Anda di halaman 1dari 6

Kajian mengenai berbagai aspek yang dapat mengembangkan agroindustri

berbasis komoditas singkong yang diolah menjadi keripik singkong di Kelurahan


Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Aspek Manajemen
Usaha agroindustri Keripik Singkong Primadona didirikan oleh Bapak Maswi
atas ide dan keinginan sendiri karena masa itu masih sedikit orang yang membuka
usaha agroindustry keripik singkong di daerah Kulim. Banyaknya petani singkong
di sekitar Kulim menjadikan keripik singkong sebagai peluang usaha yang dapat
dikembangkan oleh Bapak Maswi. Kelebihan dari usaha tersebut yakni Lokasi
pengolahan yang dekat dengan bahan baku dan terjalinnya hubungan yang baik
antara pengusaha dengan petani. Bapak Maswi menerapkan strategi harga produk
terjangkau, memiliki pelanggan tetap, distributor, tenaga kerja yang memadai,
merek, serta sertifikat aman dari Dinas Kesehatan, dan mengawasi jalannya setiap
produksi dan mengecek hasil akhir produk.

2. Aspek Sosial
Aspek sosial merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun
dan mengembangkan usaha. Warga di Kelurahan Kulim merasa tidak terganggu
dengan adanya usaha Keripik Singkong Primadona milik Bapak Maswi. Bahkan
usaha tersebut membuka peluang kerja bagi beberapa warga, dan menumbuhkan
aktivitas ekonomi dilingkungan sosial.

3. Aspek Lingkungan Industri


Aspek lingkungan industri merupakan aspek penting . Dalam aspek ini
pesaing dengan jenis usaha sama sangat diperhatikan. Saat ini usaha Keripik
Singkong Primadona memiliki pesaing sejenis dilingkungan sekitar daerah.
Strategi yang diterapkan oleh pengusaha adalah menjual dengan harga murah dan
memperbanyak distributor agar pengembangan pasar semakin luas.

4. Aspek Politis (Kelembagaan)


Aspek kelembagaan atau politis adalah aspek yang berkaitan dengan regulasi
atau kebijakan dari pemerintah. Produk Keripik Singkong Primadona telah
mendapat sertifikat aman dari Dinas Kesehatan. Pengusaha menuturkan bahwa di
Kelurahan Kulim masih belum ada petugas penyuluhan lapang (PPL) sehingga
tidak ada penyuluhan, bimbingan maupun arahan terhadap pengrajin, pengusaha,
maupun petani. Padahal penyuluhan dapat meningkatkan dan mengembangkan
usaha agroindustri diwilayah tersebut. Selain itu berdasarkan penuturan pengusaha
Keripik Singkong Primadona sampai saat ini belum terbentuk organisasi atau
kelompok usaha yang dapat membantu mengembangkan usaha di Kulim, baik dari
pemasaran maupun informasi pasar.
5. Aspek Produksi
Aspek produksi meliputi aspek bahan baku dan SDM atau tenaga kerja. Dari
aspek bahan baku untuk pembuatan Keripik Singkong Primadona adalah ubi
kayu. Pengusaha mendapat ubi kayu dengan cara membeli langsung kepada petani
yang sudah menjadi langganan dari Keripik Singkong Primadona. Jumlah
kebutuhan bahan baku selama 24 hari proses produksi adalah 33.282 kg dengan
rata-rata per hari 1.386,75 kg Sementara harga bahan baku per kg adalah Rp.1.500
karena pengusaha langsung membelinya ke petani ubi kayu. Harga ubi kayu dan
total seluruh biaya bahan baku yang dikeluarkan selama 24 hari adalah Rp.
49.923.000. Selain bahan baku utama terdapa pula bahan baku tambahan yakni
minyak goreng, penyedap, mentega, dan bubuk cabe. Berikut adalah rincian biaya
yang diperlukan untuk bahan penunjang:

Berdasarkan tabel tersebut dibutuhkan banyak bahan tambahan sehingga biaya


yang dikeluarkan pun besar yakni Rp. 48.958.176. Selain itu dalam suatu usaha
juga memerlukan bahan penunjang produksi. Tanpa bahan tersebut, produk akan
tetap bisa diselesaikan, namun produk hasil akhir tidak akan sesuai dengan yang
diharapkan. Keperluan akan bahan penunjang pada usaha Keripik Singkong
Primadona adalah sebagai berikut:

Aspek SDM yang menjalankan proses produksi. Jumlah dan skill tenaga
kerja dapat menentukan banyaknya hasil produksi dan kualitasnya pula. Tenaga
kerja dalam proses produksi agroindustri Keripik Singkong Primadona ini terdiri
dari Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) sebanyak 19 orang yang masih
memiliki hubungan kerabat dengan pengusaha seperti saudara, teman, dan
tetangga. Berikut adalah rincian gaji yang diberikan pada pekerja:
Satuan hari tenaga kerja yang digunakan oleh usaha Keripik Singkong Primadona
adalah Hari Orang Kerja (HOK). Mekanismenya yakni satu HOK dihitung setiap
pekerja rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah 7 hingga 8 jam sehari selama 6
hari, kecuali minggu, dan hari libur nasional. Jam kerja dan memulai proses
produksi di mulai dari 07.30-18.00 WIB selama selang waktu tersebut, disediakan
pula waktu untuk beristirahat bagi para pekerja yang dapat dimanfaatkan untuk
makan siang dan sholat, sehingga pekerja di pabrik terpenuhi haknya. Biaya
tenaga kerja dalam usaha agroindustri Keripik Singkong Primadona meliputi gaji
dan uang makan yang berlaku pada tenaga kerja masing-masing adalah sekitar Rp.
35.000-Rp.70.000 per orang, perinciannya telah tercantum dalam tabel.

6. Aspek Teknis dan Teknologi


Usaha agroindustri Keripik Singkong Primadona dalam melakukan proses
produksi menggunakan teknologi yang masih sederhana dan kebanyakan secara
manual dengan menggunakan tenaga kerja secara continiu/berkelanjutan dengan
skala rumah tangga. Seperti alat yang digunakan dalam pengeleman kemasan
yakni lampu cemprong. Limbah yang dihasilkan dari usaha ini hanyalah kulit dan
air cucian singkong. Berikut adalah rincian penyusutan peralatan yang digunakan
dalam produksi keripik singkong:

7. Aspek Pasar dan Pemasaran


Setiap produk dari komunitas tertentu harus memiliki pasar (konsumen)
sehingga produk dapat terjual dan menghasilkan suatu keuntungan. Dalam
pengembangan sebuah produk agroindustri, perusahaan harus bisa menetapkan
manfaat yang diperoleh dari produk seperti mutu/kualitas, ciri, desain, dsb.
Produk dari komoditas singkong dimanfaatkan oleh warga di Kelurahan Kulim
menjadi Keripik Singkong bermerk Primadona, dan memiliki pasar yang cukup
luas meliputi beberapa kecamatan di Kota Pekanbaru. Keripik Singkong
Primadona mempunyai sertifikat halal, jangka waktu konsumsi selama 10 hari,
dan usaha tersebut beralamat di Jl. Selindung Kulim km.15 Pembatuan, Tenayan
Raya Pekanbaru. Dalam mengembangkan aspek pasar, pengusaha menambahkan
kata “GURIH dan RENYAH” untuk menarik minat pembeli. Selain melalui
merek dan rasa, sejauh ini pengusaha Keripik Singkong Primadona belum
berencana untuk mempromosikan produknya melalui brosur, koran, media
elektronik lain, maupun media sosial.
Strategi distribusi merupakan strategi yang penting suatu perusahaan dalam
menjangkau pasar atau konsumen sasarannya. Menggunakan strategi yang tepat
dapat berpengaruh pada peningkatan penjualan dan kepuasan pelanggan. Strategi
usaha Keripik Singkong adalah mempertahankan para pedagang pengecer yang
sudah lama menjadi langganan, hal ini bertujuan agar jumlah permintaan pada
keripik semakin bertambah, dan dapat menjangkau banyak konsumen. Selain itu
Primadona juga menerapkan dua saluran pemasaran dan distribusi. Pada saluran
pemasaran 1 produsen memberikan harga yang relatif murah untuk pedagang
pengecer akan menjualnya lagi kepada konsumen. Harga yang diberikan produsen
kepada pedagang pengecer adalah Rp. 18.000/pack atau Rp.14.400/kg. Sedangkan
dari pedagang pengecer sendiri memberikan harga jual pada konsumen sebesar
Rp. 20.000/pack. Pada saluran 2 produsen memberikan harga yang sedikit berbeda
di bandingkan saluran pertama. Harga yang diberi produsen kepada konsumen
yaitu adalah sebV esar Rp.20.000/pack atau Rp.15.000/kg keripik singkong.

8. Aspek Finansial
Aspek finansial terdiri dari unsur mikro terkait untung-rugi dalam penjualan
dan unsur makro yakni BEP, waktu mendapatkan untung, serta impas dari adanya
suatu usaha. Dalam hal ini penetapan harga Keripik Singkong Primadona
merupakan hal yang penting. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua
biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dan mendapatkan laba. Usaha
agroindustri Keripik Singkong Primadona menetapkan harga yang tidak terlalu
tinggi, yakni Rp. 18.000/pack untuk pedagang pengecer, sedangkan ke konsumen
harga yang yang diberi adalah Rp.20.000/pack. Perhitungan keuntungan bersih
usaha Keripik Singkong Primadona per-24 hari masa produksi dijabarkan dalam
tabel berikut:
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produksi Keripik Singkong Primadona per-
24 hari produksi membutuhkan biaya sebesar Rp. 170.848.819 meliputi biaya
bahan baku, biaya penunjang, gaji tenaga kerja, biaya penyusutan alat, dan biaya
pembuatan merk. Lalu total pendapatan kotor perbulan adalah Rp. 209.707.200.
Return Cost Ratio (RCR) diperoleh dari hasil pembagian pendapatan kotor dibagi
biaya produksi sebesar 1,23 yang artinya RCR > 1 dan menunjukkan bahwa usaha
Keripik Singkong Primadona layak untuk dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Rukayah, Ira. Khaswarina, Shorea. Edwina, Susy. 2015. Strategi Pengembangan


Agroindustri Keripik Singkong Primadona di Kecamatan Tenayan Raya
Kota Pekanbaru. Jurnal Faperta, Vol.2 No.2

Anda mungkin juga menyukai