DAFTAR SINGKATAN
ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................................. 1
C. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 2
D. Sasaran ............................................................................................................................ 2
E. Pengertian - Pengertian.................................................................................................... 2
BAB II JEJARING RUJUKAN SPESIMEN LABORATORIUM ..................................................... 3
A. Kebijakan Alur Rujukan Spesimen .................................................................................... 3
B. Penyusunan Perjanjian Kerjasama .................................................................................... 9
C. Koordinasi dan Penjadwalan .......................................................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN TRANSPORTASI SPESIMEN ........................................................... 12
A. Persiapan Spesimen ....................................................................................................... 12
B. Mekanisme Transportasi Spesimen ................................................................................ 14
BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA .............................................................. 20
A. Penanganan Tumpahan Spesimen .................................................................................. 20
B. Pengolahan dan Penanganan Limbah ............................................................................. 21
C. Dekontaminasi dan Penggunaan Kembali Wadah Coolbox untuk Spesimen Transport ..... 22
D. Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja untuk kurir yang terpajan bahan infeksius.... 22
BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN ........................................................................... 23
A. Pencatatan dan Pelaporan terkait Pemeriksaan viral load ............................................... 23
B. Klaim Biaya Kurir ........................................................................................................... 24
C. Mekanisme Pembayaran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Rujukan ................................ 25
BAB VI MANAJEMEN LOGISTIK REAGEN VIRAL LOAD....................................................... 27
A. Dasar Perhitungan Kebutuhan Reagen Viral Load HIV dengan alat TCM dan Tes Molekuler
Konvensional. ........................................................................................................................ 27
B. Penerimaan dan Penyimpanan ....................................................................................... 28
C. Permintaan dan Pendistribusian ..................................................................................... 30
D. Pencatatan dan Pelaporan Logistik ................................................................................. 32
E. Pemantauan Masa Kadaluarsa dan Relokasi Logistik ....................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 36
iii
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Memperluas cakupan layanan monitoring pengobatan ARV di Indonesia dengan
membangun sistem rujukan spesimen yang baik.
b. Memanfaatkan penggunaan alat tes cepat molekuler yang sudah tersedia di layanan
untuk pemeriksaan viral load HIV.
c. Meningkatkan pengelolaan logistik terkait pemeriksaan Viral load HIV.
1
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam petunjuk teknis ini meliputi panduan untuk menghubungkan
antara PDP dan laboratorium, penentuan jejaring rujukan, sistem transport spesimen,
penanganan logistik serta pencatatan dan pelaporan.
D. Sasaran
Petunjuk teknis ini ditujukan untuk pengelola program HIV, petugas layanan PDP dan
petugas laboratorium pada fasyankes perujuk maupun fasyankes rujukan pemeriksaan VL
HIV.
E. Pengertian - Pengertian
2
BAB II JEJARING RUJUKAN SPESIMEN LABORATORIUM
Berikut di bawah ini adalah gambar skema alur lengkap rujukan spesimen bagi fasyankes
yang merujuk ke alat Tes Molekular Konvensional atau TCM (eksternal) dan alur bagi
fasyankes yang memiliki alat TCM (internal).
3
① Pasien datang
sesuai perjanjian/jadwal.
⑩ Laboratorium
perujuk mencatat di
logbook dan segera
② Diperiksa dokter PDP, mengisi form permintaan Fasyankes PDP & Lab menyampaikan hasil
pemeriksaan. ke dokter PDP.
③ Membawa form ke laboratorium untuk
Perujuk
⑪ PDP mencatat
pengambilan specimen. hasil di ikhtisar
④ Petugas laboratorium mengolah spesimen menjadi perawatan dan
plasma dan mencatat di register laboratorium dan membuat laporan
logbook untuk dikirim ke laboratorium rujukan. kohort.
Kemudian, petugas laboratorium menghubungi kurir Pasien mengambil
untuk mengambil spesimen. hasil di PDP dan
⑨ Form hasil,
konsultasi klinis
lembar cetak hasil
Kurir laboratorium dan
⑤ Kurir datang sesuai
coolbox diambil kurir
jadwal yang disepakati
minggu. berikutnya
mencatat di logbook,
dan diberikan ke
mengambil coolbox yang
laboratorium perujuk
sudah disiapkan petugas
laboratorium, dan mengirim
spesimen dalam coolbox.
⑧ Petugas
laboratorium rujukan
mencatat hasil dan
Laboratorium Rujukan menginformasikan
⑥ Sampel diterima di
catat di logbook dan hasil maksimal 2 hari
diperiksa. kerja setelah ada
hasil ke laboratorium
Catatan: lakukan tes
perujuk (misal:
secepat mungkin. email).
Gambar 3. Alur Rujukan Eksternal Layanan Viral load untuk Fasyankes yang tidak memiliki Alat
4
Gambar 4. Alur Internal Layanan Viral load Fasyankes yang memiliki TCM
Adapun agar alur diatas dan pelaksanaan rujukan spesimen dapat berjalan dengan
baik, maka semua stakeholder yang berperan dalam proses implementasi tersebut harus
mengetahui peranan dan tugasnya. Tabel 1 dibawah ini menjelaskan secara rinci mengenai
stakeholder yang terlibat beserta peranannya:
5
Tingkat Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana
Kabupaten/Kota.
Sub • Berkoordinasi dengan Subdit HIV AIDS & PIMS Sub
Direktorat TB terkait pelaksanaan penggunaan TCM untuk Direktorat TB
pemeriksaan viral load HIV.
• Berkoordinasi dengan Subdit HIV AIDS & PIMS
terkait pelaksanaan transportasi spesimen ke
fasyankes yang terdapat alat TCM dalam
menghitung beban TCM dan kesiapan fasyankes
untuk pemeriksaan VL HIV.
Dinas • Melakukan perencanaan pembentukan jejaring Penanggung
Kesehatan rujukan spesimen untuk pemeriksaan viral load HIV Jawab
Provinsi melalui: Program dan
o Bersama-sama dengan Sub Direktorat HIV AIDS penanggung
dan PIMS serta Dinas Kesehatan Kabupaten Jawab
Kota menyusun dan menyepakati jejaring Logistik
laboratorium rujukan pemeriksaan viral load
HIV.
o Bersama-sama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota menentukan target
pemeriksaan viral load HIV di wilayahnya.
o Membuat pemetaan dan mengatur
penjadwalan transportasi spesimen bersama
kurir lokal, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan fasyankes.
• Mengidentifikasi kurir yang akan dilibatkan pada
kegiatan transportasi spesimen serta membuat
perjanjian kerjasama.
• Mengelola pendistribusian reagen dan logistik ke
Kabupaten/Kota dan melakukan relokasi logistik
yang akan kadaluwarsa bilamana diperlukan.
• Menjamin ketersediaan bahan habis pakai
penunjang pemeriksaan molekuler HIV di fasyankes
melalui kegiatan advokasi Ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ataupun ke fasyankes untuk
pengadaan secara swadana di fasyankes maupun
yang bersumber dari APBD.
• Menerima rekapitulasi laporan pemeriksaan dan
pemakaian logistik VL dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya dan
membuat laporan akhir/ rekapitulasi ke pusat.
• Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan
operasionalisasi transportasi spesimen di Tingkat
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan setempat.
• Membayarkan klaim operasional dan kurir secara
berjenjang mengikuti alur.
6
Tingkat Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana
• Dukungan kebijakan dan melakukan advokasi
pembiayaan program dan logistik melalui APBD.
