Anda di halaman 1dari 37

Data klinik Nilai Normal Deskripsi Implikasi Klinik

Hematokrit Pria 40-50% Untuk indicator anemia Kalau dibawah 30% mengalami
Wanita 35-45% kalau rendah anemia sedang-parah
Dibawah 20% menyebabkan
gagal jantung dan kematian
>60% pembekuan darah spontan

Hb Pria: 13-18 g/dl a) alat transportasi o2 dan Hb <5 memicu gagal jantung,
Wanita: 12-16 g/dl co2. Penurunan hb= kematian; >20 memicu
anemia sel sabit penyumbatan kapiler
b) PENURUNAN hb dapat Solusi: Transfusi darah,
terjadi pada anemia peningkatan nutrisi (Fe, B12,
defisiensi Fe, siroris, B9) pemberian eritropoetin
hipertiroid, perdarahan, untuk orang dg gangguan ginjal,
peningkatan asupan cairan dan penggunaan obat kanker.
dan kehamilan
c) PENINGKATAN nilai Hb
dapat terjadi pada
hemokonsentrasi
(polisitemia/kelainan sel
darah merah, luka bakar)
PPK, gagal jantung
kongestif, dan orang hidup
di dataran tinggi

a) Eritr Pria: 4.4-5.6 x 106 sel/cc mengangkut oksigen dari


osit Wanita: 3.8-5.0 x 106 paru-paru ke jaringan tubuh
sel/cc dan mengangkut co2 dari
jaringan tubuh ke paru-paru
oleh Hb. Eritrosit yang lebih
bagus bentuk bikonkaf krn
luas permnya besar shg
banyak O2 yang masuk
MCV (Mean 80-100 fL. a) Indeks untuk menentukan
Corpuscular UKURAN Sel darah
Volume merah untuk menentukan
dia ukurannya normositik,
mikrositik atau makrositik
b) CIRIKHAS MCV
RENDAH/MIKROSITIK
= Anemia defisiensi Fe,
Pernisiosa,
Talasemia(ANEMIA
MIKROSITIK
c) CIRI KHAS MCV
TiINGGI/MAKROSITIK
= Penyakit hati,
Alkoholism, Terapi
Antimetabolik,
kekurangan folat/vit b12,
terapi valproate.
d) MCV umumnya
meningkat pada
pengobatan
zidovudine/Azitotimidin
(HIV).
MCH (Mean 28-34 pg/sel Menunjukkan berat Hb rata- MCH naik = anemia makrositik
Corpuscular rata di dalam sel darah MCH turun = anemia mikrositik
Haemoglobi merah, dan oleh karenanya
n) menentukan kuantitas warna
(Normokromik, hipokromik,
hiperkromik). MCH dapat
digunakan untuk diagnose
anemia.
MCHC 32-36 g/dl Mengukur konsentrasi Hb MCHC turun= pasien anemia
(Mean rata-rata dalam sel darah defisiensi Fe, anemia mikrositik,
Corpuscular merah. Semakin kecil, anemia karena piridoksin (B6),
Haemoglobi konsentrasi makin tinggi. talasemia, dan anemia
n hipokromik.
Concentrati
on) MCHC Naik= sferositosis
(anemia hemolitik), bukan
karena pernisiosa
Retikulosit 0.5-2% Sel darah merah yang muda, a) Jumlah retikulosit dapat
tidak berinti merupakan membedakan dia tu anemia
bagian dari rangkaian krn kerusakan sumsum tulang
pembentukan eritrosit dari karena perdarahan atau
sumsum tulang. hemolysis karena perdarahan
Peningkatan retikulosit atau hemolysis akan
mengindikasi bahwa menstimulasi pembentukan
produksi sel darah merah retikulosit pada pasien dg
dipercepat; penurunan sumsum tulang normal
jumlah retikulosit b) Jumlah retikulosit ningkat
mengindikasikan bahwa pada pasien anemia hemolitik,
produksi sel darah merah sel sabit, dan metastase
oleh sumsum tulang karsinoma
berkurang c) Jika jumlah retikulosut tidak
meningkat pada pasien
anemia. Hal ini menandakan
sumsum tulang tidak produksi
eritrosit yang cukup
d) Setelah pengobatan anemia.
Peningkatan retikulosit
menandakan EFEKTIFITAS
pengobatan. Peningkatan
diharapkan 7-14 hari setelah
pengobatan.
Leukosit 3200 – 10.000/mm3 Leukosit melawan infeksi,  Nilai krisis leukositosis:
melindungi tubuh dengan 30.000/mm3
memfagosit organisme asing  Lekositosis hingga
dan memproduksi atau 50.000/mm3 = gangguan di
mengangkut/ luar sumsum tulang
mendistribusikan antibodi.  Nilai leukosit yang sangat
Ada dua tipe utama sel darah tinggi (di atas 20.000/mm3)
putih: dapat disebabkan oleh
•Granulosit: neutrofil, leukemia.
eosinofil dan basofil  Biasanya terjadi akibat
•Agranulosit: limfosit dan peningkatan 1 tipe saja
monosit (neutrofil). Bila tidak
ditemukan anemia dapat
digunakan untuk membedakan
antara infeksi dengan leukemia
 penurunan jumlah leukosit
<4000/mm3 = Leukopenia,
 Prosedur pewarnaan: Reaksi
netral untuk netrofil;
Pewarnaan asam untuk
eosinofil; Pewarnaan basa
untuk basofil
Neutrofil  Segment : 36% - 73% Neutrofil melawan infeksi  Neutrofilia= peningkatan
 Bands : 0% - 12% bakteri dan gangguan persentase neutrofil
radang. adalah leukosit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
paling banyak. Berfungsi dan parasit, gangguan
sebagai pertahanan terhadap metabolit, perdarahan dan
invasi mikroba melalui gangguan myeloproliferatif
fagositosis. memegang  Neutropenia penurunan
peranan penting dalam persentase neutrophil, dapat
kerusakan jaringan yang disebabkan oleh penurunan
berkaitan dengan penyakit produksi neutrofil,
noninfeksi seperti artritis peningkatan kerusakan sel,
reumatoid, asma dan radang infeksi bakteri, infeksi virus,
perut penyakit hematologi,
gangguan hormonal dan
infeksi berat.
 Shift to left atau peningkatan
bands terjadi ketika neurofil
muda dilepaskan kedalam
sirkulasi. disebabkan oleh
infeksi, obat kemoterapi,
gangguan produksi sel
(leukemia) atau perdarahan.
 Shift of the right atau
peningkatan segment terjadi
pada penyakit hati, anemia
megalobastik karena
kekurangan B12 dan asam
folat, hemolisis, kerusakan
jaringan, operasi, obat
(kortikosteroid)
 neutrofil meningkat kaitannya
dengan tingkat keganasan
infeksi
 peningkatan neutrofil lebih
besar daripada peningkatan sel
darah merah total
mengindikasikan infeksi yang
berat.
Eosinofil 0% - 6% Eosinofil melawan  Eusinofilia = peningkatan
gangguan alergi dan infeksi jumlah eosinofil lebih dari 6%
parasit. memiliki atau jumlah absolut lebih dari
kemampuan memfagosit, 500.
aktif terutama pada  Eosipenia = penurunan jumlah
tahap akhir infl amasi ketika eosinofil dalam sirkulasi
terbentuk kompleks antigen-  Eosinofil cepat hilang pada
antibodi. juga aktif pada infeksi pirogenik
reaksi alergi dan infeksi  Jumlah eosinofil rendah pada
parasit sehingga peningkatan pagi hari dan meningkat pada
nilai sore hari hingga tengah malam
eosinofil dapat digunakan
untuk mendiagnosa atau
monitoring penyakit
Basofil 0% - 2% Basofil melawan diskrasia  Basofilia adalah peningkatan
darah dan penyakit basofil berhubungan dengan
myeloproliferatif. Fungsinya leukemia granulositik dan
masih belum diketahui. basofilik myeloid metaplasia
mensekresi heparin dan dan reaksi alergi
histamin. Jika konsentrasi  Basopenia adalah penurunan
histamin meningkat, maka basofil berkaitan dengan
kadar basofil biasanya infeksi akut, reaksi stres, terapi
tinggi. Jaringan basofil steroid jangka panjang.
disebut juga mast sel
Limfosit 15% - 45% Limfosit melawan infeksi  Limfositosis dapat terjadi pada
virus dan infeksi bakteri. penyakit virus, penyakit
Merupakan sel darah putih bakteri dan gangguan
yang kedua paling banyak hormonal
jumlahnya. Sel ini kecil dan  Limfopenia dapat terjadi pada
bergerak ke daerah inflamasi penyakit Hodgkin, luka bakar
pada tahap awal dan tahap dan trauma.
akhir proses inflamasi.  Virosites (limfosit stres, sel
Merupakan sumber tipe Downy, limfosit atipikal)
imunoglobulin yang penting adalah tipe sel yang dapat
dalam respon imun seluler muncul pada infeksi jamur,
tubuh. Kebanyakan terdapat virus dan paratoksoid, setelah
di limfa, jaringan limfatikus transfusi darah dan respon
dan nodus limfa. Hanya 5% terhadap stres.
yang beredar pada sirkulasi.  Perubahan bentuk limfosit
dapat digunakan untuk
mengukur histokompabilitas.
 Jumlah absolut limfosit < 1000
menunjukkan anergy
Monosit 0%-11% Monosit melawan infeksi  Monositosis berkaitan dengan
yang hebat. merupakan sel infeksi virus, bakteri dan
darah yang terbesar. parasit tertentu serta kolagen,
berfungsi sebagai lapis kerusakan jantung dan
kedua pertahanan tubuh, hematologi.
dapat memfagositosis  Monositopenia biasanya tidak
dengan baik dan termasuk mengindikasikan penyakit,
kelompok makrofag. tetapi mengindikasikan stres,
memproduksi interferon penggunaan obat
glukokortikoid, myelotoksik
dan imunosupresan.
Trombosit 170–380. 103/mm3 Trombosit adalah elemen • Trombositosis berhubungan
terkecil dalam pembuluh dengan kanker, splenektomi,
(SI : 170–380. 109/L) darah. Trombosit diaktivasi polisitemia vera,
setelah kontak dengan trauma, sirosis, myelogeneus,
