Anda di halaman 1dari 45

BISEKTOR TEGAK LURUS, BISEKTOR SUDUT, MASALAH KONSTRUKSI, DAN

METODE LOCI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geometri


yang dibina oleh Bapak Tjang Daniel Chandra, M.Si. Ph.D.

Oleh :

1. Amalia Silwana (200311858019)


2. Iffanna Fitrotul Aaidati (200311858004)
3. Muhammad Fakhri (200311867317)
4. Nur Adnan Afif Saleh (200311858009)

Offering : B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
OKTOBER 2020

1.5 Bisektor Tegak Lurus dan Bisektor Sudut


Dua garis yang saling berpotongan dan membentuk sudut siku-siku dikatakan saling tegak
lurus sebagaimana yang dijelaskan juga dalam Lewis (1964) sebagai berikut.
Definisi garis-garis saling tegak lurus
‘Garis-garis yang saling tegak lurus adalah dua garis yang saling berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku’.
Bisektor siku-siku atau bisektor tegak lurus dari suatu segmen garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 adalah garis yang tegak
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
lurus dengan 𝐴𝐵 yang melalui titik tengah segmen garis 𝐴𝐵, yaitu 𝑀.

Bisektor tegak lurus

Teorema 1.5.1 Karakterisasi/Pencirian Bisektor Tegak Lurus


̅̅̅̅ terdiri atas
Diketahui titik 𝐴 dan 𝐵 adalah titik yang berbeda, bisektor tegak lurus dari 𝐴𝐵
semua titik 𝑃 yang berjarak sama dari 𝐴 dan 𝐵.
Bukti:
𝑑

No Pernyataan Alasan
1 𝑑 adalah bisektor tegak lurus atau Diketahui
̅̅̅̅
bisektor siku-siku dari 𝐴𝐵
2 Misal 𝑃 adalah suatu titik pada bisektor Diketahui
tegak lurus atau bisektor siku-siku
3 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑀
𝑃𝑀 ̅̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ∠PMA = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut dengan
besar sudut 90°
5 ∠PMB = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut dengan
besar sudut 90°
6 ∠PMA ≡ ∠PMB (Sd) Teorema kekongruenan segitiga siku-
siku
Jika terdapat dua sudut siku-siku, maka
keduanya kongruen.
7 ̅̅̅̅
Titik 𝑀 adalah titik tengah dari 𝐴𝐵 Defenisi bisektor garis
Bisektor dari suatu segmen garis adalah
suatu garis yang memotong segmen garis
di titik tengah dari segmen garis tersebut.
8 ̅̅̅̅̅ = 𝑀𝐵
𝑀𝐴 ̅̅̅̅̅ Definisi titik tengah dari segmen garis
Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang yang
sama.
9 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑀𝐵
𝑀𝐴 ̅̅̅̅̅ (S) Reverse definisi segmen garis kongruen
Segmen garis kongruen adalah segmen
garis yang memiliki pnjang yang sama.
10 ΔPMA ≡ ΔPMB (S.Sd.S) Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada segitiga
kedua.
11 ̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen

Convers dari Teorema 1.5.1 Karakterisasi/Pencirian Bisektor Tegak Lurus


Semua titik yang berjarak sama dengan titik-titik ujung suatu segmen garis, maka titik tersebut
terletak pada bisektor tegak lurus dari segmen garis.
Bukti :
𝑑

No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑃 adalah suatu titik sedemikian Diketahui
hingga ̅̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 (S)
2 Misalkan 𝑀 adalah titik tengah dari 𝐴𝐵 Definisi titik tengah dari segmen garis
sehingga ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
𝑀𝐴 ≡ 𝑀𝐵 (S) Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang
yang sama.
3 Misalkan 𝑑 adalah garis yang melalui Axiom garis
titik 𝑃 dan 𝑀 Terdapat satu dan hanya satu garis yang
melalui dua titik
4 𝑑 adalah bisektor segmen garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Reverse dari defenisi bisektor segmen
garis
Bisektor dari suatu segmen garis adalah
suatu garis yang memotong segmen garis
di titik tengah dari segmen garis tersebut.
5 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑀
𝑃𝑀 ̅̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ΔPMA ≡ ΔPMB (S.S.S) Teorema kekongruenan S.S.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika ketiga sisi salah satu segitiga
kongruen dengan ketiga sisi yang
bersesuaian pada segitiga lainnya.
7 ∠PMA ≡ ∠PMB Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
8 𝑚∠PMA = 𝑚∠PMB Definisi sudut kongruen
Sudut-sudut kongruen adalah sudut yang
memiliki ukuran atau besar yang sama.
9 ∠PMA dan ∠PMB saling berpelurus Definisi sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah sebesar sudut pada garis lurus.
10 𝑚∠PMA + 𝑚∠PMB = 180° Definisi besar sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah 180°
11 𝑚∠PMA + 𝑚∠PMA = 180° Axiom substitusi
2 × 𝑚∠PMA = 180° Jika dua bilangan adalah sama, substitusi
dari salah satu untuk yang lainnya
diperbolehkan.
12 𝑚∠PMA = 90° Axiom pembagian
𝑎 𝑏
Jika 𝑎 = 𝑏 dan 𝑐 = 𝑑 maka = dengan
𝑐 𝑑
𝑐, 𝑑 ≠ 0
13 ∠PMA adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang
besarnya adalah 90°.
14 𝑚∠PMB = 90° Axiom substitusi
Jika dua bilangan adalah sama, substitusi
dari salah satu untuk yang lainnya
diperbolehkan.
15 ∠PMB adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang
besarnya adalah 90°.
16 𝑑 adalah bisektor siku-siku atau bisektor Reverse definisi garis tegak lurus
tegak lurus dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 sehingga titik 𝑃 berada Garis-garis saling tegak lurus jika dua
pada bisektor siku-siku atau bisektor tegak garis tersebut saling berpotongan dan
lurus dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 membentuk sudut siku-siku.

Teorema Dua Titik Pada Bisektor Tegak Lurus dalam Lewis (1964)
Jika terdapat dua titik yang masing-masing berjarak sama dari titik ujung segmen garis, maka
garis yang menghubungkan kedua titik tersebut adalah bisektor tegak lurus dari segmen garis.

Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 ̅̅̅̅ ≡ 𝑄𝐵
𝑄𝐴 ̅̅̅̅ (S) Diketahui
2 ̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ 𝑃𝐵̅̅̅̅ (S) Diketahui
3 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝑄 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ΔQPA ≡ ΔQPB (S.S.S) Teorema kekongruenan S.S.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika ketiga sisi salah satu segitiga
kongruen dengan ketiga sisi yang
bersesuaian pada segitiga lainnya.
5 ∠PQB ≡ ∠PQA (Sd) Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
6 ̅̅̅̅
𝑄𝑅 ≡ ̅̅̅̅
𝑄𝑅 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
7 ΔQRB ≡ ΔQRA (S.Sd.S) Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada segitiga
kedua.
8 ̅̅̅̅
𝐴𝑅 ≡ ̅̅̅̅
𝐵𝑅 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
9 ̅̅̅̅ = 𝑚𝐵𝑅
𝑚𝐴𝑅 ̅̅̅̅ Definisi kekongruenan segmen garis
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen-segmen garis yang
memiliki panjang yang sama.
10 Titik 𝑅 adalah titik tengah dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Reverse definisi titik tengah dari
segmen garis
Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang yang
sama.
11 ⃡𝑃𝑄 adalah bisektor 𝐴𝐵
̅̅̅̅ Reverse definisi bisektor garis
Bisektor dari segmen garis adalah suatu
garis yang memotong segmen garis pada
titik tengah dari segmen garis.
12 ∠QRA ≡ ∠QRB Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
13 ∠QRA dan ∠QRB adalah sudut yang Reverse definisi sudut berdampingan
berdampingan Sudut berdampingan, ∠ABC dan ∠DBC
adalah dua sudut yang memiliki titik sudut
yang sama yaitu 𝐵 dan sisi sudut yang
sama yaitu 𝐵𝐶 di antara 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐷
14 ⃡𝑃𝑄 ⊥ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Teorema ketegaklurusan
Jika dua garis saling berpotongan dan
membentuk dua sudut berdampingan yang
kongruen, maka garis-garis tersebut saling
tegak lurus.

Bisektor Sudut
Diketahui suatu sudut non refleks ∠ABC, sinar 𝐵𝐷 sedemikian hingga ∠ABD = ∠CBD disebut
bisektor sudut dari ∠ABC

Definisi Bisektor Sudut dalam Lewis (1964)


Bisektor sudut adalah suatu sinar yang titik ujungnya merupakan titik sudut dari sudut tersebut
dan membentuk dua sudut dengan besar yang sama dengan sisi/lengan sudut.
Jarak antara titik dan garis
Diketahui sebuah garis 𝑙, titik 𝑃 tidak terletak di garis 𝑙. Jarak antara 𝑷 dengan 𝒍, dinotasikan
dengan 𝒅(𝑷, 𝒍) adalah panjang dari segmen 𝑃𝑄 dimana 𝑄 adalah ujung dari segmen garis yang
tegak lurus dari 𝑃 ke 𝑙.