• Memastikan hasil pemeriksaan sudah dicatat di
dalam logbook, register kohort, dan laporan
bulanan.
Dinas • Melakukan perencanaan pembentukan jejaring Penanggung
Kesehatan rujukan spesimen untuk pemeriksaan HIV Viral load Jawab
Kabupaten/ melalui: Program dan
Kota o Bersama-sama dengan Subdit HIV AIDS dan Logistik/ IFP
PIMS serta Dinas Kesehatan Provinsi di Dinkes
menyusun dan menyepakati jejaring Kab/Kota
laboratorium rujukan pemeriksaan viral load
HIV.
o Bersama-sama Dinas Kesehatan Provinsi
menentukan target pemeriksaan viral load HIV
di wilayahnya.
o Membuat pemetaan dan mengatur
penjadwalan transportasi spesimen bersama
Dinas Kesehatan Provinsi dan fasyankes.
• Mengelola pendistribusian reagen dan logistik
untuk fasyankes dan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Provinsi untuk melakukan relokasi untuk
logistik yang akan segera kadaluwarsa bilamana
diperlukan.
• Menjamin ketersediaan Bahan Habis Pakai (BHP)
penunjang pemeriksaan molekuler HIV di fasyankes.
• Menerima laporan pemeriksaan HIV viral load dan
pemakaian logistik reagen viral load dari fasyankes
yang ada di wilayahnya dan membuat laporan
akhir/rekapitulasi ke Dinas Kesehatan Provinsi.
• Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan
Operasionalisasi transportasi spesimen di
Fasyankes berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi dan Pusat.
• Dukungan Kebijakan dan Melakukan advokasi
pembiayaan program dan logistik melalui APBD Tk
II.
Kurir • Melakukan pemeriksaan secara visual paket yang Kurir
akan dikirimkan.
• Mengambil spesimen yang sudah dikemas dalam
coolbox untuk dikirim di fasyankes sesuai jadwal
yang diberikan.
• Mengisi logbook transportasi spesimen dan
menandatanganinya baik logbook yang berada di
laboratorium pengirim dan laboratorium rujukan.
7
Tingkat Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana
• Mengirimkan kembali hasil pemeriksaan dalam
amplop tertutup kembali ke fasyankes perujuk dan
mengembalikan coolbox.
• Merekap transaksi pengiriman.
8
Tingkat Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana
• Berkoordinasi dengan petugas laboratorium di
fasyankes terkait untuk pemeriksaan VL maupun
pengemasan sampel bila di fasyankes bersangkutan
tidak tersedia alat pemeriksa VL.
• Berkoordinasi dengan petugas laboratorium untuk
memastikan hasil pemeriksaan VL sampai di layanan
PDP
• Memastikan hasil pemeriksaan VL dicatat di iktisar
perawatan dan kohort pasien.
Dokumen Pendukung:
a) Dokumen perjanjian kerjasama antara Dinas Kesehatan Provinsi dan
Laboratorium Rujukan;
b) Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium HIV (lampiran 2);
c) Register laboratorium HIV;
d) Logbook transportasi spesimen;
e) Kuitansi tagihan pemeriksaan laboratorium.
9
iv. Memiliki pengalaman melakukan kegiatan spesimen transportasi untuk
program kesehatan lainnya, misalnya spesimen TB.
d. Dinas Kesehatan Provinsi menyusun dokumen perjanjian kerjasama dengan
perusahaan jasa kurir yang telah ditunjuk, dan memastikan informasi yang tercantum
didalamnya setidaknya meliputi:
i. Satuan biaya untuk setiap pengambilan spesimen dan penyerahan hasil dari
layanan perujuk ke laboratorium rujukan;
ii. Periode klaim dan kelengkapan dokumen klaim;
iii. Logbook transportasi spesimen;
iv. Prosedur klaim pembayaran pemeriksaan beserta dokumen pendukungnya
(kuitansi tagihan laboratorium).
Dokumen Pendukung
a) Dokumen perjanjian kerjasama antara Dinas Kesehatan Provinsi dan Perusahaan
Jasa Kurir;
b) Logbook transportasi specimen;
c) Bukti pengambilan dan penerimaan specimen;
d) Bukti pengiriman dan penerimaan data hasil pemeriksaan;
e) Invoice biaya pengiriman specimen transport.
Tujuan:
1. Mengatur jadwal pemeriksaan ODHA;
2. Mengatur jadwal kurir;
3. Mengurangi waktu tunggu sample pooled; dan
4. Efisiensi biaya kurir.
Alat Bantu:
1. Template informasi untuk fasyankes perujuk (lampiran 3);
2. Template informasi untuk fasyankes laboratorium rujukan (lampiran 4); dan
3. Template rekapitulasi matriks penjadwalan (lampiran 5).
Prosedur :
1. Dokter PDP di fasyankes menerima form dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk
mengumpulkan informasi jumlah pasien ODHA yang sedang mengonsumsi ARV yang
masih aktif dan memenuhi kriteria pemeriksaan (lampiran 3 dan 4). Template
informasi (lampiran 3 dan 4) ini digunakan untuk: (i) mengecek kembali kesesuaian
data program dengan data di layanan; (ii) mengetahui jam operasional layanan PDP
dan laboratorium di fasyankes tersebut; dan (iii) mengatur waktu yang tepat untuk
mengkoordinir pengumpulan pasien untuk penjadwalan pemeriksaan viral load HIV.
10
2. Dinas Kesehatan Provinsi akan merekap informasi ini dan membuat daftar contact
person untuk kurir, laboratorium pengirim dan laboratorium rujukan untuk dibagikan,
diperbanyak, dan disimpan masing - masing stakeholder.
3. Dinas Kesehatan kemudian membuatkan rekapitulasi informasi jadwal yang diterima
dari berbagai layanan pada matriks penjadwalan (lampiran 5) dan menindaklanjuti
dengan konfirmasi baik melalui pertemuan ataupun telepon kepada fasyankes PDP
dan laboratorium rujukan untuk kesepakatan jadwal pengiriman (lampiran 5).
4. Informasi jadwal tersebut kemudian diserahkan kepada kurir yang ditunjuk. Setiap
bulan akan dilakukan pertemuan untuk update progress dan fasyankes
pengirim/perujuk wajib memvalidasi kembali jadwal dan melaporkan bila terdapat
perubahan.
5. Hasil di upload melalui tools bantu komunikasi seperti email.
11
BAB III PELAKSANAAN TRANSPORTASI SPESIMEN
A. Persiapan Spesimen
Pengelolaan persiapan spesimen sebelum dilakukan pengiriman merupakan salah
satu langkah yang penting dalam pemeriksaan viral load HIV. Kesalahan teknik dalam
persiapan spesimen ini dapat mengakibatkan hasil pemeriksaan yang tidak akurat.
Tabel 2. Jenis serta Kriteria Spesimen untuk Pemeriksaan HIV RNA viral load
Lokasi pengambilan: Pada orang dewasa dan bayi di vena (cth: vena fossa cubiti).
Alat dan bahan:
• 2 buah tabung vakum EDTA 3 ml (untuk memperoleh plasma EDTA 2,5 ml)
• Jarum vacutainer
• Spuit 5- 10 ml dan jarum bila tidak tersedia vacutainer
• Kapas alkohol
• Plester
• Holder (bagi pengguna tabung Vakum)
• Tourniquette
• Wadah tahan tusukan
• Sarung tangan
• Mesin sentrifus
• Pipet transfer
• Tabung ulir plasma 1,5-2,5 ml atau micro-tube 1,5 ml (2 tabung).
