Anda di halaman 1dari 208

Heru Nurcahyo

ILMU
KESEHATAN
JILID 2

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

ILMU
KESEHATAN
JILID 2

Untuk SMK
Penulis : Heru Nurcahyo

Perancang Kulit : TIM

Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm

NUR NURCAHYO, Heru.


a Ilmu Kesehatan Jilid 2 untuk SMK oleh Heru Nurcahyo----
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
ix. 185 hlm
Daftar Pustaka : A1-A4
Glosarium : B1-B4
ISBN : 978-602-8320-30-6
978-602-8320-32-0

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008,
telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran
ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui
website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK
yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12
tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada


Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkannya softcopy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat
untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat
memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.


Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar
dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dengan menyediakan sumber belajar
telah ditetapkan program penyusunan buku pelajaran kejuruan pada
tahun 2007 ini. Salah satu dari buku pelajaran kejuruan yang
diprogramkan untuk ditulis adalah buku dengan judul ”Ilmu Kesehatan”.
Buku tersebut rencananya akan digunakan untuk pegangan para Guru
dan Siswa SMK di seluruh Indonesia.
Mengingat banyak dan beragamnya topik bahasan atau persoalan dalam
bidang ilmu kesehatan, maka untuk menjaring kebutuhan yang otentik
dari para guru dan agar sesuai dengan kebutuhan kompetensi siswa
kejuruan dipilihkan materi dengan topik-topik bahasan yang relevan
dengan kebutuhan untuk proses belajar dan mengajar di SMK. Pada
tataran kesehatan pribadi dikaji tentang struktur-fungsi dan kesehatan
dari masing-masing sistem organ tubuh manusia. Pada tataran
kesehatan masyarakat dibahas beberapa topik penting antara lain gizi
dan makanan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan
olahraga, obat dan penyalahgunaan obat.
Dengan kata lain, orang sehat adalah orang yang memiliki kondisi fisik,
jiwa, dan sosial dapat berfungsi secara normal. betul-betul dapat
menikmati hidupnya, sejahtera, bebas dari gangguan penyakit,
emosional, intelektual, dan sosial.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut berperan serta secara aktif dan bekerja
sama dalam penyusunan buku ini. Terima kasih yang setinggi-tingginya
kami sampaikan kepada Direktur Pembinaan SMK yang memberikan
dana untuk penulisan buku pelajaran ini. Terima kasih kepada bapak
Bambang Sutiyono yang telah berperan sebagai editor buku ini. Bapak
Dr. Zarfiel Tafal, M.Ph yang telah berperan sebagai evaluator buku ini.
Akhirnya penulis berharap semoga buku pelajaran ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang memerlukan. Tentu saja buku ini masih banyak
kekurangan, sehingga kesempatan masih terbuka untuk mendapatkan
masukan yang relevan dari berbagai pihak. Penulis juga berharap bahwa
dari semua pihak untuk memberikan saran yang akan lebih
menyempurnakan buku ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap
semoga buku ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan.

Yogyakarta, November 2007


Penulis

ii
Ilmu Kesehatan
Setiap insan pasti sangat mengidam-idamkan tubuhnya selalu dalam
kondisi sehat. Kesehatan menempati posisi penting dalam kehidupan
setiap manusia karena sehat merupakan kebutuhan dasar dan hak setiap
orang. Kondisi sehat merupakan salah satu faktor penentu kualitas
sumber daya manusia, dan sebagai suatu syarat untuk mewujudkan
perkembangan jasmani, rohani (mental), sosial, dan ekonomi yang
seimbang. Oleh karena itu, wajar jika secara alami semua orang selalu
berusaha agar dirinya dalam kondisi sehat.
Kesehatan pribadi dapat dicapai secara fisik, apabila seluruh aktivitas
kehidupan manusia berfunsgi nromal dan seimbang (homeostasis)
seperti: mencerna makanan, metabolisme, mengedarkan zat-zat
makanan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi, melakukan
pernafasan, tumbuh dan berkembang, melakukan pengeluaran sisa-sisa
metabolisme melalui sistem ekskresi, melakukan gerakan melalui rangka
tulang dan otot (lokomosi), peka terhadap rangsangan (irritabilitas)
melalui indera, dan melakukan perkembang-biakan melalui sistem
reproduksi.
pola makan yang tidak sehat
Olahraga merupakan sebagian aktivitas fisik secara teratur dan terukur
untuk meningkatkan kebugaran dan derajat kesehatan.. Kesehatan
olahraga memberikan pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat
terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan dapat meningkatakan
derajat kesehatan, kebugaran serta produktifitas kerja. Jenis olahraga,
manfaat olahraga, persiapan sebelum olahraga, olahraga yang baik dan
yang perlu diperhatikan setelah berolahraga, yang tidak dianjurkan
berolahraga. Kebugaran jasmani, komponen kebugaran jasmani,
komposisi tubuh, kelenturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan,
jantung paru, daya tahan otot. faktor-faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani.
Kesehatan masyarakat Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan
dengan baik. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
tingkat pendidikan masyarakat, adat-istiadat, kepercayaan, dan perilaku
(budaya). Kondisi tersebut merupakan beberapa contoh dari
permasalahan yang menghambat perwujudan kesehatan masyarakat.
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang
benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara:

iii
Sinopsis: Ilmu Kesehatan
eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
Kesehatan lingkungan, Fakta dalam kehidupan kita sehari-hari,
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat masih kurang mendapatkan
perhatian yang memadai. Pengamatan empirik di lapangan masih sering
dijumpai kondisi rumah tempat tinggal yang tidak sehat, lingkungan kotor,
tempat mandi cuci dan kakus (MCK) jorok, tempat pembuangan sampah
dan limbah rumah-tangga tidak tertata.
Kesehatan dan keselamatan kerja,
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara.
Sumber penularan, cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang
sehat, infeksi, mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor
antara lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal
dengan penyebab majemuk suatu penyakit. Cara penularan dapat
melalui saluran pernafasan, saluran makanan, saluran kelamin, dan kulit.
Meskipun demikian, dalam keadaan tidak sakit (sehat) ada beberapa
gelintir orang yang kurang memperhatikan dan menghargai
kesehatannya. Sebagai contoh konkrit penyalah-gunaan obat dan
narkotika (Narkoba), menenggak minuman beralkohol, merokok, seks
bebas dsb, semua kegiatan tersebut dapat mengganggu kesehatan.

iv
Sinopsis: Ilmu Kesehatan
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR ………………………………………………... ii
SINOPSIS iii
DAFTAR ISI …………….............................................................. v

BUKU JILID 1
Bab 1. Kesehatan ………………………………………………… 1
1 Pengertian Sehat ………………………………………. 1
1.1. Mengapa Sehat Itu Perlu?.......................................... 4
1.2. Ilmu Kesehatan …………………………………………. 6
1.3. Obyek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan ………….. 7
1.4. Pengembangan Ilmu Kesehatan ……………………... 11
1.5. Penemuan-penemuan yang Bermanfaat Bagi 12
Kesehatan ……………………………………………….
1.6. Manfaat Mempelajari Ilmu Kesehatan ……………….. 13

Bab 2. Alat Pencernaan dan Makanan ..................................... 11


1 Sistem Pencernaan Makanan 18
2.1. Saluran Pencernaan .................................................. 19
2.2. Berbagai Kelainan dan Penyakit Saluran
Pencernaan ................................................................ 30
2.3. Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan ................ 33
2.4. Kelenjar Pencernaan ................................................. 34
2.5. Proses Pencernaan Makanan 38
2.6. Metabolisme 41

Bab 3. Jantung dan Pembuluh Darah …………………………. 57


3 Sistem Sirkulasi 48
3.1. Jantung ………………………………………………….. 48
3.2. Pembuluh darah ……………………………………….. 58
3.3. Cairan Darah …………………………………………… 62
3.4. Trombosit 66
3.5. Sirkulasi Limfatik ……………………………………….. 68
3.6. Sistem Kekebalan (Imunitas) …………………………. 69

Bab 4. Paru-paru dan Pernafasan ……………………………… 95


4. Sistem Pernafasan 80
4.1. Saluran Pernafasan Manusia ……………………..….. 81
4.2. Paru-paru ………………………………………… 83
4.3. Mekanisme Pernafasan ……………………………… 87
4.4 Kelainan dan Penyakit Sistem Pernafasan Manusia 93
…………………………………………………..
v
Ilmu Kesehatan
4.5. Pemeliharaan Kesehatan Paru-paru………………….. 94

Bab 5. Ginjal dan Ekskresi ……………………………................. 99


5 Sistem Ekskresi 100
5.1. Ginjal …………………………………………………….. 101
5.2. Fungsi Ginjal 109
5.3. Mekanisme Pengaturan Kadar Air Tubuh 113
5.4. Regulasi Kadar Ion Natrium ( Sodium ) 114
5.5. Penyakit dan Ketidaknormalan Ginjal 115

Bab 6. Syaraf dan Koordinasi ................................................... 123


6. Sistem Koordinasi ...................................................... 124
6.1. Sistem Syaraf ............................................................. 124
6.2. Neuron Sensoris dan Motoris ..................................... 127
6.3. Sinapsis ...................................................................... 128
6.4. Sel Glia ....................................................................... 128
6.5. Klasifikasi Sistem Syaraf ............................................ 129
6.6. Klasifikasi Sistem Syaraf 129
6.7. Lengkung Refleks 134
6.8. Kelelahan Syaraf 135

Bab 7. Alat Indera dan Rangsangan ......................................... 139


7. Sistem Indera ............................................................. 140
7.1. Struktur dan Fungsi Alat Indera Penglihatan (Mata) .. 140
7.2. Mekanisme Penerimaan Rangsang Cahaya 141
7.3. Kelainan Gangguan penglihatan 142
7.2. Struktur & Fungsi Alat Inder Pendengaran (Telinga) 144
7.3. Indera Keseimbangan 146
7.4. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pembau (Hidung) .... 146
7.5. Struktur dan Fungsi Alat Indera Pengecap (Lidah) .... 147
7.6. Struktur dan Fungsi Alat Indera Peraba (Kulit) .......... 148
7.7. Pemeliharaan Kesehatan Indera ............................. 150
7.8. Perawatan Luka pada Kulit 150

Bab 8. Hormon dan regulasi ………...…………………………… 153


8.. Sistem Endokrin ………………………………………... 154
8.1. Hipotalamus …………………………………………….. 154
8.2. Kelenjar Pituitaria (Hipofise) ……………………...…… 154
8.3. Kelenjar Tiroid …………………………………………. 159
8.4. Kelenjar Paratiroid .................................................... 161
8.5. Kelenjar Adrenal ....................................................... 162
8.6. Ovarium .................................................................... 164
8.7. Pankreas .................................................................. 165
8.8 Saluran Pencernaan ................................................. 166
8.9 Mekanisme Pengaturan Kadar Ion Kalsium ............. 166

vi
Ilmu Kesehatan
Bab 9. Rangka dan Otot …………………………………………... 169
9. Sistem Rangka 170
9.1. Rangka Sumbu ……………………………………….. 172
9.2. Rangka Anggota Badan…………………………….... 174
9.3. Persendian 176
9.3. Otot 181
9.4. Pengaturan KadarIon Kalsium dalam Darah 177
9.5. Pemeliharaan Kesehatan Rangka 178
9.6. Makanan untuk Pertumbuhan Tulang 179
9.7. Cidera, Kelainan, dan Penyakit pada Rangka 179

Bab 10. Gizi dan Kesehatan ……………………………………… 187


10. Gizi ……………………………………………………… 188
10.1. Karbohidrat 189
10.2 Lemak 189
10.3. Protein 189
10.4. Vitamain 191
10.5 Mineral 192
10.6. Serat Kasar 192
10.7. Air 194
10.8. Makanan Sehat dan Bergizi 194
10.9. Pengukuran Status Gizi 195

Bab 11. Kesehatan Reproduksi ................................................ 221


11 Sistem Reproduksi 222
11.1 Sistem Reproduksi Laki-Laki .................................... 222
11.2. Sistem Reproduksi Wanita ..................................... 225
11.3. Siklus Reproduksi ………………………………... 228
11.4. Hormon-hormon Reproduksi Wanita ……………….. 235
11.5. Kehamilan dan Melahirkan ………………………….. 237
11.6. Tumbuh Kembang Remaja ………………………….. 239
11.7. Seks dan Seksualitas 241
11.8. Perilaku Seksual 242
11.9. Kesehatan Reproduksi 244
11.10 Pengaturan Kehamilan ( Keluarga Berencana ) 244
11.11 Koontrasepsi 245
11.12 Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual 247

BUKU JILID 2
Bab 12. Olahraga dan Kesehatan ............................................. 255
12. Apakah Olahraga Itu?............................................... 256
12.1. Jenis Olahraga ………………………………………… 257
12.2. Cara Melakukan Olahraga …………………………… 259
12.3. Manfaat Olahraga …………………………………… 264
vii
Ilmu Kesehatan
Bab 13. Kesehatan Masyarakat ………………………………….. 275
13. Batasan Pengertian Kesehatan Masyarakat ……..... 276
13.1. Sanitasi Lingkungan 282
13.2. Pemberantasan Penyakit 282
13.3. Promosi kesehatan 283
13.4. Pengembangan Rekayasa Sosial dalam rangka 290
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat …..................
13.5. Pencegahan dan Penanggualangan Penyakit 291

Bab 14. Kesehatan Lingkungan ............................................... 299


14.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan ………………..... 300
14.2. Masalah Kesehatan Lingkungan 302
14.3. Sanitasi Lingkungan 305
14.4. Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup 334
14.5 Penyakit-Penyakit Lingkungan 335

Bab 15. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ………………….. 341


15. Batasan Kesehatan Kerja ……………….................. 342
15.1. Diterminan Kesehatan Kerja ……….......................... 344
15.2. Kemampuan Kerja ………………………………........ 347
15.3. Faktor Fisik dalam Bekerja ………………………...... 345
15.4. Faktor Fisik dalam Bekerja ……………………… 350
15.5. Faktor Manusia dalam Bekerja 355
15.6. Ergonomi 356
15.7. Psikologi Kerja 358
15.8. Kecelakaan Kerja 359
15.9. Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja &
Lingkungan Kerja 362

Bab 16. Penyakit Menular dan Tidak Menular ………………... 367


16.1 Pengertian Penyakit ………………………………….. 368
16.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit .............................. 368
16.2. Cara Penyakit Masuk ke Dalam Tubuh …………….. 372
16.3. Pengertian dan Peranan Epidemiologi ..................... 377
16.4. Imunisasi ………………………………………………. 379
16.5. Penyakit Tidak Menular ........................................... 381
16.4. Penyakit Menular 387
16.6. Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit ……….. 392
16.9. Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit- 395
penyakit ....................................................................
16.10.. Pengobatan Penyakit ……………………………….... 395
16.11. Penyakit-penyakit Menular …………………………... 395

Bab 17. Obat, Narkotika, dan Penyalahgunaan Obat ....…….. 401


17. Obat ……………………………………..... 402
viii
Ilmu Kesehatan
17.2. Penyalahgunaan Obat 410
17.2. Minuman Keras 431
17.3. Penyalahgunaan Obat ……………………………….. 401
17.3. Nikotin ………………………………………………. 432
17.5. Memahami Efek Ketergantungan Narkoba ………… 499
17.6. Memahami Efek Ketergantungan Narkoba 427
17.6. Hukum dan Narkoba 431
17.7. Narkotika 417
17.8. Faktor & akibat Narkotika 430
17.9. Berbagai Alasan Memakai Narkoba ………………… 428
Lampiran A. Daftar Pustaka ……………………………………………
Lampiran B. Glossari ………………………………………………….
Lampiran C. Daftar Singkatan…………………………………………

ix
Ilmu Kesehatan
▲ Gambar 12.1. Berolah secara teratur
dan terukur menyehatkan badan

Berapa kali anda kuat lari mengelilingi


lapangan sepakbola, 1, 3, 5 atau 15 kali.
Ketahanan lari merupakan salah satu
manfaat olahraga bagi tubuh. Manfaat
lainnya yang sangat berharga yaitu tubuh
menjadi sehat dan kuat. Ingat kata
pepatah kuno “Mensana in corpora sano”

Pada bab ini akan dipelajari tentang:


ƒ Olahraga sumber kesehatan
ƒ Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum dan setelah berolahraga
ƒ Manfaat olahraga
ƒ Olahraga menguatkan jantung
ƒ Olahraga mempertinggi vitalitas
paru-paru
ƒ Olahraga mengurangi berat
badan

255
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12. Apakah Olahraga itu?
Apakah olahraga itu? Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik
yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.
Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan
olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga
merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga
usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.
Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan
sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak
(hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan
tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan
menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Gaya hidup duduk terus-
menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah
dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak
sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti: penyakit
jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat
badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat
Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Orang
yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara
teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih
tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang
bergaya hidup sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat
keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes
mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih
tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Pendidikan jasmani
dan kesehatan (penjaskes) bertujuan agar masyarakat terhindar dari
penyakit-penyakit tersebut menjadi bergerak agar sehat dan bugar.
Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga
perlu menjadi gerakan masyarakat. Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat.

Apakah Aktifitas Fisik Itu?


Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Dalam kegiatan
sehari-hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktifitas fisik.

256
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan
energi (pembakaran kalori) dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jenis aktivitas fisik dan jumlah kalori yang dikeluarkan

No Aktifitas Fisik Kalori Yang Dikeluarkan


1. Cuci Baju 3,56 Kcal/menit
2. Mengemudi Mobil 2,80 Kcal/menit
3. Mengecat Rumah 3,50 Kcal/menit
4. Potong Kayu 3,80 Kcal/menit
5. Menyapu Rumah 3,90 Kcal/menit
6. Jalan Kaki (kec. 3, 5 Mil/jam) 5,60 – 7 00 Kcal / menit
7. Mengajar 1,70 Kcal/menit
8. Membersihkan Jendela 3,70 Kcal/menit
9. Berkebun 5,60 Kcal/menit
10. Menyetrika 4,20 Kcal/menit

12.1. Jenis Olahraga

▲ Gambar 12.2. Bersepeda merupakan olahraga santai

257
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12.1.1. Olahraga aerobik
Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-
menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
Sebagai contoh olahraga aerobik adalah gerak jalan cepat,
jogging, lari, senam, renang, dan bersepeda. Olahraga aerobik
merupakan latihan intensif yang menggerakkan dua tangan dan
kedua kaki seperti jogging, bulu tangkis, berenang gaya krol
(bukan gaya katak), bersepeda aktif (bukan sepeda statis).
Latihan ini dimulai dengan pemanasan selama 5 menit kemudian
diikuti latihan pokok dengan mengukur maksimum detak jantung
menuju pencapaian 200 dikurangi usia yang sedang berlatih per
menit (DNM). Latihan ini dilakukan selama 20 menit, namun bila
dilakukan setiap hari atau bila tidak ada waktu boleh dilakukan
3x30 menit per minggu.
Senam aerobik telah menjadi sangat populer di Indonesia.
Dahulu, kaum pria menganggap senam aerobik adalah olahraga
untuk wanita saja dan menganggapnya kurang bermanfaat.
Tetapi kini, baik pria maupun wanita, bersama-sama melakukan
senam aerobik demi kebugaran dan kegembiraannya. Senam
tersebut diiringi dengan musik kesenangannya dan irama musik
menjadi panduan dari gerakan yang dilakukan. Mereka yang
dahulu mengira senam aerobik merupakan olahraga ringan,
setelah melakukannya sendiri merasa bahwa senam aerobik
keras intensitasnya sehingga mereka menghargai seperti
olahraga lain yang juga cukup keras intensitasnya. Dalam rangka
meningkatkan kebugaran/kesegaran jasmani karyawan/karyawati
mengadakan senam aerobik.

12.1.2. Olahraga anaerobik


Olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen
tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Sebagai contoh
angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, dan bulu tangkis.
Merupakan latihan olahraga yang dipakai oleh para atlet
olahragawan untuk meningkatkan masa otot dan non-endurance
sifatnya, seperti angkat beban dalam meningkatkan masa otot.
American Heart Association (2007) menganjurkan angkat beban
hendaknya dilakukan setelah latihan aerobik dan hanya sebagai
pelengkap sifatnya untuk penampilan yang baik bagi tubuh kita.
Latihan aerobik dan anaerobik hendaknya dilakukan secara
teratur dan tidak usah berlama-lama sehingga over-exchausted

258
Bab 12: Kesehatan Olahraga
yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan serangan
jantung mendadak.
Latihan anaerobik dan aerobik juga bekerja untuk meningkatkan
daya kerja dari organ jantung terutama dalam meningkatkan
volume kedua ventrikel kiri dan kanan dari organ jantung dengan
latihan aerobik, atau memperbaiki kekuatan otot myocardial
jantung dengan latihan anaerobik Terutama latihan aerobik akan
memperbaiki endurance, dan bila latihan ini dilakukan oleh orang
yang sudah lanjut usia, akan memperbaiki keadaan fisiknya dan
juga mencegah agar tidak pelupa.

12.2. Cara Melakukan Olahraga


Olahraga yang baik dan benar yaitu olahraga yang dilakukan
secara teratur dan terukur. Lakukan olahraga sekurang-kurangnya
30 menit perhari dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi
kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebagai contoh:
ƒ Turun dari bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira
menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti
di halte yang menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan kaki
menuju rumah.
ƒ Membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari
ditambah 10 menit bersepeda.
ƒ Berdansa selama 30 menit. Lakukan secara bertahap hingga
mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan
beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
ƒ Olahraga dianjurkan minimal 30 menit, lebih lama akan lebih
baik.
ƒ Olaharaga dapat dilakukan dimana saja, tetapi tetap dengan
memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman, bebas
polusi, tidak menimbulkan cidera, misalnya: di rumah, sekolah,
tempat kerja, dan tempat-tempat umum (sarana olahraga,
lapangan, taman, tempat rekreasi).
ƒ Pilihlah olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.
ƒ Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan 5-10 menit,
diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan
pendinginan selama 5-10 menit.

12.2.1. Waktu Latihan


Latihan olahraga hendaknya dilakukan pada udara terbuka dan
bebas polusi, atau bila tidak, lakukanlah di ruang tertutup yang

259
Bab 12: Kesehatan Olahraga
temperatur ruangannya dapat diatur. Lakukanlah setiap sore hari
minimal 30 menit. Kenapa demikian? Menurut penyelidikan di
Framingham USA, di Inggris, Belgia, National University of
Singapore dan di Jepang bahwa serangan jantung frekuensinya
banyak terjadi antara pukul 06.00–12.00 siang. Kenapa hal ini
bisa terjadi? Beberapa faktor yag menjadi penyebab di antaranya
adalah adanya circardian hormone adrenalin yang banyak
bersirkulasi dalam tubuh pada pagi mulai pukul 04.00–09.00.
Juga aktivitas fibrinolitic yaitu zat pengencer darah dari tubuh
sendiri pada pagi hari aktivitasnya menurun sehingga darah relatif
akan lebih kental pada pagi hari. Menurut laporan terakhir Dr
Peter Kokkinos dari Veterans Affairs Medical Center dan dimuat
di majalah kedokteran Circulation, Januari 22 2008, pada 15.660
orang pria veteran yang menderita atau tidak menderita penyakit
cardiovaskuler, setelah melakukan tes treadmill, diperoleh hasil
bahwa latihan fitness dapat mengurangi angka risiko kematian
(mortalitas) sampai 70%. Selamat berlatih.(*) Dr D Amidi SpJP
Klinik Plaza Indonesia Perlindungan terhadap penyakit jantung,
stroke, diabetes, kegemukan, hipertensi, penurunan memori,
kanker kolon, patah tulang, dan depresi pada pria dapat
dilakukan dengan berolahraga. Tapi bagi yang perlu ekstra
motivasi harus mempertimbangkan manfaat tambahan bagi
prostat dan seksualitas mereka. Pernyataan tersebut adalah hasil
laporan Harvard Men’s Health Watch

12.2.2. Persiapan Sebelum Olahraga


Pilih kegiatan olahraga yang nyaman. Apakah yoga, berlari,
bersepeda, atau olahraga lain, melakukan sesuatu yang
disenangi akan membantu kita tetap mengikuti program. Jangan
membiarkannya menjadi suatu kebiasaan. Mengganti kegiatan
bila dibutuhkan untuk tetap bermotivasi.
1. Sebaiknya sebelum melakukan olahraga dilakukan
pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang
aman dan jenis olahraga yang cocok dengan tes
pembebanan terutama bila terdapat keluhan seperti sering
pusing, sesak nafas, nyeri dada. Berpenyakit seperti jantung
koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dll. Berusia diatas
30 tahun.
2. Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang
sesuai dan nyaman.

260
Bab 12: Kesehatan Olahraga
3. Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya
tunggu hingga kurang lebih 2 jam.
4. Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis (manis jambu).
5. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut.
6. Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan
lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak
menimbulkan cedera. Misalnya: di halaman rumah, tempat
kerja, dan lapangan.
7. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, berganti-
ganti jenisnya supaya tidak monoton dan membosankan.
8. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3-5 kali per
minggu.

12.2.3. Pada Saat Melakukan Olahraga


1. Perlu diingat, jangan berolahraga sampai lelah dan kembalilah
ke aktifitas secara bertahap. Biasanya, mulai dengan senam
aerobik low-impact beberapa kali seminggu. Olahraga aerobik
jenis high-impact seperti tennis misalnya, sebaiknya dilakukan
secara bertahap.
2. Apabila sulit berolahraga di luar rumah, pertimbangkanlah
senam melalui video-video yang banyak dijual.
3. Intensitas latihan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus
mencapai 70-85% denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah
denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan:

DNM = 220 – Umur


Untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih
ringan yaitu 60 - 70 % DNM.

Sebagai contoh: Seseorang dengan usia 40 tahun akan


mempunyai DNM = 220 – 40 = 180. Untuk membakar lemak
orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi
mencapai: 60% x 180 = 108 s/d 70% x 180 = 126.
4. Waktu. Mulai semampunya, ditambah secara perlahan-lahan.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) perlu
waktu antara 1/2-1 jam, untuk membakar lemak perlu waktu
lebih lama (lebih dari satu jam).

261
Bab 12: Kesehatan Olahraga
12.2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga
1. Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga,
makanlah makanan lunak atau cairan seperti bubur kacang
hijau. Sebaiknya kita menunggu satu jam sebelum makan
besar. Gizi yang tepat juga penting. Dengan badan lebih
bergerak, kita mungkin membutuhkan lebih banyak kalori agar
menghindari kehilangan berat badan.
2. Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan
langsung mandi. Minum cairan secukupnya sangat penting
saat kita berolahraga. Air tambahan dapat membantu
mengganti cairan yang hilang. Ingatlah bahwa meminum teh,
kopi, kola, coklat atau alkohol justru dapat menghilangkan
cairan tubuh.
3. Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.

12.2.5. Hal-hal yang Tidak Dianjurkan dalam Berolahraga


1. Bila sedang demam atau sakit.
2. Untuk olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan nyeri
pada sendi terutama pada lutut.
3. Penyakit-penyakit:
a. Tekanan darah tinggi tidak terkontrol.
b. Kencing manis tidak terkontrol.
c. Kelainan katup jantung.
4. Kita dapat menjadi dehidrasi (hilang terlalu banyak cairan) bila
kita tidak minum cukup untuk menahan tingkat cairan tubuh.
5. Kita dapat hilang massa tubuh tidak berlemak (lean body
mass) bila kita terlalu banyak olahraga. Kasus parah dapat
mengarah pada wasting.
6. Kita dapat melukai diri bila kita memakai bentuk olahraga
yang salah.
Mengingkat program olahraga menjadi jadwal sedikitnya 20 menit
paling tidak tiga kali seminggu. Jadwal ini dapat mengarahkan
pada perbaikan yang bermakna dalam kesehatan jasmani dan
kita kemungkinan akan merasa lebih baik.

12.2.6. Alasan Enggan Berolahraga


Bila Anda tidak terbiasa berolahraga, memulainya mungkin
menjadi sesuatu yang berat. Namun, begitu Anda tidak lagi
mencari-cari alasan untuk menunda berolahraga, Anda pasti

262
Bab 12: Kesehatan Olahraga
akan merasakan manfaat olahraga. Berikut, 7 alasan orang
menghindari olahraga dan tips mengatasinya:
1. Terlalu tua. Bukan alasan, toh Anda bisa mencari tempat atau
klub kebugaran yang membuka kelas sesuai usia Anda.
2. Terlalu gemuk. Tak perlu canggung atau malu. Umumnya,
orang memang merasa malu untuk memulai berolahraga,
padahal orang lain justru menghargai Anda sebagai individu
yang berkomitmen dalam menjaga kesehatan tubuh.
Lagipula, kalau Anda sudah kelebihan berat badan, sebetulny
justru harus rajin berolahraga. Aktivitas fisik sekecil apa pun
pasti akan membantu menurunkan berat badan. Jadi, kenapa
tidak memulai berolahraga?
3. Terlalu lemah. Justru aktivitas fisik yang teratur akan
memberikan Anda tambahan kekuatan dan energi.
4. Terlalu lelah. Kegiatan fisik yang teratur sebenarnya akan
memberikan Anda tambahan tenaga. Dengan melatih otot,
jantung, paru-paru dan pembuluh darah, maka Anda akan
mendapat tambahan tenaga untuk mengatasi stres dan
beban pekerjaan yang Anda hadapi sehari-hari.
5. Sering sakit. Anda tidak disarankan berolahraga bila kondisi
tubuh tidak sehat. Namun, begitu Anda merasa sehat,
mulailah berolahraga karena akan membantu Anda
mempertahankan kondisi tubuh. Mulailah perlahan-lahan dan
lakukan secara konsisten.
6. Tidak ada waktu. Tak perlu waktu berjam-jam untuk
merasakan manfaat olahraga. Yang penting teratur dan
porsinya cukup, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap
hari. Perubahan-perubahan kecil pada kegiatan rutin Anda,
seperti menggunakan tangga daripada lift atau memarkir
kendaraan agak jauh dari kantor atau supermarket, juga
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan Anda, sama
seperti manfaat yang didapatkan dari olahraga.
7. Tidak bersemangat. Olahraga terbukti mampu meningkatkan
dan mempertahankan suasana hati. Nah, bila Anda berhasil
menyingkirkan penghalang yang menghambat Anda untuk
memulai olahraga, Anda pun akan merasa lebih optimis dan
bahagia. Cara terbaik untuk mengembalikan tubuh ke bentuk
semula tentunya dengan berolahraga. Bukan saja membantu
mengembalikan kelenturan otot dan menghilangkan timbunan
lemak, tetapi juga sangat baik untuk mengatasi stres.

263
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Berkonsultasilah dengan dokter kapan sebaiknya mulai
berolahraga.

12.3. Manfaat Olahraga secara Umum


Banyak keuntungan yang didapat dari kegiatan berolahraga yang
perlu untuk diketahui oleh semua orang. Dengan melakukan
kegiatan olahraga secara teratur dan terukur akan memberi
keuntungan bagi tubuh kita.
12.3.1. Kebugaran Jasmani
Salah satu manfaat olahraga adalah terbentuknya kebugaran
tubuh atau jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan
tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan
kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Kebugaran jasmani
sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari,
akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda
sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani
terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi
kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (health related
physical fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan
ketrampilan (skill related physical fitness).
Komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan.

1. Komposisi tubuh
1. Adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan
Indeks Massa Tubuh (IMT).
2. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 tahun dan
cenderung menurun setelah berumur 60 tahun.
3. Memberi bentuk tubuh.
4. Pengukuran: Skinfold callipers, IMT.
5. Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh: hipeplasi dan
hipertropi sel adiposit serta input berlebihan.
6. Obesitas pada orang dewasa oleh: hiperplasi dan hipertropi
sel adiposit serta output yang kurang.

2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh
1. Adalah luas bidang gerak yang maksimal pada persendian,
tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau tekanan.
2. Dipengaruhi oleh: Jenis sendi; Struktur tulang; Jaringan
sekitar sendi, otot, tendon dan ligamen.
3. Wanita (terutama ibu hamil) lebih lentur dari laki-laki.

