, antara lain: subjek belajar, pengajar
(pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu
belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran
285
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan
atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar
tersebut dapat digambarkan pada bagan di bawah! Beberapa ahli
pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi
(bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek belajar. Faktor
instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan
sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat
berupa individu, kelompok atau masyarakat.
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan
sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan
kesehatannya (health promoting school). Oleh sebab itu, program
promosi kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok,
yakni:
286
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
• Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya
cahaya dari sinar matahari dapat masuk ke setiap ruang
kelas.
• System pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin
tidak menimbulkan genangan (harus mengalir).
• Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau air kecil
(jamban).
• Tersedianya tempat pembunagan sampah di setiap kelas,
dan tersa sekolah.
• Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga
kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.
287
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2. Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati
atau tidak becek di musim hujan, dan berdebu pada musim
kemarau.
3. Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga
membuka kea rah luar.
4. Ada tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada
pemakai jalan agar waspada di lingkungan sekolah (banyak
anak berlari-larian).
5. Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid-murid Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Sekolah Menengah
Atas (SMA) ditujukan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat
agar dapat bertanggung-jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta
lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku
atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama lingkungan
sekolah.
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan
cara:
• Hidup bersih
• Imunisasi
• Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain
yang dapat menularkan penyakit.
• Cara penularan penyakit.
c. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara
pencegahannya).
d. Gizi yang meliputi:
1. Pengenalan berbagai makanan bergizi
2. Nilai gizi pada makanan
3. Memilih berbagai makanan yang bergizi
4. Kebersihan makanan
5. Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi,
dan sebagainya.
288
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
6. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
7. Mengenal fasilitas kesehatan yang professional, dan
sebagainya.
289
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat luas.
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya
berbeda pula, misalnya :
1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid.
2. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-
rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di
puskesmas, dan sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan yang bersangkutan.
290
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
13.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang
mengetahui antara lain berbagai cara penularannya. Cara
penularan dapat terjadi secara langsung, yaitu, kontaklangsung
antara penderitadengan lorang yang peka, ataupun secara tidak
langsung, yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan,
tanah, pakaian, serangga, tangan, dan seterusnya.
Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi
menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali
dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat
penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke
daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan,
yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan.
Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut;
• penyakitbawaan air dan makanan (water and food-borne
diseases)
• penyakit bawaan udara (air borne diseases)
• penyakit bawaan tanah, dan
• penyakit bawaan vektor (vector borne diseases)
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi
yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3
cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
“Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya
dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:
1. Menghilangkan reservoar
Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran
penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien
di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan
orang lain.
2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan
menempatkannya bersama-sama penderita lain yang
sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu.
Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk
penderita kusta.
291
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes
penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau
menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit
tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh
hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit
disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah
Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat
dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan
biologis.
1) Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan
mengubur).
2) Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3) Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4) Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan
efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit
menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat
membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik
lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium,
alkohol dan lain-lain.
292
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu
lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga
dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri
basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan
menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha
pencegahan penyakit infeksi pada anak.
Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah
dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk
merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan
memasukkan vaksin. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin
TCD (Tifus, kolera dan Disenteri), maka tubuh orang itu akan
mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan
membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut terdapat dalam
tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu
orang itu akan kebal terhadap penyakit tifus, cholera dan
disenteri. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan.
Kadar antibodi di dalam darah lambat laun akan menurun.
Karena itu penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan
suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin.
Imunisasi atau vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang
yang sehat saja.
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan
menjadi 2, yakni:
1. Kekebalan tidak spesifik adalah pertahanan tubuh pada
manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari
suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus
yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks
tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya.
2. Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1)
Genetik, kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini
biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan
kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro)
cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis
vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S
lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum
daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA. (2)
Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) yaitu
293
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang
bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat
bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang
sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah
sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap
penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh
melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya
dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan
pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya
campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk
beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat
diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau
binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara
(dalam waktu pendek saja).
294
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit kolera, tifus,
paratifus A dan paratifus B yang sudah dimatikan atau
dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah
kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin
tetra juga disebut sebagai vaksin kotipa (kolera, tifus, dan
paratifus).
3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin
BCG tediri dari basil-basil TBC hidup tetapi telah dilemahkan
sehingga tidak berbahaya lagi. Penyuntikan vaksin ini pada
bayi atau anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan
terhadap serangan penyakit TBC. Vaksin BCG bukan
dipakai untuk mengobati penyakit TBC dan juga bukan untuk
mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC.
Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk mendapatkan
kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit
TBC.
4) Vaksin cacar
5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak
untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit
lumpuh anak-anak).
6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-
orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes.
7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin
mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya.
295
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis
jarang terjadi pada wanita hamil.
4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan
meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit
infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.
5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan
penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit
infeksi tertentu.
Jenis-jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu:
1. Imunisasi pasif (Pasive Immunization). Imunisasi pasif ini
adalah immuno-globulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah
penyakit campak (measles pada anak-anak).
2. Imunisasi aktif (Active Immunization). Imunisasi yang
diberikan pada anak adalah: BCG untuk mencegah penyakit
TBC. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Polio untuk mencegah penyakit
poliomielitis. Campak untuk mencegah penyakit campak
(measles).
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi
tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus
pada bayi yang dilahirkan.
Tujuan Program Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut
adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosa.
Kata-kata Penting
Promosi kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan
Pengembangan rekayasa sosial
Kesehatan masyarakat
Imunisasi
Rehabilitasi
Epidemiologi
Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat
296
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Rangkuman
Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan
kesehatan.
Usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: (1) perbaikan
sanitasi lingkungan, (2) pemberantasan penyakit menular, (3)
pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan
medis dan peralatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan
pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yag layak dalam memelihara
kesehatan.
Program-program yang berkaitan dengan usaha untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat antara lain: Pembinaan
kesehatan lingkungan, peningkatan ketahanan fisik, program
makanan bergizi, pencegahan dan pengobatan penyakit.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
297
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2. Jelaskan perbedaan ilmu kesehatan masyarakat (public health)
dan kesehatan pribadi (personal health) berdasarkan sifat obyek
kajiannya!
3. Jelaskan batasan kesehatan masyarakat menurut Winslow!
4. Jelaskan tujuan pemberian imunisasi!
5. Jelaskan cara pemberian vaksin secara benar!
6. Jelaskan metode-metode pendidikan kesehatan masyarakat!
7. Jelaskan konsep pendidikan di bidang kesehatan masyarakat!
8. Jelaskan peran penting pendidikan kesehatan masyarakat bagi
terbenuknya perilaku sehat masyarakat!
9. Jelaskan cara pengorganisasian masyarakat dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat!
10. Jelaskan pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem!
298
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Bagaimanakah kondisi rumah tempat tinggal dan lingkungan
di sekitarmu? Apakah ada saluran pembuangan air limbah
dan tempat penampungan air limbah? Bagaimana kondisi
tempat mandi cuci dan kakus (MCK)? Bersih dan sehat atau
jorok? Pada umumnya masyarakat masih kurang
memperhatikan kesehatan lingkungan. Begitu pula kegiatan
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik.
299
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
Pengertian kesehatan lingkungan
Program-program kesehatan lingkungan
Penyediaan air bersih dan sehat
Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
Makanan dan minuman
Bangunan fisik rumah tempat tinggal
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan
300
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau
kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan
limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah
kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara,
makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara,
makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan
keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel,
motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan
memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan
lingkungan.
Lingkungan nonfisik
Lingkungan nonfisik (mental dan sosial), yang meliputi hubungan
timbal balik antara individu dengan masyarakat sekitarnya.
Pameo yang sangat populer ”Bersih itu sehat”. Lingkungan yang
bersih dan sehat perlu selalu diusahakan oleh setiap warga
masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan kita bersama.
Lingkungan sehat merupakan kondisi yang mendukung
produktivitas secara keseluruhan dan merupakan suatu kondisi
yang menunjang tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat
masyarakat. Lingkungan sehat akan tampak pada penampilan dan
perilaku warga masyarakat. Penampilan warga masyarakat
mencerminkan tingkat kesehatan pribadi anggota masyarakat.
Penampilan pribadi sehat antara lain berpakaian bersih, rapih, dan
bugar. Perilaku sehat tampak dari sikap masyarakat yang selalu
menjaga higiene pribadi, tidak membuang sampah, meludah,
apalagi kencing dan buang air besar di sembarang tempat.
301
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.1. Rumah dengan lingkungan sekitar yang hijau
menciptakan suasana segar dan sehat
302
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Pada masa pertumbuhan, faktor lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak. Mereka terancam
karena tempat tinggal dan bermain mereka sangat buruk dari sisi
lingkungan. Meski sejumlah penyebab kasus kematian sangat
bervariasi namun faktor utama seperti polusi, sanitasi dan
dukungan air bersih sangat diperlukan untuk melindungi mereka
dari faktor risiko sakit atau kematian. Program-program
untukmewujudkan kesehatan lingkungan antara lain:
1. Penyedian air bersih
2. Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
Higiene
Usaha pembinaan kesehatan lingkungan meliputi higiene dan
sanitasi. Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya
penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin
pemeliharaan kesehatan. Higiene lebih menekankan pada aktifitas
manusianya.
Mencuci tangan
Mencuci tangan secara seksama dengan sabun dan air sebelum
menyentuh makanan setelah menyentuh barang-barang kotor
apalagi sehabis membuang hajat.
303
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Mandi berguna untuk membersihkan tubuh dari kotoran, kembali
segar, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema.
Mandi ternyata tidak hanya dapat menjauhkan stress, tetapi juga
memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, dan
bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.
◄ Gambar 14.3.
Mandi secara
teratur dapat
menyegarkan
badan dan
mencegah
terserang
penyakit
terutama
penyakit kulit
Gosok gigi
Kesehatan gigi dipelihara dengan cara menyikat gigi dan selalu
membersihkan sela-sela gigi setiap hari setelah makan.
Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi.
Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email
gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada
gigi, seperti jus jeruk yang sangat asam. Menghindari makanan
atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif
rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi.
304
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
◄ Gambar 14.4.
Menggosok
gigi secara
teratur dan
benar
memlihara
kesehatan gigi
305
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan
minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air
tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
◄ Gambar 14.5.
Tandon untuk
menampung air
bersih yang akan
dikonsumsi oleh
masyarakat
306
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan
tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai
berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening
(tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara
diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak
sukar.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air
tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah
memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau
kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai
dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air
minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah
dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga
persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh
kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang.
Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan
harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar
tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air
tersebut.
307
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari
air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam
sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut
air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran,
maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih
dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang
muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini
bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air
minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah
betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut
direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
(1)Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam
tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal
dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya
lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu
ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5
sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air
sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.
Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
(2)Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air
kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah
biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian
besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk
dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses
pengolahan).
308
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat
yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan.
Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada
dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi
tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang
hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat
kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya
mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia
yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan
(membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya
klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara.
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta
bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak
diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat
keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih.
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk
konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya
dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air
Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan
dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang
dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat.
Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur
air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa
atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya
dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di
sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk
pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal
dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara
bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban
309
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya
dengan merebus air tersebut.
6. Pengolahan Air Sungai.
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui
saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat
dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan
yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian
air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas
dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil
penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari
bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus
terlebih dahulu.
7. Pengolahan Mata Air.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar
tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat
dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa
bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya
sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah
cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur
pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu
teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat
pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah
sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh
kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai
berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan
tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada
bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
(3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur
tersebut untuk mengurangi kekeruhan. (4) Sebagai
pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan
suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya
aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang
keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan
saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9. Air Hujan.
310
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat
melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-
masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak
menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin
menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan
tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar
mempunyai tandon untuk musim kemarau.
311
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan
mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia
lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau
diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber,
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut:
312
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah
rumah tangga.
313
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat
hidup larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang
tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan
lingkungan hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja
dengan tindak nyaman dan sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut
di atas diperlukan kondisi, persyaratan, dan upaya-upaya
sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut:
1. Tidak mengkontaminasi sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah.
3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan,
air sungai, atau tempat-tempat rekreasi.
4. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan
vektor.
5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak
dapat dicapai oleh anak-anak.
6. Baunya tidak mengganggu.
314
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Pada prinsipnya cara
pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam
besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2
meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan
apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman
dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain
sebagai berikut: (1) empat unsur yang berperan dalam
proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari,
ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur. (2) pada proses sintesis untuk pembentukan
karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah
pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air
buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai
hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-
badan air (kali, danau, dan sebagainya).
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang
digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui
dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan
tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-
tanaman.
315
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para
ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah
(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil
suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak
digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda
alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung
meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut
dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
Sumber-sumber Sampah
Sampah bersumber dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste).
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil
kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang
seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau
belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan
sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,
perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini
berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan
sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun
dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari
perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini
berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya.
Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar
(rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal
dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-
316
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan
ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan,
plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini
berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang
berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,
kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian
misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang
jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini
berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung
dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-
batuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang),
dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini
berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai
binatang, dan sebagainya.
Jenis-jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis
sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam
bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan
batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas
sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah
akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk
gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan,
asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat
(selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi
berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung
didalamnya, sampah dibagi menjadi:
1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas,
plastik, dan sebagainya.
317
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat
membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan,
buah-buahan dan sebagainya.
◄ Gambar 14.7.
Sampah
organik setelah
dipilah dapat
diolah menjadi
pupuk kompos
318
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang
mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai
mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah
dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya,
yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi,
beton, bambu, dan sebagainya.
Pengolahan Sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena
sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme
penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai
pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu
sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau
mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang
baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk
keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi
pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau
pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan
sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh
sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan
tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari
masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus
diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah,
selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA).
Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk
daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah
dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa
memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga
daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
319
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
◄ Gambar 14.8.
Sampah rumah
tangga perlu
disapu untuk
dikumpulkan
selanjutnya
diproses lebih
lanjut
320
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.9. Pengangkutan sampah dari tempat
penampungan ke tempat pengolahan sampah
321
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan
keuntungan.
322
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara
aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau
menggunakan cacing guna mendapatkan kompos
(vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara
lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif
rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang
banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena
mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan
kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan
oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan
udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik
memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat
dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di
Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika
dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih
tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah
dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis,
menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan
kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di
TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang
mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan,
sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri
pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan
bahan baku pengomposan.
323
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan
area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia
meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok
untuk sedini mungkin diatasi. Peranan tinja dalam penyebaran
penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung
mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya,
juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya. Bagian-
bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut.
Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang
yang menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu
akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya
perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya
pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan
air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini
200 juta, maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000
juta gram (194.000 ton). Oleh karena itu, bila pengelolaan tinja
tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa
penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain
tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi,
tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
324
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi
tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia
harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran
harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu
jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan
kecoa dan binatang-binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
7. Sederhana desainnya.
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan
jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang
(privacy) dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat,
tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi
yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau,
dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau
kertas pembersih.
325
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
14.3.6. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal
Bangunan rumah tempat tinggal sebaiknya selalu dijaga
kebersihannya dan memiliki pagar (tidak harus tembok, lebih
baik pagar hidup). Kebersihan kamar mandi dan WC harus
selalu diperhatikan dengan membersihkan setiap hari. Kolam
ikan selalu dikontrol untuk mencegah digunakan sebagai sarang
nyamuk.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan
manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke
zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah
pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan
diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain
rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan
sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan
membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat
(local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern
ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-
bahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih
mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah yaitu:
1. Faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah
harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di
pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota,
di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat
gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa
dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang
tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya
bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya.
Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan
yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-
serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini
dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan
keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan
326
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan
sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok
pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah
adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu,
kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu
dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki masyarakat. Pada dewasa ini
teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu
modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal
bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah
mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun
temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna
maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut
dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi
dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif. Contoh:
Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun
rumbai yang dihuni oleh orang yang memang
kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya
kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela)
yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang
menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan
masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di
kota sudah menjadi masalah yang besar.
327
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.13. Rumah sehat idaman setiap insan
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok
untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat
dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun
demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk
rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu
panas didalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama
adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah
tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di
dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan
media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-
bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi
adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran
328
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara
akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban
(humudity) yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yakni: (1)
Ventilasi alamiah, dimana aliran udara di dalam ruangan
tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang
angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak
lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke
dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut. (2)
Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat
khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas
angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak
cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan
disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir.
Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan
keluarnya udara.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak
kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang
masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari
disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit
penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah
akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan
mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: (1) Cahaya
alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah,
misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat
harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-
kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam
ruangan rumah. Perlu diperhatikan didalam membuat jendela
diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan
masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus
diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama
329
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya
cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. (2)
Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang
bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan
sebagainya.
330
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.2. Tempat penjemuran pakaian tertata rapi
menciptakan keindahan dan juga kesehatan lingkungan
331
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang
kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan.
Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerah-
daerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah
kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan
kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan
manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan
pencemaran sebagai contoh: sampah plastik.
Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar
manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara,
perairan, bau busuk, dan tanah.
332
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrik-
pabrik mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaan-
penjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu.
Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh
berbagai faktor berikut:
1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2
(karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran
BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan
bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang
terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat
(H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang
dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara.
2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh
kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima
tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara
kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap
kendaraan bermotor dan pabrik.
3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam
berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti
kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).
4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang
tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan.
5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.
6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan
organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan
manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak,
daging, dan telur.
333
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya
pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi
buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati.
Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang
banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun
demikian, kita perlu berhati-hati.
Penjagaan terhadap gas CO:
Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai
menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah
darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini
kepada kantor yang bersangkutan.
Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan
berikut:
Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna,
karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat.
Asap kereta api dalam terowongan
Gas-gas dalam mobil garasi
Asap rokok yang lembab
Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain
Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi
harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat
dikenal karena baunya.
Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah:
• pusing-pusing kepala
• nafsu makan berkurang
• tubuh terasa lemah
• lekas marah.
Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai
mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejala-
gejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang
luas dan segar.
334
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Cara
mengatasi antara lain dengan:
1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentang
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahaya
pencemaran.
2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengan
cara daur ulang.
3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahan-
bahan berbahaya.
5. Penguraian oleh mikroorganisme.
335
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan
penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia
melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet
atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi
leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4-19
hari. Stadium pertama. Gejala yang ditimbulkan adalah:
• Demam tinggi
• Menggigil
• Sakit kepala
• Malaise (Lesu/Lemah)
• Muntah
• Konjungtivitis (radang mata)
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari
Stadium kedua
• Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan
stadium pertama
• Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan
akan terjadi meningitis
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan
keempat
Komplikasi leptospirosis
• Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan
kematian.
• Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak
dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian
mendadak
• Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
• Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari
saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran
genitalia, dan mata ( konjungtiva )
• Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat
dan lahir mati
Pencegahan
336
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
• Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar
terhindar dari tikus.
• Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan.
• Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan
sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/
selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.
• Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap
Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas
pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan
sepatu bot dan sarung tangan.
• Menjaga kebersihan lingkungan.
• Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah.
• Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
• Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
• Menghindari pencemaran oleh tikus.
• Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu
yang tercemar oleh tikus.
• Meningkatkan penangkapan tikus .
337
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
(pukul 16.00-17.00). nyamuk jenis itu senang berada di tempat
yang gelap dan lembab.
Kata-kata Penting
• Lingkungan
• Air sehat
• Sanitasi
• Higiene
• Pengelolaan sampah
• Limbah
• Polusi udara
338
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
• Penyakit lingkungan
• Memutus siklus
• Rumah sehat
Rangkuman
• Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk
mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan
dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa
sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
• Program kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit
bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas
lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
• Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena
pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan
sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
• Berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan udara, air, dan
tanah antara lain: asap pabrik, kendaraan bermotor, limbah industri,
limbah rumah tangga.
• Tips sadar lingkungan: Jangan membuang sampah sembarangan,
buanglah sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya,
dan habiskan makanan atau minuman, dan jangan membuang
sampah di sungai atau di jalan.
339
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan syarat-syarat air minum yang bersih dan sehat!
2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga!
3. Jelaskan limbah industri dan dampaknya bagi kesehatan!
4. Jelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan!
5. Jelaskan cara penularan penyakit demam berdarah dengue!
6. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan sumber air minum?
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit lingkungan!
8. Jelaskan pengaruh pencemaran timah hitam terhadap kesehatan!
9. Bagaimana cara untuk memberantas penyakit demam berdarah
yang paling efektif?
10. Jelaskan perilaku seseorang yang telah sadar arti penting
lingkungan terhadap kesehatan!
340
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲Gambar 15.1. Bekerja dengan
pelindung tangan agar terhindar dari
kecelakaan kerja
341
Bab 15: Kesehatan Kerja
15. Batasan Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan dan
prakteknya; bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial;
dilakukan dengan usaha-usaha preventif (pencegahan penyakit),
kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan), dan promotif
(peningkatan kesehatan).
◄ Gambar 15.2.
Peralatan kerja
yang dikemas
secara rapi
menciptakan
suasana kerja
yang nyaman
dan sehat
342
Bab 15: Kesehatan Kerja
pokoknya adalah upaya preventif dan promotif, maka dalam
kesehatan kerja kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok.
Seperti halnya pada kesehatan masyarakat, meskipun fokus
kegiatannya pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti
meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif. Dalam kesehatan
kerja juga tidak meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif,
dalam batas-batas pelayanan dasar (primary care). Hal ini berarti
kesehatan kerja di dalam suatu perusahaan, meskipun upaya
pokoknya pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, serta
promosi kesehatan pekerja, namun perlu dilengkapi dengan
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit atau kecelakaan
yang terjadi pada pekerja atau keluarganya. Keluarga pekerja
memang bukan secara langsung menjadi anggota masyarakat
pekerja, namun peranan keluarga (istri atau suami) sangat penting
dalam mencegah penyakit dan kecelakaan kerja serta peningkatan
kesehatan kerja.
Dari aspek ekonomi penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan, karena tujuan akhir dari
kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal
mungkin. Dengan tidak terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja, maka berarti tidak adanya absentisme para pekerja. Selain itu,
dengan meningkatnya status kesehatan yang seoptimal mungkin bagi
setiap pekerja sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap
meningkatnya produktivitas. Tidak adanya absentisme (atau
rendahnya angka absentisme) dan meningkatnya status kesehatan
pekerja ini jelas akan meningkatkan efisiensi, yang bermuara
terhadap meningkatnya keuntungan perusahaan. Dari uraian tersebut
di atas dapat dirumuskan bahwa kesehatan kerja merupakan bagian
dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di
dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat
pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui
usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari
“Occupational Helath” yang cenderung diartikan sebagai lapangan
kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara
menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha-
usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higiene,
343
Bab 15: Kesehatan Kerja
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, dan sebagainya.
Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan
kerja mencakup dua hal, yakni: Pertama, sebagai alat untuk
mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Tanaga kerja di sini mencakup antara lain: buruh atau karyawan,
petani, nelayan, pekerja-pekerja sektor nonformal, pegawai negeri,
dan sebagainya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi,
yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas.
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk
operasional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagi
berikut:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga
kerja.
3. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga
kerja.
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan
serta kenikmatan kerja.
5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar ddari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh perusahaan tersebut.
6. Perlindungan masyarakat luas dari bahya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai,
apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga
kerja yang sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang
nyaman, penerangan atau pencahayaan yang cukup, bebas dari
debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan
ukuran tubuh anggotanya (ergonomic), dan sebagainya.
344
Bab 15: Kesehatan Kerja
utama, yakni: beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan
kerja, dan kemampuan kerja.
1. Beban Kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut
memerlukan kekuatan otot atau pemikiran merupakan beban
bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat
berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai
dengan jenis pekerjaan si pelaku. Seorang kuli angkat junjung di
pelabuhan sudah barang tentu akan memikul beban fisik lebih
besar daripada beban mental atau sosial. Sebaliknya seorang
petugas bea dan cukai pelabuhan akan menanggung beban
mental dan sosial lebih banyak daripada beban fisiknya. Masing-
masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam
hubungannya dengan beban kerja ini. Ada orang yang lebih
cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi orang lain akan
lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban
mental atau sosial. Namun demikian secara umum atau rata-
rata mereka ini sebenarnya dapat memikul beban dalam batas
tertentu, atau suatu beban yang optimal bagi seseorang. Oleh
sebab itu, penempatan seorang pekerja atau karyawan
seharusnya setepat sesuai dengan beban optimum yang
sanggup dilakukan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang
pada suatu pekerjaan, di samping didasarkan pada beban
optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan,
motivasi dan sebagainya. Kesehatan kerja berusaha
mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau
pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat
yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk
mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk
mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik,
untuk membantu beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator
atau komputer, dan sebagainya.
2. Beban Tambahan
Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau
karyawan, pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban
tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban
tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan,
345
Bab 15: Kesehatan Kerja
dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang
bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan
menjadi 5 faktor yakni:
1. Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak
cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi
atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya.
2. Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbukan
gangguan kerja, misalnya: bau gas, uap atau asap, debu,
dan sebagainya.
3. Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuh-
tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak
mengganggu, misalnya: nyamuk,lalat, kecoa, lumut, aman
yang tak teratur, dan sebagainya.
4. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai
dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic),
misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek.
5. Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak
harmonis, misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan
sebagainya.
Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja,
atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut,
maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau
lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang tidak
sehatakan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan
misalnya:
1. Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak
cukup dapat menyebabkan kelelahan mata.
2. Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi,
mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan
psikologis.
3. Gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan
dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh,
yang akhirnya menurunkan daya kerja.
4. Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan
sebagainya) di samping mengganggu konsentrasi kerja,
juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab
penyakit.
5. Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai
dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan kerja
yang cepat.
346
Bab 15: Kesehatan Kerja
6. Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat
menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja dan sebagainya,
yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja.
Agar faktor-faktor tersebut tidak manjadi beban tambahan kerja,
faktor lingkungan tersebut dapat diatur sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan gairah keja, misalnya:
1. Penerangan atau pencahayaan yang cukup, standar
penerangan tempat kerja setara dengan 100 sampai dengan
200 kali lilin. Penggunaan lampu neon (fluorescent)
dianjurkan karena: kesilauan rendah, tidak banyak
bayangan, dan suhu rendah.
2. Dekorasi warna di tempat kerja. Warna atau cat tembok
mempunyai arti penting dalam kesehatan kerja. Warna
merah misalnya, dapat merangsang seseorang bekerja lebih
cepat daripada warna biru.
3. Ruangan yang diberi pendingin (AC) akan meningkatkan
efisiensi kerja, namun suhu yang terlalu dingin juga akan
mengurangi efisiensi.
4. Bebas serangga (lalat, nyamuk, kecoa), dan bebas dari bau-
bauan yang tidak sedap.
5. Penggunaan musik di tempat kerja, dan sebagainya.
347
Bab 15: Kesehatan Kerja
keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi
keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan
(anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam
melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa
yang efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah.
Dari laporan-laporan yang ada, para pekerja yang mempunyai
keterampilan yang tinggi angka absentisme karena sakit lebih
rendah daripada mereka yang keterampilannya rendah. Pekerja
yang keterampilannya rendah akan menambah beban kerja
mereka, yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan mereka.
Oleh karena kebugaran, pendidikan dan pengalaman
mempengaruhi tingkat keterampilan pekerja, maka keterampilan
atau kemampuan pekerja senantiasa harus ditingkatkan, melalui
program-program pelatihan, kebugaran, dan promosi kesehatan.
Peningkatan kemampuan tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak
terhadap peningkatan produktivitas kerja. Program perbaikan gizi
melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja, terutama
bagi pekerja kasar misalnya, adalah merupakan faktor yang sangat
penting untukmeningkatkan produktivitas kerja.
348
Bab 15: Kesehatan Kerja
2. Sikap dan posisi tubuh dalam bekerja sangatlah mempengaruhi
kemampuan kita untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jangan
duduk, berdiri, membungkuk, jongkok terus menerus. Kurang
baik bagi kesehatan. Saat duduk usahakan agar tulang
punggung tidak melengkung, sehingga dada tidak berlipat.
Gunakan kursi yang paling tepat tinnginya dengan meja kerja.
Bila bekerja lama, pergunakan kursi dengan sandaran
punggung dan lengan. Usahakan berdiri dengan santai jangan
kaku, sekali-kali gerakkkan kaki, jalan-jalan sebentar. Juga saat
membungkuk , jangan terlalu jauh dengan barang yang
dikerjakan.
Bagi wanita yang melakukan pekerjaan di rumah, perlu
diperhatikan penyerasian alat, cara dan kemampuannya
bekerja. Untuk itu dapat diterapkan teknologi tepat guna atau
cangggih yang dapat menghemat waktu dan tenaga serta
meningkatkan efisiensi kerja dan dapat menimbulkan
kenyamanan dalam bekerja. Jika mengangkat barang jangan
melebihi kemampuan, seimbangkan antara tangan kanan dan
kiri untuk membawanya.
3. Jagalah kebersihan pribadi dan lingkungan kerja anda serta
usahakan pula untuk tidak menyebarkan penyakit.
4. Pakailah alat pelindung seperti masker, sarung tangan, tutup
kepala apabila anda bekerja pada sektor industri, untuk
mencegah kecelakaan dan keracunan kimiawi.
