“EFEK STROOP”
Disusun Oleh :
Email : riaastiwi98@gmail.com
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2019
Tinjau Pustaka
Efek Stroop
Efek Stroop adalah salah satu fenomena paling dikenal di semua ilmu kognitif. Dalam
psikologi, efek Stroop adalah demonstrasi gangguan kognitif di mana keterlambatan waktu
reaksi suatu tugas terjadi karena ketidakcocokan dalam rangsangan. Efeknya telah digunakan
untuk membuat tes psikologis (uji Stroop) yang banyak digunakan dalam praktik klinis dan
penyelidikan.
Efek Stroop pertama kali diterbitkan serta dijelaskan oleh J. Ridley Stroop pada tahun 1935.
Efek Stroop merupakan proses demonstrasi dalam memperhatikan reaksi serta waktu dari suatu
percobaan (Kantowitz, 2009;190). Proses yang terjadi dalam demonstrasi tersebut seperti, bila
nama warna misalnya merah, biru, atau hijau dicetak dengan warna yang berbeda, dan tidak
melambangkan warna. Warna merah dicetak dengan warna biru, warna biru dicetak hijau.
Penamaan warna yang telah dicetak dengan warna yang tidak sama dengan sebelumnya
memberikan waktu lebih lama dan rentan mendapatkan kesalahan dalam penyebutan. Efek
1. Kecepatan pengolahan teori, gangguan terjadi karena kata-kata yang dibaca lebih
2. Sementara rangsangan kongruen yang ditampilkan adalah warna dengan teks yang
3. Rangsangan inkongruen yang ditampilkan dengan teks dan warna berbeda, misalnya
Stroop effect adalah observasi bahwa orang memberikan perhatian lebih pada nama stimulus
warna ketika digunakan dalam mencetak sebagai kata yang tidak kongruen daripada ketika itu
ditunjukkan dalam warna yang jelas dengan bentuk persegi. Orang kesulitan menyebutkan “biru”
ketika tinta biru digunakan pada kata merah. Tugas stroop mengaktifkan dua jalan pada satu
waktu. Jalan pertma diaktifkan dengan tugas memberi nama tinta warna, dan jalan lain diaktifkan
dengan tugas membaca kata. Gangguan terjadi jika dua jalan tadi bersaing actif secara serempak
Salah satu yang mempengaruhi cepat lambatnya seseorang dalam melakukan penyebutan
adalah kondisi emosi yang ada. Salah satu temuan yang paling kuat dalam penelitian kognitif,
terkait dalam hal kecemasan. Gangguan cemas menjadikan individu lebih lambat untuk
menyebutkan warna atau nama ancaman yang berhubungan dengan kata-kata dari kata-kata
dengan arti yang relative netral pada tugas Stroop emosional. Stroop emosional efek inferensi
umumnya dipandang sebagai indicator bias attentional untuk mengancam informasi yang
mungkin memainkan peran sentral dalam menjaga gangguan kecemasan berbagai dan mungkin
Stroop (Berkovits & Algom, 2000) mengemukakan bahwa konsentrasi individu untuk
memusatkan perhatian pada satu objek akan terganggu ketika dihadapkan pada beberapa
stimulus. Sternberg (2008) mengemukakan bahwa efek stroop memperlihatkan kesulitan
psikologis dalam melakukan pemfokusan selektif ketika dihadapkan pada dua stimulus. Egeth
dan Lamy (2003) mengemukakan bahwa banyak stimulus yang dapat ditangkap oleh indera,
namun tidak semua fokus dapat tertuju pada semua stimulus. Salah satu jenis perhatian adalah
perhatian yang terfokus pada satu stimulus sehingga membutuhkan pengolahan yang lebih besar
terhadap stimulus yang difokuskan tersebut dibanding dengan stimulus-stimulus yang lain. Egeth
dan Lamy (2003) mengemukakan bahwa individu hanya dapat fokus pada satu stimulus dari
Stroop Test
Tingkat konsentrasi seseorang dapat diukur dengan menggunakan uji stroop (Stroop Test).
Uji stroop memanfaatkan operasi primitif kognisi, menawarkan petunjuk untuk proses dasar
konsentrasi (MacLeod, 1991). Stroop test sangat terkenal karena memiliki pengaruh yang besar
Stroop test merupakan suatu tugas kognitif yang pertama kali diciptakan oleh James R Stroop
pada tahun 1935. Secara umum, orang akan merespon (menyebutkan warna tinta yang
digunakan) lebih cepat bagian A daripada bagian B karena warna tinta yang digunakan pada
bagian B tidak sama dengan nama kata yang tertulis sehingga membutuhkan fokus perhatian
yang optimal. 12 Stroop test ini juga digunakan dalam psikologi klinis yang disebut dengan The
Emotional Stroop Task, dimana orang diminta untuk menyebutkan warna tinta pada kata yang
berkaitan dengan kemungkinan gangguan psikologis (Federica, 2017). Tujuan utama dari stroop
test adalah membaca warna dasar dari kata yang tertera dan bukan menyebutkan kata yang
tertera, contohnya ketika ada tulisan hijau dengan warna kata merah maka seharusnya yang
terucap adalah kata merah. Kata yang tercetak dan warna kata yang berbeda dapat menimbulkan
suatu stimulus yang kompleks dan merupakan suatu kesulitan tersendiri. Fenomena tersebut bisa
terjadi karena kita terbiasa untuk mengucapkan apa yang kita lihat secara spontan sehingga
ketika kita diminta menyebutkan warna dasar dari kata yang muncul, hasil yang keluar adalah
kita menyebutkan kata yang kita baca dan bukan warna dasar dari kata tersebut. (Matlin, 2009).