264
Bab 12: Kesehatan Olahraga
4. Anak-anak lebih besar dari orang dewasa.
5. Puncak kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas.
6. Penting pada setiap gerak tubuh karena meningkatkan
efisiensi kerja otot.
7. Dapat mengurangi cedera (orang yang kelenturannya tidak
baik cenderung mudah mengalami cedera).
8. Pengukuran: Duduk tegak depan (Sit and reachTest)
Flexometer.

3. Kekuatan otot
1. Adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan
kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
2. Laki-laki kira-kira 25% lebih besar dari wanita (testoteron
merupakan anabolik steroid).
3. Diukur dengan dinamometer.

4. Daya tahan jantung paru


1. Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil
O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya
keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat
digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
2. Kemampuan otot-otot besar untuk melakukan pekerjaan
cukup berat dalam waktu lama secara terus menerus.
3. Merupakan komponen kebugaran jasmani terpenting.
4. Pengukuran: test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test,
Ergocycles test.

5. Daya tahan otot


1. Merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal
secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus
dalam suatu waktu tertentu.
2. Mengatasi kelelahan.
3. Pengukuran: Push up test, Sit up test.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani


1. Umur. Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai
mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan
terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh,

265
Bab 12: Kesehatan Olahraga
kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin
berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
2. Jenis Kelamin. Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani
anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi
setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai
nilai yang jauh lebih besar.
3. Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru,
postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.
4. Makanan. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi
karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk
memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan
kekuatan otot yang besar.
5. Rokok. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2
maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu
menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada,
dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi
nafsu makan.

12.3.2. Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik (organ tubuh)


Bila kita coba kumpulkan keuntungan berolahraga, kita akan
dapat ringkasan sebagai berikut:

1. Jantung dan pembuluh darah


Keuntungan tersebut terutama pada jantung dan paru-paru.
1. Otot jantung diperkuat, dan isi sekuncup bertambah.
Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, dan pembuluh darah.
Jantung kita dapat memompakan jumlah darah yang lebih
banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat jantung lebih
berdayaguna, jumlah darah yang dipompakan lebih banyak.
2. Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan darah tinggi,
olahraga akan menurunkannya. Namun bila tekanan darah
rendah, olahraga justru akan menaikkannya menjadi normal.
3. Memperbesar kapasitas darah dalam membawa oksigen
sehingga lebih banyak darah yang dapat mencapai seluruh
bagian tubuh manusia.
4. Menurunkan denyut nadi dalam keadaan istirahat. Hal ini
sangatlah penting sebab dengan berkurangnya denyut nadi,
jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.

266
Bab 12: Kesehatan Olahraga
5. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah adalah sungai
kehidupan Anda, sebab darah membawa oksigen, zat
makanan dan za-zat penting lainnya ke seluruh tubuh
manusia. Darah juga yang membawa produk sisa
metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan
dari tubuh Anda.
6. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
7. Mengurangi aterosklerosis.

2. Paru-paru
1. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas pernapasannya,
masuk dan keluar.
2. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan
paru-paru berkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini
menyebabkan paru-paru lebih berdayaguna, sebab lebih
banyak oksigen akan disalurkan ke dalam darah dan lebih
banyak karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.

3. Otot
1. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan
emosi yang negatif. Ini akan membuat Anda lebih merasa
senang terhadap diri sendiri, sebab kemarahan dan frustasi
dapat dikurangi.
2. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
3. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan Anda dari kehilangan mineral tulang, dengan
demikian Anda akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang
menyimpan oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih
besar dan banyak sehingga badan kita menjadi lebih efisien
untuk membuang panas. Mari kita tingkatkan kebugaran tubuh
dengan senam aerobik!

4. Metabolisme
1. Penumpukan asam laktat berkurang.
2. Meningkatkan HDL Kolesterol.
3. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan
memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan
saraf sadar dan tak sadar.

267
Bab 12: Kesehatan Olahraga
4. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus,
mengurangi gas dan sembelit.
5. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin
Anda, sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin dan
seks akan menjadi lebih berdayaguna.

5. Seks
Pria yang aktif secara fisik dilaporkan kemampuan ereksinya
lebih baik. Semakin fit seorang pria, maka akan semakin baik
ereksinya. Latihan yang giat, setara dengan lari paling sedikit 3
jam seminggu atau bermain tenis tunggal 5 jam seminggu, dapat
menghasilkan manfaat lebih dan penurunan risiko impotensi
sebesar 30%. Hasil temuan ini juga menunjukkan bahwa pria
yang kurang dari 60 tahun mendapat manfaat paling banyak dari
olahraga. Namun, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat akan
menghilangkan manfaat tetap awet muda. Peneliti mengharapkan
agar para pria mendapat pesan penting dari penelitian ini, yaitu
aktivitas seksual dapat bertahan kuat bertahun-tahun selama
mereka menjalani hidup yang sehat.

12.3.3. Manfaat olahraga bagi kesehatan mental


Manfaat olahraga untuk kesehatan tubuh kita memang sudah
lama terbukti. Latihan olahraga penting tidak hanya penting untuk
memelihara kebugaran fisik tetapi juga kesehatan mental.
Sekarang daftar efek positif dari olahraga akan bertambah
panjang lagi dengan adanya temuan bukti baru dari Daniel M.
Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari
Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama
10 menit setiap hari kesehatan mental kita akan meningkat cepat.
Selain itu daya pikir akan bertambah jernih dan yang
menggembirakan dapat mengurangi ketegangan alias stress
serta membuat perasaan menjadi riang selalu. Menurut Landers
ada lima manfaat olahraga yang dapat menyehatkan mental kita.
Mari kita simak satu per satu.

1. Olahraga mengurangi stres


Setiap manusia normal pernah mengalami stres atau
ketegangan. Apakah stres tersebut disebabkan karena masalah
ekonomi seperti inflasi atau devaluasi, masalah pergaulan atau
retaknya hubungan suami istri, urusan kantor yang tidak pernah

268
Bab 12: Kesehatan Olahraga
selesai, ujian akhir yang akan dihadapi, keputusan salah yang
telah diambil atau mungkin keragu-raguan untuk mengambil
keputusan. Semua manusia pernah mengalami stres; dan Anda
harus tahu bagaimana mengatasinya! Banyak oarang menderita
penyakit, putus asa, bahkan mati mendadak disebabkan stres!
Bagaimana caranya Anda dapat mengindari stres? Ternyata
olaraga dapat menolong Anda untuk mengatasi stres.
Bagaimana? Untuk itu kita perlu melihat bagaimana kerja otot
yang kita miliki. Berolahraga dapat membantu kita mengurangi
kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan.
Alasannya, kalau jantung kita bekerja pada saat berolahraga,
maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada
urusan pekerjaan lagi. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik
yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular,
sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan
dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif
dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik macam berjalan
kaki, bersepeda, renang, jogging dan yoga.

2. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak


Sudah bukan rahasia lagi kalau kegiatan fisik yang rutin dilakukan
bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan
kesehatan mental kita. Hal ini dikarenakan tubuh memompa lebih
banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah
juga meningkat yang ujungnya mempercepat pemasukkan darah
ke otak. Para ahli sepakat kalau otak cukup mendapat asupan
darah maka reaksi fisik dan mental seseorang akan meningkat.

3. Endogenous opioids
Dalam keajaiban tubuh manusia, para ilmuan baru-baru ini telah
menemukan satu sistem hormon yang berfungsi sebagai
morphine yang disebut endogenous opioids. Hal ini cukup
menarik perhatian sebab reseptornya didapatkan di dalam
hipotalamus dan sistem limbik otak, daerah yang berhubungan
dengan emosi dan tingkah laku manusia. Sistem hormon
endogenous opioids, salah satunya ialah beta-endorphin yang
telah dibahas pada pasal yang terdahulu, bukan hanya
mengurangi perasaan nyeri dan memberikan kekuatan
menghadapi kanker saja, tetapi juga menambah daya ingat,
menormalkan selera, seks, tekanan darah dan ventilasi. Saat

269
Bab 12: Kesehatan Olahraga
berolahraga, kelenjar pitutiari menambah produk beta-endorphin;
dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-endorphin naik di dalam
darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri,
cemas, depresi dan perasaan letih.

4. Gelombang otak alfa


Penelitian menunjukkan bahwa olahraga, ada penambahan
gelombang alfa di otak. Gelombang otak alfa sudah lama
diketahui yang berhubungan dengan rileks dan keadaan santai
seperti pada waktu bermeditasi. Gelombang alfa ini terlihat pada
seorang yang jogging untuk 20 sampai 30 menit, dan tetap dapat
diukur setelah olahraga tersebut berakhir. Para peneliti
mengemukakan bahwa bertambahnya kekuatan gelombang alfa
memberikan kontribusi kepada keuntungan kejiwaan dari
olahraga, termasuk berkurangnya kecemasan dan depresi.

5. Penyalur saraf otak


Olahraga akan dapat memperlancarkan kegiatan penyalur saraf
(brain neurotransmitter) di dalam otak. Hasil penelitian dalam hal
ini dapat menyampaikan bahwa olahraga dapat menaikkan
tingkat norepinephrine, dopamine, dan serotonin di dalam otak,
dengan demikian mengurangi depresi. Telah terbukti bahwa
penyalur saraf otak seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5-
HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia. Tubuh yang sehat
hidup dalam ketenangan. Anda tidak akan merasakannya dari
dalam keluar keharmonisan dan damai. Bila olahraga akan
memberikan kesehatan tubuh yang baik, dan juga ketenangan
pikiran serta pencapaian intelek yang lebih tinggi, mengapa kita
tidak segera berolahraga dari sekarang.

6. Olahraga dapat melawan penuaan


Penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa dengan hanya
berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu
tubuh mencegah penurunan daya kerja otak pada wanita lanjut
usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini
dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik.
Hasil terbaik akan didapat dengan menggerakkan tubuh setiap
minggu selama sembilan minggu. "Kegiatannya tidak perlu terlalu
tinggi intensitasnya, cukup dengan berkeliling saja, yang penting

270
Bab 12: Kesehatan Olahraga
daya pacu jantung kita dapat meningkat," lanjut Landers. "Tapi
manfaatnya daya ingat kita akan selalu tajam."

7. Olahraga dapat meningkat perasaan bahagia


Banyak orang yang terkena depresi atau sakit hatinya memakai
obat penenang sebagai jalan keluar. Sekarang jalan menuju
kebahagian secara alami dapat diraih dengan menggerakkan
tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan
hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti
adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan
pembunuh nomor satu penyakit hati. Sebuah survey di Inggris
melaporkan 83% penderita depresi bergantung pada aktifitas
olahraga dalam memperbaiki perasaan hati dan mengurangi
kecemasan. Berolahraga selama 16 minggu secara rutin pada
orang yang memiliki kadar depresi yang sedang mendapatkan
efek bahagia. Penelitian di Universitas Duke membuktikan bahwa
60% penderita depresi yang menjalani olahraga 30 menit tiga kali
seminggu selama enam bulan dapat melawan penderitaan tanpa
harus menggunakan obat dokter. Namun bagi penderita depresi
yang berat tentu tidak bisa begitu saja lepas dari obat-obatan.
Hanya saja banyak dokter sekarang yang memasukkan kegiatan
olahraga dalam resep pengobatan mereka disamping obat
penenang medis.

8. Olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri


Sekarang rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan
mengandalkan keindahan fisik lagi. Sebuah studi kasus di AS
membuktikan kalau para remaja yang aktif berolahraga memiliki
kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman
mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan
diri ini terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra
tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima, bukan semata
giat berolahraga karena terobsesi dengan figur fisik para model di
sampul majalah.

12.3.4. Olahraga dapat mencegah sejumlah penyakit berat


Latihan olahraga penting untuk memelihara kebugaran fisik serta
mental, juga dapat mencegah penyakit-penyakit tidak menular
degeratif, kronis. Olahraga membantu banyak orang menjadi
lebih sehat dan mungkin memperkuat sistem kekebalan tubuh.

271
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Olahraga tidak dapat mengendalikan atau melawan penyakit,
tetapi dapat membantu kita merasa lebih sehat dan melawan
berbagai dampak dari penyakit dan efek samping obat-obatan
yang dipakai oleh seseorang.

1. Penyakit jantung dan stroke


Aktifitas fisik akan menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan kolesterol ''baik'' (HDL) dan menurunkan
kolesterol ''jahat'' (LDL), memperbaiki aliran darah dan
meningkatkan kapasitas kerja jantung. Penyakit jantung koroner:
menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.
Jantung yang kuat, sehat dan selalu mendapatkan oksigen yang
penuh, mempunyai daya tahan yang lebih kuat dalam keadaan
krisis oksigen. Secara merata dengan tanpa adanya bagian yang
berwarna merah jambu. Fibrillation jantung yang disebabkan
kekurangan oksigen pada sebagian daripada jantung tidak akan
terjadi pada jantung para atlet yang selalu berolahraga. Upaya
menurunkan angka kematian penyakit jantung koroner tidak
hanya perlu untuk orang dewasa, tapi perlu dimulai sejak masa
kanak-kanak. Salah satu cara yang terbukti paling efektif adalah
program penyuluhan dan latihan Penyakit Jantung Koroner di
sekolah. Model intervensi di sekolah ini ternyata jauh lebih efektif
dibandingkan penyuluhan di keluarga dan di masyarakat awam.
Olahraga, dengan demikian, bukan hanya akan memberikan
perbaikan dalam diabetes, tetapi juga lebih kurangnya
kemungkinan untuk mendapat penyakit jantung koroner.

2. Hipertensi
Olahraga menurunkan tekanan darah tinggi. Banyak orang yang
merasa kaget saat mendapatkan hasil diagnosis bahwa mereka
mempunyai hipertensi dalam pemeriksaan kesehatan. Banyak
dari mereka yang berusia muda, menengah ataupun tua tidak
pernah menyangka bahwa mereka mempunyai masalah ini, oleh
sebab merasa mempunyai kesehatan yang sempurna, dan tidak
ada gejala-gejala bahwa mereka menderita penyakit tekanan
darah tinggi. Keadaan ini, bila terjadi secara berlarut tanpa
penanggulangan, dapat membawa kepada keadaan yang
berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan masalah lain
yang juga sangat serius. Dengan berolahraga teratur dapat
menurunkan tekanan darah yang tinggi. Hal ini disebabkan

272
Bab 12: Kesehatan Olahraga
karena aktifitas fisik akan mengurangi lemak tubuh, yang mana
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi:
mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.

3. Diabetes
Penyakit diabetes melitus atau sering kita kenal dengan istilah
kencing manis. Diabetes melitus adalah penyakit serius yang
biasa terdapat pada usia baya atau usia lebih lanjut. Tanda yang
nyata dari diabetes adalah tingginya kadar gula pada darah dan
air seni. Gejala dari diabetes meliputi selalu kehausan, selera
yang tinggi dan turunnya berat dan air dalam tubuh. Penderita
diabetes janganlah berolahraga sendirian, dan penting untuk
mengenakan sepatu yang baik dan sehat. Senantiasa dianjurkan
pengembangan olahraga dengan berangsur-angsur. Olahraga
akan memberikan kemajuan pesat dalam penyembuhan diabetes
bila pengawasan makanan diadakan dengan ketat. Penelitian
menunjukkan bahwa 90% dari penderita diabetes yang tidak
tergantung insulin dapat disembuhkan dengan pengaturan
makanan dan olahraga. Bila anda adalah penderita diabetes,
anda mempunyai harapan sembuh! Berolahragalah secukupnya.

4. Menghindarkan kegemukan
Olahraga akan mengurangi lemak tubuh dan diganti dengan otot.
Kemampuan tubuh untuk menggunakan kalori juga menjadi lebih
baik. Kurangnya bergerak telah menjadi penyebab utama dalam
kegemukan dalam masyarakat modern sekarang ini. Olahraga
aerobik menghindarkan kelebihan berat badan dengan
membakar lemak dalam tubuh. Olahraga juga memberikan
mekanisasi pengontrolan selera lebih berdayaguna, dan
membawa kepada penambahan dalam “resting metabolic rate”
menyusul setelah olahraga. Kehilangan lemak tubuh setelah
olahraga dan program makan sehat akan mengurangi tingkatan
glukosa dan insulin kepada penderita diabetes yang tidak
bergantung kepada insulin.
Osteoporosis
tulang menjadi lebih kuat dan kerapuhan tulang akibat usia dapat
diperlambat.
Nyeri punggung

273
Bab 12: Kesehatan Olahraga
dengan meningkatnya kekuatan otot dan daya tahan, disertai
dengan meningkatnya kelenturan dan sikap tubuh akan
mencegah terjadinya nyeri punggung.
Rasa percaya diri dan stres
Menurut penelitian, olahraga ternyata mampu memperbaiki
suasana hati dan rasa percaya diri. Sehingga akan mencegah
terjadinya stres dan kecemasan.
Kelemahan
dengan berolahrga, kelemahan yang akan timbul pada saat usia
lanjut akan diperlambat, sehingga kualitas hidup dapat diperbaiki.

12.3.5. Manfaat Olahraga Bagi Kaum Muda


Apakah nilai penying olaharaga bagi orang muda? Berolahraga
memberikan beberapa alasan tersebut seperti di bawah ini:
1. Olahraga membawa anak muda terhindar dari penyakit yang
dapat menyerang orang-orang seusianya.
2. Tubuh dan pikiran saling berkaitan satu sama lain, sehingga
tubuh yang sehat memberikan pikiran yang lebih
berdayaguna, dan mengakibatkan diperolehnya manfaat yang
lebih baik dari pendidikannya.
3. Pola hidup yang dibentuk pada masa ini akan tinggal dalam
dirinya sampai akhir hidupnya.
4. Di samping hal penting tersebut di atas, umumnya diketahui
bahwa olahraga di masa muda adalah masa membuat
pertumbuhan yang sempurna. Dada yang bidang, bahu yang
lebar, otot yang kuat, tulang yang kokoh, semuanya terbentuk
oleh sebab olahraga di masa muda. Walaupun orang muda
masa kini mempunyai tubuh yang lebih tinggi dan berat badan
yang lebih besar dan umur yang lebih panjang dibandingkan
dengan orang muda abad lalu, keadaan terebut tidak menjadi
bukti bahwa orang muda mempunyai tubuh yang lebih kuat.
Tubuh yang lebih tinggi ataupun umur yang lebih panjang
dapat disebabkan oleh karena gizi yang lebih baik, yang
membuat mereka tidak mudah diserang penyakit. Tetapi
tubuh yang kekar, otot yang kuat, serta tulang yang perkasa
justru diperoleh dengan melakukan gerak badan atapun
olahraga yang teatur.

274
Bab 12: Kesehatan Olahraga
Gambar 13.1. Kondisi selokan tempat
pembuangan limbah rumah tangga yang
telah dibuat permanen, tetapi kurang
terawat, kotor dan tidak mengalir

Pernahkah anda ikut kerjabakti


membersihkan saluran air di kampungmu?
Kerjabakti merupakan bentuk kepedulian
warga terhadap kesehatan bersama seluruh
masyarakat kampung dalam pemeliharaan
fasilitas fisik dan peningkatan derajat
kesehatan

Pada bab ini akan dipelajari tentang:


ƒ Batasan kesehatan masyarakat
ƒ Masalah-masalah kesehatan
masyarakat
ƒ Sistem pelayanan kesehatan
masyarakat
ƒ Promosi kesehatan masyarakat
ƒ Pengawasan perilaku kesehatan
masyarakat

275
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
13. Batasan Kesehatan Masyarakat
Batasan kesehatan masyarakat (public health) menurut Profesor
Winslow (1920) dari Universitas Yale adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi, melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk meningkatkan dan perbaikan sanitasi lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, pendidikan kebersihan pribadi,
pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam
memelihara kesehatan. Dari batasan tersebut tersirat bahwa
kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk
(masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling
berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai
ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan kesehatan pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari Ilmu kesehatan
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan
peningkatan (promosi). Ilmu kesehatan masyarakat berurusan
dengan gangguan kesehatan pada masyarakat, di mana masyarakat
mempunyai aspek yang sangat luas, maka penanganannya harus
secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup
untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Penanganan
kesehatan masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi para
penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali
ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan kesehatan
tidak saja ditujukan kepada penderitanya saja, tetapi seluruh
masyarakat tersebut.
Masalah kesehatan masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan
saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi,
sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, penanganan atau perbaikan derajat kesehatan masyarakat
sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan kepada gangguan
kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada
anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan

276
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi
keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.
Objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek
kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat
adalah masyarakat. Masyarakat sebagai objek penerapan ilmu
kesehatan mempunyai aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang
sangat kompleks.
Tujuan kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan
antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat. Pengorganisasian masyarakat
dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada
hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber
daya yang ada di dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Masalah-masalah kesehatan masyarakat mencakup:
1. Sanitasi lingkungan.
2. Pemberantasan penyakit
3. Pendidikan kesehatan (higiene)
4. Manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan
5. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan
kesehatan masyarakat.
Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan
diantaranya yakni kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial
adalah menyangkut kegiatan pendidikan kesehatan. Sedangkan
kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit, dan pelayanan
kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik,
fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian
pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta
pentingnya upaya-upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan mereka.
Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini, maka sarana-sarana
atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta
optimal.
Di berbagai Negara berkembang termasuk Indonesia, usaha
kesehatan masyarakat merupakan usaha utama. Hal ini dilakukan
karena usaha ini dianggap lebih murah dan lebih posistif daripada
mengobati. ”Mencegah Lebih Murah dan Mudah daripada Mengobati”.
Biaya yang diperlukan untuk pengobatan jauh lebih besar daripada
biaya kesehatan. Biaya pengobatan inipun akan terus naik dengan
semakin canggihnya teknologi pengobatan yang digunakan dalam

277
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
usaha penyembuhan. Berbeda dari usaha di masa lampau yang
ditekankan pada usaha pengobatan, yaitu mengobati orang-orang
telah sakit dengan segala penderitaan serta kerugian-kerugian yang
diakibatkannya. Saat ini, usaha utama untuk mencapai derajat
kesehatan, yang bertujuan mencegah jangan sampai masyarakat
jatuh sakit dan memelihara agar masyarakat tetap atau bahkan
menjadi semakin sehat. Dengan demikian, dapat dikurangi kerugian
materiil, penderitaan, dan dapat juga dicegah terjadinya cacat. Cacat
yang terjadi pada bayi, anak-anak, serta tenaga kerja sangat
merugikan masyarakat dan Negara. Selain itu cacat merupakan
penderitaan yang harus ditanggung oleh masyarakat selama masa
hidupnya. Kesemuanya ini, terutama dilihat dari segi pembangunan
sumber daya manusia tidak dapat dibiarkan. Sebagai contoh adalah
kasus adlah kasus kekurangan vitamin A, yang dapat diikuti oleh
penyakit Trachoma serta kebutaan. Sepanjang hidup anak-anak
tersebut akan harus hidup di dalam kegelapan dengan berbagai
keterbatasan serta ketergantungan yang sangat besar. Contoh lain
yang saat ini sangat memprihatinkan adalah banyaknya terjadi
kecelakaan lalu lintas diantara anak muda dan yang seringkali
mengenai otak, suatu organ yang paling berharga bagi manusia; bila
tidak meninggal, maka kecelakaan itu sering meninggalakan cacat. Di
samping itu masih banyak lagi penyakit menular yang dapat
meninggalkan cacat, seperti Poliomelitis, Hepatitis, Encephalitis, dan
sebagainya. Keadaan cacat ini memerl;ukan program rehabilitasi
yang cukup mahal, dan juga meningkatkan beban masyarakat yang
produktif.
Pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit perlu
dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi
masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit atau
meningkatkan kesehatannya. Agar masyarakat dapat terlindung dari
penyakit, masyarakat harus mampu berperilaku sehat. Kemampuan-
kemampuan serta partisipasi masyarakat dalam memberantas
penyakit diharapkan dapat ditimbulkan oleh usaha-usaha kesehatan
masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu kesehatan
masyarakat menjadi sangat luas, mencakup segala aspek, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, yang mempengaruhi
perilaku masyarakat. Dapat dimengerti bahwa usaha kesehatan
masyarakat inipun membutuhkan kerja multidisiplin para ahli, seperti
ahli kedokteran, kesehatan, rekayasa, statistik, sosial, budaya, dan
lain-lainnya.

278
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Agar usaha kesehatan masyarakat ini dapat terlaksana dengan
efisien, maka masyarakat perlu terorganisisr. Lewat organisasi
masyarakat ini diharapkan akan dapat dilaksanakan usaha-usaha
kesehatan secara efektif dan efisien. Hal ini mudah dimengerti,
karena kesehatan masyarakat itu populasinya adalah masyarakat
secara keseluruhan dan bukan individu per individu. Agar masyarakat
dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam
usaha dasar yang dikenal dalam ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai
“The Basic Six” atau enam usaha dasar. Usaha kesehatan
masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The Basic Six” juga
ditambah dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu. Konsep
“The Basic Six” menurut WHO (World Health Organization)
1. Pemeliharaan dokumen kesehatan
2. Pendidikan kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pemberantasan penyakit menular
5. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
6. Pelayanan medis dan perawatan kesehatan
Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya
kesehatan dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:
1. Kesehatan keluarga
2. Perbaikan gizi
3. Pengamanan mkanan dan minuman
4. Kesehatan lingkungan
5. Kesehatan kerja
6. Kesehatan jiwa
7. Pemberantasan penyakit
8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. Pengamanan zat aditif
12. Kesehatan sekolah
13. Kesehatan olah raga
14. Pengobatan tradisional
15. Kesehatan mata
16. Kesehatan olah raga
17. Kesehatan pekerja nonformal
18. Pembinaan pengobatan tradisional
19. Peningkatan upaya dana sehat masyarakat.

279
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Kesemuanya ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan
kesehatan yang dihadapi. Misalnya, program untuk kesehatan
lingkungan memerlukan ahli rekayasa di bidang air bersih, limbah,
lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya. Penyuluhan akan
memerlukan penyuluh dan ke-ikut-sertaan tokoh masyarakat;
penanggulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga
ahli mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor, atau
tenaga ahli jalan, pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli
pertranian, pengatur lalu-lintas, dan pendidik pengguna jalan dan
kendaraan bermotor. Dari sekian banyak usaha biasanya inisiasi
dilakukan dengan usaha KIA, karena berbagai alas an, yang antara
lain:
• masyarakat peka terhadap kesehatan anak
• bersama KIA dapat dilakukan aktivitas kesehatan masyarakat
lainnya seperti: pendidikan kesehatan, usaha peningkatan gizi,
kesehatan balita, kesehatan lingkungan, keluarga berencana,
dan seterusnya. Dengan demikian, usaha-usaha lainnya dapat
ikut berkembang bersama dengan usaha KIA.
Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma,
adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain,
yang tidak menunjangkesehatan. Kesehatan anak terutama sangat
dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya,
sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi
melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut.
Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan
sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk
mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan
optimal meliputi usaha-usaha:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengawasan
• Pengkoordinasian
• Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang
berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan
kelangsungan hidup manusia.

280
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan anggapan.
• bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia
selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan, dan
• bahwa perubahan dapat diinduksikan
Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi
apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke
dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden.
Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi.
Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota
masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya
sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau
keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah
keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang
menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif
inilah akan terjadi perubahan perilaku. Pendidikan kesehatan ini
sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan
masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup
kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus
yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari
penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat
harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada
masyarakat. Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari
sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan
bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat
terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat
air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun
jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu
dipelajari. Dengan demikian usaha kesehatan lingkunganpun perlu di
dukung oleh usaha pendidikan kesehatan.
Usaha laboratorium ini dimaksudkan untuk menunjang semua usaha
kesehatan. Di dalamnya termasuk laboratorium klinis yang didapatkan
di poliklinik ataupun rumah sakit, serta yang berdiri sendiri. Tujuan
utama laboratoriumkesehatan adalah untuk mencegah penyakit.
Usaha laboratorium sedemikian meliputi;
a. pembuatan vaksin dan serum
b. melakukan pemeriksaan material yang berbahaya bagi
masyarakat, misalnya drah, hewan terjangkit Rabies

281
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
c. pemeriksaan dan pemantauan udara, air, lumpur, dan
makanan
d. pemeriksaan dan pemantauan vektor penyakit(serangga
pembawa penyakit)
e. memberi pelayanan pengobatan pencegahan seperti
vaksinasi, observasi hewan terjangkit rabies. Dai uraian ini
jelas sudah hubungan dengan kesehatan lingkungan.

13.1. Sanitasi lingkungan


Salah satu upaya kesehatan masyarakat adalah untuk mengatasi
masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan
masyarakat. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi
lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Sanitasi lingkungan secara detail dibahas pada Bab 14 tentang
Kesehatan Lingkungan.

13.2. Pemberantasan penyakit


Pemberantasan, pencegahan, dan pengobatan penyakit yang
terjadi dalam masyarakat merupakan salah satu usaha kesehatan
masyarakat.
1. Pengendalian Vektor dan Hospes Penyakit
Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau
menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit
tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh
hewan tersebut. Sebagai contoh penyakit yang ditularkan lewat
vektor antara lain: lalat menularkan penyakit disentri. malaria,
DHF.
Induk semang atau hospes dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
hospes sejati (definitif) dan perantara. Induk semang sejati
adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit
melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak. Induk
semang perantara adalah makhluk hidup yang ditempati oleh
agen penyakit yang mana agen penyakit tersebut hanya
mengalami pertumbuhan dan perkembangan tetapi tidak
berkembang-biak. Biasanya induk semang berperan
menularkan suatu penyakit ke induk semanng lainnya. Sebagai
contoh: nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing
menularkan penyakit Toxoplasmosis. Nyamuk Aedes aegypti
menularkan demam berdarah Dengue (BDB).

282
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan
dengan berbagai cara yakni mekanik, kimiawi, dan biologis.
1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menutup, menguras, dan
mengubur).
2. Secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif.

13.3. Promosi kesehatan


Promosi Kesehatan yang dahulu lebih dikenal dengan pendidikan
kesehatan, adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan
dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi kesehatan bukan
sekedar masyarakat mau hidup sehat, tetapi juga mampu untuk
hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekadar
menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan
agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi
juga bagaimana masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Promosi kesehatan masyarakat penting untuk menunjang program-
program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya
pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam
program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan
pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah
melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot.
Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak
segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan perkataan lain
pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi
masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang
benar karena pendidikan adalah merupakan behavioral investment

283
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
jangka panjang. Hasil investasi pendidikan kesehatan baru dapat
dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek
(immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan
peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung
terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku
sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari
pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat
sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda
dengan program kesehatan yang lain, terutama program
pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate
impact) terhadap penurunan kesakitan.
Melibatkan 5 dimensi:
1. Kebijakan
2. Lingkungan
3. Tenaga kes
4. PSM
5. Perorangan
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan.
Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep
pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti
didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan
atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih
matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai
hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain
yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan
tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas
dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi
dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat
dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi
dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua

284
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan
anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan
ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses
kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa
kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri: belajar adalah kegiatan
yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri
kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut
didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu
yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi
karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak
dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan
kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari
konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan
kesehatan didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan (perilaku) nya / mereka untuk mencapai
kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal. Disamping
konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan
kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang
pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep
mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang
sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green,
tim ahli WHO dan lain sebagainya.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan
kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat
3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input), proses dan
persoalan keluaran (output).
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu,
kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme
dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri
subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal
balik antara berbagai faktor, antara lain: subjek belajar, pengajar
(pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu
belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran

285
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan
atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar
tersebut dapat digambarkan pada bagan di bawah! Beberapa ahli
pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi
(bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek belajar. Faktor
instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti
perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan
sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat
berupa individu, kelompok atau masyarakat.
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan
sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan
kesehatannya (health promoting school). Oleh sebab itu, program
promosi kesehatan sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok,
yakni:

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat


Lingkungan sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial
(non-fisik dan fisik).
a. aspek non-fisik (mental-sosial):
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara
komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah dan orang tua
murid). Lingkungan mental sosial yang sehat terjadi apabila
hubungan yang harmonis, dan kondusif di antara komponen
masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan
menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak
atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup
sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari:
Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:
• Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat
umum atau keramaian, misalnya pasar, terminal, mall, dan
sebagainya.
• besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah
murid yang ditampungnya.
• Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.
• Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi
udara di setiap ruang kelas.

