Kelompok 2
Nama Anggota:
1. Nurul Fitriana 16130310110
2. Nur Idawati 16130310168
3. Regavit Setyo Haryono 16130310142
4. Salsa Devi Anggraini 16130310022
Karena kesamaan tujuan inilah, maka evaluasi SPM merupakan hal penting
dalam pelaksanaan audit. SPM yang kuat akan membantu auditor untuk
mencapai tujuan-tujuan audit secara efektif dan efisien.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO), pengendalian intern memiliki komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mencerminkan filosofi dan perilaku (attitude)
pimpinan. Lingkungan pengendalian menentukan integritas, nilai-nilai
etika, dan kompetensi para anggota organisasi. Oleh karena itu,
ketidakefektifan komponen ini akan menghapus keuntungan dari
komponen-komponen lain.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
yang dihadapi instansi dalam usaha pencapaian tujuan. Para pimpinan
instansi harus menyusun tujuan-tujuan instansi sebelum
mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat terjadi, yang akan
menghambat usaha pencapaian tujuan. Setelah tujuan- tujuan tersusun,
dilaksanakan penaksiran risiko untuk menentukan pengelolaannya.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian mencakup berbagai aktivitas seperti
persetujuan, otorisasi, verifikasi, dan rekonsiliasi yang dilaksanakan
untuk mengendalikan risiko-risiko yang telah teridentifikasi.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi mencakup sistem informasi dan
komunikasi, termasuk di dalamnya kebijakan, manual prosedur,
saluran-saluran komunikasi, dan mediamedia informasi.
e. Monitoring
Monitoring adalah komponen pengendalian intern yang bertujuan untuk
memantau secara terus-menerus efektivitas sistem pengendalian
manajemen. Pemonitoran diperlukan karena kegiatan atau proses-proses
organisasi selalu berubah, sehingga memengaruhi sistem pengendalian
manajemen secara parsial maupun menyeluruh.
3. Sifat PKA
PKA memiliki sifat luwes atau tidak kaku sehingga masih
membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan dan
berinisiatif. PKA yang kaku akan menyebabkan auditor apatis dan
hanya melaksanakan saja. Arti sifat luwes adalah disesuaikan
dengan perkembangan dan kondisi di lapangan. Perubahan atau
tidak dilaksanakannya suatu langkah dalam PKA oleh seorang
auditor, harus disetujui oleh pengendali teknis dan pengendali mutu
serta diberikan alasannya.
b) PKA Proforma/Standar
PKA yang disusun untuk keperluan audit lebih dari satu auditi
yang mempunyai kegiatan dan karakteristik yang sama, seperti
cabang-cabang atau kantor departemen. PKA ini dapat digunakan
untuk mengumpulkan informasi yang sama dari berbagai lokasi
atau beberapa periode. Dalam penerapan di lapangan, PKA ini
dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik dan perkembangan
audit.