permukaan dinding stres dan arthritis reumatoid.
endotelia. Trombosit • Trombositopenia berhubungan
terbentuk dalam sumsum dengan idiopatik
tulang. Masa hidup trombositopenia purpura
trombosit sekitar 7,5 hari. (ITP), anemia hemolitik,
Sebesar 2/3 dari seluruh aplastik, dan pernisiosa.
trombosit terdapat Leukimia, multiple
disirkulasi dan 1/3 nya myeloma dan multipledysplasia
terdapat di limfa. syndrome.
• Obat seperti heparin, kinin,
antineoplastik, penisilin, asam
valproat dapat
menyebabkan trombositopenia
• Penurunan trombosit di bawah
20.000 berkaitan dengan
perdarahan
spontan dalam jangka waktu
yang lama, peningkatan waktu
perdarahan
petekia/ekimosis.
• Asam valproat menurunkan
jumlah platelet tergantung dosis.
• Aspirin dan AINS lebih
mempengaruhi fungsi platelet
daripada jumlah
platelet.
Laju Endap Pria <15mm/1 jam LED atau juga biasa disebut • nilai meningkat terjadi pada:
Darah Wanita <20mm/1 jam Erithrocyte Sedimentation kondisi infeksi akut dan kronis,
(LED) Rate (ESR) adalah ukuran misalnya
kecepatan endap eritrosit, tuberkulosis, arthritis reumatoid,
menggambarkan komposisi infark miokard akut, kanker,
plasma serta perbandingan penyakit
eritrosit dan plasma. LED Hodkin’s, gout, Systemic Lupus
dipengaruhi oleh berat sel Erythematosus (SLE), penyakit
darah dan luas permukaan tiroid,
sel serta gravitasi bumi. luka bakar, kehamilan trimester
II dan III. Peningkatan nilai
LED > 50mm/
jam harus diinvestigasi lebih
lanjut dengan melakukan
pemeriksaan terkait
infeksi akut maupun kronis,
yaitu: kadar protein dalam serum
dan protein,
immunoglobulin, Anti Nuclear
Antibody (ANA) Tes, reumatoid
factor.
Sedangkan peningkatan nilai
LED >100mm/jam selalu
dihubungkan
dengan kondisi serius, misalnya:
infeksi, malignansi,
paraproteinemia,
primary macroglobulinaemia,
hiperfi brinogenaemia,
necrotizing vaskulitis,
polymyalgia rheumatic.
• nilai menurun terjadi pada:
polisitemia, gagal jantung
kongesti, anemia
sel sabit, Hipofi brinogenemia,
serum protein rendah Interaksi
obat dengan
hasil laboratorium: etambutol,
kuinin, aspirin, dan kortison.
Waktu 10 – 15 detik (dapat Mengukur secara langsung • Nilai meningkat pada defi
protrombin bervariasi secara bermakna kelainan secara potensial siensi faktor tromboplastin
(Prothrombi antar laboratorium) dalam sistem ekstrinsik, defi siensi
n time/PT) tromboplastin ekstrinsik (fi vit.K, DIC (disseminated
brinogen, protrombin, faktor intravascular coagulation),
V, VII dan X). hemorrhragia pada
bayi baru lahir, penyakit hati,
obstruksi bilier, absorpsi lemak
yang buruk,
lupus, intoksikasi salisilat. Obat
yang perlu diwaspadai:
antikoagulan
(warfarin, heparin)
• Nilai menurun apabila
konsumsi vit.K meningkat
Internationa 0,8 – 1,2 Menstandarkan nilai PT sama dengan PT
l Normalized antar laboratorium.
Ratio (INR) Digunakan untuk memantau
penggunaan warfarin
aPTT 21 – 45 detik ( dapat Mendeteksi defi siensi • Meningkat pada penyakit von
(activated bervariasi antar sistem thromboplastin Willebrand, hemofi lia, penyakit
Partial laboratorium) intrinsik (faktor I, II, V, hati, defi siensi
Thrombopla VIII, IX, X, vitamin K, DIC. Obat yang perlu
stin Time) Rentang terapeutik selama XI dan XII). Digunakan diwaspadai: heparin,
terapi heparin biasanya 1,5 untuk memantau streptokinase,
– 2,5 kali nilai normal penggunaan heparin. urokinase, warfarin)
(bervariasi antar • Menurun pada DIC sangat
laboratorium) awal, hemorrhagia akut, kanker
meluas (kecuali
mengenai hati)
Fibrinogen Nilai normal: 200 – 450 Memeriksa lebih secara • Meningkat pada: penyakit infl
mg/dL atau 2,0 – 4,5 g/L mendalam abnormalitas PT, amasi contoh: arthritis
(SI unit) aPTT, dan TT. Menapis reumatoid, infeksi,
adanya DIC dan fi infark miokard akut, stroke,
(Nilai kritis: < 50 atau > brinogenolisis. kanker, sindrom nefrotik,
700 mg/dL) kehamilan dan
eclampsia
• Menurun pada: DIC, penyakit
hati, kanker, fi brinolisis primer,
disfi brinogenemia,
meningkatnya antitrombin III
D - Dimer Negatif atau < 0,5 mcg Menilai salah satu produk meningkat pada DIC, DVT,
/mL degradasi fi brin. Terdiri Emboli paru, gagal hati atau
atau < 0,5 mg/L SI dari berbagai ukuran fi brin gagal ginjal, kehamilan
terkait silang (cross-linked) trimester akhir, preeklamsia,
Peningkatan palsu: pada infark miokard, keganasan, infl
kondisi titer reumatoid amasi, infeksi
faktor yang tinggi, adanya parah, pembedahan dan trauma
tumor marker (penanda)
CA-125, terapi estrogen
dan kehamilan normal.
Natrium 135 – 144 mEq/L Natrium merupakan kation • Hiponatremia dapat terjadi
(Na+) yang banyak terdapat di pada kondisi hipovolemia
SI unit : 135 – 144 dalam cairan ekstraseluler. (kekurangan
mmol/L Berperan dalam memelihara cairan tubuh), euvolemia atau
tekanan osmotik, hipervolemia (kelebihan cairan
keseimbangan asam-basa tubuh).
dan Hipovolemia terjadi pada
membantu rangkaian penggunaan diuretik, defi siensi
transmisi impuls saraf. mineralokortikoid,
Konsentrasi serum natrium hipoaldosteronism, luka bakar,
diatur muntah, diare, pankreatitis.
oleh ginjal, sistem saraf Euvolemia
pusat (SSP) dan sistem terjadi pada defi siensi
endokrin. glukokortikoid, SIADH,
hipotirodism, dan
penggunaan manitol. Sedangkan
hypervolemia merupakan
kondisi yang
sering terjadi pada gagal
jantung, penurunan fungsi ginjal,
sirosis, sindrom
nefrotik.
SIADH (Syndrome of
Inappropriate Antidiuretik
Hormon) menunjukan
peningkatan cairan tubuh dan
hyponatremia. Keadaan ini
mungkin
disebabkan oleh tumor dan
beberapa obat (diuretik tiazid,
klorpropamid,
karbamazepin, klofi brat,
siklofosfamid) mungkin dan
juga berhubungan
dengan beberapa penyakit paru-
paru (TBC, Pneumonia). Pasien
dengan
SIADH biasanya memiliki
konsentrasi natrium urin yang
tinggi dan
osmolaritas urin yang tidak
sebanding dengan osmolaritas
serum.
• Pasien cystic fi brosis dapat
menjadi hiponatremia akibat
peningkatan
kehilangan natrium melalui
keringat.
• Tanda klinik yang akut dari
penurunan kadar elektrolit dalam
tubuh adalah
mual, lelah, kram, gejala
psikosis, seizures, dan koma.
• Hipernatremia. Faktor yang
mempengaruhi adalah faktor
dehidrasi,
aldosteronism, diabetes insipidus
dan diuretik osmotik. Umumnya,
rasa
haus pada hipernatremia
merupakan mekanisme
pertahanan utama untuk
mencegah hipertonisitas. Oleh
karena itu, hipernatremia
terutama terjadi
pada pasien yang tidak dapat
asupan cairan secara adekuat
(seperti pada
pasien yang hilang kesadaran
dan bayi).
• Pertimbangan pemberian terapi
IV. Pasien yang menerima
natrium >
400 mg/hari (contoh : 3 L/hari
larutan garam elektrolit
normalnya adalah
yang mengandung 155 mEq/L
natrium) biasanya mendapatkan
masalah
keseimbangan cairan yang dapat
dilihat dengan timbulnya udema
atau tekanan darah yang
meningkat. Kondisi tubuh yang
sehat dapat
mengakomodasi peningkatan
asupan jumlah natrium
sepanjang terdapat
mekanisme haus dan
kemampuan fungsi ginjal yang
baik.
• Banyak obat yang
mempengaruhi secara langsung
konsentrasi natrium
atau secara tidak langsung
mempengaruhi pengeluaran
natrium melalui
air seni (urin).
• Kekurangan total air dalam
tubuh sebesar 1 liter terjadi pada
penambahan
setiap 3 mmol Na+ > normal.
Hiponatremi 0-17 tahun: 3.6-5.2 mEq/L Kalium merupakan kation Hiperkalamia: penurunan
a (Kalium) (SI unit: 3.6-5.2 mmol/L) utama yang terdapat di ekskresi kalium, disebabkan oleh
dalam cairan intraseluler, gagal ginjal, kerusakan sel (luka
≥18 tahun: 3.6-4.8 mEq/L (bersama bikarbonat) bakar, operasi), asidosis.
(SI unit: 3.6-4.8 mmol/L) berfungsi sebagai buffer
utama Hipokalamia: jika konsentrasi
kalium kurang dari 3.5 mmol/L
Hiponatremi Nilai normal : 97 - 106 Anion klorida terutama Penurunan konsentrasi
a (Klorida) mEq/L SI unit : 97 - 106 terdapat di dalam cairan klorida: dalam serum dapat
mmol ekstraseluler. Klorida disebabkan oleh muntah,
berperan penting dalam gastritis, diuresis yang agresif,
memelihara keseimbangan luka bakar, kelelahan, diabetik
asam basa tubuh dan cairan asidosis, infeksi akut. Penurunan
melalui pengaturan tekanan konsentrasi klorida sering terjadi
osmotis. bersamaan dengan alkalosis
metabolik