286
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
• Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya
cahaya dari sinar matahari dapat masuk ke setiap ruang
kelas.
• System pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin
tidak menimbulkan genangan (harus mengalir).
• Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau air kecil
(jamban).
• Tersedianya tempat pembunagan sampah di setiap kelas,
dan tersa sekolah.
• Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga
kebersihan dan keamanan makanan dapat diawasi.

Pemeliharaan Kebersihan Perorangan dan Lingkungan


Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan
factor yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan (personal
hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:
• kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, telinga, dan hidung.
• kebersihan mulut dan gigi.
• kebersihan dan kerapian pakaian.
• mMemakai alas kaki (sepatu atau sandal).
• cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebagainya.
Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara
lain:
• kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat
sekolah yang lain).
• kebersihan kaca, jendela, dan lantai
• kebersihan WC dan kamar kecil.
• kebersihan ruang kelas.
• membuang sampah pada tempatnya.
• membiasakan meludah tidak di sembarang tempat.
• pemeliharaan taman atau kebun sekolah.
Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:
1. Ada pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-
murid keluar masuk gedung sekolah, sehingga membahayakan
keselamatannya.

287
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2. Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah dilewati
atau tidak becek di musim hujan, dan berdebu pada musim
kemarau.
3. Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga
membuka kea rah luar.
4. Ada tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada
pemakai jalan agar waspada di lingkungan sekolah (banyak
anak berlari-larian).
5. Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K.

Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid-murid Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Sekolah Menengah
Atas (SMA) ditujukan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat
agar dapat bertanggung-jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta
lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku
atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan perorangan dan lingkungan, terutama lingkungan
sekolah.
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan
cara:
• Hidup bersih
• Imunisasi
• Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain
yang dapat menularkan penyakit.
• Cara penularan penyakit.
c. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara
pencegahannya).
d. Gizi yang meliputi:
1. Pengenalan berbagai makanan bergizi
2. Nilai gizi pada makanan
3. Memilih berbagai makanan yang bergizi
4. Kebersihan makanan
5. Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi,
dan sebagainya.

288
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
6. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
7. Mengenal fasilitas kesehatan yang professional, dan
sebagainya.

Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan di Sekolah


Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi
efektif di antara anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun
perlu adanya pemeliharaan kesehatan, khususnya bagi murid-murid
sekolah. Pemeliharaan kesehatan di sekolah ini mencakup:
1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan
umum atau khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan
sebagainya.
2. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
3. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, antara lain dengan imunisasi.
4. Usaha perbaikan gizi.
5. Usaha kesehatan gigi sekolah.
6. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan
jasmani, rohani, dan social. Misalnya, penimbangan berat
badan, dan pengukuran tinggi badan.
7. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau
lanjutan ke Puskesmas atau rumah sakit.
8. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pegobatan ringan.
9. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan
dalam kurikulum sekolah.
10. Menjalin kerja sama dengan sector lain dan pihak-pihak lain
dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
11. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka
upaya kesehatan sekolah.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai
dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat
pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan
kesehatan.
Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.
2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

289
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat luas.
Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
berlangsung di berbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya
berbeda pula, misalnya :
1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid.
2. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-
rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di
puskesmas, dan sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan yang bersangkutan.

13.4. Pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan


kesehatan masyarakat
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-
tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah
menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya yang ada di
dalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Namun demikian, dalam praktiknya keduanya bertujuan
menciptakan derajat kesehatan warga masyarakat. Bedanya
kesehatan pribadi menekankan pada kesehatan individu,
sedangkan kesehatan masyarakat menekankan pada kesehatan
masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk
penghimpunan dan pengembangan potensi dan sumber-sumber
daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya adalah
menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi
masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan
partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian,
kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-
masalah kesehatan mereka sendiri, serta upaya-upaya
pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan
masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat. Jadi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kesehatan masyarakat
sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan
kesehatan.

290
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
13.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang
mengetahui antara lain berbagai cara penularannya. Cara
penularan dapat terjadi secara langsung, yaitu, kontaklangsung
antara penderitadengan lorang yang peka, ataupun secara tidak
langsung, yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan,
tanah, pakaian, serangga, tangan, dan seterusnya.
Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi
menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali
dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat
penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke
daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan,
yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan.
Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut;
• penyakitbawaan air dan makanan (water and food-borne
diseases)
• penyakit bawaan udara (air borne diseases)
• penyakit bawaan tanah, dan
• penyakit bawaan vektor (vector borne diseases)
Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi
yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3
cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).
“Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya
dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:

1. Menghilangkan reservoar
Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran
penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien
di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan
orang lain.
2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan
menempatkannya bersama-sama penderita lain yang
sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu.
Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk
penderita kusta.

2. Memutus mata rantai penularan

291
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes
penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau
menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit
tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh
hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit
disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah
Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat
dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan
biologis.
1) Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan
mengubur).
2) Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3) Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4) Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan
efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit
menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat
membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik
lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium,
alkohol dan lain-lain.

1. Melindungi dengan Imunisasi


Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak
diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang
timbulnya kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu sesuai
dengan jenis vaksin yang diberikan. Oleh karena itu, seseorang
yang divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan

292
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu
lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga
dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri
basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan
menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha
pencegahan penyakit infeksi pada anak.
Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah
dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk
merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan
memasukkan vaksin. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin
TCD (Tifus, kolera dan Disenteri), maka tubuh orang itu akan
mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan
membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut terdapat dalam
tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu
orang itu akan kebal terhadap penyakit tifus, cholera dan
disenteri. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan.
Kadar antibodi di dalam darah lambat laun akan menurun.
Karena itu penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan
suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin.
Imunisasi atau vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang
yang sehat saja.
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan
menjadi 2, yakni:
1. Kekebalan tidak spesifik adalah pertahanan tubuh pada
manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari
suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus
yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks
tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya.
2. Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1)
Genetik, kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini
biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan
kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro)
cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis
vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S
lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum
daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA. (2)
Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) yaitu

293
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang
bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat
bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang
sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah
sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap
penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh
melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya
dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan
pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya
campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk
beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat
diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau
binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara
(dalam waktu pendek saja).

Gambar 13.2. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan


agar tubuh memiliki zat kebal terhadap penyakit tertentu

Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untuk


mencegah timbulnya penyakit adalah:
1) Vaksin TCD

294
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit kolera, tifus,
paratifus A dan paratifus B yang sudah dimatikan atau
dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah
kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin
tetra juga disebut sebagai vaksin kotipa (kolera, tifus, dan
paratifus).
3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin
BCG tediri dari basil-basil TBC hidup tetapi telah dilemahkan
sehingga tidak berbahaya lagi. Penyuntikan vaksin ini pada
bayi atau anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan
terhadap serangan penyakit TBC. Vaksin BCG bukan
dipakai untuk mengobati penyakit TBC dan juga bukan untuk
mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC.
Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk mendapatkan
kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit
TBC.
4) Vaksin cacar
5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak
untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit
lumpuh anak-anak).
6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-
orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes.
7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin
mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan


Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur,
seks, kehamilan, gizi dan trauma.
1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak
balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata
lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan,
kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur
tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio
dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.
3. Kehamilan, pada wanita yang sedang hamil pada umumnya
lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu
misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta

295
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis
jarang terjadi pada wanita hamil.
4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan
meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit
infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.
5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan
penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit
infeksi tertentu.

Jenis-jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu:
1. Imunisasi pasif (Pasive Immunization). Imunisasi pasif ini
adalah immuno-globulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah
penyakit campak (measles pada anak-anak).
2. Imunisasi aktif (Active Immunization). Imunisasi yang
diberikan pada anak adalah: BCG untuk mencegah penyakit
TBC. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Polio untuk mencegah penyakit
poliomielitis. Campak untuk mencegah penyakit campak
(measles).
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi
tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus
pada bayi yang dilahirkan.
Tujuan Program Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut
adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosa.

Kata-kata Penting
ƒ Promosi kesehatan masyarakat
ƒ Pelayanan kesehatan
ƒ Pengembangan rekayasa sosial
ƒ Kesehatan masyarakat
ƒ Imunisasi
ƒ Rehabilitasi
ƒ Epidemiologi
ƒ Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat

296
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Rangkuman
ƒ Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan
kesehatan.
ƒ Usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: (1) perbaikan
sanitasi lingkungan, (2) pemberantasan penyakit menular, (3)
pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan
medis dan peralatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan
pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yag layak dalam memelihara
kesehatan.
ƒ Program-program yang berkaitan dengan usaha untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat antara lain: Pembinaan
kesehatan lingkungan, peningkatan ketahanan fisik, program
makanan bergizi, pencegahan dan pengobatan penyakit.
ƒ Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!


1. Usaha-usaha untuk mewujudkan kesehatan masyarakat adalah ...
2. Pengorganisasian masya-rakat dalam rangka pencapaian tujuan-
tujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah ...
3. Setelah mempelajari ilmu kesehatan dan faktor-faktor penyebab
penyakit, manfaat bagi kita adalah ...
4. Perilaku seseorang yang tidak menghargai kesehatan dirinya
adalah....
5. Pendidikan kesehatan masyarakat meliputi aspek …
6. Indikator keberhasilan program peningkatan derajat kesehatan
masyarakat adalah …
7. Seorang ibu membawa anaknya ke pekan imunisasi nasional
(PIN) untuk mendapatkan vaksinansi polio termasuk langkah
8. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari
tentang ….
9. Kekebalan pasif diperoleh melalui …
10. Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan
menjadi ...

B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!


1. Jelaskan masalah kesehatan masyarakat yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari!

297
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
2. Jelaskan perbedaan ilmu kesehatan masyarakat (public health)
dan kesehatan pribadi (personal health) berdasarkan sifat obyek
kajiannya!
3. Jelaskan batasan kesehatan masyarakat menurut Winslow!
4. Jelaskan tujuan pemberian imunisasi!
5. Jelaskan cara pemberian vaksin secara benar!
6. Jelaskan metode-metode pendidikan kesehatan masyarakat!
7. Jelaskan konsep pendidikan di bidang kesehatan masyarakat!
8. Jelaskan peran penting pendidikan kesehatan masyarakat bagi
terbenuknya perilaku sehat masyarakat!
9. Jelaskan cara pengorganisasian masyarakat dalam rangka
pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat!
10. Jelaskan pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem!

298
Bab 13: Kesehatan Masyarakat
Bagaimanakah kondisi rumah tempat tinggal dan lingkungan
di sekitarmu? Apakah ada saluran pembuangan air limbah
dan tempat penampungan air limbah? Bagaimana kondisi
tempat mandi cuci dan kakus (MCK)? Bersih dan sehat atau
jorok? Pada umumnya masyarakat masih kurang
memperhatikan kesehatan lingkungan. Begitu pula kegiatan
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik.

299
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
ƒ Pengertian kesehatan lingkungan
ƒ Program-program kesehatan lingkungan
ƒ Penyediaan air bersih dan sehat
ƒ Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran
ƒ Makanan dan minuman
ƒ Bangunan fisik rumah tempat tinggal
ƒ Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan

15.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki pengertian
yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan
lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola
semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan
perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga
derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi
masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah kebersihan
lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan
lingkungan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan
dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya.
Lingkungan fisik meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk
hidup).
Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari
enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang
usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali
hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini
merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara
umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di antara
banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan
program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan
pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan,
mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan
air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan
air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan
seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut
mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan
pengelolaan lingkungan kerja.

300
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program atau
kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan
limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah
kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara,
makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara,
makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan
keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel,
motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan
memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan
lingkungan.

Lingkungan fisik (biotik dan abiotik)


1. Lingkungan abiotik (benda mati) dapat dibedakan menjadi
bangunan fisik dan lingkungan fisik. Bangunan fisik meliputi;
pagar, gedung, halaman, lapangan olahraga, tempat bermain,
kebun, sungai, kamar mandi, WC, kantin, dan warung.
Lingkungan fisik meliputi temperatur, kelembaban, kebisingan,
tekanan udara, sampah, limbah, pencemaran udara, air dan
tanah.
2. Lingkungan biotik (makhluk hidup) antara lain: tanaman dan
hewan. Hewan dapat berperan sebagai hewan kesayangan
(pet animal), hewan ternak, vektor penyakit, dan hospes.
Lingkungan biotik meliputi tanaman dan hewan.

Lingkungan nonfisik
Lingkungan nonfisik (mental dan sosial), yang meliputi hubungan
timbal balik antara individu dengan masyarakat sekitarnya.
Pameo yang sangat populer ”Bersih itu sehat”. Lingkungan yang
bersih dan sehat perlu selalu diusahakan oleh setiap warga
masyarakat karena dapat mempengaruhi kesehatan kita bersama.
Lingkungan sehat merupakan kondisi yang mendukung
produktivitas secara keseluruhan dan merupakan suatu kondisi
yang menunjang tumbuh kembangnya perilaku hidup sehat
masyarakat. Lingkungan sehat akan tampak pada penampilan dan
perilaku warga masyarakat. Penampilan warga masyarakat
mencerminkan tingkat kesehatan pribadi anggota masyarakat.
Penampilan pribadi sehat antara lain berpakaian bersih, rapih, dan
bugar. Perilaku sehat tampak dari sikap masyarakat yang selalu
menjaga higiene pribadi, tidak membuang sampah, meludah,
apalagi kencing dan buang air besar di sembarang tempat.

301
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.1. Rumah dengan lingkungan sekitar yang hijau
menciptakan suasana segar dan sehat

15.2. Masalah Kesehatan Lingkungan


Pada dasarnya kehidupan manusia sangat tergantung pada
lingkungan sekitarnya. Semua kebutuhan manusia dicukupi dan
berasal dari lingkungan seperti, udara, air, suhu, kelembaban,
cahaya matahari, angin, makanan, dan tempat tinggal. Dengan
demikian jelaslah bahwa mutu lingkungan sangat berpengaruh
terhadap mutu kehidupan dan kesehatan manusia. Menyadari hal
itu, maka manusia mempelajari dan belajar dari lingkungan sekitar
agar hidupnya sehat dan berlangsung lama. Namun demikian,
karena ulah sebagian manusia yang terlalu serakah dan
mementingkan kepentingan pribadi, maka lingkungan sekitar
menjadi rusak dan menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia.
Polusi, air kotor, buruknya sanitasi dan racun merupakan penyebab
gangguan kesehatan. Asap pembakaran batubara dan kayu
merupakan sumber pencemaran udara. Sejumlah insiden yang
membuat anak-anak mengalami cidera sakit dan meninggal dunia
disebabkan karena faktor lingkungan. Dampak kesehatan
lingkungan terhadap anak dan remaja karena faktor lingkungan.

302
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Pada masa pertumbuhan, faktor lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak. Mereka terancam
karena tempat tinggal dan bermain mereka sangat buruk dari sisi
lingkungan. Meski sejumlah penyebab kasus kematian sangat
bervariasi namun faktor utama seperti polusi, sanitasi dan
dukungan air bersih sangat diperlukan untuk melindungi mereka
dari faktor risiko sakit atau kematian. Program-program
untukmewujudkan kesehatan lingkungan antara lain:
1. Penyedian air bersih
2. Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran

Higiene
Usaha pembinaan kesehatan lingkungan meliputi higiene dan
sanitasi. Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya
penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin
pemeliharaan kesehatan. Higiene lebih menekankan pada aktifitas
manusianya.

Mencuci tangan
Mencuci tangan secara seksama dengan sabun dan air sebelum
menyentuh makanan setelah menyentuh barang-barang kotor
apalagi sehabis membuang hajat.

▲ Gambar 14.2. Rajin cuci tangan dapat terhindar dari


penyakit yang ditularkan melalui tangan
Mandi

303
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Mandi berguna untuk membersihkan tubuh dari kotoran, kembali
segar, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema.
Mandi ternyata tidak hanya dapat menjauhkan stress, tetapi juga
memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, dan
bahkan menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.

◄ Gambar 14.3.
Mandi secara
teratur dapat
menyegarkan
badan dan
mencegah
terserang
penyakit
terutama
penyakit kulit

Gosok gigi
Kesehatan gigi dipelihara dengan cara menyikat gigi dan selalu
membersihkan sela-sela gigi setiap hari setelah makan.
Menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak gigi.
Makanan yang terlalu panas atau dingin dapat mengikis email
gigi atau lapisan terluar gigi dan menyebabkan kerusakan pada
gigi, seperti jus jeruk yang sangat asam. Menghindari makanan
atau minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) yang relatif
rendah bersifat asam dan cenderung merusak gigi.

304
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
◄ Gambar 14.4.
Menggosok
gigi secara
teratur dan
benar
memlihara
kesehatan gigi

14.3. Sanitasi Lingkungan


Sanitasi merupakan usaha pengawasan pelbagai faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi
lebih menekankan pada faktor lingkungan.

14.2.1. Penyediaan Air Bersih dan Sehat


Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air
daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu
sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa,
sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80%.
Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai
kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci dan
pertanian. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju
tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari.
Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia,
tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara

305
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan
minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air
tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Air Bersih dan Sehat


Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit
apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di
daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air
tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan.
Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan air untuk
diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:
1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman-
kuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan
tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.
2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor,
kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besar-
besaran, cepat dan murah.

◄ Gambar 14.5.
Tandon untuk
menampung air
bersih yang akan
dikonsumsi oleh
masyarakat

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut


hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan

306
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan
tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai
berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening
(tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara
diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak
sukar.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air
tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah
memenuhi syarat kesehatan.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau
kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai
dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air
minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah
dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga
persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh
kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang.
Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan
harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar
tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air
tersebut.

Sumber-sumber Air Minum


Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum.
Sumber-sumber air ini, sebagai berikut:
1. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum,
tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena
itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu
ditambahkan kalsium didalamnya.

307
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
2. Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari
air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam
sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut
air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran,
maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih
dahulu.
3. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang
muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini
bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air
minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah
betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut
direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air sumur
(1)Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam
tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal
dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya
lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu
ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5
sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air
sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.
Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
(2)Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air
kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah
biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian
besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk
dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses
pengolahan).

Pengolahan air minum


Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai
berikut:
1. Pengolahan Secara Alamiah.
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari
air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air
danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam
penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di

308
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat
yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan.
Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada
dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring.
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan
kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi
tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang
hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia.
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat
kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya
mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia
yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan
(membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya
klor (Cl).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara.
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta
bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak
diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat
keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih.
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk
konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya
dapat digolongkan menjadi 2 yakni: (1) Pengolahan Air
Minum untuk Umum. (2) Penampungan Air Hujan. Air hujan
dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang
dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat.
Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur
air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa
atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya
dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di
sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk
pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal
dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara
bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban

309
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya
dengan merebus air tersebut.
6. Pengolahan Air Sungai.
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui
saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat
dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan
yang terdiri dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian
air dialirkan ke bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas
dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil
penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari
bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus
terlebih dahulu.
7. Pengolahan Mata Air.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar
tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat
dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa
bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya
sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
8. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah
cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur
pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu
teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat
pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah
sumur gali. Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh
kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai
berikut: (1) Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan
tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya. (2) Pada
bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
(3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur
tersebut untuk mengurangi kekeruhan. (4) Sebagai
pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat dimasukkan
suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya
aluminium sulfat (tawas). (5) Membersihkan air sumur yang
keruh ini dapat dilakukan dengan menyaringnya dengan
saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
9. Air Hujan.

310
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat
melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-
masing melalui aliran talang. Pada musim hujan hal ini tidak
menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin
menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan
tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar
mempunyai tandon untuk musim kemarau.

15.3.2. Mengatasi Masalah Limbah, Sampah, dan Kotoran


Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga,
perusahaan, dan/atau kendaraan merupakan masalah serius
yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kesehatan
lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan
pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya
selalu tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai
dengan jenisnya, sampah basah (garbage), sampah kering
(rubbish), dan sisa-sisa industri (industrial waste). Selain itu,
kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar (human excreta),
air limbah (sewage) juga harus dikelola dengan baik agar tidak
mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola
dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit
dan bau yang tidak sedap.

Air limbah dan pengelolaannya


Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang
berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi
dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-
sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang
mungkin ada. Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air
buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri,
perhotelan dan sebagainya.
Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena
lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan

311
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan
mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia
lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau
diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber,
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut:

▲ Gambar 14.6. Air limbah bekas cucian yang mengandung


deterjen dapat menimbukan masalah lingkungan

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic


wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman
penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta
(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi,
dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida,
amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam
berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu,
pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan
polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air
buangan yang berasal dari daerah perkantoran,
perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-

312
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah
rumah tangga.

Karakteristik Air Limbah


Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan
menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak
mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air
limbah ini digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah
rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-
sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-
bagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat
kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-
macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya
bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam
apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air
buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni: (1) gabungan yang
mengandung nitrogen, missalnya urea, protein, amine dan
asam amino. (2) gabungan yang tak mengandung nitrogen,
misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana
sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam proses
pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah,
maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup antara lain:
1. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit,
terutama kolera, typhus abdominalis, disentri basiler.
2. Menjadi media berkembang-biak mikroorganisme patogen.

313
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
3. Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat
hidup larva nyamuk.
4. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang
tidak sedap.
5. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan
lingkungan hidup lainnya.
6. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja
dengan tindak nyaman dan sebagainya.
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut
di atas diperlukan kondisi, persyaratan, dan upaya-upaya
sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut:
1. Tidak mengkontaminasi sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran permukaan tanah.
3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan,
air sungai, atau tempat-tempat rekreasi.
4. Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi
tempat berkembangbiaknya berbagai bibit penyakit dan
vektor.
5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak
dapat dicapai oleh anak-anak.
6. Baunya tidak mengganggu.

Cara pengolahan air limbah secara sederhana:


Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari
pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai
daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam
tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
1. Pengenceran (Dilution). Air limbah diencerkan sampai
mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya
kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus
dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran
terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air
masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan

314
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds). Pada prinsipnya cara
pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam
besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2
meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan
apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman
dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya antara lain
sebagai berikut: (1) empat unsur yang berperan dalam
proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari,
ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir
khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh
dengan subur. (2) pada proses sintesis untuk pembentukan
karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah
pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air
buangan. Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai
hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-
badan air (kali, danau, dan sebagainya).
3. Irigasi. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang
digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui
dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan
tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat
organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-
tanaman.

14.3.3. Sampah dan Pengelolaannya


Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak
dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah

315
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para
ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah
(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil
suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak
berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak
digunakan dan dibuang disebut sampah misalnya benda-benda
alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung
meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut
dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.
2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Sumber-sumber Sampah
Sampah bersumber dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic waste).
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil
kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang
seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau
belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan
sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan,
perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini
berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-
tempat hiburan, terminal bis, stasiun kereta api, dan
sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun
dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari
perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini
berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya.
Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar
(rabbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal
dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-

316
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan
ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan,
plastik dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari kawasan industri. Sampah ini
berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang
berasal dari proses produksi, misalnya sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,
kaleng dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian
misalnya jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang
jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini
berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung
dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-
batuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang),
dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini
berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai
binatang, dan sebagainya.

Jenis-jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis
sampah yakni sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam
bentuk gas (fume, smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan
batasan diatas bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas
sampah padat. Sampah cair yang berupa antara lain air limbah
akan dibahas dibagian lain. Sedangkan sampah dalam bentuk
gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap kendaraan,
asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas. Sampah padat
(selanjutnya akan disebut sampah saja) dapat dibagi menjadi
berbagai jenis. Berdasarkan zat kimia yang terkandung
didalamnya, sampah dibagi menjadi:
1. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk, misalnya logam atau besi, pecahan gelas,
plastik, dan sebagainya.

317
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
2. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat
membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan,
buah-buahan dan sebagainya.

◄ Gambar 14.7.
Sampah
organik setelah
dipilah dapat
diolah menjadi
pupuk kompos

Berdasarkan dapat tidaknya dibakar:


1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu,
plastik, kain bekas, dan sebagainya.
2. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng
bekas, besi atau logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan
sebagainya.
Berdasarkan karakteristik sampah:
1. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau
pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan
berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
2. Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,
perdagangan, baik yang mudah terbakar seperti kertas,
karton, plastik dan sebagainya maupun yang tidak mudah
terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas,
dan sebagainya.
3. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang
mudah terbakar, termasuk abu rokok.
4. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang
berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran
bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas, plastik,
pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya.
5. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau
pabrik-pabrik.

318
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
6. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang
mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang orang.
7. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai
mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
8. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah
dari proses pembangunan gedung, rumah, dan sebagainya,
yang berupa puing-puing, potongan-potongan kayu, besi,
beton, bambu, dan sebagainya.

Pengolahan Sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena
sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme
penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai
pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu
sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau
mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang
baik bukan saja untuk kepentingan kesehatan tetapi juga untuk
keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah meliputi
pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau
pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan
sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh
sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan
tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari
masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus
diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah,
selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA).
Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk
daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah
dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa
memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga
daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.

319
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
◄ Gambar 14.8.
Sampah rumah
tangga perlu
disapu untuk
dikumpulkan
selanjutnya
diproses lebih
lanjut

2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. Pemusnahan


dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan
melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut: (1)
ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan
membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan
ditimbun dengan tanah. (2) dibakar (inceneration) yaitu
memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam
tungku pembakaran (incenerator). (3) dijadikan pupuk
(composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan,
sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di
daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah
perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah
tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik
dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi
pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan
sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh
para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan
berkurang.

320
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.9. Pengangkutan sampah dari tempat
penampungan ke tempat pengolahan sampah

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan


dengan dua tujuan:
ƒ mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis, atau
ƒ mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung
dari jenis sampah itu sendiri.
Cara-cara pengelolaan sampah
1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah
Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah: Longsor sampah Leuwigajah
2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan
anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah
mencapai ± 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif
penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan

321
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan
keuntungan.

▲ Gambar 14.10. Cara pemusnahan sampah dengan dibakar


pada tempat khusus pembakaran sampah

Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-


bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic
(suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus
untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan
secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam
maupun di luar ruangan.

◄ Gambar 14.11. Cara


pemusnahan sampah
dengan dibakar bukan
pada tempat khusus
pembakaran sampah

322
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara
aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Bahan tambahan yang biasa digunakan aktivator kompos atau
menggunakan cacing guna mendapatkan kompos
(vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara
lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif
rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang
banyak (tergantung luasan lahan).
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena
mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan
kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan
oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan
udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik
memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara
dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat
dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di
Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika
dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih
tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah
dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis,
menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan
kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di
TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media
tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang
mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan,
sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri
pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan
bahan baku pengomposan.

14.3.4. Kotoran manusia


Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk
tinja (faeces) sebagai sisa hasil pencernaan makanan, air seni
(urine) sebagai sisa hasil metabolisme, dan CO2 sebagai hasil
dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam
tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan
urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).

323
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan
area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia
meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok
untuk sedini mungkin diatasi. Peranan tinja dalam penyebaran
penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung
mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya,
juga air, tanah, serangga, lalat, kecoa dan sebagainya. Bagian-
bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut.
Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang
yang menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu
akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya
perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya
pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan
air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini
200 juta, maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000
juta gram (194.000 ton). Oleh karena itu, bila pengelolaan tinja
tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Beberapa
penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain
tipus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi,
tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.

▲ Gambar 14.12. Kakus walaupun sederhana tetapi


cukup bersih
1. Pengelolaan Pembuangan dan sehat
Kotoran Manusia

324
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi
tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia
harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran
harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu
jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
tersebut.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan
kecoa dan binatang-binatang lainnya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
7. Sederhana desainnya.
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan
jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang
(privacy) dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat,
tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi
yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau,
dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau
kertas pembersih.

14.3.5. Makanan dan Minuman


Pengawasaan makanan dan minuman untuk mengantisipasi
dikonsumsinya makanan yang tidak memenuhi syarat-syarat
makanan sehat yang dijual oleh penjaja makanan di warung
maupun penjaja makanan keliling. Hal ini mengingat kebiasaan
masyarakat kita pada umumnya suka jajan. Pengawasan
makanan meliputi kualitas jajanan, pengemasan, dan
pendistribusian.

325
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
14.3.6. Bangunan Fisik Rumah Tempat Tinggal
Bangunan rumah tempat tinggal sebaiknya selalu dijaga
kebersihannya dan memiliki pagar (tidak harus tembok, lebih
baik pagar hidup). Kebersihan kamar mandi dan WC harus
selalu diperhatikan dengan membersihkan setiap hari. Kolam
ikan selalu dikontrol untuk mencegah digunakan sebagai sarang
nyamuk.
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan
manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke
zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal di gua-gua kemudian berkembang dengan
mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan di bawah
pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan
diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain
rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan
sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan
membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat
(local material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern
ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-
bahan setempat tetapi kadang-kadang desainnya masih
mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah yaitu:
1. Faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah
harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di
pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota,
di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah dekat
gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa
dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang
tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya
bahannya, bentuknya, menghadapnya dan lain sebagainya.
Rumah di daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan
yang ringan namun harus kokoh, rumah di dekat hutan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-
serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini
dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan
keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan

326
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia dan
sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok
pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah
adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu,
kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu
dipertimbangkan.
3. Teknologi yang dimiliki masyarakat. Pada dewasa ini
teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu
modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal
bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah
mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun
temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat guna
maka teknologi yang sudah dipunyai masyarakat tersebut
dimodifikasi. Segi-segi yang merugikan kesehatan dikurangi
dan mempertahankan segi-segi yang sudah positif. Contoh:
Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun
rumbai yang dihuni oleh orang yang memang
kemampuannya sejauh itu, dapat dipertahankan, hanya
kesadaran dan kebiasaan membuat lubang angin (jendela)
yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
4. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang
menyangkut tata guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan
masyarakat pedesaan belum merupakan problem namun di
kota sudah menjadi masalah yang besar.

Syarat-syarat rumah sehat


1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari
semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu
pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan.
Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

327
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.13. Rumah sehat idaman setiap insan

2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok
untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat
dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun
demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk
rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu
panas didalam rumah.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama
adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah
tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di
dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan
media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-
bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi
adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran

328
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara
akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban
(humudity) yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yakni: (1)
Ventilasi alamiah, dimana aliran udara di dalam ruangan
tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang
angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak
lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga
merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke
dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut. (2)
Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat
khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas
angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak
cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan
disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir.
Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan
keluarnya udara.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak
kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang
masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari
disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit
penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah
akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan
mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: (1) Cahaya
alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah,
misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat
harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.
Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-
kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam
ruangan rumah. Perlu diperhatikan didalam membuat jendela
diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela disini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan
masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus
diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama

329
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya
cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. (2)
Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang
bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan
sebagainya.

◄ Gambar 14.1. Taman


di dalam rumah
menambah sehat
lingkungan

5. Luas Bangunan Rumah


Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut
harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya
akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini
berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya,
sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi,
akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas
sebagai berikut: (1) Penyediaan air bersih yang cukup, (2)
Pembuangan tinja, (3) Pembuangan air limbah (air bekas),
(4) Pembuangan sampah, (5) Fasilitas dapur, (6) Ruang
berkumpul keluarga, (7) Untuk rumah di pedesaan lebih
cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).

330
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲ Gambar 14.2. Tempat penjemuran pakaian tertata rapi
menciptakan keindahan dan juga kesehatan lingkungan

Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu


diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang
ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para
petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam
rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang
merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi
kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau
dibikinkan kandang tersendiri.