Teorema 1.5.6 Karakterisasi/Pencirian Bisektor Sudut


Bisektor sudut dari suatu sudut nonrefleks terdiri dari seluruh titik di dalam sudut yang
memiliki jarak yang sama dengan lengan atau sisi sudut.
Bukti:

No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑑 adalah bisektor ∠ABC Diketahui
2 Misalkan 𝑃 adalah titik pada bisektor Diketahui
∠ABC
3 Misalkan 𝑄 adalah titik pada 𝐵𝐴 dan 𝑅 Definisi sinar garis
adalah titik pada 𝐵𝐶 Sinar adalah sekumpulan titik-titik yang
terdiri atas gabungan dari titik tetap dari
suatu garis dan semua titik pada garis
tersebut di sisi yang sama dari titik tetap.
4 Misalkan 𝑄 dan 𝑅 adalah ujung dari garis Axiom garis
tegak lurus dari 𝑃 ke 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶 Terdapat satu dan hanya satu garis yang
sehingga ̅̅̅̅
𝑃𝑄 adalah garis yang melalui dua titik.
menguhubungkan titik 𝑃 dan 𝑄 dan tegak
̅̅̅̅ adalah garis yang
lurus 𝐵𝐴, dan 𝑃𝑅
menguhubungkan titik 𝑃 dan 𝑅 dan tegak
lurus 𝐵𝐶 .
5 ∠PQB dan ∠PRB adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
6 ∠PQB ≡ ∠PRB (A) Teorema sudut siku-siku
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
maka keduanya kongruen.
7 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 ≡ 𝑃𝐵 ̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
8 𝑚∠PBQ = 𝑚∠PBR Definisi bisektor Sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
9 ∠PBQ ≡ ∠PBR (A) Reverse definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
10 ΔPQB ≡ ΔPRB Teorema 1.4.1 Kekongruenan S.A.A
Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua
sudut dan satu sisi dari segitiga pertama
kongruen dengan dua sudut dan satu sisi
yang bersesuaian dengan segitiga yang
kedua.
11 ̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑅
𝑃𝑄 ̅̅̅̅ Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
12 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑚𝑃𝑄 = 𝑚𝑃𝑅 sehingga 𝑃 memiliki jarak Definisi kekongruenan segmen garis
yang sama dari 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen garis yang memiliki
panjang yang sama.

Convers dari Teorema 1.5.6 Karakterisasi/Pencirian Bisektor Sudur


Semua titik yang terletak di dalam sudut nonrefleks dan berjarak sama dengan lengan atau sisi
sudut nonrefleks, maka titik tersebut terletak pada bisektor sudut nonrefleks tersebut.
Bukti:

No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑃 adalah suatu titik di dalam Diketahui
∠ABC yang memiliki jarak yang sama
dari 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶 sehingga 𝑚𝑃𝑄 ̅̅̅̅ = 𝑚𝑃𝑅
̅̅̅̅
2 Misalkan 𝑄 dan 𝑅 adalah ujung garis Diketahui
tegak lurus dari 𝑃 ke 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶
sehingga ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ⊥ 𝐵𝐴 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑅 ⊥ 𝐵𝐶
2 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ≡ 𝑃𝑅̅̅̅̅ Reverse definisi kekongruenan garis
Segmen-segmen garis kongruen adalah
segmen garis yang memiliki panjang
yang sama.
3 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ΔPQB ≡ ΔPRB Corollary 1.4.3 (Kekongruenan HSR)
Jika sisi miring dan salah satu sisi pada
segitiga siku-siku pertama kongruen
dengan sisi miring dan sisi pada segitiga
siku-siku kedua, maka dua segitiga
tersebut kongruen.
5 ∠PBA ≡ ∠PBQ ≡ ∠PBR ≡ ∠PBC Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
6 𝑚∠PBA = 𝑚∠PBC Definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
7 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 adalah bisektor ∠ABC sehingga titik 𝑃 Reverse definisi bisektor sudut
terletak di bisektor ∠ABC Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.

Pembuktian Ketidaksamaan
Sebelum membahas masalah, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai rincian ketidaksamaan
yang kita gunakan pada pembuktian.
1. Ketidaksamaan segitiga (Axiom 1.2.5)
2. Ketidaksamaan sudut luar segitiga (Corollary 1.3.5)
3. Ketidaksamaan sudut-sisi (Teorema 1.2.9)
4. Ketidaksamaan Open Jaw (Teorema 1.5.7)
Ketidaksamaan Open Jaw akan dijelaskan pada teorema di bawah ini.
Teorema 1.5.7 Ketidaksamaan Open Jaw
Diketahui dua segitiga ΔABC dan ΔDEF dengan 𝐴𝐵 ≡ 𝐷𝐸 dan 𝐵𝐶 ≡ 𝐸𝐹 maka ∠ABC <
∠DEF jika dan hanya jika 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹 sebagaimana gambar berikut.

Bukti:

 Misalkan 𝑥 < 𝑦.
 Maka kita akan menggambar sudut 𝑥 di ΔDEF sehingga 𝐸𝐺 = 𝐴𝐵
 Titik 𝐺 dapat di dalam atau di luar segitiga. Pada pembuktian ini, kita asumsikan titik 𝐺 di
luar ΔDEF sebagaimana pada gambar.
 𝐴𝐵 ≡ 𝐺𝐸 (S)
∠ABC ≡ ∠GEF (Sd)
𝐵𝐶 ≡ 𝐸𝐹 (S)
Berdasarkan teorema kekongruenan S.Sd.S maka ΔABC ≡ ΔGEF
 Karena 𝐴𝐵 ≡ 𝐺𝐸. Berdasarkan reverse dari definisi segitiga sama kaki bahwa “segitiga
sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang kongruen” maka ΔEDG adalah
segitiga sama kaki sebagaimana pada gambar.
 Berdasarkan teorema segitiga sama kaki atau teorema 1.2.6 yaitu “pada sebuah segitiga
sama kaki, sudut yang berhadapan dengan sisi-sisi yang sama panjang adalah sama besar.
Maka, pada ΔEDG, 𝑚∠EDG = 𝑚∠EGD = s.
𝑠 < ∠DGF karena GE di dalam ∠G
𝑠 > ∠GDF karena 𝐷𝐹 di dalam ∠D
Maka ∠DGF > s > ∠GDF
 Maka berdasarkan ketidaksamaan sudut-sisi maka 𝐷𝐹 > 𝐺𝐹 = 𝐴𝐶

 Misalkan 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹 maka tepat satu dari di bawah ini yang benar, yaitu
𝑥=𝑦 atau 𝑥 > 𝑦 atau 𝑥 < 𝑦
(Ini disebut hukum trikotomi untuk sitem bilangan real)
 Jika 𝑥 = 𝑦 maka ΔABC ≡ ΔDEF. Berdasarkan teorema kekongruenan S.Sd.S, maka
kontradiksi dengan asumsi di awal yaitu 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹
 Jika 𝑥 > 𝑦, maka kontradiksi dengan bagian pertama dari teorama karena kita akan
mendapatkan 𝐴𝐶 > 𝐷𝐹.
 Jadi kita hanya memiliki satu kemungkinan terakhir yaitu 𝑥 < 𝑦.

1.6 Masalah Konstruksi


Ada banyak cara untuk menggambar sebuah garis lurus. Biasanya yang pertama
terlintas dalam pikiran adalah dengan cara meluncurkan pensil di sepanjang penggaris. Begitu
juga dengan seseorang yang berpikir untuk menggambar lingkaran ketika diberikan sebuah
kompas (jangka). Kebanyakan orang mengistilahkan kata Straightedge dan Compass sebagai
sebuah bentuk fisik, yaitu penggaris dan jangka. Namun, Straightedge dan Compass
merupakan suatu instrumen yang diidealkan terkait penggunaanya dalam geometri. Istilah
instrumen yang diidealkan yaitu dengan menggunakan Straightedge kita bisa menggambar
suatu garis lurus dengan panjang acak atau bebas. Begitu juga dengan menggunakan Compass
kita dapat menggambar sebuah lingkaran dengan radius berapapun. Meskipun demikian,
instrumen fisik yang paling dekat dan dianggap cukup benar dan ideal dengan Straightedge
dan Compass terkait penggunaannya dalam geometri adalah penggaris dan jangka. Akan tetapi,
perlu diketahui bahwa penggaris memiliki skala, sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur,
sedangkan Straightedge tidak memiliki skala dan tidak dapat digunakan sebagai alat ukur.
Dikarenakan istilah Straightedge dan Compass merupakan suatu instrumen yang
diidealkan dan memiliki bentuk yang tidak nyata atau abstrak. Maka dibuatlah sebuah aturan
penggunaan Straightedge dan Compass. Aturan tersebut mirip dengan penggunaan instrumen
fisik (penggaris dan jangka), sehingga memudahkan langkah konstruksi gambar dalam
geometri.
Straightedge Operations
Straightedge dapat digunakan untuk menggambar sebuah garis lurus yang melewati dua
titik.
Compass Operations
Compass dapat digunakan untuk menggambar sebuah busur atau lingkaran yang
berpusat pada titik tertentu dengan jarak sebagai jari-jari. (Jarak terbentuk dari dua titik).

