tersebut terhadap penaksiran laba dan arus kas masa mendatang serta resiko
direncanakan dan juga penting untuk joint ventures atau pengadaan modal atau
listing trading saham pada bursa saham asing. Semakin lama semakin banyak
melihat laba dan informasi keuangan yang lain dari perspektif yurisdiksi
akuntansi.
masing-masing
dipilih.
dibahas di sini adalah : AS, Uni Eropa (UE) (yang meliputi Inggris, Belanda,
AS, Swiss, Brasil, Cina, dan Jepang. Tetapi di Negara-negara Uni Eropa ada
dimodifikasi dengan revaluasi (penilaian ulang) terhadap nilai pasar atau cost
pengganti, terutama dalam kasus tanah dan bangunan atau dalam kasus pabrik
dan kelengkapan.
Jermanik (yaitu : Jerman, Austria, Swiss, dan Israel), cost penelitian dan
fleksibel.
Perlakuan benefit pensiun biasanya didasarkan pada benefit accrual atau
ukuran laba akuntansi di Perancis, Jerman, Brasil, dan Swiss sangat dipegaruhi
oleh pilihan antara kurs rerata atau kurs penutupan. Nampaknya secara umum
terdapat fleksibilitas, dimana baik kurs actual maupun kurs rerata diijinkan.
dalam sebuah studi empiris oleh Grey (1980 dalam Radebaugh dkk., 2006)
lebih konservatif atau dinyatakan lebih rendah (under stated) di Prancis dan
Jepang dibanding dengan Inggris. Sementara itu terlihat bahwa tida ada
yang lebih baru, Weetman dan Grey (1991) menguji dampak diversitas
akuntansi terhadap laba yang dilakukan di Belanda, Swedia dan Inggris. Hasil
konservatif, tetapi yang lebih ekstrim adalah Inggris, sementara Swedia lebih
3.2 Jepang
laba Jepang tahun 1990 secara rerata, dinyatakan terlalu rendah sebesar 33,9 %
ratio, yaitu rasio antara harga saham dengan laba) Jepang adalah 12,51 dan
bukan 34,30 seperti yang dilaporkan oleh Morgan Stanley Capital International
tetapi masih lebih besar dibandingkan laba perusahaan tersebut jika dihitung
ukur (yardistik) dengan indeks 100, maka indeks beberapa Negara adalah: 125
Jerman, 85 untuk Spanyol dan 65 untuk Jepang (Radebugh 2006). Dari Negara-
Penelitian mengenai hal ini masih terbatas sehingga belum dapat diambil
saham bereaksi terhadap laba yang didasarkan pada PABU asing. Penelitian
yang dilakukan kemudian oleh Pope dan Rees (1992, dalam Redebugh dkk,
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Amir, Harris dan Venuti (1993,
berikutnya yang dilakukan oleh Rees (1995 dan 1996, dalam Radebugh dkk
2006), Barth dan Clinch (1996, dalam Redebugh dkk 2006), serta Fulkerson
dam Meek (1998, dalam Radebugh dkk, 2006) memberikan hasil yang kurang
jelas.
sehingga harga saham juga lebih tinggi. Prinsip-prinsip akuntansi yang ada
relative fleksible, profesi akuntansi relative independen terhadap pemerintah,
Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa (UE), telah tertarik kepada upaya
dipasar saham dan penarikan dana lintas Negara. Upaya ini dilaksanakan
dengan bekerjasama dengan IOSCO dan selesai tahun1998. Bulan Mei 2000,
2011.
masa lalu, dan memprediksi kinerja masa mendatang. Analisis rasio dan
analisis arus kas merupakan alat yang penting dalam analisis keuangan.
terhadap sebuah patok duga (benchmark) tertentu. (Choi dan Meek, 2008).
Analisis arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan
informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar sebuah perusahaan
lintas Negara dalam profitabilitas, daya ungkit (leverage), dan jumlah serta
rasio-rasio laporan keuangan yang lain yang dihasilkan baik dari faktor-
Laporan arus kas yang sangat rinci diisyaratkan di dalam PABU AS,