◄ Gambar 14.2. Kandang


ternak dekat dengan
perumahan dapat
berdampak bau, kotor,
dan sumber penularan
penyakit, lebih baik jika
ada kandang kelompok

331
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
14.3.7. Pencemaran Udara, Air, dan Tanah
Dampak perubahan lingkungan akibat pembangunan yang
kurang terencana pada umumnya terjadi di daerah perkotaan.
Persebaran penduduk yang tidak merata dan memadati daerah-
daerah perkotaan karena urbanisasi menambah masalah
kependudukan dan dampaknya pada pemukiman dan kesehatan
kurang baik. Tanpa disadari banyak kegiatan dan perbuatan
manusia yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan
pencemaran sebagai contoh: sampah plastik.
Limbah setiap kegiatan manusia dapat menjadi pencemar
manakala limbah tersebut sudah berakibat pada menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Sampah kota mencemari udara,
perairan, bau busuk, dan tanah.

Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan


Udara di kota-kota yang penduduknya berjejal-jejal dan banyak
pabrik-pabrik banyak bercampur dengan bermacam-macam gas
dan debu. Sebenarnya debu-debu itu selalu ada dalam udara,
walaupun dalam jumlah yang amat sedikit.

▲ Gambar 14.4. Jumlah sepeda motor yang semakin banyak


memberikan dampak asap yang dapat menimbulkan
pencemaran udara

Jalan pernafasan diperlengkapi dengan alat-alat untuk


menyaring debu-debu. Pada umumnya hal ini amat memuaskan,
tetapi penghisapan debu-debu yang tertentu misalnya silikat dan
asbes (banyak terdapat dalam pertambangan-pertambangan),
dapat menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan lebih

332
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
lanjut terhada kesehatan. Untuk ini maka industri dan pabrik-
pabrik mengadakan peraturan-peraturan dan penjagaan-
penjagaan untuk mengurangi kemungkinan itu.
Pencemaran lingkungan udara, air, dan tanah disebabkan oleh
berbagai faktor berikut:
1. Pencemaran udara karena banyak mengandung CO2
(karbondioksida) yang banyak dihasilkan dari pembakaran
BBM seperti: minyak tanah, solar, bensin dari kendaraan
bermotor atau mesin-mesin industri. Karbondioksida yang
terlarut dalam air hujan kemudian membentuk asam karbonat
(H2CO3). Selain itu, pembakaran juga menghasilkan belerang
dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO2) ke udara.
2. Pencemaran timbal (plumbom) dapat mempengaruhi tumbuh
kembang dan kecerdasan anak terutama balita (bawah lima
tahun). Pencemaran timbal dapat terjadi melalui udara
kemudian terhirup lewat saluran pernafasan, misalnya asap
kendaraan bermotor dan pabrik.
3. Pengunaan air raksa (Hg) termasuk dalam kategori logam
berat bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) seperti
kasus; Minamata (Jepang), Busang (sulawesi utara).
4. Gas karbon monooksida (CO) karena pembakaran yang
tidak sempurna bersifat racun bagi pernafasan.
5. Pencemaran tanah oleh sampah plastik.
6. Pestisida yang berlebihan dan tidak terkontrol mematikan
organisme, tanah terakumulasi pada tanaman dan dimakan
manusia. Buah-buahan, Antibiotika pada makanan ternak,
daging, dan telur.

Gas-gas Lain yang Dapat Merusak Kesehatan


Di kota-kota besar yang banyak digunakan orang suatu bahan
bakar untuk penerangan, memasak dan lain-lain keperluan.
Bahan bakar ini ialah suatu campuran gas-gas yang disebut gas
penerangan (lichtgas).
Bahan bakar ini terdiri dari CO(5-8%), CO2(3%), H2(50%) dan
CH4(35%). CO yang terdapat dalam campuran ini tidak
berwarna, tidak berbau dan berbahaya bagi manusia. Bila gas itu
terisap oleh manusia dalam jumlah yang banyak, maka orang ini
akan menderita keracunan CO.
Gjala-gejala keracunan CO:

333
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
Kepala pusing, rasa berat di kepala, lemah. Tak lama antaranya
pingsan, kemudian terjadi kejang-kejang, pernafasan menjadi
buruk, suhu tubuh merendah. Akhirnya orang tersebut akan mati.
Hal ini akan terjadi bila CO yang diisap dalam jumlah yang
banyak. Dalam praktek hal ini jarang sekali terjadi. Sekalipun
demikian, kita perlu berhati-hati.
Penjagaan terhadap gas CO:
Jangan lupa menutup kembali kran gas setelah selesai
menggunakannya. Kalau berbau gas penerangan, segera carilah
darimana asalnya gas itu atau selekas mungkin laporkan hal ini
kepada kantor yang bersangkutan.
Gas karbonmonooksida (CO) dihasilkan kegiatan-kegiatan
berikut:
ƒ Asap hasil pembakaran kendaraan yang tidak sempurna,
karena mesin kendaraan telah tua atau kurang terawat.
ƒ Asap kereta api dalam terowongan
ƒ Gas-gas dalam mobil garasi
ƒ Asap rokok yang lembab
ƒ Gas-gas racun yang dipakai dalam peperangan dan lain-lain
Sebenarnyalah gas penerangan dapat pula tanpa gas CO, tetapi
harganya menjadi lebih mahal. Gas penerangan selalu dapat
dikenal karena baunya.
Gejala-gejala akibat keracunan gas CO yang ringan ialah:
• pusing-pusing kepala
• nafsu makan berkurang
• tubuh terasa lemah
• lekas marah.
Hal ini antara lain terdapat pada supir-supir yang mengendarai
mobil-mobil yang karburatornya tidak baik kerjanya. Gejala-
gejala ini dapat hilang sendiri bila banyak berada di udara yang
luas dan segar.

14.4. Upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup


Bertujuan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan hidup
dengan cara pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan akan
mendukung eksistensi manusia di tempat yang dimukiminya juga
untuk mendukung seluruh kehidupan komunitas di dalam
eksosistem. Dengan kata lain, agar fungsi lingkungan hidup yang
diperlukan untuk kesejahteraan manusia dalam kondisi ekosistem
yang seimbang. Pengelolaan lingkungan hidup antara lain meliputi

334
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
kegiatan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. Cara
mengatasi antara lain dengan:
1. Memberi pemahaman pada seluruh lapisan masyarakat tentang
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan bahaya
pencemaran.
2. Menangani limbah agar tidak menjadi bahan pencemar dengan
cara daur ulang.
3. Memproses limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Pengolahan limbah bertujuan meniadakan, menetralkan bahan-
bahan berbahaya.
5. Penguraian oleh mikroorganisme.

14.4.2. Manfaat Positip dari Pembinaan Lingkungan Hidup


Manfaat positip dari pembinaan lingkungan hidup sehat antara
lain mendorong perilaku hidup sehat masyarakat, frekuensi sakit
(tidak masuk kerja karena sakit) berkurang, tinggi dan berat
badan ideal (berdasarkan KMS anak) semakin meningkat,
tumbuh kembang berdasarkan usianya normal, keadaan
kesehatan masyarakat secara umum baik, motivasi kerja
meningkat, dan ketahanan kerja meningkat. Selain itu, pada
masyarakat sehat akan berperilaku sosial baik, dan memiliki
kepekaaan tinggi terhadap kebersihan lingkungan sekitar,
memiliki ketahanan dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
merokok, minuman beralkohol, dan penyalah-gunaan narkoba.
Tips sadar lingkungan:
1. Jangan membuang sampah sembarangan, buanglah
sampah pada tempatnya.
2. Memilah sampah sesuai jenisnya.
3. Habiskan makanan atau minuman.
4. Jangan membuang sampah di sungai atau di jalan.

14.5. Penyakit-penyakit Lingkungan


1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia.
Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup di dalam air tawar
selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air
selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air,

335
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan
penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia
melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet
atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi
leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4-19
hari. Stadium pertama. Gejala yang ditimbulkan adalah:
• Demam tinggi
• Menggigil
• Sakit kepala
• Malaise (Lesu/Lemah)
• Muntah
• Konjungtivitis (radang mata)
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari
Stadium kedua
• Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan
stadium pertama
• Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan
akan terjadi meningitis
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan
keempat

Komplikasi leptospirosis
• Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan
kematian.
• Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak
dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian
mendadak
• Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
• Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari
saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran
genitalia, dan mata ( konjungtiva )
• Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat
dan lahir mati

Pencegahan

336
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
• Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar
terhindar dari tikus.
• Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan.
• Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan
sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/
selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.
• Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap
Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas
pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan
sepatu bot dan sarung tangan.
• Menjaga kebersihan lingkungan.
• Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah.
• Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
• Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
• Menghindari pencemaran oleh tikus.
• Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu
yang tercemar oleh tikus.
• Meningkatkan penangkapan tikus .

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menjadi penyakit yang
paling menakutkan di musim hujan. Hal yang sangat lumrah
jika semua orang khawatir terkena demam berdarah. Penyakit
ini dapat menggiring penderitanya dalam kondisi yang parah
hanya dalam waktu yang relatif singkat. Demam Berdarah
Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal.
Dalam waktu yang relatif singkat, penyakit ini dapat merenggut
nyawa penderitanya jika tidak ditangani secepatnya. DBD
dikarenakan oleh virus dengue. Virus ini sebagai penyebab
demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh
karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod
born diseases. Satu-satunya upaya untuk memutus rangkaian
ini yaitu dengan memberantas nyamuk yang dapat menularkan
virus dengue. Nyamuk yang paling sering menimbulkan wabah
demam berdarah yaitu nyamuk Aedes aegypti subgenus
Stegomya. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang
menggigit dan menularkan virus dengue. Umumnya, nyamuk ini
menggigit di siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore hari

337
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
(pukul 16.00-17.00). nyamuk jenis itu senang berada di tempat
yang gelap dan lembab.

▲ Gambar 14.6. Nyamuk Anopheles menularkan bibit


penyakit demam berdarah dengue (DBD)

Berikut ini kelainan-kelainan yang perlu Anda waspada jika


mungkin terjadi pada salah satu anggota keluarga Anda.
• Jika seseorang mengalami demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas serta disertai penurunan aktivitas dan
nafsu makan.
• Timbul perdarahan, baik dari gigi, mulut, hidung, kulit, atau
tinja.
• Demam yang diserta kemerahan di wajah dan leher serta
muntah.
• Jika tiba-tiba terjadi penurunan suhu tubuh setelah
beberapa waktu penderita mengalami demam. Gejala ini
diiringi dengan gelisah, sakit perut dan badan lemas.

Kata-kata Penting
• Lingkungan
• Air sehat
• Sanitasi
• Higiene
• Pengelolaan sampah
• Limbah
• Polusi udara

338
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
• Penyakit lingkungan
• Memutus siklus
• Rumah sehat

Rangkuman
• Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk
mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan
dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa
sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
• Program kesehatan lingkungan meliputi: penyediaan air minum,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit
bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas
lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya.
• Higiene merupakan usaha yang memperhatikan pengaruh lingkungan
terhadap kesehatan, upaya mencegah timbulnya penyakit karena
pengaruh lingkungan tersebut, serta menciptakan kondisi lingkungan
sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
• Berbagai faktor penyebab pencemaran lingkungan udara, air, dan
tanah antara lain: asap pabrik, kendaraan bermotor, limbah industri,
limbah rumah tangga.
• Tips sadar lingkungan: Jangan membuang sampah sembarangan,
buanglah sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya,
dan habiskan makanan atau minuman, dan jangan membuang
sampah di sungai atau di jalan.

A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!


1. Sebutkan komponen lingkungan abiotik ...
2. Sebutkan program-program kesehatan lingkungan ...
3. Sebutkan cara mengolah air minum yang baik ...
4. Sebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan ...
5. Sebutkan cara pengelolaan sampah ....
6. Sebutkan contoh higiene pribdi ..
7. Sebutkan cara mengolah air minum secara sederhana ...
8. Sebutkan cara pengolahan limbah rumah tangga ...
9. Sebutkan cara pengolahan sampah ...
10. Sebutkan penyakit yang vektornya menggunakan air ...

339
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan syarat-syarat air minum yang bersih dan sehat!
2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dari limbah rumah tangga!
3. Jelaskan limbah industri dan dampaknya bagi kesehatan!
4. Jelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan!
5. Jelaskan cara penularan penyakit demam berdarah dengue!
6. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan sumber air minum?
7. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit lingkungan!
8. Jelaskan pengaruh pencemaran timah hitam terhadap kesehatan!
9. Bagaimana cara untuk memberantas penyakit demam berdarah
yang paling efektif?
10. Jelaskan perilaku seseorang yang telah sadar arti penting
lingkungan terhadap kesehatan!

340
Bab 14: Kesehatan Lingkungan
▲Gambar 15.1. Bekerja dengan
pelindung tangan agar terhindar dari
kecelakaan kerja

Pernahkah anda membaca berita tentang


seseorang yang menderita luka berat atau
bahkan mengalami kematian karena
kecelakaan kerja? Kesehatan kerja berupaya
mencegah kecelakaan akibat kerja. Penyakit
dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah.

Pada bab ini akan dipelajari tentang:


ƒ Batasan Kesehatan Kerja
ƒ Diterminan Kesehatan Kerja
ƒ Kemampuan Kerja
ƒ Faktor Fisik Dalam Kesehatan Kerja
ƒ Faktor Manusia Dalam Kerja
ƒ Ergonomi
ƒ Psikologi Kerja
ƒ Kecelakaan Kerja
ƒ Tujuan Pengawasan
ƒ Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja
ƒ Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK)

341
Bab 15: Kesehatan Kerja
15. Batasan Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan dan
prakteknya; bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial;
dilakukan dengan usaha-usaha preventif (pencegahan penyakit),
kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan), dan promotif
(peningkatan kesehatan).

◄ Gambar 15.2.
Peralatan kerja
yang dikemas
secara rapi
menciptakan
suasana kerja
yang nyaman
dan sehat

Tujuan kesehatan kerja yang dirumuskan oleh organisasi buruh


internasional (ILO), badan organisasi kesehatan sedunia (WHO) pada
tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial
dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja
yang sesuai kemampuan fisik dan psikologis pekerja.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
Dalam uraian sebelumnya telah dinyatakan bahwa yang menjadi
objek kajian ilmu kesehatan masyarakat terutama dari aspek
kesehatannya, atau yang manjadi pasien kesehatan masyarakat
adalah masyarakat. Kesehatan kerja merupakan aplikasi dari ilmu
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan,
pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari
kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan tersebut. Apabila di dalam kesehatan masyarakat ciri

342
Bab 15: Kesehatan Kerja
pokoknya adalah upaya preventif dan promotif, maka dalam
kesehatan kerja kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok.
Seperti halnya pada kesehatan masyarakat, meskipun fokus
kegiatannya pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti
meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif. Dalam kesehatan
kerja juga tidak meninggalkan sama sekali upaya-upaya kuratif,
dalam batas-batas pelayanan dasar (primary care). Hal ini berarti
kesehatan kerja di dalam suatu perusahaan, meskipun upaya
pokoknya pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, serta
promosi kesehatan pekerja, namun perlu dilengkapi dengan
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan penyakit atau kecelakaan
yang terjadi pada pekerja atau keluarganya. Keluarga pekerja
memang bukan secara langsung menjadi anggota masyarakat
pekerja, namun peranan keluarga (istri atau suami) sangat penting
dalam mencegah penyakit dan kecelakaan kerja serta peningkatan
kesehatan kerja.
Dari aspek ekonomi penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan, karena tujuan akhir dari
kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal
mungkin. Dengan tidak terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja, maka berarti tidak adanya absentisme para pekerja. Selain itu,
dengan meningkatnya status kesehatan yang seoptimal mungkin bagi
setiap pekerja sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap
meningkatnya produktivitas. Tidak adanya absentisme (atau
rendahnya angka absentisme) dan meningkatnya status kesehatan
pekerja ini jelas akan meningkatkan efisiensi, yang bermuara
terhadap meningkatnya keuntungan perusahaan. Dari uraian tersebut
di atas dapat dirumuskan bahwa kesehatan kerja merupakan bagian
dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat di
dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat
pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui
usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari
“Occupational Helath” yang cenderung diartikan sebagai lapangan
kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara
menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha-
usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif, higiene,

343
Bab 15: Kesehatan Kerja
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya, dan sebagainya.
Secara implisit rumusan atau batasan ini, bahwa hakikat kesehatan
kerja mencakup dua hal, yakni: Pertama, sebagai alat untuk
mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Tanaga kerja di sini mencakup antara lain: buruh atau karyawan,
petani, nelayan, pekerja-pekerja sektor nonformal, pegawai negeri,
dan sebagainya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi,
yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas.
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk
operasional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagi
berikut:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga
kerja.
3. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga
kerja.
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan
serta kenikmatan kerja.
5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar
terhindar ddari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan
oleh perusahaan tersebut.
6. Perlindungan masyarakat luas dari bahya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai,
apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga
kerja yang sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang
nyaman, penerangan atau pencahayaan yang cukup, bebas dari
debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan
ukuran tubuh anggotanya (ergonomic), dan sebagainya.

15.2. Diterminan Kesehatan Kerja


Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa tujuan akhir dari kesehatan
kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan-
tujuan ini diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi
masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang penulis sebut
sebagai diterminan kesehatan kerja, yang mencakup tiga faktor

344
Bab 15: Kesehatan Kerja
utama, yakni: beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan
kerja, dan kemampuan kerja.

1. Beban Kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut
memerlukan kekuatan otot atau pemikiran merupakan beban
bagi yang melakukan. Dengan sendirinya beban ini dapat
berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai
dengan jenis pekerjaan si pelaku. Seorang kuli angkat junjung di
pelabuhan sudah barang tentu akan memikul beban fisik lebih
besar daripada beban mental atau sosial. Sebaliknya seorang
petugas bea dan cukai pelabuhan akan menanggung beban
mental dan sosial lebih banyak daripada beban fisiknya. Masing-
masing orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam
hubungannya dengan beban kerja ini. Ada orang yang lebih
cocok untuk menanggung beban fisik, tetapi orang lain akan
lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban
mental atau sosial. Namun demikian secara umum atau rata-
rata mereka ini sebenarnya dapat memikul beban dalam batas
tertentu, atau suatu beban yang optimal bagi seseorang. Oleh
sebab itu, penempatan seorang pekerja atau karyawan
seharusnya setepat sesuai dengan beban optimum yang
sanggup dilakukan. Tingkat ketepatan penempatan seseorang
pada suatu pekerjaan, di samping didasarkan pada beban
optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan,
motivasi dan sebagainya. Kesehatan kerja berusaha
mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau
pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat
yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk
mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk
mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik,
untuk membantu beban hitung-menghitung diciptakan kalkulator
atau komputer, dan sebagainya.

2. Beban Tambahan
Di samping beban kerja yang harus dipikul oleh pekerja atau
karyawan, pekerja sering atau kadang-kadang memikul beban
tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan. Disebut beban
tambahan karena lingkungan tersebut mengganggu pekerjaan,

345
Bab 15: Kesehatan Kerja
dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang
bersangkutan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan
menjadi 5 faktor yakni:
1. Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak
cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi
atau rendah, suara yang bising, dan sebagainya.
2. Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbukan
gangguan kerja, misalnya: bau gas, uap atau asap, debu,
dan sebagainya.
3. Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuh-
tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak
mengganggu, misalnya: nyamuk,lalat, kecoa, lumut, aman
yang tak teratur, dan sebagainya.
4. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai
dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic),
misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek.
5. Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak
harmonis, misalnya: adanya klik, gosip, cemburu, dan
sebagainya.
Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja,
atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut,
maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat atau
lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang tidak
sehatakan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan
misalnya:
1. Penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak
cukup dapat menyebabkan kelelahan mata.
2. Kegaduhan dan bising dapat mengganggu konsentrasi,
mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan
psikologis.
3. Gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan
dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh,
yang akhirnya menurunkan daya kerja.
4. Binatang, khususnya serangga (nyamuk, kecoa, lalat, dan
sebagainya) di samping mengganggu konsentrasi kerja,
juga merupakan pemindahan (vektor) dan penyebab
penyakit.
5. Alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai
dengan ukuran tubuh) akan menyebabkan kelelahan kerja
yang cepat.

346
Bab 15: Kesehatan Kerja
6. Hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat
menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja dan sebagainya,
yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja.
Agar faktor-faktor tersebut tidak manjadi beban tambahan kerja,
faktor lingkungan tersebut dapat diatur sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan gairah keja, misalnya:
1. Penerangan atau pencahayaan yang cukup, standar
penerangan tempat kerja setara dengan 100 sampai dengan
200 kali lilin. Penggunaan lampu neon (fluorescent)
dianjurkan karena: kesilauan rendah, tidak banyak
bayangan, dan suhu rendah.
2. Dekorasi warna di tempat kerja. Warna atau cat tembok
mempunyai arti penting dalam kesehatan kerja. Warna
merah misalnya, dapat merangsang seseorang bekerja lebih
cepat daripada warna biru.
3. Ruangan yang diberi pendingin (AC) akan meningkatkan
efisiensi kerja, namun suhu yang terlalu dingin juga akan
mengurangi efisiensi.
4. Bebas serangga (lalat, nyamuk, kecoa), dan bebas dari bau-
bauan yang tidak sedap.
5. Penggunaan musik di tempat kerja, dan sebagainya.

15.3. Kemampuan Kerja


Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda
dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan
pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau
tugas yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas
orang tersebut berbeda. Kapasitas adalah kemampuan yang
dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan
tersebut dapat berkembang karena pendidikan ataua pengalaman
tetapi sampai pada batas tertentu saja. Jadi, dapat diumpamakan
kapasitas ini adalah suatu wadah kemampuan yang dipunyai oleh
masing-masing orang.
Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: gizi dan
kesehatan ibu, genetik, dan lingkungan. Selanjutnya kapasitas ini
mempengaruhi atau menentukan kemampuan seseorang.
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan di samping
kapasitas juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman,
kesehatan, kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran
tubuh. Kemampuan tenaga kerja pada umumnya diukur dari

347
Bab 15: Kesehatan Kerja
keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi
keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan
(anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam
melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa
yang efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah.
Dari laporan-laporan yang ada, para pekerja yang mempunyai
keterampilan yang tinggi angka absentisme karena sakit lebih
rendah daripada mereka yang keterampilannya rendah. Pekerja
yang keterampilannya rendah akan menambah beban kerja
mereka, yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan mereka.
Oleh karena kebugaran, pendidikan dan pengalaman
mempengaruhi tingkat keterampilan pekerja, maka keterampilan
atau kemampuan pekerja senantiasa harus ditingkatkan, melalui
program-program pelatihan, kebugaran, dan promosi kesehatan.
Peningkatan kemampuan tenaga kerja ini akhirnya akan berdampak
terhadap peningkatan produktivitas kerja. Program perbaikan gizi
melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja, terutama
bagi pekerja kasar misalnya, adalah merupakan faktor yang sangat
penting untukmeningkatkan produktivitas kerja.

Kiat agar tetap sehat saat bekerja


Kaum wanita selalu tidak lepas dari pekerjaam mulai pekerjaan
mengurus rumah tangga hingga kegiatan di luar rumah tangga
mencari nafkah. Bekerja memakan waktu yang cukup banyak,
memerlukan pikiran dan perasaan, juga adanya ancaman penyakit
akibat lingkungan kerja yang buruk dan juga mengandung bahaya
kecelakaan dan keracunan kimiawi, terlebih-lebih yang bergerak
pada sektor industri baik besar maupun kecil. Di lingkungan rumah
tanggapun banyak timbul gangguan kesehatan kerja, akibat kondisi
lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, para wanita perlu
memahami betapa pentingnya memelihara kesehatan pada saat
bekerja, agar supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Kiat agar wanita tetap sehat dan bugar saat bekerja adalah sebagai
berikut:
1. Jangan lupa makan pagi sebelum bekerja dan makanan kecil
atau buah diantara waktu beristirahat. Jagalah jangan terlambat
makan siang atau makan malam. Makanlah makanan yang
bergizi tinggi dan seimbang karena gizi yang cukup merupakan
sumber tenaga.

348
Bab 15: Kesehatan Kerja
2. Sikap dan posisi tubuh dalam bekerja sangatlah mempengaruhi
kemampuan kita untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jangan
duduk, berdiri, membungkuk, jongkok terus menerus. Kurang
baik bagi kesehatan. Saat duduk usahakan agar tulang
punggung tidak melengkung, sehingga dada tidak berlipat.
Gunakan kursi yang paling tepat tinnginya dengan meja kerja.
Bila bekerja lama, pergunakan kursi dengan sandaran
punggung dan lengan. Usahakan berdiri dengan santai jangan
kaku, sekali-kali gerakkkan kaki, jalan-jalan sebentar. Juga saat
membungkuk , jangan terlalu jauh dengan barang yang
dikerjakan.
Bagi wanita yang melakukan pekerjaan di rumah, perlu
diperhatikan penyerasian alat, cara dan kemampuannya
bekerja. Untuk itu dapat diterapkan teknologi tepat guna atau
cangggih yang dapat menghemat waktu dan tenaga serta
meningkatkan efisiensi kerja dan dapat menimbulkan
kenyamanan dalam bekerja. Jika mengangkat barang jangan
melebihi kemampuan, seimbangkan antara tangan kanan dan
kiri untuk membawanya.
3. Jagalah kebersihan pribadi dan lingkungan kerja anda serta
usahakan pula untuk tidak menyebarkan penyakit.
4. Pakailah alat pelindung seperti masker, sarung tangan, tutup
kepala apabila anda bekerja pada sektor industri, untuk
mencegah kecelakaan dan keracunan kimiawi.
5. Apabila tida enak badan pada ssaat bekerja hubungi segera
klinik atau dokter terdekat.agar penyakit tidak tambah parah.
6 Bekerja terus menerus tanpa istirahat selain melelahkan juga
menimbulkan ganggguan stres. Untuk itu upayakan istirahat
sejenak saat bekerja. Anda bisa relaksasi, mengobrol santaim,
jalan-jalan keluar menghirup udara segar, menikmati musik,
nonton TV dan sebagainya.
6. Usahakan suasana damai dan tentram di tempat kerja, agar
bisa berkonsentrasi dan tenang dalam bekerja.
7. Hindarkan hal-hal yang dapat mengundang terjadinya tidak
kekerasan terhadap perempuan misalnya pelecehan seksual,
perkosaan dan sebagainya.
8. Lakukan olahraga ringan agar tubuh tetap bugar.
9. Gunakan hak cuti sakit,cuti haid ,cuti ham,il,hak menyusui dan
hak-hak lain bagi pekerja wanita,misalnya tidak boleh bekerja

349
Bab 15: Kesehatan Kerja
malam hari atau bekerja pada tempat berbahaya dan
sebagainya.

15.4. Faktor Fisik dalam Kesehatan Kerja


Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan dan kondisi kerja
yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan
atau tenaga kerja. Sebaliknya lingkungan yang higienis di samping
tidak menjadi beban tambahan, juga meningkatkan gairah dan
motivasi kerja. Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni
lingkungan fisik dan lingkungan sosial, dan kedua-duanya sangat
berpengaruh terhadap kesehatan kerja.
Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan, dan
kegaduhan, kondisi bangunan, dan sebagianya. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa lingkungan kerja yang sering menjadi tambahan
kerja.

15.4.1. Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi
yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari
kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik/komputer, mesin
cetak, dan sebagianya. Namun sering bunyi-bunyi tersebut
meskipun bagian dari kerja kita, tetapi tidak kita inginkan,
misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebhi
ambang batas pendengaran, dan sebagainya. Bunyi yang tidak
kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising
atau kebisingan. Kulaitas bunyi ditentukan oleh dua hal yakni:
frekusensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik yang disebut “Hertz (Hz)”, yaitu jumlah
gelombang-gelombang yang sampaidi telinga setiap detiknya.
Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah
gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas
atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam
suatu logaritmis yang disebut desibel (dB).Selanjutnya dengan
ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah
bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat
dilasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat
diterima/dikehendaki atau tidak dikehendaki/bising. Kebisingan
mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan
kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian.

350
Bab 15: Kesehatan Kerja
Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang
dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan
(pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu, para
karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin di
atas 60 dB, maka harus dilengkapi dengan alat pelindung
(penyumbat) telinga, guna mencegah gangguan pendengaran. Di
samping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi.
Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak di
dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lain. Kadang-kadang
teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan
salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi
terhadap orang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di
lingkungan kerja yang bising ini, maka kadang-kadang di tengah-
tengah kalangan keluarga, karena dipersepsikan sebagai marah.
Lebih jauh, kebisingan yag terus menerus dapat mengakibatkan
gangguan konsentrasi pekerja, yang akibatnya pekerja
cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan
produktivitas kerja. Kebisingan, terutama yang berasal dari alat-
alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan
menempatkan peredam pada sumber getaran, atau memodifikasi
mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan
sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.
Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak
disenangi oleh pekerja, karena terasa risi adanya benda asing di
telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar
menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya, dan
akhirnya mau memakainya.

15.4.2. Penerangan dan Pencahayaan


Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan
menambah beban kerja, tetapi juga menimbulkan kesan yang
kotor. Oleh karena itu, penerangan di lingkungan kerja harus
cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Di samping itu
cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat
objek yang dikerjakan dengan jelas, dan menghindarkan dari
kesalahan kerja.
Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya degan
penglihatan orang di dalam suatu lingkungan kerja, maka faktor
besar kecilnya objek dan umur pekerja juga mempengaruhi.
Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya, objek yang dikerjakan

351
Bab 15: Kesehatan Kerja
sangat kecil, maka intensitas penerangan relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil.
Demikian juga umur pekerja, di mana makin tua umur seseorang
daya penglihatannya makin berkurang. Orang yang sudah tua
dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan
penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda.
Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan
menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan
atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain:
sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan
intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Di
samping itu, kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk
mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar ukuran
benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipkasa, dan mungkin akan
terjadi penglihatan rangkap atau lebih kabur. Umtuk mengurangi
kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan
dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Perbaikan kontras, di mana warna objek yang dikerjakan
kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya: cat
tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras
dengan warna objek yang dikerjakan.
2. Meningkatkan penerangan, sebaiknya dua kali dari
penerangan di luar tempat kerja. Di samping itu di bagian-
bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu-lampu
tersendiri.
3. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur
masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang
sudah berumur di atas 50 tahun tidak diberikan tugas pada
malam hari.
Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti yang
diuraikan di atas, penerangan/pencahayaan baik kurang maupun
cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah, apabila
pengaturannya kurang baik, yakni “silau”. Silau juga menjadi
beban tambahan bagi pekerja, maka harus dilakukan pengaturan
atau dicegah. Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain:
1. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu
neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.

352
Bab 15: Kesehatan Kerja
2. Menempatkan sumber-sumber cahaya untuk penerangan
sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang
yang mengkilap.
3. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap
di muka jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
4. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
5. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh
bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak
terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun yang silau) di
lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan
efisiensi kerja.
2. Kelemahan mental.
3. Kerusakan alat penglihatan.
4. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar
mata.
5. Meningkatnya kecelakaan kerja.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka dalam
mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan,
dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan antara
lain sebagai berikut :
1. Jarak antara gedung atau bangunan-bangunan lain tidak
mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja.
2. Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya
matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6
daripada luas bangunan.
3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat
kerja harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
4. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan
panas (tidak melebihi 32oC).
5. Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan
bayang-bayang yang mengganggu kerja.
6. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang
tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip.

15.4.3. Bau-bauan
Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan
kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan
mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat

353
Bab 15: Kesehatan Kerja
mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan
sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak
hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi hygiene
pada umumnya.