Fakta Penting dalam Membenarkan Konstruksi


 Belah ketupat adalah jajaran genjang yang semua sisinya kongruen, seperti pada
gambar berikut

 Layang-layang adalah segiempat cembung dengan dua pasang kongruen sisi yang
berdekatan. Catatan bahwa diagonal saling berpotongan di bagian dalam layang-
layang. Seperti gambar berikut

 Anak panah adalah segiempat nonconvex (tidak cembung) dengan dua pasang sisi
kongruen yang berdekatan. Perhatikan bahwa diagonal berpotongan di bagian luar dari
anak panah. Seperti gambar berikut

Teorema Sisi-sisi yang berlawanan dari jajar genjang adalah kongruen


Diberikan jajar genjang ABCD

Akan ditunjukkan ̅̅̅̅


𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐵𝐶
̅̅̅̅ ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 𝐷𝐶
No Pernyataan Alasan
1 ABCD Diberikan
2 ↔ ∥ ↔ ,↔ ∥ ↔ Definisi jajar genjang
𝐴𝐷 𝐵𝐶 𝐴𝐵 𝐷𝐶
3 Buat AC sebagai garis yang Definisi segmen/ruas garis
melalui titik A dan C
4 AC garis transversal Akibat langkah 2 dan definisi
garis transfersal
5 ∠𝐷𝐴𝐶 ≅ ∠𝐵𝐶𝐴 Akibat langkah 4 dan definisi
sudut dalam bersebarangan
6 ̅̅̅̅ ≅ 𝐴𝐶
𝐴𝐶 ̅̅̅̅ Refleksif kongruensi segmen
7 ∠𝐷𝐶𝐴 ≅ ∠𝐵𝐴𝐶 Akibat langkah 4 dan definisi
sudut dalam bersebarangan
8 ∆𝐵𝐴𝐶 ≅ ∆𝐷𝐶𝐴 Akibat langka 5,6,7 dan
teorema s-sd-s
9 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐵𝐶 Akibat langkah 8 dan definisi
̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ 𝐷𝐶̅̅̅̅ kongruensi antar segitiga

Terbukti, bahwa sisi-sisi yang berlawanan dalam jajar genjang adalah kongruen
Teorema 1.6.1
1. Diagonal jajaran genjang membagi dua satu sama lain.
Pembuktian
Diberikan jajar genjang ABCD

Akan ditunjukkan ↔ membagi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅


𝐵𝐷 , ↔ membagi 𝐴𝐶
𝐴𝐶 𝐵𝐷
No Pernyataan Alasan
1 ABCD adalah jajar genjang diberikan
2 ↔ ∥↔ Definisi jajar genjang
𝐴𝐷 𝐵𝐶
3 Buat BD sebagai garis yang Definisi segmen/ruas garis
menghubungkan titik B dan D
4 BD garis transfersal Definisi garis transfersal
5 ∠𝐴𝐷𝐵 ≅ ∠𝐶𝐵𝐷 Akibat langkah 4 dan definisi
sudut dalam bersebarangan
6 Buat AC sebagai garis yang Definisi segmen/ruas garis
menghubungkan titik A dan C
7 AC garis transfersal Definisi garis transfersal
8 ∠𝐶𝐴𝐷 ≅ ∠𝐵𝐶𝐴 Akibat langkah 7 dan definisi
sudut dalam berseberangan
9 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐵𝐶 Teorema sisi berlawanan jajar
genjang adalah kongruen
10 E titik pada ̅̅̅̅
𝐴𝐶 𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅̅
𝐵𝐷 Teorema Penempatan titik
11 ∠𝐴𝐸𝐷 ≅ ∠𝐶𝐸𝐵 definisi sudut bertolak
belakang
12 ∆𝐴𝐸𝐷 ≅ ∆𝐶𝐸𝐵 Akibat langkah 5, 9, 11 dan
teorema kongruensi sd-s-sd
13 ̅̅̅̅
𝐵𝐸 ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐸 Akibat langkah 12 dan definisi
kongruensi antar segitiga
14 E titik tengah ̅̅̅̅
𝐵𝐷 Akibat langkah 13 dan definisi
titik tengah
15 ↔ membagi ̅̅̅̅
𝐵𝐷 Akibat langkah 14 dan definisi
𝐴𝐶
bisektor
16 ̅̅̅̅ ≅ 𝐶𝐸
𝐴𝐸 ̅̅̅̅ Akibat langkah 12 dan definisi
kongruensi antar segitiga
17 ̅̅̅̅
E titik tengah 𝐴𝐶 Akibat langkah 16 dan definisi
titik tengah
18 ̅̅̅̅
↔ membagi 𝐴𝐶 Akibat langkah 17 dan definisi
𝐵𝐷
bisektor

Terbukti bahwa diagonal jajar genjang membagi satu sama lain

2. Diagonal belah ketupat membagi satu sama lain pada sudut siku-siku.
Pembuktian

 Diberikan belah ketupat ABCD


 Dari definisi belah ketupat kita ketahui
𝐴𝐵 = 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 = 𝐷𝐶
 Akan ditunjukkan ∠𝐴𝑂𝐷 = ∠𝐶𝑂𝐷 = ∠𝐴𝑂𝐵 = ∠𝐶𝑂𝐵 = 90°

No Pernyataan Alasan
1 ABCD adalah belah ketupat Diberikan
2 Buat garis AC dari titik A dan C, Definisi segmen/ruas garis
buat garis BD dari titik B dan D
3 AC membagi BD dan BD definisi belah ketupat dan Teorema
membagi AC, sehingga O adalah 1.6.1.(1)
titik tengah AC dan BD
4 ̅̅̅̅
𝐴𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐶 dan ̅̅̅̅
𝐷𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐵 Akibat langkah 2 dan definisi bisektor
5 ̅̅̅̅
𝑂𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐷 Sisi yang sama/refleksif kongruensi
segmen
6 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 Definisi belah ketupat (semua sisi
kongruen)
7 ∆𝐴𝑂𝐷 ≅ ∆𝐶𝑂𝐷 Akibat langkah 3,4,5 dan teorema
kongruensi s-s-s
8 ∠𝐴𝑂𝐷 ≅ ∠𝐶𝑂𝐷 Definisi kongruensi antar segitiga
9 ∠𝐴𝑂𝐷 = ∠𝐶𝑂𝐷 Akibat langkah 6 dan definisi
kongruensi
10 ∠𝐴𝑂𝐷 + ∠𝐶𝑂𝐷 = 180° Postulat sudut bersuplemen
11 2∠𝐴𝑂𝐷 = 180° Akibat langkah 7 dan 8
12 ∠𝐴𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 9
13 ∠𝐶𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 7 dan 10
14 ̅̅̅̅
𝑂𝐵 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐵 Refleksif kongruensi segmen
15 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ 𝐵𝐶 Definsii belah ketupat
16 ∆𝐴𝑂𝐵 ≅ ∆𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 3,13,14 dan teorema
kongruensi s-s-s
17 ∠𝐴𝑂𝐵 ≅ ∠𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 15 dan definisi
kongruensi antar segitiga
18 ∠𝐴𝑂𝐵 + ∠𝐵𝑂𝐶 = 180° Postulat sudut suplemen
19 2∠𝐴𝑂𝐵 = 180° Akibat langkah 16,17
20 ∠𝐴𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 17, 18
21 ∠𝐶𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 16

𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 (sudut dikatakan siku-


siku jika dan hanya jika berukuran 90°

3. Garis diagonal (diperpanjang) layang-layang atau anak panah berpotongan pada sudut
siku-siku.
Pembuktian
a. Layang-layang
 Buat layang-layang ABCD

 Akan dibuktikan AC dan BD berpotongan pada sudut siku-siku


 Akan ditunjukkan ∠𝐴𝑂𝐷 = ∠𝐶𝑂𝐷 = ∠𝐴𝑂𝐵 = ∠𝐵𝑂𝐶 = 90°
No Pernyataan Alasan
1 ABCD adalah layang-layang Diberikan
2 Buat garis AC dari titik A dan Definisi segmen/ruas garis
C, buat garis BD dari titik B dan definisi garis
dan D, sehingga AC dan BD berpotongan
saling berpotongan di O
3 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Definisi layang-layang
4 ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ≅ 𝐴𝐶̅̅̅̅ Refleksif kongruensi
segmen
5 ̅̅̅̅
𝐶𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐵 Definisi layang-layang
6 ∆𝐴𝐷𝐶 ≅ ∆𝐴𝐵𝐶 Teorema kongruensi S-S-S
7 ∠𝐴 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐴 ∆𝐴𝐷𝐶 Akibat langkah 6 dan
∠𝐵 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐷 ∆𝐴𝐷𝐶 definisi kongruensi antar
∠𝐶 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐶 ∆𝐴𝐷𝐶 segitiga
Sehingga diperoleh
∠𝐵𝐴𝐶 ≅ ∠𝐷𝐴𝐶,
∠𝐴𝐷𝐶 ≅ ∠𝐴𝐵𝐶,
∠𝐴𝐶𝐷 ≅ ∠𝐴𝐶𝐵
8 ∠𝐷𝐴𝑂 ≅ ∠𝐵𝐴𝑂 Akibat langkah 6 dan 7
9 ̅̅̅̅
𝐴𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝑂 Refleksif kongruensi
segmen
10 ∆𝐴𝑂𝐷 ≅ ∆𝐴𝑂𝐵 Akibat langkah 3,8,9 dan
Teorema kongruensi S-Sd-S
11 ∠𝐴𝑂𝐷 ≅ ∠𝐴𝑂𝐵 Akibat langkah 10 dan
definisi kongruensi antar
segitiga
12 ∠𝐴𝑂𝐷 + ∠𝐴𝑂𝐵 = 180° Postulat sudut suplemen
13 2∠𝐴𝑂𝐷 = 180° Akibat langkah 11,12
14 ∠𝐴𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 13
15 ∠𝐴𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 11,14
16 ∠𝐷𝐶𝑂 ≅ ∠𝐵𝐶𝑂 Akibat langkah 6,7
17 ̅̅̅̅
𝐶𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝑂 Refleksif kongruensi
segmen
18 ∆𝐶𝑂𝐷 ≅ ∆𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 5, 16,17 dan
teorema kongruensi s-sd-sd
19 ∠𝐶𝑂𝐷 ≅ ∠𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 18 dan
definisi kongruensi antar
segitiga
20 ∠𝐶𝑂𝐷 + ∠𝐵𝑂𝐶 = 180° Postulat sudut suplemen
21 2∠𝐶𝑂𝐷 = 180° Akibat langkah 19,20
22 ∠𝐶𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 20,21
23 ∠𝐵𝑂𝐶 = 90° Akibat langkah 19,20
𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 (sudut dikatakan
siku-siku jika dan hanya jika berukuran 90°)
b. Anak Panah
Buat anak panah ABCD