5. Apabila tida enak badan pada ssaat bekerja hubungi segera
klinik atau dokter terdekat.agar penyakit tidak tambah parah.
6 Bekerja terus menerus tanpa istirahat selain melelahkan juga
menimbulkan ganggguan stres. Untuk itu upayakan istirahat
sejenak saat bekerja. Anda bisa relaksasi, mengobrol santaim,
jalan-jalan keluar menghirup udara segar, menikmati musik,
nonton TV dan sebagainya.
6. Usahakan suasana damai dan tentram di tempat kerja, agar
bisa berkonsentrasi dan tenang dalam bekerja.
7. Hindarkan hal-hal yang dapat mengundang terjadinya tidak
kekerasan terhadap perempuan misalnya pelecehan seksual,
perkosaan dan sebagainya.
8. Lakukan olahraga ringan agar tubuh tetap bugar.
9. Gunakan hak cuti sakit,cuti haid ,cuti ham,il,hak menyusui dan
hak-hak lain bagi pekerja wanita,misalnya tidak boleh bekerja
349
Bab 15: Kesehatan Kerja
malam hari atau bekerja pada tempat berbahaya dan
sebagainya.
15.4.1. Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi
yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari
kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik/komputer, mesin
cetak, dan sebagianya. Namun sering bunyi-bunyi tersebut
meskipun bagian dari kerja kita, tetapi tidak kita inginkan,
misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebhi
ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak
kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising
atau kebisingan. Kulaitas bunyi ditentukan oleh dua hal yakni:
frekusensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik yang disebut “Hertz (Hz)”, yaitu jumlah
gelombang-gelombang yang sampaidi telinga setiap detiknya.
Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah
gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas
atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam
suatu logaritmis yang disebut desibel (dB).Selanjutnya dengan
ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah
bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat
dilasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat
diterima/dikehendaki atau tidak dikehendaki/bising. Kebisingan
mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan
kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian.
350
Bab 15: Kesehatan Kerja
Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang
dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan
(pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu, para
karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di
atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung
(penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan pendengaran. Di
samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi.
Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di
dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Kadang-kadang
teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan
salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi
terhadap orang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di
lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-
tengah kalangan keluarga, karena dipersepsikan sebagai marah.
Lebih jauh, kebisingan yag terus menerus dapat mengakibatkan
gangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja
cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan
produktivitas kerja. Kebisingan, terutama yang berasal dari alat-
alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan
menempatkan peredam pada sumber getaran, atau memodifikasi
mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan
sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.
Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak
disenangi oleh pekerja, karena terasa risi adanya benda asing di
telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar
menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya, dan
akhirnya mau memakainya.
351
Bab 15: Kesehatan Kerja
sangat kecil, maka intensitas penerangan relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil.
Demikian juga umur pekerja, di mana makin tua umur seseorang
daya penglihatannya makin berkurang. Orang yang sudah tua
dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan
penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.
Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan
menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan
atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain:
sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan
intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Di
samping itu, kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk
mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran
benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipkasa, dan mungkin akan
terjadi penglihatan rangkap atau lebih kabur. Umtuk mengurangi
kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan
dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perbaikan kontras, di mana warna objek yang dikerjakan
kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya: cat
tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras
dengan warna objek yang dikerjakan.
2. Meningkatkan penerangan, sebaiknya dua kali dari
penerangan di luar tempat kerja. Di samping itu di bagian-
bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu-lampu
tersendiri.
3. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur
masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang
sudah berumur di atas 50 tahun tidak diberikan tugas pada
malam hari.
Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti yang
diuraikan di atas, penerangan/pencahayaan baik kurang maupun
cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah, apabila
pengaturannya kurang baik, yakni “silau”. Silau juga menjadi
beban tambahan bagi pekerja, maka harus dilakukan pengaturan
atau dicegah. Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain:
1. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu
neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
352
Bab 15: Kesehatan Kerja
2. Menempatkan sumber-sumber cahaya untuk penerangan
sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang
yang mengkilap.
3. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap
di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
4. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
5. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh
bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak
terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun yang silau) di
lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan
efisiensi kerja.
2. Kelemahan mental.
3. Kerusakan alat penglihatan.
4. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar
mata.
5. Meningkatnya kecelakaan kerja.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka dalam
mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan,
dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan antara
lain sebagai berikut :
1. Jarak antara gedung atau bangunan-bangunan lain tidak
mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja.
2. Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya
matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas bangunan.
3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat
kerja harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
4. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan
panas (tidak melebihi 32oC).
5. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan
bayang-bayang yang mengganggu kerja.
6. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang
tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip.
15.4.3. Bau-bauan
Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan
kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan
mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat
353
Bab 15: Kesehatan Kerja
mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan
sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak
hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi hygiene
pada umumnya.
◄ Gambar 17.2.
Pemakaian
masker untuk
melindungi
saluran
pernafasan dari
debu dan
kotoran
354
Bab 15: Kesehatan Kerja
kadar bau yang normal, setelah mencium kadar bau yang lebih
besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah
mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.
Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor
psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan,
dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan
fisiologis atau stres, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang
aneh, yang dapat dicium, oleh orang yang tidak dalam keadaan
tegang. Di samping itu, penciuman juga dapat dipengaruhi oleh
kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70% tidak
mempengaruhi penciuman, tetapi di bawah atau di atas
kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman.
Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan
antara lain:
1. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan, misalnya
pembakaran butil alkohol menjadi butarat dan asam butarat.
2. Proses menutupi, yang didasarkan atas kerja antagonistis di
antara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut saling
menetralkan bau masing-masing. Misalnya: bau karet dapat
ditutupi atau ditiadakan dengan parafin.
3. Absorbsi (penyerapan), misalnya : penggunaan air dapat
menyerap bau-bauan yang tidak enak.
4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk
mengubah zat yang berbau menjadi netral (tidak berbau).
Misalnya: menggunakan pengharum ruangan.
5. Alat pendingin ruangan (air conditioning), di samping untuk
menyejukkan ruangan, juga sebagai cara deodorisasi
(menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) di tempat kerja.
355
Bab 15: Kesehatan Kerja
dengan yan paling canggih. Peralatan-peralatan kerja tersebut
dibuat dan digunakan karena manusia menyadari bahwa dengan
hanya menggunakan tenaga manusia saja kurang efektif dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Bisa kita bayangkan bagaimana
seandainya pengolahan tanah pertanian hanya dengan tangan
manusia saja, tanpa menggunakan cangkul, bajak, ataupun traktor.
Akhirnya disadari bahwa tenaga manusia merupakan alat produksi
yang paling tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga dan keluaran
atau hasilnya. Dari penelitian para ahli kesehatan kerja, ternyata
tenaga yang dapat dikeluarkan oleh rata-rata pekerja pria normal
berumur antara 25-40 tahun hanya sebesar 0,2 PK. Seorang
pekerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga
maksimumnya selama 8 jam sehari (Silalahi, 1985). Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai
konsekuensinya tuntutan mansia semakin tinggi. Selanjutnya dalam
memenuhi tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan
peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai
hasil yang efisien. Akan tetapi, semakin canggih peralatan yang
digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan.
Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin tenun modern,
jelas akan lebih besar daripada bahaya kecelakaan akibat dari alat
tenun tradisional. Namun, bagaimanapun tidak efisiensinya tenaga
,manusia dalam bekerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam
proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat
bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya
sekarang adalah bagaimana sebagai tenaga kerja (manusia) tetap
aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja
tersebut. Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga
kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan
kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia adalah meupakan faktor
penting dalam mencapai keselamatan dan ksehatan kerja. Dua
faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal
ini adalah: ergonomi dan psikologi kerja.
15.6. Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja,
dan nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah
ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana
melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja.
Selanjutnya seirama dengan perkembangan kesehatan kerja ini,
356
Bab 15: Kesehatan Kerja
maka hal-hal yang mengatur antara manusia sebagai tenaga kerja
dan peralatan kerja atau mesin juga berkembang menjadi cabang
ilmu tersendiri. Sehingga dewasa ini, batasan ergonomi adalah ilmu
penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan
kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan
produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa
ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem
peralatan kerja,, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia ini
terdiri dari bagian-bagian yang lain di antaranya: psikologi, latar
belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dari
ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang
paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia
sebagai tenaga kerja. Di berbagai negara tidak menggunakan istilah
ergonomi, misalnya di negara-negara Skandinavia menggunakan
istilah “Bioteknologi”. Sedangkan di negara-negara lain seperi
Amerika Utara menggunakan istilah “Human Factors Engineering”.
Meskipun istilah ergonomi di berbagai negara berbeda-beda namun
mempunyai misi tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi
adalah:
1. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga
kerja yang menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja
aspek fisiknya saja (ukuran anggota tubuh: tangan kaki, tinggi
badan), tetapi juga kemampuan intelektual atau berpikirnya.
Cara meletakkan dan penggunaan mesin otomatis dan
komputerisasi di suatu pabrik misalnya, harus disesuaikan
dengan tenaga kerja yang akan mengoperasikan mesin
tersebut, baik dari segi tinggi badan dan kemampuannya.
Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah
mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat
tersebut.
2. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut
sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih
efisien. Hasil suatu proes kerja yang efisien berarti memperoleh
produktivitas kerja yang tinggi.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
ergonomi ialah: mencegah kecelakaan kerja dan mencegah
ketidakefisienan kerja (meningkatkan produksi kerja). Di samping
itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena apabila
peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh
pekerja akan menjadi beban tambahan kerja. Apabila dalam
357
Bab 15: Kesehatan Kerja
menyelesaikan pekerjaan orang tidak memerlukan peralatan, bukan
berarti ergonomi tidak berlaku. Dalam hal ini ergonomi dapat
berlaku, yakni bagaimana mengatur cara atau metode kerja
sehingga meskipun hanya dengan meggunakan anggota tubuh saja
pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan. Misalnya bagaimana cara mengangkat
beban berat secara ergonomis, dapat dilakukan menurut prosedur
sebagai berikut:
1. Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua
jari-jari.
2. Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai
keseluruhan.
3. Kaki diletakkan pada jarak yang enak, sebelah kaki di belakang
beban sekitar 60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya
diletakkan di samping beban menuju ke arah beban yang akan
diangkat.
4. Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus.
5. Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat badan.
6. Lengan harus dekat dengan badan.
Ergonomi juga dapat digunakan dalam mengkaji dan menganalisis
faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin dalam kaitannya
dengan sistem produksi. Dari kajian atau analisis tersebut akan
dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada manusia,
dan yang mana yang diberikan kepada mesin. Beberapa prinsip
ergonomi di bawah ini antara lain dapat digunakan sebagai
pegangan dalam program kesehatan kerja.
1. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi
oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin,
penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin
(macam gerak, arah, kekuatan, dan sebagainya).
2. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus
diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan
suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat
dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil, misalnya: tempat
duduk yang dapat dinaikturunkan, dan dimajukan atau
diundurkan.
358
Bab 15: Kesehatan Kerja
1. Faktor internal, yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri,
mislanya: kurangnya percaya diri dalam melakukan pekerjaan,
kurangnya kemampuan atau keterampilan dalam melakukan
pekerjaan, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, yakni faktor lingkungan kerja. Lingkungan
kerja ini mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial
(masyarakat kerja). Lingkungan fisik yang sering menimbulkan
stres kerja antara lain: tempat kerja yang tidak higienis,
kebisingan yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan
manusia (sosial) yang sering menimbulkan stres adalah
pimpinan yang otoriter, persaingan kerja yang tidak sehat,
adanya klik-klik di lingkungan kerja, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stres di lingkungan
kerja tersebut juga diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para
pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang akhirnya juga dapat
meningkatkan pecaya diri dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Sedangkan intervensi stres akibat faktor eksternal dengan
meningkatkan higiene dan kondisi lingkungan kerja serta
meningkatkan hubungan antar manusia (HAM).
◄ Gambar 17.3.
Pemakaian
sarung tangan
karet untuk
melindungi kulit
tangan dari
bahan kimia
359
Bab 15: Kesehatan Kerja
Hubungan kerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh
sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan
pokok, yakni:
1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.
2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini
diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan–kecelakaan tenaga
kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari
tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa
tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam
rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi
dua, yakni:
1. Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak
memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan,
kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut
hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi
disebabkan karena faktor manusia ini.
2. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau
“unsafety condition”, misalnya: lantai licin, pencahyaan kurang,
silau, mesin yang terbuka, dan sebagainya.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan
akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam
penggolongan, yakni:
360
Bab 15: Kesehatan Kerja
15.8.1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda
3. Tertumbuk atau terkena benda-benda
4. Terjepit oleh benda
5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
6. Pengaruh suhu tinggi
7. Terkena arus listrik
8. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
361
Bab 15: Kesehatan Kerja
4. Anggota atas
5. Anggota bawah
6. Banyak tempat
7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada
kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu
faktor, tetapi banyak faktor.
362
Bab 15: Kesehatan Kerja
◄ Gambar 15.6.
Memakai helm
standar dan
penutup hidung
dapat menjaga
kesehatan dan
keselamatan saat
mengendarai
sepeda motor
Kata-kata Penting
• Kecelakaan kerja
• Kelelahan
• Ergonomi
Rangkuman
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial; dilakukan dengan
usaha-usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan
masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan,
kebisingan, dan kegaduhan, kondisi bangunan.
Ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja
dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai
kesehatan kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Tujuan dari
ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling
serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai
tenaga kerja.
363
Bab 15: Kesehatan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama
seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia.
364
Bab 15: Kesehatan Kerja
Pernahkah anda menderita penyakit pilek atau flu? Penyakit pilek
dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dalam pengertian
medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit
yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang
berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan
penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian
penduduk. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang,
penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit tidak
menular seprti: jantung koroner, pembuluh darah, kencing manis,
dan kanker.
367
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Sumber penularan
Cara penyakit masuk ke dalam tubuh
Penyakit tidak menular
Penyakit menular
Pencegahan penyakit menular
Pemberantasan penyakit
Imunisasi
Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit
368
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau
binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit
pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia
atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan
menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.
Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.
Manusia sebagai sumber penularan. Orang yang menderita
penyakit typhus, dalam darah, air kencing dan kotorannya,
terdapat basil-basil typhus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang
mengandung basil-basil typhus tersebut dapat membahayakan
kesehatan orang-orang yang tinggal disekitarnya. Keterangan:
lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat yang kotor, najis-najis
dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap pada najis yang
mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat pada kaki-
kakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis lalat
hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring,
cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah
mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan
kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang
sakit typhus sebagai sumber penularan.