Peningkatan konsentrasi
klorida: dapat terjadi karena
dehidrasi, hiperventilasi,
asidosis metabolik dan penyakit
ginjal

nilai kritis klorida: 120 mEq/L


atau mmol/L
Glukosa Nilai normal : ≥ 7 tahun : Pemeriksaan glukosa darah Peningkatan gula darah
(Fasting 70 - 100 mg/dL adalah prosedur skrining (hiperglikemia) atau
Blood (SI unit : 3,89 - 5,55 yang menunjukan intoleransi glukosa (nilai
Sugar/FBS) mmol/L) ketidakmampuan sel puasa > 120 mg/dL) dapat
pankreas memproduksi menyertai penyakit cushing
12 bulan - 6 tahun: 60-100 insulin, ketidakmampuan (muka bulan), stres akut,
mg/dL (SI unit : 3,33 - usus halus mengabsorpsi feokromasitoma, penyakit hati
5,55 mmol/L) glukosa, ketidakmampuan kronik, defi siensi kalium,
sel mempergunakan glukosa penyakit yang kronik, dan
secara efisien, atau sepsis.
ketidakmampuan hati
mengumpulkan dan Obat-obat golongan
memecahkan glikogen. kortikosteroid dan anestetik
dapat meningkatkan kadar gula
darah menjadi lebih dari 200
mg/dL.

Bila konsentrasi glukosa dalam


serum berulang-ulang > 140
mg/dL, perlu dicurigai adanya
diabetes mellitus.