◄ Gambar 17.2.
Pemakaian
masker untuk
melindungi
saluran
pernafasan dari
debu dan
kotoran

Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan


derajat gangguan kesehatan belum ada, sehingga penentuannya
masih bersifat subjektif. Hal ini disebabkan karena seseorang
yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau
tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau aneh
tersebut, maka akhirnya menjadi terbiasa dan tidak mencium bau
yang aneh tersebut. Orang yang bekerja di lingkngan yang
berbau bensin atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut, tetapi
lama kelamaan tidak akan merasakan bau tersebut, meskipun
bau tersebut tetap di lingkungan kerja itu. Hal ini disebut
penyesuaian penciuman.
Dalam kaitannya dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan
kerja, perlu dibedakan antara penyesuaian penciuman dan
kelelahan penciuman apabila indra penciuman menjadi kurang
peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus menerus,
seperti contoh pekerja tersebut di atas. Sedangkan kelelahan
penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium

354
Bab 15: Kesehatan Kerja
kadar bau yang normal, setelah mencium kadar bau yang lebih
besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah
mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.
Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor
psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan,
dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan
fisiologis atau stres, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang
aneh, yang dapat dicium, oleh orang yang tidak dalam keadaan
tegang. Di samping itu, penciuman juga dapat dipengaruhi oleh
kelembaban udara. Pada kelembaban antara 40-70% tidak
mempengaruhi penciuman, tetapi di bawah atau di atas
kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman.
Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan
antara lain:
1. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan, misalnya
pembakaran butil alkohol menjadi butarat dan asam butarat.
2. Proses menutupi, yang didasarkan atas kerja antagonistis di
antara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut saling
menetralkan bau masing-masing. Misalnya: bau karet dapat
ditutupi atau ditiadakan dengan parafin.
3. Absorbsi (penyerapan), misalnya : penggunaan air dapat
menyerap bau-bauan yang tidak enak.
4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk
mengubah zat yang berbau menjadi netral (tidak berbau).
Misalnya: menggunakan pengharum ruangan.
5. Alat pendingin ruangan (air conditioning), di samping untuk
menyejukkan ruangan, juga sebagai cara deodorisasi
(menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) di tempat kerja.

15.5. Faktor Manusia dalam Kerja


Sejak zaman purbakala manusia telah menggunakan alat dalam
bekerja. Pada zaman batu misalnya, manusia telah membuat alat-
alat dari batu antara lain: kapak, cangkul, palu, dan sebagainya
untuk membantu dalam melakukan pekerjaan mereka. Dengan
perkembangan zaman alat-alat tersebut berkembang ke arah yang
lebih sempurna seperti seperti cangkul atau alat bercocok tanam
dibuat dari besi baja. Bahkan sampai dewasa ini petani dari
beberapa daerah telah menggunakan traktor untuk bercocok tanam.
Demikian pula di bidang lain manusia secara berangsur-angsur
telah mengganti peralatan kerja dari yang paling sederhana sampai

355
Bab 15: Kesehatan Kerja
dengan yan paling canggih. Peralatan-peralatan kerja tersebut
dibuat dan digunakan karena manusia menyadari bahwa dengan
hanya menggunakan tenaga manusia saja kurang efektif dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Bisa kita bayangkan bagaimana
seandainya pengolahan tanah pertanian hanya dengan tangan
manusia saja, tanpa menggunakan cangkul, bajak, ataupun traktor.
Akhirnya disadari bahwa tenaga manusia merupakan alat produksi
yang paling tidak efisien ditinjau dari aspek tenaga dan keluaran
atau hasilnya. Dari penelitian para ahli kesehatan kerja, ternyata
tenaga yang dapat dikeluarkan oleh rata-rata pekerja pria normal
berumur antara 25-40 tahun hanya sebesar 0,2 PK. Seorang
pekerja tidak mampu dibebani lebih dari 30% dari tenaga
maksimumnya selama 8 jam sehari (Silalahi, 1985). Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai
konsekuensinya tuntutan mansia semakin tinggi. Selanjutnya dalam
memenuhi tuntutan hidup ini, manusia semakin memerlukan
peralatan dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai
hasil yang efisien. Akan tetapi, semakin canggih peralatan yang
digunakan manusia, semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan.
Bahaya kecelakaan akibat menggunakan mesin tenun modern,
jelas akan lebih besar daripada bahaya kecelakaan akibat dari alat
tenun tradisional. Namun, bagaimanapun tidak efisiensinya tenaga
,manusia dalam bekerja, tenaga manusia tetap diperlukan dalam
proses produksi. Peralatan kerja sebenarnya hanya sebagai alat
bantu manusia sebagai tenaga kerja tersebut. Masalahnya
sekarang adalah bagaimana sebagai tenaga kerja (manusia) tetap
aman dan sehat atau tercegah dari bahaya-bahaya akibat kerja
tersebut. Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga
kerja itu sendiri yang memegang kendali alat dan lingkungan
kerjanya. Dengan kata lain aspek manusia adalah meupakan faktor
penting dalam mencapai keselamatan dan ksehatan kerja. Dua
faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal
ini adalah: ergonomi dan psikologi kerja.

15.6. Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja,
dan nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah
ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana
melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja.
Selanjutnya seirama dengan perkembangan kesehatan kerja ini,

356
Bab 15: Kesehatan Kerja
maka hal-hal yang mengatur antara manusia sebagai tenaga kerja
dan peralatan kerja atau mesin juga berkembang menjadi cabang
ilmu tersendiri. Sehingga dewasa ini, batasan ergonomi adalah ilmu
penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan
kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan
produktivitas kerja yang optimal. Dari batasan ini terlihat bahwa
ergonomi tersebut terdiri dari dua sub sistem, yakni: sub sistem
peralatan kerja,, dan sub sistem manusia. Sub sistem manusia ini
terdiri dari bagian-bagian yang lain di antaranya: psikologi, latar
belakang sosial, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tujuan dari
ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang
paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia
sebagai tenaga kerja. Di berbagai negara tidak menggunakan istilah
ergonomi, misalnya di negara-negara Skandinavia menggunakan
istilah “Bioteknologi”. Sedangkan di negara-negara lain seperi
Amerika Utara menggunakan istilah “Human Factors Engineering”.
Meskipun istilah ergonomi di berbagai negara berbeda-beda namun
mempunyai misi tujuan yang sama. Dua misi pokok ergonomi
adalah:
1. Penyesuaian antara peralatan kerja dengan kondisi tenaga
kerja yang menggunakan. Kondisi tenaga kerja ini bukan saja
aspek fisiknya saja (ukuran anggota tubuh: tangan kaki, tinggi
badan), tetapi juga kemampuan intelektual atau berpikirnya.
Cara meletakkan dan penggunaan mesin otomatis dan
komputerisasi di suatu pabrik misalnya, harus disesuaikan
dengan tenaga kerja yang akan mengoperasikan mesin
tersebut, baik dari segi tinggi badan dan kemampuannya.
Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh ergonomi adalah
mencegah kelelahan tenaga kerja yang menggunakan alat-alat
tersebut.
2. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja tersebut
sudah cocok, maka kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih
efisien. Hasil suatu proes kerja yang efisien berarti memperoleh
produktivitas kerja yang tinggi.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama
ergonomi ialah: mencegah kecelakaan kerja dan mencegah
ketidakefisienan kerja (meningkatkan produksi kerja). Di samping
itu, ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja, karena apabila
peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh
pekerja akan menjadi beban tambahan kerja. Apabila dalam

357
Bab 15: Kesehatan Kerja
menyelesaikan pekerjaan orang tidak memerlukan peralatan, bukan
berarti ergonomi tidak berlaku. Dalam hal ini ergonomi dapat
berlaku, yakni bagaimana mengatur cara atau metode kerja
sehingga meskipun hanya dengan meggunakan anggota tubuh saja
pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan. Misalnya bagaimana cara mengangkat
beban berat secara ergonomis, dapat dilakukan menurut prosedur
sebagai berikut:
1. Beban yang akan diangkat harus dipegang tepat dengan semua
jari-jari.
2. Punggung harus diluruskan, beban harus diambil otot tungkai
keseluruhan.
3. Kaki diletakkan pada jarak yang enak, sebelah kaki di belakang
beban sekitar 60 derajat ke sebelah, dan kaki yang satunya
diletakkan di samping beban menuju ke arah beban yang akan
diangkat.
4. Dagu ditarik ke belakang agar punggung dapat tegak lurus.
5. Berat badan digunakan untuk mengimbangi berat badan.
6. Lengan harus dekat dengan badan.
Ergonomi juga dapat digunakan dalam mengkaji dan menganalisis
faktor manusia dan peralatan kerja atau mesin dalam kaitannya
dengan sistem produksi. Dari kajian atau analisis tersebut akan
dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada manusia,
dan yang mana yang diberikan kepada mesin. Beberapa prinsip
ergonomi di bawah ini antara lain dapat digunakan sebagai
pegangan dalam program kesehatan kerja.
1. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi
oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin,
penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara harus melayani mesin
(macam gerak, arah, kekuatan, dan sebagainya).
2. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus
diambil ukuran terbesar sebagai dasar, serta diatur dengan
suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat
dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil, misalnya: tempat
duduk yang dapat dinaikturunkan, dan dimajukan atau
diundurkan.

15.7. Psikologi Kerja


Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stres di lingkuingan
kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

358
Bab 15: Kesehatan Kerja
1. Faktor internal, yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri,
mislanya: kurangnya percaya diri dalam melakukan pekerjaan,
kurangnya kemampuan atau keterampilan dalam melakukan
pekerjaan, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal, yakni faktor lingkungan kerja. Lingkungan
kerja ini mencakup lingkungan fisik dan lingkungan sosial
(masyarakat kerja). Lingkungan fisik yang sering menimbulkan
stres kerja antara lain: tempat kerja yang tidak higienis,
kebisingan yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan
manusia (sosial) yang sering menimbulkan stres adalah
pimpinan yang otoriter, persaingan kerja yang tidak sehat,
adanya klik-klik di lingkungan kerja, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stres di lingkungan
kerja tersebut juga diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para
pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang akhirnya juga dapat
meningkatkan pecaya diri dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Sedangkan intervensi stres akibat faktor eksternal dengan
meningkatkan higiene dan kondisi lingkungan kerja serta
meningkatkan hubungan antar manusia (HAM).

◄ Gambar 17.3.
Pemakaian
sarung tangan
karet untuk
melindungi kulit
tangan dari
bahan kimia

15.8. Kecelakaan Kerja


Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama
seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia.
Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari
kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak
terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur (1989)
membuat batasan bahwa kecelakan kerja adalah suatu kecelakaan
yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan.

359
Bab 15: Kesehatan Kerja
Hubungan kerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh
sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan
pokok, yakni:
1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.
2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini
diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan–kecelakaan tenaga
kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari
tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa
tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam
rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi
dua, yakni:
1. Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak
memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan,
kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut
hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi
disebabkan karena faktor manusia ini.
2. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau
“unsafety condition”, misalnya: lantai licin, pencahyaan kurang,
silau, mesin yang terbuka, dan sebagainya.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan
akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam
penggolongan, yakni:

▲ Gambar 17.4. Penyimpanan bahan-bahan kimia berbahaya


harus sesuai aturan agar tidak mengganggu kesehatan

360
Bab 15: Kesehatan Kerja
15.8.1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Terjatuh
2. Tertimpa benda
3. Tertumbuk atau terkena benda-benda
4. Terjepit oleh benda
5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
6. Pengaruh suhu tinggi
7. Terkena arus listrik
8. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi

15.8.2. Klasifikasi menurut penyebab


1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin
penggerjajian kayu, dan sebagainya.
2. Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air.
3. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas,
instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya.
4. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak,
gas, zat-zat kimia, dan sebagainya.
5. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di
bawah tanah).
6. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas.

15.8.3. Klasifikasi menurut luka atau kelainan


1. Patah tulang
2. Dislokasi (keseleo)
3. Regang otot (urat)
4. Memar dan luka dalam yang lain
5. Amputasi
6. Luka di permukaan
7. Gegar dan remuk
8. Luka bakar
9. Keracunan-keracunan mendadak
10. Pengaruh radiasi
11. Lain-lain

15.8.4. Klasifikasi menurut letak kelamin atau luka di tubuh


1. Kepala
2. Leher
3. Badan

361
Bab 15: Kesehatan Kerja
4. Anggota atas
5. Anggota bawah
6. Banyak tempat
7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada
kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu
faktor, tetapi banyak faktor.

15.9. Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja:


Upaya perlindungan tenaga kerja dan orang lain dari potensi
bahaya yang berasal dari: Kondisi mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, energi, lingkungan kerja, Sifat pekerjaan, Cara kerja, Proses
produksi.

15.10. Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK)


1. Promotif: Pemeliharaan kesehatan kerja, Pembinaan, Gerakan
olahraga, Tidak merokok, Gizi seimbang, Ergonomi,
Pengendalian, Lingkungan kerja, Higiene dan sanitasi.
2. Preventif: Pemeriksaan Kesehatan Kerja, Imunisasi,
Penggunaan APD, Rotasi Kerja, Pengurangan, waktu kerja.
3. Kuratif: Pengobatan, P3K, Rawat jalan, Rawat Inap, Alat bantu
dengar
4. Rehabilitatif: Protese, Mutasi, Kompensasi

362
Bab 15: Kesehatan Kerja
◄ Gambar 15.6.
Memakai helm
standar dan
penutup hidung
dapat menjaga
kesehatan dan
keselamatan saat
mengendarai
sepeda motor

Kata-kata Penting
• Kecelakaan kerja
• Kelelahan
• Ergonomi

Rangkuman
ƒ Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial; dilakukan dengan
usaha-usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
ƒ Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan
masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
ƒ Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan,
kebisingan, dan kegaduhan, kondisi bangunan.
ƒ Ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja
dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai
kesehatan kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Tujuan dari
ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling
serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai
tenaga kerja.

363
Bab 15: Kesehatan Kerja
ƒ Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama
seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia.

Latihan Uji Kemampuan


A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!
1. Ciri pokok upaya kesehatan kerja adalah ...
2. Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat
didalam suatu tempat …
3. Pedoman kesehatan kerja ialah...
4. Upaya pokok kesehatan kerja yang kedua adalah ...
5. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang
sehat dan produktif adalah ...
6. Beban pekerjaan dapat berupa ...
7. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban
kerja para karyawan atau pekerja dengan cara ...
8. Faktor fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah ...
9. Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah
...
10. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah

B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!


1. Jelaskan faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi kesehatan
kerja!
2. Bagaimana mengelola faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan kerja agar tidak menjadi beban tambahan kerja!
3. Jelaskan pengaruh lingkungan kerja yang tidak sehat terhadap
produktifitas kerja!
4. Jelaskan pengaruh penerangan atau pencahayaan ruangan kerja
yang tidak cukup terhadap produktifitas kerja!
5. Jelaskan pengaruh kegaduhan dan bising terhadap produktifitas
kerja!
6. Jelaskan pengaruh gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat
pernapasan terhadap produktifitas kerja!
7. Jelaskan pengaruh alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis
terhadap produktifitas kerja!
8. Jelaskan tujuan kesehatan kerja!
9. Jelaskan upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit-
penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja!
10. Jelaskan penyebab kecelakaan kerja pada umumnya!

364
Bab 15: Kesehatan Kerja
Pernahkah anda menderita penyakit pilek atau flu? Penyakit pilek
dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dalam pengertian
medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit
yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau
parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau
kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang
berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan
penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian
penduduk. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang,
penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit tidak
menular seprti: jantung koroner, pembuluh darah, kencing manis,
dan kanker.

Pada bab ini akan dipelajari tentang:


ƒ Pengertian penyakit
ƒ Mekanisme terjadinya penyakit

367
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
ƒ Sumber penularan
ƒ Cara penyakit masuk ke dalam tubuh
ƒ Penyakit tidak menular
ƒ Penyakit menular
ƒ Pencegahan penyakit menular
ƒ Pemberantasan penyakit
ƒ Imunisasi
ƒ Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit

16.1. Pengertian Penyakit


Menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab I Pasal 2;
Kesehatan meliputi jasmani, rohani (mental), dan sosial, bukan
semata-mata keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan.
Pengertian sehat menurut WHO adalah terbebas dari segala jenis
penyakit, baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual, dan
sosial. Dari pengertian tersebut, dengan demikian sakit dapat
didefinisikan sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang
disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan
sosial. Dengan kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani,
rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara
normal, selaras, serasi, dan seimbang. Berdasarkan hal itu, maka
penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit tidak menular dan
penyakit menular.
Dalam pengertian medis, penyakit menular atau penyakit infeksi
adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus,
bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka
bakar) atau kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang
berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan
penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian
penduduk. Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi
disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme
pada jaringan tubuh manusia. Sedang untuk Negara yang sudah
berkembang, penyebab utama kematian pada umumnya ialah
penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker.

16.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit


Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara
lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan
lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit
(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab
tunggal (single causation of disease).

16.2.1. Penyebab Penyakit

368
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau
binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit
pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia
atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan
menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.
Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit.
Manusia sebagai sumber penularan. Orang yang menderita
penyakit typhus, dalam darah, air kencing dan kotorannya,
terdapat basil-basil typhus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang
mengandung basil-basil typhus tersebut dapat membahayakan
kesehatan orang-orang yang tinggal disekitarnya. Keterangan:
lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat yang kotor, najis-najis
dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap pada najis yang
mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat pada kaki-
kakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis lalat
hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring,
cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah
mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan
kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang
sakit typhus sebagai sumber penularan.
Hewan sebagai sumber penularan. Contoh hewan yang bersifat
sebagai sumber penularan antara lain: tikus yang kejangkitan
penyakit pes. Sebenarnya penyakit pes itu bukan penyakit
manusia, melainkan penyakit-penyakit hewan mengerat pada
umumnya dan penyakit tikus pada khususnya. Dalam darah tikus
yag menderita pes terdapat basil-basil pes. Pinjal-pinjal yang
hidup pada pemukaan tubuh tikus hidupnya dari darah tikus yang
ditempati. Pada waktu pinjal-pinjal itu menghisap darah si tuan
rumah, turut pula ke dalam tubuh pinjal itu basil-basil pes. Bila
tikus itu mati, maka sumber makanan bagi pinjal-pinjal itu
tentunya akan hilang. Dicarinya sumber makan lain,yaitu tikus-
tikus lain. Pinjal itu berpindah ke tikus-tikus ini dan hidup dari
darahnya. Pada waktu menghisap darahnya, masuklah basil-basil
pes yang sudah terdapat dalam tubuh pinjal-pinjal itu. Dengan
demikian, penyakit pes menjalar dari tikus satu ke tikus yang lain.
Bila karena suatu hal pinjal-pinjal yang sudah mengandung basil-
basil pes ini menggigit manusia, maka orang mungkin akan
kejangkitan penyakit pes.

16.2.3. Induk semang (hospes)


Induk semang atau hospes (host) adalah makhluk hidup dimana
penyebab penyakit hidup dan berkembang biak. Terjadinya suatu

369
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-
faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan
perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang
tergantung ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang
bersangkutan.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat
meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan
manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi.
Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat
sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.
Dari sini timbul istilah

16.2.3. Reservoar
Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut:
1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan
berkembang-biak.
2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung
pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup.
Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-
benda mati.

370
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Hewan sebagai reservoar
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang
pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah
penyakit pada binatang yang dapat menular pada manusia.
Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai
cara, yakni:
1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit,
misalnya cacing pita.
2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes
melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah
melalui gigitan nyamuk.
3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang
misalnya rabies.
4. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang
mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya
adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit
penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok
untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur
atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia
berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani
penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab
keracunan makanan dan sebagainya.
5. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang
mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain
campak (measles), cacar air (small pox), typhus, miningitis,
gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat
menjadi kasus yang aktif dan carrier.

16.2.3. Carrier
Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya,
dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-
sering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat
berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian
disebut pembawa basil atau carrier. Untuk mengetahui orang
seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan
saja.
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam
tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang
tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung
bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi
penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan

371
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu
atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari
tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala
menderita penyakit tertentu.
Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa
waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari
dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua
macampembawa basil, yakni:
1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak
sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering
mengeluarkan benih-benih penyakit).
2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah
orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu
berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari
tubuhnya.
Antara yang pertama dan yang kedua mana yang lebih
berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya?Hal ini disebabkan
karena:
1. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang
yang sakitnya sendiri).
2. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu
bahwa mereka menderita / kena penyakit.
3. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari.
4. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu
yang relatif lama.

16.2.3. Hospes perantara


Hospes perantara adalah hewan yang berperan menularkan
suatu penyakit, dan agen penyebab penyakit tersebut mengalami
perkembangbiakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh:
Nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria.
Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis.

16.2.3. Vektor
melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit
yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF.

16.7. Cara Penyakit Masuk ke Dalam Tubuh


Tubuh yang sehat dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit
dari berbagai jurusan. Suatu penyakit dapat menular dari orang
yang satu kepada yang lain melalui beberapa jalur penularan (route
of transmission). Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui:
permukaan kulit, jalan pernafasan, dan jalan pencernaan makanan.

372
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen penyebab
penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari
reservoar kepada induk semang baru.
1. Saluran pernafasan (Inhalasi)
Penularan penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over
crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat
penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection
(penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang
masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa,
pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh
anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita
penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan
menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang
mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini
masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung),
maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah
(droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru
ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup
mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila
seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah
yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama
kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan
berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke
dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi
infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne
infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk
sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu.
Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan
dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil
yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik
cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran
pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin,
batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk
rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia),
difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui
udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis,
tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.
Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit
terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau
mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi
ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih
penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena

373
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone
infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam
ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat
halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk
sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-
sinar ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang
terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara
ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi
debu (airborne infection).

Gambar 16.3. Bersin dapat menularkan bibit penyakit dari


orang satu ke lainnya

2. Saluran pencernaan
Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan
atau minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit
yang masuknya melalui jalan pencernaan makanan antara lain:
typhus, cholera, dysentrie, paratyphus, A, B, dan C, penyakit-
penyakit cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil
masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan
dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi lalat
atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan
berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang
tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi

374
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan:
disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.

3. Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes,
penyakit anjing gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing
tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain. Tentang penyakit-
penyakit yang cara penularannya melalui kulit ada 2 macam:
Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak langsung
maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak
langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup
berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada
di desa yang penduduknya masih jarang.
1. Penularan karena hubungan langsung (direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect
contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung
kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat
persentuhan. Yang dimaksud dengan penularan karena
hubungan tidak langsung adalah penularan melalui kulit yang
terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang,
sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya
mungkin secara langsung mungkin pula secara tidak langsung.
Kebiasaan untuk bertukar-tukaran pakaian adalah suatu

375
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat tidur
dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat
berakibatkan penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi
pada kulit. Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri.
Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan
vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit
yang ditularkan lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,
kusta, framboesia (patek), tetanus.

4. Melalui Hubungan Kelamin


Saluran kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau
lain jenis. Penyakit yang ditularkan lewat saluran kelamin: sipilis,
keputihan, infeksi gonokokal, AIDS (acquired Immune Deficiency
Syndrome).

5. Melalui plasenta
Melalui plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi
melalui plasenta. Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta
dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya
syphilis dan toxoplasmosis.

6. Melalui berbagai jalur


Polio melalui mulut dan nafas.

376
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
13.8. Pengertian & Peranan Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi.
Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-
penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit noninfeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi

377
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks
lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian
determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3
elemen, yakni:
1. Mencakup semua penyakit. Epidemiologi mempelajari semua
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi),
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan
sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini
mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
2. Populasi. Apabila kedokteran klinik berorientasi pada
gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu, maka
epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi
penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan ekologi. Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari
latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada
seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

13.8.1. Penyebaran Penyakit


Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu
direnungkan yakni:
1. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran
penyakit itu atau orang yang terkena penyakit.
2. Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit
tersebut.
Jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan ini adalah
merupakan faktor-faktor yang menentukan terjadinya suatu
penyakit. Dengan perkataan lain terjadinya atau penyebaran suatu
penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni orang, tempat dan
waktu.
Kegunaan dan peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks
program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai alat
(tool) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai
alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu
mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan
bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah

378
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah
tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam
lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah
tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam
program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti
prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan
dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case
fatality rate dan sebagainya.

13.10. Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak
diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis
vaksin yang diberikan. Oleh karena itu, seseorang yang
divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit yang lain.
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan
menjadi 2, yakni:
1. Kekebalan tidak spesifik (Non Specific Resistance). Yang
dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan
tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi
badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-
cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-
refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya.
2. Kekebalan Spesifik (Specific Resistance). Kekebalan spesifik
dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1) Genetik, kekebalan
yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan
dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis,
misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten
terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang
mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit
plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai
hemoglobin AA. (2) Kekebalan yang Diperoleh (Acquired
Immunity) yaitu kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak
atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif
dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh
setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak
yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal
terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat
diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya
dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan
pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya
campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan

379
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk
beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh
melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan
pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).

Gambar 17.7. Vaksinasi untuk mencegah tubuh dari infeksi


penyakit
13.10.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekebalan
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur,
seks, kehamilan, gizi dan trauma.
1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak
balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata
lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan,
kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur
tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio
dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.
3. Kehamilan, pada wanita yang sedang hamil pada umumnya
lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu
misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta

380
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis
jarang terjadi pada wanita hamil.
4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan
meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit
infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat
kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.
5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan
penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit
infeksi tertentu.

13.10.2. Jenis-jenis Imunisasi


Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu:
1. Imunisasi pasif (Pasive Immunization). Imunisasi pasif ini
adalah immuno-globulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah
penyakit campak (measles pada anak-anak).
2. Imunisasi aktif (Active Immunization). Imunisasi yang
diberikan pada anak adalah: BCG untuk mencegah penyakit
TBC. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus. Polio untuk mencegah penyakit
poliomielitis. Campak untuk mencegah penyakit campak
(measles).
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi
tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus
pada bayi yang dilahirkan.
Tujuan Program Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut
adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosa.

16.3. Penyakit Tidak Menular


Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak dapat
menular dari penderita penyakit atau sumber penyakit ke induk
semang lainnya. Penyakit tidak menular seperti: cacat fisik,
gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit keturunan,
penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ
tubuh lain. Penyakit keturunan adalah jenis penyakit yang
diturunkan dari orang tua ke anak (keturunan) secara kongenital.

16.3.1. Penyebab penyakit tidak menular


Penyakit tidak menular dapat disebabkan oleh berbagai faktor
berikut:
1. Dari dalam tubuh misalnya kelainan fungsi organ tubuh baik

381
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
keturunan (kongenital) atau dapatan.
2. Dari luar tubuh misalnya: (1) mekanis seperti tertusuk,
tertembak. (2) fisik seperti suhu tinggi, terbakar, aliran listrik.
(3) kimiawi seperti logam berat, pewarna masakan.

16.3.2. Jenis-jenis penyakit tidak menular


1. Tumor
Tumor ialah suatu istilah kedokteran yang dalam bahasa
asingnya disebut sebagai kanker. Arti tumor ialah pertumbuhan
jaringan tubuh yang tidak menurut perbandingan anatomis dan
tidak memandang jaringan-jaringan sekitarnya. Contoh: tumor
dari tulang. Dalam keadaan normal pertumbuhan tulang selaras
dengan jaringan tubuh lainnya, hingga terdapat harmoni dalam
bentuk tubuh. Dalam keadaan yang tidak normal jaringan tulang
seolah-olah mempunyai kedaulatan sendiri. Jaringan itu tumbuh
semaunya sendiri tanpa memperhitungkan batas-batas anatomis.
Jaringan tulang itu makin lama makin besar dan memberi
desakan pada jaringan-jaringan yang ada di sekitarnya. Bila
pembuluh-pembuluh darah atau saraf-saraf tertekan, tentu akan
timbul gejala-gejala yang bersangkutan. Tumor dapat berasal dari
bermacam-macam jaringan, misalnya dari selaput lendir, otot,
saraf, tulang rawan, kulit, paru-paru dan lain-lain.

Gambar 16. Proses perkembangan penyakit tumor

Pengelompokan tumor
382
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Pada dasarnya tumor dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar, yakni: tumor jinak dan tumor ganas. Tumor (bahasa Latin;
pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal,
tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak
bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang
jaringan lainnya ataupun bermetastasis.

Tumor ganas timbulnya cepat sekali, tidak bersimpai dan


pertumbuhan jaringan ke arah mana-mana, menembus jaringan-
jaringan yang ada di sekitarnya dan dapat mengadakan
penyebaran tumor tersebut ke bagian-bagian lain. Dalam waktu
beberapa bulan saja si penderita tampak sekali kemundurannya.
Pengobatan yang dilakukan ialah operasi dan/atau penyinaran
dengan sinar Rontgen atau Cobalt. Pertanyaan yang selalu
diajukan oleh pelajar-pelajar dalam tiap-tiap kelas ialah: betulkah
merokok lambat alun dapat menimbulkan kanker paru-paru?
Jawabannya: dapat! Semoga dengan penjelasan yang singkat ini
menjadi jelaslah kiranya apa yang dimaksud dengan tumor.
Kanker
Ketika sel normal rusak atau tua, mereka mengalami kematian
sel yang disengaja oleh tubuh (apoptosis) (1); sel kanker (B)
menghindari apoptosis dan terus membelah diri.
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan
pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.
Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun
fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda,
bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan
apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan
biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang
diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya
dirawat dengan operasi, kemoterapi dan/atau radiasi. Bila tak
terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian; kanker
adalah salah satu penyebab utama kematian di negara
berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak
disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal.

383
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan
yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat
menyebabkan banyak kanker dari faktor lingkungan lainnya.
Mendiagnosa kanker: Kebanyakan kanker dikenali karena tanda
atau gejala tampak atau melalui "screening". Kedua ini tidak
menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan
sebuah biopsi. Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja
pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak berhubungan.
Riset kanker: Riset kanker merupakan usaha ilmiah yang banyak
ditekuni untuk memahami proses penyakit dan menemukan terapi
yang memungkinkan. Meskipun pemahaman kanker memiliki
tumbuh secara eksponen sejak dekade terakhir dari abad ke-20,
terapi baru yang radikal hanya ditemukan dan diperkenalkan
secara bertahap. Penghambat tyrosine kinases (imatinib dan
gefitinib) pada akhir 1990-an dianggap sebuah terobosan utama;
mereka mengganggu terutama dengan protein tumor-tertentu.
Antibodi monoclonal telah terbukti sebuah langkah besar dalam
perawatan oncological.