 Akan dibuktikan perpanjangan AC dan BD berpotongan pada sudut siku-siku


 Akan ditunjukkan ∠𝐴𝑂𝐷 = ∠𝐴𝑂𝐵 = 90°
No Pernyataan Alasan
1 ABCD adalah anak panah Diberikan
2 Buat garis AC dari titik A dan Definisi segmen/ruas garis
C, buat garis BD dari titik B
dan D
3 Perpanjang garis AC/buat Definisi sinar garis dan garis
sinar garis AC sehingga berpotongan
memotong garis BD di O
4 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Definisi anak panah
5 ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ≅ ̅̅̅̅
𝐴𝐶 Refleksif kongruensi
segmen
6 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 ≅ 𝐶𝐵 Definisi anak panah
7 ∆𝐴𝐷𝐶 ≅ ∆𝐴𝐵𝐶 Teorema kongruensi S-S-S
8 ∠𝐴 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐴 ∆𝐴𝐷𝐶 Akibat langkah 7 dan
∠𝐵 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐷 ∆𝐴𝐷𝐶 definisi kongruensi antar
∠𝐶 ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∠𝐶 ∆𝐴𝐷𝐶 segitiga
Sehingga diperoleh
∠𝐵𝐴𝐶 ≅ ∠𝐷𝐴𝐶,
∠𝐴𝐷𝐶 ≅ ∠𝐴𝐵𝐶,
∠𝐴𝐶𝐷 ≅ ∠𝐴𝐶𝐵
9 ∠𝐷𝐴𝑂 ≅ ∠𝐵𝐴𝑂 Akibat langkah 7 dan 8
̅̅̅̅
10 𝐴𝑂 ≅ 𝐴𝑂 ̅̅̅̅ Refleksif kongruensi
segmen
11 ∆𝐴𝑂𝐷 ≅ ∆𝐴𝑂𝐵 Akibat langkah 4,7,8 dan
Teorema kongruensi S-Sd-S
12 ∠𝐴𝑂𝐷 ≅ ∠𝐴𝑂𝐵 Akibat langkah 11 dan
definisi kongruensi antar
segitiga
13 ∠𝐴𝑂𝐷 + ∠𝐴𝑂𝐵 = 180° Postulat sudut suplemen
14 2∠𝐴𝑂𝐷 = 180° Akibat langkah 12,13
15 ∠𝐴𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 14
16 ∠𝐴𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 12,14
𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 (sudut dikatakan siku-siku jika dan
hanya jika berukuran 90°)

Konstruksi Basis
Latihan 1.6.2 Mengonstruk segitiga yang diberikan dua sisi dan sudut
Penyelesaian:
1. Diketahui ruas garis a, ruas garis b, dan sudut 𝛼, a=AC
2. Buat ruas garis b yang memuat titik B dan C
3. Buat sudut 𝛼 pada titik C menggunakan busur derajat (atau bisa menggunakan
jangka, dengan cara buat busur dengan jarak pada jangka sebesar sudut 𝛼 hingga
memotong garis b. Titik perpotongan tersebut adalah O. Dengan pusat O, buat busur
dengan jarak yang sama seperti busur sebelumnya, sehingga mereka saling
berpotongan. Tarik garis dari C ke perpotongan dua busur (tarik garis hingga
melebihi perpotongan).
4. Gambar busur lingkaran dari titik B menggunakan jangka dengan jari-jari = panjang
garis BC, sehingga memotong kaki sudut C dan membentuk titik A. Kita tahu
bahwa AC = a
5. Tarik garis dari titik A dan titik B
6. Maka didapat ∆ 𝐴𝐵𝐶 dari dua garis a, b, dan sudut 𝛼

Gambar a. Menggunakan busur derajat Gambar b. Menggunakan jangka

Latihan 1.6.3 Mengonstruk segitiga yang diberikan dua sudut dan satu sisi
Penyelesaian:
1. Diketahui sudut 𝛼 , sudut 𝛽 , dan ruas garis a
2. Buat ruas garis a, dimana a=AB
3. Dengan pusat A, buat busur lingkaran dengan jarak sebesar sudut 𝛼 (ukur dengan
penggaris busur lingkaran), sehingga memotong ruas garis a.
4. Dengan pusat perpotongan busur sebelumnya dengan garis a, buat busur dengan
jarak sama dengan busur sebelumnya, sehingga antar kedua busur saling
berpotongan.
5. Tarik garis dari A ke perpotongan dua busur (panjangkan garis tersebut)
6. Dengan pusat B, buat busur lingkaran dengan jarak sebesar sudut 𝛽 (ukur dengan
penggaris busur lingkaran), sehingga memotong ruas garis a.
7. Dengan pusat perpotongan busur sebelumnya dengan garis a, buat busur dengan
jarak sama dengan busur sebelumnya, sehingga antar kedua busur saling
berpotongan.
8. Tarik garis dari B ke perpotongan dua busur, panjangkan garis tersebut, sehingga
memotong lengan sudut 𝛼
9. Titik perpotongan antara lengan sudut 𝛼 dan lengan sudut 𝛽, adalah C
10. Demikian kita peroleh ∆𝐴𝐵𝐶

Latihan 1.6.4 Mengonstruk segitiga yang diberikan tiga sisi


Penyelesaian:
1. Buat garis a, b, dan c dengan panjang ruas yang berbeda. Garis a = BC (memuat
titik B dan C)
2. Dari pusat C, buat busur dengan panjang jari-jari sama dengan panjang garis b
3. Dari pusat B, buat busur dengan panjang jari-jari sama dengan panjang garis c,
sehingga memotong busur sebelumnya.
4. Titik perpotongan dua busur adalah A.
5. Demikian kita peroleh ∆𝐴𝐵𝐶

Contoh 1.6.5 Menyalin Sudut


Penyelesaian:
1. Diberikan ∠ 𝐴 dan titik D. Akan dibuat sudut yang kongruen FDE
2. Gambar sebuah garis 𝑚 dari titik D
3. Dengan pusat A, gambar busur yang memotong lengan dari sudut tertentu pada B
dan C.
4. Dengan pusat D, gambar busur dengan jari-jari yang sama, sehingga memotong 𝑚
di E
5. Dengan pusat E dan jari-jari sepanjang BC, gambar sebuah busur yang memotong
unsur sebelumnya di F.
6. Diperoleh ∠𝐹𝐷𝐸 ≡ ∠𝐴
7. Karena ∆𝐵𝐴𝐶 𝑑𝑎𝑛 ∆ 𝐸𝐷𝐹 adalah kongruen akibat Teorema S-S-S, maka ∠𝐵𝐴𝐶 ≡
∠𝐸𝐷𝐹

Contoh 1.6.6 Mengonstruk Garis Bagi yang Tepat dari sebuah garis
Penyelesaian:
1. Diberikan titik A dan B
2. Dengan pusat A dan B, gambar busur dengan jarak yang sama sehingga saling
bertemu di titik C dan D.
3. CD adalah garis bagi dari AB
Perhatikan M sebagai titik dimana CD dan AB saling bertemu atau berpotongan.
Kita tahu bahwa ∆𝐴𝐶𝐷 ≡ ∆𝐵𝐶𝐷 dengan teorema S-S-S (Contoh 1.6.5). jadi,
∠𝐴𝐶𝐷 = ∠𝐵𝐶𝐷. Kemudian dari ∆𝐴𝐶𝑀 𝑑𝑎𝑛 ∆𝐵𝐶𝑀 kita dapat mengetahui
𝐴𝐶 = 𝐵𝐶
∠𝐴𝐶𝑀 = ∠𝐵𝐶𝑀
Jadi, ∆𝐴𝐶𝑀 ≡ ∆𝐵𝐶𝑀 dengan teorema SSS. Kemudian 𝐴𝑀 = 𝐵𝑀 dan
∠𝐴𝑀𝐶 = ∠𝐵𝑀𝐶 = 90°. Ini menunjukkan bahwa CM adalah garis bagi yang tepat
dari AB.

Contoh 1.6.7 Membangun garis tegak lurus terhadap suatu garis dari sebuah titik di luar garis
tersebut
Penyelesaian:
1. Buat titik P dan garis 𝑚
2. Dengan pusat P, gambar sebuah busur yang memotong 𝑚 di A dan B
3. Dengan pusat A dan B, gambar dua busur dengan jarak yang sama sehingga
saling bertemu di Q, dimana 𝑄 ≠ 𝑃
4. PQ tegak lurus dengan 𝑚
5. Karena berdasarkan konstruksi, P dan Q memiliki jarak yang sama dari A dan
B, keduanya (PQ) menjadi garis bagi dari segmen AB, dan karenanya PQ tegak
lurus dengan 𝑚.

