NPM : 2034030011
Tugas PENGAUDITAN
1. Control Environment (lingkungan pengendalian), Lingkungan pengendalian merupakan
unsure pembentuk yang fundamental karena pada dasarnya control environment
merupakan kondisi yang dibangun dan diterapkan dalam organisasi yang mempengaruhi
efektivitas pengendalian.
Seluruh insan Perusahaan dari Dewan Komisaris dan Direksi hingga para individu front liner
harus memiliki integritas dan etika dalam melaksanakan peran dan fungsinya terkait dengan
kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan harus memiliki kode etik tertulis yang mengatur
perilaku semua insan Perusahaan.
Spesifik dalam menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan tertentu
dan dituangkan dalam persyaratan (job requirement) yang diperlukan.
Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu para pekerja
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi.
Mengangkat pejabat yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis.
Mengelola sumber daya manusia, termasuk dalam proses pengangkatan dan
penempatan pekerja yang sesuai dengan keterampilan, pengetahuan dan perilakunya.
C. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
Stuktur organisasi disusun dengan memperhatikan dan sesuai dengan strategis yang
telah ditetapkan dalam RJPP, yang memberikan kerangka kerja untuk merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan dan memonitor operasi.
Setiap pegawai harus memahami peran dan fungsinya masing-masing dalam sistem
pengendalian intern.
E. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat harus dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Wewenang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya dalam
pencapaian tujuan Perusahaan.
Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan terkait peran dan fungsi mereka.
Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan
tanggung jawab memperhatikan aspek penerapan sistem pengendalian intern.
Filosofi dan gaya operasi manjemen sangat berpengaruh terhadap bentuk sistem
pengendalian intern Perusahaan. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa profil risiko
sangat mempengaruhi bentuk pengendalian intern suatu Perusahaan. Hal ini berarti
lingkungan pengendalian yang dibentuk oleh manajemen konservatif yang cenderung
menghindari risiko akan sangat berbeda dengan lingkungan pengendalian yang dibentuk
oleh manajemen yang agresif. Demikian pula halnya antara manajemen yang menganut
filosofi sentralisasi dan disentralisasi juga akan melahirkan lingkungan pengendalian dan
bentuk sistem pengendalian intern yang sangat berbeda. Selain itu sifat dan intensitas
komunikasi antar level manajemen, kebijakan manajemen, target keuangan maupun
target operasi lainnya, juga berpengaruh terhadap bentuk dan sifat lingkungan
pengendalian.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko merupakan komponen yang mengawali proses pengendalian intern secara
keseluruhan. Komponen ini juga sangat menentukan bentuk desain sistem pengendalian.
Dalam meningkatkan integritas dan etika kerja seluruh insan Perusahaan, Dewan Komisaris dan
Direksi harus mendorong penciptaan perilaku dan budaya yang menyadari akan pentingnya
pengendalian intern. Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, dapat ditempuh cara-cara
sebagai berikut:
Aktivitas pengendalaian yang harus ditetapkan pada semua tingkatan manajemen terdiri dari:
Terjaminnya kepastian bahwa Perusahaan beroperasi secara efektif dan efisien, andal
dalam pelaporan keuangan, serta taat terhadap peraturan yang berlaku, komponen
informasi dan komunikasi menjadi bagian yang vital dalam sistem pengendalian intern
Perusahaan secara keseluruhan. Dalam sistem pengendalian intern, informasi yang
relevan, akurat, dan tepat waktu diperlukan oleh semua lini manajemen hingga individu
yang berada di posisi first line of defense. Demikian halnya dengan komunikasi yang
menjamin bahwa semua insan mendapatkan akses terhadap informasi sesuai dengan
peran dan tanggung jawabnya dalam Perusahaan. Informasi yang berkualitas tidak ada
maknanya jika tidak dapat diakses dengan baik pada saat diperlukan. Informasi terkait
visi, misi, strategi, dan tujuan Perusahaan harus dapat dikomunikasikan (cascaded)
dengan baik oleh Direksi kepada para General Manager Cabang Pelabuhan, EVP, SVP
dan VP selaku second layer sehingga mereka memiliki pemahaman yang sama. Hal ini
penting karena mereka dengan fungsi dan perannya masing-masing bertanggung jawab
untuk berkontribusi terhadap terwujudnya visi, terlaksananya misi, diterapkannya
strategi, dan tercapainya tujuan Perusahaan. Para second layer management ini
merancang sistem, prosedur dan kebijakan untuk memastikan bahwa mandat yang
mereka terima dari Direksi dapat dikomunikasikan (cascaded) kepada bawahannya
untuk dilaksanakan, serta dapat dikendalikan dan informasinya dapat dikomunikasikan
kepada Direksi sebagai feedback.
Dokumen dan catatan
Pemantauan (Monitoring)