Hewan sebagai sumber penularan. Contoh hewan yang bersifat
sebagai sumber penularan antara lain: tikus yang kejangkitan
penyakit pes. Sebenarnya penyakit pes itu bukan penyakit
manusia, melainkan penyakit-penyakit hewan mengerat pada
umumnya dan penyakit tikus pada khususnya. Dalam darah tikus
yag menderita pes terdapat basil-basil pes. Pinjal-pinjal yang
hidup pada pemukaan tubuh tikus hidupnya dari darah tikus yang
ditempati. Pada waktu pinjal-pinjal itu menghisap darah si tuan
rumah, turut pula ke dalam tubuh pinjal itu basil-basil pes. Bila
tikus itu mati, maka sumber makanan bagi pinjal-pinjal itu
tentunya akan hilang. Dicarinya sumber makan lain,yaitu tikus-
tikus lain. Pinjal itu berpindah ke tikus-tikus ini dan hidup dari
darahnya. Pada waktu menghisap darahnya, masuklah basil-basil
pes yang sudah terdapat dalam tubuh pinjal-pinjal itu. Dengan
demikian, penyakit pes menjalar dari tikus satu ke tikus yang lain.
Bila karena suatu hal pinjal-pinjal yang sudah mengandung basil-
basil pes ini menggigit manusia, maka orang mungkin akan
kejangkitan penyakit pes.
369
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-
faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan
perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang
tergantung ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang
bersangkutan.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat
meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan
manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi.
Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat
sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.
Dari sini timbul istilah
16.2.3. Reservoar
Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut:
1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan
berkembang-biak.
2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung
pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup.
Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-
benda mati.
370
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Hewan sebagai reservoar
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang
pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah
penyakit pada binatang yang dapat menular pada manusia.
Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai
cara, yakni:
1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit,
misalnya cacing pita.
2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes
melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah
melalui gigitan nyamuk.
3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang
misalnya rabies.
4. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang
mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya
adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit
penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok
untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur
atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia
berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani
penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab
keracunan makanan dan sebagainya.
5. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang
mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain
campak (measles), cacar air (small pox), typhus, miningitis,
gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier.
16.2.3. Carrier
Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya,
dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-
sering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat
berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian
disebut pembawa basil atau carrier. Untuk mengetahui orang
seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan
saja.
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam
tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang
tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung
bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi
penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan
371
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu
atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari
tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala
menderita penyakit tertentu.
Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa
waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari
dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua
macampembawa basil, yakni:
1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak
sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering
mengeluarkan benih-benih penyakit).
2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah
orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu
berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari
tubuhnya.
Antara yang pertama dan yang kedua mana yang lebih
berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya?Hal ini disebabkan
karena:
1. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang
yang sakitnya sendiri).
2. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu
bahwa mereka menderita / kena penyakit.
3. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari.
4. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu
yang relatif lama.
16.2.3. Vektor
melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit
yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF.
372
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen penyebab
penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari
reservoar kepada induk semang baru.
1. Saluran pernafasan (Inhalasi)
Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over
crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat
penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection
(penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang
masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa,
pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh
anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita
penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan
menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang
mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung),
maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah
(droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru
ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup
mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila
seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah
yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama
kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan
berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke
dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi
infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne
infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk
sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu.
Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan
dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil
yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik
cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran
pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin,
batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk
rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia),
difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui
udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis,
tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.
Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit
terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau
mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi
ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih
penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena
373
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone
infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam
ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat
halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk
sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-
sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang
terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara
ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi
debu (airborne infection).
2. Saluran pencernaan
Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan
atau minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit
yang masuknya melalui jalan pencernaan makanan antara lain:
typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C, penyakit-
penyakit cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil
masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan
dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi lalat
atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan
berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang
tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi
374
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan:
disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.
3. Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes,
penyakit anjing gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing
tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain. Tentang penyakit-
penyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam:
Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung
maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak
langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup
berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada
di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect
contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung
kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat
persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena
hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang
terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang,
sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya
mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak langsung.
Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu
375
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur
dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat
berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi
pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri.
Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan
vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit
yang ditularkan lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,
kusta, framboesia (patek), tetanus.
5. Melalui plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi
melalui plasenta. Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta
dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya
syphilis dan toxoplasmosis.
376
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
13.8. Pengertian & Peranan Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi.
Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-
penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit noninfeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi
377
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks
lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian
determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3
elemen, yakni:
1. Mencakup semua penyakit. Epidemiologi mempelajari semua
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi),
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan
sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini
mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi. Apabila kedokteran klinik berorientasi pada
gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu, maka
epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi
penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi. Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari
latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada
seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
378
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah
tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam
lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah
tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam
program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti
prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan
dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case
fatality rate dan sebagainya.
13.10. Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak
diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis
vaksin yang diberikan. Oleh karena itu, seseorang yang
divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit yang lain.
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan
menjadi 2, yakni:
1. Kekebalan tidak spesifik (Non Specific Resistance). Yang
dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan
tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi
badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-
cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-
refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya.
2. Kekebalan Spesifik (Specific Resistance). Kekebalan spesifik
dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1) Genetik, kekebalan
yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan
dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis,
misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten
terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang
mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit
plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai
hemoglobin AA. (2) Kekebalan yang Diperoleh (Acquired
Immunity) yaitu kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak
atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif
dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh
setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak
yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal
terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat
diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya
dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan
pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya
campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan
379
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk
beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh
melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan
pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).
380
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis
jarang terjadi pada wanita hamil.
4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan
meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit
infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.
5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan
penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit
infeksi tertentu.
381
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
keturunan (kongenital) atau dapatan.
2. Dari luar tubuh misalnya: (1) mekanis seperti tertusuk,
tertembak. (2) fisik seperti suhu tinggi, terbakar, aliran listrik.
(3) kimiawi seperti logam berat, pewarna masakan.
Pengelompokan tumor
382
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Pada dasarnya tumor dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar, yakni: tumor jinak dan tumor ganas. Tumor (bahasa Latin;
pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal,
tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak
bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang
jaringan lainnya ataupun bermetastasis.
383
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan
yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat
menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya.
Mendiagnosa kanker: Kebanyakan kanker dikenali karena tanda
atau gejala tampak atau melalui "screening". Kedua ini tidak
menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan
sebuah biopsi. Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja
pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak berhubungan.
Riset kanker: Riset kanker merupakan usaha ilmiah yang banyak
ditekuni untuk memahami proses penyakit dan menemukan terapi
yang memungkinkan. Meskipun pemahaman kanker memiliki
tumbuh secara eksponen sejak dekade terakhir dari abad ke-20,
terapi baru yang radikal hanya ditemukan dan diperkenalkan
secara bertahap. Penghambat tyrosine kinases (imatinib dan
gefitinib) pada akhir 1990-an dianggap sebuah terobosan utama;
mereka mengganggu terutama dengan protein tumor-tertentu.
Antibodi monoclonal telah terbukti sebuah langkah besar dalam
perawatan oncological.
2. Penyakit Degeneratif
Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui?
untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini
bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja
pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah
lambung tersebut menghasilkan beberapa zat kimia yang
dibutuhkan tubuh untuk mengekstrasikan energi dan zat
makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja
dari pankreas tersebut menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan
hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes. Sebab itu setelah
insulin diketemukan, penderita diabetes selalu mendapatkan
suntikan insulin. Hasilnya, banyak penderita diabetes dapat
terhindarkan dari kematian dini. Sampai sekarang ini, masih
banyak buku-buku kedokteran yang meyakini teori ini dan dengan
demikian, pengobatan yang dilakukan kepada penderita diabetes
gula adalah insulin. Hal yang tidak menguntungkan dengan
pengobatan ini adalah, walaupun penemuan insulin telah
membebaskan penderita diabetes akan kekuatiran mati
mendadak oleh sebab timbulnya koma, namun masih banyak
komplikasi kesehatan lainnya yang mengancam penderita.
Komplikasi tersebut meliputi juga mata yang buta, timbulnya
gangrene (pembusukan) sampai kepada penyakit jantung yang
gawat. Dengan demikian, walaupun insulin secara teori
dibutuhkan, ternyata penderita yang mendapatkan pengobatan
384
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tersebut berada jauh dari keadaan sehat. Hingga teori yang
berlaku dan diketahui umum oleh banyak orang adalah, sekali
seorang mendapatkan diabetes, maka ia tetap akan menderita
diabetes seumur hidup. Penemuan baru, beberapa penelitian
telah diadakan sehubungan masalah ini, dan pada akhir 1960-an,
G.M. Reaven dan teman sejawatnya dari Stanford telah
menemukan bahwa seorang penderita diabetes sering
mempunyai lebih banyak insulin daripada mereka yang tidak
mempunyai penyakit diabetes. Lebih lanjut diketemukan bahwa
pankreas dari penderita diabetes tetap dapat memproduksi
insulin sebanyak dan secepat orang yang normal. Dengan
demikan, teori yang menyebutkan bahwa diabetes disebabkan
oleh pankreas yang rusak tidak berlaku lagi. Sebab,
bagaimanakah pankreas dapat disebutkan rusak bila masih bisa
memproduksi insulin dengan baik? Lebih kurang, pada saat yang
bersamaan, para peneliti menemukan bahwa kepekaaan insulin
tersebut nyata berkurang dengan sangat besar bila didapatkan
lemak di dalam darah. Juga didapatkan bahwa penderita diabetes
mempunyai tanda khusus, yaitu mempunyai kadar lemak yang
tinggi dalam darah. Dengan demikian, sangat jelas diketahui
bahwa diabetes telah disebabkan bukan akibat ketidak hadiran
insulin, tetapi akibat berkurangnya dayaguna dari insulin yang
disebabkan oleh kehadiran lemak tersebut. Dengan demikian,
bila kadar lemak diturunkan dengan segala macam cara, melalui
makanan dan obat, kepekaan insulin akan bertambah, yang akan
mengurangi penderitaan diabetes. Penemuan yang baru ini telah
mulai banyak dipublikasikan pada awal 1970-an. Sejak itu,
banyak pengobatan diabetes dibuat dengan memberikan
makanan yang mengandung kadar lemak yang rendah. Berbagai
penelitian yang telah dibuat ternyata mendukung akan penemuan
baru tersebut. Misalnya W.E. Conner telah membuat eksperimen
untuk memberikan pengobatan penderita diabetes dengan
memberikan makanan berkadar lemak rendah sejak tahun 1960-
an, dan hasilnya selalu memberikan hasil positif. Beberapa
penelitian juga telah dibuat untuk orang Papua New Gunea.
Makanan dari bangsa tersebut ternyata terdiri dari tiga persen
lemak, 94 persen karbohidrat, dan tiga persen protein. Dalam
penelitian ini didapatkan bahwa tidak seorangpun dari mereka
yang memiliki penyakit diabetes. Ada dugaan bahwa tidak
adanya penderita diabetes sebab tidak adanya faktor keturunan
untuk mendapatkan diabetes. Tetapi penelitian terhadap suku
Bantu di Kenya menyangkal pendapat tersebut. Sebab orang
buntu yang tidak memiliki penyakit diabetes, bila mengubah
makanan mereka menjadi makanan barat yang berlemak, maka
385
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kadar gula dan lemak dalam darah merekapun naik. Dengan
demikian, mengubah kebiasaan makan dengan menghindarkan
lemak adalah cara tebaik untuk menyembuhkan penyakit
diabetes.
1. Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang
kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang
sangat menonjol ialah sangat bergantungnya kepada suntikan
insulin untuk memelihara kehidupan kemungkinan untuk
mendapatkan ketosis. Ternyata, dari semua diabetes, hanya
7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada
insulin. Gejala yang umum pada penderita diabetes ini sama
seperti disebutkan terdahulu yaitu banyaknya mengeluarkan
urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan
berat, berhentinya pertumbuhan pada orang muda, mudah
tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya
glukosa dalam urine, kelebihan glukosa dalam darah, dan
tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis) dapat
menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak
dapat dikendalikan.
2. Diabetes tidak bergantung pada insulin. Dari semua diabetes,
93% termasuk dari diabetes yang tidak bergantung insulin.
Diabetes ini umumnya datang kepada mereka yang berusia
diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di
atas 55 tahun. 85% dari penderita diabetes ini adalah orang
yang kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan
dari penyakit ini bertahap. Gejala-gejalanya meliputi keletihan,
seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan
berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak
bergantung pada insulin untuk mneghindarkan dari ketonuria
atau tidak akan mendapatkan ketosis. Tetapi bisa saja
mereka memerlukan insulin untuk penanggulangan
sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki kadar
glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai
alasan, tubuh mereka menjadi tidak peka kepada insulin.
Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa
(Wasilah, 1993). Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan
glukosa akan mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah
(KGD). Apabila KGD 2 jam setelah makan menunjukkan kadar
sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL, maka seseorang
dinyatakaan sebagai penderita diabetes melitus (Wasilah,
2003). Hal tersebut membawa dampak pengaruh psikologis,
fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan
ekonomis. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan
glukosa atau disingkat gangguan toleransi glukosa (GTG)
386
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis
glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah
makan lebih tinggi daripada normal. Umur merupakan salah
satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya
GTG. Makin bertambah umur seseorang akan makin
bertambah tinggi KGD-nya, baik pada saat puasa maupun
pada 2 jam sesudah makan. WHO (1985) menyebutkan
bahwa setelah melampaui umur 30 tahun, KGD puasa akan
naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan
naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan. GTG dapat
ditentukan dengan tes toleransi glukosa (TTG) sebagai tes
baku emas. Dasar TTG adalah pemberian pembebanan
glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral
(WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah pembebanan
glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 - 199 mg/dL,
maka dinyatakan ada GTG, dan apabila nilai tersebut
menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan
masuk dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon
(1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan
prevalensi DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL dalam
waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang
merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan
makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran, 1994).
Menurut Askandar (1999) kenaikan KGD (hiperglikemi) akut
akan menyebabkan pengaruh langsung timbulnya disfungsi
endotel, gangguan hemoreologik (trombosit, eritrosit, lekosit,
dan viskositas plasma) serta imunologik, terutama terjadinya
disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu
dipertahankan pada batas nilai antara 70 - 110 mg/dL. KGD
puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati,
sedangkan KGD sesudah makan dikembalikan pada kondisi
semula (nilai normal) pada menit ke 120 (2 jam) oleh peran
insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta)
pankreas. Wallace tahun 1942 (cit. Brandt, 1986) menemukan
adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil
otopsi mereka yang meninggal dalam usia lanjut yaitu berupa
79% invasi sel-sel lemak, 60% mengalami fibrosis, 45%
sklerosis, 56% dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini
menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG
disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β pankreas, sehingga
produksi insulin menurun.
3. Keturunan
387
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Kelainan bawaan atau kelainan kongenital adalah kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil
konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian
setelah kelahiran. Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh
keabnormalan genetika, sebab alamiah atau faktor yang tidak
diketahui lainnya.
