Anda di halaman 1dari 15

INDEKS ERITROSIT

• Indeks eritrosit : batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.


Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kospuskuler.
• Indeks eritrosit terdiri atas :
• Isi/volume atau ukuran eritrosit (MCV : mean corpuscular volume atau
volume eritrosit rata-rata),
• Berat (MCH : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin eritrosit rata-
rata),
• Konsentrasi (MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration atau kadar
hemoglobin eritrosit rata-rata), dan
• Perbedaan ukuran (RDW : RBC distribution width atau luas distribusi eritrosit).
• Tujuan : Untuk mengetahui dan menentukan derajat anemia dan
jenis anemia yang terjadi pada seseorang.
• Indeks eritrosit dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual
dan elektronik (automatik) menggunakan hematology analyzer.
• Untuk dapat menghitung indeks eritrosit secara manual diperlukan
data kadar hemoglobin, hematokrit/PCV dan hitung eritrosit.
MCV
• MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah.
• MCV menunjukkan ukuran sel darah merah tunggal apakah sebagai
Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau
Makrositik (ukuran kecil >100 fL).
• Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu
membaginya dengan hitung eritrosit.

MCV = (hematokrit x 10) : hitung eritrosit


• Nilai rujukan :

• Dewasa : 80 - 100 fL (baca femtoliter)


• Bayi baru lahir : 98 - 122 fL
• Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL
• Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL
• Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 fL
Implikasi klinis :
• Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia
pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.
• Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi
antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat, disebut
juga anemia makrositik.
• Pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan karena bentuk eritrosit yang
abnormal.
• MCV adalah nilai yang terukur karenanya memungkinkan adanya variasi
berupa mikrositik dan makrositik walaupun nilai MCV tetap normal.
• MCV pada umumnya meningkat pada pengobatan Zidovudin (AZT) dan
sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan secara tidak langsung.
MCH : mean corpuscular hemoglobin
Hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)

• Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di


dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas
warna sel darah merah (normokromik, hipokromik, hiperkromik)
tanpa memperhatikan ukurannya
• MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia.
• Diperoleh dengan mengalikan kadar Hb 10 kali, lalu membaginya
dengan hitung eritrosit.
Nilai rujukan :
• Dewasa : 28 - 34 pg (baca pikogram)
• Bayi baru lahir : 33 - 41 pg
• Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pg
• Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pg
• MCH meningkat pada
• anemia makrositik-normokromik atau sferositosis

• MCH menurun pada


• anemia mikrositik-normokromik atau anemia mikrositik-
hipokromik.
MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration /
(Konsentrasi Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)

• Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah


merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya.
• Perhitungan MCHC tergantung pada Hb dan Hct.
• Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih baik, karena ukuran sel
akan mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH.

MCHC = ( MCH : MCV ) x 100 % atau MCHC = ( Hb : Hmt ) x 100 %


Implikasi Klinik:
• MCHC menurun pada
• pasien kekurangan besi,
• anemia mikrositik,
• anemia karena piridoksin
• talasemia dan
• anemia hipokromik.
• MCHC meningkat pada
• sferositosis, bukan anemia pernisiosa.
Retikulosit
• Retikulosit adalah sel darah yang muda, tidak berinti merupakan
bagiandari rangkaian pembentukan eritrosit di sumsum tulang.
• Peningkatan jumlah retikulosit mengindikasikan bahwa produksi sel
darah merah dipercepat;
• penurunan jumlah retikulosit mengindikasikan produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang berkurang.

Retikulosit (%) = [Jumlah retikulosit / Jumlah eritrosit] X 100


Implikasi Klinik
• Jumlah retikulosit dapat membedakan antara anemia karena
kerusakan sumsum tulang dengan anemia karena pendarahan atau
hemolisis (kerusakan sel darah) karena pendarahan atau hemolisis
akan menstimulasi pembentukan retikulosit pada pasien dengan
sumsum tulang yang normal.

• Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien anemia hemolitik,


penyakit sel sabit dan metastase karsinoma.
• Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien anemia, hal ini
menandakan sumsum tulang tidak memproduksi eritrosit yang cukup
(misal anemia kekurangan besi, anemia aplastik, anemia pernisiosa,
infeksi kronik dan terapi radiasi)
• Setelah pengobatan anemia, peningkatan retikulosit menandakan
efektifitas pengobatan.
• Setelah pemberian dosis besi yang cukup pada anemia kekurangan besi,
jumlah retikulosit akan meningkat 20%
• peningkatan secara proporsional terjadi ketika dilakukan transfusi pada
anemia pernisiosa
• Peningkatan maksimum diharapkan terjadi 7-14 hari setelah pengobatan
(suplemen besi).
• MCV : 80 -100 fl, < : mikrositik, > : makrositik
• MCH : 28 – 34 pg, < 28 : hipokromik,
• MCHC : 32 – 36 %, < 32 : hipokromik, > 32 normokromik

ANEMIA MCV (fl) MCH (pg) MCHC


Mikrositik Rendah Rendah Rendah / normal
Normositik Normal Normal Normal
makrositik meningkat Normal Normal

Anemia makrositik : MCV 150 fl


MCH 50 pg
MCHC normal/menurun

Anemia mikrositik hipokrom : MCV 50 fl


MCH 15 pg
MCHC 22 %

Anda mungkin juga menyukai