Kadar gula darah menurun


(hipoglikemia) dapat disebabkan
oleh kadar insulin yang
berlebihan atau penyakit
Addison.
Calsium 8,8 – 10,4 mg/dL Kation kalsium terlibat  Hiperkalsemia terutama terjadi
SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L dalam kontraksi otot, fungsi akibat hiperparatiroidisme atau
jantung, transmisi impuls neoplasma (kanker)
Hal yang harus saraf dan pembekuan darah.  Hipokalsemia dapat
diwaspadai: 1. Nilai kritis Hanya kalsium dalam diakibatkan oleh
total kalsium: 2. < 6 bentuk ion bebas yang dapat hiperfosfatemia, penggantian
mg/dL (1,5 mmol/L) dapat digunakan dalam proses kalsium yang tidak
menyebabkan tetanus dan fungsional. Penurunan mencukupi, penggunaan
kejang 3. 13 mg/dL (3,25 konsentrasi serum albumin laksatif, furosemide, dan
mmol/L) dapat 1 g/dL menurunkan pemberian kalsitonin.
menyebabkan konsentrasi total serum  Faktor-faktor yang
kardiotoksisitas, aritmia, kalsium lebih kurang 0,8 mempengaruhi kadar kalsium :
dan koma) 4. Terapi cepat mEq/dL. hormone paratiroid, vitamin D,
estrogen, androgen
pada hiperkalsemia adalah
kalsitonin
Fosfat Fosfat dibutuhkan untuk  Hiperfosfatemia dapat terjadi
anorganik pembentukan jaringan pada gangguan fungsi ginjal,
tulang, metabolisme glukosa uremia, kelebihan asupan
dan lemak, pemeliharaan fosfat, hipoparatiroidisme,
keseimbangan asam-basa hipokalsemia, kelebihan
serta penyimpanan dan asupan vitamin D, tumor
transfer energi dalam tubuh. tulang, respiratori asidosis,
Sekitar 85% total fosfor asidosis laktat dan terapi
dalam tubuh terikat dengan bifosfonat.
kalsium. Bila kadar fosfat  Hipofosfatemia dapat terjadi
diperiksa maka nilai serum pada hiperparatiroidisme,
kalsium juga harus rickets, koma diabetik,
diperiksa. hyperinsulinisme, pemberian
glukosa iv secara terus
menerus pada nondiabetik,
antasida, tahap-tahap diuretik
pada luka bakar parah dan
respiratori alkalosis
Asam Urat Pria ; ≥ 15tahun:3,6- asam urat terbentuk dari  Hiperurisemia dapat terjadi
8,5mg/dL penguraian asam nukleat. pada leukemia, limfoma, syok,
Wanita;> 18 tahun: 2,3 – Konsentrasi urat dalam kemoterapi, metabolit asidosis
6,6 mg/dL serum meningkat bila dan kegagalan fungsi ginjal
terdapat kelebihan produksi yang signifi kan akibat
atau destruksi sel (contoh : penurunan ekskresi atau
psoriasis, leukemia) atau peningkatan produksi asam
ketidakmampuan urat.
mengekskresi urat melalui • Nilai asam urat di bawah nilai
ginjal. normal tidak bermakna secara
klinik.
• Obat yang dapat meningkatkan
kadar urat darah meliputi:
tiazid, salisilat (< 2 g/hari),
etambutol, niasin dan
siklosporin.
 • Obat yang dapat menurunkan
kadar urat darah meliputi:
allopurinol, probenesid, sulfi
npirazon dan salisilat (> 3
g/hari).
Magnesium 1,7 - 2,3 mg/dL Magnesium dibutuhkan bagi • Hipermagnesemia dapat terjadi
(Mg2+) SI unit : 0,85 – 1,15 ATP sebagai sumber energi. pada gagal ginjal, diabetik
mmol/L Magnesium juga berperan asidosis,pemberian dosis
dalam metabolisme magnesium (antasida) yang
karbohidrat, sintesa protein, besar, insufi siensi
sintesa asam nukleat, dan ginjal,hipotiroidisme dan
kontraksi otot. Defi siensi dehidrasi.
magnesium dalam diet • Hipomagnesemia dapat terjadi
normal jarang terjadi, tetapipada diare, hemodialisis,
diet fosfat yang tinggi dapatsindrom
menurunkan absorpsi malabsorbsi obat (kondisi
magnesium. Magnesium tersebut mengganggu absorbsi
juga mengatur iritabilitas tiazid, amfoterisin
neuromuskular, mekanisme B, cisplatin), laktasi, pankreatitis
penggumpalan darah akut, menyusui, alkoholik kronik
dan absorbsi kalsium. • Defi siensi magnesium dapat
menyebabkan hipokalemia yang
tidak jelas dan menyebabkan
iritabilitas neuromuskular yang
parah
• Peningkatan magnesium dapat
memberikan efek sedatif,
menekan
aktivitas jantung dan
neuromuscular
• Untuk mencegah aritmia,
pemberian magnesium sulfat i.v
tidak lebih dari
2 g/jam
• Hipomagnesia menyebabkan
aritmia ventrikuler.
Analisa gas : 95-99% O2 Jumlah oksigen yang • Saturasi oksigen digunakan
darah diangkut oleh hemoglobin, untuk mengevaluasi kadar
(AGD) ditulis sebagai persentasi oksigenasi
a) Saturasi total oksigen yang terikat hemoglobin dan kecukupan
Oksigen pada hemoglobin oksigen pada jaringan
(SaO2) • Tekanan parsial oksigen yang
terlarut di plasma
menggambarkan jumlah
oksigen yang terikat pada
hemoglobin.
Analisa gas (suhu kamar, tergantung PaO2 adalah ukuran tekanan • Penurunan nilai PaO2 dapat
darah umur) : 75-100 mmHg parsial yang dihasilkan oleh terjadi pada penyakit paru
(AGD) SI : 10-13,3 kPa sejumlah O2 yang obstruksi kronik
b) Tekanan terlarut dalam plasma Nilai (PPOK), penyakit obstruksi
Parsial ini menunjukkan paru, anemia, hipoventilasi
Oksigen kemampuan paru-paru akibat gangguan fisik atau
(PaO2) dalam menyediakan oksigen neuromuskular dan gangguan
bagi darah. fungsi jantung. Nilai PaO2
kurang dari 40 mmHg perlu
mendapat perhatian khusus.
• Peningkatan nilai PaO2 dapat
terjadi pada peningkatan
penghantaran O2
oleh alat bantu (contoh: nasal
prongs, alat ventilasi mekanik),
hiperventilasi,
dan polisitemia (peningkatan sel
darah merah dan daya angkut
oksigen).
Analisa gas : 35-45 mmHg PaCO2menggambarkan • Penurunan nilai PaCO2 dapat
darah SI : 4,7-6,0 kPa tekanan yang dihasilkan terjadi pada hipoksia,
(AGD) oleh CO2 yang terlarut anxiety/nervousness
c) Tekanan dalam dan emboli paru. Nilai kurang
Parsial plasma. Dapat digunakan dari 20 mmHg perlu mendapat
Karbon untuk menentukan efektifi perhatian
Dioksida tas ventilasi alveolar dan khusus.
(PaCO2) keadaan asam-basa dalam • Peningkatan nilai PaCO2 dapat
darah. terjadi pada gangguan paru atau
penurunan fungsi pusat
pernafasan. Nilai PaCO2 > 60
mgHg perlu mendapat perhatian.
• Umumnya, peningkatan
PaCO2 dapat terjadi pada
hipoventilasi sedangkan
penurunan nilai menunjukkan
hiperventilasi.
• Biasanya penurunan 1 mEq
HCO3 akan menurunkan
tekanan PaCO2
sebesar 1,3 mmHg.
Analisa gas Nilai normal : 7,35-7,45 serum pH menggambarkan • Umumnya nilai pH akan
darah Nilai kritis: < 7,25 keseimbangan asam basa menurun dalam keadaan
(AGD) atau >7,55 dalam tubuh. Sumber ion asidemia (peningkatan
d) pH hidrogen dalam tubuh pembentukan asam)
meliputi asam volatil dan • Umumnya nilai pH meningkat
campuran asam (seperti dalam keadaan alkalemia
asam laktat dan asam keto) (kehilangan
asam)
• Bila melakukan evaluai nilai
pH, sebaiknya PaCO2 dan
HCO3 diketahui
juga untuk memperkirakan
komponen pernafasan atau
metabolik yang
mempengaruhi status asam basa.
Analisa gas 22 - 32 mEq/L Dalam plasma normal, 95% • Peningkatan kadar CO2 dapat
darah SI unit : 22 - 32 mmol/L dari total CO2 terdapat terjadi pada muntah yang parah,
(AGD) sebagai ion bikarbonat emfi sema,
e) Karbon (HCO3 -1), 5% sebagai dan aldosteronisme
Dioksida larutan gas CO2 terlarut dan • Penurunan kadar CO2 dapat
(CO2) asam karbonat (H2CO3). terjadi pada gagal ginjal akut,
Kandungan CO2 plasma diabetik
terutama adalah bikarbonat, asidosis dan hiperventilasi
suatu larutan yang bersifat • Peningkatan dan penurunan
basa dan diatur oleh ginjal. dapat terjadi pada penggunaan
Gas CO2 yang larut ini nitrofurantoin
terutama bersifat asam dan
diatur oleh paru-paru. Oleh
karena itu nilai CO2 plasma
menunjukkan konsentrasi
bikarbonat
Analisa gas 13-17 mEq/L Anion gap digunakan untuk • Nilai anion gap yang tinggi
darah mendiagnosa asidosis (dengan pH tinggi)
(AGD) metabolik. Perhitungan menunjukkan penciutan
f) Anion menggunakan elektrolit volume ekstraseluler atau pada
Gap (AG) yang tersedia dapat pemberian penisilin dosis besar.
membantu perhitungan • Anion gap yang tinggi dengan
kation dan pH rendah merupakan
anion yang tidak terukur. manifestasi dari
Kation dan anion yang tidak keadaan yang sering dinyatakan
terukur termasuk Ca+ dan dengan singkatan "MULEPAK",
Mg2+, anion yang tidak yaitu:
terukur meliputi protein, akibat asupan metanol, uremia,
fosfat sulfat dan asam asidosis laktat, etilen glikol,
organik. paraldehid,
intoksikasi aspirin dan
ketoasidosis
• Anion gap yang rendah dapat
terjadi pada hipoalbuminemia,
dilution,
hipernatremia, hiperkalsemia
yang terlihat atau toksisitas
litium
• Anion gap yang normal dapat
terjadi pada metabolik asidosis
akibat diare,
asidosis tubular ginjal atau
hiperkalsemia.
Analisa gas 21-28 mEq/L Sistem buffer bikarbonat • Peningkatan bikarbonat
darah terdiri atas asam karbonat menunjukan asidosis respiratori
(AGD) (H2CO3) dan bikarbonat akibat penurunan
f) Sistem (HCO3). Secara kuantitatif, Ventilasi
Buffer sistem buffer ini merupakan • Penurunan bikarbonat
Bikarbonat sistem buffer utama menunjukan adanya alkalosis
dalam cairan ektraseluler. respiratori (akibat
Digambarkan dalam peningkatan ventilasi alveolar
hubungan sebagai berikut : dan pelepasan CO2 dan air) atau
Total CO2 mengandung : adanya
asam karbonat + bikarbonat asidosis metabolik (akibat
akumulasi asam tubuh atau
hilangnya bikarbonat
dari cairan ekstraseluler).
Urinalisis Untuk evaluasi gangguan
(UA) fungsi ginja$l, hati,
hematologi, infeksi sal.
kemih dan diabetes
millitus.

a. Berat - Normal : 1,001-1,030


jenis dan menunjukkan
spesifik pemekatan yang baik.
- Meningkat pada
diabetes(glukosuria),
proteinuria >24g/24 jam.
- menurun : meningkatnya
umur dan preginjal
azotemia.