12
Prosedur:
a. Pengambilan Spesimen
Pengambilan darah dengan menggunakan tabung vakum:
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Lakukan hand hygiene.
3) Lakukan identifikasi pasien.
4) Pasang jarum vacutainer pada holder.
5) Letakkan lengan pasien lurus di atas meja dengan telapak tangan menghadap ke
atas lalu pasanglah tourniquette pada bagian atas dari vena yang akan diambil
(jangan terlalu kencang).
6) Minta pasien mengepalkan tangan.
7) Dengan menggunakan ujung telunjuk kiri, petugas laboratorium
memeriksa/mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk.
8) Pakai sarung tangan.
9) Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70 % dan biarkan sampai kering.
10) Tusuk vena secara perlahan dengan sudut 30-45º.
11) Bila jarum berhasil masuk vena, segera ambil dan pasang tabung vacutainer
EDTA, maka akan terlihat darah masuk mengalir memenuhi tabung lalu lepaskan
tourniquette.
12) Setelah cukup darah yang diambil, tabung vacutainer dicabut kemudian secara
perlahan, keluarkan jarum dan holder.
13) Buang jarum pada wadah tahan tusukan dan tutup luka pasien dengan kapas
kering.
14) Homogenkan darah dalam tabung EDTA dengan membolak-balikkan secara
perlahan sebanyak 8 kali (jangan terlalu kencang, untuk mencegah hemolisis).
15) Tulislah identitas atau nomer pada tabung vacutainer.
16) Lepas sarung tangan dan lakukan hand hygiene.
b. Pengolahan spesimen
1) Homogenkan tabung yang berisi spesimen darah secara perlahan.
2) Lakukan sentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 1.500 rpm, hingga cairan
plasma EDTA terpisah.
3) Apabila tidak terdapat mesin sentrifus, biarkan darah yang bercampur
antikoagulan EDTA dalam posisi tegak lurus di rak tabung, plasma akan terpisah
dari sel eritrosit dengan sendirinya.
4) Pisahkan plasma EDTA ke dalam tabung ulir plasma 1,5-2,5 ml atau micro-tube
1,5 ml yang kering dan bersih, menggunakan pipet transfer.
5) Beri label identitas.
3. Penyimpanan Spesimen
13
• Lakban.
• Amplop plastic.
• Parafilm.
• Sarung tangan.
• Gunting.
Prosedur:
1. Spesimen plasma EDTA dianjurkan diperiksa di hari yang sama pada saat pengambilan
spesimen.
2. Bila kondisi di atas tidak memungkinkan, maka spesimen plasma EDTA dapat disimpan
pada lemari pendingin untuk diperiksa lagi pada jangka waktu tertentu sesuai dengan
suhu penyimpanan (lihat tabel 3).
1. Pengemasan Spesimen
Prosedur pengiriman spesimen dilakukan mulai dari pengemasan spesimen di
dalam laboratorium perujuk sampai dengan pengiriman spesimen oleh kurir dan
penerimaan spesimen di laboratorium penerima rujukan. Petugas laboratorium harus
melakukan pengemasan spesimen sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan
(lampiran 6).
Prosedur:
a. Cocokkan identitas spesimen plasma dengan data pada register laboratorium dan
logbook transportasi spesimen.
b. Segel tutup tabung spesimen dengan menggunakan parafilm, atau bila tidak ada
parafilm dapat menggunakan lem paralon pipa plastik sebagai alternatif.
c. Apabila spesimen lebih dari satu, maka cara pengemasannya adalah dengan
mengemas satu tabung untuk setiap plastik kemasan kecil agar apabila terjadi
kebocoran tabung tidak mengkontaminasi sampel yang lain, sertakan juga absorban
berupa tisu untuk menyerap jika ada tumpahan. Masing-masing plastik berukuran
kecil ini harus ditutup rapat.
d. Masukkan semua plastik kecil berisi tabung tersebut ke dalam satu plastik besar
kemudian ditutup rapat.
14
e. Masukkan plastik yang sudah ditutup rapat ke dalam coolbox.
f. Masukkan ice gel pack ke dalam coolbox dengan posisi mengelilingi plastik yang
berisi spesimen.
g. Masukkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dalam plastik lalu
tempelkan pada tutup coolbox bagian dalam. Spesimen yang akan dikirim harus
disertai dengan form permintaan pemeriksaan yang dibawa pasien ke laboratorium
dan sudah diisi dari PDP.
h. Tutup rapat coolbox dengan menggunakan lakban.
i. Tambahkan alamat laboratorium rujukan serta stiker biohazard di bagian luar
coolbox. Secara keseluruhan, pengepakan spesimen terlihat seperti Gambar 5.
Formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium
ditempel di tutup bagian dalam.
Kertas koran.
15
Tabel 4. Register laboratorium (Halaman 1 & 2)
Alat bantu:
1. Logbook transportasi spesimen (untuk laboratorium perujuk); dan
2. Buku register laboratorium.
Bahan:
Spesimen yang sudah dikemas dan siap untuk dikirimkan.
Kelengkapan:
1. Jadwal penjemputan spesimen yang telah disepakati oleh penanggung jawab
laboratorium dan kurir penyedia jasa layanan; dan
2. Resi pengiriman.
Prosedur:
1. Petugas laboratorium pengirim/perujuk menghubungi kurir untuk mengambil
spesimen yang sudah siap untuk dikirimkan sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.
16
2. Kurir datang ke layanan untuk mengambil spesimen.
3. Petugas laboratorium mencatat kedalam logbook transport specimen (Tabel 5
bagian fasyankes perujuk).
4. Petugas kurir mengisi logbook transport spesimen. Pada saat kurir datang mengambil
coolbox, kurir harus mengisi dan menandatangani logbook transportasi specimen
(Tabel 5 bagian kurir). Pencatatan di logbook transportasi spesimen merekam semua
kegiatan yang dilakukan di laboratorium pengirim, kurir dan laboratorium penerima
dengan adanya konfirmasi waktu dan tandatangan (Tabel 5).
5. Petugas kurir memastikan pengemasan spesimen sudah baik dan benar (coolbox
tertutup dengan rapat).
6. Setelah melakukan pemeriksaan coolbox, petugas laboratorium menandatangani
tanda bukti pengiriman coolbox.
7. Petugas kurir mengantarkan coolbox berisi spesimen di hari yang sama dengan hari
pengambilan spesimen. Catatan: untuk mempertahankan kerahasiaan dari pasien,
maka kurir tidak diperbolehkan untuk membuka coolbox.
17
3. Penerimaan Spesimen di Laboratorium rujukan
Alat bantu:
1. Logbook transportasi spesimen untuk laboratorium rujukan; dan
2. Buku register laboratorium (Tabel 4).
Prosedur:
1. Petugas laboratorium rujukan menerima coolbox berisi spesimen dari kurir lalu
memeriksa kondisi spesimen terlebih dahulu dan mengisi logbook transport
spesimen. Petugas dapat menolak spesimen apabila spesimen tidak dilengkapi
dengan identitas yang jelas dan apabila ditemukan ketidaksesuaian identitas,
spesimen juga ditolak apabila tidak memenuhi kriteria spesimen yang baik seperti
dijelaskan pada bagian persiapan spesimen.
2. Setelah melakukan pemeriksaan kondisi spesimen, petugas laboratorium penerima
rujukan menandatangani tanda bukti penerimaan coolbox (Tabel 6 bagian
fasyankes rujukan).