Contoh 1.6.8 Mengonstruk garis bagi sudut dari sudut tertentu


Penyelesaian
1. Misalkan P adalah puncak dari sudut tertentu
2. Dengan pusat P, gambar sebuah busur yang memotong lengan sudut di S dan T
3. Dengan pusat S dan T, gambar busur dengan jarak yang sama, sehingga bertemu di
Q.
4. PQ adalah garis bagi dari sudut tertentu
5. Karena ∆𝑆𝑃𝑄 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑇𝑃𝑄 kongruen dengan teorema SSS, maka ∠𝑆𝑃𝑄 = ∠𝑇𝑃𝑄

Contoh 1.6.9 Mengonstruk garis tegak lurus terhadap suatu garis dari suatu titik pada garis
tersebut
Penyelesaian
1. Buat ruas garis 𝑓 yang memuat titik A
2. Dengan pusat A, buat busur lingkaran dengan jari-jari sebarang, sehingga
memotong garis 𝑓 pada dua titik yaitu C dan D
3. Dengan pusat C dan D, buat busur lingkaran dengan jari-jari yang sama, sehingga
berpotongan di titik E dan F.
4. Tarik garis lurus dari titik E dan F
5. Karena konstruksi, E dan F memiliki jarak yang sama terhadap titik A pada garis 𝑓.
Kemudian EF menjadi garis bagi dari garis 𝑓, sehingga EF tegak lurus 𝑓
1.6.1 Metode Loci

Dalam sebuah konstruksi, engsel antara pensil dan ujung jangka memiliki jarak yang
sama, panjang jari-jari lingkaran. ujung jangka menentukan titik pusat, titik O dalam diagram.
Jika panjang jari-jari tidak berubah, semua titik pada bidang yang dapat digambar oleh jangka
membentuk lingkaran, dan setiap titik yang tidak dapat digambar oleh jangka tidak terletak
pada lingkaran tersebut. Jadi, lingkaran adalah himpunan semua titik pada jarak tetap dari titik
pusat. Himpunan ini disebut lokus.

DEFINISI

Lokus dari sebuah titik yang "terbentuk" berdasarkan beberapa kondisi adalah definisi
tradisional yang digunakan untuk menggambarkan himpunan titik yang memenuhi sebuah
kondisi tertentu. Misalnya, lokus dari sebuah titik yang berjarak sama dari dua titik A dan B
adalah himpunan semua titik yang berjarak sama dari A dan B - dengan kata lain, garis yang
membagi AB.

Lokus adalah himpunan semua titik yang memenuhi kondisi atau himpunan kondisi tertentu.

Metode paling dasar yang digunakan untuk menyelesaikan masalah konstruksi geometris
adalah dengan mencari titik-titik penting dengan menggunakan perpotongan lokus, yang biasa
disebut dengan metode lokus. Kami mengilustrasikan dengan yang berikut:
Contoh

lingkaran yang diberikan di atas membantu kita untuk memahami apa arti dari definisi tersebut.
Setiap definisi dapat ditulis sebagai biconditional:

𝑝: 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑙𝑜𝑘𝑢𝑠

𝑞: 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

1. (𝑝 → 𝑞): Jika suatu titik berada pada lokus, maka titik tersebut memenuhi kondisi yang
diberikan. Semua titik di lingkaran berada pada jarak tertentu yang sama dari pusat.
2. (~𝑝 → ~𝑞): Jika suatu titik tidak berada pada lokus, maka titik tersebut tidak
memenuhi kondisi yang diberikan. Setiap titik yang tidak ada di lingkaran tidak berada
pada jarak tertentu yang sama dari pusat.

Ingatlah bahwa pernyataan (~𝑝 → ~𝑞)adalah kebalikan dari pernyataan (𝑝 → 𝑞). Lokus benar
jika kedua pernyataan benar: pernyataan awal dan inversnya.

Kita dapat menyatakan kembali definisi lokus dalam bentuk bikondisional:

Titik P adalah titik lokus jika dan hanya jika P memenuhi kondisi lokus yang diberikan.

Prosedur

Untuk menemukan kemungkinan lokus:

1. Buatlah diagram yang berisi garis atau titik tetap yang diberikan.
2. Tentukan kondisi apa yang harus dipenuhi dan cari satu titik yang memenuhi kondisi
yang diberikan.
3. Cari beberapa titik lain yang memenuhi kondisi yang ditentukan. Titik-titik ini harus
cukup berdekatan untuk mengembangkan bentuk atau sifat lokus.
4. Gunakan titik-titik untuk menggambar garis atau kurva halus yang tampak sebagai
lokus.
5. Jelaskan dengan kata-kata sosok geometris yang tampak sebagai lokus.

Catatan:

Dalam bab ini, kita akan mengasumsikan bahwa semua titik, segmen, sinar, garis, dan
lingkaran terletak pada bidang yang sama dan lokus yang diinginkan juga terletak pada bidang
tersebut.
Contoh I :

Berapakah jarak titik lokus yang sama dari titik-titik ujung segmen garis tertentu?

Solusi

Terapkan langkah-langkah prosedur untuk menemukan lokus yang mungkin.

̅̅̅̅ adalah ruas garis.


1. Buatlah diagram: 𝐴𝐵
2. Tentukan kondisi yang harus dipenuhi: P harus memiliki jarak yang sama dari A dan B.
Gunakan jangka yang dibuka pada radius yang sesuai untuk menemukan satu titik, P.
3. Cari beberapa titik lain yang berjarak sama dari A dan B, dengan menggunakan lubang
jangka yang berbeda untuk setiap titik.
4. Melalui titik-titik ini, tarik garis lurus yang tampaknya menjadi lokus.
5. Jelaskan lokus dengan kata-kata: Lokus adalah garis lurus yang merupakan garis tegak
lurus dari ruas garis yang ditentukan.

Perhatikan bahwa di bab-bab sebelumnya, kami membuktikan dua teorema yang


membenarkan hasil ini:

 Jika sebuah titik berjarak sama dari titik-titik ujung ruas garis, maka titik itu membagi
garis sama besar.
 Jika sebuah titik terletak pada garis tegak luru suatu ruas garis, maka jarak yang sama
dari titik-titik ujung ruas garis tersebut akan terbentuk.

Contoh II (1.6.10) Diketahui dua garis berpotongan l dan m dan jari-jari tetap r, buatlah
lingkaran berjari-jari r yang bersinggungan dengan dua garis yang diberikan.

Solusi.
Seringkali untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan menggunakan sketsa. Sketsa ini
disebut sebagai Analisi Gambar. Semakin akurat sketsanya, semakin berguna gambarnya.
Dalam analisis gambar, Anda harus mencoba memasukkan semua solusi yang mungkin terjadi.
Gambar analisis untuk Contoh 1.6.1 0 adalah sebagai berikut, di mana l dan m adalah garis-
garis yang berpotongan di P.

Analisis gambar menunjukkan bahwa ada empat solusi. Konstruksi dari keempat solusi pada
dasarnya sama, jadi dalam kasus ini sudah cukup untuk menunjukkan bagaimana membuat
salah satu dari empat lingkaran.

Karena kita diberi jari-jari lingkaran, maka cukup untuk membuat titik O yang merupakan
pusat lingkaran C.Karena kita hanya mempunyai garis lurus dan kompas, hanya ada tiga cara
untuk membangun sebuah titik, yaitu sebagai perpotongan dari

 dua garis,
 dua lingkaran, atau
 garis dan lingkaran.

Titik O yang merupakan pusat lingkaran C berjarak sama dari l dan m dan oleh karena itu
terletak pada lokus yang dapat dibangun berikut ini:

1. sebuah pembagi sudut,


2. garis sejajar dengan l pada jarak r dari l,
3. garis sejajar dengan m pada jarak r dari m.
Dua lokus ini menentukan titik O.

Setelah melakukan analisis, sekarang tulis solusinya:

1. Buat garis n sejajar dengan l pada jarak r dari l.


2. Buat garis k sejajar dengan m pada jarak r dari m
3. Misalkan O = 𝑛 ∩ 𝑘
4. Dengan pusat O dan jari-jari r, gambar lingkaran C (O, r).

TEOREMA LOKUS

Ada lima dasar lokus, masing-masing berdasarkan pada sekumpulan kondisi yang berbeda.
Dalam masing-masing dari berikut ini, sebuah kondisi yang ditentukan, dan lokus yang sesuai
dengan kondisi tersebut dijelaskan dalam kata-kata dan digambar di bawah ini. Masing-masing
lokus ini telah ditampilkan sebagai konstruksi pada bagian sebelumnya.

1. Jarak yang sama dari dua titik: Temukan titik-titik yang berjarak sama dari titik A dan
B.
Lokus: titik-titik lokus yang berjarak sama dari ujung titik A dan B merupakan garis
tegak lurus yang terbentuk oleh dua titik
Pembuktian
Diketahui :
⃡ ⊥ 𝐴𝐵
𝑃𝑄 ⃡
⃡𝑃𝑄 𝐵𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 ̅̅̅̅
𝐴𝐵
P adalah suatu titik di ⃡𝑃𝑄
Kesimpulan :
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝐵
𝑃𝐴 ̅̅̅̅
Pernyataan Alasan
⃡𝑃𝑄 ⊥ ⃡𝐴𝐵 Diketahui

∠𝑃𝑅𝐵 = ∠𝑃𝑅𝐴 siku-siku Definisi 2 garis ⊥


∠𝑃𝑅𝐵 ≅ ∠𝑃𝑅𝐴 Jika 2 ∠ siku-siku maka ke-2 ∠ itu ≅
⃡𝑃𝑄 𝐵𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐴𝐵
̅̅̅̅ Diketahui
̅̅̅̅
𝐴𝑅 ≅ ̅̅̅̅
𝑅𝐵 Definisi titik tengah ruas garis
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝑅
𝑃𝑅 ̅̅̅̅ Refleksi Kongruensi
∆𝑃𝑅𝐴 ≅ ∆𝑃𝑅𝐵 Teorema segitiga Siku-siku
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝐵
𝑃𝐴 ̅̅̅̅ Kongruensi ruas garis

2. Jarak yang sama dari dua garis yang berpotongan: Temukan titik yang berjarak sama
dari garis yang berpotongan ⃡𝐴𝐵dan ⃡𝐶𝐷 .
Lokus: titik lokus yang berjarak sama dari dua garis berpotongan adalah sepasang garis
yang membagi dua sudut yang dibentuk oleh garis yang berpotongan tersebut.
Pembuktian
Diketahui :
𝑆𝑇 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏
P adalah suatu titik di 𝑆𝑇
⃡𝑃𝑄 ⊥ 𝑏, ⃡𝑃𝑅 ⊥ 𝑎
Kesimpulan
⃐𝑃𝑄 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝑅

Pernyataan Alasan
𝑆𝑇 𝑏𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 ∠𝑄𝑆𝑅 Diketahui

∠𝑄𝑆𝑃 ≅ ∠𝑅𝑆𝑃 Definisi sudut bisektor


⃐𝑃𝑆 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝑆 Refleksi kongruensi
⃡𝑃𝑄 ⊥ 𝑏, ⃡𝑃𝑅 ⊥ 𝑎 Diketahui

∠𝑃𝑄𝑆 ≅ ∠𝑃𝑅𝑆 𝑆𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 Definisi sudut siku-siku


∠𝑃𝑄𝑆 ≅ ∠𝑃𝑅𝑆 Kongruensi sudut
∆𝑃𝑄𝑆 ≅ ∆𝑃𝑅𝑆 Teorema segitiga Siku-siku
⃐𝑃𝑄 ≅ 𝑃𝑅
̅̅̅̅ Kongruensi ruas garis

3. Jarak yang sama dari dua garis sejajar: Temukan titik yang berjarak sama dari garis
sejajar ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐶𝐷 .
Lokus: titik lokus yang berjarak sama dari dua garis sejajar adalah garis ketiga, sejajar
dengan garis yang diberikan dan di tengah-tengah di antara keduanya.
Pembuktian
Diketahui :
𝑏 ∥ 𝑙, 𝑎 ∥ 𝑙
P pada garis b memiliki jarak d dari l
Q adalah titik lain di garis b
⃡𝑃𝑆 ⊥ 𝑙, ⃡𝑄𝑅 ⊥ 𝑙
Kesimpulan :
𝑄𝑅 = 𝑑
Pernyataan Alasan
𝑏∥𝑙 Diketahui
⃡𝑃𝑆 ⊥ 𝑙 Diketahui
⃡𝑄𝑅 ⊥ 𝑙 Diketahui

∴ ⃡𝑃𝑆 ∥ ⃡𝑄𝑅 Teorema 1.3.1 garis sejajar


PQRS adalah jajar genjang Teorema jajar genjang
∴QR = PS Teorema garis sejajar berdasarkan
teorema jajar genjang : memiliki 2
pasang sudut yang sejajar
Tetapi PS = d Sifat simetris
∴QR = d Sifat transitif

Cara yang sama bisa digunakan untuk membuktikan jarak titik pada garis a

4. Pada jarak yang sama dari garis: Temukan titik-titik yang berada pada jarak d dari
⃡ .
garis𝐴𝐵
Lokus: titik-titik lokus pada jarak yang sama dari suatu garis adalah sepasang garis,
masing-masing sejajar dengan garis yang ditentukan dan pada jarak yang sama dari
garis yang ditentukan.

Pembuktian
Diketahui :
𝑎 ∥ 𝑙, 𝑏 ∥ 𝑙
⃡𝑅𝑆 ⊥ 𝑎, ⃡𝑅𝑆 ⊥ 𝑏
𝑃𝑅 ≅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝑃𝑆
Q adalah titik lain di l
Kesimpulan :
Q memiliki jarak yang sama dari a dan b
Pernyataan Alasan
𝑎 ∥ 𝑙, 𝑏 ∥ 𝑙 Diketahui
⃡𝑄𝑇 tegak lurus dari Q ke a Definisi garis ⊥, jika 2 garis berpotongan
dan sudut yang dihasilkan adalah sudut
900
⃡ hingga memotong b pada Definisi garis berpotongan
Tarik garis 𝑄𝑇
W
⃡𝑄𝑇 ⊥b Definisi garis ⊥

𝑃𝑅 ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝑆 Diketahui
̅̅̅̅̅
𝑄𝑊 ≅ ̅̅̅̅
𝑄𝑇 Definisi titik tengah ruas garis

5. Pada jarak yang sama dari suatu titik: Temukan titik-titik yang berada pada jarak d
dari titik pusat A.
Pembuktian
Diketahui :
̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 pada lingkaran O
̅̅̅̅
P merupakan titik potong dari 𝐴𝐵
Q merupakan titik potong dari ̅̅̅̅
𝐶𝐷
Kesimpulan
Untuk mementukan locus dari titik tengah lingkaran
Dengan menjadikan ⃡𝑂𝑃 dan ⃡𝑂𝑄 menjadi garis yang menghubungkan titik O
dan P serta menghubungkan titik O dan Q. kita dapat membuktikan bahwa ⃡𝑂𝑃 ⊥ ⃡𝐴𝐵
dan ⃡𝑂𝑄 ⊥ ⃡𝐶𝐷 . Sehingga ̅̅̅̅
𝑂𝑃 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑄 karena memiliki jarang yang sama dari titik pusat.
Jadi titik-titik lokus pada jarak yang sama dari titik pusat adalah lingkaran yang
tengahnya ada di titik pusat dan jarak jari-jarinya adalah sama.
Lokus ini sering digabungkan untuk menemukan titik atau kumpulan titik yang
memenuhi dua kondisi atau lebih. Himpunan yang dihasilkan disebut lokus gabungan.

Prosedur
Untuk mencari lokus titik yang memenuhi dua kondisi:
1. Tentukan titik lokus yang memenuhi kondisi pertama. Buat sketsa diagram yang
menunjukkan poin-poin ini.
2. Tentukan titik lokus yang memenuhi syarat kedua. Buat sketsa titik-titik ini pada
diagram yang digambar pada langkah 1.
3. Temukan titik lokus jika ada, yang umum untuk kedua lokus.
Langkah 2 dan 3 dapat diulang jika lokus harus memenuhi tiga atau lebih kondisi.

Contoh 3
Segi empat ABCD adalah jajaran genjang. Berapakah jarak titik lokus dari ⃡𝐴𝐵 dan
⃡𝐶𝐷 dan juga jarak yang sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐵𝐶 ?
(1) Karena ABCD adalah jajaran genjang,.
⃡𝐴𝐵 ∥ ⃡𝐶𝐷 .titik lokus yang berjarak sama dari dua garis sejajar adalah garis ketiga
yang sejajar dengan garis yang ditentukan dan di tengah di antara keduanya. Dalam
gambar ⃡𝐸𝐹 , jarak yang sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐶𝐷 .

⃡ dan 𝐵𝐶
(2) Garis 𝐴𝐵 ⃡ garis berpotongan.
titik lokus yang berjarak sama dari garis yang berpotongan adalah sepasang garis
yang membagi dua sudut yang dibentuk oleh garis yang diberikan. Dalam gambar,
⃡ dan 𝐽𝐾
𝐺𝐻 ⃡ dan 𝐵𝐶
⃡ berjarak sama dari 𝐴𝐵 ⃡ .

(3) Titik P memotong ⃡𝐸𝐹 ⃡𝐺𝐻 dan titik Q memotong ⃡𝐸𝐹 ⃡𝐽𝐾 berjarak sama dari ⃡𝐴𝐵 dan
⃡𝐶𝐷 dan juga berjarak sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐵𝐶 .

Jawaban P dan Q
Perhatikan bahwa hanya titik P yang berjarak sama dari tiga segmen yang merupakan
sisi jajaran genjang, tetapi P dan Q memiliki jarak yang sama dari garis yang ketiga
sisinya merupakan segmen.

1.7 Solusi untuk Latihan yang Dipilih

Solusi untuk Latihan 1.2.8

1. Pernyataan : diketahui segitiga 𝐴𝐵𝐶 , jika ∠𝐴𝐵𝐶 adalah sudut siku-siku, maka
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2
Konvers : diberikan segitiga 𝐴𝐵𝐶, jika
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2

Pembuktian : A

Diketahui 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2
Buat ∆ siku-siku PQR dengan sudut siku-siku ∠ 𝑄
Dan 𝑃𝑄 ≡ 𝐴𝐵, 𝑄𝑅 ≡ 𝐵𝐶
B C
Karena segitiga PQR siku-siku, maka
𝑃𝑅2 = 𝑃𝑄2 + 𝑄𝑅2
= 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= 𝐴𝐶 2
∴ 𝑃𝑟 = 𝐴𝐶
∴ ∆ 𝑃𝑄𝑅 ≅ ∆ 𝐴𝐵𝐶 ( Sisi-sisi-sisi)
Kemudian ∠𝐵 ≅ ∠𝑄 = 90𝑜
∴ ∆ 𝐴𝐵𝐶 𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 𝑑𝑖 ∠𝐵
Maka adalah ∠𝐴𝐵𝐶 segitiga siku-siku
Kedua pernyataan dan konversnya adalah benar.