b. Warna Warna urin dipengaruhi Cokelat : hemoglobin,


urin oleh konsentrasi, adanya myoglobin, haloperidol.
obat, senyawa eksogen dan Kuning merah /(Merah muda)
endogen dan pH. : sayuran, bit, fenitoin.
Biru-hijau : bit, pigmen
empedu, amitriptilin.
Kuning kecoklatan :primakuin,
bilirubin, urobilin.
Hitam : alkaptonuria
Gelap : porfiria
Keruh : bakteriuria,
pyuria/fosfat, urat.
Berbusa : protein / as. empedu.
c.pH urin Normal 5.0 - 7.5 Dipengaruhi oleh diet dan
vegetarian.. pH urin
mempengaruhi
terbentuknnya kristal.
pH alkalin disebabkan :
penyakit ginjal kronik,
intoksikasi salisilat
pH asam disebabkan :
emfisema pulmonal,
diare,asidosis diabetik.
d.protein Protein urin dihitung dari
urin yang dikumpulkan
seama 24 jam. proteinuria
(dengan metde dipstik) : +1
= 100 mg/dL, +2 = 300
mg/dL, +4 = 1000 mg/dL.
dikatakan proteinuria bila
lebih dari 300 mg/hari.
Protein dalam urin dapat :
-. normal : adanya
peningkatan permeabilitas
glomerular
- abnormal : disebabkan
multiple mieloma dan
protein Bence-Jones
e. glukosa Korelasi antara urin glukosa
dengan glukosa serum
berguna dalam memonitor
dan penyesuaian terapi
antidiabetik.
f. keton Terjadi pada :
- Gangguan metabolik
seperti pasien DM, ginjal
-Glikosuria
- Malnutrisi, diet.
G. Sedimen Tes ini menggambarkan Cell cast : menunjukkan acute
adanya infeksi saluran tubular necrosis
kemih, batu ginjal/saluran White cell cast biasa terjadi pada
kemih, nefritis, penyakit acute pyelonephritis
hati. Sedimen urin dapat Red cell cast timbul pada
normal pada kondisi glomerulonefritis akut
preginjal atau postginjal RBC : peningkatan nilai
dengan minimal atau tanpa menunjukkan glomerulonefritis,
proteinuria. vaskulitis.
WBC : peningkatan nilai
menunjukkanpenyakit ginjal dan
inflamasi
Bakteri : jlh bakteri > 150/ML
menunjukkan adanya infeksi sal.
kemih.
Kristal : meliputi kalsium
oksalat,asam urat, amorf.
PEMERIKS a. untuk mengidentifikasi
AAN FAAL adanya gangguan fungsi
GINJAL ginjal
b. untuk mendiagnosa
penyakit ginjal
c. untuk memantau
perkembangan penyakit
d. untuk memantau respon
terapi
e. untuk mengetahui
pengaruh obat thd fungsi
ginjal
a. kreatinin Nilai normal : 0.6 – 1.3 Tes ini untuk mengukur - konsentrasi kreatinin serum
mg/dL SI : 62-115 μmo/L jumlah kreatinin dalam meningkat pada gangguan
darah. Kreatinin adalah fungsi ginjal baik
produk antara hasil - konsentrasi kreatinin serum
penguraian kreatinin otot menurun akibat distropi otot,
dan fosfokreatinin yang atropi
dieksresikan melalui ginjal. - obat-obatan seperti
Penurunan fungsi ginjal asam.askorbat, simetidin,
akan menurunkan eksresi levodopa.
kreatinin. - kreatinin mempunyai waktu
paruh sekitar satu hari. Oleh
karena itu diperlukan waktu
beberapa hingga kadar
kretinin mencapai kadar
normal untuk mendeteksi
perbaikan fungsi ginjal yang
signifikan.
Kreatinin Pria : 1 – 2 g/24 jam Kreatinin serum dan klirens
Urin (Clcr) Wanita : 0,8 – 1,8 g/24 jam kreatinin memberikan
gambaran filtrasi glomerulus

Klirens Klirens kreatinin adalah Pada anak – anak nilai klirens


kreatinin pengukuran kecepatan tubuh kreatinin akan lebih rendah
(Clcr) (oleh ginjal) membersihkan (kemungkinan akibat masa otot
kreatinin, terutama yang lebih kecil)
pengukuran kecepatan
filtrasi glomerulus (GFR)

Tingkat kerusakan ginjal


parah <10 ml/menit,
sedang 10-30 ml/menit,
ringan 30-70/menit
Serum 20 – 123 U/L Amilase adalah enzim yang Peningkatan kadar amilase dapat
amilase SI : 0,33 – 2,05 µkat/L mengubah amilum menjadi terjadi pada pankreas akut,
gula, dihasilkan oleh kanker paru-paru, kanker
kelenjar saliva, pankreas, esophagus, kanker ovarium,
hati dan tuba palopi. Banyak gastrektomi parsial, obstruksi
amilase memasuki sirkulasi saluran pankreas, ulkus
darah saat terjadi peptikum, penyakit gondok,
peradangan pankreas atau obstruksi atau inflamasi saluran
kelenjar saliva atau kelenjar saliva, kolesistitits
akut, trauma serebral, luka bakar,
syok trauma, diabetes
ketoasidosis dan aneurism