2. Penyakit Degeneratif
Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Apakah penyebab dari diabetes yang selamanya ini diketahui?
untuk lebih dari 80 tahun umumnya dunia kedokteran meyakini
bahwa penyebab dari diabetes adalah akibat kegagalan kerja
pankreas. Organ penting yang terletak di rongga perut di bawah
lambung tersebut menghasilkan beberapa zat kimia yang
dibutuhkan tubuh untuk mengekstrasikan energi dan zat
makanan dari makanan. Banyak yang meyakini, kegagalan kerja
dari pankreas tersebut menyebabkan insulin tidak dihasilkan, dan
hal ini yang menyebabkan timbulnya diabetes. Sebab itu setelah
insulin diketemukan, penderita diabetes selalu mendapatkan
suntikan insulin. Hasilnya, banyak penderita diabetes dapat
terhindarkan dari kematian dini. Sampai sekarang ini, masih
banyak buku-buku kedokteran yang meyakini teori ini dan dengan
demikian, pengobatan yang dilakukan kepada penderita diabetes
gula adalah insulin. Hal yang tidak menguntungkan dengan
pengobatan ini adalah, walaupun penemuan insulin telah
membebaskan penderita diabetes akan kekuatiran mati
mendadak oleh sebab timbulnya koma, namun masih banyak
komplikasi kesehatan lainnya yang mengancam penderita.
Komplikasi tersebut meliputi juga mata yang buta, timbulnya
gangrene (pembusukan) sampai kepada penyakit jantung yang
gawat. Dengan demikian, walaupun insulin secara teori
dibutuhkan, ternyata penderita yang mendapatkan pengobatan

384
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
tersebut berada jauh dari keadaan sehat. Hingga teori yang
berlaku dan diketahui umum oleh banyak orang adalah, sekali
seorang mendapatkan diabetes, maka ia tetap akan menderita
diabetes seumur hidup. Penemuan baru, beberapa penelitian
telah diadakan sehubungan masalah ini, dan pada akhir 1960-an,
G.M. Reaven dan teman sejawatnya dari Stanford telah
menemukan bahwa seorang penderita diabetes sering
mempunyai lebih banyak insulin daripada mereka yang tidak
mempunyai penyakit diabetes. Lebih lanjut diketemukan bahwa
pankreas dari penderita diabetes tetap dapat memproduksi
insulin sebanyak dan secepat orang yang normal. Dengan
demikan, teori yang menyebutkan bahwa diabetes disebabkan
oleh pankreas yang rusak tidak berlaku lagi. Sebab,
bagaimanakah pankreas dapat disebutkan rusak bila masih bisa
memproduksi insulin dengan baik? Lebih kurang, pada saat yang
bersamaan, para peneliti menemukan bahwa kepekaaan insulin
tersebut nyata berkurang dengan sangat besar bila didapatkan
lemak di dalam darah. Juga didapatkan bahwa penderita diabetes
mempunyai tanda khusus, yaitu mempunyai kadar lemak yang
tinggi dalam darah. Dengan demikian, sangat jelas diketahui
bahwa diabetes telah disebabkan bukan akibat ketidak hadiran
insulin, tetapi akibat berkurangnya dayaguna dari insulin yang
disebabkan oleh kehadiran lemak tersebut. Dengan demikian,
bila kadar lemak diturunkan dengan segala macam cara, melalui
makanan dan obat, kepekaan insulin akan bertambah, yang akan
mengurangi penderitaan diabetes. Penemuan yang baru ini telah
mulai banyak dipublikasikan pada awal 1970-an. Sejak itu,
banyak pengobatan diabetes dibuat dengan memberikan
makanan yang mengandung kadar lemak yang rendah. Berbagai
penelitian yang telah dibuat ternyata mendukung akan penemuan
baru tersebut. Misalnya W.E. Conner telah membuat eksperimen
untuk memberikan pengobatan penderita diabetes dengan
memberikan makanan berkadar lemak rendah sejak tahun 1960-
an, dan hasilnya selalu memberikan hasil positif. Beberapa
penelitian juga telah dibuat untuk orang Papua New Gunea.
Makanan dari bangsa tersebut ternyata terdiri dari tiga persen
lemak, 94 persen karbohidrat, dan tiga persen protein. Dalam
penelitian ini didapatkan bahwa tidak seorangpun dari mereka
yang memiliki penyakit diabetes. Ada dugaan bahwa tidak
adanya penderita diabetes sebab tidak adanya faktor keturunan
untuk mendapatkan diabetes. Tetapi penelitian terhadap suku
Bantu di Kenya menyangkal pendapat tersebut. Sebab orang
buntu yang tidak memiliki penyakit diabetes, bila mengubah
makanan mereka menjadi makanan barat yang berlemak, maka

385
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
kadar gula dan lemak dalam darah merekapun naik. Dengan
demikian, mengubah kebiasaan makan dengan menghindarkan
lemak adalah cara tebaik untuk menyembuhkan penyakit
diabetes.
1. Diabetes bergantung pada insulin. Diabetes ini biasa datang
kepada segala usia, teristimewa orang muda. Tanda yang
sangat menonjol ialah sangat bergantungnya kepada suntikan
insulin untuk memelihara kehidupan kemungkinan untuk
mendapatkan ketosis. Ternyata, dari semua diabetes, hanya
7% saja yang termasuk dalam diabetes bergantung kepada
insulin. Gejala yang umum pada penderita diabetes ini sama
seperti disebutkan terdahulu yaitu banyaknya mengeluarkan
urine, selalu haus, lapar yang tidak terpuaskan, kehilangan
berat, berhentinya pertumbuhan pada orang muda, mudah
tersinggung dan gampang pusing bahkan koma. Banyaknya
glukosa dalam urine, kelebihan glukosa dalam darah, dan
tingginya kadar ketone tubuh dalam darah (ketosis) dapat
menjadi ukuran diabetes bergantung pada insulin yang tidak
dapat dikendalikan.
2. Diabetes tidak bergantung pada insulin. Dari semua diabetes,
93% termasuk dari diabetes yang tidak bergantung insulin.
Diabetes ini umumnya datang kepada mereka yang berusia
diatas 40 tahun, dan paling sering terjadi bagi mereka yang di
atas 55 tahun. 85% dari penderita diabetes ini adalah orang
yang kegemukan pada saat diadakan diagnose. Permulaan
dari penyakit ini bertahap. Gejala-gejalanya meliputi keletihan,
seringnya urinasi di malam hari, selalu haus, dan kehilangan
berat badan sebelum diagnose. Penderita diabetes ini tidak
bergantung pada insulin untuk mneghindarkan dari ketonuria
atau tidak akan mendapatkan ketosis. Tetapi bisa saja
mereka memerlukan insulin untuk penanggulangan
sistomatik. Banyak penderita diabetes ini yang memiliki kadar
glukosa dan insulin yang tinggi dalam darah. Untuk berbagai
alasan, tubuh mereka menjadi tidak peka kepada insulin.
Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan glukosa
(Wasilah, 1993). Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan
glukosa akan mengakibatkan naiknya kadar glukosa darah
(KGD). Apabila KGD 2 jam setelah makan menunjukkan kadar
sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL, maka seseorang
dinyatakaan sebagai penderita diabetes melitus (Wasilah,
2003). Hal tersebut membawa dampak pengaruh psikologis,
fisik, dan lebih lanjut menimbulkan konsekuensi medis dan
ekonomis. Gangguan toleransi tubuh terhadap masukan
glukosa atau disingkat gangguan toleransi glukosa (GTG)

386
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
adalah suatu keadaan terjadinya perubahan homeostasis
glukosa apapun penyebabnya, sehingga KGD 2 jam setelah
makan lebih tinggi daripada normal. Umur merupakan salah
satu fator yang memegang peranan penting dalam timbulnya
GTG. Makin bertambah umur seseorang akan makin
bertambah tinggi KGD-nya, baik pada saat puasa maupun
pada 2 jam sesudah makan. WHO (1985) menyebutkan
bahwa setelah melampaui umur 30 tahun, KGD puasa akan
naik 1 - 2 mg/dL tiap pertambahan 1 dekade umur, dan akan
naik 5,6 - 13 mg/dL pada 2 jam sesudah makan. GTG dapat
ditentukan dengan tes toleransi glukosa (TTG) sebagai tes
baku emas. Dasar TTG adalah pemberian pembebanan
glukosa yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral
(WHO, 1985). Apabila hasil KGD 2 jam sesudah pembebanan
glukosa tersebut menunjukkan nilai antara 140 - 199 mg/dL,
maka dinyatakan ada GTG, dan apabila nilai tersebut
menunjukkan sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dL akan
masuk dalam diagnosis penderita DM. Goldberg & Coon
(1994) menyatakan ada hubungan antara umur dan kenaikan
prevalensi DM. Kenaikan KGD lebih dari 165 mg/dL dalam
waktu yang lama akan memberikan efek kilnis yang
merugikan, khususnya terjadinya mikroangiopati dan
makroangiopati serta neuropati (Krolewski & Warran, 1994).
Menurut Askandar (1999) kenaikan KGD (hiperglikemi) akut
akan menyebabkan pengaruh langsung timbulnya disfungsi
endotel, gangguan hemoreologik (trombosit, eritrosit, lekosit,
dan viskositas plasma) serta imunologik, terutama terjadinya
disfungsi makrofag. Pada orang dewasa normal, KGD selalu
dipertahankan pada batas nilai antara 70 - 110 mg/dL. KGD
puasa selalu dipertahankan oleh glukosa yang dihasilkan hati,
sedangkan KGD sesudah makan dikembalikan pada kondisi
semula (nilai normal) pada menit ke 120 (2 jam) oleh peran
insulin yang dihasilkan (disekresikan) oleh sel β (beta)
pankreas. Wallace tahun 1942 (cit. Brandt, 1986) menemukan
adanya perubahan histologis sel-sel β pankreas pada hasil
otopsi mereka yang meninggal dalam usia lanjut yaitu berupa
79% invasi sel-sel lemak, 60% mengalami fibrosis, 45%
sklerosis, 56% dilatasi duktus, serta 10% metaplasi. Hal ini
menimbulkan dugaan bahwa pada usia lanjut terjadinya GTG
disebabkan oleh gangguan pada sel-sel β pankreas, sehingga
produksi insulin menurun.

3. Keturunan

387
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Kelainan bawaan atau kelainan kongenital adalah kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil
konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian
setelah kelahiran. Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh
keabnormalan genetika, sebab alamiah atau faktor yang tidak
diketahui lainnya.

16.4. Penyakit Menular


Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang
satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara.
Penyakit menular ditandai dengan adanya agen penyebab penyakit
yang dapat menular dari orang satu ke orang lain dan atau dari
hewan ke manusia. Penyakit menular ditandai dengan faktor
penyebab (sumber penyakit) dan cara pencegahannya, sehingga
kita dapat mencegah atau waspada terhadap kemungkinan
terserang penyakit.

16.4.1. Penyebab penyakit menular


Penyakit menular pada umumnya disebabkan oleh penyebab
penyakit yang dapat dikelompokkan menjadi: virus, ricketsia,
bakteri, jamur, protozoa, cacing. Makhluk hidup atau
mikroorganisme sebagai pemegang peranan penting didalam
epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit menular atau
disebut agen infeksi. Berbagai agen infeksi adalah:
1. Virus
Virus adalah organisme yang amat halus. Karena amat halusnya
itu tidak dapat kita lihat dengan mikroskop biasa. Untuk itu
diperlukan suatu mikroskop elektron, yakni mikroskop yang dapat
membesarkan sampai 1000000 kali. Jenis-jenis virus yang dapat
menimbulkan penyakit banyak juga, antaranya yang dapat
menimbulkan penyakit-penyakit cacar, gondongan, influensa,
selesma, penyakit lumpuh anak-anak, penyakit anjing gila,
trachooma, dan lain-lain.
Flu Burung, dapat menular dari ayam ke manusia yang cocok dan
lemah.

2. Ricketsia
Rickettsia ialah benda-benda hidup yang juga amat halus, tetapi
tidak sehalus virus. Besarnya boleh dibilang antara besar virus
dan besar bakteri. Untuk dapat melihat rickettsia juga diperlukan
mikrsokop elektron. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh
rickettsia ialah: shoptyphus, scrubtyphus exanthematicus dan
lain-lain.

388
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
3. Bakteri
Bakteri ialah organisme yang amat halus, tidak dapat dilihat
dengan mata. Untuk dapat melihatnya diperlukan mikroskop.
Dengan alat ini organisme-organisme itu dapat diperbesarkan
sampai beratus- ratus kali. Tubuh bakteri terdiri dari bermacam-
macam zat telur yang belum jelas susunanya, tidak berzat hijau
daun, intinya tidak jelas. Cara berkembang biaknya ialah dengan
membelah diri. Ada bakteri yang menimbulkan penyakit-penyakit,
adapula yang tidak, bahkan ada pula yang menguntungkan
manusia. Menurut bentuknya bakteri dibagi dalam beberapa
golongan yakni:
1. Coccus: bentuknya seperti peluru. Inipun bermacam-macam
pula: staphylococ, pneumococ, streptococ, gonococ,
meningococ.
2. Basil: bentuknya seperti batang. Macam-macam basil: basil
TBC, basil lepra, basil dysenterie, basil tetanus, basil pes, dan
lain- lain.
3. Spiral: bentuknya seperti spiral.
4. Vibrio dapat dimasukkan dalam golongan ini (bentuknya
seperti koma ).
Yang menimbulkan penyakit framboesia dan syphilis ialah
sebangsa spiral yang disebut spirochaet. Sebagian besar dari
bakteri-bakteri tersebut hidup di alam bebas dan hidupnya dari
benda-benda mati. Tanpa bakteri-bakteri ini maka dunia akan
penuh dengan bangkai-bangkai tumbuh-tumbuhan atau hewan-
hewan; jadi bakteri-bakteri itu malah menguntungkan manusia.
Bakteri-bakteri yang hidupnya dari benda-benda mati disebut
saprophyta. Di antara bakteri-bakteri ada golongan kecil yang
hidupnya selalu merugikan makhluk-makhluk yang
ditumpanginya. Bakteri-bakteri itu disebut parasit-parasit.
Makhluk-makhluk yang ditumpangi, disebut tuan rumah, dalam
bahasa asing hospes. Bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan
penyakit disebut bakteri-bakteri patogen,
4. Cendawan
Cendawan ialah benda-benda hidup yang termasuk dalam
golongan tumbuhan-tumbuhan tidak berzat hijau daun, jadi
hidupnya tergantung pada benda-benda hidup lainya atau
tergantung dari makanan-makanan yang sudah tersedia. Ada
cendawan-cendawan yang tubuhnya hanya terdiri dari 1 sel saja,
(misalnya sel-sel ragi), adapula yang tediri dari banyak sel-sel
yang berderet-deret dan bersimpang siur seperti benang, disebut
micellium. Ada cendawan-cendawan yang hidup di alam bebas,
ada yang hidup pada tumbuhan-tumbuhan lainya, adapula yang

389
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
hidup pada binatang-binatang dan manusia. Di antaranya ada
yang menguntungkan, adapula yang merugikan (menimbulkan
penyakit-penyakit). Jenis-jenis jamur yang menguntungkan
manusia antara lain ialah Penicillium notatum. Dari jamur ini
dibuat orang obat yang terkenal penicillin. Dari jamur yang
disebut Streptomyces griseus disebut obat streptomycin. Obat-
obat tersebut di atas terkenal sebagai antibiotica. Penyakit-
penyakit, pada manusia yang disebabkan oleh bangsa cendawan
antara lain ialah panau.
5. Cacing
Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti
ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing
tambang dan sebagainya.

16.4.2. Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan penyakit menular
antara lain: infeksi, masa tunas, penyakit-penyakit mendadak dan
menahun, recidief, epidemi, endemi, radang, tumor,
desinfektansia.

1. Infeksi
Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh,
hidup dalam tubuh serta berkembang biak biasanya melalui kulit.
Perkataan infeksi harus dibedakan dari perkataan invasi. Pada
invasi diartikan masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh
melalui mulut. sedangkan pada infeksi dimaksud invasi yang
disusul dengan pembiakan. Tubuh selalu mengadakan reaksi
terhadap tiap-tiap infeksi. Yang dimaksud dengan reaksi dari
tubuh ialah usaha-usaha mempertahankan diri dari tubuh untuk
membinasakan benih-benih itu. Usaha itu ada 2 macam:
ƒ Mempergiat pembuatan sel-sel darah putih
ƒ Membuat antitoksin-antitoksin guna menawarkan toksin-toksin
yang dikeluarkan oleh benih-benih penyakit itu.
Apakah tiap-tiap infeksi akan disusul dengan penyakit? Tidak! Hal
ini tergantung dari kekuatan tubuh, artinya apakah reaksi itu
cukup kuat atau tidak. Infeksi yang ringan sekali misalnya sama
sekali atau hampir-hampir tidak berakibatkan apa-apa terhadap si
penderita. Orangnya tidak merasa sakit atau paling keras hanya
merasa badan tidak enak sedikit. Sekalipun demikian, bila darah
penderita itu diperiksa secara ilmiah, maka dapat diketahui
bahwa pada orang itu ada suatu infeksi. Keadaan seperti yang
disebut diatas disebut infeksi tumpul. Penyakit-penyakit typhus,
paratyphus A, B dan C, dysenterie, dan lain-lain adalah penyakit
infeksi. (Penyakit infeksi ialah penyakit yang berjangkit karena

390
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam
tubuh itu serta berkembang biak dan membuat toksin-toksin yang
merugikan).

2. Masa tunas
Inkubasi (masa tunas) adalah masa antara masuknya bibit
penyakit sampai munculnya gejala yang khas dari penyakit
tersebut. Apakah seseorang akan segera jatuh sakit bila benih-
benih sesuatu penyakit masuk ke dalam tubuh? Tidak! Antara
masuknya benih penyakit ke dalam tubuh dan timbulnya gejala-
gejala pertama ada batas waktunya. Waktu itu disebut waktu
inkubasi atau masa tunas. Dalam masa tunas itu terjadi
pertempuran yang hebat antara benih-benih penyakit dengan
reaksi tubuh. Masa tunas pada tiap-tiap penyakit tidak sama
lamanya.

No Penyakit Masa Tunas


1 Malaria 10-14 hari
2 TBC 6-8 minggu
3 Lepra tidak diketahui dengan jelas, mungkin
beberapa bulan, mungkin 10-20 tahun
lamanya

Penyakit mendadak dan menahun. Pada penyakit radang paru-


paru, masa tunasnya hanya beberapa hari saja dan serangan
penyakit timbulnya secara mendadak (atau acuut). Karena itu
penyakit radang paru-paru tergolong dalam penyakit mendadak.
Bila berjangkitnya secara mendadak sekali, disebut per akut.
Penyakit yang selalu timbul selama dan menahun disebut
penyakit menahun atau penyakit chronis. Hal ersebut mungkin
terdapat pada penyakit-penyakit malaria, tbc, dysenterie amoeba
dan lain-lain.

3. Radang
Radang (inflammation) ialah suatu istilah kedokteran yang dalam
bahasa asingnya onsteking. Radang merupakan bentuk gejala
pada tubuh akibat reaksi terhadap penyebab radang. Gejala-
gejala radang ialah: merah, bengkak, nyeri, panas dan fungsi
terganggu. Bila ada kulit meradang, maka di bagian kulit itu akan
terdapat gejala-gejala sebagai berikut: bagian tersebut tampak
merah bengkak, bila diraba terasa panas dan nyeri. Fungsi
bagian kulit tersebut terganggu. Kadang-kadang disertai dengan
meningginya suhu tubuh. Pada radang suatu persendian akan
tampak pula gejala-gejala tersebut. Radang dapat terjadi dimana-

391
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
mana, misalnya di telinga tengah, tenggorokan, rongga hidung,
umbai cacing, ulang-tulang, mata dan lain-lain. Perkataan radang
harus dibedakan dari infeksi.

4. Perbedaan antara patogen dan virulen


Basil yang dapat menimbulkan penyakit disebut basil-basil yang
patogen. Pekataan patogen ini harus dibedakan dari perkataan
virulen. Virulen ialah keganasan dalam menimbulkan penyakit
(malignity). Contoh: 100 basil-basil typhus belum dapat
menimbulkan gejala-gejala penyakit tersebut. Untuk itu diperlukan
jumlah yang jauh lebih banyak. Basil tbc lain lagi. Satu basil tbc
saja sudah cukup untuk menimbulkan gejala-gejala penyakit tbc;
tak usah 10, 50, 100 buah. Kita katakan basil tbc itu amat virulen
(dengan lain perkataan : virulen basil tbc tinggi sekali),
sedangkan basil-basil typhus rendah virulennya. Tetapi kedua-
duanya adalah basil-basil yang patogen.

5. Recidief
Recidief ialah berjangkitnya kembali sesuatu penyakit yang
pernah diderita tanpa infeksi baru. Hal tersebut mungkin terdapat
pada penyakit-penyakit malaria, typhus, dysenterie dan lain-lain.

6. Endemi
Endemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya hanya dalam
suatu daerah tertentu.

7. Pandemi
Pandemi adalah berjangkitnya penyakit yang menyebar ke
berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 1918 dalam waktu
yang singkat sekali di sebagian besar dari seluruh dunia
berjangkit penyakit influenza yang memakan korban sampai
jutaan jiwa.

8. Epidemi
Epidemi ialah penyakit menular yang berjangkitnya di sesuatu
daerah yang luas; penyakit itu berasal dari daerah itu sendiri.
Sesuatu penyakit yang semula endemis dapat berkembang
menjadi penyakit epidemis, bila penyakit itu sampai menjalar ke
luar daerahnya.

16.9. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit


Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi
yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3
cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi).

392
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
“Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya
dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu:
1. Menghilangkan reservoir
Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran
penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di
tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang
lain.
(2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan
menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis
pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam
waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2. Memutus mata rantai penularan.
Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes
penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau
menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit
tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh
hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit
disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah
Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat
dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan
biologis.
1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup
(sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut.
Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan
mengubur).
2. Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan
pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan
insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb.
3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan
pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai
contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri,
cacing, dan jenis nyamuk lainnya.
4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut
bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian
vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan
efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene
perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit
menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat
membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik

393
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium,
alkohol dan lain-lain.
3. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan
Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan
terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu
lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga
dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri
basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan
menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha
pencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatu
perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau
dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya
kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila
seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Typhus, Cholera
dan Dysenterie), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi
terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi.
Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar
yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan
kebal terhadap penyakit typhus, cholera dan dysenterie. Jadi
tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodi
di dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itu
penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikan
ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atau
vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja.
Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untuk
mencegah timbulnya penyakit adalah:
1) Vaksin TCD
2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit chloera, typhus,
paratyphus A dan paratyphus B yang sudah dibunuh atau
dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah
kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin
tetra juga disebut sebagai vaksin Cho-ty-pa (Chloera,
Typhus, dan Paratyphus).
3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin
BCG tediri dari basil-basil TBC hidup yang sudah tidak
virulen lagi. Dengan penyuntikan vaksin ini pada bayi atau
anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadap
serangan penyakit TBC. Awas! Vaksin BCG tidak sekali-kali
dipakai untuk mengobati penyakit TBC juga tidak untuk
mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC atau
tidak. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk

394
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan
terhadap penyakit TBC.
4) Vaksin cacar
5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak
untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit
lumpuh anak-anak).
6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-
orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes.
7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin
mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya.

16.11. Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit


Penyakit-penyakit yang masuknya melalui rongga hidung, rongga
mulut dan tekak adalah sangat banyak. Bukan hanya yang melalui
bagian-bagian itu saja, yang menyerang bagian-bagian itupun
banyak pula. Misal dari penyakit-penyakit itu ialah: pilek-pilek,
influenza, pneumonia, tonsillitis, diphterie, poilio dan masih banyak
lagi.

16.12. Pengobatan Penyakit


Pengobatan penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab
penyakit yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya
ditujukan untuk penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan
protozoa. Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus
dilakukan secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil
yang memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi
tahan (resisten) terhadap obat-obatan.

16.6. Penyakit-penyakit Menular


1. Penyakit-penyakit zoonosa
Penyakit-penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke
manusia disebut zoonosa. Di antara zoonosa ada beberapa
yang perlu dikemukakan karena dapat juga menghinggapi
manusia. Penyakit-penyakit itu ialah: pes, tetanus, penyakit
anjing gila (rabies), penyakit Weil (Brucellosis), typhus
exanthematicus, penyakit gigitan tikus dan flu burung.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Agen penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus.
Gejala-gejala: Setelah masa tunas 5-8 hari, penderita
sekonyong-konyong mendapat serangan demam, rasa nyeri di
tulang belakang dan anggota-anggota gerak, lebih-lebih di
tungkai. Kulit agak kemerah-merahan dan timbul bercak-bercak
merah. Otot-otot terasa nyeri bila ditekan. Penyakit ini

395
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini
maka penyakit Dengue sering-sering disebut juga demam lima
hari.
Penularan: Disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan
perantaraan sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan
Aedes albopictus.
Penjagaan: Tindakan-tindakan seperti pada penyakit malaria.
Pengobatan: Obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini
belum diketemukan. Obat-obatan yang diberikan pada penderita
ialah obat-obat yang bersifat simtomatis. Penyakit menular
bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue
(DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam
keong). Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali
ada orang yang meninggal karena penyakit ini.
Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi
perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), diphteri,
batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis.
Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta,
framboesia, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome),
sipilis, infeksi gonokokal, TBC (tuberkulosis), radang paru
(pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut).
Tetanus
Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila
seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka
kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus
ada. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang
mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin
terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada
luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat
itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksin-
toksin ini melalui saraf-saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di
sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam
jaringan saraf. Maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Ini
adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa
perantara apa-apa.
Malaria
Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi
dengan perantaraan nyamuk anopeles.
Trachoom
Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara
penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati
seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam
air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih
penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya

396
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
yang sudah mengandung benih-benih penyakit tersebut, maka
orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan
trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata).
Hepatitis
adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut",
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis
kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah
satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis
juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti
mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi
sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.
Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran
ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara
berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi
melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B
ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya
terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang
terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi
selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang
sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh
dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi
hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi
darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui
pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang
terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang
masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali
menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan
virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi
lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah
pecandu obat.
Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai
hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

397
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
Virus hepatitis G
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
ƒ Virus Mumps
ƒ Virus Rubella
ƒ Virus Cytomegalovirus
ƒ Virus Epstein-Barr
ƒ Virus Herpes
HIV/AIDS di Indonesia. AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi
Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada
79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas.
Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua
Barat, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau,
Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program-program
penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui
perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut
dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR
di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar
170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia
mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah
0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di
mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara
penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa
menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di
Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut
terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang
melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang
berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka,
dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama
pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan
ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui
penggunaan obat terlarang

Kata-kata Penting
• Hospes
• Infeksi
• Radang
• Inkubasi

Rangkuman
ƒ Sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, dan/atau sosial
sehingga tidak dapat berfungsi secara normal, selaras, serasi,
dan seimbang.

398
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
ƒ Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular
seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif,
penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ
tubuh lain.
ƒ Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui
perantara.
ƒ Sumber penularan ialah manusia atau hewan yang mengeluarkan
benih-benih penyakit dan dapat menularkan penyakit-penyakit
tersebut kepada orang lain.
ƒ Cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang sehat dapat
diserang oleh bermacam-macam penyakit dari berbagai jurusan.
Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui kulit, saluran
pernafasan, saluran pencernaan makanan,
ƒ Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh,
hidup dalam tubuh serta berkembang biak.
ƒ Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara
lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal
dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of
disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation
of disease).
ƒ Cara penularan dapat melalui saluran pernafasan, saluran
makanan, saluran kelamin, dan kulit.
ƒ Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
vaksinasi yang benar dan teratur.
ƒ Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus
siklus, dan imunisasi (vaksinasi).

Latihan Uji Kemampuan


A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!
1. Vektor penyakit malaria termasuk dalam kategori
2. Penyakit malaria termasuk dalam kategori penyakit menular yang
ditularkan oleh …
3. Penyakit menular yang paling sering menyerang anak-anak dan
sampai saat ini menjadi program vaksinasi nasional adalah …
4. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok …
5. Penyakit influensa merupakan salah satu jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok …
6. Kolera merupakan salah satu jenis penyakit menular yang
disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok …

399
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
7. AIDS merupakan salah satu jenis penyakit menular yang cara
penularannya melalui …
8. Cacing merupakan salah satu agen penyebab penyakit yang
dikelompokkan dalam golongan …
9. Berikan 5 jenis penyakit noninfeksi dan cara pengehan-nya!
10. Apakah yang dimaksud penyakit mendadak dan menahun.

B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!


1. Berikan contoh penyakit yang berasal dari dalam tubuh karena
organ tubuh tidak dapat berfungsi secara nomal!
2. Berikan contoh penyakit menular yang cara penularannya melalui
kontak dengan kulit penderita!
3. Faktor-faktor apa saja yang yang dapat menjadi penyebab
penyakit menular!
4. Jelaskan perbedaan penyakit tidak menular dan penyakit menular!
5. Jelaskan berbagai cara penyakit masuk ke dalam tubuh!
6. Jelaskan tentang cara penularan penyakit-penyakit zoonosa!
7. Jelaskan cara penularan penyakit Dengue!
8. Jelaskan cara penularan penyakit tetanus!
9. Jelaskan cara penularan penyakit malaria!
10. Jelaskan cara penularan penyakit trachoom!

400
Bab 15: Kesehatan & Penyakit
KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA
SAY NO TO DRUG
Pernahkah anda mendengar berita tentang
kematian seseorang yang kelebihan obat atau
narkotika. Sangat mengerikan. Oleh karena itu,
lebih baik katakan tidak kepada siapapun yang
menawarkan atau memberikan Narkoba (Narkotika
dan obat terlarang), walaupun itu sahabat karibmu!
Mengapa demikian? Karena hidupmu sepenuhnya
berada di tanganmu dan ketegasan sikapmu.
Persahabatan yang benar adalah hubungan yang
saling menghargai dan tidak mengajak atau
menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran.
Jangan pernah berpikir untuk mencoba, tindakan
mencoba merupakan langkah awal untuk
terjerumus ke dalam kesengsaraan.
Pada bab ini akan dipelajari tentang:
• Obat
• Penyalahgunaan obat psikotropika
dan bahayanya
• Penyalahgunaan narkotika dan
bahayanya
• Penggunan tembakau (nikotin)
dan bahayanya
• Minuman keras (alkohol) dan

401
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17. Obat
Obat merupakan senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan
tujuan untuk menghilangkan penyebab penyakit atau mengurangi
gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Obat yang dimaksudkan
untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat kausatif,
sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang
ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis.
Obat dapat diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter)
atau dari farmasi (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat
juga dapat diperoleh melalui apotik, puskesmas, dan toko obat. Obat
dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila obat tersebut dapat
dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan preskripsi
(resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan
preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat
OTC (Over the Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep
dokter adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari
tenaga profesional kesehatan kepada apoteker (farmasi) atau terapis
lain untuk memberikan terapi pada pasiennya.
Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan
menggunakan resep. Obat bebas kurang berbahaya tetapi jika
digunakan secara berlebihan atau melebihi takaran juga dapat
menimbulkan bahaya.
Obat keras adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan
resep dokter. Oleh karena itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep
termasuk melanggar hukum (ilegal). Berdasarkan cara pemberiannya,
obat dapat diberikan secara:
1. Ditelan
2. Dikunyah
3. Dihirup
4. Dihisap
5. Dioleskan pada permukaan kulit
6. Disuntikan
7. Diinfus
8. Diteteskan
9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang
paling utama untuk memperoleh efek sistematik.
10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan
dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak
dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan
bagi penderita yang dirawat di rumah sakit.

402
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
◄ Gambar 17.2. Obat yang
dikemas dalam bentuk
tablet. Biasanya obat
dalam bentuk tablet
diberikan melalui mulut

Obat paten
Obat paten adalah obat yang dijual dengan merk dagang tertentu
sehingga harganya menjadi relatif mahal karena besarnya biaya
pemasaran yang ditanggung oleh perusahaan farmasi, terutama
untuk obat ethical. Walaupun secara hukum promosi obat jenis ini
tidak diperbolehkan, tetapi secara praktik banyak biaya yang diserap
oleh tenaga medis sendiri. Sebagai contoh: Acetaminofen atau juga
dikenal dengan parasetamol, dipasarkan dengan merk dagang
(paten) Tilenol.

Obat generik
Obat generik dibuat dan diedarkan oleh perusahaan saingan
sehingga harganya relatif murah. Ketika paten untuk suatu obat telah
berakhir, maka obat tersebut dijual sebagai obat generik.

Obat tradisonal
Obat tradisional adalah obat dibuat secara tradisional atau turun
temurun dari neenk moyang. Dari penelitian-peneliian yang pernah
dilakukan, Phyllanthus urinaria telah terbukti mampu mengobati
hepaptitis. Disebabkan oleh daya kerja meniran yang mampu
meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga mampu mengatasi
gangguan hati yang terjadi akibat dari hepatitis B. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza) merupakan bahan untuk obat tradisional yang
dapat mengatasi hepatitis B.

403
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Jenis-jenis obat
Berdasarkan mekanisme cara kerja dan kegunaannya, obat dapat
dibedakan menjadi:

1. Antibiotik
Antibiotik adalah obat diberikan untuk menghambat pertumbuhan
dan mematikan kuman-kuman penyakit karena infeksi seperti:
Bakteri, Protozoa, dan Jamur. Penyakit infeksi karena virus
sampai sekarang belum diketemukan obatnya. Pengobatan
penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit
yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya ditujukan untuk
penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan protozoa.
Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan
secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang
memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi tahan
(resisten) terhadap obat-obatan.

◄ Gambar 17.1. Obat


jenis antibiotik

Saat ini, ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya
antibiotik tersebut berasal dari beberapa jenis antibiotik saja,
sehingga mudah untuk dikelompokkan. Berdasarkan mekanisme
aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif
meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin,
sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin,
linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan
trimetoprim.

