TEMPAT - Drama Non Realis
TEMPAT - Drama Non Realis
Naskah
Rudi Remakong
Adegan. 1
“ TEMPAT ” Naskah dan Sutradara Rudi Remakong
1
www.bandarnaskah.com
Panggung terang, setting panggung telah siap diatas panggung, kemudian 8 orang mulai masuk, ekspresi
tegas.
Setelah membaca puisi semua orang keluar panggung, kemudian 1 orang lagi tinggal di panggung,
dengan ekspresi terpukau.
Tapi mengapa
harus kita yang mengalami
apakah dia diri kita ?
atau hanya jadi bagian pelengkap saja !
Adegan. 2
“ TEMPAT ” Naskah dan Sutradara Rudi Remakong
2
www.bandarnaskah.com
Semua pemain laki-laki masuk menari dengan gaya silat sambil diringi musik lalu berpose, kemudian
perempuan 1 & 2 membaca puisi dengan keadaan bersedih dalam peperangan.
Kemudian kehormatan bersikap bangga dan 3 perempuan membalikan badan lalu keluar panggung,
kemudian 4 orang lagi mulai bergerak tergesa-gesa dan memojoki kehormatan serta bersiap-siap untuk
membunuh kehormatan.
Adegan. 3
Batas kematian 2 : Kau telah terkepung, tak ada jalan bagimu untuk keluar dari sini.
Batas kematian 4 : Menyerahlah, pada garis kematian, dimana saja kau melangkah.
Ketika pertarungan berlangsung dengan sengitnya, kemudian kehormatan terpojok kembali dengan garis
kematian.
Perkelahian sengit dimulai, kehormatan mengambil pedangnya dari bilik samping kanan pinggangnya,
kemudian kehormatan diserang dan dibunuh oleh para batas kematian.
Kehormatan : Kalian adalah jalan yang salah, kembalilah pada kebenaran, jika memang
disini batasku, akan kuterima semua kenyataan, bahwa perjalananku adalah,
kematianku, lalu ini semua akn jadi keterpurukan bagi kalian, ingatlah dan
kembali pada garis kebenaran.
Setelah kehormatan terbunuh, tiba-tiba tak terduga batas kematian 1 & 3 membunuh rekannya sediri
yaitu batas kematian 2 & 4 hingga kematian menjemput mereka juga.
“ TEMPAT ” Naskah dan Sutradara Rudi Remakong
3
www.bandarnaskah.com
Adegan. 4
3 perempuan masuk panggung dan terkaget melihat kehormatan serta batas kematian 2 & 4 yang telah
mati, ekspresi sedih.
Perempuan 1, 2 & 3 : Apa yang mereka lakukan, sudah puaskah mereka menumpaskan nyawa
orang-orang yang tak bersalah, apa yang mereka fikirkan, menjadi dari satu
yang terkuat, apakah itu yang mereka inginkan, sebenarnya, tak ada yang
mesti mereka perebutkan, kehormatan ini tidaklah hancur.
(Terdiam dan merenung sedih)
Hanya saja, kehormatan ini telah terhasut oleh satu orang yang disebut jalan
kematian dan dia pun tak terlihat, dia berada dalam hati nurani orang-orang
yang bobrok, coba mereka dengar...
Setelah 3 perempuan meratap kesedihan atas kematian kehormatan serta batas kematian 1, 2 & 3,
perlahan lampu mati, black out.
Kemudian kehormatan tertarik kembali ketika melihat satu titik yang terang dan yang lain kebingungan
dengan sikap kehormatan.
Kehormatan : Lihat, ada sebuah harapan di sana, tergambar jelas pada matahari yang merah
itu dan mungkin juga sebagai penguat kebersamaan ini, agar tak terjadi lagi
luka pada keadaan dan tempat kita sekarang, sebuah harapan disana sangat
cerah dan begitu menyilaui hati ini, serta memanggil juga mengajak kita ke
sana, ayo kita mendekat, lebih dekat, lebih dekat lagi...
Asyik...
Begitu asyik...
Semakin mengasikkan...
Oh...... Matahari.....................................................................................
SELESAI