Penurunan kadar amilase dapat


terjadi pada pankreatitis akut
yang sudah pulih, hepatitis,
sirosis hati, atau keracunan
kehamilan
Lipase 10 – 140 U/L Lipase mengubah asam  Peningkatan kadar lipase dapat
SI : 0,17 – 2,3 µkat/L lemak menjadi gliserol. terjadi pada pankreatitis,
Sumber utama adalah obstruksi saluran pankreas,
pankreas, lipase dalam kolestatis akut, sirosis,
pembuluh darah penyakit ginjal yang parah dan
menyebabkan kerusakan penyakit radang usus, sirosis,
pankreas gangguan ginjal yang parah
 Pada pankreatitis, serum lipase
akan meningkat, peningkatan
terjadi setelah 36 jam dari onset
 Lipase dapat meningkat ketika
kadar amilase dalam keadaan
normal
 Lipase bertahan lebih lama
dalam serum dibandingkan
amilase pada pasien
pankreatitis
 Nilai kritis lebih dari 500 U/L
Albumin 3,5 – 5,0 g% SI: 35 – 50 g/L Albumin di sitesa oleh hati  Nilai meningkat pada keadaan
dan mempertahankan dehidrasi
keseimbangan distribusi air  Nilai menurun pada keadaan :
dalam tubuh (tekanan malnutrisi, sindrom absorbsi,
onkotik koloid). Albumin hipertiroid, kehamilan,
membantu transport gangguan fungsi hati, infeksi
beberapa komponen darah kronik, luka bakar, edema,
seperti: ion, bilirubin, asites, sirosis, nefrotik
hormon, enzim, obat sindrom, SIADH, dan
perdarahan
Prothombin Untuk mengetahui
time kemampuan hati dalam
mensintesa faktor – faktor
koagulasi (faktor I, II, V,
VII, IX, X) kecuali faktor
VIII
Alanin 5 – 35 U/L ALT berguna untuk  Peningkatan kadar ALT dapat
aminotransf diagnosa penyakit hati dan terjadi pada penyakit
erase (ALT) memantau lamanya hepatoseluler, sirosis aktif,
dahulu pengobatan penyakit obstruksi biller dan hepatitis
SGPT hepatik, sirosis postneurotik  Banyak obat dapat
dan efek hepatotoksik obat meningkatkan kadar ALT
 Nilai peningkatan yang
signifikan adlah dua kali lipat
dari nilai normal
 Nilai juga meningkat pada
keadaan: obesitas, preeklamsi
berat, acute lymphoblastic
leukimia (ALL)
Aspartat 5 – 35 U/L AST adalah enzim yang • Peningkatan kadar AST dapat
Aminotransf memiliki aktivitas terjadi pada MI, penyakit hati,
erase (AST) metabolisme yang tinggi, pankreatitis
dahulu ditemukan akut, trauma, anemia hemolitik
SGOT di jantung, hati, otot rangka,
akut, penyakit ginjal akut, luka
ginjal, otak, limfa, pankreas
bakar
dan paru-paru. parah dan penggunaan berbagai
Penyakit yang menyebabkan obat, misalnya: isoniazid,
perubahan, kerusakan atau eritromisin,
kematian sel pada kontrasepsi oral
jaringan tersebut • Penurunan kadar AST dapat
akan
mengakibatkan terlepasnya terjadi pada pasien asidosis
enzim ini ke sirkulasi. dengan diabetes
mellitus.
• Obat-obat yang meningkatkan
serum transaminase :
– Asetominofen
– Co-amoksiklav
– HMGCoA reductase inhibitors
– INH
– Antiinfl amasi nonsteroid
– Fenitoin
– Valproat
Gamma Laki-laki ≤94 U/L SI : GGT terutama terdapat pada • Peningkatan kadar GGT dapat
Glutamil ≤1,5 μkat/L hati, ginjal; terdapat dalam terjadi pada kolesistitis,
transferase Perempuan ≤70 U/L SI: jumlah yang lebih koletiasis, sirosis,
(GGT) <1,12 μkat/L
rendah pada prostat, limfa, pankreatitis, atresia billier,
dan jantung. Hati dianggap obstruksi bilier, penyakit ginjal
sebagai sumber enzim kronis, diabetes
GGT meskipun mellitus, pengggunaan
kenyataannya kadar enzim barbiturat, obat-obat
tertinggi terdapat di ginjal. hepatotoksik (khususnya yang
Enzim ini merupakan menginduksi sistem P450). GGT
marker (penanda) spesifi k sangat sensitif tetapi tidak spesifi
untuk fungsi hati dan k. Jika
kerusakan terjadi peningkatan hanya kadar
kolestatis dibandingkan GGT (bukan AST, ALT) bukan
ALP. GGT adalah enzim menjadi
yang diproduksi di saluran indikasi kerusakan hati.
empedu sehingga meningkat • Obat-obat yang menyebabkan
nilainya pada gangguan peningkatan GGT antara lain
empedu karbamazepin, barbiturat,
Enzim ini berfungsi dalam fenitoin, serta obat yang
transfer asam amino dan menginduksi sistem sitokrom
peptida. Laki-laki memiliki P450
kadar yang lebih tinggi
daripada perempuan karena
juga ditemukan pada
prostat. Monitoring GGT
berguna untuk mendeteksi
pecandu alkohol akut atau
kronik, obstruksi jaundice,
kolangitis dan kolesistitis.
Alkalin 30 - 130 U/L Enzim ini berasal terutama • Peningkatan ALP terjadi
Fosfatase dari tulang, hati dan karena faktor hati atau non-hati.
(ALP) plasenta. Konsentrasi tinggi Peningkatan
dapat ditemukan dalam ALP karena faktor hati terjadi
kanakuli bilier, ginjal dan pada kondisi : obstruksi saluran
usus halus. Pelepasan enzim empedu,
ini seperti juga indeks kolangitis, sirosis, hepatitis
penyakit tulang, terkait metastase, hepatitis, kolestasis,
dengan produksi sel tulang infi ltrating hati
dan disease
deposisi kalsium pada • Peningkatan ALP karena faktor
tulang. Pada penyakit hati non-hati terjadi pada kondisi :
kadar alkalin fosfatase darah penyakit
akan meningkat karena tulang, kehamilan, penyakit
ekskresinya terganggu ginjal kronik, limfoma, beberapa
akibat obstruksi saluran malignancy,
bilier. penyakit infl amasi/infeksi,
pertumbuhan tulang, penyakit
jantung kongestif
• Peningkatan kadar ALT dapat
terjadi pada obstruksi jaundice,
lesi hati,
sirosis hepatik, penyakit paget,
penyakit metastase tulang,
osteomalasis,
hiperparatiroidisme, infus nutrisi
parenteral dan hiperfosfatemia.
• Penurunan kadar ALT dapat
terjadi pada hipofosfatemia,
malnutrisi dan
hipotiroidisme.
• Setelah pemberian albumin IV,
seringkali terjadi peningkatan
dalam jumlah
sedang alkalin fosfatase yang
dapat berlangsung selama
beberapa hari.
Bilirubin Total ≤ 1,4 mg/dL Bilirubin terjadi dari hasil • Peningkatan bilirubin yang
Langsung ≤ 0,40 mg/dL peruraian hemoglobin dan disertai penyakit hati dapat
merupakan produk antara terjadi pada
dalam proses hemolisis. gangguan hepatoseluler,
Bilirubin dimetabolisme penyakit sel parenkim, obstruksi
oleh hati dan diekskresi ke saluran empedu
dalam empedu sedangkan atau hemolisis sel darah merah.
sejumlah kecil ditemukan • Peningkatan kadar bilirubin
dalam serum. Peningkatan tidak terkonjugasi dapat terjadi
bilirubin terjadi jika terdapat pada anemia
pemecahan sel darah merah hemolitik, trauma disertai
berlebihan atau jika dengan pembesaran hematoma
hati tidak dapat dan infark
mensekresikan bilirubin pulmonal.
yang dihasilkan. • Bilirubin terkonjugasi tidak
Terdapat dua bentuk akan meningkat sampai dengan
bilirubin: penurunan
a) tidak langsung atau tidak fungsi hati hingga 50%
terkonjugasi (terikat dengan • Peningkatan kadar bilirubin
protein). terkonjugasi dapat terjadi pada
b) langsung atau kanker
terkonjugasi yang terdapat pankreas dan kolelitiasis
dalam serum. • Peningkatan kadar keduanya
Peningkatan kadar bilirubin dapat terjadi pada metastase
terkonjugasi lebih sering hepatik, hepatitis, sirosis dan
terjadi akibat peningkatan kolestasis akibat obat – obatan.
pemecahan eritrosit,
sedangkan peningkatan
bilirubin tidak terkonjugasi • Pemecahan bilirubin dapat
lebih menyamarkan peningkatan
cenderung akibat disfungsi bilirubin.
atau gangguan fungsi hati. • Obat-obat yang dapat
meningkatkan bilirubin: obat
yang bersifat
hepatotoksik dan efek kolestatik,
antimalaria (primakuin, sulfa,
streptomisin,
rifampisin, teofi lin, asam
askorbat, epinefrin, dekstran,
metildopa)
• Obat-obat yang meningkatkan
serum bilirubin dan ALP :
Allopurinol, karbamazepin,
kaptopril, klorpropamid,
siproheptadin,
diltiazem, eritromisin, co-
amoxiclav, estrogen, nevirapin,
quinidin, TMPSMZ
Laktat 90-210 U/L LD merupakan enzim • Pada MI akut, LD meningkat
dihidrogenas intraseluler, LD terdistribusi dengan perbandingan LD1 :
e (dahulu secara luas dalam jaringan, LD2 > 1, kadar
LDH) terutama hati, ginjal, meningkat dalam 12-24 jam
jantung, paru-paru, otot infark dan puncaknya terjadi 3-4
rangka. Enzim glikolitik ini hari setelah
mengkatalisasi perubahan infark miokard.
laktat dan piruvat. LD • Pada infark pulmonal, LD
bersifat non spesifi k, tetapi meningkat dalam 24 jam setelah
membantu menegakkan onset nyeri.
diagnosis infark miokard • Peningkatan kadar LD dapat
atau infark pulmonal terjadi pada infark miokard akut,
bersamaan dengan data leukemia
klinik lain. LD juga sangat akut, nekrosis otot rangka, infark
bermanfaat dalam pulmonal, kelainan kulit, syok,
mendiagnosa distropi otot anemia
atau anemia pernisiosa. megalobastik dan limfoma.
Penentuan yang lebih Penggunaan bermacam obat-
spesifi k dapat dilakukan obatan dan
jika LD telah terurai status penyakit juga dapat
menjadi isoenzim. Oleh meningkatkan kadar LD.
karena itu • Penurunan kadar LD
isoenzim spesifi k menggambarkan respon yang
diperlukan untuk mendeteksi baik terhadap terapi kanker.
infark miokard.
LDL (low Normal <130 mg/dL LDL adalah B kolesterol • Nilai LDL tinggi dapat terjadi
density Batas 130 - 159 mg/dL pada penyakit pembuluh darah
lipoprotein) Resiko tinggi ≥160 mg/dL koroner atau
hiperlipidemia bawaan.
Peninggian kadar dapat terjadi
pada sampel yang
diambil segera. Hal serupa
terjadi pula pada
hiperlipoproteinemia tipe
Ha dan Hb, DM, hipotiroidism,
sakit kuning yang parah,
sindrom nefrotik,
hiperlipidemia bawaan dan
idiopatik serta penggunaan
kontrasepsi oral
yang mengandung estrogen.
• Penurunan LDL dapat terjadi
pada pasien dengan
hipoproteinemia atau alfa-beta-
lipoproteinemia.
HDL (High 30 - 70 mg/dL HDL merupakan produk • Terdapat hubungan antara
density sintetis oleh hati dan saluran HDL – kolesterol dan penyakit
lipoprotein) cerna serta katabolisme arteri koroner
trigliserida • Peningkatan HDL dapat terjadi
pada alkoholisme, sirosis bilier
primer,
tercemar racun industri atau
poliklorin hidrokarbon.
Peningkatan kadar
HDL juga dapat terjadi pada
pasien yang menggunakan klofi
brat, estrogen,
asam nikotinat, kontrasepsi oral
dan fenitoin.
• Penurunan HDL terjadi dapat
terjadi pada kasus fi brosis
sistik, sirosis
hati, DM, sindrom nefrotik,
malaria dan beberapa infeksi
akut. Penurunan
HDL juga dapat terjadi pada
pasien yang menggunakan
probucol,
hidroklortiazid, progestin dan
infus nutrisi parenteral.
Trigliserida Pria : 40 - 160 mg/dL Trigliserida ditemukan • Trigliserida meningkat dapat
Wanita : 35 - 135 mg/dL dalam plasma lipid dalam terjadi pada pasien yang
bentuk kilomikron dan mengidap sirosis
VLDL alkoholik, alkoholisme,
(very low density anoreksia nervosa, sirosis bilier,
lipoproteins) obstruksi bilier,
trombosis cerebral, gagal ginjal
kronis, DM, Sindrom Down’s,
hipertensi,
hiperkalsemia, idiopatik,
hiperlipoproteinemia (tipe I, II,
III, IV, dan V),
penyakit penimbunan glikogen
(tipe I, III, VI), gout, penyakit
iskemia hati
hipotiroidism, kehamilan, porfi
ria akut yang sering kambuh,
sindrom sesak
nafas, talasemia mayor, hepatitis
viral dan sindrom Werner,s
• Kolestiramin, kortikosteroid,
estrogen, etanol, diet
karbohidrat, mikonazol
i.v, kontrasepsi oral dan
spironolakton dapat
meningkatkan trigliserida.
• Penurunan trigliserida dapat
terjadi pada obstruksi paru
kronis,
hiperparatiroidism,
hipolipoproteinemia, limfa
ansietas, penyakit parenkim
hati, malabsorbsi dan malnutrisi.
• Vitamin C, asparagin, klofi
brat dan heparin dapat
menurunkan konsentrasi
serum trigliserida.
Tes Human HIV adalah retrovirus (virus
Immunodefi RNA), yang menyerang sel
ciency Virus sistem imun terutama
(HIV) CD4+ limfosit T, yang
melemahkan pertahanan
host, menyebabkan infeksi
oportunistik dan Acquired