3. Kurir mengisi logbook transportasi specimen (Tabel 6 bagian kurir).
4. Pemeriksaan viral load disarankan dilakukan pada hari yang sama dengan hari
penerimaan spesimen.
5. Apabila pemeriksaan viral load tidak dilakukan pada hari yang sama dengan hari
penerimaan spesimen, maka spesimen yang diterima harus dimasukkan kedalam
lemari pendingin (mengacu pada table 3).
6. Laboratorium rujukan harus mendokumentasikan pemeriksaan yang dilakukan pada
buku register laboratorium dan logbook fasyankes rujukan.
Alat bantu:
1. Formulir hasil pemeriksaan viral load;
2. Logbook transportasi specimen pada laboratorium perujuk; dan
3. Logbook transportasi specimen pada laboratorium rujukan.
Prosedur:
1. Pengiriman hasil pemeriksaan sesuai kesepakatan di masing-masing daerah.
2. Petugas laboratorium rujukan pemeriksa viral load memberikan hasil pemeriksaan
viral load yang telah divalidasi yang dimasukkan dalam amplop tertutup rapat pada
saat kurir mengantarkan coolbox berisi spesimen yang baru (hasil laboratorium
minggu 1 diberikan kepada kurir pada minggu ke 2, ketika kurir mengirimkan spesimen
di minggu ke 2).
18
3. Petugas laboratorium rujukan mengisi logbook transportasi specimen untuk
pengiriman hasil (Tabel 6 bagian fasyankes rujukan).
4. Kurir menerima amplop yang tertutup rapat yang berisi hasil pemeriksaan dan mengisi
logbook transportasi specimen untuk pengiriman hasil (Tabel 6 bagian kurir).
5. Kurir mengirimkan hasil kepada laboratorium pengirim spesimen di hari yang sama
dengan hari pengambilan hasil.
6. Kurir mengisi logbook penerimaan hasil (Tabel 5 bagian kurir).
7. Petugas laboratorium perujuk menerima hasil dan mengisi logbook (Tabel 5 bagian
fasyankes perujuk) dan tanda terima. Petugas Lab juga harus membuat rekap
pencatatan untuk hasil yang diterima sebagai arsip di dalam catatan register
laboratorium (Tabel 4).
8. Petugas laboratorium mengirimkan hasil ke layanan PDP.
Catatan:
1. Prosedur diatas adalah mekanisme pengiriman hasil pemeriksaan secara fisik.
2. Softcopy Hasil pemeriksaan viral load harus dikirimkan oleh penanggung jawab
laboratorium rujukan segera setelah pemeriksaan viral load selesai dilakukan kepada
dokter pengirim. Pengiriman softcopy hasil dilakukan melalui email.
3. Pastikan amplop yang diterima masih dalam keadaaan tertutup.
4. Hasil yang diberikan ke dokter layanan PDP harus sudah divalidasi oleh penanggung
jawab laboratorium.
5. Hasil viral load wajib dilaporkan dalam laporan Kohort oleh petugas RR atau petugas
layanan PDP.
19
BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tujuan:
Memberikan acuan untuk melakukan penanganan tumpahan spesimen, pengolahan
dan penanganan limbah, dekontaminasi coolbox dan keselamatan kurir yang terpapar bahan
biologis infeksius dengan baik dan benar.
20
e. Buang lap kertas atau kertas Koran dan atau kain lap ke dalam kantung sampah
biohazard/plastik kuning sesuai prosedur yang dijelaskan dalam SOP Pembuangan
Limbah Infeksius Tidak Tajam.
f. Basahi area yang terkena tumpahan dengan larutan desinfektan (klorine 0,5%).
Lakukan desinfeksi area dengan mengelapnya dengan larutan klorin 0,5%. Biarkan
mengering.
g. Buang semua lap kertas / lap kain, apron disposible sesuai SOP Pembuangan
Limbah Infeksius Benda Tidak Tajam.
h. Sarung tangan dan sepatu laboratorium yang dipergunakan untuk membersihkan
limbah infeksius didekontaminasi.
i. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesuai dengan SOP mencuci tangan.
Alat:
• Wadah Limbah Biohazard yang tahan tusukan terbuat dari materi yang tidak mudah
robek/bocor; dan
• Insenerator.
Prosedur:
1. Petugas laboratorium mengumpulkan reagen pemeriksaan viral load yang telah dipakai
ke dalam kotak container limbah infeksius yang memenuhi kriteria persyaratan di atas.
2. Petugas menutup/menyegel kotak kontainer limbah infeksius apabila sudah ¾ penuh
untuk dijadwalkan dimusnahkan di insenerator.
3. Reagen yang sudah selesai digunakan harus dibuang ke dalam container
biohazard/limbah infeksius berbahaya yang memenuhi persyaratan ke Tempat
Pengelolaan Limbah khusus sesuai dengan protokol UP dan safety yang berlaku di
fasyankes.
4. Reagen bekas pemeriksaan viral load HIV harus dibuang atau dimusnahkan ke tempat
pembuangan limbah khusus yang memiliki fasilitas insenerator. Bila fasyankes tidak
memiliki fasilitas insenerator maka dapat merujuk ke fasyankes atau lembaga terdekat
yang memiliki fasilitas ini dengan membuat kesepakatan bersama dan harus
mengalokasikan biaya atau berdasarkan kesepakatan yang dibuat dengan
fasyankes/lembaga tersebut.
5. Reagen limbah molekuler yang sudah digunakan tidak boleh digunakan dan disimpan
21
C. Dekontaminasi dan Penggunaan Kembali Wadah Coolbox untuk Spesimen Transport
Alat:
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Larutan hipoklorit 0.5%
• Towel tissue
Prosedur Kerja:
1. Kenakan APD sebelum melakukan proses dekontaminasi.
2. Bagian dalam dan luar coolbox, ice pack, plastik ziplock tempat dokumen/formulir
reusable disemprot dengan larutan hipoklorit 0,5%.
3. Diamkan selama minimal 15 menit atau diamkan sampai seluruh permukaan
mengering.
4. Setelah 15 menit lap dengan menggunakan towel tissue.
5. Coolbox yang sudah didekontaminasi kemudian dikembalikan kepada laboratorium
pengirim spesimen.
D. Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja untuk kurir yang terpajan bahan infeksius
Catatan: Secara umum kurir tidak memiliki kontak dengan spesimen. Pada kasus
terjadinya tumpahan, prosedur keselamatan dan pencegahan pasca paparan yang harus
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Semua spesimen harus dianggap bahan infeksius sehingga tindakan pencegahan perlu
dilakukan.
2. Tangan dan bagian permukaan kulit yang terpajan harus segera didesinfeksi
menggunakan sabun dan air atau cairan desinfektan.
3. Apabila ada luka pada kulit atau jaringan mukosa (mata, hidung, atau mulut) yang
terpapar bahan infeksius, maka lakukan langkah-langkah dibawah ini:
a. Lakukan pertolongan pertama: bilas luka, bilas mata atau jaringan mukosa lainnya.
Segera laporkan pada fasyankes terdekat.
b. Pastikan formulir laporan kecelakaan kerja terisi dan ditindaklanjuti sesuai SOP.
c. Atasan atau petugas kesehatan dan keselamatan kerja akan melakukan pengamatan
lingkungan tempat terjadinya insiden dan menentukan hal-hal yang berkontribusi
pada insiden yang terjadi. Melakukan pelatihan ulang kesehatan dan keselamatan
kerja apabila diperlukan.