2. Ricketsia
Rickettsia ialah benda-benda hidup yang juga amat halus, tetapi
tidak sehalus virus. Besarnya boleh dibilang antara besar virus
dan besar bakteri. Untuk dapat melihat rickettsia juga diperlukan
mikrsokop elektron. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh
rickettsia ialah: shoptyphus, scrubtyphus exanthematicus dan
lain-lain.
388
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
3. Bakteri
Bakteri ialah organisme yang amat halus, tidak dapat dilihat
dengan mata. Untuk dapat melihatnya diperlukan mikroskop.
Dengan alat ini organisme-organisme itu dapat diperbesarkan
sampai beratus- ratus kali. Tubuh bakteri terdiri dari bermacam-
macam zat telur yang belum jelas susunanya, tidak berzat hijau
daun, intinya tidak jelas. Cara berkembang biaknya ialah dengan
membelah diri. Ada bakteri yang menimbulkan penyakit-penyakit,
adapula yang tidak, bahkan ada pula yang menguntungkan
manusia. Menurut bentuknya bakteri dibagi dalam beberapa
golongan yakni:
1. Coccus: bentuknya seperti peluru. Inipun bermacam-macam
pula: staphylococ, pneumococ, streptococ, gonococ,
meningococ.
2. Basil: bentuknya seperti batang. Macam-macam basil: basil
TBC, basil lepra, basil dysenterie, basil tetanus, basil pes, dan
lain- lain.
3. Spiral: bentuknya seperti spiral.
4. Vibrio dapat dimasukkan dalam golongan ini (bentuknya
seperti koma ).
Yang menimbulkan penyakit framboesia dan syphilis ialah
sebangsa spiral yang disebut spirochaet. Sebagian besar dari
bakteri-bakteri tersebut hidup di alam bebas dan hidupnya dari
benda-benda mati. Tanpa bakteri-bakteri ini maka dunia akan
penuh dengan bangkai-bangkai tumbuh-tumbuhan atau hewan-
hewan; jadi bakteri-bakteri itu malah menguntungkan manusia.
Bakteri-bakteri yang hidupnya dari benda-benda mati disebut
saprophyta. Di antara bakteri-bakteri ada golongan kecil yang
hidupnya selalu merugikan makhluk-makhluk yang
ditumpanginya. Bakteri-bakteri itu disebut parasit-parasit.
Makhluk-makhluk yang ditumpangi, disebut tuan rumah, dalam
bahasa asing hospes. Bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan
penyakit disebut bakteri-bakteri patogen,
4. Cendawan
Cendawan ialah benda-benda hidup yang termasuk dalam
golongan tumbuhan-tumbuhan tidak berzat hijau daun, jadi
hidupnya tergantung pada benda-benda hidup lainya atau
tergantung dari makanan-makanan yang sudah tersedia. Ada
cendawan-cendawan yang tubuhnya hanya terdiri dari 1 sel saja,
(misalnya sel-sel ragi), adapula yang tediri dari banyak sel-sel
yang berderet-deret dan bersimpang siur seperti benang, disebut
micellium. Ada cendawan-cendawan yang hidup di alam bebas,
ada yang hidup pada tumbuhan-tumbuhan lainya, adapula yang
389
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
hidup pada binatang-binatang dan manusia. Di antaranya ada
yang menguntungkan, adapula yang merugikan (menimbulkan
penyakit-penyakit). Jenis-jenis jamur yang menguntungkan
manusia antara lain ialah Penicillium notatum. Dari jamur ini
dibuat orang obat yang terkenal penicillin. Dari jamur yang
disebut Streptomyces griseus disebut obat streptomycin. Obat-
obat tersebut di atas terkenal sebagai antibiotica. Penyakit-
penyakit, pada manusia yang disebabkan oleh bangsa cendawan
antara lain ialah panau.
5. Cacing
Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti
ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing
tambang dan sebagainya.
16.4.2. Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan penyakit menular
antara lain: infeksi, masa tunas, penyakit-penyakit mendadak dan
menahun, recidief, epidemi, endemi, radang, tumor,
desinfektansia.
1. Infeksi
Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh,
hidup dalam tubuh serta berkembang biak biasanya melalui kulit.
Perkataan infeksi harus dibedakan dari perkataan invasi. Pada
invasi diartikan masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh
melalui mulut. sedangkan pada infeksi dimaksud invasi yang
disusul dengan pembiakan. Tubuh selalu mengadakan reaksi
terhadap tiap-tiap infeksi. Yang dimaksud dengan reaksi dari
tubuh ialah usaha-usaha mempertahankan diri dari tubuh untuk
membinasakan benih-benih itu. Usaha itu ada 2 macam:
Mempergiat pembuatan sel-sel darah putih
Membuat antitoksin-antitoksin guna menawarkan toksin-toksin
yang dikeluarkan oleh benih-benih penyakit itu.
Apakah tiap-tiap infeksi akan disusul dengan penyakit? Tidak! Hal
ini tergantung dari kekuatan tubuh, artinya apakah reaksi itu
cukup kuat atau tidak. Infeksi yang ringan sekali misalnya sama
sekali atau hampir-hampir tidak berakibatkan apa-apa terhadap si
penderita. Orangnya tidak merasa sakit atau paling keras hanya
merasa badan tidak enak sedikit. Sekalipun demikian, bila darah
penderita itu diperiksa secara ilmiah, maka dapat diketahui
bahwa pada orang itu ada suatu infeksi. Keadaan seperti yang
disebut diatas disebut infeksi tumpul. Penyakit-penyakit typhus,
paratyphus A, B dan C, dysenterie, dan lain-lain adalah penyakit
infeksi. (Penyakit infeksi ialah penyakit yang berjangkit karena
390
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam
tubuh itu serta berkembang biak dan membuat toksin-toksin yang
merugikan).
2. Masa tunas
Inkubasi (masa tunas) adalah masa antara masuknya bibit
penyakit sampai munculnya gejala yang khas dari penyakit
tersebut. Apakah seseorang akan segera jatuh sakit bila benih-
benih sesuatu penyakit masuk ke dalam tubuh? Tidak! Antara
masuknya benih penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala-
gejala pertama ada batas waktunya. Waktu itu disebut waktu
inkubasi atau masa tunas. Dalam masa tunas itu terjadi
pertempuran yang hebat antara benih-benih penyakit dengan
reaksi tubuh. Masa tunas pada tiap-tiap penyakit tidak sama
lamanya.
3. Radang
Radang (inflammation) ialah suatu istilah kedokteran yang dalam
bahasa asingnya onsteking. Radang merupakan bentuk gejala
pada tubuh akibat reaksi terhadap penyebab radang. Gejala-
gejala radang ialah: merah, bengkak, nyeri, panas dan fungsi
terganggu. Bila ada kulit meradang, maka di bagian kulit itu akan
terdapat gejala-gejala sebagai berikut: bagian tersebut tampak
merah bengkak, bila diraba terasa panas dan nyeri. Fungsi
bagian kulit tersebut terganggu. Kadang-kadang disertai dengan
meningginya suhu tubuh. Pada radang suatu persendian akan
tampak pula gejala-gejala tersebut. Radang dapat terjadi dimana-
391
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
mana, misalnya di telinga tengah, tenggorokan, rongga hidung,
umbai cacing, ulang-tulang, mata dan lain-lain. Perkataan radang
harus dibedakan dari infeksi.
5. Recidief
Recidief ialah berjangkitnya kembali sesuatu penyakit yang
pernah diderita tanpa infeksi baru. Hal tersebut mungkin terdapat
pada penyakit-penyakit malaria, typhus, dysenterie dan lain-lain.
6. Endemi
Endemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya hanya dalam
suatu daerah tertentu.
7. Pandemi
Pandemi adalah berjangkitnya penyakit yang menyebar ke
berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 1918 dalam waktu
yang singkat sekali di sebagian besar dari seluruh dunia
berjangkit penyakit influenza yang memakan korban sampai
jutaan jiwa.
8. Epidemi
Epidemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya di sesuatu
daerah yang luas; penyakit itu berasal dari daerah itu sendiri.
Sesuatu penyakit yang semula endemis dapat berkembang
menjadi penyakit epidemis, bila penyakit itu sampai menjalar ke
luar daerahnya.
392
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
“Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya
dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:
1. Menghilangkan reservoir
Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran
penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di
tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang
lain.
(2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan
menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis
pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam
waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2. Memutus mata rantai penularan.
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes
penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau
menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit
tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh
hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit
disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah
Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat
dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan
biologis.
1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan
mengubur).
2. Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan
efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit
menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat
membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik
393
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium,
alkohol dan lain-lain.
3. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan
Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu
lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga
dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri
basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan
menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha
pencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatu
perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau
dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya
kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila
seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Typhus, Cholera
dan Dysenterie), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi
terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi.
Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar
yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan
kebal terhadap penyakit typhus, cholera dan dysenterie. Jadi
tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodi
di dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itu
penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikan
ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atau
vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja.
Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untuk
mencegah timbulnya penyakit adalah:
1) Vaksin TCD
2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit chloera, typhus,
paratyphus A dan paratyphus B yang sudah dibunuh atau
dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah
kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin
tetra juga disebut sebagai vaksin Cho-ty-pa (Chloera,
Typhus, dan Paratyphus).
3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin
BCG tediri dari basil-basil TBC hidup yang sudah tidak
virulen lagi. Dengan penyuntikan vaksin ini pada bayi atau
anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadap
serangan penyakit TBC. Awas! Vaksin BCG tidak sekali-kali
dipakai untuk mengobati penyakit TBC juga tidak untuk
mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC atau
tidak. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk
394
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan
terhadap penyakit TBC.
4) Vaksin cacar
5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak
untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit
lumpuh anak-anak).
6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-
orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes.
7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin
mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya.
395
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini
maka penyakit Dengue sering-sering disebut juga demam lima
hari.
Penularan: Disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan
perantaraan sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
Penjagaan: Tindakan-tindakan seperti pada penyakit malaria.
Pengobatan: Obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini
belum diketemukan. Obat-obatan yang diberikan pada penderita
ialah obat-obat yang bersifat simtomatis. Penyakit menular
bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue
(DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam
keong). Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali
ada orang yang meninggal karena penyakit ini.
Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi
perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), diphteri,
batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis.
Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta,
framboesia, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome),
sipilis, infeksi gonokokal, TBC (tuberkulosis), radang paru
(pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
Tetanus
Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila
seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka
kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus
ada. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang
mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin
terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada
luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat
itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksin-
toksin ini melalui saraf-saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di
sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam
jaringan saraf. Maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Ini
adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa
perantara apa-apa.
Malaria
Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi
dengan perantaraan nyamuk anopeles.
Trachoom
Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara
penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati
seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam
air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih
penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya
396
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
yang sudah mengandung benih-benih penyakit tersebut, maka
orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan
trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata).
Hepatitis
adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut",
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis
kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah
satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis
juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti
mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi
sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.
Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran
ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara
berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi
melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B
ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya
terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang
terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi
selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang
sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh
dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi
hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi
darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui
pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang
terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang
masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali
menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan
virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi
lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah
pecandu obat.
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai
hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
397
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Virus hepatitis G
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes
HIV/AIDS di Indonesia. AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi
Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada
79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas.
Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua
Barat, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau,
Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program-program
penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui
perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut
dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR
di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar
170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia
mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah
0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di
mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara
penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa
menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di
Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut
terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang
melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang
berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka,
dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama
pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan
ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui
penggunaan obat terlarang
Kata-kata Penting
• Hospes
• Infeksi
• Radang
• Inkubasi
•
Rangkuman
Sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, dan/atau sosial
sehingga tidak dapat berfungsi secara normal, selaras, serasi,
dan seimbang.
398
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular
seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif,
penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ
tubuh lain.
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui
perantara.
Sumber penularan ialah manusia atau hewan yang mengeluarkan
benih-benih penyakit dan dapat menularkan penyakit-penyakit
tersebut kepada orang lain.
Cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang sehat dapat
diserang oleh bermacam-macam penyakit dari berbagai jurusan.
Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui kulit, saluran
pernafasan, saluran pencernaan makanan,
Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh,
hidup dalam tubuh serta berkembang biak.
Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara
lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal
dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of
disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation
of disease).
Cara penularan dapat melalui saluran pernafasan, saluran
makanan, saluran kelamin, dan kulit.
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
vaksinasi yang benar dan teratur.
Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus
siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
399
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
7. AIDS merupakan salah satu jenis penyakit menular yang cara
penularannya melalui …
8. Cacing merupakan salah satu agen penyebab penyakit yang
dikelompokkan dalam golongan …
9. Berikan 5 jenis penyakit noninfeksi dan cara pengehan-nya!
10. Apakah yang dimaksud penyakit mendadak dan menahun.
400
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA
SAY NO TO DRUG
Pernahkah anda mendengar berita tentang
kematian seseorang yang kelebihan obat atau
narkotika. Sangat mengerikan. Oleh karena itu,
lebih baik katakan tidak kepada siapapun yang
menawarkan atau memberikan Narkoba (Narkotika
dan obat terlarang), walaupun itu sahabat karibmu!
Mengapa demikian? Karena hidupmu sepenuhnya
berada di tanganmu dan ketegasan sikapmu.
Persahabatan yang benar adalah hubungan yang
saling menghargai dan tidak mengajak atau
menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran.
Jangan pernah berpikir untuk mencoba, tindakan
mencoba merupakan langkah awal untuk
terjerumus ke dalam kesengsaraan.
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
• Obat
• Penyalahgunaan obat psikotropika
dan bahayanya
• Penyalahgunaan narkotika dan
bahayanya
• Penggunan tembakau (nikotin)
dan bahayanya
• Minuman keras (alkohol) dan
401
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17. Obat
Obat merupakan senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan
tujuan untuk menghilangkan penyebab penyakit atau mengurangi
gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Obat yang dimaksudkan
untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat kausatif,
sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang
ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis.
Obat dapat diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter)
atau dari farmasi (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat
juga dapat diperoleh melalui apotik, puskesmas, dan toko obat. Obat
dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila obat tersebut dapat
dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan preskripsi
(resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan
preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat
OTC (Over the Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep
dokter adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari
tenaga profesional kesehatan kepada apoteker (farmasi) atau terapis
lain untuk memberikan terapi pada pasiennya.
Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan
menggunakan resep. Obat bebas kurang berbahaya tetapi jika
digunakan secara berlebihan atau melebihi takaran juga dapat
menimbulkan bahaya.
Obat keras adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan
resep dokter. Oleh karena itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep
termasuk melanggar hukum (ilegal). Berdasarkan cara pemberiannya,
obat dapat diberikan secara:
1. Ditelan
2. Dikunyah
3. Dihirup
4. Dihisap
5. Dioleskan pada permukaan kulit
6. Disuntikan
7. Diinfus
8. Diteteskan
9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang
paling utama untuk memperoleh efek sistematik.