Immune Defi ciency
Syndrome (AIDS) pada
hampir
semua kasus.
Beberapa tes digunakan
untuk menentukan pasien
yang kemungkinan
terinfeksi HIV, yaitu:
antibodi HIV, tes Western
Blot, tes antigen HIV, HIV
RNA,
CD4+, beban virus.
Sebagian besar pasien
dengan AIDS anergik,
dengan anemia sedang (Hb
7-12 g/dL), trombositopenia
sedang, leukopenia sedang
(1000-3000 /mm3)
dan limfosit< 1200 / mm3.
Tes Antibodi  Menggunakan metoda  Tes positif : terinfeksi/
HIV Enzyme Linked berpotensi terinfeksi dan
Immunosorbent Assay berisiko tinggi berkembang jadi
(Elisa). penyakit simptomatik dlm
 Hasil tes positif dan tidak beberapa tahun.
dapat ditetapkan harus  Hasil negatif palsu: tes segera
diulang dan kemudian setelah terinfeksi -> belum
dikonfi rmasi dengan tes terbentuk antibodi.
Western Blot  ELISA jg dapat menunjukkan
hasil positif palsu, sehingga
orang yang tidak terinfeksi
dapat dinyatakan terinfeksi.
Tes Western  Rangkaian protein virus Western blot positif memastikan
Blot HIV dipisahkan bahwa seseorang terinfeksi HIV.
berdasarkan BM
dengan elektroforesis &
terikat pd strip tes. Strip
diinkubasi dalam serum
pasien.
 Bila serum pasien
mengandung antibodi
terhadap antigen HIV 
antibodi terikat dengan
antigen HIV yang terdapat
dalam strip reaksi positif.
Tes Antigen  Seseorang yang terinfeksi
HIV mungkin tidak memiliki
antibodi di dalam darahnya
(awal infeksi) tapi orang
tersebut pasti punya antigen
HIV (protein) di darah.
 Tes antigen HIV digunakan
untuk menapis darah yang
akan didonorkan
HIV RNA Mengukur beban virus  Bila sampel pasien diuji dengan
DENGAN (jumlah partikel virus) di PCR dan tidak mengandung
POLIMERA dalam darah. RNA virus virus  tidak akan terbentuk
SE CHAIN dikonversi ke DNA kopi DNA & tes dinyatakan
negatif.
REACTION kemudian pengukuran
 Bila seseorang dinyatakan
(PCR) dilakukan dengan cara terinfeksi, kopi DNA akan
memperbanyak sekuens terbentuk dan dapat dideteksi.
urutan DNA  Adanya DNA virus HIV
menunjukkan seseorang
terinfeksi, dan beban virus
menunjukkan perkembangan
penyakit.
 Kegunaan utama PCR :
memonitor terapi pada awal
penggunaan ART dalam 2-4
minggu. Jika hasilnya ≥1 log
HIV RNA >10.000 kopi 
terapi dilanjutkan. Jika hasilnya
<0,5 log HIV RNA > 100.000
kopi  perlu dilakukan
penyesuaian dosis/ penambahan/
penggantian ARV.
 Kegunaan PCR pada monitoring
HIV selanjutnya dilakukan
setiap 4-6 bulan. Jika beban
virus 0,3-0,5 log  terapi ARV
tidak efektif dan harus diganti
dengan tipe ARV yang lain.
HITUNGAN Jumlah sel CD4(+) • Limfosit CD4 menurun pada
CD4(+)Limf merupakan hasil dari jumlah AIDS dan jumlah sel CD4
osit T limfosit total dan persentase bermanfaat sebagai
sel CD4. Sebelum indikator kompetensi imunologi
dikembangkan penetapan pasien. Bila limfosit T CD4 ↓
beban virus, sel CD4 risiko infeksi oportunitis ↑.
dihitung Pasien dengan jumlah CD4 <200
untuk memonitor perjalanan berisiko tinggi terkena infeksi
penyakit dan terapi. CD4(+) • Pneumosystic carinii: bila
limfosit penting untuk pasien memiliki jumlah CD4
mengatasi infeksi, karena <100, berisiko tinggi terhadap
limfosit T CD 4 diperlukan infeksi Cytomegalovitus &
untuk merespon antigen Mycobacterium avium
asing dan memicu intracellular complex.
pembentukan antibodi oleh • Tes CD4  untuk memantau
sel limfosit B. efektivitas terapi & pengaturan
rejimen ARV. Dilakukan 2-4
minggu setelah terapi ARV
dimulai. Terapi efektif CD4 30
sel/mm3 ↑. Apabila nilai
CD4<30 sel/mm3 maka harus
dilakukan penggantian terapi
ARV. Pemantauan efektivitas
terapi dilakukan setiap 3-6
bulan. Jika nilai CD4 ↓ 50%
dibandingkan nilai CD4 pada
awal terapi  perlu dilakukan
perubahan terapi ARV.
Panel Negatif  Ada minimal 4 jenis virus
Hepatitis hepatitis (secara klinis
bentuk sama, tapi beda
dalam imunologi,
epidemiologi, prognosis
dan profi laksis)
 Jenis virus hepatitis:
hepatitis A; infeksius
hepatitis, (2) hepatitis B;
hepatitis serum /transfusi,
hepatitis D; selalu
berhubungan dgn hepatitis
B, (4)Hepatitis C; dahulu
non A atau non B.
 Orang yang berisiko
hepatitis: pasien dialisis,
pasien
onkologi/hematologi,
pasien hemofi li,
penyalahguna obat suntik,
homoseksual.
Hepatitis A • HAV-ab/IgM; dideteksi 4
– 6 minggu setelah
terinfeksi 
hepatitis A akut.
• HAV-ab/IgG; dideteksi
setelah 8 -12 minggu setelah
terinfeksi  pasien
sebelumnya pernah terpapar
hepatitis A.
Hepatitis B • HBs-Ag : antigen
permukaan hepatitis B 
ditemukan 4-12 minggu
setelah infeksi. Hasil (+) 
hepatitis B akut (infeksi
akut dan kronik)
• Hbe-Ag ( 4-12 minggu
setelah terinfeksi). Hasil (+)
 tahapan aktif akut
(sangat infeksius)
• Hbc-Ag : antibodi inti
hepatitis B ( 6 – 14 minggu)
Hasil (+)  infeksi yang
sudah lampaupenanda
jangka panjang.
• HbeAb (8-16 minggu)
perbaikan infeksi akut.
• Hasil (+) antibodi HBs-Ab
terhadap antigen permukaan
hepatitis B, terjadi setelah 2-
10 bulan infeksi pasien
sebelumnya telah terinfeksi
/ terpapar hepatitis B tetapi
tidak ditemukan pada tipe
hepatitis yang lain 
indikator perbaikan klinik,
juga dapat ditemui pada
individu yang telah berhasil
diimunisasi dengan vaksin
hepatitis B.
• Pengukuran DNA virus
dengan PCR dapat
digunakan untuk memonitor
terapi HBV dengan obat anti
virus.
Venereal Negatif VDRL adalah uji • Hasil tes (+) ditemukan bila
Disease pengendapan yang infeksi terjadi setelah 4-6
Research digunakan untuk minggu (1-3 minggu setelah
Laboratory mendiagnosa dan memantau terbentuk chancres). Hasil (+)
(VDRL) tahapan penyakit Sifi lis. harus dikonfi rmasi
dengan tes fluorescent
treponemal antibody absorbed
(FTA-ABS).
• Hasil false positif dapat
ditemukan pada ibu hamil,
pecandu obat, infeksi
mononucleus, lepra, malaria dan
penyakit kolagen seperti
rheumatoid artritis dan
syndrome Lupus Erythematosus
(SLE).
• Sekitar 25% pasien mungkin
tidak reaktif di awal, periode
laten akhir dan periode akhir sifi
lis. Tes ini memberikan hasil (-)
pada lebih dari 25%
pasien dengan sifi lis aortitis.
• Titer berguna untuk melihat
perjalanan penyakit. Penurunan
titer menunjukkan respon
terhadap terapi.
• Titer menurun dalam 6-12
bulan setelah terapi sifi lis
primer. Titer menurun setelah
12-18 setelah terapi sifi lis
sekunder. Titer dapat tetap
positif selama beberapa tahun.
Pasien sifi lis tersier atau laten
akhir memiliki titer yang dapat
menurun secara perlahan selama
beberapa tahun. Peningkatan
titer menunjukkan relaps atau
reinfeksi.
• Titer lebih dari 1:16 termasuk
titer yang tinggi dan biasanya
menunjukkan penyakit aktif,
titer yang lebih kecil dari 1:8
mungkin merupakan hasil positif
palsu atau kadang-kadang
penyakit aktif.
• Beberapa pasien yang
menderita sifi lis primer atau
sekunder dapat saja mempunyai
titer yang tinggi; serum yang
tidak diencerkan tidak reaktif,
tetapi serum yang diencerkan
menunjukkan hasil positif.
• Serial VDRL kuantitatif
berguna untuk diagnosis dan
penetapan respon sifi lis
congenital.
• Sampel cairan serebrospinal
yang dilakukan tes VDRL
biasanya digunakan untuk
penetapan adanya neurosifi lis.
Tes Kulit  Hasil Normal : tidak  Tuberkulin adalah fraksi • PPD harus disimpan dalam
Tuberculin adanya warna merah pada protein (Purifi ed Protein kulkas dan dispuit segera
(PPD) kulit atau endurasi Derivative) dari hasil sebelum digunakan. Konsentrasi
(penebalan/ pengerasan), pertumbuhan 5-TU lebih sering digunakan,
hal ini menunjukkan tes Mycobacterium
akan tetapi konsentrasi 1-TU
kulit negatif. tuberculosis/
 Abnormal: indurasi pada Mycobacterium Boris yang kadang digunakan sebagai
kulit, kemerahan, udema larut. penapisan awal pasien yang
dan nekrosis sentral.  Antigen diberikan secara diduga TB untuk mengurangi
Semakin besar diameter intradermal (0,1ml), keparahan reaksi, Walupun
bengkak maka semakin menghasilkan bleb pada konsentrasi 250-TU jarang
positif hasil ; hasil (-) jika tempat injeksi intradermal digunakan, dapat digunakan bila
diameter < 5 mm, tidak (biasanya aspek
diduga TB dan terjadi keadaan
pasti/mungkin 5-9 mm, volar/dorsal pada lengan).
(+) ≥ 10 mm. Tes kulit anergi.
(+) menujukkan pernah  Antigen tersedia dalam 3 • Penggunaan bersamaan/baru
terpapar basil (TB)/ konsentrasi unit: 1 TU, 5 saja menggunakan kortikosteroid
pernah divaksin BCG TU, 250 TU (Tuberculin dan obat imunosupresif lainnya
(Baccile Calmette Unit). Tes dievaluasi dalam dapat menyebabkan hasil negatif
Guerin). waktu 48-72 jam.
palsu karena terjadi penekanan
sistem imun seluler
(hipersensitifi tas tertunda).
Antihistamin dan H2 Bloker
mempengaruhi respon kulit
terhadap histamine yang
dimediasi oleh reaksi
hipersensitifi tas cepat yang
dimediasi IgE dan dapat menye-
babkan hasil (-) palsu.
• Penyakit limfoid dapat
menyebabkan hasil (+) palsu.
Virus dan infeksi bakteri tertentu
dapat menyebabkan hasil
(-)palsu karena penekanan
reaksi hipersensitifi tas tertunda.
Sebelum pemberian vaksin BCG
dan vaksinasi yang baru
dilakukan dengan vaksin virus
hidup yang dilemahkan
dapat menyebabkan reaksi
positif palsu.
Uji kultur Untuk menentukan • Penentuan TB tes pewarnaan
Tuberkulosi kepastian seseorang kultur (simpel,
s menderita TB  dengan cepat dan tidak mahal tapi
sensitifi tasnya lebih rendah) dan
kultur, menggunakan
tes kultur mikobakteri
metode terbaru seperti (mengidentifikasi secara
molecular line probe atau definitif,tapi biayanya lebih
dengan biakan sputum mahal, dapat digunakan untuk
bakteri tahan asam menetapkan kepekaan bakteri
(pewarnaan Ziehl Neelsen). terhadap obat anti TB)
• Apusan sputum; diagnosis
dinyatakan (-)  ketiga apusan
sputum negatif (termasuk paling
tidak satu spesimen sputum
pagi)  Pasien yang dicurigai
dianjurkan dilakukan
pengambilan 3 kali sputum,
yaitu sewaktu pagi.
• Semua pasien harus dimonitor
respon terapinya terutama pasien
dengan TB pulmoner, melalui
pemeriksaan spesimen sputum
paling tidak pada 2 bulan
pertama, 5 bulan dan pada akhir
terapi. Pasien
dengan sputum (+) pada bulan 5
terapi dianggap gagal terapi
dan terapi harus dimodifi kasi.
Respon terapi pasien dengan
tuberculosis ektrapulmoner dan
pasien anak paling baik dinilai
secara klinis.
Pewarnaan metode penapisan yang Kemampuan untuk membedakan
Gram relatif cepat untuk bakteri gram positif dan negatif
mengidentifi kasi bakteri dan
penginfeksi. pengetahuan pola sensitifi tas
antibiotika membantu pemilihan
terapi antibiotika
empirik yang sesuai sampai
indentifi kasi mikroba selesai.
Uji mendeteksi jenis dan jumlah • Istilah sensitif menunjukkan
Sensitifitas antibiotika atau bahwa bakteri yang diuji
kemoterapetik yang memberikan respon
dibutuhkan. terhadap antimikroba.
Seringkali, tes kultur dan • Intermediate adalah resisten
tes sensitifitas dikerjakan sebagian; sensitif sedang berarti
bersamaan. Uji sensitifitas bahwa bakteri yang diuji tidak
juga diperlukan bila akan dihambat secara keseluruhan
mengubah terapi. oleh obat pada konsentrasi
terapi.
• Resisten menunjukkan mikroba
tidak dihambat oleh antibiotika
• Beberapa mikroba bekerja
sebagai bakterisid (membunuh
mikroba); sebagian lain bekerja
sebagai bakteriostatika yang
berarti menghambat
pertumbuhan mikroba tetapi
tidak membunuh.
• Munculnya strain penisilin
resisten Neisseria gonorrhoeae,
metisillin resisten
Staphilococcus aureus (MRSA),
amikasin resisten Pseudomonas
sp atau vankomisin resisten
Enterococcus sp (VRE).
• Pasien yang hasil penapisan
menunjukkan positif MRSA atau
VRE
sebaiknya diisolasi.