22
BAB V PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tujuan:
• Memberikan acuan untuk mengetahui alur pencatatan dan pelaporan terkait VL.
• Memberikan acuan untuk mengetahui alur pencatatan dan pelaporan terkait klaim
biaya kurir.
• Memberikan acuan untuk mengetahui alur pencatatan dan pelaporan terkait
pembayaran pemeriksaan VL ke laboratorium rujukan.
Kementerian Kesehatan
Subdit HIV AIDS & PIMS
Dinkes Provinsi
Pengelola Program HIV
Dinkes Kabupaten/Kota
Pengelola Program HIV
Fasyankes
Petugas Laboratorium Rujukan mengirim laporan pemeriksaan VL
menggunakan register laboratorium.
Petugas PDP (perujuk) mengisi hasil tes VL di menu “Input Viral load”
pada Aplikasi Rekap Kohort.
Lab Pengirim mengirim Laporan Pasien melalui SIHA/Kohort
Gambar 6. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pemeriksaan Viral Load
23
Prosedur Alur:
1. Pencatatan pelaporan yang dilakukan oleh petugas laboratorium di laboratorium
perujuk dan laboratorium penerima rujukan menggunakan buku register
laboratorium (Tabel 4) dan formulir permintaan pemeriksaan (Lampiran 2).
2. Pencatatan pelaporan yang merekam semua kegiatan transportasi spesimen
dilakukan di buku logbook transport spesimen dimana semua pihak mengisi dan
mencatat (Tabel 5 & Tabel 6).
3. Pencatatan pelaporan logistik reagen dilakukan oleh laboratorium yang memiliki alat
TCM dan Tes Molekular Konvensional.
4. Pencatatan pelaporan VL untuk program dilakukan oleh staf petugas RR poli PDP
melalui laporan kohort dan petugas laboratorium melalui register laboratorium.
5. Kegiatan pelaporan di atas semuanya dilakukan berjenjang dari fasyankes ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian ke Dinas Kesehatan Provinsi dan terakhir ke
Pusat/Program (Kemenkes Subdit HIV AIDS dan PIMS).
Dokumen bantu:
1. Tagihan penjemputan dan pengiriman coolbox dari laboratorium rujukan (invoice)
selama sebulan;
2. Ringkasan pengiriman dan penjemputan spesimen selama sebulan;
3. Tanda Terima; dan
4. Logbook transport specimen.
Prosedur:
1. Setiap akhir bulan hingga minggu pertama bulan berikutnya, kurir mengirimkan
invoice dan tanda terima kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
2. Biro Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi akan memeriksa jumlah pengambilan dan
pengiriman, harga, Invoice dan menyamakan data dengan hasil rangkuman dari
laboratorium Pemeriksa.
3. Dinas Kesehatan Provinsi membuat persetujuan dengan menandatangani invoice
setelah diperiksa Biro Keuangan.
4. Pembayaran kepada kurir dilakukan oleh biro keuangan pada akhir bulan.
24
MEKANISME PEMBAYARAN KURIR TRANSPORTASI SPESIMEN
Kurir membawa Invoice, Tanda Terima asli dan logbook Keuangan Propinsi
ke Dinas Kesehatan Provinsi memeriksa invoice dan tanda
terima
25
c. Dinkes Provinsi membuat persetujuan dengan menandatangani laporan bulanan
laboratorium setelah diperiksa petugas keuangan terlebih dahulu; dan
d. Pembayaran kepada Laboratorium Rujukan dilakukan oleh petugas Provinsi pada
minggu pertama bulan berikutnya.
Laboratorium Rujukan
• Membuat form klaim untuk reimbursement
• Melampirkan rekapitulasi data dan hasil pemeriksaan
pasien (disertai buku register laboratorium)
26
BAB VI MANAJEMEN LOGISTIK REAGEN VIRAL LOAD
A. Dasar Perhitungan Kebutuhan Reagen Viral Load HIV dengan alat TCM dan Tes
Molekuler Konvensional.
Fasyankes
Petugas Laboratorium Rujukan mengirim Laporan Bulanan Pemakaian dan
Permintaan Reagen HIV (Lampiran 1)
Dinkes Kabupaten/Kota
Pengelola Program HIV
Dinkes Provinsi
Pengelola Program HIV
Kementerian Kesehatan
Subdit HIV AIDS & PIMS
27
Catatan:
1. Konfigurasi kit HIV VL: 1 kit terdiri dari 4 set. 1 set = 24 test, didalamnya termasuk
hitungan tes untuk 1 set kontrol (3 tes) dan 6 test kalibrator (jika diperlukan).
2. Tanda * pada pada tabel di atas adalah jumlah sampel maksimum per pasangan set
reagen yang dioperasikan tanpa kalibrator.
3. Penggunaan kalibrator tidak diikutkan per setiap kali beroperasi.
Prosedur:
1. Penerimaan dan Pencatatan Reagensia Viral Load
Pada saat penerimaan reagensia pihak penerima wajib memeriksa dan
menghitung kelengkapan paket reagen/cartridge yang diterima sesuai dengan
dokumen yang tertulis.
28
b. Melakukan Perhitungan Fisik dan Pencatatan Pada Kartu Stok
Perhitungan fisik hasilnya lebih akurat bila dikerjakan oleh tim yang minimal
terdiri dari 2 orang, langkah-langkah untuk melakukan perhitungan fisik yakni:
1) Barang yang sejenis dikelompokkan terlebih dahulu untuk memudahkan
perhitungan.
2) Pisahkan produk yang akan segera kadaluwarsa dan beri tanda pada kemasan
untuk memudahkan melacak secara visual dan masukkan pada papan
pemantau kadaluwarsa.
3) Pencatatan reagen viral load dilakukan dalam unit satuan terkecil, jadi tidak
dicatat dalam satuan kotak melainkan satuan tes.
4) Anda dapat menghitung produk langsung berdasarkan jumlah yang tertera
pada label tanpa perlu menghitung satu demi satu isi produk apabila kotak
tersebut masih tertutup segel dan berat kotak sama dengan berat kotak yang
masih tersegel rapi. Jika kemasan/kotak sudah dalam keadaan terbuka
segelnya, maka Anda harus menghitung satu persatu isi di dalam kotak
tersebut.
5) Perhitungan fisik dianggap selesai bila hasil sudah dicatat pada: buku logistik/
register, laporan bulanan dan kartu stok masing-masing produk. Satu kartu stok
hanya boleh digunakan untuk mencatat satu macam/jenis reagen. Setiap jenis
reagen harus memiliki kartu stok masing-masing dan tidak boleh dicampur
dengan pencatatan reagen jenis lain.
Catatan:
• Jumlah barang yang dicatat pada kartu stok, buku register, formulir pencatatan
dan pelaporan. Jumlah fisik barang yang ada di tempat dengan yang dicatat atau
dilaporkan harus sama dan valid. Apabila jumlahnya berbeda, harus diperiksa
ulang, mulailah untuk membuat pencatatan yang rapi sehingga bila sewaktu-
waktu ada pemeriksaan stok (stock opname) Anda sudah siap.
• Apabila barang yang diterima tidak sesuai/tidak lengkap:
o Pihak penerima segera melapor/menghubungi pihak pengirim agar segera di
tindak lanjuti.
o Mencatat ketidaksesuaian atau ketidaklengkapan barang dalam berita acara
penerimaan barang.
29
Tabel 8. Penyimpanan reagen viral load
Kartu pemantau suhu ruangan (lampiran 9) adalah kartu yang dapat digunakan
untuk memantau suhu ruangan penyimpanan reagen bila tidak ada lemari pendingin.