404
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon,
novobiosin.
5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B,
gramisidin.
Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang
dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam
melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik
bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan antibiotik yang
berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif
dan negatif.
Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang
yang diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang
berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya.
Contoh nama dagang dari amoksisilin, sefaleksin, siprofloksasin,
kotrimoksazol, tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah
Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.
Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya
untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka
dipilih antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang
paru-paru ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi
tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.

Cara pemberian antibiotik


Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif,
dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui
pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih
serius. Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti
dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga.
Penting bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari
pemakaian antibiotik yang benar, seperti aturan dan jangka waktu
pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat, jarak waktu antar
pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi
dengan makanan dan obat lain. Pemakaian yang kurang tepat
akan mempengaruhi penyerapannya, yang pada akhirnya akan
mengurangi atau menghilangkan keefektifannya.
Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu
diperhatikan adalah interaksi obat, baik dengan obat bebas
maupun obat yang diresepkan dokter. Sebagai contoh, Biaxin

405
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
(klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama
dengan Theo-Dur (teofilin, obat asma). Berikan informasi kepada
dokter dan apoteker tentang semua obat-obatan yang sedang
dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan antibiotik.
Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang
ditetapkan dokter. Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum
antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya
dituntaskan dalam satu periode pengobatan.
Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin
tidak seluruh bakteri mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi
resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga
menyebabkan infeksi ulang.
Efek Samping
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam
pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping
pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek
samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala
ringan, diare ringan, dan mual.
Dokter perlu diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah,
diare hebat dan kejang perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas,
gatal dan bilur merah pada kulit, pembengkakan pada bibir, muka
atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada lidah, dan gatal
dan bilur merah pada vagina.
Resistensi Antibiotik
Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah
terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan
resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya
sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten. Beberapa
bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi
dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa
bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik
yang ada pada bakteri. Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi
menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya
sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya.
Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri
stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.

406
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Analgesik
Analgesik adalah obat pembunuh rasa sakit atau pereda nyeri
tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang
mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
Sebagai contoh:
Pada penderita patah tulang untuk mengurangi rasa sakit
diberikan obat penghilang rasa sakit tetapi bukan untuk
menyembuhkan tulang yang patah. Analgetik tidak selalu
menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa
nyeri. Sebagai contoh:
1. Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin,
Nuprin and Brufen).
2. Acetaminophen atau parasetamol yang dapat menyebabkan
masalah lever bila digunakan secara terus menerus dalam
jangka waktu lama.
3. Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik.
Aspirin untuk menurunkan panas, sakit kepala, dan
mengurangi nyeri otot. untuk menghilangkan nyeri terbagi ke
dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.

Obat pengganti hormonal


Obat yang digunakan untuk mengganti senyawa-senyawa yang
secara normal terdapat dalam tubuh dan memiliki fungsi yang
penting, sebagai contoh hormon insulin. Pada penderita penyakit
kencing manis (diabetes mellitus) kemampuan kelenjar pankreas
untuk menghasilkan hormon insulin terganggu sehingga produksi
hormon insulin berkurang. Untuk mengganti hormon insulin
tersebut perlu diberikan dari luar dalam bentuk pil atau suntikan.
Hormon insulin telah dapat diproduksi dengan menggunakan
teknik bioteknologi.

Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang diberikan untuk mengurangi gejala
yang ditimbulkan karena reaksi alergi.

407
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
◄ Gambar 17.3. Obat
dalam bentuk kaplet
yang diberikan melalui
mulut

Memilih Obat untuk Tujuan Pengobatan


Dalam keadaan darurat, keberadaan obat yang dimasukkan ke
dalam golongan P3K akan sangat membantu. Hanya saja,
banyak jenis obat untuk setiap keluhan yang beredar di pasaran.
Bukannya membantu, tapi justru kita kebingungan memilih, mana
yang tepat bagi kita. Bagaimana memilih obat yang berkhasiat?
Pertama, isi obat bebas itu umumnya kombinasi dari zat-zat yang
itu-itu juga.
ƒ Obat sakit kepala kalau tidak mengandung aspirin yang bisa
bikin sakit maag, ya parasetamol.
ƒ Obat pilek biasanya mengandung antihistamin klorfeniramin
maleat atau desklorfeniramin maleat yang bisa bikin ngantuk
dan dekongestan seperti fenilpropanolamin hidroklorida atau
fenilefrin hidroklorida, yang kadang-kadang membuat jantung
berdebar dan tekanan darah naik.
ƒ Obat batuk tentu mengandung desktrometorfan hidrobromida
yang kadang-kadang dikombinasi dengan ekspektoran,
seperti gliseril guayakolat.
ƒ Obat maag paling-paling antasida, yang umumnya kombinasi
aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, yang
kadang-kadang menyebabkan sembelit atau diare.
ƒ Obat nyeri haid umumnya mengandung asam mefenamat
yang bisa mengiritasi lambung.

408
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
ƒ Obat asma mengandung teofilin dan efedrin. Zat yang disebut
terakhir ini bisa menyebabkan jantung berdebar dan tekanan
darah naik.
ƒ Jadi kalau Anda pengidap sakit maag dan suatu saat Anda
sakit kepala, pilihlah obat yang mengandung parasetamol
(asetaminofen), jangan yang mengandung aspirin. Demikian
pula bila Anda sakit gigi, nyeri otot, atau nyeri-nyeri ringan
sampai sedang lainnya. (Obat-obatan antinyeri ini tidak akan
manjur menghadapi nyeri kelas berat yang diakibatkan batu
ginjal, batu empedu, atau kanker).
ƒ Kalau Anda berprofesi sopir atau tukang yang
mengoperasikan mesin, jangan menggunakan obat pilek yang
mengandung antihistamin, karena akan mengantuk. Bila Anda
batuk kering, pakailah dekstrometorfan, sedangkan bila batuk
berdahak, pakai saja obat batuk hitam. Soalnya kombinasi
dekstrometorfan dan gliserin guayakolat secara logika aneh.
Dekstromterofan menekan rangsang batuk, sedangkan gliseril
guayakolat justru mengencerkan lendir dan merangsang
batuk, yang sebenarnya bertujuan untuk mempermudah
pengeluaran lendir.
ƒ Sedangkan pengidap asma atau hipertensi, jangan gunakan
efedrin, gunakan teofilin saja.
Kedua, pilihlah hanya zat yang Anda butuhkan. Ingatlah, bahwa
setiap zat yang disebut obat itu pada hakikatnya adalah racun.
Hati-hatilah dengan istilah "flu" yang sebenarnya
menggambarkan kumpulan gejala. Penyakitnya sendiri bisa
selesma (common cold) atau influenza. Keduanya disebabkan
oleh virus, tetapi dari jenis yang berbeda. Untuk keduanya tidak
ada obat yang bisa membunuh virusnya, yang ada hanya obat
yang meringankan gejalanya. Penyakitnya akan sembuh sendiri
setelah 3-5 hari oleh kekebalan tubuh penderita. Jadi jika flu,
Anda hanya batuk sebaliknya jangan sampai minum obat yang
mengandung parasetamol. Kalau flu Anda panas dan pilek, tidak
usah sampai minum dekstrometorfan. Contoh gamblang, suatu
produk obat "influenza", masuk angin (common cold), sakit
kepala, batuk, demam, nyeri pada otot. Dari isinya, nyatalah obat
ini dirancang untuk memerangi kumpulan gejala flu: panas, sakit
kepala, pilek, dan batuk berdahak. Jika Anda hanya menderita
sakit kepala atau nyeri otot, perlukah Anda memasukkan sekian
banyak zat racun yang tidak diperlukan itu ke dalam tubuh Anda,

409
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
selain asetaminofen? Bisa saja sakit kepala atau otot Anda
sembuh, tetapi Anda akan mengantuk karena dekslorfeniramina
maleat, atau berdebar-debar karena kafein dan fenilpropanol-
amina hidroklorida. Inilah pentingnya, tak hanya membaca
indikasi obat, tetapi juga komposisi obat.
Ketiga, konsultasilah terlebih dahulu kepada dokter karena ada
interaksi obat yang berbahaya. Misalkan, jika Anda menderita
PJK (penyakit jantung koroner) dan sedang dalam pengobatan
untuk antipembekuan darah, dan Anda minum aspirin karena
sakit kepala, dapat terjadi perdarahan spontan. Bagaimanakah
dengan obat jerawat? Bakteri Corynebacterium acnes berperan
penting dalam timbulnya jerawat. Bila jerawat Anda tak kunjung
sembuh, selain memperhatikan kebersihan kulit dan
mengoleskan krim antijerawat, mintalah dokter Anda untuk
meresepkan antibiotik oral, seperti tetrasiklin, eritromisin,
doksisiklin atau minosiklin.

17.2. Penyalahgunaan Obat


Penggunaan obat-obatan untuk keperluan selain pengobatan
disebut penyalahgunaan obat. Suatu jenis obat semestinya
digunakan secara tepat bilamana diperoleh dengan resep untuk dan
digunakan sesuai rekomendasi dan tujuan pengobatan. Selain itu,
disebut penyalahgunaan obat. Menurut WHO penyalahgunaan obat
adalah penggunaan obat secara berlebihan untuk tujuan lain selain
untuk penyembuhan. Semua jenis obat pada dasarnya memiliki
potensi untuk disalahgunakan dan setiap obat memiliki potensi
berbahaya jika disalahgunakan. Penggunaan obat secara ilegal
juga termasuk kategori penyalahgunaan obat. Menggunakan obat
antibiotik yang diresepkan untuk orang lain merupakan salah satu
bentuk penggunaan obat yang salah atau digunakan untuk tujuan
lain.

410
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.2.1. Psikotropika
Obat psychoactive adalah obat yang efeknya mengubah pikiran
dan perilaku dan dapat menimbulkan ketergantungan obat. Obat
psikotropika atau psikoaktif adalah senyawa atau obat baik
alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau
berkhasiat psikoaktif. Obat yang berkhasiat psikoaktif adalah
obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)
bagi para pemakainya.
Obat-obatan psikotropika merupakan salah satu golongan obat
yang sering disalahgunakan karena sulit mencari Narkotika dan
mahal harganya. Penggunaan psikotropika biasanya dicampur
dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga
menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

1. Ecstasi
Ecstasi (Xtc) adalah salah satu obat bius yang di buat secara
ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet atau kapsul.
Senyawa ecstasi atau dalam bahasa kimia memiliki rumus kimia
sebagai berikut 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine
(MDMA). Tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat
mengalami kegagalan percobaan penggunaan MDMA sebagai
serum kebenaran. Sejak saat itu senyawa MDMA lebih sering
digunakan para ahli jiwa. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat
di penghujung akhir abad lalu. Setelah periode itu, MDMA dipakai
oleh para dokter ahli jiwa.

◄ Gambar 17.4.
Tablet ecstasi
(Xtc)

411
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Cara kerja pil Xtc
Ecstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum
dengan efek maksimum selama satu 1 jam.
Efek yang ditimbulkan
1. Ecstasi akan menyebabkan pengaruh pada tubuh pengguna
untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum
dari kekuatan tubuh (hiperaktif).
2. Seluruh tubuh akan terasa melayang.
3. Terkadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku.
4. Pupil mata melebar.
5. Kadang juga timbul rasa mual disertai muntah-muntah atau
hilangnya nafsu makan.
6. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu
diperlukan sedikit udara segar).
7. Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) dapat terjadi sebagai
akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama
sehingga mulut terasa kering dan rasa haus yang berlebihan.
8. Diare.
9. Sakit kepala dan pusing,
10. Menggigil yang tidak terkontrol,
11. Detak jantung yang cepat dan lebih kuat.
12. Gelisah/tidak bisa diam
13. Pucat & keringat
14. Mood berubah.
15. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi
hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi
hilang.
16. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan
seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol,
teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal
rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita
akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Akibat jangka panjang
Penggunaan pil Xtc secara terus-menerus dapat mengakibatkan
timbulnya:
1. Kecanduan.
2. Syaraf otak terganggu.
3. Gangguan hati, tulang, dan gigi keropos.
4. Beberapa pemakai ecstasi yang akhirnya meninggal dunia

412
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
karena terlalu banyak minum akibat rasa haus yang amat
sangat.
5. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet
atau kapsul ecstasi. Zat-zat ini menyebabkan munculnya
suatu reaksi yang pada tubuh. Dan dalam beberapa kasus,
reaksi dari zat-zat ini akan menimbulkan kematian.
Gejala Putus Obat
Gejala putus obat dimulai dalam 6 (enam) sampai 8 (delapan)
jam setelah dosis terakhir. Biasanya setelah suatu periode 1
(satu) sampai 2 (dua) minggu pemakaian secara terus-menerus
atau pemberian antagonis narkotik. Sindroma putus obat
mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga
dan menghilang selama 7 (tuju) sampai 10 (sepuluh) hari
setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin menetap selama 6
(enam) bulan atau lebih lama. Gejala putus obat dari
ketergantungan ecstasi adalah:
1. Kram otot parah dan nyeri tulang.
2. Diare berat.
3. Kram perut.
4. Rinorea lakrimasi piloereksi
5. Menguap
6. Demam
7. Dilatasi pupil
8. Hipertensi.
9. Takikardia.
10. Disregulasi temperatur, termasuk hipotermia dan hipertermia.
11. Seseorang dengan ketergantungan ecstasi jarang meninggal
akibat putus ecstasi, kecuali orang tersebut memiliki penyakit
fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
12. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi suhu
tubuh, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama
sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma
abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin
menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus ecstasi
adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.

2. Yaba
Yaba itu sejenis ecstasi dengan harga sedikit murah. Ukuran dan
bentuk Yaba itu memang tak jauh berbeda dengan ecstasi. Yaba

413
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
berbentuk tablet, ukurannya tak lebih besar dari penghapus di
ujung pensil.
Layaknya ecstasi, tablet ini juga berwarna-warni, seperti merah,
orange, dan hijau. Uniknya ia memiliki rasa seperti permen,
misalnya rasa anggur, jeruk atau vanila. Belum lagi Indonesia
mampu menghentikan peredaran narkoba yang mengancam
masa depan generasi muda, kini muncul lagi sebuah ancaman
baru yang juga membutuhkan perhatian serius yaitu Yaba.
Namanya memang terdengar asing bagi telinga kita, namun
percayalah bahwa Yaba tak semanis yang kita bayangkan.

◄ Gambar 17.2.
Tablet Yaba,
efeknya
hampir sama
dengan pil Xtc

Di permukaan tablet obat tersebut terdapat logo R atau WY. Yaba


merupakan jenis obat terlarang yang dikonsumsi dengan cara
diminum. Namun, ada pula orang yang menggunakannya lewat
jarum suntik. Bagi pengguna Yaba dengan cara suntik terancam
pula terkena HIV (human immunodeficiency virus), hepatitis B
dan C, serta virus-virus lain yang terbawa lewat darah.
Yaba alias crazy medicine merupakan kombinasi dari
methamphetamine (sejenis stimulan yang kuat dan bersifat
adiktif) dan kafein. Obat terlarang ini diproduksi di wilayah
segitiga emas peredaran narkoba yaitu perbatasan Thailand,
Laos, dan Burma.
Yaba sangat berbahaya, sebab pemakainya akan mengalami
risiko yang sama seperti para pengguna berbagai bentuk
methamphetamine. Pemakainya akan mengalami halusinasi dan
mampu bertahan melek seharian. Dan Yaba berisiko besar
mengantarkan pemakaianya pada kematian.

414
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Efek pemakaian
Pemakaian Yaba secara terus-menerus dapat menimbulkan efek
berikut:
ƒ Detak jantung bertambah cepat.
ƒ Tekanan darah si pemakai juga akan menjadi lebih tinggi
sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil di otak
pemakainya. Jika hal itu sudah terjadi, maka pemakai Yaba
dapat terkena serangan stroke.
ƒ Penggunaan kronis obat terlarang jenis baru ini bisa membuat
radang pada saluran darah di jantung.
ƒ Penggunaan obat yang berlebihan alias overdosis dapat
menyebabkan suhu tubuh naik dan kematian.
ƒ Sementara secara psikologis, pengguna Yaba akan
mengalami fase perubahan perilaku. Pemakainya akan
berubah menjadi kasar, paranoia (takut berlebihan), resah,
bingung, dan insomnia atau susah tidur.
Setiap tahunnya, tak kurang dari 400 juta pil yaba diselundupkan
dari wilayah segitiga emas itu untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, yaba sangat popular di kalangan komunitas
orang Asia, terutama di California Utara dan Los Angeles. Mereka
menggunakan yaba pada acara pesta.

▲ Gambar 17.5. Jenis-jenis ekstasi yang dikemas


dalam bentuk tablet

415
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.2.1. Akibat penyalahgunaan psikotropika
Berbagai efek yang ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan obat
psikotropika adalah:
1. Overdosis atau disingkat OD adalah suatu kondisi kelebihan
takaran obat yang menyebabkan koma, shock, atau kematian.
2. Penyalahguna obat biasanya menunjukkan beberapa bentuk
kelainan mental.
Efek farmakologi dari ecstasi tidak hanya bersifat stimulant tapi
juga mempunyai sifat halusinogenik yaitu menimbulkan khayalan-
khayalan nikmat dan menyenangkan, secara rincinya adalah:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Meningkatkan kewaspadaan.
3. Menimbulkan rasa nikmat dan bahagia semu.
4. Menimbulkan khayalan yang menyenangkan.
5. Menurunkan emosi.
Efek samping yang berlebihan adalah:
1. Muntah dan mual.
2. Gelisah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan berkurang.
5. Denyut jantung berkurang.
6. Timbul khayalan yang menakutkan.
7. Kejang-kejang.
Efek Ecstasy terhadap organ tubuh antara lain:
1. Dapat menimbulkan gangguan pada otak, jantung, ginjal, hati,
kulit dan kemaluan.
Efek-efek lainnya: setelah pengaruh ecstasy habis berapa jam
atau beberapa hari, maka pengguna akan mengalami:
1. Tidur berlama-lama dalam gelap.
2. Depresi.
3. Apatis.
4. Kematian karena adanya payah jantung serta krisis hipertensi
atau pendarahan pada otak.
5. Ketergantungan psikis bilamana seseorang sangat tergantung
pada obat-obatan tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu
kebiasaan. Mereka selanjutnya memiliki rasa ingin yang tinggi
untuk selalu menggunakan obat-obatan tersebut dengan
maksud untuk memenuhi rasa kesenangan atau lari dari
suatu permasalahan.

416
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.7. Narkotika
Narkotika adalah senyawa atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi-sintetis yang dapat
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam tubuh.
Istilah narkotika berasal dari kata narkotikos (bahasa Yunani) yang
berarti menggigil. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata
narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku. Dalam dunia
kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang berarti
dibiuskan. Obat narkose yaitu obat yang dipakai untuk pembiusan
dalam pembedahan.
Di dalam Undang-Undang RI. Nomor 22 Tahun 1997 tanggal 1
September 1997 tentang Narkotika, menyatakan bahwa Narkotika
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan termasuk kepentingan lembaga penelitian
atau pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor atau ekspor,
peredaran dan pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini
Departemen Kesehatan.

▲ Gambar 17.5. Akibat penyalahgunaan narkoba yang


disuntikan ke dalam tubuh
17.7.1. Bentuk narkotika

417
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Narkotika dapat dibuat dalam berbagai bentuk, rasa, dan
penampilan. Ada yang berupa pil, cairan, bubuk, dan sebagainya.
Namun sekarang ada juga narkoba yang dibentuk menjadi
permen berwarna-warni dan punya aneka rasa. Salah satu
permen narkoba ini namanya yaba. Warnanya menarik dan
rasanya manis. Permen berisi narkoba yang termakan akan
menimbulkan rasa pusing dan sempoyongan. Dan seperti jenis
narkoba lainnya, permen ini bisa membuat orang kecanduan.
Karena bentuknya seperti permen yang manis dan menarik, ada
kemungkinan dipasarkan di lingkungan anak-anak. Ada baiknya
untuk menasehati anak-anak supaya lebih berhati-hati lagi,
terutama pada saat membeli jajanan dan terhadap orang yang
menawari panganan dengan gratis.
Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak mulai dari tingkat sekolah
dasar harus selalu memberikan waktunya untuk memonitor
segala kegiatan anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
Monitoring tidak selalu dengan terlalu mengekang anak. Banyak
cara memonitor anak dengan cara yang baik. Mudah-mudahan
generasi muda Indonesia tidak lagi terkotori dengan Narkoba dan
minuman keras yang dapat merusak generasi ini menjadi
generasi yang lemah.

17.7.2. Jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan


Saat ini jenis narkoba semakin banyak. Diantaranya yang paling
sering digunakan adalah ganja, heroin atau putau dan kokain.
Sedang obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu,
ecstasy dan pil koplo. Obat-obatan ini bisa menyebabkan orang
menjadi kecanduan atau ketagihan sampai membuat kesadaran
orang hilang. Selain jenis-jenis yang telah disebutkan ada satu
jenis lagi barang berbahaya, yaitu minuman keras yang
mengandung kadar alkohol tinggi. Minuman keras tidak kalah
bahayanya dengan narkoba.

1. Kanabis (Ganja)
Kanabis adalah nama singkat untuk tanaman Cannabis sativa.
Semua bagian dari tanaman tersebut mengandung kanabioid
psikoaktif. Ganja terbuat dari daun tanaman kanabis. THC (Delta
9 tetrahydrocannibinol) adalah salah satu dari 400 bahan kimia
yang ditemukan di dalam ganja. THC-lah yang menyebabkan
pengaruh yang mengubah suasana hati. Kadar THC yang

418
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
terdapat pada ganja yang beredar, semakin hari semakin
meningkat. Ganja (kanabis) mempunyai beberapa bentuk. Ganja
biasanya berbentuk dedaunan seperti tembakau berwarna hijau.
Hashish atau minyak hashish merupakan bentuk ganja yang lebih
kuat. Hashish adalah getah pohon ganja dan dijual dalam bentuk
minyak atau kubus padat kecil. Tanaman kanabis biasanya
dipotong, dikeringkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digulung
menjadi rokok yang dalam bahasa gaul disebut joints. Bentuk
yang paling poten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari
eksudat resin yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang
berasal dari daun yang disebut hashish atau hash. Ganja dapat
dikategorikan sebagai depresan (obat yang mengurangi kegiatan
sistem saraf) dan halusinogen (menimbulkan halusinasi). Nama
yang umum untuk kanabis adalah: Marijuana, Grass, Pot, Weed,
Tea, atau Mary Jane. Nama lain untuk menggambarkan tipe
kanabis dalam berbagai kekuatan adalah: hemp, chasra, bhang,
dagga, dinsemilla, ganja, cimenk.
Efek yang ditimbulkan
Efek euforia dari kanabis telah dikenali.
Efek medis yang potensial adalah sebagai analgesik,
antikonvulsan dan hipnotik. Belakangan ini juga telah berhasil
digunakan untuk mengobati mual sekunder yang disebabkan
terapi kanker dan untuk menstimulasi nafsu makan pada pasien
dengan sindroma imunodefisiensi sindrom (AIDS). Kanabis juga
digunakan untuk pengobatan glaukoma. Kanabis mempunyai
efek adiktif dengan efek alkohol, yang seringkali digunakan dalam
kombinasi dengan Kanabis.
Apa saja pengaruh langsung pemakaian ganja?
Ganja dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Beberapa
orang mengalami reaksi yang lebih kuat dari yang lain. Reaksi
yang paling umum adalah perasaan "teler" atau "melayang".
Pengaruh-pengaruh lain termasuk:
ƒ Paranoia (ketakutan yang berlebihan dan tidak rasional)
ƒ Muntah-muntah
ƒ Kehilangan koordinasi
ƒ Kebingungan
ƒ Nafsu makan meningkat
ƒ Mata merah
ƒ Halusinasi
Pengaruh jangka panjang pemakaian ganja

419
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang lebih berat
apabila ganja digunakan secara teratur. Beberapa diantaranya:
ƒ Risiko tinggi bronkhitis, kanker paru-paru dan penyakit-
penyakit pernafasan (ganja mengandung tar dua kali lebih
banyak dari rokok).
ƒ Kehilangan minat dan semangat untuk melakukan kegiatan,
kehilangan tenaga dan kebosanan.
ƒ Kerusakan memori jangka pendek, daya pikir logikal dan
koordinasi gerakan badan.
ƒ Dorongan seks menurun.
ƒ Jumlah sperma berkurang (pada pria), siklus menstruasi tidak
teratur (pada wanita).
ƒ Gejala gangguan kejiwaan yang berat.
ƒ Kerusakan sistem kekebalan tubuh.
ƒ Addiction, Ganja menimbulkan ketergantungan mental dan
mengakibatkan kecanduan secara mental.
ƒ Mengendarai kendaraan bermotor. Ganja mempengaruhi
keterampilan motorik dan koordinasi, penglihatan dan
kemampuan untuk mengukur jarak dan kecepatan.
Mengendarai mobil atau motor dengan orang yang sedang
"teler" karena ganja adalah sangat berbahaya.
ƒ Daya ingat dan belajar. Ganja mempengaruhi kemampuan?
mengingat. THC akan mengganggu proses berpikir terutama
yang membutuhkan logika. Ganja juga dapat mengakibatkan
kesulitan belajar, walaupun pelajaran/tugas yang sederhana,
sehingga seseorang dapat berprestasi buruk dalam pekerjaan
atau belajar.
ƒ Obat-obat lain. Ganja dianggap sebagai 'gerbang narkoba'
karena seseorang yang memakai ganja memiliki risiko yang
lebih besar untuk memakai zat-zat adiktif yang lebih keras.
Berdasarkan hasil survey, sekitar 98% pemakai heroin
bermula dari memakai ganja.

2. Opium
Opium berasal dari jus dari bunga opium, Papaver somniferum,
yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin.
Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat
atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya
menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami
lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin,

420
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
kodein, dan hydromorphone.

3. Candu
Getah tanaman Papaver somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar
berwarna putih dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering
pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan
sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai
aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu
kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif
yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua
atau coklat kehitaman. Candu dipakai dengan cara dihisap.
Candu biasanya diperjual belikan dalam bentuk kemasan kotak
atau kaleng dengan berbagai macam cap, seperti: ular,
tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.

4. Kokain
Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan
merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan
alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca,
yang berasal dari Amerika Selatan. Daun dari tanaman belukar ini
biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.

◄ Gambar 17.6.
Serbuk Kokain
yang digunakan
dengan cara
dihirup langsung

Saat ini kokain masih digunakan sebagai anestesi lokal,


khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan,
karena efek vasokonstriksinya juga membantu. Kokain
diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin

421
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah
dikenali.
Nama lain untuk Kokain: Snow, Coke, Girl, Lady, dan Crack
merupakan bentuk kokain yang paling murni dan bebas basa
untuk mendapatkan efek yang lebih kuat.
Efek yang ditimbulkan
Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan:
1. Elasi
2. Euforia
3. Peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas
mental dan fisik
4. Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan
kinerja pada beberapa tugas kognitif.
5. Konsumsi kokain picu pengecilan volume otak.
Gejala intoksikasi kokain
Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat
terjadi, seperti:
1. Agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku
seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi
2. Peningkatan aktivitas psikomotor.
3. Takikardia.
4. Hipertensi.
5. Midriasis.
Gejala putus zat
Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi
akut terjadi depresi pasca-intoksikasi (crash) yang ditandai
dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan,
hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus
Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala
putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan
mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus
Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh
diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha
mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik,
atau obat antiensietas seperti diazepam (Valium).

5. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin

422
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
rasanya pahit, berbentuk serbuk atau tepung halus berwarna
putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan
cara dihisap dan atau disuntikkan melalui pembuluh darah balik
(vena).

6. Heroin (putau)
Heroin mempunyai kekuatan dua kali lebih kuat daripada morfin
dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan
orang di Indonesia pada akhir-akhir ini. Heroin, secara
farmakologis mirip dengan morfin efeknya menyebabkan orang
menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.
Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah
melanggar hukum (ilegal), tetapi heroin diusahakan tetap tersedia
bagi pasien penderita penyakit kanker yang parah karena efek
analgesik dan euforiknya yang baik. Heroin atau diamorfin (INN)
adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil
dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan
disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida.
Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

▲ Gambar 17.7. Heroin

7. Shabu-shabu
Shabu-shabu adalah julukan lain dari Methamphetamine. Obat ini
dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak
mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata

423
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung
pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa
mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Shabu-shabu
juga di kenal dengan julukan lain seperti: Glass, Quartz, Hirropon,
Ice Cream.
Efek-efeknya:
ƒ Kehilangan berat badan
ƒ Mengalami impotensi
ƒ Sering berhalusinasi
ƒ Mengalami pergerakan tubuh yang tiba-tiba di karenakan
otot-otot yang berkontraksi
ƒ Mengalami kerusakan pada oragn tubuhnya seperti pada
liver dan lambungnya
ƒ Mengalami gangguan pada hati, dan juga jantung dapat
mengakibatkan kematian.

▲ Gambar 17.8. Serbuk


kristal shabu-shabu

Bentuk
Shabu-shabu berbentuk kristal, dan biasanya berwarna putih.
Cara pemakaian
Shabu-shabu biasanya dikonsumsi dengan cara membakarnya di
atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air).
Air pada bong tersebut berfungsi sebagai saringan karena asap

424
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca
karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh
aluminium foil yang terhirup.
Efek Shabu:
ƒ Sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut
yang berlebihan)
ƒ Pemakai menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung)
ƒ terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif
ƒ Halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek
tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak
mempunyai persoalan atau masalah dalam kehidupan,
sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 17.6. “Bong”


digunakan pecandu untuk
nyedot kokain

Selain itu, pengguna shabu sering mempunyai kecenderungan


untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Shabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga
merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek
yang diinginkan tidak lagi bertambah (the law of diminishing
return). Beberapa pemakai mengatakan Shabu tidak
mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar
mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi

425
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Shabu, bahkan banyak yang mengatakan berat badannya
berkurang drastis selama memakai Shabu.

8. Codein
Codein termasuk garam atau turunan dari opium (candu). Efek
codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam
bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.

9. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat
ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil
dan cairan tidak berwarna.

10. Methadon
Saat ini methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid)
telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone
(Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon).
Efek yang ditimbulkan
1. Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara.
2. Kerusakan penglihatan pada malam hari.
3. Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal
4. Peningkatan risiko terkena virus HIV dan hepatitis dan
penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik.
5. Penurunan hasrat dalam hubungan sex.
6. Kebingungan dalam identitas seksual.
7. Kematian karena overdosis.
Gejala Intoksikasi (keracunan) Opioid
Satu atau lebih tanda berikut yang berkembang selama atau
segera setelah pemakaian opioid, yaitu:
1. Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat
overdosis berat).
2. Mengantuk.
3. Bicara cadel.
4. Gangguan atensi atau daya ingat.
5. Koma.
6. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna
secara klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia,

426
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan,
atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan ) yang
berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.