Malaria Malaria merupakan Analisis darah akan


penyebab anemia hemolitik memperlihatkan anemia dan
yang berhubungan dengan adanya parasit (Plasmodium).
infeksi sel darah merah oleh Bentuk sel masing-masing
protozoa spesies parasit berbeda sehingga
Plasmodium yang ditularkan pemeriksaan hapusan
ke manusia melalui air liur darah dapat digunakan untuk
nyamuk. Ada 4 jenis mengidentifi kasi jenis
Plasmodium penyebab Plasmodium penyebab
malaria, yaitu: P. vivax, P. infeksi.
falciparum, P. ovale, P.
tertiana.
Ig G dan Ig IgG meliputi 75% - 80%
M total imunoglobulin.
Peningkatan IgG terjadi
pada kondisi:
1. Infeksi granulomatosus
kronik
2. Hiperimunisasi
3. Penyakit hati
4. Malnutrisi (parah)
5. Disproteinemia
6. Penyakit yang
berhubungan dengan
hipersentitifi tas granuloma,
gangguan
dermatologi, dan mieloma
IgG
7. Reumatiod artritis

IgG menurun pada kondisi:


- Agamaglobulinemia
- Limfoid aplasia
- Defi siensi IgG, IgA
- Mieloma IgA
- Proteinemia Bence-Jones
- Leukemia limfoblastik
kronik

IgM meliputi 5% - 10% dari


total antibodi. Peningkatan
nilai IgM pada dewasa
terjadi pada kondisi:
• makroglobulinemia
Waldenstrom
• tripanosomiasis
• malaria
• infeksius mononukleosis
• lupus erimatosus
• reumatoid artritis
• disgamaglobulinemia
(kasus tertentu)
• pada bayi baru lahir, kadar
IgM > 20 mg/dL
mengindikasikan utero
stimulasi sistem imun
(misalnya virus rubela,
sitomegalovirus, sifi lis
toksoplasmosis).

Ig M menurun pada kondisi:


• Agammaglobulinemia
• Gangguan
Limfoproliferatif
• Mieloma IgA dan IgM
Disgammaglobulinemia
• Leukemia limfoblastik
kronik
Tes Widal Tes ini mengukur tingkat
antibodi aglutinasi terhadap
antigen O dan H. Tingkat
antibodi diukur
menggunakan pengenceran
serum ganda. Biasanya
antibodi O akan muncul
pada hari ke 6-10 dan
antibodi H pada hari ke 10-
12 setelah
onset penyakit. Tes ini
dilakukan pada serum akut
(kontak pertama dengan
pasien).

Tes diagnostik terbaru


Tes diagnostik terbaru
adalah IDL Tubex dari
Swedia, Typidot dari
Malaysia, dan dipstik tes
yang dikembangkan di
Belanda.
Prinsip : IDL tubex
mendeteksi IgM O9 dan
hasil didapat setelah
beberapa
menit. Tes Tubex
berdasarkan studi awal
menunjukkan sensitifi tas
dan spesifisitas yang lebih
baik dibandingkan tes
Widal.
Typidot mendeteksi antibodi
Ig M dan Ig G terhadap
antigen S. typhi 50 kD
dan hasilnya didapatkan
sekitar 3 jam. Sedangkan
Typidot M mendeteksi IgM
saja

Anda mungkin juga menyukai