2. Pernyataan : jika 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah sebuah jajar genjang, maka 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶


Konvers: Jika 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶, maka 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah parallelogram
Pembuktian :
Dalam jajar genjang ABCD, kita mempunyai AB = CD dan AD = BC
Kemudian buat segmen garis AC D C

A B

Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶 𝑑𝑎𝑛 ∆𝐴𝐶𝐷


AB = CD Diketahui
AD = BC Diketahui
AC = AC Refleksi Kongruensi
Sehingga ∆ 𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐴𝐶𝐷
∴ ∠𝐷𝐴𝐶 = ∠𝐵𝐶𝐴
∴ 𝐶𝐷 ∥ 𝐴𝐵 Sejajar
∴ ∠𝐷𝐶𝐴 = ∠𝐶𝐴𝐵
∴ 𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶 Sejajar
Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat 2 pasang sisi bersebrangan yang sejajar dan 2
pasang sudut yang sama. Hal ini sesuai dengan definisi dari jajar genjang yaitu bangun dua
dimensi yang tersusun dari 2 pasang sisi yang sejajar dan 2 pasang sudut yang sama besar.
Maka ABCD adalah jajar genjang.
Pernyataan adalah benar dan konvers nya salah
3. Pernyataan: jika 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah sebuah segiempat beraturan, maka 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah segiempat
Konvers: jika 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah sebuah segiempat, maka 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah segiempat beraturan.
Gambar disamping adalah convex quadrilateral.
Definisi dari convex quadrilateral berdasarkan
Jumlah sudut adalah
𝑚(∠𝐴) + 𝑚(∠𝐵) + 𝑚(∠𝐶) + 𝑚(∠𝐷) = 360𝑜
Sedangkan untuk rectangle adalah
𝑚(∠𝐴) = 𝑚(∠𝐵) = 𝑚(∠𝐶) = 𝑚(∠𝐷) = 90𝑜 sehingga total nya 360𝑜
Pernyataan salah dan konvers benar
Pernyataan salah karena sudut dari convex quadrilateral tidak semuanya 90o

4. Pernyataan: diberikan segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷 , jika 𝐴𝐶 ≠ 𝐵𝐷, maka 𝐴𝐵𝐶𝐷 bukanlah sebuah
segiempat
Konvers: diberikan segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷, jika 𝐴𝐵𝐶𝐷 bukan sebuah segiempat, maka 𝐴𝐶 ≠
𝐵𝐷

Pernyataan itu benar dan kebalikannya salah.

Solusi untuk Exercise 1.3.9


Pada gambar dibawah ini, diketahui 𝛼 = 30 (Segitiga sama kaki)

Berdasarkan teorema Thales,


𝛽 = 2(𝛼 + 40)
𝛽 = 2(30 + 40)
𝛽 = 140
Jadi 𝜃 = 180 − 𝛽 = 40
Solusi untuk Exercise 1.3.14
Tunjukkan bahwa segiempat yang memiliki lingkaran didalamnya dan saling bersinggungan
dengan masing-masing sisinya, jika dan hanya jika jumlah panjang sisi yang berlawanan
sama panjang.
Penyelesaian :
Mislakan diberikan segi empat ABCD memiliki lingkaran yang bersingungan denga sisi-sisi
pada titik P, Q, R dan S, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah

Karena garis singgung dengan lingkaran dari titik eksternal memiliki panjang yang sama,
maka
𝐴𝑃 = 𝐴𝑄, 𝑃𝐵 = 𝐵𝑆
𝑆𝐶 = 𝐶𝑅, 𝑅𝐷 = 𝑄𝐷
Sehingga,
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝑃 + 𝑃𝐵 + 𝐶𝑅 + 𝑅𝐷
= 𝐴𝑄 + 𝐵𝑆 + 𝑆𝐶 + 𝑄𝐷
= (𝐴𝑄 + 𝑄𝐷) + (𝐵𝑆 + 𝑆𝐶)
= 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Sebaliknya, dimisalkan bahwa 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶, dan dimisalkan bahwa sisi AD dan BC
diperpanjangan dan bertemu di X.Maka terdapat lingkaran ddidalam ∆𝐷𝑋𝐶, dimana lingkaran
tersebut bersinggungan dengan masing-masing sisi segitiga, dan dimisalkan bahwa lingkaran
tersebut tidak bersinggungan dengan AB. Misalkan E dan F berada di sisi AD dan BC, dengan
dimikian, EF sejajar dengan AB dan bersinggungan dengan lingkaran seperti gambar dibawah
ini.
Perhatikan bahwa ∆𝑋𝐸𝐹 ~∆𝑋𝐴𝐵 dengan proporsionalitas kontan 𝑘 > 1, 𝐸𝐹 > 𝐴𝐵, dan
Karena segi empat DEFC memiliki lingkaran yang berdinggungan didalamnya, maka tahap
pertama dalam membuktikan kita punya
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 < 𝐸𝐹 + 𝐶𝐷 = 𝐷𝐸 + 𝐶𝐹 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Yang merupakan kontradiksi dengan ketentuan 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶.
Kasus selanjutnya ketika ABCD adalah jajargenjang yang memiliki lingkarad dalam. Dengan
menggunakan cara yang sama, pertama kita membuat lingkaran yang bersinggungan dengan
tiga sisi jajargenjang. Pusat lingkaran harus berada ditengah antara sisi AD dan BC. Misalkan
2r adalah jarak yang tegak lurus antara sisi AD dan BC. Kemudian pusat lingkaran harus
terletak pada garis sejajar dengan garis CD dan jarak antara garis sejajajr dengan sisi CD adalah
r. seperti gambar dibawah ini:

Seperti sebelumnya, anggaplah bahwa lingkaran tidak bersinggungan dengan sisi AB, dan
karena E dan F berada di sisi AD dan BC. Sehigga EF sejajar dengan AB dan bersinggungan
dengan lingkaran seperti gambar diatas.
Sekarang AB = EF, dan karena segiempat DEFC memiliki lingkaran dalam, dengan
menggunakan langkah pertama pembuktian kita punya,
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐸𝐹 + 𝐶𝐷 = 𝐷𝐸 + 𝐶𝐹 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Yang merupakan kontradiksi dengan ketentuan 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶.
Jadi terbukti bahwa segi empat akan bersinggungan keempat sisinya dengan lingkaran
didalmnya jika dan hanya jika jumlah panjang kedua pasang sisi yang berlawanan sama.

Solusi untuk Exercise 1.5.2


Jika m bisector tegak lurus dari AB, maka A dan B terletak pada sisi bersebrangan dari m.
Tunjukkan bahwa jika P berada di sisi yang sama dari m sebagaimana B, maka P lebih dekat
ke B dari pada ke A.
Penyelesaian :
Sebelumnya kita ketahui bahwa 𝑃𝐵 < 𝑃𝑄 + 𝑄𝐵 = 𝑃𝑄 + 𝑄𝐴 = 𝑃𝐴
NO PERNYATAAN ALASAN
1. m bisector tegak lurus Diketahui
2. QA = QB Teorema bisektor
3. 𝑃𝐵 < 𝑃𝑄 + 𝑄𝐵 Ketaksamaan segitiga
4. 𝑃𝐵 < 𝑃𝑄 + 𝑄𝐴 Axiom substitusi
5. 𝑃𝑄 + 𝑄𝐴 = 𝑃𝐴 Definisi jumlah panjang dua
segmen garis
6. 𝑃𝐵 < 𝑃𝐴 Axiom substitusi

Berdasakan penyelesaian diatas, maka diketahui bahwa P lebih dekat ke B dari pada ke A
karena panjang 𝑃𝐵 < 𝑃𝐴.

Solusi untuk Exercise 1.5.3


Tunjukkan bahwa hipotenusa dari segitiga siku-siku adalah sisi terpanjang.
Penyelesaian :
Terdapat dua penyelesaian yang berbeda:
1. Sudut siku-siku adalah sudut terbesar pada segitiga siku-siku (jika tidak, jumlah dari
tiga sudut segitiga akan lebih besar dari 180). Berdasarkan teorema 1.2.10, maka sisi di
depan sudut terbesar suatu segitiga adalah sisi terpanjang. Oleh karena sisi hipotenusa
berhadapan dengan dengan sudut siku-siku sebagai sudut terbesar, maka sisi tersebut
akan menjadi sisi terpanjang dari segitiga siku-siku.
2. Pada gambar dibawah ini, misalkan B adalah sudut siku-siku.

𝑃
NO PERNYATAAN ALASAN
1. Perpanjang garis AB melampaui B Axioma perpanjangan garis
hingga ke D, sehingga BD = AB
Suatu garis dapat diperpanjang
sepanjang yang diingankan pada
kedua arah.
2. CB = CB Aksioma Sifat Refleksif Kesetaraan
𝑎=𝑎
3. ∆𝐶𝐵𝐴 adalah segitiga siku-siku Diketahui
4. ∠𝐶𝐵𝐴 adalah sudut siku-siku Diketahui
5. 𝑚∠𝐶𝐵𝐴 = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut
yang besar sudutnya 90°.
6. ∠𝐶𝐵𝐴 adalah sudut yang berpelurus Definisi sudut berpelurus
dengan ∠𝐶𝐵𝐷 Sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah besar sudut dari garis lurus.
7. 𝑚∠𝐶𝐵𝐴 + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° Definisi besar sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus
adalah dua sudut yang jumlah besar
sudutnya adalah 180°
8. 90° + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° Subsitusi langkah 5 ke langkah 7
𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° − 90°
𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 90°
9. ∠𝐶𝐵𝐷 adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut
yang besar sudutnya 90°.
10. ∠𝐶𝐵𝐴 ≡ ∠𝐶𝐵𝐷 Teorema sudut siku-siku
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
maka keduanya kongruen.
11. ∆𝐶𝐵𝐴 ≡ ∆𝐶𝐵𝐷 Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada
segitiga kedua.
12. 𝐶𝐴 ≡ 𝐶𝐷 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah
dua segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian
kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
13. Perpanjang garis CB sehingga Axioma perpanjangan garis
menjadi garis P Suatu garis dapat diperpanjang
sepanjang yang diingankan pada
kedua arah.
14. P adalah bisector tegak lurus dari AB Convers Teorema 1.5.1
1
Sehingga 𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷)
2
15. 𝐴𝐶 + 𝐶𝐷 > 𝐴𝐷 Ketaksamaan segitiga
16. 1 1 Axioma subsitusi
𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷) > 𝐴𝐷
2 2
17. 𝐴𝐵 + 𝐵𝐷 = 𝐴𝐷 Definisi jumlah panjang dua
1 segmen garis
𝐴𝐵 = 𝐴𝐷
2
18. 1 1 Axioma subsitusi
𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷) > 𝐴𝐷 = 𝐴𝐵
2 2
𝐴𝐶 > 𝐴𝐵
Berdasarkan langkah penyelesian diatas, terbukti bahwa hipotenusa (sisi miring) dari
segitiga siku-siku adalah sisi terpanjang dari segitiga siku-siku.

Solusi untuk Exercise 1.5.4


Misalkan l adalah sebuah garis dan misalkan P adalah sebuah titik yang tidak terletak pada
garis l. misalkan Q adalah ujung dari garis tegak lurus dari P ke L.
Tunjukkan bahwa Q adalah titik di l dan lebih dekat dengan P.
Penyelesaian :

NO PERNYATAAN ALASAN
1. Misalkan 𝑙 adalah sebuah garis Diketahui
2. Misalkan 𝑃 adalah sebuah titik yang Diketahui
tidak terletak pada 𝑙
3. Misalkan 𝑄 adalah ujung dari garis tegak Diketahui
lurus dari 𝑃 ke 𝑙
4. Misalakn 𝑃𝑄 adalah garis yang melalui Axioma Eksistensi Garis
titik 𝑃 dan 𝑄 Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
5. Misalkan R adalah sebuah titik lainnnya Reverse dari definisi segmen
digaris l gasris
Suatu segmen garis AB adalah
himpunan dari titik-titik dari
suatu garis yang terdiri atas
titik-titik A dan B dan semua
titik di antara mereka.
6. Misalakn PR adalah garis yang melalui Axioma eksistensi garis
titik P dan R Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
7. ∠𝑃𝑄𝑅 adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis tegak lurus adalah
dua garis yang saling
berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku
8. ∆𝑃𝑄𝑅 adalah segitiga siku-siku Definisi segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah
segitiga yang memiliki sudut
siku-siku
9. 𝑃𝑅 > 𝑃𝑄 Teorema 1.2.9
Berdasarkan langkah penyelesaian diatas terbukti bahwa Q adalah titik di l yang lebih dekat
dengan P.

Solusi untuk Exercise 1.5.5


Misalkan l adalah sebuah garis dan misalkan P adalah titik yang tidak terletak pada garis l.
Buktikan bahwa ada paling banyak satu garis yang melalui P dan tegak lurus dengan l.

Bukti :
NO PERNYATAAN ALASAN
1. Misalkan titik A adalah titik di garis l Reverse dari definisi segmen
gasris
Suatu segmen garis AB adalah
himpunan dari titik-titik dari
suatu garis yang terdiri atas
titik-titik A dan B dan semua
titik di antara mereka.
2. Misalkan PA adalah garis yang melalui Axioma Eksistensi Garis
titik P dan A Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
3. Misalkan ∠𝑅𝐴𝑄 menjadi sudut di A Reverse dari definisi sudut
yang kongruen dengan ∠𝑃𝐴𝑄 (Sd) Sudut adalah himpunan titik-
titik yang terdiri atas
gabungan dari dua sinar yang
memiliki titik ujung yang
sama
4. Perpanjang ⃡𝐴𝑅 sehingga 𝐵𝐴 ≡ 𝑃𝐴 (S) Axioma perpanjangan garis
Suatu garis dapat
diperpanjang sepanjang yang
diingankan pada kedua arah.
5. Misal ⃡𝑃𝐵 menjadi garis yang melalui P Axioma Eksistensi Garis
dan B Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
6. ̅̅̅̅
𝐶𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝐶𝐴 (S) Aksioma sifat refleksif
kesetaraan
𝑎=𝑎
7. ∆𝑃𝐴𝐶 ≡ ∆𝐵𝐴𝐶 Axiom kekongruenan
S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan
kongruen jika dua sisi dan
sudut apit segitiga pertama
kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian
pada segitiga kedua.
8. ∠𝑃𝐶𝐴 ≡ ∠𝐵𝐶𝐴 Definisi kekongruenan segi
banyak
Segi banyak yang kongruen
adalah dua segi banyak
dimana terdapat
korespondensi satu-satu
sedemikian hingga:
1. Semua sisi yang
bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang
bersesuaian kongruen
9 ∠PCA dan ∠BCA adalah sudut yang Reverse definisi sudut
berdampingan berdampingan
Sudut berdampingan, ∠ABC
dan ∠DBC adalah dua sudut
yang memiliki titik sudut yang
sama yaitu 𝐵 dan sisi sudut
yang sama yaitu 𝐵𝐶 di antara
𝐵𝐴 dan 𝐵𝐷
10. ⃡𝑃𝐵 tegak lurus l Teorema ketegaklurusan
Jika dua garis saling
berpotongan dan membentuk
dua sudut berdampingan yang
kongruen, maka garis-garis
tersebut saling tegak lurus.
CONTOH SOAL
1. Diketahui segitiga sama kaki 𝐴𝐵𝐶 dengan 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶, misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis
tegak lurus dari 𝐴 ke 𝐵𝐶. Buktikan bahwa 𝐴𝐷 merupakan bisektor ∠BAC. (Soal 1.8 Nomor
5)
Jawaban:

Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 𝑚𝐴𝐵 = 𝑚𝐴𝐶 Diketahui
2 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶 (S) Reverse definisi kekongruenan segmen
garis
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen garis yang memiliki
panjang yang sama.
3 Misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis Diketahui
tegak lurus dari titik 𝐴 ke 𝐵𝐶
4 ∠ADC dan ∠ADB adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
5 𝐴𝐷 ≡ 𝐴𝐷 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ΔADB ≡ ΔADC Corollary 1.4.3 (Kekongruenan HSR)
Jika sisi miring dan salah satu sisi pada
segitiga siku-siku pertama kongruen
dengan sisi miring dan sisi pada segitiga
siku-siku kedua, maka dua segitiga
tersebut kongruen.
7 ∠BAD ≡ ∠DAC Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
3. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
4. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
8 𝑚∠BAD = 𝑚∠DAC Definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
9 𝐴𝐷 merupakan bisektor ∠BAC Reverse definisi bisektor sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.

2. Buktikan jika garis tegak lurus dari titik 𝐴 ke 𝐵𝐶 adalah bisektor ∠BAC, maka ΔABC adalah
segitiga sama kaki. (Soal 1.8 Nomor 6)
Jawaban:

Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis Diketahui
tegak lurus dari 𝐴 ke 𝐵𝐶
2 𝐴𝐷 adalah bisektor ∠BAC Diketahui
3 𝑚∠BAD = 𝑚∠DAC Definisi bisektor sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
4 ∠BAD ≡ ∠DAC (Sd) Reverse definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
5 𝐴𝐷 ≡ 𝐴𝐷 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ∠ADB dan ∠ADC adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
7 ∠ADB ≡ ∠ADC (Sd) Teorema kekongruenan segitiga siku-
siku
Jika terdapat dua sudut siku-siku, maka
keduanya kongruen.
8 ΔADB ≡ ΔADC Teorema Kekongruenan Sd.S.Sd
Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua
sudutnya dan sisi apit dari segitiga
pertama adalah kongruen dengan dua
sudut dan sisi apit dari segitiga kedua.
9 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
10 ΔABC adalah segitiga sama kaki Reverse definisi segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang
memiliki dua sisi yang kongruen.

3. Membuat segitiga siku-siku dengan diberikan sisi terpanjang dan satu sisi lainnya (Soal
1.8 Nomor 9)
Penyelesaian :
a. Buat ruas garis 𝑎 dan 𝑏, dimana 𝑎 lebih panjang dari 𝑏
b. Buat ruas garis horizontal 𝑚 dengan titik 𝐴 di di dalamnya
c. Buat garis yang tegak lurus dengan garis 𝑚, beri nama 𝑛 (dari titik 𝐴 dengan
mengukurnya menggunakan busur derajat sebesar 90°, sehingga terbentuk sudut siku-
siku antara perpotongan garis 𝑚 dan 𝑛)
d. Dengan pusat 𝐴, buat busur dengan besar jarak = panjang garis 𝑏, sehingga memotong
ruas garis 𝑚. Beri nama titik perpotongan tersebut 𝐶
e. Dengan pusat 𝐶, buat busur dengan besar jarak = panjang garis 𝑎, sehingga memotong
ruas garis 𝑛. Beri nama titik perpotongannya 𝐵.
f. Tarik garis dari 𝐶 ke 𝐵
g. Terbentuk segitiga siku-siku 𝐴𝐵𝐶, dimana 𝐴𝐶 = 𝑏, dan 𝐵𝐶 = 𝑎, 𝑎 merupakan sisi
terpanjang dan 𝑏 sisi lainnya.
LATIHAN SOAL
1. Buktikan bahwa bisektor internal dan eksternal dari sudut-sudut segitiga adalah tegak lurus
2. Diketahui ∠1 ≡ ∠2 dan ∠3 ≡ ∠4 . Buktikan bahwa 𝐷𝐵 adalah bisektor tegak lurus 𝐴𝐶.

3. Diketahui suatu lingkaran 𝑂 dengan 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶. Buktikan bahwa 𝐴𝐷 adalah bisektor tegak
lurus 𝐵𝐶.
DAFTAR RUJUKAN

Alexander. D.C., Koeberlein. G.M. 2015. Elementary Geometry for College Students, Sixth
Edition. Cengage Learning:USA

Leonard. E.I., Lewis. J.E., Liu. A.C.F., Tokarsky. G.W. 2014. Classical Geometry: Euclidian,
Transformational, Inversive, and Projective. John Wiley & Sons, Inc: USA.

Lewis, H. 1964. Geometry. Canada: D.Van Nostrand Company (Canada), LTD.

Susanah, Hartono. Geometri 1. Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai