Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen pengampu: Drs. Sarjono, M.Si.

Disusun Oleh:

Miftahul Jannah (18104010043)

Lasty Amnal Itqoni (18104010068)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN HASIL WAWANCARA

A. Identitas Narasumber
Nama : Itsna Safira Khairunnisaa
Profesi : Guru PAI SMK Muhamadiyah Berbah Sleman
B. Lokasi dan Waktu
Tempat : KOPMA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Hari/tanggal : Sabtu, 21 September 2019
C. Identifikasi Masalah
Bagaimana peran guru PAI dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah?
D. Hasil Wawancara
Peran guru PAI di sekolah sangat penting, karena guru PAI mempunyai tugas
untuk mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, peran
guru PAI di sekolah menjadi lebih penting karena adanya stereotip dalam diri guru-
guru mapel lain bahwa yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi pribadi yang
lebih baik hanya guru PAI. Karena adanya stereotip semacam itu, maka apabila di
suatu sekolah tidak ada ada guru PAI, tidak akan ada yang mendorong siswa untuk
melaksanakan sholat, berperilaku baik, berpakaian rapi, dan sebagainya.
Mendidik siswa menjadi pribadi yang lebih baik adalah tugas utama dari guru
PAI. Namun, pada dasarnya semua guru memiliki kewajiban untuk melaksanakan
tugas itu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan hal tersebut
adalah dengan memberikan teladan yang baik dalam berperilaku. Upaya tersebut
harus dilakukan oleh semua guru sebagai seorang pendidik, baik itu guru PAI maupun
non PAI. Karena siswa tidak hanya memperhatikan dan meneladani perilaku guru
PAI. Jadi, ketika ada siswa yang bermasalah, seluruh kesalahan itu tidak bisa
dilimpahkan hanya kepada guru PAI.
Adapun langkah yang dapat ditempuh guru PAI dalam menangani siswa yang
bermasalah adalah dengan memberikan sanksi yang dapat membuat siswa itu jera dan
tidak mau mengulangi kesalahannya lagi. Tentunya sanksi yang diberikan oleh guru
PAI itu berkaitan dengan agama Islam. Misalnya, siswa yang terlambat, diberi sanksi
untuk menghafalkan salah satu surat pendek yang ada di dalam Al qur’an, menulis
istighfar satu halaman penuh, atau bangun jam 3 pagi untuk sholat tahajud, dsb. Selain
itu, dalam memberikan sanksi, seorang guru juga harus konsisten dan tegas, tidak
boleh plin plan ataupun malas untuk menagih tugas yang telah diberikan kepada siswa
yang mendapatkan sanksi. Hal lain yang perlu dilakukan guru PAI setelah memberi
sanksi kepada siswa yang bersalah adalah mencari cara agar siswa yang bersangkutan
mau untuk melaksanakan sanksi yang diberikan. Contohnya adalah, ketika guru PAI
memberi sanksi kepada siswa untuk melaksanakan sholat tahajud, maka guru PAI bisa
menelepon siswa tersebut ketika pukul 3 pagi untuk memastikan siswa tersebut
melaksanakan hukumannya.
Dalam memberikan bimbingan, guru PAI lebih memilih untuk melaksanakan
bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi dirasa lebih tepat karena dengan melaksanakan
bimbingan pribadi, seorang guru PAI dapat lebih mengenal siswanya, dan lebih
memahami karakter siswanya. Selain itu, bimbingan pribadi akan menjadikan siswa
lebih terbuka dan lebih merasa nyaman untuk menceritakan masalahnya, karena
bimbingan pribadi dilaksanakan secara face to face antara guru dan siswa. Dengan
begitu, seorang guru dapat lebih mudah mencari tahu latar belakang dari masalah
yang dihadapi siswanya, dan lebih mudah dalam menentukan tindakan apa yang tepat
untuk menyelesaikan masalah itu. Dalam hal ini, bimbingan tidak bisa hanya
dilakukan sekali, akan tetapi harus dilakukan dalam beberapa tahap. Dalam setiap
tahap bimbingan tersebut, guru PAI dapat memantau kemajuan yang terjadi pada
siswanya, dan dapat menentukan langkah yang harus ditempuh untuk kedepannya.
Terdapat perbedaan antara bimbingan dan konseling menurut Islam dengan
bimbingan dan konseling secara umum. Bimbingan dan konseling Islam menekankan
pada sikap spiritual sedangkan bimbingan dan konseling secara umum lebih
menekankan pada aspek psikogis. Selain itu bimbingan dan konseling Islam tidak
hanya menggunakan ilmu psikologi sebagai acuananya, tetapi juga menjadikan Al
quran yang sangat lengkap sebagai pedoman dalam melaksanakan bimbingan dan
konseling.

Anda mungkin juga menyukai