Stroop (Wühr & Waszak, 2003:983) menjelaskan bahwa Stroop task yang sangat diketahui,
para peneliti mencoba mencari tahu tentang peran seleksi input. Efek Stroop mengharuskan
menamai warna tinta yang dicetak pada sebuah kata. Manipulasi yang diberikan dapat
memengaruhi hubungan dan kesesuaian warna dan makna pada kata. Makna kata dapat
congruent (misalnya, kata bertuliskan MERAH dengan tinta kata yang berwarna merah), netral
(seperti, sebuah kata bertuliskan XXX dengan tinta kata yang berwarna merah), dan terakhir
adalah incongruent (contoh, kata BIRU dengan tinta katanya berwarna merah).
Selain itu, Dyer dan MacLeod (Wühr & Waszak, 2003:983) memaparkan bahwa efek Stroop
tidak hanya tampak saat warna tinta dan bentuk katanya saling berintegrasi, melainkan juga
muncul saat warna dan bentuk tersebut saling terpisah secara spasial.
pengaruh sehingga psikologis individu mengalami kesulitan dalam pemusatan atensi secara
selektif pada warna tinta dan secara tidak langsung individu berusaha mengabaikan kata-kata
yang telah dicetak dengan tinta warna tersebut. Efek Stroop terasa begitu sulit bagi beberapa
individu khususnya bagi orang dewasa disebabkan karena membaca bagi orang dewasa adalah
proses yang otomatis. Membaca tidak lagi dapat diatur pada alam bawah sadar.
MacLeod (Wühr & Waszak, 2003:983) menjelaskan bahwa stimulus-stimulus yang saling
congruent dapat memberikan kemudahan menyebutkan kata pada peserta sehingga waktu respon
yang diperlukan sangat singkat dibandingan dengan stimulus netral yang diberikan. Sedangkan,
stimulus yang saling incongruent menghasilkan gangguan. Oleh karena itu waktu respon yang
Metode yang sering digunakan pada praktik lapangan adalah menggunakan kata dan warna
yang berbeda, karena metode tersebut dirasa mudah dan dapat dipahami maksud dari tes
tersebut. Pemeriksa perlu menyediakan satu sampai dua kertas yang dapat memuat 12 kata
dengan ukuran yang sama tetapi dengan warna yang berbeda. Jurnal yang lain juga menyebutkan
bahwa kata yang ditampilkan tidak selalu kata baku, pemeriksa juga dapat menggunakan deretan
huruf seperti xxx dan diberikan warna yang sama. Dalam satu kali tes, pemeriksa dapat
melakukan pengulangan hingga 5 kali pengulangan dan dilakukan evaluasi di akhir (MacLeod,
2015). .Penilaian hasil dari stroop test bisa didasarkan dari seberapa cepat sampel menyelesaikan
stroop test, dikatakan normal apabila rerata waktu untuk 13 menyelesaikan ≤ 30 detik (Brugnolo
et al, 2015). Jumlah kata pada stroop test kali ini berjumlah 120 kata yang terdiri atas 60 kata
kategori word (dibaca hurufnya), 30 kata kategori color (dibaca warna dari suatu kata), dan 30
kata kategori color word (dibaca warna, tetapi kata yang tertera dengan warna yang sebenarnya).
Waktu untuk penyelesaian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktifitas fisik (Zimmermann,
2015).
Referensi :
Sujamto, V. O., Ambarwati, E., & Saktini, F. (2017). PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME
TIPE ENDLESS RUNNING TERHADAP ATENSI. JURNAL KEDOKTERAN
DIPONEGORO, 6(2), 1331-1340.
MacLeod, C. M. (2014). The stroop effect. Encyclopedia of color science and technology, 1-6.
Dimas, R. L., & Atmaji, C. (2018). Analisis Perbedaan Pola Sinyal EEG Berdasarkan Jenis
Kelamin Yang Berbeda Saat Numerical Stroop Task. IJEIS (Indonesian Journal of Electronics
and Instrumentation Systems), 8(1), 107-118.
http://e-journal.uajy.ac.id/15474/1/TI01.15.894.pdf. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2019.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64122/Chapter%20II.pdf?sequence=4&is
Allowed=y. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2019.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Draft_Psikologi_Kognitif_Pertem
uan_1-14.pdf. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2019.
https://www.scribd.com/document/290869838/Efek-Stroop. Uploaded by Saniya yusniar on
Nov 23, 2015. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2019
https://en.wikipedia.org › wiki › Stroop_effect. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2019.