Kartu ini wajib diisi setiap hari pada pagi dan sore hari dengan mencatat suhu ruangan
yang tertera pada termometer suhu ruangan.
Dokumen Lampiran :
1. Lampiran Surat Permintaan Reagen (Lampiran 10)
2. Lampiran Contoh Berita Acara Serah Terima Barang (Lampiran 11)
Prosedur:
1. Proses Permintaan Reagen Viral load dari Provinsi ke Pusat dan Pendistribusian dari
Pusat ke Provinsi.
a. Dinas Kesehatan Provinsi mengirimkan Surat Permintaan ke Subdit HIV AIDS dan
PIMS dengan tujuan kepada Pengelola Program Logistik Laboratorium.
b. Pengelola Program Logistik Laboratorium di Pusat membuatkan Surat Permintaan
Reagen (PO) ke Bagian Umum dan Kepegawaian dan atau Koordinator Logistik
Lembaga Donor (memfasilitasi distribusi karena keterbatasan anggaran
pendistribusian di Pusat).
c. Bagian Umum dan Kepegawaian menerbitkan SBBK, sedangkan Koordinator
Logistik Lembaga Donor akan menerbitkan Surat Jalan/Nota Pengiriman Reagen.
d. Pengelola Program Logistik Laboratorium di Pusat dibantu oleh Pengelola Gudang
di Pusat mengirimkan reagen sesuai tujuan dengan lampiran Berita Acara Serah
Terima Barang dan Petunjuk Pemeriksaan.
e. Pengelola Program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi yang menerima barang
wajib mengisi dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Barang.
f. Pengelola Program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi harus mengecek jumlah
dan kondisi barang yang diterima. Apabila ada jumlah dan kondisi barang yang tidak
sesuai dengan dokumen, harus segera dilaporkan ke Pengelola Program Logistik
Laboratorium di Pusat.
g. Pengelola Program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi wajib menandatangani
dan mengirimkan kembali Berita Acara Serah Terima Barang ke Subdit HIV AIDS dan
PMS ditujukan untuk Pengelola Program Logistik Laboratorium dan Surat
Jalan/Nota Pengiriman Reagen ke Lembaga Donor melalui Fax ditujukan ke:
Subdit HIV AIDS dan PIMS Telp.: 021-42803901/ Fax: 021 – 42880231.
Email: arv_subditaids@yahoo.com
30
2. Proses Permintaan Reagen Viral Load dari Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan
Provinsi dan Pendistribusian dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Tempat Layanan mengajukan Surat
Permintaan Reagen ke Dinas Kesehatan Provinsi ditujukan kepada Pengelola
Program HIV/AIDS.
b. Pengelola Program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi melalui bagian SDK
Pengelola Logistik di Provinsi membuatkan Surat Pengeluaran dan Pengiriman
Barang atau dikenal sebagai Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) yang di tandatangani
oleh Kepala Bidang P2.
c. Pengelola Program Logistik di SDK Dinas Kesehatan Provinsi segera mengirimkan
reagen beserta lampiran Berita Acara Serah Terima Barang dan Petunjuk
Pemeriksaan melalui kurir ataupun dapat diambil langsung dengan perjanjian.
d. Pada saat penerimaan reagen Pengelola Program HIV/AIDS di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota harus memeriksa jumlah dan kondisi barang yang diterima.
Apabila ada jumlah dan kondisi barang yang tidak sesuai dengan dokumen, mohon
dilaporkan ke pihak pengirim.
e. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan fasyankes yang menerima barang wajib
menandatangani dan mengirimkan kembali Berita Acara Serah Terima Barang ke
Pengelola Program HIV di Dinas Kesehatan Provinsi.
f. Bagi Kabupaten/Kota dan Tempat Layanan yang langsung melakukan pengambilan
barang di Dinas Kesehatan Provinsi wajib untuk membawa tempat dan langsung
menandatangani dan menyerahkan Berita Acara Serah Terima Barang.
31
D. Pencatatan dan Pelaporan Logistik
Dokumen Lampiran:
1. Kartu Stok (lampiran 12)
2. Laporan Triwulan Alat dan Bahan (lampiran 13)
Prosedur:
1. Pencatatan Stok dengan Menggunakan Kartu Stok Logistik di Layanan.
Setelah menerima stok reagen, tuliskan jumlah stok yang diterima dan informasi
produk pada kartu stok. Demikian juga bila reagen dikeluarkan dari tempat
penyimpanan. Jumlah fisik barang yang tersedia harus sesuai dengan jumlah yang
tercatat pada kartu stok lihat pada lampiran (lampiran 12).
Gambar 9. Format Laporan Logistik ada dalam SIHA bagian Entri Bahan dan Alat
32
Prosedur:
1. Pemantauan Masa Kadaluwarsa
a. Gunakanlah Tabel Pemantau Masa kadaluwarsa (Tabel 9). Tabel ini dirancang
untuk dapat dipakai secara terus menerus.
b. Pada tabel terdapat tiga kolom untuk tiga tahun. Kolom pertama digunakan untuk
tahun yang sedang berjalan, kolom kedua dan ketiga diisi tahun berikutnya. Setelah
tahun ketiga, apabila ingin menambahkan tahun baru berikutnya, hapuslah tahun
yang paling lama (tidak terpakai) dan gantilah menjadi tahun berikutnya. Maka
kolom kedua akan menjadi tahun pertama dan kolom ketiga menjadi tahun kedua.
c. Setiap kolom produk memiliki 5 baris untuk penulisan 5 nomor lot yang berbeda.
d. Jika anda memiliki lebih dari 5 nomor lot, tuliskan 5 nomor lot yang akan
kadaluarsa lebih awal.
e. Untuk reagensia yang masa kadaluwarsanya sudah dekat diberi tanda. Misalnya:
warna kuning sebagai tanda peringatan 3 bulan mendekati kadaluwarsa dan untuk
tanggal kadaluwarsa diberi tanda warna merah.
f. Apabila Unit Pengelola Stok memiliki kontrak penukaran reagen segera hubungi
pemasok reagen untuk melakukan penukaran reagen sesuai dengan prosedur yang
telah termuat dalam kontrak pada saat mendekati tanda berwarna kuning.
g. Tiga bulan sebelum tanggal kadaluwarsa (kotak bertanda kuning), masukkan
jumlah reagen dan jumlah penggunaan bulan terakhir untuk memperkirakan
jumlah reagen yang akan kadaluwarsa dan akan dilaporkan baik untuk
dikembalikan, ditukar, maupun direlokasi. Hapus titik merah hanya apabila stok
yang kadaluarsa telah dimusnahkan atau dikeluarkan dari Stok.
h. Ketika satu lot reagen sudah kadaluarsa atau telah habis digunakan, hapus datanya
dan gantilah dengan lot lain yang akan menjelang kadaluwarsa. Apabila ada
pengiriman reagen baru yang masuk/diterima, masukkanlah data nomor lot baru
dengan tanggal kadaluwarsanya di papan.
33
2. Relokasi
Relokasi dapat diusulkan apabila jumlah stok reagen yang ada sangat berlebihan dan
menumpuk di satu tempat baik disertai masa kadaluwarsa yang pendek maupun yang
masih panjang.
a. Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) di bawah Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
UPK melaporkan reagensia yang akan kadaluwarsa dalam waktu 3 bulan ke
Dinas Kesehatan.
34
7. Jumlah: diisi dengan jumlah fisik barang yang akan direlokasi.
8. Tanggal kadaluwarsa: diisi dengan tanggal kadaluwarsa logistik reagen.
9. Lot No/Batch: diisi dengan menuliskan nomor lot yang ada di kemasan barang.
Nomer lot bisa berbeda-beda dan semuanya harus dicantumkan.
10. Pemilik barang: ditulis pemilik layanan yang memiliki sejumlah stok logistik barang
yang akan direlokasikan.
11. Tujuan penerima: diisi dengan nama layanan yang diusulkan untuk menerima
logistik barang.
12. Biaya: diisi total perhitungan biaya pengiriman dan pihak yang membiayai
pengiriman.
13. Penanggung jawab: diisi dengan nama penanggung jawab relokasi atau
Koordinator untuk proses relokasi.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO Consolidated Guidelines on The Use of Antiretroviral Drugs for Treating and
Preventing HIV Infection, Second edition, 2016.
2. WHO Interim Technical and Operational considerations for implementing Viral load
Testing, July 2014.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengobatan Anti Retroviral
4. Buku Prosedur Standar Operasional Pemeriksaan Molekuler HIV dengan
menggunakan Alat TCM, Kemenkes RI, 2017
5. Buku Prosedur Standar Operasional Manajemen Logistik RDT HIV, Kemenkes RI,
2012
6. www.aslm.org/resource-centre/hiv-viral-load-testing/hiv-viral-load-scale-tools/
WHO guidelines on drawing blood: best practices in phlebotomy. 2010.
Kit insert reagen VL abbott
Kit insert catridge GeneXpert
36
LAMPIRAN
37
Lampiran 2. Formulir permintaan dan pelaporan hasil laboratorium
38
2f) Gagal
Virologis VL
kedua/konfirmasi
Tgl permintaan uji lab. …… Jam Nama Pemeriksa:
Tgl pemeriksaan uji lab. …… Jam
Tgl Hasil kembali ke Poli Perujuk …… Jam
Tgl Pasien menerima hasil …… Jam (___________________)
Dokter/Klinisi Pengirim
Penanggung Jawab Laboratorium
( ) (__________________)
Petunjuk Pengisian untuk Formulir Permintaan dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium HIV:
• Nama Fasyankes : diisi sesuai nama fasyankes asal pasien.
• Nama Dokter Klinisi : diisi dengan nama klinisi atau Dokter PDP yang menangani
pasien.
• No HP Klinisi : diisi nomor HP klinisi atau Dokter PDP yang menangani pasien.
• Nama pasien : diisi dengan nama pasien.
• NIK/No KTP : diisi dengan Nomer Induk Kependudukan pasien yang tertera
di KTP.
• Nomor Rekam Medis : diisi dengan nomor rekam medis.
Nomor rekam medis disesuaikan dengan nomor rekam medis yang berlaku di Unit
Pelayanan Kesehatan. Jika tidak ada kebijakan terkait nomor rekam medis di
layanan, nomor rekam medis dapat disamakan dengan nomer registrasi.
• Nomor Registrasi : diisi dengan nomor registrasi.
10 digit nomor registrasi dengan cara penulisan sesuai petunjuk berikut:
a. 4 digit pertama: Ditulis 4 huruf pertama nama klien, diutamakan nama sesuai
KTP (Catatan: jika nama hanya terdiri dari 3 huruf maka digit ke-empat ditulis
angka nol), contoh: ANI ANI0, JOKO JOKO, HASAN HASA
b. 2 digit kedua : Ditulis 2 angka terakhir tahun kelahiran klien. Jika klien tidak
tahu/lupa tahun kelahirannya, hitung tahun lahirnya berdasarkan umur yg
diakui klien (ataupun kita perkirakan sendiri umurnya).
c. 2 digit ketiga : Ditulis 2 angka bulan kelahiran klien. Jika klien tidak tahu/lupa
bulan kelahirannya, tulis "01".
d. 2 digit keempat: Ditulis 2 angka tanggal kelahiran klien. Jika klien tidak
tahu/lupa tanggal kelahirannya, tulis "01" Contoh penulisan kode, sebagai
berikut: Arie770128. Nama klien: Arie, Tahun kelahiran: 77, Bulan: 01, Tanggal
lahir: 28.
Catatan: jika ada 2 orang dengan 4 huruf pertama sama dan tanggal lahir sama,
maka untuk nomor register orang yg ke 2 dan seterusnya ditambahkan huruf “A”,
“B”, dst.
Contoh: DANU870212, DANU870212A, DANU870212B, dst
• Nomor Registrasi nasional : diisi dengan Nomor registrasi Nasional.
Tuliskan nomor registrasi yang diberikan kepada pasien baru.
39
a. 11 digit pertama diisi menurut kode puskesmas.
b. 8 digit pertama diisi menurut kode klinik.
c. 7 digit pertama menurut kode rumah sakit yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan, sedangkan 4 digit berikutnya adalah nomor
urut pasien yang masuk ke dalam perawatan HIV.
• Tanggal Mulai ART : diisi dengan tanggal pertama kali pasien mulai pengobatan
ARV.
• Jenis Kelamin : diisi dengan Jenis kelamin pasien.
• Tanggal Lahir : diisi dengan tanggal lahir pasien yang tertera di KTP.
• Umur : diisi dengan menanyakan dan crosschek menghitung dari
tanggal lahir pasien.
• No Kontak yang bisa dihubungi: diisi dengan nomor HP atau nomor telepon pasien
yang masih aktif dan bisa dihubungi. Apabila tidak ada HP atau telepon, diisi dengan
nomor HP atau telepon orang yang mendampingi pasien.
• Alamat Pasien : diisi dengan alamat yang tertera di KTP
• Kab/Kota : diisi dengan nama Kabupaten/Kota dimana pasien tinggal
sesuai KTP.
• Provinsi : diisi dengan nama Provinsi dimana pasien tinggal sesuai KTP.
• Tanggal Permintaan Pemeriksaan Laboratorium: ditulis dengan tanggal saat meminta
pemeriksaan laboratorium.
• Kategori Pemeriksaan : adalah alasan pemeriksaan terbagi menjadi 2 yaitu:
monitoring dan diagnosis, diisi dengan memberikan tanda x pada kolom kosong
Pada Kategori Diagnosis.
• Pemeriksaan HIV : yaitu pemeriksaan HIV atau EIA dengan menggunakan metode
yang memiliki prinsip dan antigen yang berbeda.
• Pemeriksaan DNA HIV (EID): berdasarkan Permenkes No 15 tahun 2015 Pemeriksaan
EID dilakukan sebanyak maksimum 2x, yaitu pada:
- Pemeriksaan pertama usia 6 minggu.
- Pemeriksaan kedua:
o 1 bulan setelah pemeriksaan pertama bila hasil EID Pertama Positif.
o 6 bulan setelah pemeriksaan pertama bila hasil EID Pertama Negatif dan tidak
menerima ASI.
o 6 – 8 minggu setelah berhenti ASI bila hasil EID Pertama Negatif.
Pada Kategori Monitoring:
Pemeriksaan CD4 : ditulis pemeriksaan yang ke berapa misal CD4 pertama, CD4
kedua dst.
Pemeriksaan RNA HIV (Viral load) dibagi menjadi kategori a sampai f.
a) Viral load Pertama : yaitu Tes VL yang dilakukan pada 0 bulan.
b) Monitoring ART 6 bulan: yaitu Tes VL yang dilakukan untuk tujuan monitoring
pengobatan setelah minum obat selama 6 bulan atau menurut kesepakatan klinisi.
c) Monitoring ART 12 bulan: yaitu Tes VL yang dilakukan untuk tujuan monitoring
pengobatan setelah minum obat selama 12 bulan atau menurut kesepakatan klinisi.
d) Monitoring ART tahun ke …: yaitu Tes VL yang dilakukan setelah pasien menjalani
Tes VL monitoring ART 12 bulan, diiisi pada tahun ke berapa diperiksa untuk
monitoring.
*Gagal Virologis: berdasarkan Permenkes No 87 tahun 2014 ditegakkan melalui 2 kali
tes Viral load dengan hasil > 1.000 copy/ml.
40
e) Gagal Virologis pertama: diisi untuk pasien yang dirujuk dengan indikasi kegagalan
virologis sebagai tes yang pertama.
f) Gagal Virologis kedua/konfirmasi: diisi bila pasien sudah memiliki hasil tes gagal
virologis pertama dan akan mengkonfirmasi status dengan pemeriksaan kedua.
• HASIL PEMERIKSAAN: Diisi sesuai dengan jenis dan hasil pemeriksaan yang dilakukan
o HIV: tuliskan nama reagen dan hasilnya Non Reaktif atau Reaktif.
o DNA HIV (EID): tuliskan hasilnya HIV 1 Detected atau Undetected.
o CD4: ditulis hasilnya sesuai hasil pembacaan alat.
o HIV RNA (Viral load): ditulis hasilnya copy/ml atau log/ml.
41
Lampiran 3. Format Informasi untuk Fasyankes Perujuk
Nama Fasyankes:
Kontak dr PDP : Nama & HP
Contact Petugas Lab :
Contact Petugas RR :
Alamat :
Email :
Jam operasional layanan PDP :
Jam Operasional layanan Lab :
Situasi dan Kebutuhan Pemeriksaan
Jumlah total ODHA on ARV di Fasyankes
Jumlah ODHA on ARV yang masih aktif 1 tahun
Jumlah total ODHA on ARV yang belum diperiksa VL
Jumlah ODHA on ARV yang akan monitoring VL setelah 1 tahun
Jumlah ODHA on ARV yang gagal virologis
Rekomendasi Hari untuk pooling pasien : Senin /Selasa/Rabu/Kamis Mis : Rabu
No Misal : Rabu minggu 1 tgl 1 Rabu II tgl 8 Rabu III tgl 15 Rabu IV tgl 22
Nama Fasyankes:
Contact Dokter Penanggung Jawab Laboratorium:
Contact Petugas Laboratorium Pelaksana:
Alamat:
Email:
Jam operasional layanan Laboratorium:
Alat yang dimiliki:
Sumber Alat:
Kapasitas Load Pemeriksaan VL per bulan:
Pilihlah dua pilihan hari dalam 1 minggu dimana Laboratorium Anda dapat
maksimal melakukan pemeriksaan HIV molekular:
Senin/Selasa/Rabu/Kamis/Jumat/Sabtu
42
Lampiran 5. Rekapitulasi Matriks Penjadwalan
43
Lampiran 6. Mekanisme Transportasi Spesimen untuk Pemeriksaan Viral Load HIV
44
Lampiran 7. Input Viraload di Aplikasi Rekap Kohort
Lampiran 8. Form Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan VL HIV per Bulan untuk Klaim/Reimbursement
45
Lampiran 9. Kartu Pemantau Suhu Ruangan
Pagi Sore
Tgl TTD TTD
Jam Suhu Jam Suhu
26/3/2017 07.30 27OC xxx 16.30 23OC xxx
46
Lampiran 10. Contoh Surat Permintaan Reagen
Contoh Surat Permintaan Reagen Cartridge HIV 1 Quant Assays (Viral Load)
...................................... 2016
Nomor : ...........
Sifat : Penting Kepada Yth.
Lampiran : Laporan Pemakaian Reagen Bulan Mei Penanggung Jawab Program Logistik
2 lembar Laboratorium HIV
Hal : Permintaan cartridge Xpert Viral Load & BHP Subdit AIDS &PMS/ Dinkes
Provinsi/Kab/Kota)*
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan telah menipisnya stok persediaan reagen HIV di tempat kami
untuk....................................................di Provinsi/Kabupaten/Kota/RS/PKM/FASYANKES
...................... maka dengan ini kami mengajukan permintaan reagen dan BHP, Adapun rinciannya
sebagai berikut :
No Nama barang Satuan Jumlah yang diminta
1 Xpert HIV 1 Viral Load 1 test Misal: 100
Cartridge
2. Tabung EDTA 5 ml 1 pack @100 pcs Sesuaikan dg sampel yg akan
diambil (100)
3. Transfer pipet plastic 1 pcs Sesuaikan dg sampel yg akan
diambil (100)
4. Tabung transfer specimen 1 pcs Sesuaikan dg sampel yg akan
(tabung plastic kering) diambil (100)
5. Alcohol swab 1 box@100 pcs Sesuaikan dg sampel yg akan
diambil (100)
6. Vacutainer needle (bila 1 box@100 pcs Sesuaikan dg sampel yg akan
ingin menggunakan diambil (100)
vacutainer)
7. Sarung Tangan bebas 1 box@100 pcs Sesuaikan (2 box)
bedak
Demikian permohonan ini kami sampaikan,Aatas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
Nama Jelas
NIP/Jabatan & Instansi
Tembusan :
1. .....................................................
47
Lampiran 11. Berita Acara Serah Terima Barang
Pada hari ..... Tanggal ........Bulan ......Tahun......... dan berdasarkan surat permintaan dari
Penanggung Jawab Program HIV Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/FASYANKES
.............................................................
Nomor : ................................................. Tanggal : ...................................
Nama : ........................................................................................................
NIP : ........................................................................................................
Jabatan : ........................................................................................................
Alamat : ........................................................................................................
Disebut sebagai Pihak Kedua
Pihak pertama menyerahkan Reagen Xpert Viral Load kepada Pihak Kedua yang bersumber dari
Program Dana APBN/APBD/Sumber Dana Lainnya (sebutkan)................................ , Pihak Kedua
menerima reagen Xpert Viral Load dengan rincian sebagai berikut :
........................ ..........................
NIP. NIP.
Tembusan
.........................>.........nomor...........................................
48
Lampiran 12. Contoh pencatatan pada kartu stok
Keterangan Petunjuk Pengisian Kartu Stok Pencatatan Order, Penerimaan dan Pengeluaran
Barang:
No kartu: Isilah sesuai dengan urutan nomor di tempat Anda.
Nama barang: di isi sesuai dengan nama merek yang ada di kemasan.
Kemasan: Isilah bentuk kemasan (Box, Botol, Plastik, dan sebagainya).
Isi Satuan: tuliskan satuan/ukuran dalam kemasan (Tes, Strip, ml, dan sebagainya).
Tanggal: isilah setiap ada Penerimaan atau pengeluaran.
Asal: tuliskan siapa pengirim barang atau darimana asal barang yang diterima.
Jumlah diterima: isi bila ada penerimaan barang dan tuliskan berapa jumlahnya.
Jumlah dikeluarkan: isi bila ada pengeluaran barang dan tuliskan berapa jumlahnya.
Sisa Stok (jumlah): hitung total jumlah semua stok yang ada/tersisa.
Sisa Stok (remarks): tulislah Lot No dan masa kadaluwarsa dari stok yang masih
ada/tersisa.
49
Lampiran 13. Laporan Triwulan Alat dan Bahan
50