17.6. Memahami Efek Ketergantungan Narkoba


Ketergantungan Narkoba merupakan suatu penyakit kompleks yang
ditandai oleh adanya keinginan kuat untuk selalu memakai obat
(craving) meskipun disadari akan berbahaya dan dapat mengancam
kehidupannya. Penyakit ini bersifat menahun dan sering kambuh
walaupun ada periode abstinensia untuk waktu yang cukup lama.
Namun demikian, disamping efek-efek jangka lama yang mungkin
timbul perlahan-lahan, pengguna narkoba juga sangat mungkin
mengalami keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan
segera, antara lain overdosis dan sakaw.
Overdosis
Obat-obatan yang sering dipakai untuk mabuk mempunyai efek
pada kerja otak. Karena otak mengendalikan bagian lain dan fungsi
dari tubuh - seperti paru-paru yang membuat oksigen tidak beredar
ke darah, ginjal dan hati yang menetralkan racun dari tubuh, dan
jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh-menggunakan
drugs dapat mempengaruhi satu atau lebih dari aktivitas fungsi
tubuh yang penting ini, untuk membuat seseorang mabuk.
Tubuh seseorang biasanya dapat menyesuaikan dengan
perubahan ini, tetapi jumlah/kadar obat yang dipakai terlampau
banyak, perubahannya bisa melebihi kemampuan tubuh dalam
menyesuaikannya diri dan menimbulkan efek samping yang
seringkali berbahaya.
Beberapa efek samping yang terjadi dari pemakaian drugs yang
berlebihan adalah serius, tetapi tidak dirasakan secara langsung.
Hati dan ginjal dapat rusak karena pemakaian drugs ini membuat
organ-organ akan bekerja lebih keras.
Dan untuk menghilangkan efek dan kerusakan dari drugs tersebut
membutuhkan waktu bertahun-tahun. Tetapi jika otak terlalu banyak
memperoleh obat-obatan dalam waktu yang relatif singkat, efek
samping yang muncul dapat sangat berbahaya seperti hilangnya
kesadaran, berhentinya pernafasan, gagal jantung, serangan
jantung-termasuk tentunya, kematian. Inilah yang disebut overdosis
dari obat-obatan.
Overdosis sangat serius tetapi tidak perlu berakhir fatal jika
ditangani dengan cepat dan tepat. Siapa saja yang memakai drugs

427
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
bisa overdosis, orang yang baru pertama kali menggunakan sampai
orang yang telah bertahun-tahun menggunakan obat.
Sakaw
Ketergantungan fisik merupakan suatu fenomena alami bila
seseorang menggunakan suatu obat (biasanya golongan opioid
seperti morfin dll) dalam dosis yang cukup besar dan berjangka
lama. Sel-sel tubuh yang terpajan obat akan beradaptasi sehingga
terdapat suatu keseimbangan biologis yang baru.
Penghentian penggunaan opioid secara tiba-tiba pada seseorang
yang sudah bergantung pada opioid dalam jangka lama akan
menimbulkan reaksi putus obat dengan gejala-gejala:

Tingkat Gejala
Tingkat 0 craving, ansietas
Tingkat I menguap, lakrimasi, rinorea, berkeringat
Tingkat II midriasis, piloereksi, anoreksia, tremor, panas
dingin
Tingkat III peningkatan keluhan dan gejala, suhu meningkat,
tekanan darah dan nadi meningkat, napas cepat
dan dalam, ejakulasi/orgasme spontan

Gejala putus obat ini merupakan pengalaman yang sangat tidak


mengenakkan walaupun tidak mematikan. Reaksi gejala putus obat
berlangsung sekitar 5-10 hari.

17.7. Berbagai alasan pemakai narkoba


Banyak alasan yang sering dilontarkan oleh seseorang yang telah
terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan akhirnya menjadi
pemakai atau bahkan pecandu narkoba diantaranya:
1. Lingkungan sosial
1. Awalnya iseng dan untuk mencoba-coba, sama seperti
halnya dengan mencoba-coba rokok. Motif ingin tahu: pada
masa remaja biasanya seseorang mempunyai rasa ingin
tahu yang tinggi, lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya
dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun minuman
keras atau bahan berbahaya lainnya.
2. Ditawari teman dan tidak bisa menolak karena takut atau
segan.
3. Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan
kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena

428
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena
akibat dari broken home.
4. Ingin lari dari masalah. Orang yang mempunyai masalah,
merasa dirinya tidak sebaik orang lain. Perasaan itu
membuat hidupnya jadi tidak menyenangkan. Kemudian ia
memakai narkoba dengan tujuan untuk melupakan masalah.
Dengan memakai narkoba, ia mengira masalahnya akan
hilang. Padahal, begitu Ia sadar masalah itu masih ada dan
harus dihadapi, sementara sebagian tubuhnya sudah terkena
dampak buruk narkoba.
5. Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan
memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan
sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk
membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan
mereka.
2. Kepribadian
1. Rendah diri: perasaan rendah diri di dalam pergaulan di
masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, tempat kerja dsb.
Mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psikotropika maupun minuman
keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka
tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan
seperti lebih aktif dan berani
2. Emosional dan mental: Pada masa-masa ini biasanya
mereka ingin lepas dari segala aturan-aturan dari orang tua
mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan
menggunakan narkotik, psikotropika, dan minuman keras
lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah
dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya
menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan
minuman keras lainnya.

17.9. Faktor & akibat Narkotika


Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada
umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu
yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan,
kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya
dirasakan secara semu.
Akibat yang ditimbulkan dari penyalah-gunaan narkotika:

429
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
1. Merusak susunan saraf pusat atau merusak organ-organ tubuh
lainnya, seperti hati dan ginjal, serta penyakit dalam tubuh
seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis, hal ini
berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral
yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial
dalam masyarakat.
2. Dalam memenuhi kebutuhan penggunaan narkotik, mereka
dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkotik.
Yang awalnya menjual barang-barang hingga melakukan
tindakan pidana.
Cara menghindarkan diri dari jerat narkoba dan miras
ƒ Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba
merupakan langkah awal untuk terjerumus.
ƒ Dekatkan diri dengan Tuhan.
ƒ Jadikan keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi
suatu masalah.
ƒ Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok
yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak
memiliki tujuan yang jelas.
Apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang
kecanduan disekitarnya?
Ingatlah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita
bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu
janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena nakoba
dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka
keluar dari permasalahan tersebut.
Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk bersama-sama
menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam
membantu keluarga korban, rujuklah penanganan korban melalui
keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.

430
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
17.6. Hukum dan narkoba
Memiliki, memakai, menyimpan atau menjual ganja di Indonesia
merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan hukuman
penjara dan/atau denda yang berat. Barangsiapa dihukum atas
tuduhan yang berkenaan dengan obat-obatan akan mempunyai
catatan kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain
dalam hidup; dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau visa
perjalanan sampai dengan kesulitan mendapat kesempatan
pendidikan di dalam dan di luar negeri.
Kiat-kiat untuk tetap bebas dari narkoba:
ƒ Bertekad bebas dari narkoba.
ƒ Sering mengingatkan diri sendiri mengenai tekad pribadi
untuk bebas dari narkoba.
ƒ Pilih teman.
ƒ Menyadari bahaya-bahayanya.
ƒ Bagaimana mengatakan TIDAK pada tawaran ganja
ƒ "Saya tidak membutuhkannya"
ƒ "Tidak, terima kasih"
ƒ "Orangtua saya pasti tidak akan setuju"
ƒ "Saya tidak ada waktu untuk itu"

17.2. Minuman Keras


Adalah semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan
obat. Minuman keras terbagi dalam 3 golongan yaitu:

No Kadar Alkohol Golongan


(%)
1 1-5 A
2 5 - 20 B
3 20 - 50 C

Beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar yang terkandung di


dalamnya :
- Bir, Green Sand 1% - 5%
- Martini, Wine (Anggur) 5% - 20%
- Whisky, Brandy 20% -55%
Efek yang ditimbulkan
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya
berbeda-beda, tergantung dari jumlah/kadar alkohol yang

431
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan
terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara
berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik, yaitu bicara cadel,
pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan
bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental mengalami
hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya
ingat terganggu.
Akibat penyalahgunaan minuman keras
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya
berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan rileks, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Bila
dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut:
1. Merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada
perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang,
marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik-motorik,
yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan,
inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
2. Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.
3. Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan
mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak
mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka
bisa. Oleh sebab itu, banyak ditemukan kecelakaan mobil yang
disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
4. Masalah kesehatan yang serius akibat alkohol seperti: radang
usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Jika alkohol digunakan
bersamaan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya,
akan memberikan efek jadi berlipat ganda.
5. Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian,
kemampuan belajar dan gangguan jiwa tertentu.
6. Perasaan lebih mudah tersinggung dan perhatian terhadap
lingkungan terganggu, menekan pusat pengendalian diri

432
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan
bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang
melanggar norma-norma dan sikap moral yang lebih parah lagi
akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.

17.3. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa atau zat yang terkandung dalam daun
tembakau. Nikotin memiliki sifat adiktif, seperti halnya kokain dan
heroin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Bentuk
pemanfaatan nikotin yang paling umum adalah tembakau yang
dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat
digunakan sebagai tembakau sedotan atau dikunyah (tembakau
tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah
menyebutkan betapa berbahayanya asap rokok bagi kesehatan
tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang
terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin
sangat kuat.

◄ Gambar 17.8.
Puntung rokok
setelah asap dan
nikotin dihirup oleh
pemakai

Batang penyebab kehancuran !!!


Hindarilah !!!
Jika tidak kamu akan mengalami kesulitan karena rokok !!!

Tembakau
Saat ini ratusan ribu kematian setiap tahun karena penyakit yang
berkaitan dengan asap tembakau sehingga seseorang yang
mencoba memulai merokok, maka akan sangat sulit untuk
menghentikannya. Berbagai pemanfaatan daun tembakau antara
lain: untuk tembakau pipa, sigaret, cerutu, dan dikunyah (nginang

433
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
bahasa jawa). Daun tembakau yang telah tua dipetik dan
dikeringkan selanjutnya dirajang untuk digunakan sebagai
tembakau pembuat rokok.
Efek asap tembakau. Kebanyakan perokok akan merasakan
kenikmatan setelah menghirup asap tembakau. Kenikmatan terjadi
karena masuknya nikotin kedalam sel-sel tubuh. Nikotin termasuk
dalam golongan obat stimulan dan hanya terdapat pada daun
tembakau. Kenikmatan yang ditimbulkan bersifat sementara dan
tubuh akhirnya tergantung pada nikotin. Biasanya semakin hari
semakin meningkat oleh karena itu lebih banyak batang rokok yang
dihabiskan untuk memenuhi perasaan yang sama. Perokok
menyerap nikotin lebih cepat sehingga mereka menghirup dan
menahan asap rokok dalam saluran pernafasannya. Rokok dapat
menimbulkan keracunan pada perokok pemula, dengan gejala-
gejala: pusing, sempoyongan, pahit dan muntah dan juga keluar air
liur banyak. Ketika seseorang merokok adrenalin juga dikeluarkan
kedalam darah secara terus-menerus. Nikotin merangsang kelenjar
adrenal menjadi aktif. Adrenalin adalah hormon yang dibebebaskan
manakala seseorang menghadapi kondisi tertantang atau darurat.
Oleh karena itu, perokok merasa tegang tanpa alasan yang jelas.

Efek nikotin
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan
peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan
untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood,
menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif.
Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah
serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral. Tetapi
pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah
serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf
pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen
psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia
yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat
mematikan, karena kegagalan pernafasan. Efek stimulasi dari
nikotin menyebabkan perilaku sebgai berikut:
1. Peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan
untuk memecahkan maslah.
2. Menghisap rokok meningkatkan mood.
3. menurunkan ketegangan
4. menghilangkan perasaan depresif.

434
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Efek nikotin pada fisik:
1. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran
darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral.
2. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan
aliran darah serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada
sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.
Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin.
3. Adrenalin meningkatkan denyut jantung, menyebabkan
pembuluh darah menyempit sehingga dapat meneybabkan
tekanan darah meningkat. Asap tembakau mengandung gas CO
dan gas-gas beracun lainnya. CO sangat mudah berikatan
dengan molekul Hemoglobin dalam sel darah merah, akibatnya
kemampuan Hb mengikat Oksigen berkurang dan jaringan akan
mangalami kekurangan suplai Oksigen. Zat-zat kimia
berebahaya yang terdapat pada asap rokok antara lain:

◄ Gambar 17.9.
Seorang bocah
sedang menikmati
sebatang rokok,
sadarkah dia akan
bahaya
lanjutannya?

4. Amoniak, sianida, dan nitrogen oksida. Rokok juga mengandung


tar dan resin. Tar adalah hidrokarbon yang terbentuk dari
pembakaran tembakau. Resin merupakan senyawa yang
berwarna coklat kekuningan. Tar dan resin bersama dengan
panas mengiritir permukaan selaput lendir dari saluran

435
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
pernafasan sehingga akan banyak dihasilkan lendir dan
merusak rambut-rambut getar yang banyak terdapat pada
permukaan tersebut, akibatnya kotoran sukar keluar.
5. Rambut-rambut getar yang terdapat pada permukaan selaput
lendir akan rusak oleh zat-zat yang terdapat dalam asap rokok
yang dapat mengakibatkan batuk yang terus menerus karena
batuk merupakan reflek sebagai usaha untuk mengeluarkan
kotoran. Asap rokok juga mengurangi kepekaan indera pembau
di rongga hidung dan indera pengecap pada permukaan lidah
sehingga nafsu makan perokok berkurang.

Penyakit karena asap rokok


1. Kanker paru
Asap rokok merupakan faktor yang menyebabkan kematian
yang disebabkan oleh kanker. Senyawa yang menyebabkan
kanker disebut karsinogen. Benzopirene merupakan karsinogen
yang berbahaya yang terdapat di dalam asap tembakau.
Benzopirene menyebabkan kanker sel paru-paru. Tar dan resin
merupakan zat-zat yang berperan sebagai pemacu sel-sel
kanker tumbuh lebih cepat. Pada penderita kanker paru pada
saat awal menunjukkan gejala pernafasaan dangkal dan batuk
berlendir atau berdahak. Penurunan berat badan dan ketahanan
fisik. Perokok bertanggung jawab terhadap 3 dari setiap 4
kematian karena kanker paru. Mereka juga lebih mudah
terserang kanker kerongkongan, faring, laring, mulut, pankreas,
dan kantung kemih daripada bukan perokok.

◄ Gambar 17. 7.
Paru-paru rusak
karena merokok

2. Penyakit jantung

436
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Perokok lebih memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung.
Laki-laki lebih besar kemungkinannya daripada wanita. Nikotin
dan CO merupakan faktor utama penyebab sakit jantung.
Serangan jantung merupakan penyebab utama pada perokok.
Nikotin menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat dan
tekanan darah meningkat lebih tinggi. Peneyempitan pembuluh
darah akan menurunkan jumlah darah yang mengalir pada
organ tubuh, selain itu jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. CO
menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga jumlah
oksigen yang sampai ke jaringan tubuh menjadi berkurang. Oleh
karena itu, perokok menjadi lebih cepat lelah daripada bukan
perokok.

3. Perokok dan lingkungan sosial


Perokok membahayakan hidup orang lain, akibat asap rokok
bagi perokok pasif dapat menyebabkan kematian karena udara
yang tercemar karena asap rokok. Bukan perokok menikah
dengan perokok kemungkinan terserang kanker paru-paru lebih
tinggi 34 %. Wanita hamil perokok memiliki risiko kehamilan:
1. Lahir prematur
2. Keguguran
3. Atau bayi yang dikandungnya beratnya berkurang dibanding
tanpa asap rokok
4. pada wanita hamil bayinya kekurangan suplai O2,
meningkatkan denyut jantung bayi dan meningkatkan darah
tinggi.

◄ Gambar 17.10.
Ibu perokok
membahayakan
kesehatan anak
maupun janin

Kata-kata Penting

437
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
• Obat
• Antibiotik
• Antihistamin
• Heroin
• Ganja
• Narkotika
• Psikotropika
• Candu
• Nikotin
• Alkohol

Rangkuman
• Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung
yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif,
dan iritasi.
• Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol
tetapi bukan obat.
• Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif. Bentuk nikotin yang paling
umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu,
dan pipa.
• Volatile solvent adalah zat adiktif dalam bentuk cair dan mudah
menguap. Penyalah-gunaannya dengan cara dihirup melalui hidung.
• Volatile inhalansia adalah zat inhalan tersedia secara legal yang
digunakan dengan cara di hirup.
• Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis,
bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabjan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dapat dikelompokkan menjadi: depresant, stimulant, hallusinogen.
• Narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang menimbulkan pengaruh
tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke
dalam tubuh manusia.
• Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada
umumnya disebabkan karena zat-zat tersebut menjanjikan sesuatu
yang dapat memberikan rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan

438
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan
secara semu.
• Jenis-jenis narkotika yang paling sering digunakan adalah ganja,
heroin atau putau dan kokain.
• Obat berbahaya yang sering digunakan adalah shabu, ecstasy dan pil
koplo.
• Opioid atau opiat berasal dari jus bunga opium.
• Candu berasal dari getah tanaman Papaver Somniferum.
• Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.
• Heroin (putau) secara farmakologis mirip dengan morfin.
• Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan
dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain.
• Codein termasuk turunan dari opium.
• Demerol nama lainnya adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan
atau dengan suntikan.
• Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati
overdosis opioid dan ketergantungan opioid.
• Kokain adalah zat yang adiktif merupakan alkaloid yang didapatkan
dari tanaman belukar Erythroxylon coca
• Kanabis (Ganja) tanaman Cannabis sativa. Semua bagian dari
tanaman mengandung kanabioid psikoaktif.

Latihan Uji Kemampuan


A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat!
1. Narkoba tidak baik bagi kesehatan karena dapat merusak ...
2. Perilaku negatif sebagai akibat penyalahgunaan narkoba adalah
3. Gejala khas untuk orang yang memakai putau adalah …
4. Semua minuman yang mengandung alkohol tetapi bukan obat
digolongkan sebagai ...
5. Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol adalah …
6. Akibat penyalahgunaan minum minuman beralkohol dengan kadar
tinggi dan dalam jumlah banyak pada organ tubuh adalah
7. Bentuk nikotin yang paling umum ditemui dalam kehidupan
sehari-hari adalah …
8. Zat adiktif dalam bentuk cair dan mudah menguap dan disalah-
gunakan dengan cara dihirup adalah …

439
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
9. Zat yang tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah
didapatkan dan sering disalah-gunakan adalah …
10. Zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan secara sengaja agar
para pembelinya kecanduan dan menderita disebut …

B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar!


1. Apakah yang dimaksud dengan psikotropika ?
2. Jelaskan akibat penyalah-gunaan psikotropika yang sekarang
sedang populer!
3. Jelaskan secara umum akibat penyalah-gunaan narkotika!
4. Apa saja faktor lingkungan sosial yang dapat menyebabkan
seseorang menyalah gunakan narkoba!
5. Sebutkan jenis-jenis narkotika dan efek yang ditimbulkan!
6. Jelaskan gejala intoksikasi kokain pada penggunaan kokain dosis
tinggi!.
7. Jelaskan gejala putus zat setelah menghentikan pemakaian
kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pasca-
intoksikasi!
8. Jelaskan asal kanabis, nama lain, dan efek yang ditimbulkan!
9. Jelaskan apa yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang
yang kecanduan narkoba di sekitarnya!
10. Sebutkan nama zat yang bersifat stimulan yang terdapat pada
asap rokok?

440
Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat
Ahren, K.,Rosberg, S., and Khan, I. (1980). On The Mechanism of Tropic
Hormone Action in Ovary. In: Dumont, J.E., and Nunez, J., (eds):
Hormones and Cell Regulation. Vol.4. Elsevier Nort-Holland:
Biomedical Press.
Anies (2005). Mewaspadai Penyakit Lingkungan. Jakarta: P.T. Elex
Media Komputindo.
Anonim (1992). Almanak Pembangunan Kesehatan. Depkes RI.
---------- (1989). Bakteriologi Klinik, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
---------- (1989). Buku Penuntun Pratikum Haematologi. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan, Jakarta.
---------- (1999). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual
Laboratorium Sederhana, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
---------- (1999). Buku Pedoman Interaktif Penatalaksanaan Penderita
Penyakit Menular Seksual (PMS) Dengan Pendekatan Sindrom,
Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
--------- (2005). Pelatihan Manajemen Klinik Infeksi Menular Seksual
Untuk Tenaga Dokter, Paramedis, Analis Laboratorium, dan
Administrasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Bogor.
--------- (2006). Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual,
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan.
--------- (2005). Gonore. Diakses pada hari selasa 8 mei 2007 pukul 13:30
WIB. Diambil dari alamat situs web
http://nursingactivity.blogspot.com/2006/09/gonore-go.html.
--------- (2006). Gonore. Diakses pada hari kamis 10 mei 2007 pukul
09:30 WIB Diambil dari alamat situs web
http://pikas.bbkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=34
--------- (2006). Infeksi Saluran Kemih. Diakses pada hari Selasa 8 mei
2007 pukul 10:15 WIB Diambil dari situs web
http://situs.kesrepro.info/pmshivaids/referensi3.htm.
--------- (2006). Penyakit Menular Seksual. Diakses pada hari Rabu 25
April pukul 09:25 WIB Diambil dari situs web
http://www.babyjiwaditya.com/informasi/seksualitas/index.php.

A1
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
--------- (2007). Infeksi Menular Seksual. Diakses pada hari Kamis 26 April
2007 pukul 10:20 WIB Diambil dari situs web
http://www.depkes.go.id/showis.php?/tid=visi.
Arey, L.B., William Burrows, Greenhill, J.P., and Hewitt, R.M. (1961).
Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 23 ed. London: W.B.
Saunders Company.
Azrul Azwar (1995). Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
-------- (1988). Administrasi Kesehatan. Jakarta: PT. Pinarupa Aksara.
Bambang Sutrisna (1986). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: FKM-UI.
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986).
Biology. New Jersey: Prentice Hall.
Benson, J.H., Gunstream, E.S., Arthur Talaro, and Talaro, P.K. (1999).
Anatomy and Physiology. 7th-ed. Boston: Mc Graw Hill Company
Buckle et al, (1987). Food science, diterjemahkan oleh Hari Purnomo.
Jakarta: Penerbit UI Press.
Daili, Sjaiful Fahmi. (2003). Penyakit Menular Seksual. Edisi Kedua,
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Devey, T.H. and Wilson T. (1971). Control of Diseases in The Tropics,
London: Levuis and Co, Ltd.
Djaeni Sediaoetama (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Erik Tapan (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta: P.T. Gramedia.
Ganong, W.F. (2001). Review of Medical Physiology. 21th-ed. New York:
Lange Medical Books/McGraw-Hill Medical Publishing Division.
Gowan Mary & Castolli William (2001). Menjaga Kebugaran Jantung,
Diterjemahkan oleh: Patuan Raja, Sugeng Hariyanto & Sukon.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
bahasa Indonesia: Irawati Setiawan. Ed. 9. Jakarta: EGC.
Green, J.H. (1973). Basic Clinical Physiology. 2nd-ed. New York: Oxford
University Press.
Green, Lawrence (1980). Health Education Planning, A Diagnostic
Approach, The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co..
Hadley, M.E. (1992). Endocrinology. 3rd-ed. New Jersey: Prentice Hall
Inc.
Hanlon, John, (1955) Principles of. Public Health administration, St.
Louis: The CV Mosby Company.

A2
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Harahaf, W.S. (2000). Kondom Untuk Mencegah HIV dan PMS. HINDARI
AIDS, 18 Desember 2000, Jakarta.
Haryoto Kusnoputranto (1984). Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: Bursa Buku FKM-UI.
Hindra, I.Satari, dan Mila Meiliasari (2004). Demam Berdarah. Jakarta:
Puspa Swara.
Ichsan, M., Yuliati, dan Sri Redjeki (1994). Ilmu Kesehatan dan Gizi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikdasmen
Jakarta.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
Koeshartono, D., dan Shellyana Junaedi, M.F. (2005). Hubungan
Industrial. Yogyakarta: Andi Offset.
Leon Lachman, Lieberman, H. A., dan Kanig, J. L. (1994). Teori dan
Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: UI Press
Levy, Barry and David Weman (1975). Occuptaional Health, Boston: Little
Brown and Company.
Moh. Anief (2002). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Panglaikim dan Hazil Tanzil (1987). Manajemen Suatu pengantar.
Jakarta: Ghalia Indonesia,.
Patel Chandra (1998). Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit
Jantung, tr.by: Alextri Aantjono Widodo, Jakarta: PT Gramedia.
Pearce Evelyn (2002). Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis.
Diterjemahkan oleh: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia.
Peter C. Kurniali dan Nugroho Abikusno (2007). Healthy Food for Healthy
People. Jakarta: P.T. Gramedia.
Kalat, J.W. (1984). Biological Physiology. Belmont USA: Wadsworth
Publishing Company.
Kee, L.H., Shirley Lim, dan Diong, C.H. (2001). Biology: The Living
Science. Singapore: Pearson education Asia Ptye Ltd
Marsetyo dan Karasaputra (1991). Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nico A. Lumenta dkk. (2006). Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: P.T.
Gramedia.
Obert, J.C. (1978). Community Nutrition, John Wiley and Sons, New York,
Toronto:.

A3
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Omar Faiz & David Moffat (2004). At a Glance Anatomy. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Raven, P.H., & Johnson, G.B. (1986). Biology. New York: Times Mirror/
Mosby College Publishing.
Rohen, J.W., & Yokochi Chihiro (2002). Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Silalahi, Bennet dan Rumpondang Silalahi (1985). Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: P.T. Pustaka Binaan
Presindo.
Siswosudarmo, Moch. Anwar, dan Ova Emilia (2001). Teknologi
Kontrasepsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soekidjo Notoatmodjo (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-
prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
------ (1993). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
Andi offset.
------ (1986). Komponen-komponen Pendidikan dalam Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Bursa Buku FKM-UI.
Solihin Pujiadi (1993). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sumakmur (1989). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
CV. Masagung.
------- (1989). Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.
Masagung.
Supariasa, I.D.N., Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar (2001). Penilaian Status
Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Sylvia, S.M. (1998). Human Biology. 5th-ed. Boston: Mc Graw Hill
Company.
Terry L.W. & Rue (1988). Dasar-dasar Manajemen, diterjemahkan oleh:
Ticolau, , Jakarta: PT. Bina aksara.
Van De Graaff, K.M. (1999). Concepts of Human Anatomy and
Physiology. 5th-ed. USA: MC Graw Hill Companies, Inc.

A4
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis.
Alveolus (tunggal, jamak alveoli) adalh kantung-kantung sangat kecil dan
berdinding sangat tipis yang terdapat pada paru-paru dan
berfungsi untuk pertukaran gas pernafasan.
Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat
dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint
100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.
Aterosklerosis
Bakal vitamin D (provitamin D) adalah zat-zat gizi yang terdapat pada
sayur-sayuran, buah-buahan, telur, dan hati yang akan diubah
oleh sinar matahari menjadi vitamin D.
Body mass indexes” (BMI hiperkolesterolemia (kolesterol dalam darah
melebihi 250 mg/dL) neurotransmiters) seperti norepinephrine
(NE) dan serotonin (5-HT) terlibat dalam depresi dan
schizophrenia.
Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.
Cairan sendi (sinovial) adalah cairan agak kental dan bening yang
terdapat dalam sendi gerak dan berperan sebagai pelumas sendi.
Chyme atau kim adalah makanan setelah melewati lambung menjadi
bentuk bubur makanan.
Daya tahan jantung paru adalah kemampuan jantung, paru dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja
dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan
menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga
dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Daya tahan otot merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal
secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus
dalam suatu waktu tertentu.
Denyut Nadi Maksimal (DNM) adalah denyut nadi maksimal yang dihitung
berdasarkan rumus berikut: DNM = 220 – UMUR
Daya tahan tubuh (endurence).

A5
Daftar Istilah: Ilmu Kesehatan
Diabetes atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
degenratf yang disebabkan oleh karena pankreas kurang mampu
memproduksi hormon indulin..
Gigi seri atau Incisivi (I) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk menggigit
dan memotong.
Gigi taring atau Caninus (C) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk
menyobek.
Gigi geraham adalah gigi yang memiliki fungsi untuk mengunyah dan
melumatkan makanan. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi
gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau
Molar (M)
Hipokinetik adalah kondisi kurang bergerak seperti penggunaan remote
kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi
dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat
kurang gerak.
Indeks Massa Tubuh (IMT) = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan
dalam M2).
Indera adalah alat yang berfungsi menerima rangsangan dari lingkungan
sekitar baik dari luar maupun dalam tubuh dan menyampaikannya
ke otak.
Infeksi
Insulin
Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata melewati pupil.
Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan
menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health
Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan
dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness). Dalam buku
panduan ini hanya dijelaskan komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan.
Kekuatan Otot kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan
kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu
tahanan.
Kelenturan atau fleksibilitas tubuh
Kesehatan pribadi (personal health) adalah menekankan pada upaya
pengobatan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
Kesehatan masyarakat (public health) adalah menekankan pada upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan derajat
kesehatan (promotif).
Kolesterol adalah.

B2
Ilmu Kesehatan
Kornea adalah bagian mata yang berfungsi melindungi lensa mata.
Kuratif adalah usaha kesehatan dengan pengobatan penyakit.
Obesitas hiperplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang disebabkan
karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga tulang
mudah patah.
Peyer’s patchs adalah kumpulan kelenjar limfe (nodus limfatikus) pada
mukosa usus halus yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
penyempitan pembuluh darah koroner.
Preventif adalah usaha pencegahan penyakit.
Promotif adalah usaha peningkatan derajat kesehatan.
Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D jika terjadi pada
masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki
menjadi tidak kuat biasanya melengkung dan membentuk seperti
huruf O atau X.
Rambut getar atau silia (bahasa latin): adalah tonjolan pada permukaan
sel-sel penyu-sun selaput lendir yang selalu bergetar.
Rehabilitatif adalah usaha kesehatan dengan pemulihan kesehatan.
Reseptor adalah penerima rangsang berperan mengubah rangsang fisik
(raba, cahaya, suara) dan kimia (rasa, gas, pH) menjadi aliran
listrik pada serabut syaraf.
Saluran Eustachii adalah saluran menghubungkan ruang telinga tengah
dengan rongga faring
Sedentari adalah gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja dan
kurang gerak ditambah penyakit kardiovaskular
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Selaput lendir atau mukosa adalah lapisan paling dalam yang terdiri atas
sel-sel yang selalu mengeluarkan lendir encer dan bening.
Silent heart attack adalah serangan jantung yang tidak memberikan
gejala.
Sistem imunitas.

B3
Ilmu Kesehatan
Tulang keras adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas
serabut-serabut tulang dan garam-garam kalsium posfat.
Tulang rawan (lunak) adalah tulang yang bahan penyusun utamanya
terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garam-garam
kalsium posfat.
Tekanan sistolik dan
Tekanan diastolik.
Vitalitas dari paru-paru dapat dipertinggi dengan olah raga.
VO2 max adalah volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja
sekeras mungkin.
Trigliserida. Adanya lemak dalam darah ini mempunyai hubungan yang
dekat dengan kegemukan, dan dikenal sebagai salah satu faktor
risiko penyakit jantung. Dengan demikian, lebih tinggi trigliserida,
lebih tinggi risiko penyakit jantung.
Trigliserida dalam darah

B4
Ilmu Kesehatan
ADH: Antidiuretic Hormone
AIDS: Acquired Immune Deficiency Syndrome
DBD: Demam Berdarah Dengue
BCG: Bacille Calmette Guerin
BOD: Biological Oxigen Demand
CCK (Kolesistokinin): hormon yang berperan merangsang kantung
empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu
CO: Carbonmonooksida
CO2: Carbondioksida
DM: Diabetes Mellitus
DHF: Dengue High Fever
GTG: Gangguan Toleransi Glukosa
HCl: Hidrogen Clorida atau Asam lambung
Hertz (Hz): banyaknya getaran per detik.
HIV: Human Immunodeficiency Virus
ILO (International Labor Organization): Organisasi Perburuhan se Dunia
ISPA: Infeksi Saluran Pernafasan Akut
KGD: Kadar Glukosa Darah
KB: Keluarga Berencana
KTD: Kehamilan yang Tidak Diinginkan
LH: Luteinizing Hormone
LTH: Lactogenic Hormone
M-3: Menguras, Menutup, dan Mengubur
PAK: Penyakit Akibat Kerja
PAM: Perusahaan Air Minum
PMS: Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual
VO2 Max: Volume Oksigen Maksimum

C1
Daftar Singkatan: Ilmu Kesehatan
MCK: Mandi, Cuci, dan Kakus
Narkoba: Narkotika, Alkohol, dan Obat Terlarang
WHO (World Health Organization): Organisasi Kesehatan se Dunia
TBC: Tuberkulosis
TCD: Typhus, Cholera dan Disenteri
GO: Gonorhoea
TPA: Tempat Penampungan Akhir
TPS: Tempat Penampungan Sementara

C2
Daftar Singkatan: Ilmu Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai