METODE LOCI
Oleh :
Offering : B
No Pernyataan Alasan
1 𝑑 adalah bisektor tegak lurus atau Diketahui
̅̅̅̅
bisektor siku-siku dari 𝐴𝐵
2 Misal 𝑃 adalah suatu titik pada bisektor Diketahui
tegak lurus atau bisektor siku-siku
3 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑀
𝑃𝑀 ̅̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ∠PMA = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut dengan
besar sudut 90°
5 ∠PMB = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut dengan
besar sudut 90°
6 ∠PMA ≡ ∠PMB (Sd) Teorema kekongruenan segitiga siku-
siku
Jika terdapat dua sudut siku-siku, maka
keduanya kongruen.
7 ̅̅̅̅
Titik 𝑀 adalah titik tengah dari 𝐴𝐵 Defenisi bisektor garis
Bisektor dari suatu segmen garis adalah
suatu garis yang memotong segmen garis
di titik tengah dari segmen garis tersebut.
8 ̅̅̅̅̅ = 𝑀𝐵
𝑀𝐴 ̅̅̅̅̅ Definisi titik tengah dari segmen garis
Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang yang
sama.
9 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑀𝐵
𝑀𝐴 ̅̅̅̅̅ (S) Reverse definisi segmen garis kongruen
Segmen garis kongruen adalah segmen
garis yang memiliki pnjang yang sama.
10 ΔPMA ≡ ΔPMB (S.Sd.S) Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada segitiga
kedua.
11 ̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑃 adalah suatu titik sedemikian Diketahui
hingga ̅̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 (S)
2 Misalkan 𝑀 adalah titik tengah dari 𝐴𝐵 Definisi titik tengah dari segmen garis
sehingga ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
𝑀𝐴 ≡ 𝑀𝐵 (S) Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang
yang sama.
3 Misalkan 𝑑 adalah garis yang melalui Axiom garis
titik 𝑃 dan 𝑀 Terdapat satu dan hanya satu garis yang
melalui dua titik
4 𝑑 adalah bisektor segmen garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Reverse dari defenisi bisektor segmen
garis
Bisektor dari suatu segmen garis adalah
suatu garis yang memotong segmen garis
di titik tengah dari segmen garis tersebut.
5 ̅̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑀
𝑃𝑀 ̅̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ΔPMA ≡ ΔPMB (S.S.S) Teorema kekongruenan S.S.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika ketiga sisi salah satu segitiga
kongruen dengan ketiga sisi yang
bersesuaian pada segitiga lainnya.
7 ∠PMA ≡ ∠PMB Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
8 𝑚∠PMA = 𝑚∠PMB Definisi sudut kongruen
Sudut-sudut kongruen adalah sudut yang
memiliki ukuran atau besar yang sama.
9 ∠PMA dan ∠PMB saling berpelurus Definisi sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah sebesar sudut pada garis lurus.
10 𝑚∠PMA + 𝑚∠PMB = 180° Definisi besar sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah 180°
11 𝑚∠PMA + 𝑚∠PMA = 180° Axiom substitusi
2 × 𝑚∠PMA = 180° Jika dua bilangan adalah sama, substitusi
dari salah satu untuk yang lainnya
diperbolehkan.
12 𝑚∠PMA = 90° Axiom pembagian
𝑎 𝑏
Jika 𝑎 = 𝑏 dan 𝑐 = 𝑑 maka = dengan
𝑐 𝑑
𝑐, 𝑑 ≠ 0
13 ∠PMA adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang
besarnya adalah 90°.
14 𝑚∠PMB = 90° Axiom substitusi
Jika dua bilangan adalah sama, substitusi
dari salah satu untuk yang lainnya
diperbolehkan.
15 ∠PMB adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang
besarnya adalah 90°.
16 𝑑 adalah bisektor siku-siku atau bisektor Reverse definisi garis tegak lurus
tegak lurus dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 sehingga titik 𝑃 berada Garis-garis saling tegak lurus jika dua
pada bisektor siku-siku atau bisektor tegak garis tersebut saling berpotongan dan
lurus dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 membentuk sudut siku-siku.
Teorema Dua Titik Pada Bisektor Tegak Lurus dalam Lewis (1964)
Jika terdapat dua titik yang masing-masing berjarak sama dari titik ujung segmen garis, maka
garis yang menghubungkan kedua titik tersebut adalah bisektor tegak lurus dari segmen garis.
Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 ̅̅̅̅ ≡ 𝑄𝐵
𝑄𝐴 ̅̅̅̅ (S) Diketahui
2 ̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≡ 𝑃𝐵̅̅̅̅ (S) Diketahui
3 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝑄 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ΔQPA ≡ ΔQPB (S.S.S) Teorema kekongruenan S.S.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika ketiga sisi salah satu segitiga
kongruen dengan ketiga sisi yang
bersesuaian pada segitiga lainnya.
5 ∠PQB ≡ ∠PQA (Sd) Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
6 ̅̅̅̅
𝑄𝑅 ≡ ̅̅̅̅
𝑄𝑅 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
7 ΔQRB ≡ ΔQRA (S.Sd.S) Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada segitiga
kedua.
8 ̅̅̅̅
𝐴𝑅 ≡ ̅̅̅̅
𝐵𝑅 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
9 ̅̅̅̅ = 𝑚𝐵𝑅
𝑚𝐴𝑅 ̅̅̅̅ Definisi kekongruenan segmen garis
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen-segmen garis yang
memiliki panjang yang sama.
10 Titik 𝑅 adalah titik tengah dari ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Reverse definisi titik tengah dari
segmen garis
Titik tengah dari suatu segmen garis
adalah sebuah titik yang berada pada
segmen garis sehingga terbentuk dua
segmen garis yang memiliki panjang yang
sama.
11 ⃡𝑃𝑄 adalah bisektor 𝐴𝐵
̅̅̅̅ Reverse definisi bisektor garis
Bisektor dari segmen garis adalah suatu
garis yang memotong segmen garis pada
titik tengah dari segmen garis.
12 ∠QRA ≡ ∠QRB Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
13 ∠QRA dan ∠QRB adalah sudut yang Reverse definisi sudut berdampingan
berdampingan Sudut berdampingan, ∠ABC dan ∠DBC
adalah dua sudut yang memiliki titik sudut
yang sama yaitu 𝐵 dan sisi sudut yang
sama yaitu 𝐵𝐶 di antara 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐷
14 ⃡𝑃𝑄 ⊥ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 Teorema ketegaklurusan
Jika dua garis saling berpotongan dan
membentuk dua sudut berdampingan yang
kongruen, maka garis-garis tersebut saling
tegak lurus.
Bisektor Sudut
Diketahui suatu sudut non refleks ∠ABC, sinar 𝐵𝐷 sedemikian hingga ∠ABD = ∠CBD disebut
bisektor sudut dari ∠ABC
No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑑 adalah bisektor ∠ABC Diketahui
2 Misalkan 𝑃 adalah titik pada bisektor Diketahui
∠ABC
3 Misalkan 𝑄 adalah titik pada 𝐵𝐴 dan 𝑅 Definisi sinar garis
adalah titik pada 𝐵𝐶 Sinar adalah sekumpulan titik-titik yang
terdiri atas gabungan dari titik tetap dari
suatu garis dan semua titik pada garis
tersebut di sisi yang sama dari titik tetap.
4 Misalkan 𝑄 dan 𝑅 adalah ujung dari garis Axiom garis
tegak lurus dari 𝑃 ke 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶 Terdapat satu dan hanya satu garis yang
sehingga ̅̅̅̅
𝑃𝑄 adalah garis yang melalui dua titik.
menguhubungkan titik 𝑃 dan 𝑄 dan tegak
̅̅̅̅ adalah garis yang
lurus 𝐵𝐴, dan 𝑃𝑅
menguhubungkan titik 𝑃 dan 𝑅 dan tegak
lurus 𝐵𝐶 .
5 ∠PQB dan ∠PRB adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
6 ∠PQB ≡ ∠PRB (A) Teorema sudut siku-siku
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
maka keduanya kongruen.
7 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 ≡ 𝑃𝐵 ̅̅̅̅ (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
8 𝑚∠PBQ = 𝑚∠PBR Definisi bisektor Sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
9 ∠PBQ ≡ ∠PBR (A) Reverse definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
10 ΔPQB ≡ ΔPRB Teorema 1.4.1 Kekongruenan S.A.A
Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua
sudut dan satu sisi dari segitiga pertama
kongruen dengan dua sudut dan satu sisi
yang bersesuaian dengan segitiga yang
kedua.
11 ̅̅̅̅ ≡ 𝑃𝑅
𝑃𝑄 ̅̅̅̅ Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
12 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑚𝑃𝑄 = 𝑚𝑃𝑅 sehingga 𝑃 memiliki jarak Definisi kekongruenan segmen garis
yang sama dari 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen garis yang memiliki
panjang yang sama.
No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝑃 adalah suatu titik di dalam Diketahui
∠ABC yang memiliki jarak yang sama
dari 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶 sehingga 𝑚𝑃𝑄 ̅̅̅̅ = 𝑚𝑃𝑅
̅̅̅̅
2 Misalkan 𝑄 dan 𝑅 adalah ujung garis Diketahui
tegak lurus dari 𝑃 ke 𝐵𝐴 dan 𝐵𝐶
sehingga ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ⊥ 𝐵𝐴 dan ̅̅̅̅
𝑃𝑅 ⊥ 𝐵𝐶
2 ̅̅̅̅
𝑃𝑄 ≡ 𝑃𝑅̅̅̅̅ Reverse definisi kekongruenan garis
Segmen-segmen garis kongruen adalah
segmen garis yang memiliki panjang
yang sama.
3 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 ≡ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
4 ΔPQB ≡ ΔPRB Corollary 1.4.3 (Kekongruenan HSR)
Jika sisi miring dan salah satu sisi pada
segitiga siku-siku pertama kongruen
dengan sisi miring dan sisi pada segitiga
siku-siku kedua, maka dua segitiga
tersebut kongruen.
5 ∠PBA ≡ ∠PBQ ≡ ∠PBR ≡ ∠PBC Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
6 𝑚∠PBA = 𝑚∠PBC Definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
7 ̅̅̅̅
𝑃𝐵 adalah bisektor ∠ABC sehingga titik 𝑃 Reverse definisi bisektor sudut
terletak di bisektor ∠ABC Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
Pembuktian Ketidaksamaan
Sebelum membahas masalah, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai rincian ketidaksamaan
yang kita gunakan pada pembuktian.
1. Ketidaksamaan segitiga (Axiom 1.2.5)
2. Ketidaksamaan sudut luar segitiga (Corollary 1.3.5)
3. Ketidaksamaan sudut-sisi (Teorema 1.2.9)
4. Ketidaksamaan Open Jaw (Teorema 1.5.7)
Ketidaksamaan Open Jaw akan dijelaskan pada teorema di bawah ini.
Teorema 1.5.7 Ketidaksamaan Open Jaw
Diketahui dua segitiga ΔABC dan ΔDEF dengan 𝐴𝐵 ≡ 𝐷𝐸 dan 𝐵𝐶 ≡ 𝐸𝐹 maka ∠ABC <
∠DEF jika dan hanya jika 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹 sebagaimana gambar berikut.
Bukti:
Misalkan 𝑥 < 𝑦.
Maka kita akan menggambar sudut 𝑥 di ΔDEF sehingga 𝐸𝐺 = 𝐴𝐵
Titik 𝐺 dapat di dalam atau di luar segitiga. Pada pembuktian ini, kita asumsikan titik 𝐺 di
luar ΔDEF sebagaimana pada gambar.
𝐴𝐵 ≡ 𝐺𝐸 (S)
∠ABC ≡ ∠GEF (Sd)
𝐵𝐶 ≡ 𝐸𝐹 (S)
Berdasarkan teorema kekongruenan S.Sd.S maka ΔABC ≡ ΔGEF
Karena 𝐴𝐵 ≡ 𝐺𝐸. Berdasarkan reverse dari definisi segitiga sama kaki bahwa “segitiga
sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang kongruen” maka ΔEDG adalah
segitiga sama kaki sebagaimana pada gambar.
Berdasarkan teorema segitiga sama kaki atau teorema 1.2.6 yaitu “pada sebuah segitiga
sama kaki, sudut yang berhadapan dengan sisi-sisi yang sama panjang adalah sama besar.
Maka, pada ΔEDG, 𝑚∠EDG = 𝑚∠EGD = s.
𝑠 < ∠DGF karena GE di dalam ∠G
𝑠 > ∠GDF karena 𝐷𝐹 di dalam ∠D
Maka ∠DGF > s > ∠GDF
Maka berdasarkan ketidaksamaan sudut-sisi maka 𝐷𝐹 > 𝐺𝐹 = 𝐴𝐶
Misalkan 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹 maka tepat satu dari di bawah ini yang benar, yaitu
𝑥=𝑦 atau 𝑥 > 𝑦 atau 𝑥 < 𝑦
(Ini disebut hukum trikotomi untuk sitem bilangan real)
Jika 𝑥 = 𝑦 maka ΔABC ≡ ΔDEF. Berdasarkan teorema kekongruenan S.Sd.S, maka
kontradiksi dengan asumsi di awal yaitu 𝐴𝐶 < 𝐷𝐹
Jika 𝑥 > 𝑦, maka kontradiksi dengan bagian pertama dari teorama karena kita akan
mendapatkan 𝐴𝐶 > 𝐷𝐹.
Jadi kita hanya memiliki satu kemungkinan terakhir yaitu 𝑥 < 𝑦.
Layang-layang adalah segiempat cembung dengan dua pasang kongruen sisi yang
berdekatan. Catatan bahwa diagonal saling berpotongan di bagian dalam layang-
layang. Seperti gambar berikut
Anak panah adalah segiempat nonconvex (tidak cembung) dengan dua pasang sisi
kongruen yang berdekatan. Perhatikan bahwa diagonal berpotongan di bagian luar dari
anak panah. Seperti gambar berikut
Terbukti, bahwa sisi-sisi yang berlawanan dalam jajar genjang adalah kongruen
Teorema 1.6.1
1. Diagonal jajaran genjang membagi dua satu sama lain.
Pembuktian
Diberikan jajar genjang ABCD
2. Diagonal belah ketupat membagi satu sama lain pada sudut siku-siku.
Pembuktian
No Pernyataan Alasan
1 ABCD adalah belah ketupat Diberikan
2 Buat garis AC dari titik A dan C, Definisi segmen/ruas garis
buat garis BD dari titik B dan D
3 AC membagi BD dan BD definisi belah ketupat dan Teorema
membagi AC, sehingga O adalah 1.6.1.(1)
titik tengah AC dan BD
4 ̅̅̅̅
𝐴𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐶 dan ̅̅̅̅
𝐷𝑂 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐵 Akibat langkah 2 dan definisi bisektor
5 ̅̅̅̅
𝑂𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐷 Sisi yang sama/refleksif kongruensi
segmen
6 ̅̅̅̅
𝐴𝐷 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 Definisi belah ketupat (semua sisi
kongruen)
7 ∆𝐴𝑂𝐷 ≅ ∆𝐶𝑂𝐷 Akibat langkah 3,4,5 dan teorema
kongruensi s-s-s
8 ∠𝐴𝑂𝐷 ≅ ∠𝐶𝑂𝐷 Definisi kongruensi antar segitiga
9 ∠𝐴𝑂𝐷 = ∠𝐶𝑂𝐷 Akibat langkah 6 dan definisi
kongruensi
10 ∠𝐴𝑂𝐷 + ∠𝐶𝑂𝐷 = 180° Postulat sudut bersuplemen
11 2∠𝐴𝑂𝐷 = 180° Akibat langkah 7 dan 8
12 ∠𝐴𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 9
13 ∠𝐶𝑂𝐷 = 90° Akibat langkah 7 dan 10
14 ̅̅̅̅
𝑂𝐵 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝐵 Refleksif kongruensi segmen
15 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ 𝐵𝐶 Definsii belah ketupat
16 ∆𝐴𝑂𝐵 ≅ ∆𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 3,13,14 dan teorema
kongruensi s-s-s
17 ∠𝐴𝑂𝐵 ≅ ∠𝐵𝑂𝐶 Akibat langkah 15 dan definisi
kongruensi antar segitiga
18 ∠𝐴𝑂𝐵 + ∠𝐵𝑂𝐶 = 180° Postulat sudut suplemen
19 2∠𝐴𝑂𝐵 = 180° Akibat langkah 16,17
20 ∠𝐴𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 17, 18
21 ∠𝐶𝑂𝐵 = 90° Akibat langkah 16
3. Garis diagonal (diperpanjang) layang-layang atau anak panah berpotongan pada sudut
siku-siku.
Pembuktian
a. Layang-layang
Buat layang-layang ABCD
Konstruksi Basis
Latihan 1.6.2 Mengonstruk segitiga yang diberikan dua sisi dan sudut
Penyelesaian:
1. Diketahui ruas garis a, ruas garis b, dan sudut 𝛼, a=AC
2. Buat ruas garis b yang memuat titik B dan C
3. Buat sudut 𝛼 pada titik C menggunakan busur derajat (atau bisa menggunakan
jangka, dengan cara buat busur dengan jarak pada jangka sebesar sudut 𝛼 hingga
memotong garis b. Titik perpotongan tersebut adalah O. Dengan pusat O, buat busur
dengan jarak yang sama seperti busur sebelumnya, sehingga mereka saling
berpotongan. Tarik garis dari C ke perpotongan dua busur (tarik garis hingga
melebihi perpotongan).
4. Gambar busur lingkaran dari titik B menggunakan jangka dengan jari-jari = panjang
garis BC, sehingga memotong kaki sudut C dan membentuk titik A. Kita tahu
bahwa AC = a
5. Tarik garis dari titik A dan titik B
6. Maka didapat ∆ 𝐴𝐵𝐶 dari dua garis a, b, dan sudut 𝛼
Latihan 1.6.3 Mengonstruk segitiga yang diberikan dua sudut dan satu sisi
Penyelesaian:
1. Diketahui sudut 𝛼 , sudut 𝛽 , dan ruas garis a
2. Buat ruas garis a, dimana a=AB
3. Dengan pusat A, buat busur lingkaran dengan jarak sebesar sudut 𝛼 (ukur dengan
penggaris busur lingkaran), sehingga memotong ruas garis a.
4. Dengan pusat perpotongan busur sebelumnya dengan garis a, buat busur dengan
jarak sama dengan busur sebelumnya, sehingga antar kedua busur saling
berpotongan.
5. Tarik garis dari A ke perpotongan dua busur (panjangkan garis tersebut)
6. Dengan pusat B, buat busur lingkaran dengan jarak sebesar sudut 𝛽 (ukur dengan
penggaris busur lingkaran), sehingga memotong ruas garis a.
7. Dengan pusat perpotongan busur sebelumnya dengan garis a, buat busur dengan
jarak sama dengan busur sebelumnya, sehingga antar kedua busur saling
berpotongan.
8. Tarik garis dari B ke perpotongan dua busur, panjangkan garis tersebut, sehingga
memotong lengan sudut 𝛼
9. Titik perpotongan antara lengan sudut 𝛼 dan lengan sudut 𝛽, adalah C
10. Demikian kita peroleh ∆𝐴𝐵𝐶
Contoh 1.6.6 Mengonstruk Garis Bagi yang Tepat dari sebuah garis
Penyelesaian:
1. Diberikan titik A dan B
2. Dengan pusat A dan B, gambar busur dengan jarak yang sama sehingga saling
bertemu di titik C dan D.
3. CD adalah garis bagi dari AB
Perhatikan M sebagai titik dimana CD dan AB saling bertemu atau berpotongan.
Kita tahu bahwa ∆𝐴𝐶𝐷 ≡ ∆𝐵𝐶𝐷 dengan teorema S-S-S (Contoh 1.6.5). jadi,
∠𝐴𝐶𝐷 = ∠𝐵𝐶𝐷. Kemudian dari ∆𝐴𝐶𝑀 𝑑𝑎𝑛 ∆𝐵𝐶𝑀 kita dapat mengetahui
𝐴𝐶 = 𝐵𝐶
∠𝐴𝐶𝑀 = ∠𝐵𝐶𝑀
Jadi, ∆𝐴𝐶𝑀 ≡ ∆𝐵𝐶𝑀 dengan teorema SSS. Kemudian 𝐴𝑀 = 𝐵𝑀 dan
∠𝐴𝑀𝐶 = ∠𝐵𝑀𝐶 = 90°. Ini menunjukkan bahwa CM adalah garis bagi yang tepat
dari AB.
Contoh 1.6.7 Membangun garis tegak lurus terhadap suatu garis dari sebuah titik di luar garis
tersebut
Penyelesaian:
1. Buat titik P dan garis 𝑚
2. Dengan pusat P, gambar sebuah busur yang memotong 𝑚 di A dan B
3. Dengan pusat A dan B, gambar dua busur dengan jarak yang sama sehingga
saling bertemu di Q, dimana 𝑄 ≠ 𝑃
4. PQ tegak lurus dengan 𝑚
5. Karena berdasarkan konstruksi, P dan Q memiliki jarak yang sama dari A dan
B, keduanya (PQ) menjadi garis bagi dari segmen AB, dan karenanya PQ tegak
lurus dengan 𝑚.
Contoh 1.6.9 Mengonstruk garis tegak lurus terhadap suatu garis dari suatu titik pada garis
tersebut
Penyelesaian
1. Buat ruas garis 𝑓 yang memuat titik A
2. Dengan pusat A, buat busur lingkaran dengan jari-jari sebarang, sehingga
memotong garis 𝑓 pada dua titik yaitu C dan D
3. Dengan pusat C dan D, buat busur lingkaran dengan jari-jari yang sama, sehingga
berpotongan di titik E dan F.
4. Tarik garis lurus dari titik E dan F
5. Karena konstruksi, E dan F memiliki jarak yang sama terhadap titik A pada garis 𝑓.
Kemudian EF menjadi garis bagi dari garis 𝑓, sehingga EF tegak lurus 𝑓
1.6.1 Metode Loci
Dalam sebuah konstruksi, engsel antara pensil dan ujung jangka memiliki jarak yang
sama, panjang jari-jari lingkaran. ujung jangka menentukan titik pusat, titik O dalam diagram.
Jika panjang jari-jari tidak berubah, semua titik pada bidang yang dapat digambar oleh jangka
membentuk lingkaran, dan setiap titik yang tidak dapat digambar oleh jangka tidak terletak
pada lingkaran tersebut. Jadi, lingkaran adalah himpunan semua titik pada jarak tetap dari titik
pusat. Himpunan ini disebut lokus.
DEFINISI
Lokus dari sebuah titik yang "terbentuk" berdasarkan beberapa kondisi adalah definisi
tradisional yang digunakan untuk menggambarkan himpunan titik yang memenuhi sebuah
kondisi tertentu. Misalnya, lokus dari sebuah titik yang berjarak sama dari dua titik A dan B
adalah himpunan semua titik yang berjarak sama dari A dan B - dengan kata lain, garis yang
membagi AB.
Lokus adalah himpunan semua titik yang memenuhi kondisi atau himpunan kondisi tertentu.
Metode paling dasar yang digunakan untuk menyelesaikan masalah konstruksi geometris
adalah dengan mencari titik-titik penting dengan menggunakan perpotongan lokus, yang biasa
disebut dengan metode lokus. Kami mengilustrasikan dengan yang berikut:
Contoh
lingkaran yang diberikan di atas membantu kita untuk memahami apa arti dari definisi tersebut.
Setiap definisi dapat ditulis sebagai biconditional:
1. (𝑝 → 𝑞): Jika suatu titik berada pada lokus, maka titik tersebut memenuhi kondisi yang
diberikan. Semua titik di lingkaran berada pada jarak tertentu yang sama dari pusat.
2. (~𝑝 → ~𝑞): Jika suatu titik tidak berada pada lokus, maka titik tersebut tidak
memenuhi kondisi yang diberikan. Setiap titik yang tidak ada di lingkaran tidak berada
pada jarak tertentu yang sama dari pusat.
Ingatlah bahwa pernyataan (~𝑝 → ~𝑞)adalah kebalikan dari pernyataan (𝑝 → 𝑞). Lokus benar
jika kedua pernyataan benar: pernyataan awal dan inversnya.
Titik P adalah titik lokus jika dan hanya jika P memenuhi kondisi lokus yang diberikan.
Prosedur
1. Buatlah diagram yang berisi garis atau titik tetap yang diberikan.
2. Tentukan kondisi apa yang harus dipenuhi dan cari satu titik yang memenuhi kondisi
yang diberikan.
3. Cari beberapa titik lain yang memenuhi kondisi yang ditentukan. Titik-titik ini harus
cukup berdekatan untuk mengembangkan bentuk atau sifat lokus.
4. Gunakan titik-titik untuk menggambar garis atau kurva halus yang tampak sebagai
lokus.
5. Jelaskan dengan kata-kata sosok geometris yang tampak sebagai lokus.
Catatan:
Dalam bab ini, kita akan mengasumsikan bahwa semua titik, segmen, sinar, garis, dan
lingkaran terletak pada bidang yang sama dan lokus yang diinginkan juga terletak pada bidang
tersebut.
Contoh I :
Berapakah jarak titik lokus yang sama dari titik-titik ujung segmen garis tertentu?
Solusi
Jika sebuah titik berjarak sama dari titik-titik ujung ruas garis, maka titik itu membagi
garis sama besar.
Jika sebuah titik terletak pada garis tegak luru suatu ruas garis, maka jarak yang sama
dari titik-titik ujung ruas garis tersebut akan terbentuk.
Contoh II (1.6.10) Diketahui dua garis berpotongan l dan m dan jari-jari tetap r, buatlah
lingkaran berjari-jari r yang bersinggungan dengan dua garis yang diberikan.
Solusi.
Seringkali untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan menggunakan sketsa. Sketsa ini
disebut sebagai Analisi Gambar. Semakin akurat sketsanya, semakin berguna gambarnya.
Dalam analisis gambar, Anda harus mencoba memasukkan semua solusi yang mungkin terjadi.
Gambar analisis untuk Contoh 1.6.1 0 adalah sebagai berikut, di mana l dan m adalah garis-
garis yang berpotongan di P.
Analisis gambar menunjukkan bahwa ada empat solusi. Konstruksi dari keempat solusi pada
dasarnya sama, jadi dalam kasus ini sudah cukup untuk menunjukkan bagaimana membuat
salah satu dari empat lingkaran.
Karena kita diberi jari-jari lingkaran, maka cukup untuk membuat titik O yang merupakan
pusat lingkaran C.Karena kita hanya mempunyai garis lurus dan kompas, hanya ada tiga cara
untuk membangun sebuah titik, yaitu sebagai perpotongan dari
dua garis,
dua lingkaran, atau
garis dan lingkaran.
Titik O yang merupakan pusat lingkaran C berjarak sama dari l dan m dan oleh karena itu
terletak pada lokus yang dapat dibangun berikut ini:
TEOREMA LOKUS
Ada lima dasar lokus, masing-masing berdasarkan pada sekumpulan kondisi yang berbeda.
Dalam masing-masing dari berikut ini, sebuah kondisi yang ditentukan, dan lokus yang sesuai
dengan kondisi tersebut dijelaskan dalam kata-kata dan digambar di bawah ini. Masing-masing
lokus ini telah ditampilkan sebagai konstruksi pada bagian sebelumnya.
1. Jarak yang sama dari dua titik: Temukan titik-titik yang berjarak sama dari titik A dan
B.
Lokus: titik-titik lokus yang berjarak sama dari ujung titik A dan B merupakan garis
tegak lurus yang terbentuk oleh dua titik
Pembuktian
Diketahui :
⃡ ⊥ 𝐴𝐵
𝑃𝑄 ⃡
⃡𝑃𝑄 𝐵𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 ̅̅̅̅
𝐴𝐵
P adalah suatu titik di ⃡𝑃𝑄
Kesimpulan :
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝐵
𝑃𝐴 ̅̅̅̅
Pernyataan Alasan
⃡𝑃𝑄 ⊥ ⃡𝐴𝐵 Diketahui
2. Jarak yang sama dari dua garis yang berpotongan: Temukan titik yang berjarak sama
dari garis yang berpotongan ⃡𝐴𝐵dan ⃡𝐶𝐷 .
Lokus: titik lokus yang berjarak sama dari dua garis berpotongan adalah sepasang garis
yang membagi dua sudut yang dibentuk oleh garis yang berpotongan tersebut.
Pembuktian
Diketahui :
𝑆𝑇 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏
P adalah suatu titik di 𝑆𝑇
⃡𝑃𝑄 ⊥ 𝑏, ⃡𝑃𝑅 ⊥ 𝑎
Kesimpulan
⃐𝑃𝑄 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝑅
Pernyataan Alasan
𝑆𝑇 𝑏𝑖𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 ∠𝑄𝑆𝑅 Diketahui
3. Jarak yang sama dari dua garis sejajar: Temukan titik yang berjarak sama dari garis
sejajar ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐶𝐷 .
Lokus: titik lokus yang berjarak sama dari dua garis sejajar adalah garis ketiga, sejajar
dengan garis yang diberikan dan di tengah-tengah di antara keduanya.
Pembuktian
Diketahui :
𝑏 ∥ 𝑙, 𝑎 ∥ 𝑙
P pada garis b memiliki jarak d dari l
Q adalah titik lain di garis b
⃡𝑃𝑆 ⊥ 𝑙, ⃡𝑄𝑅 ⊥ 𝑙
Kesimpulan :
𝑄𝑅 = 𝑑
Pernyataan Alasan
𝑏∥𝑙 Diketahui
⃡𝑃𝑆 ⊥ 𝑙 Diketahui
⃡𝑄𝑅 ⊥ 𝑙 Diketahui
Cara yang sama bisa digunakan untuk membuktikan jarak titik pada garis a
4. Pada jarak yang sama dari garis: Temukan titik-titik yang berada pada jarak d dari
⃡ .
garis𝐴𝐵
Lokus: titik-titik lokus pada jarak yang sama dari suatu garis adalah sepasang garis,
masing-masing sejajar dengan garis yang ditentukan dan pada jarak yang sama dari
garis yang ditentukan.
Pembuktian
Diketahui :
𝑎 ∥ 𝑙, 𝑏 ∥ 𝑙
⃡𝑅𝑆 ⊥ 𝑎, ⃡𝑅𝑆 ⊥ 𝑏
𝑃𝑅 ≅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝑃𝑆
Q adalah titik lain di l
Kesimpulan :
Q memiliki jarak yang sama dari a dan b
Pernyataan Alasan
𝑎 ∥ 𝑙, 𝑏 ∥ 𝑙 Diketahui
⃡𝑄𝑇 tegak lurus dari Q ke a Definisi garis ⊥, jika 2 garis berpotongan
dan sudut yang dihasilkan adalah sudut
900
⃡ hingga memotong b pada Definisi garis berpotongan
Tarik garis 𝑄𝑇
W
⃡𝑄𝑇 ⊥b Definisi garis ⊥
𝑃𝑅 ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ≅ 𝑃𝑆 Diketahui
̅̅̅̅̅
𝑄𝑊 ≅ ̅̅̅̅
𝑄𝑇 Definisi titik tengah ruas garis
5. Pada jarak yang sama dari suatu titik: Temukan titik-titik yang berada pada jarak d
dari titik pusat A.
Pembuktian
Diketahui :
̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 pada lingkaran O
̅̅̅̅
P merupakan titik potong dari 𝐴𝐵
Q merupakan titik potong dari ̅̅̅̅
𝐶𝐷
Kesimpulan
Untuk mementukan locus dari titik tengah lingkaran
Dengan menjadikan ⃡𝑂𝑃 dan ⃡𝑂𝑄 menjadi garis yang menghubungkan titik O
dan P serta menghubungkan titik O dan Q. kita dapat membuktikan bahwa ⃡𝑂𝑃 ⊥ ⃡𝐴𝐵
dan ⃡𝑂𝑄 ⊥ ⃡𝐶𝐷 . Sehingga ̅̅̅̅
𝑂𝑃 ≅ ̅̅̅̅
𝑂𝑄 karena memiliki jarang yang sama dari titik pusat.
Jadi titik-titik lokus pada jarak yang sama dari titik pusat adalah lingkaran yang
tengahnya ada di titik pusat dan jarak jari-jarinya adalah sama.
Lokus ini sering digabungkan untuk menemukan titik atau kumpulan titik yang
memenuhi dua kondisi atau lebih. Himpunan yang dihasilkan disebut lokus gabungan.
Prosedur
Untuk mencari lokus titik yang memenuhi dua kondisi:
1. Tentukan titik lokus yang memenuhi kondisi pertama. Buat sketsa diagram yang
menunjukkan poin-poin ini.
2. Tentukan titik lokus yang memenuhi syarat kedua. Buat sketsa titik-titik ini pada
diagram yang digambar pada langkah 1.
3. Temukan titik lokus jika ada, yang umum untuk kedua lokus.
Langkah 2 dan 3 dapat diulang jika lokus harus memenuhi tiga atau lebih kondisi.
Contoh 3
Segi empat ABCD adalah jajaran genjang. Berapakah jarak titik lokus dari ⃡𝐴𝐵 dan
⃡𝐶𝐷 dan juga jarak yang sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐵𝐶 ?
(1) Karena ABCD adalah jajaran genjang,.
⃡𝐴𝐵 ∥ ⃡𝐶𝐷 .titik lokus yang berjarak sama dari dua garis sejajar adalah garis ketiga
yang sejajar dengan garis yang ditentukan dan di tengah di antara keduanya. Dalam
gambar ⃡𝐸𝐹 , jarak yang sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐶𝐷 .
⃡ dan 𝐵𝐶
(2) Garis 𝐴𝐵 ⃡ garis berpotongan.
titik lokus yang berjarak sama dari garis yang berpotongan adalah sepasang garis
yang membagi dua sudut yang dibentuk oleh garis yang diberikan. Dalam gambar,
⃡ dan 𝐽𝐾
𝐺𝐻 ⃡ dan 𝐵𝐶
⃡ berjarak sama dari 𝐴𝐵 ⃡ .
(3) Titik P memotong ⃡𝐸𝐹 ⃡𝐺𝐻 dan titik Q memotong ⃡𝐸𝐹 ⃡𝐽𝐾 berjarak sama dari ⃡𝐴𝐵 dan
⃡𝐶𝐷 dan juga berjarak sama dari ⃡𝐴𝐵 dan ⃡𝐵𝐶 .
Jawaban P dan Q
Perhatikan bahwa hanya titik P yang berjarak sama dari tiga segmen yang merupakan
sisi jajaran genjang, tetapi P dan Q memiliki jarak yang sama dari garis yang ketiga
sisinya merupakan segmen.
1. Pernyataan : diketahui segitiga 𝐴𝐵𝐶 , jika ∠𝐴𝐵𝐶 adalah sudut siku-siku, maka
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2
Konvers : diberikan segitiga 𝐴𝐵𝐶, jika
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2
Pembuktian : A
Diketahui 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐶 2
Buat ∆ siku-siku PQR dengan sudut siku-siku ∠ 𝑄
Dan 𝑃𝑄 ≡ 𝐴𝐵, 𝑄𝑅 ≡ 𝐵𝐶
B C
Karena segitiga PQR siku-siku, maka
𝑃𝑅2 = 𝑃𝑄2 + 𝑄𝑅2
= 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2
= 𝐴𝐶 2
∴ 𝑃𝑟 = 𝐴𝐶
∴ ∆ 𝑃𝑄𝑅 ≅ ∆ 𝐴𝐵𝐶 ( Sisi-sisi-sisi)
Kemudian ∠𝐵 ≅ ∠𝑄 = 90𝑜
∴ ∆ 𝐴𝐵𝐶 𝑠𝑖𝑘𝑢 − 𝑠𝑖𝑘𝑢 𝑑𝑖 ∠𝐵
Maka adalah ∠𝐴𝐵𝐶 segitiga siku-siku
Kedua pernyataan dan konversnya adalah benar.
A B
4. Pernyataan: diberikan segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷 , jika 𝐴𝐶 ≠ 𝐵𝐷, maka 𝐴𝐵𝐶𝐷 bukanlah sebuah
segiempat
Konvers: diberikan segiempat 𝐴𝐵𝐶𝐷, jika 𝐴𝐵𝐶𝐷 bukan sebuah segiempat, maka 𝐴𝐶 ≠
𝐵𝐷
Karena garis singgung dengan lingkaran dari titik eksternal memiliki panjang yang sama,
maka
𝐴𝑃 = 𝐴𝑄, 𝑃𝐵 = 𝐵𝑆
𝑆𝐶 = 𝐶𝑅, 𝑅𝐷 = 𝑄𝐷
Sehingga,
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝑃 + 𝑃𝐵 + 𝐶𝑅 + 𝑅𝐷
= 𝐴𝑄 + 𝐵𝑆 + 𝑆𝐶 + 𝑄𝐷
= (𝐴𝑄 + 𝑄𝐷) + (𝐵𝑆 + 𝑆𝐶)
= 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Sebaliknya, dimisalkan bahwa 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶, dan dimisalkan bahwa sisi AD dan BC
diperpanjangan dan bertemu di X.Maka terdapat lingkaran ddidalam ∆𝐷𝑋𝐶, dimana lingkaran
tersebut bersinggungan dengan masing-masing sisi segitiga, dan dimisalkan bahwa lingkaran
tersebut tidak bersinggungan dengan AB. Misalkan E dan F berada di sisi AD dan BC, dengan
dimikian, EF sejajar dengan AB dan bersinggungan dengan lingkaran seperti gambar dibawah
ini.
Perhatikan bahwa ∆𝑋𝐸𝐹 ~∆𝑋𝐴𝐵 dengan proporsionalitas kontan 𝑘 > 1, 𝐸𝐹 > 𝐴𝐵, dan
Karena segi empat DEFC memiliki lingkaran yang berdinggungan didalamnya, maka tahap
pertama dalam membuktikan kita punya
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 < 𝐸𝐹 + 𝐶𝐷 = 𝐷𝐸 + 𝐶𝐹 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Yang merupakan kontradiksi dengan ketentuan 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶.
Kasus selanjutnya ketika ABCD adalah jajargenjang yang memiliki lingkarad dalam. Dengan
menggunakan cara yang sama, pertama kita membuat lingkaran yang bersinggungan dengan
tiga sisi jajargenjang. Pusat lingkaran harus berada ditengah antara sisi AD dan BC. Misalkan
2r adalah jarak yang tegak lurus antara sisi AD dan BC. Kemudian pusat lingkaran harus
terletak pada garis sejajar dengan garis CD dan jarak antara garis sejajajr dengan sisi CD adalah
r. seperti gambar dibawah ini:
Seperti sebelumnya, anggaplah bahwa lingkaran tidak bersinggungan dengan sisi AB, dan
karena E dan F berada di sisi AD dan BC. Sehigga EF sejajar dengan AB dan bersinggungan
dengan lingkaran seperti gambar diatas.
Sekarang AB = EF, dan karena segiempat DEFC memiliki lingkaran dalam, dengan
menggunakan langkah pertama pembuktian kita punya,
𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐸𝐹 + 𝐶𝐷 = 𝐷𝐸 + 𝐶𝐹 < 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶
Yang merupakan kontradiksi dengan ketentuan 𝐴𝐵 + 𝐶𝐷 = 𝐴𝐷 + 𝐵𝐶.
Jadi terbukti bahwa segi empat akan bersinggungan keempat sisinya dengan lingkaran
didalmnya jika dan hanya jika jumlah panjang kedua pasang sisi yang berlawanan sama.
Berdasakan penyelesaian diatas, maka diketahui bahwa P lebih dekat ke B dari pada ke A
karena panjang 𝑃𝐵 < 𝑃𝐴.
𝑃
NO PERNYATAAN ALASAN
1. Perpanjang garis AB melampaui B Axioma perpanjangan garis
hingga ke D, sehingga BD = AB
Suatu garis dapat diperpanjang
sepanjang yang diingankan pada
kedua arah.
2. CB = CB Aksioma Sifat Refleksif Kesetaraan
𝑎=𝑎
3. ∆𝐶𝐵𝐴 adalah segitiga siku-siku Diketahui
4. ∠𝐶𝐵𝐴 adalah sudut siku-siku Diketahui
5. 𝑚∠𝐶𝐵𝐴 = 90° Definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut
yang besar sudutnya 90°.
6. ∠𝐶𝐵𝐴 adalah sudut yang berpelurus Definisi sudut berpelurus
dengan ∠𝐶𝐵𝐷 Sudut yang saling berpelurus adalah
dua sudut yang jumlah besar sudutnya
adalah besar sudut dari garis lurus.
7. 𝑚∠𝐶𝐵𝐴 + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° Definisi besar sudut berpelurus
Sudut-sudut yang saling berpelurus
adalah dua sudut yang jumlah besar
sudutnya adalah 180°
8. 90° + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° Subsitusi langkah 5 ke langkah 7
𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 180° − 90°
𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 90°
9. ∠𝐶𝐵𝐷 adalah sudut siku-siku Reverse definisi sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah suatu sudut
yang besar sudutnya 90°.
10. ∠𝐶𝐵𝐴 ≡ ∠𝐶𝐵𝐷 Teorema sudut siku-siku
Jika dua sudut adalah sudut siku-siku,
maka keduanya kongruen.
11. ∆𝐶𝐵𝐴 ≡ ∆𝐶𝐵𝐷 Axiom kekongruenan S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan kongruen
jika dua sisi dan sudut apit segitiga
pertama kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian pada
segitiga kedua.
12. 𝐶𝐴 ≡ 𝐶𝐷 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah
dua segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian
kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
13. Perpanjang garis CB sehingga Axioma perpanjangan garis
menjadi garis P Suatu garis dapat diperpanjang
sepanjang yang diingankan pada
kedua arah.
14. P adalah bisector tegak lurus dari AB Convers Teorema 1.5.1
1
Sehingga 𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷)
2
15. 𝐴𝐶 + 𝐶𝐷 > 𝐴𝐷 Ketaksamaan segitiga
16. 1 1 Axioma subsitusi
𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷) > 𝐴𝐷
2 2
17. 𝐴𝐵 + 𝐵𝐷 = 𝐴𝐷 Definisi jumlah panjang dua
1 segmen garis
𝐴𝐵 = 𝐴𝐷
2
18. 1 1 Axioma subsitusi
𝐴𝐶 = (𝐴𝐶 + 𝐶𝐷) > 𝐴𝐷 = 𝐴𝐵
2 2
𝐴𝐶 > 𝐴𝐵
Berdasarkan langkah penyelesian diatas, terbukti bahwa hipotenusa (sisi miring) dari
segitiga siku-siku adalah sisi terpanjang dari segitiga siku-siku.
NO PERNYATAAN ALASAN
1. Misalkan 𝑙 adalah sebuah garis Diketahui
2. Misalkan 𝑃 adalah sebuah titik yang Diketahui
tidak terletak pada 𝑙
3. Misalkan 𝑄 adalah ujung dari garis tegak Diketahui
lurus dari 𝑃 ke 𝑙
4. Misalakn 𝑃𝑄 adalah garis yang melalui Axioma Eksistensi Garis
titik 𝑃 dan 𝑄 Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
5. Misalkan R adalah sebuah titik lainnnya Reverse dari definisi segmen
digaris l gasris
Suatu segmen garis AB adalah
himpunan dari titik-titik dari
suatu garis yang terdiri atas
titik-titik A dan B dan semua
titik di antara mereka.
6. Misalakn PR adalah garis yang melalui Axioma eksistensi garis
titik P dan R Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
7. ∠𝑃𝑄𝑅 adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis tegak lurus adalah
dua garis yang saling
berpotongan dan membentuk
sudut siku-siku
8. ∆𝑃𝑄𝑅 adalah segitiga siku-siku Definisi segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah
segitiga yang memiliki sudut
siku-siku
9. 𝑃𝑅 > 𝑃𝑄 Teorema 1.2.9
Berdasarkan langkah penyelesaian diatas terbukti bahwa Q adalah titik di l yang lebih dekat
dengan P.
Bukti :
NO PERNYATAAN ALASAN
1. Misalkan titik A adalah titik di garis l Reverse dari definisi segmen
gasris
Suatu segmen garis AB adalah
himpunan dari titik-titik dari
suatu garis yang terdiri atas
titik-titik A dan B dan semua
titik di antara mereka.
2. Misalkan PA adalah garis yang melalui Axioma Eksistensi Garis
titik P dan A Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
3. Misalkan ∠𝑅𝐴𝑄 menjadi sudut di A Reverse dari definisi sudut
yang kongruen dengan ∠𝑃𝐴𝑄 (Sd) Sudut adalah himpunan titik-
titik yang terdiri atas
gabungan dari dua sinar yang
memiliki titik ujung yang
sama
4. Perpanjang ⃡𝐴𝑅 sehingga 𝐵𝐴 ≡ 𝑃𝐴 (S) Axioma perpanjangan garis
Suatu garis dapat
diperpanjang sepanjang yang
diingankan pada kedua arah.
5. Misal ⃡𝑃𝐵 menjadi garis yang melalui P Axioma Eksistensi Garis
dan B Ada satu dan hanya satu garis
yang melalui dua titik.
6. ̅̅̅̅
𝐶𝐴 ≡ ̅̅̅̅
𝐶𝐴 (S) Aksioma sifat refleksif
kesetaraan
𝑎=𝑎
7. ∆𝑃𝐴𝐶 ≡ ∆𝐵𝐴𝐶 Axiom kekongruenan
S.Sd.S
Dua buah segitiga dikatakan
kongruen jika dua sisi dan
sudut apit segitiga pertama
kongruen dengan dua sisi dan
sudut apit yang bersesuaian
pada segitiga kedua.
8. ∠𝑃𝐶𝐴 ≡ ∠𝐵𝐶𝐴 Definisi kekongruenan segi
banyak
Segi banyak yang kongruen
adalah dua segi banyak
dimana terdapat
korespondensi satu-satu
sedemikian hingga:
1. Semua sisi yang
bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang
bersesuaian kongruen
9 ∠PCA dan ∠BCA adalah sudut yang Reverse definisi sudut
berdampingan berdampingan
Sudut berdampingan, ∠ABC
dan ∠DBC adalah dua sudut
yang memiliki titik sudut yang
sama yaitu 𝐵 dan sisi sudut
yang sama yaitu 𝐵𝐶 di antara
𝐵𝐴 dan 𝐵𝐷
10. ⃡𝑃𝐵 tegak lurus l Teorema ketegaklurusan
Jika dua garis saling
berpotongan dan membentuk
dua sudut berdampingan yang
kongruen, maka garis-garis
tersebut saling tegak lurus.
CONTOH SOAL
1. Diketahui segitiga sama kaki 𝐴𝐵𝐶 dengan 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶, misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis
tegak lurus dari 𝐴 ke 𝐵𝐶. Buktikan bahwa 𝐴𝐷 merupakan bisektor ∠BAC. (Soal 1.8 Nomor
5)
Jawaban:
Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 𝑚𝐴𝐵 = 𝑚𝐴𝐶 Diketahui
2 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶 (S) Reverse definisi kekongruenan segmen
garis
Segmen-segmen garis yang kongruen
adalah segmen garis yang memiliki
panjang yang sama.
3 Misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis Diketahui
tegak lurus dari titik 𝐴 ke 𝐵𝐶
4 ∠ADC dan ∠ADB adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
5 𝐴𝐷 ≡ 𝐴𝐷 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ΔADB ≡ ΔADC Corollary 1.4.3 (Kekongruenan HSR)
Jika sisi miring dan salah satu sisi pada
segitiga siku-siku pertama kongruen
dengan sisi miring dan sisi pada segitiga
siku-siku kedua, maka dua segitiga
tersebut kongruen.
7 ∠BAD ≡ ∠DAC Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
3. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
4. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
8 𝑚∠BAD = 𝑚∠DAC Definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
9 𝐴𝐷 merupakan bisektor ∠BAC Reverse definisi bisektor sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
2. Buktikan jika garis tegak lurus dari titik 𝐴 ke 𝐵𝐶 adalah bisektor ∠BAC, maka ΔABC adalah
segitiga sama kaki. (Soal 1.8 Nomor 6)
Jawaban:
Bukti:
No Pernyataan Alasan
1 Misalkan 𝐷 menjadi ujung dari garis Diketahui
tegak lurus dari 𝐴 ke 𝐵𝐶
2 𝐴𝐷 adalah bisektor ∠BAC Diketahui
3 𝑚∠BAD = 𝑚∠DAC Definisi bisektor sudut
Bisektor sudut adalah suatu sinar yang
titik ujungnya merupakan titik sudut dari
sudut tersebut dan membentuk dua sudut
dengan besar yang sama dengan
sisi/lengan sudut.
4 ∠BAD ≡ ∠DAC (Sd) Reverse definisi sudut kongruen
Sudut kongruen adalah sudut-sudut yang
memiliki besar sudut yang sama.
5 𝐴𝐷 ≡ 𝐴𝐷 (S) Aksioma sifat refleksif kesetaraan
𝑎=𝑎
6 ∠ADB dan ∠ADC adalah sudut siku-siku Definisi garis tegak lurus
Garis-garis saling tegak lurus jika dua
garis tersebut saling berpotongan dan
membentuk sudut siku-siku.
7 ∠ADB ≡ ∠ADC (Sd) Teorema kekongruenan segitiga siku-
siku
Jika terdapat dua sudut siku-siku, maka
keduanya kongruen.
8 ΔADB ≡ ΔADC Teorema Kekongruenan Sd.S.Sd
Dua segitiga dikatakan kongruen jika dua
sudutnya dan sisi apit dari segitiga
pertama adalah kongruen dengan dua
sudut dan sisi apit dari segitiga kedua.
9 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶 Definisi kekongruenan segi banyak
Segi banyak yang kongruen adalah dua
segi banyak dimana terdapat
korespondensi satu-satu sedemikian
hingga:
1. Semua sisi yang bersesuaian kongruen
2. Semua sudut yang bersesuaian
kongruen
10 ΔABC adalah segitiga sama kaki Reverse definisi segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang
memiliki dua sisi yang kongruen.
3. Membuat segitiga siku-siku dengan diberikan sisi terpanjang dan satu sisi lainnya (Soal
1.8 Nomor 9)
Penyelesaian :
a. Buat ruas garis 𝑎 dan 𝑏, dimana 𝑎 lebih panjang dari 𝑏
b. Buat ruas garis horizontal 𝑚 dengan titik 𝐴 di di dalamnya
c. Buat garis yang tegak lurus dengan garis 𝑚, beri nama 𝑛 (dari titik 𝐴 dengan
mengukurnya menggunakan busur derajat sebesar 90°, sehingga terbentuk sudut siku-
siku antara perpotongan garis 𝑚 dan 𝑛)
d. Dengan pusat 𝐴, buat busur dengan besar jarak = panjang garis 𝑏, sehingga memotong
ruas garis 𝑚. Beri nama titik perpotongan tersebut 𝐶
e. Dengan pusat 𝐶, buat busur dengan besar jarak = panjang garis 𝑎, sehingga memotong
ruas garis 𝑛. Beri nama titik perpotongannya 𝐵.
f. Tarik garis dari 𝐶 ke 𝐵
g. Terbentuk segitiga siku-siku 𝐴𝐵𝐶, dimana 𝐴𝐶 = 𝑏, dan 𝐵𝐶 = 𝑎, 𝑎 merupakan sisi
terpanjang dan 𝑏 sisi lainnya.
LATIHAN SOAL
1. Buktikan bahwa bisektor internal dan eksternal dari sudut-sudut segitiga adalah tegak lurus
2. Diketahui ∠1 ≡ ∠2 dan ∠3 ≡ ∠4 . Buktikan bahwa 𝐷𝐵 adalah bisektor tegak lurus 𝐴𝐶.
3. Diketahui suatu lingkaran 𝑂 dengan 𝐴𝐵 ≡ 𝐴𝐶. Buktikan bahwa 𝐴𝐷 adalah bisektor tegak
lurus 𝐵𝐶.
DAFTAR RUJUKAN
Alexander. D.C., Koeberlein. G.M. 2015. Elementary Geometry for College Students, Sixth
Edition. Cengage Learning:USA
Leonard. E.I., Lewis. J.E., Liu. A.C.F., Tokarsky. G.W. 2014. Classical Geometry: Euclidian,
Transformational, Inversive, and Projective. John Wiley & Sons, Inc: USA.