10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan
dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak
dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan
bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.
402
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
◄ Gambar 17.2. Obat yang
dikemas dalam bentuk
tablet. Biasanya obat
dalam bentuk tablet
diberikan melalui mulut
Obat paten
Obat paten adalah obat yang dijual dengan merk dagang tertentu
sehingga harganya menjadi relatif mahal karena besarnya biaya
pemasaran yang ditanggung oleh perusahaan farmasi, terutama
untuk obat ethical. Walaupun secara hukum promosi obat jenis ini
tidak diperbolehkan, tetapi secara praktik banyak biaya yang diserap
oleh tenaga medis sendiri. Sebagai contoh: Acetaminofen atau juga
dikenal dengan parasetamol, dipasarkan dengan merk dagang
(paten) Tilenol.
Obat generik
Obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan saingan
sehingga harganya relatif murah. Ketika paten untuk suatu obat telah
berakhir, maka obat tersebut dijual sebagai obat generik.
Obat tradisonal
Obat tradisional adalah obat dibuat secara tradisional atau turun
temurun dari neenk moyang. Dari penelitian-peneliian yang pernah
dilakukan, Phyllanthus urinaria telah terbukti mampu mengobati
hepaptitis. Disebabkan oleh daya kerja meniran yang mampu
meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga mampu mengatasi
gangguan hati yang terjadi akibat dari hepatitis B. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza) merupakan bahan untuk obat tradisional yang
dapat mengatasi hepatitis B.
403
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Jenis-jenis obat
Berdasarkan mekanisme cara kerja dan kegunaannya, obat dapat
dibedakan menjadi:
1. Antibiotik
Antibiotik adalah obat diberikan untuk menghambat pertumbuhan
dan mematikan kuman-kuman penyakit karena infeksi seperti:
Bakteri, Protozoa, dan Jamur. Penyakit infeksi karena virus
sampai sekarang belum diketemukan obatnya. Pengobatan
penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit
yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya ditujukan untuk
penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan protozoa.
Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan
secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi tahan
(resisten) terhadap obat-obatan.
Saat ini, ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya
antibiotik tersebut berasal dari beberapa jenis antibiotik saja,
sehingga mudah untuk dikelompokkan. Berdasarkan mekanisme
aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif
meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin,
sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin,
linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan
trimetoprim.
404
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon,
novobiosin.
5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B,
gramisidin.
Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang
dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam
melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik
bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan antibiotik yang
berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif
dan negatif.
Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang
yang diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang
berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya.
Contoh nama dagang dari amoksisilin, sefaleksin, siprofloksasin,
kotrimoksazol, tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah
Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.
Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya
untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka
dipilih antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang
paru-paru ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi
tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.
405
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
(klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama
dengan Theo-Dur (teofilin, obat asma). Berikan informasi kepada
dokter dan apoteker tentang semua obat-obatan yang sedang
dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan antibiotik.
Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang
ditetapkan dokter. Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum
antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya
dituntaskan dalam satu periode pengobatan.
Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin
tidak seluruh bakteri mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi
resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga
menyebabkan infeksi ulang.
Efek Samping
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam
pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping
pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek
samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala
ringan, diare ringan, dan mual.
Dokter perlu diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah,
diare hebat dan kejang perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas,
gatal dan bilur merah pada kulit, pembengkakan pada bibir, muka
atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada lidah, dan gatal
dan bilur merah pada vagina.
Resistensi Antibiotik
Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah
terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan
resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya
sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa
bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi
dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa
bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik
yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi
menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya
sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya.
Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri
stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.
406
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Analgesik
Analgesik adalah obat pembunuh rasa sakit atau pereda nyeri
tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang
mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
Sebagai contoh:
Pada penderita patah tulang untuk mengurangi rasa sakit
diberikan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan untuk
menyembuhkan tulang yang patah. Analgetik tidak selalu
menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa
nyeri. Sebagai contoh:
1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin,
Nuprin and Brufen).
2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan
masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam
jangka waktu lama.
3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik.
Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan
mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke
dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang diberikan untuk mengurangi gejala
yang ditimbulkan karena reaksi alergi.
407
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
◄ Gambar 17.3. Obat
dalam bentuk kaplet
yang diberikan melalui
mulut
408
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut
terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan
darah naik.
Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda
sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol
(asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian
pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan
sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan
manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu
ginjal, batu empedu, atau kanker).
Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang
mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang
mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda
batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk
berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi
dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh.
Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril
guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang
batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah
pengeluaran lendir.
Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan
efedrin, gunakan teofilin saja.
Kedua, pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa
setiap zat yang disebut obat itu pada hakikatnya adalah racun.
Hati-hatilah dengan istilah "flu" yang sebenarnya
menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa
selesma (common cold) atau influenza. Keduanya disebabkan
oleh virus, tetapi dari jenis yang berbeda. Untuk keduanya tidak
ada obat yang bisa membunuh virusnya, yang ada hanya obat
yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri
setelah 3-5 hari oleh kekebalan tubuh penderita. Jadi jika flu,
Anda hanya batuk sebaliknya jangan sampai minum obat yang
mengandung parasetamol. Kalau flu Anda panas dan pilek, tidak
usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu
produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit
kepala, batuk, demam, nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat
ini dirancang untuk memerangi kumpulan gejala flu: panas, sakit
kepala, pilek, dan batuk berdahak. Jika Anda hanya menderita
sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian
banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda,
409
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
selain asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda
sembuh, tetapi Anda akan mengantuk karena dekslorfeniramina
maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan fenilpropanol-
amina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca
indikasi obat, tetapi juga komposisi obat.
Ketiga, konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada
interaksi obat yang berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita
PJK (penyakit jantung koroner) dan sedang dalam pengobatan
untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena
sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan. Bagaimanakah
dengan obat jerawat? Bakteri Corynebacterium acnes berperan
penting dalam timbulnya jerawat. Bila jerawat Anda tak kunjung
sembuh, selain memperhatikan kebersihan kulit dan
mengoleskan krim antijerawat, mintalah dokter Anda untuk
meresepkan antibiotik oral, seperti tetrasiklin, eritromisin,
doksisiklin atau minosiklin.
410
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.2.1. Psikotropika
Obat psychoactive adalah obat yang efeknya mengubah pikiran
dan perilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan obat. Obat
psikotropika atau psikoaktif adalah senyawa atau obat baik
alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau
berkhasiat psikoaktif. Obat yang berkhasiat psikoaktif adalah
obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)
bagi para pemakainya.
Obat-obatan psikotropika merupakan salah satu golongan obat
yang sering disalahgunakan karena sulit mencari Narkotika dan
mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur
dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga
menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.
1. Ecstasi
Ecstasi (Xtc) adalah salah satu obat bius yang di buat secara
ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul.
Senyawa ecstasi atau dalam bahasa kimia memiliki rumus kimia
sebagai berikut 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine
(MDMA). Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat
mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai
serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering
digunakan para ahli jiwa. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat
di penghujung akhir abad lalu. Setelah periode itu, MDMA dipakai
oleh para dokter ahli jiwa.
◄ Gambar 17.4.
Tablet ecstasi
(Xtc)
411
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Cara kerja pil Xtc
Ecstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum
dengan efek maksimum selama satu 1 jam.
Efek yang ditimbulkan
1. Ecstasi akan menyebabkan pengaruh pada tubuh pengguna
untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum
dari kekuatan tubuh (hiperaktif).
2. Seluruh tubuh akan terasa melayang.
3. Terkadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku.
4. Pupil mata melebar.
5. Kadang juga timbul rasa mual disertai muntah-muntah atau
hilangnya nafsu makan.
6. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu
diperlukan sedikit udara segar).
7. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dapat terjadi sebagai
akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama
sehingga mulut terasa kering dan rasa haus yang berlebihan.
8. Diare.
9. Sakit kepala dan pusing,
10. Menggigil yang tidak terkontrol,
11. Detak jantung yang cepat dan lebih kuat.
12. Gelisah/tidak bisa diam
13. Pucat & keringat
14. Mood berubah.
15. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi
hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi
hilang.
16. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan
seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol,
teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal
rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita
akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Akibat jangka panjang
Penggunaan pil Xtc secara terus-menerus dapat mengakibatkan
timbulnya:
1. Kecanduan.
2. Syaraf otak terganggu.
3. Gangguan hati, tulang, dan gigi keropos.
4. Beberapa pemakai ecstasi yang akhirnya meninggal dunia
412
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang amat
sangat.
5. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet
atau kapsul ecstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya
suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus,
reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian.
Gejala Putus Obat
Gejala putus obat dimulai dalam 6 (enam) sampai 8 (delapan)
jam setelah dosis terakhir. Biasanya setelah suatu periode 1
(satu) sampai 2 (dua) minggu pemakaian secara terus-menerus
atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus obat
mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga
dan menghilang selama 7 (tuju) sampai 10 (sepuluh) hari
setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin menetap selama 6
(enam) bulan atau lebih lama. Gejala putus obat dari
ketergantungan ecstasi adalah:
1. Kram otot parah dan nyeri tulang.
2. Diare berat.
3. Kram perut.
4. Rinorea lakrimasi piloereksi
5. Menguap
6. Demam
7. Dilatasi pupil
8. Hipertensi.
9. Takikardia.
10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia.
11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal
akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit
fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu
tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama
sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma
abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin
menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi
adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.
2. Yaba
Yaba itu sejenis ecstasi dengan harga sedikit murah. Ukuran dan
bentuk Yaba itu memang tak jauh berbeda dengan ecstasi. Yaba
413
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
berbentuk tablet, ukurannya tak lebih besar dari penghapus di
ujung pensil.
Layaknya ecstasi, tablet ini juga berwarna-warni, seperti merah,
orange, dan hijau. Uniknya ia memiliki rasa seperti permen,
misalnya rasa anggur, jeruk atau vanila. Belum lagi Indonesia
mampu menghentikan peredaran narkoba yang mengancam
masa depan generasi muda, kini muncul lagi sebuah ancaman
baru yang juga membutuhkan perhatian serius yaitu Yaba.
Namanya memang terdengar asing bagi telinga kita, namun
percayalah bahwa Yaba tak semanis yang kita bayangkan.
◄ Gambar 17.2.
Tablet Yaba,
efeknya
hampir sama
dengan pil Xtc
414
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Efek pemakaian
Pemakaian Yaba secara terus-menerus dapat menimbulkan efek
berikut:
Detak jantung bertambah cepat.
Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi
sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak
pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba
dapat terkena serangan stroke.
Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat
radang pada saluran darah di jantung.
Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat
menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian.
Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan
mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan
berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah,
bingung, dan insomnia atau susah tidur.
Setiap tahunnya, tak kurang dari 400 juta pil yaba diselundupkan
dari wilayah segitiga emas itu untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, yaba sangat popular di kalangan komunitas
orang Asia, terutama di California Utara dan Los Angeles. Mereka
menggunakan yaba pada acara pesta.
415
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.2.1. Akibat penyalahgunaan psikotropika
Berbagai efek yang ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan obat
psikotropika adalah:
1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan
takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian.
2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk
kelainan mental.
Efek farmakologi dari ecstasi tidak hanya bersifat stimulant tapi
juga mempunyai sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalan-
khayalan nikmat dan menyenangkan, secara rincinya adalah:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Meningkatkan kewaspadaan.
3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu.
4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan.
5. Menurunkan emosi.
Efek samping yang berlebihan adalah:
1. Muntah dan mual.
2. Gelisah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan berkurang.
5. Denyut jantung berkurang.
6. Timbul khayalan yang menakutkan.
7. Kejang-kejang.
Efek Ecstasy terhadap organ tubuh antara lain:
1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati,
kulit dan kemaluan.
Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam
atau beberapa hari, maka pengguna akan mengalami:
1. Tidur berlama-lama dalam gelap.
2. Depresi.
3. Apatis.
4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi
atau pendarahan pada otak.
5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung
pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu
kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi
untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan
maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari
suatu permasalahan.
416
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.7. Narkotika
Narkotika adalah senyawa atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi-sintetis yang dapat
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh.
Istilah narkotika berasal dari kata narkotikos (bahasa Yunani) yang
berarti menggigil. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata
narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku. Dalam dunia
kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang berarti
dibiuskan. Obat narkose yaitu obat yang dipakai untuk pembiusan
dalam pembedahan.
Di dalam Undang-Undang RI. Nomor 22 Tahun 1997 tanggal 1
September 1997 tentang Narkotika, menyatakan bahwa Narkotika
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan lembaga penelitian
atau pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor atau ekspor,
peredaran dan pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini
Departemen Kesehatan.
417
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Narkotika dapat dibuat dalam berbagai bentuk, rasa, dan
penampilan. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya.
Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi
permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu
permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan
rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan
menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis
narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan.
Karena bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada
kemungkinan dipasarkan di lingkungan anak-anak. Ada baiknya
untuk menasehati anak-anak supaya lebih berhati-hati lagi,
terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang
menawari panganan dengan gratis.
Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah
dasar harus selalu memberikan waktunya untuk memonitor
segala kegiatan anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak. Banyak
cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan
generasi muda Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan
minuman keras yang dapat merusak generasi ini menjadi
generasi yang lemah.
1. Kanabis (Ganja)
Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis sativa.
Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung kanabioid
psikoaktif. Ganja terbuat dari daun tanaman kanabis. THC (Delta
9 tetrahydrocannibinol) adalah salah satu dari 400 bahan kimia
yang ditemukan di dalam ganja. THC-lah yang menyebabkan
pengaruh yang mengubah suasana hati. Kadar THC yang
418
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
terdapat pada ganja yang beredar, semakin hari semakin
meningkat. Ganja (kanabis) mempunyai beberapa bentuk. Ganja
biasanya berbentuk dedaunan seperti tembakau berwarna hijau.
Hashish atau minyak hashish merupakan bentuk ganja yang lebih
kuat. Hashish adalah getah pohon ganja dan dijual dalam bentuk
minyak atau kubus padat kecil. Tanaman kanabis biasanya
dipotong, dikeringkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung
menjadi rokok yang dalam bahasa gaul disebut joints. Bentuk
yang paling poten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari
eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang
berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja dapat
dikategorikan sebagai depresan (obat yang mengurangi kegiatan
sistem saraf) dan halusinogen (menimbulkan halusinasi). Nama
yang umum untuk kanabis adalah: Marijuana, Grass, Pot, Weed,
Tea, atau Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe
kanabis dalam berbagai kekuatan adalah: hemp, chasra, bhang,
dagga, dinsemilla, ganja, cimenk.
Efek yang ditimbulkan
Efek euforia dari kanabis telah dikenali.
Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik,
antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil
digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan
terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien
dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga
digunakan untuk pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai
efek adiktif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam
kombinasi dengan Kanabis.
Apa saja pengaruh langsung pemakaian ganja?
Ganja dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Beberapa
orang mengalami reaksi yang lebih kuat dari yang lain. Reaksi
yang paling umum adalah perasaan "teler" atau "melayang".
Pengaruh-pengaruh lain termasuk:
Paranoia (ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional)
Muntah-muntah
Kehilangan koordinasi
Kebingungan
Nafsu makan meningkat
Mata merah
Halusinasi
Pengaruh jangka panjang pemakaian ganja
419
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat
apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya:
Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakit-
penyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih
banyak dari rokok).
Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan,
kehilangan tenaga dan kebosanan.
Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan
koordinasi gerakan badan.
Dorongan seks menurun.
Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak
teratur (pada wanita).
Gejala gangguan kejiwaan yang berat.
Kerusakan sistem kekebalan tubuh.
Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan
mengakibatkan kecanduan secara mental.
Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi
keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan
kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan.
Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang
"teler" karena ganja adalah sangat berbahaya.
Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan?
mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama
yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan
kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana,
sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan
atau belajar.
Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba'
karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang
lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras.
Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin
bermula dari memakai ganja.
2. Opium
Opium berasal dari jus dari bunga opium, Papaver somniferum,
yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin.
Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat
atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya
menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami
lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin,
420
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
kodein, dan hydromorphone.
3. Candu
Getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar
berwarna putih dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering
pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan
sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai
aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu
kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif
yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua
atau coklat kehitaman. Candu dipakai dengan cara dihisap.
Candu biasanya diperjual belikan dalam bentuk kemasan kotak
atau kaleng dengan berbagai macam cap, seperti: ular,
tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
4. Kokain
Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan
merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan
alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca,
yang berasal dari Amerika Selatan. Daun dari tanaman belukar ini
biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.
◄ Gambar 17.6.
Serbuk Kokain
yang digunakan
dengan cara
dihirup langsung
421
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah
dikenali.
Nama lain untuk Kokain: Snow, Coke, Girl, Lady, dan Crack
merupakan bentuk kokain yang paling murni dan bebas basa
untuk mendapatkan efek yang lebih kuat.
Efek yang ditimbulkan
Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan:
1. Elasi
2. Euforia
3. Peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas
mental dan fisik
4. Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan
kinerja pada beberapa tugas kognitif.
5. Konsumsi kokain picu pengecilan volume otak.
Gejala intoksikasi kokain
Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat
terjadi, seperti:
1. Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku
seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi
2. Peningkatan aktivitas psikomotor.
3. Takikardia.
4. Hipertensi.
5. Midriasis.
Gejala putus zat
Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi
akut terjadi depresi pasca-intoksikasi (crash) yang ditandai
dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan,
hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus
Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala
putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan
mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus
Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh
diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha
mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik,
atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium).
5. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin
422
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
rasanya pahit, berbentuk serbuk atau tepung halus berwarna
putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan
cara dihisap dan atau disuntikkan melalui pembuluh darah balik
(vena).
6. Heroin (putau)
Heroin mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat daripada morfin
dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan
orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, secara
farmakologis mirip dengan morfin efeknya menyebabkan orang
menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.
Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah
melanggar hukum (ilegal), tetapi heroin diusahakan tetap tersedia
bagi pasien penderita penyakit kanker yang parah karena efek
analgesik dan euforiknya yang baik. Heroin atau diamorfin (INN)
adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil
dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan
disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida.
Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
7. Shabu-shabu
Shabu-shabu adalah julukan lain dari Methamphetamine. Obat ini
dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak
mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata
423
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung
pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa
mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Shabu-shabu
juga di kenal dengan julukan lain seperti: Glass, Quartz, Hirropon,
Ice Cream.
Efek-efeknya:
Kehilangan berat badan
Mengalami impotensi
Sering berhalusinasi
Mengalami pergerakan tubuh yang tiba-tiba di karenakan
otot-otot yang berkontraksi
Mengalami kerusakan pada oragn tubuhnya seperti pada
liver dan lambungnya
Mengalami gangguan pada hati, dan juga jantung dapat
mengakibatkan kematian.
Bentuk
Shabu-shabu berbentuk kristal, dan biasanya berwarna putih.
Cara pemakaian
Shabu-shabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di
atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air).
Air pada bong tersebut berfungsi sebagai saringan karena asap
424
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca
karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh
aluminium foil yang terhirup.
Efek Shabu:
Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut
yang berlebihan)
Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung)
terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif
Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek
tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak
mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan,
sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin
dapat dirumuskan sebagai berikut:
425
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Shabu, bahkan banyak yang mengatakan berat badannya
berkurang drastis selama memakai Shabu.
8. Codein
Codein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek
codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
9. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat
ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil
dan cairan tidak berwarna.
10. Methadon
Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid)
telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone
(Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon).
Efek yang ditimbulkan
1. Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara.
2. Kerusakan penglihatan pada malam hari.
3. Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
4. Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan
penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik.
5. Penurunan hasrat dalam hubungan sex.
6. Kebingungan dalam identitas seksual.
7. Kematian karena overdosis.
Gejala Intoksikasi (keracunan) Opioid
Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau
segera setelah pemakaian opioid, yaitu:
1. Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat
overdosis berat).
2. Mengantuk.
3. Bicara cadel.
4. Gangguan atensi atau daya ingat.
5. Koma.
6. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna
secara klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia,
426
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan,
atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang
berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
427
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
bisa overdosis, orang yang baru pertama kali menggunakan sampai
orang yang telah bertahun-tahun menggunakan obat.
Sakaw
Ketergantungan fisik merupakan suatu fenomena alami bila
seseorang menggunakan suatu obat (biasanya golongan opioid
seperti morfin dll) dalam dosis yang cukup besar dan berjangka
lama. Sel-sel tubuh yang terpajan obat akan beradaptasi sehingga
terdapat suatu keseimbangan biologis yang baru.
Penghentian penggunaan opioid secara tiba-tiba pada seseorang
yang sudah bergantung pada opioid dalam jangka lama akan
menimbulkan reaksi putus obat dengan gejala-gejala:
Tingkat Gejala
Tingkat 0 craving, ansietas
Tingkat I menguap, lakrimasi, rinorea, berkeringat
Tingkat II midriasis, piloereksi, anoreksia, tremor, panas
dingin
Tingkat III peningkatan keluhan dan gejala, suhu meningkat,
tekanan darah dan nadi meningkat, napas cepat
dan dalam, ejakulasi/orgasme spontan
428
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena
akibat dari broken home.
4. Ingin lari dari masalah. Orang yang mempunyai masalah,
merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu
membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia
memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah.
Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan
hilang. Padahal, begitu Ia sadar masalah itu masih ada dan
harus dihadapi, sementara sebagian tubuhnya sudah terkena
dampak buruk narkoba.
5. Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan
memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan
sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk
membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan
mereka.
2. Kepribadian
1. Rendah diri: perasaan rendah diri di dalam pergaulan di
masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, tempat kerja dsb.
Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psikotropika maupun minuman
keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka
tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan
seperti lebih aktif dan berani
2. Emosional dan mental: Pada masa-masa ini biasanya
mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua
mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan
menggunakan narkotik, psikotropika, dan minuman keras
lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah
dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya
menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan
minuman keras lainnya.
429
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
1. Merusak susunan saraf pusat atau merusak organ-organ tubuh
lainnya, seperti hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh
seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini
berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral
yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial
dalam masyarakat.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka
dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik.
Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan
tindakan pidana.
Cara menghindarkan diri dari jerat narkoba dan miras
Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba
merupakan langkah awal untuk terjerumus.
Dekatkan diri dengan Tuhan.
Jadikan keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi
suatu masalah.
Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok
yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak
memiliki tujuan yang jelas.
Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang
kecanduan disekitarnya?
Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita
bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu
janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena nakoba
dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka
keluar dari permasalahan tersebut.
Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk bersama-sama
menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam
membantu keluarga korban, rujuklah penanganan korban melalui
keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.
430
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.6. Hukum dan narkoba
Memiliki, memakai, menyimpan atau menjual ganja di Indonesia
merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman
penjara dan/atau denda yang berat. Barangsiapa dihukum atas
tuduhan yang berkenaan dengan obat-obatan akan mempunyai
catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain
dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa
perjalanan sampai dengan kesulitan mendapat kesempatan
pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Kiat-kiat untuk tetap bebas dari narkoba:
Bertekad bebas dari narkoba.
Sering mengingatkan diri sendiri mengenai tekad pribadi
untuk bebas dari narkoba.
Pilih teman.
Menyadari bahaya-bahayanya.
Bagaimana mengatakan TIDAK pada tawaran ganja
"Saya tidak membutuhkannya"
"Tidak, terima kasih"
"Orangtua saya pasti tidak akan setuju"
"Saya tidak ada waktu untuk itu"
431
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan
terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara
berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel,
pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan
bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami
hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya
ingat terganggu.
Akibat penyalahgunaan minuman keras
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya
berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila
dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
1. Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada
perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang,
marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik,
yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan,
inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
2. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.
3. Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan
mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak
mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka
bisa. Oleh sebab itu, banyak ditemukan kecelakaan mobil yang
disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
4. Masalah kesehatan yang serius akibat alkohol seperti: radang
usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Jika alkohol digunakan
bersamaan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya,
akan memberikan efek jadi berlipat ganda.
5. Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian,
kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
6. Perasaan lebih mudah tersinggung dan perhatian terhadap
lingkungan terganggu, menekan pusat pengendalian diri
432
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan
bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang
melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi
akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.
17.3. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa atau zat yang terkandung dalam daun
tembakau. Nikotin memiliki sifat adiktif, seperti halnya kokain dan
heroin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Bentuk
pemanfaatan nikotin yang paling umum adalah tembakau yang
dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat
digunakan sebagai tembakau sedotan atau dikunyah (tembakau
tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah
menyebutkan betapa berbahayanya asap rokok bagi kesehatan
tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang
terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin
sangat kuat.
◄ Gambar 17.8.
Puntung rokok
setelah asap dan
nikotin dihirup oleh
pemakai
Tembakau
Saat ini ratusan ribu kematian setiap tahun karena penyakit yang
berkaitan dengan asap tembakau sehingga seseorang yang
mencoba memulai merokok, maka akan sangat sulit untuk
menghentikannya. Berbagai pemanfaatan daun tembakau antara
lain: untuk tembakau pipa, sigaret, cerutu, dan dikunyah (nginang
433
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
bahasa jawa). Daun tembakau yang telah tua dipetik dan
dikeringkan selanjutnya dirajang untuk digunakan sebagai
tembakau pembuat rokok.
Efek asap tembakau. Kebanyakan perokok akan merasakan
kenikmatan setelah menghirup asap tembakau. Kenikmatan terjadi
karena masuknya nikotin kedalam sel-sel tubuh. Nikotin termasuk
dalam golongan obat stimulan dan hanya terdapat pada daun
tembakau. Kenikmatan yang ditimbulkan bersifat sementara dan
tubuh akhirnya tergantung pada nikotin. Biasanya semakin hari
semakin meningkat oleh karena itu lebih banyak batang rokok yang
dihabiskan untuk memenuhi perasaan yang sama. Perokok
menyerap nikotin lebih cepat sehingga mereka menghirup dan
menahan asap rokok dalam saluran pernafasannya. Rokok dapat
menimbulkan keracunan pada perokok pemula, dengan gejala-
gejala: pusing, sempoyongan, pahit dan muntah dan juga keluar air
liur banyak. Ketika seseorang merokok adrenalin juga dikeluarkan
kedalam darah secara terus-menerus. Nikotin merangsang kelenjar
adrenal menjadi aktif. Adrenalin adalah hormon yang dibebebaskan
manakala seseorang menghadapi kondisi tertantang atau darurat.
Oleh karena itu, perokok merasa tegang tanpa alasan yang jelas.
Efek nikotin
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan
peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan
untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood,
menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif.
Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah
serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral. Tetapi
pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah
serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf
pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen
psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia
yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat
mematikan, karena kegagalan pernafasan. Efek stimulasi dari
nikotin menyebabkan perilaku sebgai berikut:
1. Peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan
untuk memecahkan maslah.
2. Menghisap rokok meningkatkan mood.
3. menurunkan ketegangan
4. menghilangkan perasaan depresif.
434
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Efek nikotin pada fisik:
1. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran
darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral.
2. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan
aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada
sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.
Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin.
3. Adrenalin meningkatkan denyut jantung, menyebabkan
pembuluh darah menyempit sehingga dapat meneybabkan
tekanan darah meningkat. Asap tembakau mengandung gas CO
dan gas-gas beracun lainnya. CO sangat mudah berikatan
dengan molekul Hemoglobin dalam sel darah merah, akibatnya
kemampuan Hb mengikat Oksigen berkurang dan jaringan akan
mangalami kekurangan suplai Oksigen. Zat-zat kimia
berebahaya yang terdapat pada asap rokok antara lain:
◄ Gambar 17.9.
Seorang bocah
sedang menikmati
sebatang rokok,
sadarkah dia akan
bahaya
lanjutannya?
435
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
pernafasan sehingga akan banyak dihasilkan lendir dan
merusak rambut-rambut getar yang banyak terdapat pada
permukaan tersebut, akibatnya kotoran sukar keluar.
5. Rambut-rambut getar yang terdapat pada permukaan selaput
lendir akan rusak oleh zat-zat yang terdapat dalam asap rokok
yang dapat mengakibatkan batuk yang terus menerus karena
batuk merupakan reflek sebagai usaha untuk mengeluarkan
kotoran. Asap rokok juga mengurangi kepekaan indera pembau
di rongga hidung dan indera pengecap pada permukaan lidah
sehingga nafsu makan perokok berkurang.
◄ Gambar 17. 7.
Paru-paru rusak
karena merokok
2. Penyakit jantung
436
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Perokok lebih memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung.
Laki-laki lebih besar kemungkinannya daripada wanita. Nikotin
dan CO merupakan faktor utama penyebab sakit jantung.
Serangan jantung merupakan penyebab utama pada perokok.
Nikotin menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat dan
tekanan darah meningkat lebih tinggi. Peneyempitan pembuluh
darah akan menurunkan jumlah darah yang mengalir pada
organ tubuh, selain itu jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. CO
menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga jumlah
oksigen yang sampai ke jaringan tubuh menjadi berkurang. Oleh
karena itu, perokok menjadi lebih cepat lelah daripada bukan
perokok.
◄ Gambar 17.10.
Ibu perokok
membahayakan
kesehatan anak
maupun janin
Kata-kata Penting
437
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
• Obat
• Antibiotik
• Antihistamin
• Heroin
• Ganja
• Narkotika
• Psikotropika
• Candu
• Nikotin
• Alkohol
Rangkuman
• Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung
yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif,
dan iritasi.
• Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol
tetapi bukan obat.
• Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif. Bentuk nikotin yang paling
umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu,
dan pipa.
• Volatile solvent adalah zat adiktif dalam bentuk cair dan mudah
menguap. Penyalah-gunaannya dengan cara dihirup melalui hidung.
• Volatile inhalansia adalah zat inhalan tersedia secara legal yang
digunakan dengan cara di hirup.
• Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis,
bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabjan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dapat dikelompokkan menjadi: depresant, stimulant, hallusinogen.
• Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang menimbulkan pengaruh
tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke
dalam tubuh manusia.
• Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada
umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu
yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan
438
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan
secara semu.
• Jenis-jenis narkotika yang paling sering digunakan adalah ganja,
heroin atau putau dan kokain.
• Obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu, ecstasy dan pil
koplo.
• Opioid atau opiat berasal dari jus bunga opium.
• Candu berasal dari getah tanaman Papaver Somniferum.
• Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.
• Heroin (putau) secara farmakologis mirip dengan morfin.
• Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan
dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain.
• Codein termasuk turunan dari opium.
• Demerol nama lainnya adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan
atau dengan suntikan.
• Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati
overdosis opioid dan ketergantungan opioid.
• Kokain adalah zat yang adiktif merupakan alkaloid yang didapatkan
dari tanaman belukar Erythroxylon coca
• Kanabis (Ganja) tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari
tanaman mengandung kanabioid psikoaktif.
439
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
9. Zat yang tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah
didapatkan dan sering disalah-gunakan adalah …
10. Zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan secara sengaja agar
para pembelinya kecanduan dan menderita disebut …
440
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Ahren, K.,Rosberg, S., and Khan, I. (1980). On The Mechanism of Tropic
Hormone Action in Ovary. In: Dumont, J.E., and Nunez, J., (eds):
Hormones and Cell Regulation. Vol.4. Elsevier Nort-Holland:
Biomedical Press.
Anies (2005). Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta: P.T. Elex
Media Komputindo.
Anonim (1992). Almanak Pembangunan Kesehatan. Depkes RI.
---------- (1989). Bakteriologi Klinik, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
---------- (1989). Buku Penuntun Pratikum Haematologi. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan, Jakarta.
---------- (1999). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual
Laboratorium Sederhana, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
---------- (1999). Buku Pedoman Interaktif Penatalaksanaan Penderita
Penyakit Menular Seksual (PMS) Dengan Pendekatan Sindrom,
Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
--------- (2005). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual
Untuk Tenaga Dokter, Paramedis, Analis Laboratorium, dan
Administrasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Bogor.
--------- (2006). Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual,
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan.
--------- (2005). Gonore. Diakses pada hari selasa 8 mei 2007 pukul 13:30
WIB. Diambil dari alamat situs web
http://nursingactivity.blogspot.com/2006/09/gonore-go.html.
--------- (2006). Gonore. Diakses pada hari kamis 10 mei 2007 pukul
09:30 WIB Diambil dari alamat situs web
http://pikas.bbkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=34
--------- (2006). Infeksi Saluran Kemih. Diakses pada hari Selasa 8 mei
2007 pukul 10:15 WIB Diambil dari situs web
http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/referensi3.htm.
--------- (2006). Penyakit Menular Seksual. Diakses pada hari Rabu 25
April pukul 09:25 WIB Diambil dari situs web
http://www.babyjiwaditya.com/informasi/seksualitas/index.php.
A1
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
--------- (2007). Infeksi Menular Seksual. Diakses pada hari Kamis 26 April
2007 pukul 10:20 WIB Diambil dari situs web
http://www.depkes.go.id/showis.php?/tid=visi.
Arey, L.B., William Burrows, Greenhill, J.P., and Hewitt, R.M. (1961).
Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 23 ed. London: W.B.
Saunders Company.
Azrul Azwar (1995). Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
-------- (1988). Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT. Pinarupa Aksara.
Bambang Sutrisna (1986). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: FKM-UI.
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986).
Biology. New Jersey: Prentice Hall.
Benson, J.H., Gunstream, E.S., Arthur Talaro, and Talaro, P.K. (1999).
Anatomy and Physiology. 7th-ed. Boston: Mc Graw Hill Company
Buckle et al, (1987). Food science, diterjemahkan oleh Hari Purnomo.
Jakarta: Penerbit UI Press.
Daili, Sjaiful Fahmi. (2003). Penyakit Menular Seksual. Edisi Kedua,
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Devey, T.H. and Wilson T. (1971). Control of Diseases in The Tropics,
London: Levuis and Co, Ltd.
Djaeni Sediaoetama (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Erik Tapan (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta: P.T. Gramedia.
Ganong, W.F. (2001). Review of Medical Physiology. 21th-ed. New York:
Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Publishing Division.
Gowan Mary & Castolli William (2001). Menjaga Kebugaran Jantung,
Diterjemahkan oleh: Patuan Raja, Sugeng Hariyanto & Sukon.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
bahasa Indonesia: Irawati Setiawan. Ed. 9. Jakarta: EGC.
Green, J.H. (1973). Basic Clinical Physiology. 2nd-ed. New York: Oxford
University Press.
Green, Lawrence (1980). Health Education Planning, A Diagnostic
Approach, The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co..
Hadley, M.E. (1992). Endocrinology. 3rd-ed. New Jersey: Prentice Hall
Inc.
Hanlon, John, (1955) Principles of. Public Health administration, St.
Louis: The CV Mosby Company.
A2
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Harahaf, W.S. (2000). Kondom Untuk Mencegah HIV dan PMS. HINDARI
AIDS, 18 Desember 2000, Jakarta.
Haryoto Kusnoputranto (1984). Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Bursa Buku FKM-UI.
Hindra, I.Satari, dan Mila Meiliasari (2004). Demam Berdarah. Jakarta:
Puspa Swara.
Ichsan, M., Yuliati, dan Sri Redjeki (1994). Ilmu Kesehatan dan Gizi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikdasmen
Jakarta.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
Koeshartono, D., dan Shellyana Junaedi, M.F. (2005). Hubungan
Industrial. Yogyakarta: Andi Offset.
Leon Lachman, Lieberman, H. A., dan Kanig, J. L. (1994). Teori dan
Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: UI Press
Levy, Barry and David Weman (1975). Occuptaional Health, Boston: Little
Brown and Company.
Moh. Anief (2002). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Panglaikim dan Hazil Tanzil (1987). Manajemen Suatu pengantar.
Jakarta: Ghalia Indonesia,.
Patel Chandra (1998). Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit
Jantung, tr.by: Alextri Aantjono Widodo, Jakarta: PT Gramedia.
Pearce Evelyn (2002). Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis.
Diterjemahkan oleh: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia.
Peter C. Kurniali dan Nugroho Abikusno (2007). Healthy Food for Healthy
People. Jakarta: P.T. Gramedia.
Kalat, J.W. (1984). Biological Physiology. Belmont USA: Wadsworth
Publishing Company.
Kee, L.H., Shirley Lim, dan Diong, C.H. (2001). Biology: The Living
Science. Singapore: Pearson education Asia Ptye Ltd
Marsetyo dan Karasaputra (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nico A. Lumenta dkk. (2006). Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: P.T.
Gramedia.
Obert, J.C. (1978). Community Nutrition, John Wiley and Sons, New York,
Toronto:.
A3
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Omar Faiz & David Moffat (2004). At a Glance Anatomy. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Raven, P.H., & Johnson, G.B. (1986). Biology. New York: Times Mirror/
Mosby College Publishing.
Rohen, J.W., & Yokochi Chihiro (2002). Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Silalahi, Bennet dan Rumpondang Silalahi (1985). Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: P.T. Pustaka Binaan
Presindo.
Siswosudarmo, Moch. Anwar, dan Ova Emilia (2001). Teknologi
Kontrasepsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soekidjo Notoatmodjo (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-
prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
------ (1993). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Andi offset.
------ (1986). Komponen-komponen Pendidikan dalam Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Bursa Buku FKM-UI.
Solihin Pujiadi (1993). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sumakmur (1989). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
CV. Masagung.
------- (1989). Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.
Masagung.
Supariasa, I.D.N., Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar (2001). Penilaian Status
Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Sylvia, S.M. (1998). Human Biology. 5th-ed. Boston: Mc Graw Hill
Company.
Terry L.W. & Rue (1988). Dasar-dasar Manajemen, diterjemahkan oleh:
Ticolau, , Jakarta: PT. Bina aksara.
Van De Graaff, K.M. (1999). Concepts of Human Anatomy and
Physiology. 5th-ed. USA: MC Graw Hill Companies, Inc.
A4
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis.
Alveolus (tunggal, jamak alveoli) adalh kantung-kantung sangat kecil dan
berdinding sangat tipis yang terdapat pada paru-paru dan
berfungsi untuk pertukaran gas pernafasan.
Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat
dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint
100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.
Aterosklerosis
Bakal vitamin D (provitamin D) adalah zat-zat gizi yang terdapat pada
sayur-sayuran, buah-buahan, telur, dan hati yang akan diubah
oleh sinar matahari menjadi vitamin D.
Body mass indexes” (BMI hiperkolesterolemia (kolesterol dalam darah
melebihi 250 mg/dL) neurotransmiters) seperti norepinephrine
(NE) dan serotonin (5-HT) terlibat dalam depresi dan
schizophrenia.
Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.
Cairan sendi (sinovial) adalah cairan agak kental dan bening yang
terdapat dalam sendi gerak dan berperan sebagai pelumas sendi.
Chyme atau kim adalah makanan setelah melewati lambung menjadi
bentuk bubur makanan.
Daya tahan jantung paru adalah kemampuan jantung, paru dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja
dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan
menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga
dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Daya tahan otot merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal
secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus
dalam suatu waktu tertentu.
Denyut Nadi Maksimal (DNM) adalah denyut nadi maksimal yang dihitung
berdasarkan rumus berikut: DNM = 220 – UMUR
Daya tahan tubuh (endurence).
A5
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Diabetes atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
degenratf yang disebabkan oleh karena pankreas kurang mampu
memproduksi hormon indulin..
Gigi seri atau Incisivi (I) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk menggigit
dan memotong.
Gigi taring atau Caninus (C) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk
menyobek.
Gigi geraham adalah gigi yang memiliki fungsi untuk mengunyah dan
melumatkan makanan. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi
gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau
Molar (M)
Hipokinetik adalah kondisi kurang bergerak seperti penggunaan remote
kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi
dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat
kurang gerak.
Indeks Massa Tubuh (IMT) = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan
dalam M2).
Indera adalah alat yang berfungsi menerima rangsangan dari lingkungan
sekitar baik dari luar maupun dalam tubuh dan menyampaikannya
ke otak.
Infeksi
Insulin
Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata melewati pupil.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan
menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health
Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan
dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness). Dalam buku
panduan ini hanya dijelaskan komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan.
Kekuatan Otot kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan
kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
Kelenturan atau fleksibilitas tubuh
Kesehatan pribadi (personal health) adalah menekankan pada upaya
pengobatan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
Kesehatan masyarakat (public health) adalah menekankan pada upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan derajat
kesehatan (promotif).
Kolesterol adalah.
B2
Ilmu Kesehatan
Kornea adalah bagian mata yang berfungsi melindungi lensa mata.
Kuratif adalah usaha kesehatan dengan pengobatan penyakit.
Obesitas hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang disebabkan
karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga tulang
mudah patah.
Peyer’s patchs adalah kumpulan kelenjar limfe (nodus limfatikus) pada
mukosa usus halus yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah koroner.
Preventif adalah usaha pencegahan penyakit.
Promotif adalah usaha peningkatan derajat kesehatan.
Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D jika terjadi pada
masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki
menjadi tidak kuat biasanya melengkung dan membentuk seperti
huruf O atau X.
Rambut getar atau silia (bahasa latin): adalah tonjolan pada permukaan
sel-sel penyu-sun selaput lendir yang selalu bergetar.
Rehabilitatif adalah usaha kesehatan dengan pemulihan kesehatan.
Reseptor adalah penerima rangsang berperan mengubah rangsang fisik
(raba, cahaya, suara) dan kimia (rasa, gas, pH) menjadi aliran
listrik pada serabut syaraf.
Saluran Eustachii adalah saluran menghubungkan ruang telinga tengah
dengan rongga faring
Sedentari adalah gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja dan
kurang gerak ditambah penyakit kardiovaskular
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Selaput lendir atau mukosa adalah lapisan paling dalam yang terdiri atas
sel-sel yang selalu mengeluarkan lendir encer dan bening.
Silent heart attack adalah serangan jantung yang tidak memberikan
gejala.
Sistem imunitas.
B3
Ilmu Kesehatan
Tulang keras adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas
serabut-serabut tulang dan garam-garam kalsium posfat.
Tulang rawan (lunak) adalah tulang yang bahan penyusun utamanya
terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garam-garam
kalsium posfat.
Tekanan sistolik dan
Tekanan diastolik.
Vitalitas dari paru-paru dapat dipertinggi dengan olah raga.
VO2 max adalah volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja
sekeras mungkin.
Trigliserida. Adanya lemak dalam darah ini mempunyai hubungan yang
dekat dengan kegemukan, dan dikenal sebagai salah satu faktor
risiko penyakit jantung. Dengan demikian, lebih tinggi trigliserida,
lebih tinggi risiko penyakit jantung.
Trigliserida dalam darah
B4
Ilmu Kesehatan
ADH: Antidiuretic Hormone
AIDS: Acquired Immune Deficiency Syndrome
DBD: Demam Berdarah Dengue
BCG: Bacille Calmette Guerin
BOD: Biological Oxigen Demand
CCK (Kolesistokinin): hormon yang berperan merangsang kantung
empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu
CO: Carbonmonooksida
CO2: Carbondioksida
DM: Diabetes Mellitus
DHF: Dengue High Fever
GTG: Gangguan Toleransi Glukosa
HCl: Hidrogen Clorida atau Asam lambung
Hertz (Hz): banyaknya getaran per detik.
HIV: Human Immunodeficiency Virus
ILO (International Labor Organization): Organisasi Perburuhan se Dunia
ISPA: Infeksi Saluran Pernafasan Akut
KGD: Kadar Glukosa Darah
KB: Keluarga Berencana
KTD: Kehamilan yang Tidak Diinginkan
LH: Luteinizing Hormone
LTH: Lactogenic Hormone
M-3: Menguras, Menutup, dan Mengubur
PAK: Penyakit Akibat Kerja
PAM: Perusahaan Air Minum
PMS: Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual
VO2 Max: Volume Oksigen Maksimum
C1
Daftar Singkatan: Ilmu Kesehatan
MCK: Mandi, Cuci, dan Kakus
Narkoba: Narkotika, Alkohol, dan Obat Terlarang
WHO (World Health Organization): Organisasi Kesehatan se Dunia
TBC: Tuberkulosis
TCD: Typhus, Cholera dan Disenteri
GO: Gonorhoea
TPA: Tempat Penampungan Akhir
TPS: Tempat Penampungan Sementara
C2
Daftar Singkatan: Ilmu Kesehatan